Desain Kurikulum
Desain Kurikulum
DESAINS
KURIKULUM
Kelompok Tiga
Dospem: Mina Rabiatul Asiyah, M.Pd
Halo
Kami dari Kelompok 3
Adalah
Elemen-elemen yang harus
1. Tujuan pendidikan
ada dalam sebuah kurikulum
2. Materi (bahan pelajaran)
yang saling berkaitan dan
3. Proses pembelajaran
bersinergi untuk mewujudkan
4. Evaluasi hasil belajar.
tujuan pendidikan.
Robert. S. Zais
(1976: 349)
menjelaskan :
Komponen Perencanaan
Kurikulum
g k a t - T i n g k a t
A. Tin m
a n K u r i k u l u
Tuju
1. Aims
2. Goals
3. O bjective
(Miller dan Seller 1985: 175 (Boudy, 1971:13)
David Puaff dalam Ansyar 1989: 93)
(Depdikbud, 1984: 57) Aims adalah
mendefinisikan
menunjukkan arah umum pendidikan. Secara statemen tentang hasil
ideal, aims merefleksikan suatu tingkat kehidupan yang diharapkan
ialah tujuan pemberi orientasi tujuan pendidikan berdasarkan pemikiran (expected life outcomes)
dasar dari para perancang dan filosofis dan psikologis masyarakat. berdasarkan skema nilai
pengguna kurikulum. filsafat hidup.
para ahli :
Aims mungkin dapat tujuan kurikulum (aims)
dicapai setelah merupakan pernyataan yang
seseorang melukiskan kehidupan yang
menyelesaikan diharapkan, tujuan atau hasil
pendidikan dengan kata yang didasarkan pada
pandangan filsafat dan tidak
Komisal dan
lain “tujuan pendidikan
nasional” di Indonesia. langsung berhubungan
Aims tidak berkaitan langsung Mc.Clelan (dalam dengan dengan tujuan
Nuhidayatus, 2013: 4)
sekolah.
dengan hasil pendidikan di sekolah
atau hasil proses belajar mengajar
dalam ruang-ruang kelas. sebagai statemen general dalam memberikan arahan rancangan
Aims merupakan rumusan yang tindakan untuk mencapai tujuan di produk dimasa depan,
menggambarkan outcome yang berperan sebagai panduan fungsional yang krusial dalam
diharapkan berdasarkan beberapa pendidikan, Aims tidak dapat diteliti dan dievaluasi secara
skema nilai yang diambil dari langsung karena hanya orientasi bukan outcome yang dapat di
kaidah-kaidah filosofis. kuantitaskan secara khusus.
Aims ini dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Aims menunjukkan pola nilai. Posisi filososfis sebagai pengontrol mekanisme untuk
menentukan karakteristik dari aims dalam kategori yang lain.
2. Aims menunjukkan peran sosial. Kualitas yang diinginkan dalam pekerjaan,
anggota keluarga, warga negara adalah tujuan utama adaptasi aims itu sendiri.
3. Aims menunjukkan organisasi sosial. Aims mengutamakan bagaimana
berdemokrasi sosial.
4. Aims menunjukkan gaya hidup.Aims lebih mengutamakan menunjukkan gaya hidup
yang diinginkan, misal bekerja keras untuk mencapai kesuksesan, (Widi, 2011).
5. Aims merupakan target yang pencapaiannya jauh dari situasi sekolah dan
hasilnya mungkin jauh setelah proses belajar- mengajar di sekolah selesai.
Contohnya untuk menjadikan manusia yang memiliki rasa tanggung jawab pada
negara, atau manusia yang sehat jasmani dan rohani, berbudi pekerti luhur, mandiri
dan lain-lain.
(Zais, 1976: 297)
Contoh rumusan
tujuan umum
Goal merupakan outcome sekolah yang
dapat dirumuskan secara institusional
siswa hendak mengembangkan oleh sekolah atau jenjang pendidikan
keterampilan dasar matematika, siswa tertentu sebagai suatu sistem
hendak mengembangkan apresiasi sajak.
(Zais,
Menurut Hamalik 1976:306)
(2014: 76)
Goals adalah rumusan mengenai
“goals” menurut goals adalah hasil
proses belajar
para ahli :
hasil pendidikan yang diinginkan menurut suatu sistem
yang terkandung tujuan target sekolah.
pembelajaran untuk menyediakan
pengalaman-pengamalan belajar. Goals lebih umum dari
objectives dan bukan
Goals merupakan istilah yang menggambarkan suatu tujuan merupakan hasil
kurikulum yang bersifat belum terukur (unmeasurable). langsung proses belajar
Noted : Goals merefleksikan keyakinan filosofis dari suatu masyarakat. dalam ruang kelas.
Goals dapat berkaitan dengan rumusan tujuan kurikulum di untuk mencapainya
tingkat nasional, lokal dan di tingkat sekolah. memerlukan
Goals didefinisikan sebagai sebuah tujuan atau keadaan seperangkat objectives.
akhir dalam terminologi secara umum tanpa ditandai dengan
kriteria pencapaian.
Goals adalah perencanaan dengan harapan siswa dapat
menyelesaikan semua program di sekolahnya.
Goals merupakan tujuan antara aims dan objectives.
(Anonim, 2009: 3)
Objective adalah outcome
yang diharapkan dapat
tercapai dalam jangka
pendek, segera setelah
(Ansyar, 1988: 395)
pembelajaran di kelas Contohnya: siswa mengusasi prinsip-
“Objectives”
berakhir. prinsip dasar ilmu kimia, siswa dapat
menyelesaikan 4 soal dari 5 soal
persamaan kuadrat dan lain-lain.
bahan ajar baik, bentuk kalimat sesuai tata bahasa, dan isi
pesan yang disampaikan melalui huruf, gambar,
1) Evaluasi Formatif
(Mulyadi, 2010: 133)
Adalah: evaluasi yang dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Tujuan:
1) Untuk memperoleh informasi balikan terhadap proses belajar mengajar.
2) Bila terdapat kelemahan dalam proses KBM maka dapat segera dilakukan perbaikan.
Berfungsi diagnosis :
a. Untuk perbaikan, yang dilakukan dengan metode pengajaran remedial.
b. Dijadikan dasar bagi penyempurnaan proses belajar mengajar.
Standar yang digunakan harus “standar mutlak”. Untuk mengetahui sejauh mana tujuan
instuksional telah dicapai oleh murid dan bukan untuk mengetahui status setiap murid
dibandingkan dengan muid-murid lainnya dalam kelas yang sama.
b. Evaluasi Formatif
dan Sumatif
2) Evaluasi Sumatif
(Purwanto, 1987: 72).
Adalah: suatu bentuk pelaksanaan evaluasi yang dilakukan pada waktu berakhirnya
suatu programpembelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
Tujuan:
1) Untuk mengetahui hasil akhir yang dicapai siswa, (penguasaan pengetahuan).
Berfungsi diagnosis :
a. Menyediakan informasi untuk membuat keputusan untuk menentukan kelulusan,
atau untuk menentukan suatu program dapat diteruskan dengan program baru
atau perlu dilakukan pengulangan program pembelajaran.
b. Menggambarkan keberhasilan proses belajar mengajar.
Standar Pengolahan evaluasi sumatif : “standar norma relatif”, karena hasil yang
dicapai murid lebih menggambarkan statusnya dibandingkan dengan teman lainnya
dalam kelas yang sama. Untuk pengisian rapor dan ijazah, standar norma relatif
dipandang lebih sesuai untuk digunakan.
c. Kegunaan Evaluasi
(Anonim, 2011) bagi Siswa
1. Membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa
2. Membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan
pembelajaran
3. Membantu pemahamahan peserta didik menjadi lebih
baik
4. Membantu peserta didik dalam memilih metode belajar
yang baik dan benar.
5. Mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas.
d. Kegunaan Evaluasi
(Anonim,2011) bagi guru
1. Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajaran
dan siswa mana pula yang belum. Hendaknya guru
memberikan perhatian ke siswa yang belum berhasil hingga
akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.
2. Dapat mengetahui tujuan dan materi pelajaran yang telah
disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.
3. Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam
menyajikan bahan pelajaran tersebut.
4. Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan
bahan remidial. menjadi umpan balik pengajaran,
d. Kegunaan Evaluasi
Nurhidayati (2013: 7) bagi guru
1. Promosi peserta didik, seperti kenaikan kelas atau kelulusan
2. Mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan,
baik secara perseorangan maupun kelompok.
3. Menentukan pengelompokan dan penempatan peserta didik
berdasarkan prestasi masing-masing.
4. Adanya Feedback dalam melakukan perbaikan terhadap sistem
pembelajaran.
5. Menyusun laporan kepada orang tua guna menjelaskan pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik.
6. Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan
pembelajaran.
7. Menetukan perlu tidaknya diadakan remidial
d. Kegunaan Evaluasi
Nuhidayati (2013: 10) bagi Orang Tua
Orang tua merupakan awal sumber berbagai informasi baik yang
menyangkut kondisi keluarga, lingkungan sekitar mau pun dalam hal
pendidikan pada seorang anak, orang tua perlu ikut serta mendukung
keberhasilan mereka,orang tua wajib memberikan evaluasi kepada
anaknya jika orang tua menginginkan anaknya semangat dalam belajar.
Kegunaan evaluasi untu orangtua:
1. Mengetahui kemajuan belajar peserta didik.
2. Membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah.
3. Menentukan tindak lanjut pendidikan yang sesuai dengan
kemampuan anaknya.
4. Memprakirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut dalam
bidang pekerjaannya.
Desain Kurikulum
Menurut para ahli
Mendesain kurikulum Sayllor 8 prinsip acuan
berarti menyusun rancangan mendesain kurikulum :
atau model kurikulum sesuai 1. Harus memudahkan, mendorong seleksi,
dengan misi dan visi sekolah. mengembangan jenis pengalaman belajar yang
Tugas dan peran seorang esensial, sesuai dengan hasil yang diharapkan.
perancang (designer) kurikulum, 2. Memuat pengalaman belajar yang bermakna
sama dengan seorang arsitek. untuk merealisasikan tujuan pendidikan,
khususnya bagi kelompok siswa yang belajar
dengan bimbingan guru.
Nurhidayati, 2013: 19 3. Harus memungkinkan dan menyedikan peluang
mengemukakan bahwa desain kurikulum bagi guru untuk menggunakan prinsip belajar
adalah pengembangan proses dalam memilih, membimbing, dan
perencanaan, validasi, implementasi, mengembangkan berbagai kegiatan belajar di
dan evaluasi kurikulum. sekolah.
Desain Kurikulum
Menurut para ahli
Sayllor 8 prinsip acuan mendesain kurikulum :
4. Harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan,
kapasitas, dan tingkat kematangan siswa.
5. Harus mendoromg guru memepertimbangkan berbagai pengalaman belajar anak
yang diperoleh di luar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di
sekolah.
6. Harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan
belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan harus
berlanjut pada pengalaman berikutnya.
7. Kurikulum harus didesain agar dapat membantu siswa mengembangkan watak,
kepribadian, penglaman, dan nilainilai demokrasi yang menjiwai kultur
8. Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.
Desain Kurikulum
Menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172)
Membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu:
1. Kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar, engamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati `orang lain
bekerja atau bermain.
2. Kegiatan lisan (oral) : mengemukakan fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi
dan interupsi.
3. Kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi, mendengarkan suatu
permainan, mendengarkan radio.
Desain Kurikulum
Menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172)
4. Kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan
tes, dan mengisi angket.
5. Kegiatan menggambar, yang termasuk di dalamnya antara lain
menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6. Kegiatan metrik, melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan, menari, dan berkebun.
7. Kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis, melihat, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang, dll.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Nasution (2005: 84) segala bahan pelajaran disajikan
dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah,
yang satu lepas dari yang lainnya. Organisasi subject
curiculum dianggap berasal dari zaman Yunani Klasik.
(Nurdin, 2002: 67) Bahan dikelompokkan pada mata
pelajaran yang sempit, dimana antara mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya menjadi terpisah-pisah,
terlepas tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga
banyak jenis yang menjadi mata pelajaran yang ruang
lingkupnya menjadi sempit.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Keuntungan Separated Subject Curriculum
(Nurdin, 2002: 90)
Penyajian pelajaran bahan dapat disajikan atau disusun
secara logis dan sistematis. Contoh :matematik yang bisa
diuraikan dari bentuk yang sederhana sampai yang rumit.
Organisasinya sederhana, dan tidak terlalu sulit untuk
direncanakan dan dilaksanakan.
Mudah dievaluasi dan dites.
Dapat digunakan dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi.
Guru mempergunakannya lebih mudah, tidak sulit diadakan
perubahan-perubahan.
Lebih tersusun dan sistematis.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Keuntungan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 67)
Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis.
Hasil pengalaman umat manusia pada masa yang lampau
yang tersusun logis sistematis.
Tiap mata pelajaran mengandung sistematik tertentu.
Oganisasi kurikulum sederhana, mudah direncanakan dan
dilaksanakan.
Paling mudah disusun, direorganisasi, ditambah, dikurangi.
Kurikulum mudah dinilai.
Bertujuan menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian,
dan kecakapan tertentu yang mudah dinilai dengan ujian
atau tes.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Keuntungan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 67)
Kurikulum ini juga dipakai di peguruan tinggi.
Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan
susah menjadi tradisi.
Kurikulum ini telah digunakan dan diterima baik oleh
generasi yang lalu, sehingga mendapat dukungan dari
orang tua dan para pengajar.
Kurikulum lebih memudahkan guru
Kurikulum mudah diubah atau diperbaiki.
Organisasi kurikulum berbentuk subject.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
a. Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang
lepas-lepas, yang tidak berhubungan satu dengan
yang lainnya, secara fragmentaris yang sebenarnya
tak ada dalam dunia kenyataan. Mata pelajaran yang
terpisah yang dijadikan pengalaman anak
bertentanngan dengan dunia kenyataan. Kurikulum
berbentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah tidak
mendidik anak-anak menghadapi situasi-situasi dalam
kehidupannya.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
b. Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah
sosial yang dihadapi anak-anak dalam kehidupannya
sehari-hari.
Dalam praktik, kurikulum ini bertujuan menyampaikan
sejumlah pengetahuan yang terdapat dalam buku-
buku pelajaran yang ditentukan. Sering kali bahan
pelajaran itu tidak ada hubungannya dengan
masalah-masalah yang dihadapi anak-anak dalam
kehidupannya.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
c. Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat
manusia yang lampau dalam bentuk yang
sistematis dan logis, sehingga banyak
mengandung kekurangan jika ditinjau dari segi
psikologis karena tidak berhubungan dengan
minat dan perkembangan siswa, terlebih siswa
SD menambah pengetahuannya berdasarkan
pengalaman langsung.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
d. Tujuan kurikulum ini terbatas dan
cenderung mengabaikan atau kurang
memperhatikan pertumbuhan jasmaniah,
pekembangan sosial dan emosional, karena
terutama memusatkan tujuannya pada
perkembangan intelektual.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
e. Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan
berfikir dan mengutamakan penguasaan pengetahuan
dengan jalan ulangan dan hafalan, dan kurang
mengajak anak-anak berpikir sendiri. Pertanyaan dan
soal yang mereka hadapi telah mempunyai jawaban
tertentu, sehingga tidak ada kebebasan menemukan
jawaban sendiri. Anak-anak biasanya menerima segala
sesuatu atas otoritas guru atau buku pelajaran.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
f. Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan
ketinggalan zaman. Bahan pelajaran dalam kurikulum ini
didasarkan pada pengetahuan yang telah tercantum
dalam buku. Adakalanya suatu buku digunakan dari
tahun tanpa perubahan dan penyesuaian dengan
keadaan masyarakat yang dinamis yang terus menerus
berkembang dengan pesatnya. Itu sebabnya mata
pelajaran di sekolah sering ketinggalan zaman.
. Desai n Co rr e la ted
2 r i cu lu m
Subjec t Cu r
(2005: 80)
Nasution
Para pendidik yang melihat kelemahan-kelemahan
separated-subject curriculum merasa tidak puas dengan
kurikulum itu dan berikhtiar mencari jalan untuk memberikan
kepada murid pengalaman-pengalaman yang ada
hubungannya.
Ada yang menghubungkan mata pelajaran yang satu
dengan yang lainnya dengan memlihara identitas mata
pelajaran.
Ada pula yang menyatu padukan mata pelajaran dengan
menghilangkan identitas mata pelajaran dalam bidang studi
tertentu.
. Desai n Co rr e la ted
2 r i cu lu m
Subjec t Cu r
(2005: 80)
Nasution
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang
menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata
pelajaran lainnya tetapi tetap mamperhatikan ciri
karakteristik tiap bidang studi tersebut.
Ada yang menghubungkan mata pelajaran yang satu
dengan yang lainnya dengan memlihara identitas mata
pelajaran.
Ada pula yang menyatu padukan mata pelajaran dengan
menghilangkan identitas mata pelajaran dalam bidang studi
tertentu.
i n I nt eg ra t ed
3. Desa r i cu lu m
Subje ct Cu r 0 5 : 8 4 )
Nasutio n ( 2 0
n g b e r a rt i u n it . A r t in y a
r i k a t a “ in te g e r ” y a
Integrasi berasal da b u la t a n k e s e lu r u h a n .
a s i, h a r m o n i, k e
perpaduan, koordin a s a la h a t a u t o p ik t e r t a n tu . A p a
u s a t k a n p a d a s u a t u m
Pelaja r a n d ip e h id u p a n s is w a
d is e s u a ik a n d e n g a n k
la h ,
yang disajikan diseko a k a n m e m b a n t u s is w a d a la m
h . P e la ja r a n d is e k o la h
dilu a r s e k o la h . In t e g ra t e d
e r s o a la n d il u a r s e k o la
b a g a i p
m enghadapi b er s a n t a ra b e r b a g a i m a t a
a n b a t a s - b a t a
curriculum meniadak e la ja r a n d a la m b e n t u k u n it
n m e n y a ji k a n b a h a n p
pe la ja r a n d a la ja r a n d ih a r a p k a n
n k e b u la t a n b a h a n p e
e s e lu r u h a n . D e n g a y a k n i
a ta u k i p r ib a d i y a n g “ in t e g a te d ” ,
t u k a n a k - a n a k m e n ja d
kita m e m b e n
t a u s e la r a s h id u p n y a .
n n u s ia y a n g s e s u a i a
ma
Terimakasih
telah berpartisipasi dalam presentasi kami, semoga materi
kami dapat menjadi bekal untuk teman-teman dalam
mempersiapkan diri sebagai guru teladan :)