Anda di halaman 1dari 58

KOMPONEN

DESAINS
KURIKULUM
Kelompok Tiga
Dospem: Mina Rabiatul Asiyah, M.Pd
Halo
Kami dari Kelompok 3

Shania Valensia Margaret Sri Febi Musliha Tin Agmisa Raharjani


(2110910036) (2110910037) (2110910046)
Komponen Keempat komponen tersebut harus ada
dalam kegiatan belajar mengajar.
desain Jika salah satu komponen tidak ada
maka proses implementasi kurikulum
kurikulum (pembelajaran) tidak akan
berjalan sesuai yang diharapkan.
Meliputi

Adalah
Elemen-elemen yang harus
1. Tujuan pendidikan
ada dalam sebuah kurikulum
2. Materi (bahan pelajaran)
yang saling berkaitan dan
3. Proses pembelajaran
bersinergi untuk mewujudkan
4. Evaluasi hasil belajar.
tujuan pendidikan.
Robert. S. Zais
(1976: 349)
menjelaskan :

Komponen Perencanaan
Kurikulum
g k a t - T i n g k a t
A. Tin m
a n K u r i k u l u
Tuju
1. Aims
2. Goals
3. O bjective
(Miller dan Seller 1985: 175 (Boudy, 1971:13)
David Puaff dalam Ansyar 1989: 93)
(Depdikbud, 1984: 57) Aims adalah

mendefinisikan
menunjukkan arah umum pendidikan. Secara statemen tentang hasil
ideal, aims merefleksikan suatu tingkat kehidupan yang diharapkan
ialah tujuan pemberi orientasi tujuan pendidikan berdasarkan pemikiran (expected life outcomes)
dasar dari para perancang dan filosofis dan psikologis masyarakat. berdasarkan skema nilai
pengguna kurikulum. filsafat hidup.

Noted : “AIMS” menurut Zais (1976:297)

para ahli :
Aims mungkin dapat tujuan kurikulum (aims)
dicapai setelah merupakan pernyataan yang
seseorang melukiskan kehidupan yang
menyelesaikan diharapkan, tujuan atau hasil
pendidikan dengan kata yang didasarkan pada
pandangan filsafat dan tidak
Komisal dan
lain “tujuan pendidikan
nasional” di Indonesia. langsung berhubungan
Aims tidak berkaitan langsung Mc.Clelan (dalam dengan dengan tujuan

Nuhidayatus, 2013: 4)
sekolah.
dengan hasil pendidikan di sekolah
atau hasil proses belajar mengajar
dalam ruang-ruang kelas. sebagai statemen general dalam memberikan arahan rancangan
Aims merupakan rumusan yang tindakan untuk mencapai tujuan di produk dimasa depan,
menggambarkan outcome yang berperan sebagai panduan fungsional yang krusial dalam
diharapkan berdasarkan beberapa pendidikan, Aims tidak dapat diteliti dan dievaluasi secara
skema nilai yang diambil dari langsung karena hanya orientasi bukan outcome yang dapat di
kaidah-kaidah filosofis. kuantitaskan secara khusus.
Aims ini dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Aims menunjukkan pola nilai. Posisi filososfis sebagai pengontrol mekanisme untuk
menentukan karakteristik dari aims dalam kategori yang lain.
2. Aims menunjukkan peran sosial. Kualitas yang diinginkan dalam pekerjaan,
anggota keluarga, warga negara adalah tujuan utama adaptasi aims itu sendiri.
3. Aims menunjukkan organisasi sosial. Aims mengutamakan bagaimana
berdemokrasi sosial.
4. Aims menunjukkan gaya hidup.Aims lebih mengutamakan menunjukkan gaya hidup
yang diinginkan, misal bekerja keras untuk mencapai kesuksesan, (Widi, 2011).
5. Aims merupakan target yang pencapaiannya jauh dari situasi sekolah dan
hasilnya mungkin jauh setelah proses belajar- mengajar di sekolah selesai.
Contohnya untuk menjadikan manusia yang memiliki rasa tanggung jawab pada
negara, atau manusia yang sehat jasmani dan rohani, berbudi pekerti luhur, mandiri
dan lain-lain.
(Zais, 1976: 297)
Contoh rumusan
tujuan umum
Goal merupakan outcome sekolah yang
dapat dirumuskan secara institusional
siswa hendak mengembangkan oleh sekolah atau jenjang pendidikan
keterampilan dasar matematika, siswa tertentu sebagai suatu sistem
hendak mengembangkan apresiasi sajak.
(Zais,
Menurut Hamalik 1976:306)
(2014: 76)
Goals adalah rumusan mengenai
“goals” menurut goals adalah hasil
proses belajar

para ahli :
hasil pendidikan yang diinginkan menurut suatu sistem
yang terkandung tujuan target sekolah.
pembelajaran untuk menyediakan
pengalaman-pengamalan belajar. Goals lebih umum dari
objectives dan bukan
Goals merupakan istilah yang menggambarkan suatu tujuan merupakan hasil
kurikulum yang bersifat belum terukur (unmeasurable). langsung proses belajar
Noted : Goals merefleksikan keyakinan filosofis dari suatu masyarakat. dalam ruang kelas.
Goals dapat berkaitan dengan rumusan tujuan kurikulum di untuk mencapainya
tingkat nasional, lokal dan di tingkat sekolah. memerlukan
Goals didefinisikan sebagai sebuah tujuan atau keadaan seperangkat objectives.
akhir dalam terminologi secara umum tanpa ditandai dengan
kriteria pencapaian.
Goals adalah perencanaan dengan harapan siswa dapat
menyelesaikan semua program di sekolahnya.
Goals merupakan tujuan antara aims dan objectives.
(Anonim, 2009: 3)
Objective adalah outcome
yang diharapkan dapat
tercapai dalam jangka
pendek, segera setelah
(Ansyar, 1988: 395)
pembelajaran di kelas Contohnya: siswa mengusasi prinsip-

“Objectives”
berakhir. prinsip dasar ilmu kimia, siswa dapat
menyelesaikan 4 soal dari 5 soal
persamaan kuadrat dan lain-lain.

menurut para ahli : Menurut Hamalik


(2014: 76)
Noted :
Goals adalah rumusan mengenai
hasil pendidikan yang diinginkan
Objectives adalah tujuan akhir secara spesifik dan merupakan yang terkandung tujuan target
terminologi yang dapat diukur. pembelajaran untuk menyediakan
Tingkat tujuan yang lebih rendah dari goals dalah objectives, yaitu pengalaman-pengamalan belajar.
tujuan suatu unit atau pokok bahasan yang lebih spesifik yang
merupakan hasil belajar dalam ruang kelas sekolah.
Objective adalah hasil belajar siswa dalam kelas, yaitu hasil proses
KBM setiap hari sebagai hasil implentasi kurikulum.
Hubungan setiap klasifikasi dari tujuan
umum sampai tujuan khusus :
B. B a h a n A j a r
Kuri k u l u m
fin is i Ba h a n A ja r
1. De
ih an B a han Ajar
2. S ya ra t P em il
b e r b ah a n a ja r
3. S u m
(Nurhidayati, 2013: 5) Paul S. Ache
Bahan ajar atau materi pembelajaran buku dapat digunakan sebagai
(instructional materials) secara garis besar terdiri bahan rujukan, atau dapat
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus digunakan sebagai bahan
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar rujukan, atau dapat sebagai
kompetensi yang telah ditentukan. bahan tertulis yang berbobot.

1. “bahan ajar” Mulyasa (2006: 67)


Bahan ajar atau materi pembelajaran

menurut para ahli :


(instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan.
Noted :
Bagian dari sumber belajar dan segala bahan atau materi yang disusun secara (Anonim,
sistematis, digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau
2011: 3)
suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar disebut
Secara terperinci,jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan juga teaching-
(fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai. material.
Bahan ajar bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculummaterial) adalah isi muatan
yang harus dipahami siswa untuk mencapai tujuan kurikulum.
2. “Syarat Pemilihan
Bahan Ajar” menurut para ahli :
(Dimyati, Furqon (2009: 88) Anonim (2009: 7)
2010: 97) Kriteria bahan ajar yang baik : Kriteria bahan ajar yang baik :
Bahan ajar harus ditulis yang 1. Substansi yang dibahas harus 1. Bahan ajar harus relevan dengan
menggunakan ekspresi tulis mencakup sosok tubuh dari kompetensi tujuan pembelajaran
yang efektif, yang akan dapat atau sub kompetensi yang relevan 2. Bahan ajar harus seuai dengan taraf
mengkomunikasikan pesan, dengan profil kemampuan tamatan. perkembangan anak;
gagasan, ide, atau konsep 2. Substansi yang dibahas harus benar, 3. Bahan yang baik ialah bahan yang
yang benar, juga untuk dapat lengkap dan aktual, meliputi konsep berguna bagi siswa baik sebagai
menghindarkan salah tafsir fakta, prosedur, istilah dan notasi serta perkembangan pengetahuannya dan
atau pemahaman, disusun berdasarkan hirarki atau step keperluan bagi tugas kelak di
penguasaan kompetensi. lapangan
3. Tingkat keterbacaan, baik dari segi 4. Bahan itu harus menarik dan
kesulitan bahasa maupun substansi merangsang aktivitas siswa
harus sesuai dengan tingkat 5. Bahan itu harus disusun secara
kemampuan pembelajaran. sistematis, bertahap, dan berjenjang
4. Sistematika penyusunan bahan ajar 6. Bahan yang disampaikan kepada
harus jelas, runtut, lengkap dan mudah siswa harus menyeluruh, lengkap dan
dipahami. utuh.
1. Sesuai dengan visi dan misi sekolah

Ciri-ciri Visi : wawasan jauh ke depan yang menunjukkan arah


bagi pencapaian tujuan.
bahan ajar Misi : gambaran tentang apa yang seharusnya dilakukan
oleh lembaga, dalam hal ini sekolah atau madrasah.
yang baik : Visi dan misi sekolah dalam pencapaiannya diwujudkan
melalui proses pembelajaran, sedangkan proses
Secara substansial
pembelajaran dibanguna diantaranya karena adanya
bahan pembelajaran
bahan pembelajaran. Oleh karena itu bahan
harus memenuhi
pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan visi,
kriteria sebagai berikut:
misi, karena bahan pembelajaran merupakan sarana
materi yang akan disampaikan pada siswa dalam upaya
mencapai visi dan misinya.
2. Sesuai dengan kurikulum
Ciri-ciri Kurikulum adalah seperangkat program yang
bahan ajar harus ditempuh siswa dalam penyelesaian
pendidikannya.
yang baik : Meliputi aspek tujuan/kompetensi, indikator
hasil materi, metoda dan penilaian yang
Secara substansial
digunakan dalam proses pembelajaran.
bahan pembelajaran
harus memenuhi Bahan ajar, dalam hal ini merupakan
kriteria sebagai berikut: pengembangan materi pembelajaran hendaknya
senantiasa sesuai dengan tujuan/kompetensi,
materi dan indikator keberhasilan.
3. Menganut azas ilmiah

Ciri-ciri Ilmiah adalah bahan ajar disusun secara


sistematis (terurai dengan baik) dan
bahan ajar metodologis (sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan).
yang baik : 4. Sesuai dengan kebutuhan siswa
Bahan ajar merupakan hal yang harus dicerna
Secara substansial
dan dikuasai siswa. Dengan demikian bahan ajar
bahan pembelajaran
disusun semata-mata untuk kepentingan siswa.
harus memenuhi
Oleh karena itu, maka bahan ajar yang disusun
kriteria sebagai berikut:
hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa,
yaitu sesuai dengan tingkat berpikir, minat,
latar sosial budaya dimana siswa itu berada.
1. Memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi

Ciri-ciri Memiliki derajat keterbacaan yang tinggi, disajikan


menggunakan struktur kalimat dan kosa kata yang

bahan ajar baik, bentuk kalimat sesuai tata bahasa, dan isi
pesan yang disampaikan melalui huruf, gambar,

yang baik : photo dan ilustrasi lainnya memiliki kebermaknaan


yang tinggi.

Memenuhi 2. Penyajian format dan fisik bahan


kriteria penyajian pembelajaran yang menarik
yang meliputi: Format dan fisik bahan pembelajaran juga harus
diperhatikan. Format dan fisik buku ini berkaitan
dengan tata letak (layout), penggunaan model dan
ukuran huruf, warna, gambar komposisi, kualitas dan
ukuran kertas, penjilidan, dsb.
3. Sumber Bahan Ajar:
(Wiryokusumo dan Mustaji, 1989: 90)

1. Buku Teks 4. Buku Kurikulum


Buku teks tidak harus hanya satu jenis, tapi boleh Buku kurikulum itu merupakan standar
digunakan sebanyak mungkin agar mandapatkan kompetensi. Dengan standar kompetensi, maka
wawasan yang luas. kompetensi dasar dan materi bahan dapat
ditemukan.
2. Jurnal
(Penerbitan Hasil Penelitian Dan Pemikiran Ilmiah). 5. Profesional
Jurnal-jurnal berisikan berbagai hasil penelitian dan Kalangan profesional adalah orang-orang yang
pendapat dari para ahli dibidangnya masing-
bekerja pada bidang tertentu. Misalnya
masing yang telah dikaji kebenarannya.
kalangan perbankan, tentu ahli di bidang
ekonomi dan keuangan.
3. Pakar Bidang Studi
Pakar dapat dimintai konsultasi mengenai
kebenaran bahan ajar, ruang lingkup, dan lainnya.
3. Sumber Bahan Ajar:
(Wiryokusumo dan Mustaji, 1989: 90)

6. Laporan Hasil Penelitian 8. Internet dan Media Audio Visual


Diterbitkan oleh lembaga penelitian atau (TV, Video, VCD, Kaset Audio) Melaui internet
oleh para peneliti sangat berguna untuk dan media AudioVisual ini dapat mempelajari
referensi yang aktual atau mutakhir. berbagai jenis mata pelajaran.

7. Penerbitan Berkala Seperti Harian, 9. Lingkungan


Mingguan dan Bulanan. Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam,
Penerbitan berkala seperti koran banyak lingkungan social, lengkungan seni budaya,
berisikan informasi yang berkenaan dengan teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat
digunakan sebgai sumber bahan ajar.
bahan ajar. Penyajian tersebut menggunakan
bahasa populer yang mudah dipahami.
Karena itu, penerbitan berkala baik untuk
digunakan sebagai sumber bahan ajar.
t i v i t a s B e l a j a r
C. A k
S i s w a
A k tiv it as B ela ja r
1. Defin isi
ja r ya n g Ef ektif
2. Strate g i Be la
Sardiman ( Wawan, 2010: 2),
Aktivitas dalam proses belajar mengajar adalah rangkaian kegiatan
yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal
yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala

1. Aktivitas Belajar Siswa


kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Menurut Para Ahli Dimyati (2010: 120) Segenap rangkaian kegiatan


Hamalik (2011: 171) atau aktivitas secara sadar yang
Pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada dilakukan oleh seseorang yang
siswa untuk dapat belajar sendiriatau melakukan mengakibatkan perubahan
aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh dalam dirinya, berupa
siswa dalam pembelajaran, mereka belajar sambil perubahan pengetahuan atau
bekerja (learning by doing). Dengan bekerja tersebut, kemahiran yang sifatnya
siswa mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan tergantung pada sedikit
aspek-aspek tingkah laku lainnya. banyaknya perubahan.
Aktivitas Belajar Siswa
Menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011:172)
Membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu:
1. Kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,
pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,
diskusi dan interupsi.
3. Kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan
atau diskusi, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4. Kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,
membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
5. Kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6. Kegiatan metrik : melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
7. Kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat,
hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
8. Kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
2. Strategi Belajar yang
Efektif Menurut Para Ahli
Apa itu efekif? Efektif berasal yaitu kata (Sanjaya, 2006: 97)
”effective” yang dapat diartikan Efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu kata
mempunyai efek (akibat, pengaruh, kesan) ”effective” yang dapat diartikan mempunyai
atau membawa hasil, berhasil guna. efek (akibat, pengaruh, kesan )atau dapat
pula diartikan membawa hasil, berhasil guna.
Selain itu efektif tidak hanya diorientasikan
(Jejen, 2010: 2) pada hasil tetapi juga proses yang ada
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses dalam mencapai tujuan.
pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan.
Aspek yang diutamakan dalam
strategi belajar PAIKEM yaitu :
1) Pembelajaran Aktif (Rusman, 2010: 322-324)
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan
untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka
mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan
kompetensinya.
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memposisikan dirinya
sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to
facilitate of learning) kepada siswa. Dalam kegiatan ini siswa terlibat
secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan
guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta
mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
Aspek yang diutamakan dalam
strategi belajar PAIKEM yaitu :
2)Pembelajaran Inovatif (Uno, 2012: 11)
Pembelajaran inovatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong aktivitas
belajar. Maksud inovatif adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal
yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator belajar, tetapi juga oleh siswa
yang sedang belajar.
Dalam strategi pembelajaran yang inovatif ini, guru tidak saja
tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku, tetapi
dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru
sangat cocok dan relevan dengan masalah yang sedang
dipelajari siswa. Diharap siswa menemukan caranya sendiri untuk
memperdalam hal-hal yang sedang dia pelajari.
Aspek yang diutamakan dalam
strategi belajar PAIKEM yaitu :
3)Pembelajaran Kreatif (Mulyasa, 2006: 192)
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru
untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi,
misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah, diharapkan guru
merangsang kreativitas siswa, dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun
dalam melakukan suatu tindakan.
Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, (menemukan dan
melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu).
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang
menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir
kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.
Aspek yang diutamakan dalam
strategi belajar PAIKEM yaitu :
3)Pembelajaran Kreatif (Mulyasa, 2006: 192)
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru
untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi,
misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah, diharapkan guru
merangsang kreativitas siswa, dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun
dalam melakukan suatu tindakan.
Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, (menemukan dan
melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu).
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang
menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir
kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.
Aspek yang diutamakan dalam
strategi belajar PAIKEM yaitu :
4)Pembelajaran Efektif (Rusman, 2010: 325-326)
Pembelajaran dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada
siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang
ingin dicapai secara optimal. Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa
secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi.
Siswa harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh
guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam
pelaksanaannya perlu proses penukaran pikiran, diskusi, dan perdebatan
dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi
standar yang harus dikuasai siswa, .
Aspek yang diutamakan dalam
strategi belajar PAIKEM yaitu :
5)Pembelajaran Menyenangkan (Mulyasa, 2006: 194)
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses
pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan
siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan
kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik
antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.
Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal
tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam
hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban,
baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran,
(Wirahadi, 2015).
D . E v a l u a s i
fin is i E va lu a s i
1. D e a tif
r m a t if d a n S u m
2. Eva lu a s i F o
a si Ba g i Sis w a
n a a n E va lu
3. Kegu i G u r u
n E v a lu as i B ag
4. Keg u n a a a
i B a g i O ra n gtu
u n a a n E va lu a s
5 . Ke g
Purwanto (1987: 3) Hamalik (2014: 156)
Proses merencanakan, Suatu upaya untuk mengetahui Djemari
memperoleh, dan menyediakan berapa banyak hal yang telah Mardapi
infomasi yang sangat diajarkan guru, menunjukkan (2004: 19)
diperlukan untuk membuat pengukuran / penilaian / evaluasi Evaluasi adalah
alternatif keputusan. bersifat kuantitatif. proses
Suharsimi mengumpulkan
(2004: 1) A. “evaluasi” informasi untuk
mengetahui
kegiatan untuk
pencapaian belajar
mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya Menurut Para Ahli kelas atau kelompok.

Hamalik (1995: 159)


sesuatu, yang
selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),
menentukan alternatif pengolahan,penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang
yang tepat dalam tingkat hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan
mengambil keputusan. belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
ciri khas evaluasi :
1. Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah
dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program
pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program
tersebut.
2. Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang
akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-
asumsi ataupun prasangka, bukan merupakan landasan
pengambilan keputusan evaluasi.
3. Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena
itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang
paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
b. Evaluasi Formatif
dan Sumatif (Hamalik, 2014: 170)
Evaluasi terhadap hasil belajar dilaksanakan dengan cara atau bentuk tertentu sesuai
dengan maksud dan tujuan pengukuran tersebut, yang dirancang dengan model desain
evaluasi, diantaranya, yaitu evaluasi fomatif evaluasi sumatif.

1) Evaluasi Formatif
(Mulyadi, 2010: 133)
Adalah: evaluasi yang dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Tujuan:
1) Untuk memperoleh informasi balikan terhadap proses belajar mengajar.
2) Bila terdapat kelemahan dalam proses KBM maka dapat segera dilakukan perbaikan.
Berfungsi diagnosis :
a. Untuk perbaikan, yang dilakukan dengan metode pengajaran remedial.
b. Dijadikan dasar bagi penyempurnaan proses belajar mengajar.
Standar yang digunakan harus “standar mutlak”. Untuk mengetahui sejauh mana tujuan
instuksional telah dicapai oleh murid dan bukan untuk mengetahui status setiap murid
dibandingkan dengan muid-murid lainnya dalam kelas yang sama.
b. Evaluasi Formatif
dan Sumatif
2) Evaluasi Sumatif
(Purwanto, 1987: 72).
Adalah: suatu bentuk pelaksanaan evaluasi yang dilakukan pada waktu berakhirnya
suatu programpembelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
Tujuan:
1) Untuk mengetahui hasil akhir yang dicapai siswa, (penguasaan pengetahuan).
Berfungsi diagnosis :
a. Menyediakan informasi untuk membuat keputusan untuk menentukan kelulusan,
atau untuk menentukan suatu program dapat diteruskan dengan program baru
atau perlu dilakukan pengulangan program pembelajaran.
b. Menggambarkan keberhasilan proses belajar mengajar.
Standar Pengolahan evaluasi sumatif : “standar norma relatif”, karena hasil yang
dicapai murid lebih menggambarkan statusnya dibandingkan dengan teman lainnya
dalam kelas yang sama. Untuk pengisian rapor dan ijazah, standar norma relatif
dipandang lebih sesuai untuk digunakan.
c. Kegunaan Evaluasi
(Anonim, 2011) bagi Siswa
1. Membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa
2. Membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan
pembelajaran
3. Membantu pemahamahan peserta didik menjadi lebih
baik
4. Membantu peserta didik dalam memilih metode belajar
yang baik dan benar.
5. Mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas.
d. Kegunaan Evaluasi
(Anonim,2011) bagi guru
1. Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajaran
dan siswa mana pula yang belum. Hendaknya guru
memberikan perhatian ke siswa yang belum berhasil hingga
akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.
2. Dapat mengetahui tujuan dan materi pelajaran yang telah
disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.
3. Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam
menyajikan bahan pelajaran tersebut.
4. Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan
bahan remidial. menjadi umpan balik pengajaran,
d. Kegunaan Evaluasi
Nurhidayati (2013: 7) bagi guru
1. Promosi peserta didik, seperti kenaikan kelas atau kelulusan
2. Mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan,
baik secara perseorangan maupun kelompok.
3. Menentukan pengelompokan dan penempatan peserta didik
berdasarkan prestasi masing-masing.
4. Adanya Feedback dalam melakukan perbaikan terhadap sistem
pembelajaran.
5. Menyusun laporan kepada orang tua guna menjelaskan pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik.
6. Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan
pembelajaran.
7. Menetukan perlu tidaknya diadakan remidial
d. Kegunaan Evaluasi
Nuhidayati (2013: 10) bagi Orang Tua
Orang tua merupakan awal sumber berbagai informasi baik yang
menyangkut kondisi keluarga, lingkungan sekitar mau pun dalam hal
pendidikan pada seorang anak, orang tua perlu ikut serta mendukung
keberhasilan mereka,orang tua wajib memberikan evaluasi kepada
anaknya jika orang tua menginginkan anaknya semangat dalam belajar.
Kegunaan evaluasi untu orangtua:
1. Mengetahui kemajuan belajar peserta didik.
2. Membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah.
3. Menentukan tindak lanjut pendidikan yang sesuai dengan
kemampuan anaknya.
4. Memprakirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut dalam
bidang pekerjaannya.
Desain Kurikulum
Menurut para ahli
Mendesain kurikulum Sayllor 8 prinsip acuan
berarti menyusun rancangan mendesain kurikulum :
atau model kurikulum sesuai 1. Harus memudahkan, mendorong seleksi,
dengan misi dan visi sekolah. mengembangan jenis pengalaman belajar yang
Tugas dan peran seorang esensial, sesuai dengan hasil yang diharapkan.
perancang (designer) kurikulum, 2. Memuat pengalaman belajar yang bermakna
sama dengan seorang arsitek. untuk merealisasikan tujuan pendidikan,
khususnya bagi kelompok siswa yang belajar
dengan bimbingan guru.
Nurhidayati, 2013: 19 3. Harus memungkinkan dan menyedikan peluang
mengemukakan bahwa desain kurikulum bagi guru untuk menggunakan prinsip belajar
adalah pengembangan proses dalam memilih, membimbing, dan
perencanaan, validasi, implementasi, mengembangkan berbagai kegiatan belajar di
dan evaluasi kurikulum. sekolah.
Desain Kurikulum
Menurut para ahli
Sayllor 8 prinsip acuan mendesain kurikulum :
4. Harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan,
kapasitas, dan tingkat kematangan siswa.
5. Harus mendoromg guru memepertimbangkan berbagai pengalaman belajar anak
yang diperoleh di luar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di
sekolah.
6. Harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan
belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan harus
berlanjut pada pengalaman berikutnya.
7. Kurikulum harus didesain agar dapat membantu siswa mengembangkan watak,
kepribadian, penglaman, dan nilainilai demokrasi yang menjiwai kultur
8. Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.
Desain Kurikulum
Menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172)
Membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu:
1. Kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar, engamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati `orang lain
bekerja atau bermain.
2. Kegiatan lisan (oral) : mengemukakan fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi
dan interupsi.
3. Kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi, mendengarkan suatu
permainan, mendengarkan radio.
Desain Kurikulum
Menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172)
4. Kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan
tes, dan mengisi angket.
5. Kegiatan menggambar, yang termasuk di dalamnya antara lain
menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6. Kegiatan metrik, melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan, menari, dan berkebun.
7. Kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis, melihat, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang, dll.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Nasution (2005: 84) segala bahan pelajaran disajikan
dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah,
yang satu lepas dari yang lainnya. Organisasi subject
curiculum dianggap berasal dari zaman Yunani Klasik.
(Nurdin, 2002: 67) Bahan dikelompokkan pada mata
pelajaran yang sempit, dimana antara mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya menjadi terpisah-pisah,
terlepas tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga
banyak jenis yang menjadi mata pelajaran yang ruang
lingkupnya menjadi sempit.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Keuntungan Separated Subject Curriculum
(Nurdin, 2002: 90)
Penyajian pelajaran bahan dapat disajikan atau disusun
secara logis dan sistematis. Contoh :matematik yang bisa
diuraikan dari bentuk yang sederhana sampai yang rumit.
Organisasinya sederhana, dan tidak terlalu sulit untuk
direncanakan dan dilaksanakan.
Mudah dievaluasi dan dites.
Dapat digunakan dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi.
Guru mempergunakannya lebih mudah, tidak sulit diadakan
perubahan-perubahan.
Lebih tersusun dan sistematis.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Keuntungan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 67)
Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis.
Hasil pengalaman umat manusia pada masa yang lampau
yang tersusun logis sistematis.
Tiap mata pelajaran mengandung sistematik tertentu.
Oganisasi kurikulum sederhana, mudah direncanakan dan
dilaksanakan.
Paling mudah disusun, direorganisasi, ditambah, dikurangi.
Kurikulum mudah dinilai.
Bertujuan menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian,
dan kecakapan tertentu yang mudah dinilai dengan ujian
atau tes.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Keuntungan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 67)
Kurikulum ini juga dipakai di peguruan tinggi.
Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan
susah menjadi tradisi.
Kurikulum ini telah digunakan dan diterima baik oleh
generasi yang lalu, sehingga mendapat dukungan dari
orang tua dan para pengajar.
Kurikulum lebih memudahkan guru
Kurikulum mudah diubah atau diperbaiki.
Organisasi kurikulum berbentuk subject.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
a. Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang
lepas-lepas, yang tidak berhubungan satu dengan
yang lainnya, secara fragmentaris yang sebenarnya
tak ada dalam dunia kenyataan. Mata pelajaran yang
terpisah yang dijadikan pengalaman anak
bertentanngan dengan dunia kenyataan. Kurikulum
berbentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah tidak
mendidik anak-anak menghadapi situasi-situasi dalam
kehidupannya.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
b. Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah
sosial yang dihadapi anak-anak dalam kehidupannya
sehari-hari.
Dalam praktik, kurikulum ini bertujuan menyampaikan
sejumlah pengetahuan yang terdapat dalam buku-
buku pelajaran yang ditentukan. Sering kali bahan
pelajaran itu tidak ada hubungannya dengan
masalah-masalah yang dihadapi anak-anak dalam
kehidupannya.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
c. Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat
manusia yang lampau dalam bentuk yang
sistematis dan logis, sehingga banyak
mengandung kekurangan jika ditinjau dari segi
psikologis karena tidak berhubungan dengan
minat dan perkembangan siswa, terlebih siswa
SD menambah pengetahuannya berdasarkan
pengalaman langsung.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
d. Tujuan kurikulum ini terbatas dan
cenderung mengabaikan atau kurang
memperhatikan pertumbuhan jasmaniah,
pekembangan sosial dan emosional, karena
terutama memusatkan tujuannya pada
perkembangan intelektual.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
e. Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan
berfikir dan mengutamakan penguasaan pengetahuan
dengan jalan ulangan dan hafalan, dan kurang
mengajak anak-anak berpikir sendiri. Pertanyaan dan
soal yang mereka hadapi telah mempunyai jawaban
tertentu, sehingga tidak ada kebebasan menemukan
jawaban sendiri. Anak-anak biasanya menerima segala
sesuatu atas otoritas guru atau buku pelajaran.
1. Desain Separated
Subject Curriculum
Kelemahan Separated Subject Curriculum
Nasution (2005: 79)
f. Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan
ketinggalan zaman. Bahan pelajaran dalam kurikulum ini
didasarkan pada pengetahuan yang telah tercantum
dalam buku. Adakalanya suatu buku digunakan dari
tahun tanpa perubahan dan penyesuaian dengan
keadaan masyarakat yang dinamis yang terus menerus
berkembang dengan pesatnya. Itu sebabnya mata
pelajaran di sekolah sering ketinggalan zaman.
. Desai n Co rr e la ted
2 r i cu lu m
Subjec t Cu r
(2005: 80)
Nasution
Para pendidik yang melihat kelemahan-kelemahan
separated-subject curriculum merasa tidak puas dengan
kurikulum itu dan berikhtiar mencari jalan untuk memberikan
kepada murid pengalaman-pengalaman yang ada
hubungannya.
Ada yang menghubungkan mata pelajaran yang satu
dengan yang lainnya dengan memlihara identitas mata
pelajaran.
Ada pula yang menyatu padukan mata pelajaran dengan
menghilangkan identitas mata pelajaran dalam bidang studi
tertentu.
. Desai n Co rr e la ted
2 r i cu lu m
Subjec t Cu r
(2005: 80)
Nasution
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang
menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata
pelajaran lainnya tetapi tetap mamperhatikan ciri
karakteristik tiap bidang studi tersebut.
Ada yang menghubungkan mata pelajaran yang satu
dengan yang lainnya dengan memlihara identitas mata
pelajaran.
Ada pula yang menyatu padukan mata pelajaran dengan
menghilangkan identitas mata pelajaran dalam bidang studi
tertentu.
i n I nt eg ra t ed
3. Desa r i cu lu m
Subje ct Cu r 0 5 : 8 4 )
Nasutio n ( 2 0
n g b e r a rt i u n it . A r t in y a
r i k a t a “ in te g e r ” y a
Integrasi berasal da b u la t a n k e s e lu r u h a n .
a s i, h a r m o n i, k e
perpaduan, koordin a s a la h a t a u t o p ik t e r t a n tu . A p a
u s a t k a n p a d a s u a t u m
Pelaja r a n d ip e h id u p a n s is w a
d is e s u a ik a n d e n g a n k
la h ,
yang disajikan diseko a k a n m e m b a n t u s is w a d a la m
h . P e la ja r a n d is e k o la h
dilu a r s e k o la h . In t e g ra t e d
e r s o a la n d il u a r s e k o la
b a g a i p
m enghadapi b er s a n t a ra b e r b a g a i m a t a
a n b a t a s - b a t a
curriculum meniadak e la ja r a n d a la m b e n t u k u n it
n m e n y a ji k a n b a h a n p
pe la ja r a n d a la ja r a n d ih a r a p k a n
n k e b u la t a n b a h a n p e
e s e lu r u h a n . D e n g a y a k n i
a ta u k i p r ib a d i y a n g “ in t e g a te d ” ,
t u k a n a k - a n a k m e n ja d
kita m e m b e n
t a u s e la r a s h id u p n y a .
n n u s ia y a n g s e s u a i a
ma
Terimakasih
telah berpartisipasi dalam presentasi kami, semoga materi
kami dapat menjadi bekal untuk teman-teman dalam
mempersiapkan diri sebagai guru teladan :)

Anda mungkin juga menyukai