Anda di halaman 1dari 15

Filsafat Pendidikan

Perenialisme
22112141043 Salsa Qothrun Nada
22112141054 Taufiq Ihsan
22112144036 Dewi Azzahra Hermilasari
22`112144052 Kezia Tiur Dwi Avrillia Sitorus
Pokok Pembahasan

01 03 05 07
Pengertian Pandangan Pandangan Pandanga
dan Ciri mengenai mengenai mengenai
Utama Realita Nilai Kurikulum

Pandangan Pandangan Selesai


Antesendens mengenai mengenai
Pengetahuan Belajar
02 04 06 08
Pengertian
Parenialisme berasal dari kata “parenial” yang berarti abadi, kekal, dan tanpa akhir.
Tradisi dipandang oleh aliran parenialisme sebagai prinsip-prinsip yang abadi
sepanjang sejarah. Parenialisme berpendapat bahwa pendidikan harus dikembalikan
pada masa lalu. Pendidikan di masa lalu dianggap cukup ideal dan teruji
ketangguhannya untuk mengatasi krisis di masa sekarang.
Parenialisme adalah aliran filsafat dari hasil pemikiran yang
memungkinkan manusia untuk bersifat tegas dan lurus. Oleh karenanya,
parenialisme memandang filsafat, utamanya filsafat pendidikan, memiliki
tugas utama untuk mencari dan menemukan tujuan yang jelas. Usaha
membangkitkan parenialisme setelah kemunduran di masa perkembangan
politik industri berisikan harapan agar manusia masa ini dapat memahami
ide dan cita filsafat serta memandang filsafat sebagai suatu asas yang
komprehensif.
Ciri-ciri
Menurut Assegaf (dikutip dalam Siregar, 2016), aliran Parenialisme
memiliki kekhasan, yaitu:

Parenialisme mengambil jalan regresif, yaitu kembali pada nilai


dan prinsip dasar yang menjiwai pendidikan pada masa
Yunani Kuno dan Abad Pertengahan
Parenialisme beranggapan bahwa realita mengandung tujuan
Parenialisme beranggapan bahwa belajar adalah latihan dan
disiplin mental
Parenialisme memandang bahwa kenyataan tertinggi berada
di balik alam, penuh kedamaian, dan transcendental.
Antesedens
Antesedens munculnya Perenialisme adalah dikarenakan
adanya kekacauan, kebungungan dan kesimpangsiuran yang
mengganggu situasi sosio-kultural, yang menimbulkan
kesimpulan bahwa sistem pada waktu itu harus dibenahi.
Dapat disimpulkan bahwa perenialisme timbul dari pemikiran
orang-orang Eropa yang mencari solusi dan jawaban akan
banyaknya kekacauan dan problematika lainnya, dan
menganggap pemikiran filsofof zaman Yunani Kuno dan Abad
Pertengahan memiliki nilai yang ideal dan relevaan untuk
menjawab permasalah masa kini.
Pandangan mengenai Realita
Perenialisme memandang realita atau
Perenialisme berpendapat bahwa kenyataan sebagai sesuatu yang bersifat
realitas itu bersifat universal yang teleologis yaitu memiliki tujuan. Oleh karena
ada dimana saja dan sama disetiap semua hal bersumber pada kenyataan yang
waktu. bersifat spiritual, setiap hal atau benda
harus melewati jalannya sendiri-sendiri.
Ontologi perenialisme berisikan tentang :
Ada empat macam sebab (kausa) yang
menjadi pendukung atau pendorong
Benda Individual terjadinya sesuatu, yaitu:
Esensi
Aksiden Kausa Materialis
Substansi Kausa Formalis
Kausa Efisien
Kausa Finalis
Pandangan mengenai Pengetahuan
Perenialisme berpendapat bahwa segala sesuatu yang dapat di ketahui dan
merupakan kenyataan adalah apa yang terlindung pada kepercayaan.Kebenaran
adalah sesuatu yang menunjukkan kesesuaian antara pikir dengan benda-benda.
Yang dimaksud dengan benda-benda adalah hal-hal yang adanya bersendikan
atas prinsip-prinsip keabadian. Oleh karena itu, menurut perenialisme perlu
adanya dalil-dalil yang logis,nalar, sehingga sulit untuk diubah atau ditolak
kebenarannya.

Pengertian-pengertian yang mengandung prinsip


menurut Aristoteles:

Principium Identitas
Principium Contradictionis
Principium Exclusiterti
Principium Rationis Suffecientis
Metode yang diperlukan yang dapat menuntun orang untuk
sampai kepada pemikiran hakiki adalah penalaran. Penalaran
mempunyai hukum-hukumnya sendiri untuk dijadikan pegangan
ke arah penemuan definisi atau pengertian yang logis. Ajaran
lain yang dapat digunakan sebagai pegangan berasal dari
Aristoteles yang dinamakan logika.Logika Aristoteles terutama
sekali membicarakan dua hal pokok yaitu jalan pikiran
(rationorum) dan bukti. Jalan pikiran adalah silogisme. Silogisme
menunjukkan adanya hubungan logis antarapremis mayor,
premis minor dan konklusio. (kesimpulan). Masing-masing terdiri
dari putusan. Tiap putusan terdiri dari pengertian yang
berhubungan satu sama lain.
Selain dengan cara deduktif, manusia perlu mengenal dunia dengan cara kebalikannya,
ialah induktif. Cara ini memulai pengenalan dengan hal-hal partikular.Dalam hal induksi,
Aristoteles berpendapat bahwa suatu usaha terpaksa dari manusia karena kekurangan-
kekurangan nya. Sedangkan Thomas Aquinas berpendapat bahwa meskipun tindakan
persepsi indera itu mengenai hal yang parikular, isinya universal. Jika belum mengandung
hal-hal yang universal adalah mustahil data partikular itu dapat membangun kesimpulan-
kesimpulan yang universal.

Perenialisme juga mengemukakan adanya hubungan antara ilmu pengetahuan


dengan filsafat.

Science sebagai ilmu pengetahuan


Filsafat sebagai pengetahuan
Pandangan mengenai Nilai
Perenialisme berpandangan bahwa nilai berhubungan dengan spiritual, karena
hakikat manusia adalah pada jiwanya,sedangkan perbuatan manusia
merupakan pancaran isi jiwanya yang berasal dari dan dipimpin oleh
Tuhan.Atas dasar inilah mengenai baik buruk dilakukan.Oleh karena itu,secara
teologis, manusia perlu mencapai kebaikan tertinggi, yaitu nilai yang merupakan
suatu kesatuan dengan Tuhan. Untuk dapat sampai kesana manusia harus
berusaha dengan bantuan akal rationya yang berarti mengandung nilai
kepraktisan.

Menurut Aristoteles, kebajikan dapat dibedakan


menjadi 2:

Kebajikan Moral
Kebajikan Intelektual
Pandangan mengenai Belajar
Menurut Muhmidayeni (dikutip dalam Siregar, 2016), Parenialisme memandang bahwa
tujuan belajar adalah penyesuaian diri pada kebenaran. Oleh karenanya, aliran
Parenialisme memandang latihan dan disiplin mental adalah tuntutan tertinggi dalam
belajar. Pada dasarnya, belajar adalah untuk berpikir. Dengan latihan berpikir,
manusia dapat memaksimalkan keistimewaan berupa sifat rasional untuk melawan
sifat yang dapat menurunkan derajat seperti kebodohan, keragu-raguan, dan
ignoransi.

Belajar digolongkan menjadi 2 :

Belajar karena pengajaran dan penemuan.


Belajar atas kemampuannya sendiri
Pandangan mengenai Kurikulum
Tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan anak didik kearah kematangan,
Matang dalam arti hidup akalanya. Untuk itulah akal perlu mendapat tuntutan
kearah kematangan tersebut.

Perenialisme sangat menghargai pengalaman tidak langsung, tetapi juga tidak


mengesampingkan pengalaman langsung. Pengalaman langsung diperlukan
agar mata pelajaran ynag diterima dapat mencapai intergrasi dan untuk
mempelajari kebutuhan riil manusia.
Pandangan mengenai Kurikulum
Kurikulum menurut Parenialisme, yaitu :

Sekolah Rendah
Sekolah Menengah, yang dibagi pada dua usia pembelajaran :
1. 12-16 Tahun
2. 16-20 Tahun
Sekolah tinggi
Referensi
By Aaron Loeb
Terimakasih
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai