Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

MODUL 1

Kelompok 2
Nama Anggota/NIM : Cantika Dina Feza/104223047
Nama Anggota/NIM : Alvina Damayanti/104223049

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
UNIVERSITAS PERTAMINA
2023/2024
PENYIAPAN MEDIA EKSPERIMEN

I. Tujuan
Dalam percobaan ketika praktikum diharapkan praktikan mengetahui dan
mampu menyediakan media untuk pertumbuhan mikroorganisme.

II. Prinsip Dasar


Pertumbuhan bakteri memerlukan beberapa unsur logam seperti
natrium, kalsium, kalium, mangan, besi, magnesium, seng, tembaga, dan
fosfor. Faktor pertumbuhan yang terjadi dikarenakan komponen selular
esensial yang tidak bisa disintesis sendiri oleh organisme dari sumber
dasar karbon dan nitrogen. Komponen selular berupa asam amino dan
vitamin. Berdasarkan sumber karbon yang digunakan organisme dibagi
menjadi dua kelompok yaitu, autotrop dan heterotrop. Kelompok
organisme autotrop merupakan kelompok organisme yang dapat
mensintesis semua komponen selnya dari karbon dioksida. Sedangkan
kelompok heterotrop merupakan organisme yang memerlukan satu atau
lebih senyawa organik sebagai sumber karbonnya. Sebagian besar bakteri
memerlukan sumber organik seperti glukosa atau asam asam amino
(Lestari, 2017).
Telah dikemukakan bahwa bakteri pada umumnya memperbanyak diri
(berkembang) dengan jalan membagi diri. Di dalam suasana yang cukup
baik, misalnya dalam media pembenihan, bakteri memperbanyak diri
dengan cepat. Telah dapat diperhitungkan bahwa dalam waktu 10 jam,
dari 1 bakteri bisa menjadi berjuta juta (Adam, 1995).
Keberadaan medium sangat diperlukan bagi pertumbuhan
mikroorganisme terutama bakteri. Medium merupakan substrat atau dasar
makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba. Komponen dasar
medium biasanya telah disesuaikan dengan jenis nutrisi yang diperlukan
oleh mikroba tersebut (Lestari, 2017).
Saat ini dengan tersedianya medium dalam bentuk terdehidrasi
(bentuk bubuk), penyiapan medium menjadi sangat dipermudah dan pada
umumnya anda tinggal menimbangnya, melarutkannya dalam air,
menyesuaikan pH nya bila perlu, menempatkannya dalam wadah-
wadah yang sesuai dan mensterilkannya. Namun di Indonesia medium
semacam ini masih diimpor dari negara-negara maju sehingga harganya
pada umumnya amat tinggi (Hadioetomo, 1993).

III. Hasil
Data Pengamatan Modul 1. Penyiapan Media Eksperimen.

Tabel 3.1 Hasil Pembuatan Media NA dan NB


Media Keterangan

Media Nutrient Agar


(NA)

Gambar 3.1 Pembuatan Media Nutrient Agar


(NA) yang terkontaminasi.
Media Nutrient Broth
(NB)

Gambar 3.2 Pembuatan Media Nutrient


Broth (NB) yang tidak terkontaminasi.

IV. Pembahasan

Jenis-jenis media dibagi menjadi 3 diantaranya berdasarkan sifat fisik,


kandungan bahan, dan fungsi nya. Berdasarkan sifat terbagi menjadi tiga
yaitu media padat (agar-agar, gelatin), media setengah padat atau semi
solid, dan media cair (Nutrient Broth Lactose Broth). Media padat adalah
media cair yang mengandung substansi pemadat dengan konsentrasi yang
berbeda. Bentuk media padat yang digolongkan berdasarkan tempat dan
bentuknya, yaitu media agar cawan dan media agar miring. Berdasarkan
kandungan bahan dibagi menjadi dua yaitu, media sintesik dan media
kompleks. Berdasarkan fungsi terdapat media transport, penyimpanan,
suspensi, penyegaran, pengaya (enrichment), isolasi, diferensial,
identifikasi, enumerasi, konfirmasi, dan fungsi beragam (ISO 11133-1,
2009).

Ada dua media yang digunakan dalam percobaan praktikum, yaitu


media Nutrient Agar (NA) dan media Nutrient Broth (NB). Media
Nutrient Agar (NA) merupakan media dengan bentuk serbuk putih
kekuningan dan jika digunakan akan berbentuk padatan karena
mengandung agar (Thohari dkk, 2019). Media padat dari NA umumnya
digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni bakteri
serta untuk pertumbuhan sebagian besar koloni bakteri secara terpisah.
Nutrient Broth (NB) termasuk ke dalam media umum yang digunakan
untuk menumbuh-biakan secara general. NB diformulasikan dengan
sumber karbon dan nitrogen untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri.
Perbedaan mendasar antara keduanya adalah pada NA ditambahkan agar
padat yang membuat NA cocok untuk budidaya mikroorganime,
sedangkan pada NB tidak ditambahkan bubuk agar sehingga wujudnya
tetap berupa liquid pada suhu (Munandar, 2016:84).

Nutrient Agar (NA) merupakan salah satu media yang sering


digunakan untuk isolasi dan menumbuhkan bakteri. Dalam media
Nutrient Agar (NA) terkandung pepton, yeast, dan beef ekstrak yang
berfungsi sebagai sumber nitrogen dan sumber karbon, serta sumber
vitamin (Listiyani et al ,2019). Nutrient Broth (NB) terdiri dari beef
extract sebagai sumber karbon dan pepton sebagai sumber nitrogen
(Michael J. & Burton E., 2005). Kandungan bahan yang ada pada
Nutrient Broth (NB) tidak jauh berbeda dengan kandungan yang ada pada
Nutrient Agar (NA), yang berbeda hanyalah komposisi nutrient agar. Di
dalam Nutrient Broth tidak terdapat komposisi agar karena agar sering
digunakan sebagai bahan pemadat media, namun tidak mengandung
nutrient yang dibutuhkan oleh bakteri (Pelczar, 2008). Pembuatan
media Nutrient Broth (NB), diperlukan larutan 8 gram Nutrient Broth
dalam 1 liter aquades yang kemudian media NB tersebut dihomogenkan
dengan strirer dan hotplate serta disterilkan selama 15 menit dengan suhu
121°C.

Dalam penelitian Despita, et al (2021) menyatakan bahwa dalam


kondisi laboratorium dengan padatnya aktivitas, hasil penelitian maupun
praktikum sering kali terjadi kontaminasi bakteri yang mengganggu hasil
pengamatan, kontaminasi tersebut dapat disebabkan karena kerja yang
tidak steril dan kualitas udara di dalam ruangan yang kurang baik. Pada
percobaan yang telah dilakukan, terjadi kontaminasi bakteri pada hasil
pembuatan media Nutrient Agar (NA) seperti pada Gambar 3.1. dan tidak
terjadi kontaminasi pada hasil pembuatan media Nutrient Broth (NB)
seperti Gambar 3.2. Kontaminasi yang terjadi pada media NA disebabkan
oleh kesalahan praktikan yang kurang rapat menutup cawan petri berisi
media NA pada saat praktikum. Seharusnya cawan petri ditutup dengan
plastik wrap serapat-rapatnya agar tidak terjadi kontaminasi bakteri. Maka
dari itu, diperlukan kerja yang steril dan teliti saat praktikum dalam
laboratorium.
V. Referensi

Adam, Syamsuri.1995. Dasar Dasar Mikrobiologi Dan Parasitologi Untuk Perawat.


Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Despita, W. R., Kurniawan & Sudarsono, T. A. (2021). Studi Komparasi Kuliatas


Bakteriologis Udara Pada Laboratorium Terpadu. Jurnal Pendidikan dan
Biologi. Vol. 13 No. 2. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah.
Hadioetomo DS.1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik
dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama.
ISO/TS 11133-1. 2019. Microbiology of food and animal feeding stuffs. Guidelines
on preparation and production of cultur media in the laboratory(Edisi ke-2).

Lestari, Purwaning Budi, dkk. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiri. Malang:Gunung


Samudra.

Listiyani, I. L., Hayati, D. N., Amanah, R. N., & Iswara, A. (2019). Koro Benguk
(Mucuna pruriens) Sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Bakteri
Pengganti Nutrient Agar. Proceeding of The URECOL, 91-94.
Munandar, K. (2016). Pengenalan Laboratorium IPA-BIOLOGI Sekolah. Bandung :
Refika Aditama.

Michael, J. Leboffe & Burton E. Pierce. 2005. Microbiology laboratory theory &
application (Third Edition). Morton Publishing.

Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I.


Jakarta: UI Press.

Thohari, N. M., Pestariati, & Istanto, W. (2019). Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) Sebagai Media Alternatif NA (Nutrient Agar) Untuk
Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Jurnal Analisis Kesehatan, 8(2), 725
737.

Anda mungkin juga menyukai