Oleh :
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk kepada kami sehingga mampu menyusun Proposal Program Kreativitas
Mahasiswa bidang Kewirausahaan Kue Kering ”Sumpia Ebi Kriuk” Jajanan
tradisional Lezat, Gurih, dan bernilai Ekonomi Tinggi ini. Kami juga menyampai-
kan penghargaan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah bersusah
payah mendidik dan membesarkan kami, serta telah mendo’akan agar berhasil di
kemudian hari.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Ir. H. Jamaluddin.
yang telah membimbing penulisan proposal ini berupa waktu dan ilmu yang
sangat bermanfaat, serta teman-teman yang telah berpartisipasi dalam
memberikan pemikiran, ide dan saran dalam penyelesaian proposal ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan ilmu pengetahuan kami dalam menyusun proposal yang sederhana
ini. Untuk itu merupakan suatu kehormatan bagi kami akan saran dan kritikan
yang diberikan, bila sifatnya untuk penyempurnaan proposal ini.
Keberadaan zat gizi makanan atau jajanan sangat penting bagi tubuh. Hal
ini karena, bagi tubuh nilai suatu pangan ditentukan oleh isinya atau nutrien
(zat gizi) apa yang dikandungnya, apakah sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh tubuh atau tidak. Dari kenyataan inilah muncul istilah ”nilai gizi” suatu
bahan pangan. Apabila bahan pangan tersebut mengandung nutrien yang
lengkap dan dapat digunakan oleh tubuh, maka bahan tersebut dikategorikan
mempunyai nilai gizi tinggi, dan demikian pula sebaliknya. Zat gizi inilah
yang nantinya dapat mendongkrak nilai jual makanan atau jajanan tradisional
dimana di Indonesia notabene sangat unik dan beragam.
Selain kandungan gizinya, ada beberapa faktor yang membuat produk atau
jajanan menjadi tinggi nilai jualnya, yaitu: jajanan yang berbahan dasar
daerah setempat, sehingga benar-benar mencerminkan jajanan atau masakan
tradisional, yang didukung juga dengan keunikan produknya. Hal ini
dikarenakan nilai (harga) pangan dari luar ditentukan oleh indera
manusia/konsumen, pertama-tama mata konsumen akan melihat apakah
bentuk (rupa) dan warnanya menarik, apakah rasanya enak, apakah
kekerasannya memenuhi selera dan sebagainya.
Ebi atau Udang Kering adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Udang Kering mengandung energi sebesar 259
kilokalori, protein 62,4 gram, karbohidrat 1,8 gram, lemak 2,3 gram, kalsium
1209 miligram, fosfor 1225 miligram, dan zat besi 6 miligram. Selain itu di
dalam Udang Kering juga terkandung vitamin A sebanyak 210 IU, vitamin
B1 0,14 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari
melakukan penelitian terhadap 100 gram Udang Kering, dengan jumlah yang
dapat dimakan sebanyak 90 %.
Sumpia merupakan salah satu jenis dari makanan ringan yang banyak
digemari oleh berbagai macam kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang
dewasa, dengan cita rasa yang khas dan berbeda dengan makanan ringan yang
lainnya. Akseptabilitas adalah salah satu indikator yang digunakan untuk
melihat peluang usaha (Retnaningsih et all 1994 ). Sehingga pemanfaatan ebi
sebagai bahan dasar dari pembuatan sumpia ini adalah pilihan yang tepat
untuk memulai suatu usaha.
C. PERUMUSAN MASALAH
b. Ebi atau udang kering mempunyai kandungan kalsium, fosfor, zat besi,
protein, dan lemak yang cukup.
D. TUJUAN
a. Memperkenalkan sumpia kepada konsumen dengan segala cita rasanya
yang khas.
b. Melatih dan mengembangkan keterampilan berbisnis dan manajemen sejak
dini, dan membuka kesempatan bagi kami untuk menjadi pengusaha
muda.
c. Untuk Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan.
1. Untuk isian ebi: Haluskan cabe merah, bawang merah dan bawang
putih. Panaskan minyak goreng, tumis bumbu yang telah dihaluskan
sampai harum. Masukan ebi yang telah dihaluskan. Masak ebi hingga
kering dengan api kecil. Setelah matang tambahkan gula pasir, aduk
hingga rata. Angkat dan dinginkan.
2. Untuk kulit sumpia: Campur semua bahan kemudian aduk
hingga benar-benar rata. Pipihkan adonan menggunakan penggiling mie
dengan ketebalan sesuai selera. Potong adonan berbentuk persegi dengan
lebar 4 cm
3. Isi kulit sumpia dengan isian abon atau ebi secukupnya. Lipat
seperti melipat lumpia lalu rekat
4. Goreng menggunakan minyak yang agak banyak dengan api
sedang, hingga kuning kecoklatan. Angkat tiriskan dengan mesin spinner
agar tidak mudah tengik.
5. Sumpia dikemas kedalam plastik sealer. Sumpia siap dipasarkan.
Analisa Usaha
Berikut ini gambaran perhitungan analisa usaha sumpia kriuk skala home
industry. Asumsi produk per hari sebanyak 10 kg sumpia kriuk (40 bungkus
masing-masing beratnya 250 gram). Mempekerjakan 3 orang karyawan untuk
memproduksi. Bisnis sumpia lebih banyak membutuhkan tenaga kerja terutama
pada proses melipat sumpia.
Perhitungan Harga Jual Dan Keuntungan Sumpia Kriuk
Biaya Produksi Selama Satu Bulan
Kulit Sumpia beku (5 kg x Rp24.000/kg x 26 hari) Rp 3.120.000
Udang kering (3 kg x Rp35.000/kg x 26 hari) Rp 2.730.000
Bawang merah (0,3 kg x Rp12.000/kg x 26 hari) Rp 93.600
Cabai merah (0,3 kg x Rp12.000/kg x 26 hari) Rp 93.600
Garam halus (0,15 kg x Rp1.500/kg x 26 hari) Rp 5.850
Gula pasir (0,6 kg x Rp8.500/kg x 26 hari) Rp 132.600
Kaldu ayam (0,02 kg x Rp15.000/kg x 26 hari) Rp 7.800
Bawang goreng (0,1 kg x Rp45.000/kg x 26 hari) Rp 117.000
Minyak goreng (20 L x Rp8.500/L x 26 hari) Rp 4.420.000
Biaya elpiji (Rp4.000/hari x 26 hari) Rp 104.000
Biaya tenaga kerja (3 orang x Rp30.000/hari x 26 hari) Rp 2.340.000
Plastik dan kotak packaging (40 x Rp1.500/buah x 26 hari) Rp 1.560.000
Biaya listrik (Rp2.000/hari x 26 hari) Rp 52.000 +
Total biaya produksi per bulan Rp 14.776.450
Harga pokok (per bungkus) = Total biaya produksi ssebulan : Jumlah produksi
sebulan
= Rp14.776.450 : (40 x 26)
= Rp14.776.450 : 1040
= Rp14.208
Pendapatan kotor per bulan = Jumlah produksi per bulan x harga jual
= 1040 bungkus x Rp20.000/bungkus
= Rp20.800.000
Keuntungan kotor per bulan = Total pendapatan kotor – total biaya produksi
= Rp20.800.000 – Rp14.776.450
= Rp6.023.550