Anda di halaman 1dari 142

MISI Jurnal Mlangi (Jurnal Pemikiran dan Budaya Pesantren) adalah untuk menerbitkan,

menyebarluaskan dan mendiskusikan berbagai pemikiran tentang kepesantrenan,


keaswajaan, kenusantaraan dan isu-isu global, agar khazanah pemikiran tersebut dapat tersebar luas untuk
masyarakat, bangsa dan dunia. Jurnal Mlangi menerima sumbangsih artikel yang dikirimkan ke redaksi
untuk dimuat. Redaksi berhak mengedit dan memperbaiki tulisan tanpa menghilangkan substansi tulisan.

Ketentuan Menulis
Artikel Riset dan Artikel Utama Esai Budaya dan Sastra
Artikel merupakan hasil penelitian atau Rubrik ini disediakan untuk riset, kajian dan
systematic review mengenai kepesantrenan, telaah kebudayaan, serta karya sastra, termasuk
keislaman, keaswajaan, dan kenusantaraan. juga puisi.
Artikel tidak lebih dari 5000 kata (tidak
Panorama Global
termasuk abstrak, tabel, gambar dan referensi).
Penulisan abstrak harus terstruktur meliputi: Rubrik ini disediakan untuk mengangkat
latar belakang, metode, hasil kesimpulan, dan perkembangan dan isu-isu global mutakhir
disertai keywords. Abstraks tidak boleh lebih yang terkait langsung atau tidak langsung
dari 300 kata. ter­
hadap dunia pesantren, aswaja dan
kenusantara­an.
Esai Lepas
Apresiasi Tokoh
Rubrik ini menyediakan ruang untuk artikel
yang tidak selalu terkait dengan tema utama, Rubrik ini disediakan untuk mengkaji
dengan ketentuan seperti Artikel Riset dan pemikiran para tokoh yang berjasa besar baik
Artikel Utama di atas. lokal, nasional, maupun global yang dianggap
masih relevan sampai sekarang. Tulisan tidak
Kolom boleh lebih dari 2000 kata.
Rubrik ini disediakan untuk tulisan reflektif
Aswaja Bergerak
dan pendek seputar kebudayaan dan pemikiran
pesantren, aswaja dan kenusantaraan; Tulisan Rubrik ini didedikasikan untuk
tidak boleh lebih dari 2000 kata. mengembangkan pemikiran dan gerakan
seputar aswaja. Panjang tulisan tidak lebih dari
Review Kitab-Buku 2000 kata.
Rubrik ini disediakan untuk review kitab dan
Korespondensi
buku yang dianggap penting dan berpengaruh
atau berguna untuk masa depan, dan yang Berisi tanggapan atas artikel penelitian yang
relevan dengan ruang lingkup misi jurnal. diterbitkan di Jurnal Mlangi dan panjang
Tulisan antara 400-850 kata dan tanpa referensi. tulisan antara 400-850 kata.

Ketentuan Umum
1. Menyertakan surat pernyataan bahwa artikel yang dikirim belum pernah dimuat dan tidak sedang
dalam proses untuk publikasi di jurnal lain;
2. Menyertakan surat pernyataan bahwa artikel yang dikirim tidak mengandung unsur plagiarisme;
3. Artikel ditulis memakai memakai perangkat lunak MS-WORD, diserahkan dalam bentuk elektronik
(melalui emai atau CD). Diketik dengan spasi 1,5 pada kertas A4 dengan margin @ 3 cm;
4. Menyertakan nama pengarang tanpa disertai gelar, nomer telpon/HP, alamat jelas, serta email untuk
korespondensi;
5. Tabel dan ilustrasi harus diberi judul dan keterangan yang tidak membutuhkan penjelasan. Judul tabel
diletakkan di atas tabel. Judul gambar diletakkan di bawah gambar.
Daftar Isi
Editorial Penerbit
Menggagas Paradigma Keilmuan dan Pengabdian Pesantren Pelajar Mahasiswa
Universitas Nahdlatul Ulama 5 (PPM) Aswaja Nusantara Mlangi
Yogyakarta
Riset Utama Redaksi
l Menggagas Paradigma Keilmuan Universitas Pimpinan Redaksi
Nahdlatul Ulama 13 Muhammad Mustafied
l Paradigma Pengabdian Universitas Nahdlatul Dewan Redaksi
Ulama 29
Mustaghfiroh Rahayu
l Kabar Pendidikan Tinggi di Arab dan Timur
Ali Rohmat
Tengah 41
Fikri Fawaid
l Panorama Dirasah Islamiyyah di Timur Tengah:
Dahlia
Pola Pembelajaran di Universitas Al-Azhar
Kairo dan Al-Zaituna Tunisia 49 Sulhatul Habibah
Azzam Anwar
Artikel Utama
Staf Redaksi
l Masa Depan Studi Islam di Indonesia 61
Nurul Aini
l Al-Zaituna dan Sejarah Dirasah Islamiyyah di
Desy Putri
Tunisia 69
Rahman
l Belajar Islam di Jerman, Warum Nicht? 75
Ayun
l Pendidikan Tinggi di Aotearoa New Zealand 83
Keuangan
Kolom
Suranti
l Menimbang Kembali Paradigma Unity of
Science UIN Walisongo* 93 Distribusi
l Menakar Paradigma Integrasi-Interkoneksi UIN Anggun Apriadi
Sunan Kalijaga 101 Imam Ma’ruf

Esai Sastra dan Budaya Desain Sampul


l Puisi Edukatif dalam Khazanah Sastra Arab 109 Amirul Mukminin

Cerpen Alamat Redaksi

l Kegelisahan Gadis Alexithymia 121 PPM Aswaja Nusantara Mlangi


Nogotirto Gamping Sleman
Review Buku Yogyakarta
l Pendidikan Anak dalam Islam Karya Abdullah Telp. 0274-625843
Nashih ‘Ulwan 127 HP. 08156866002
Email: jurnalmlangi@yahoo.co.id
Aswaja Bergerak
Web. www.aswajanusantara.com
l Dua Dimensi Aswaja 135

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 3


4 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17
EDITORIAL

Menggagas Paradigma Keilmuan


dan Pengabdian Universitas
Nahdlatul Ulama
Pengantar Redaksi

P erkembangan Pendidikan Tinggi


Indonesia sejak kemerdekaan tahun
1945 hingga sekarang masih mengalami
universitas di Indonesia menduduki
peringkat di bawah 50 Asia. Pada
tingkatan global, hingga tahun 2016, tidak
masa-masa sulit, terlebih harus bersaing ada satu pun perguruan tinggi Indonesia
dengan pendidikan di sekitar seperti menembus peringkat di bawah 200 besar.
negara-negara kawasan Asia Pasifik dan Kondisi tersebut diperkelam dengan
global. Permasalahan ini menjadi lebih permasalahan internal bangsa, yaitu salah-
sulit lagi setelah kesepakatan AFTA, satunya, tingginya angka pengangguran
APEC, ACTA, hingga MEA diberlakukan. lulusan perguruan tinggi di Indonesia.
Padahal sebenarnya pendidikan, terutama Sementara di saat yang sama sarjana asing
pendidikan tinggi, memiliki memiliki bekerja di Indonesia terus meningkat.
posisi strategis sebagai salah satu pilar Kita mengakui betapa masih lemahnya
kedaulatan bangsa, di samping keuangan, SDM bangsa ini, dan itu membuat putra-
teknologi, dan militer. putri kita tidak mampu berkompetesi di
Berbagai upaya telah dilakukan level internasional. Tenaga kerja yang kita
pemerintah maupun stakeholder lain kirim ke keluar negeri didominasi tenaga-
untuk memajukan pendidikan tetapi tenaga kasar nonprofesional. Selain tidak
selalu gagal. Apabila dicermati lebih menguntungkan, bangsa kita kecipratan
lanjut problem tersebut selalu berkisar stigma rendahan. Seorang sastrawan
pada masalah pengelolaan, efisiensi, besar menyebutnya sebagai bangsa coelli.
daya serap, keadilan dan pemerataan,
serta relevansi pendidikan sosial dan Kerja Peradaban NU
intelektual. Pada tahun 1977 dan 1999 Di tengah realitas yang tidak
Asia Week menyebut tidak ada satu pun menguntungkan tersebut, NU memulai

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 5


EDITORIAL

kerja peradaban dengan mendirikan Oleh karena itu, UNU memiliki


puluhan Universitas Nahdlatul Ulama amanah besar. Secara historis, para
(UNU) di berbagai belahan Nusantara. ulama pesantren bercita-cita dan merintis
Meskipun cukup terlambat dibanding mendirikan madrasah, baik dasar,
yang lain, tetap saja UNU memiliki peran menengah, atas, maupun tinggi, untuk
strategis di masa yang akan datang. UNU mengabdi pada agama, rakyat, bangsa dan
tidak dapat dilepaskan dari NU sebagai
dunia. UNU dengan demikian didirikan
organ pergerakan dan perjuangan.
dengan semangat perjuangan dan
Sejarah mencatat, salah satu embrio kerakyatan. Jika pada fase kolonial, NU
NU adalah tashwirul afkar, institusi menjadi salah satu garda depan kekuatan
think-tank tempat menggodok kaum yang berjuang dalam kemerdekaan
pejuang dan arena dialektika ide-ide nasional. Maka pada pasca-merdeka
berskala dunia: islamisme; nasionalisme; hinggi kini, NU selalu berusaha berdiri
sosialisme; marxisme; komunisme; pada garda depan yang mempertahankan
dan tentu saja jawanisme. Jika ditilik Pancasila, NKRI, kesatuan dan persatuan
lebih jauh, intelektualisme masyarakat bangsa, identitas kebudayaan bangsa,
pesantren, basis sosial NU, sudah hingga keadilan sosial.
menjulang sebelum Portugis datang
Dengan melihat konteks historis
dan ikut mewarnai diskursus global
tersebut, maka tugas UNU tidak lain adalah
melalui karya para ulama pesantren yang
melalui pengembangan pengetahuan
mendunia.
dan teknologi yang dimanfaatkan untuk

6 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


EDITORIAL

keislaman, keadaban, kemanusiaan, dapat mengambil manfaat dari ilmu


kesejahteraan, kebahagiaan, kesatuan tersebut. Setelah merumuskan paradigma
bangsa, dan perdamaian serta keadilan keilmuan, UNU punya tugas bagaimana
dunia. Berangkat dari sini, maka tugas menjembatani dialog antartradisi
UNU adalah knowledge creation keilmuan tersebut. Keragaman ilmu itu
berbasis kebutuhan real bangsa untuk bertolak dari perbedaan bidang yang
meningkatkan kapasitas bangsa dalam dikaji, bagaimana fragmen bidang itu
mewujudkan tujuan nasionalnya. dapat disatukan, atau dapat dijembatani.
Modal pengetahuan dalam UNU Kedua, paradigma pengabdian UNU.
perlu disinergikan, dikembangkan, Pertanyaan dasarnya adalah paradigma
dan diarahkan untuk kemajuan agama, seperti apakah yang harus dikontribusikan
organisasi, bangsa, dan dunia, seperti oleh UNU terhadap masyarakat, bangsa,
peningkatan income, pelestarian dan dunia.
lingkungan, redistribusi aset ekonomi,
kekuatan politik, ekonomi internasional, UNU dan Dirasah Islamiyyah di Timur
hingga kulturalisasi akhlak karimah. Tengah
Alhasil, tugas pokok UNU ada dua:
Dirasah islamiyyah adalah sebutan
pertama, membangun agama, bangsa, dan
aktivitas keilmuan yang mengkaji aneka
dunia; kedua, meningkatkan kapasitas
disiplin keilmuan Islam. Keilmuan Islam
organisasi, masyarakat, dan bangsa
berkembang pertama kali melalui tradisi
melalui pengembangan ilmu pengetahuan
riwayat atau transmisi. Tradisi asli ini
dan teknologi yang bermanfaat dan
mencari otentitas informasi sampai
berkah. Tugas tersebut bukanlah
kepada Nabi Muhammad. Tujuannya
pekerjaan ringan, apalagi dengan melihat
ingin memahami isi Al-Qur’an dan
kondisi bangsa dan realitas pendidikan
mengerti praktek yang diteladankan Nabi
tinggi di Tanah Air yang kian hari makin
Muhammad Saw, terutama pada masa-
terpuruk seperti meningkatnya sarjana
masa awal kenabian.
pengangguran.
Dirasah islamiyyah pada tahapan
Untuk mewujudkan misi tersebut
berikutnya berkembang dan melahirkan
paling tidak terdapat dua tantangan
perspektif di luar jalur transmisi, dikenal
yang harus diselesaikan UNU. Pertama,
dengan dirâyat, sejenis penyelidikan yang
bagaimana meletakkan fondasi dasar
mengandalkan isi informasi, dan bukan
paradigma keilmuannya. Keilmuan di sini
menfokuskan transmisi atau riwayat.
dimaksudkan semua disiplin keilmuan
Majunya disiplin dirâyat ini melahirkan
yang tidak mendikotomikan antara
banyak cabang keilmuan Islam (ushul
keilmuan yang mencakup keilmuan
fikih, kritik hadits, ilmu kalam, filsafat,
agama (dirasah islamiyyah), sosial,
teosofi dan lain sebagainya). Variasi
ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu terapan.
keilmuan yang muncul dapat dipetakan
Pondasi dasar ini penting agar UNU

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 7


EDITORIAL

secara garis besar dalam dua hal: ilmu- Tetapi spesialisi ilmu (sekalipun
ilmu naqliyyah dan ilmu-ilmu `aqliyyah. clear and distinct) bukan tanpa masalah,
Tentu saja kemunculan dua jenis sebab spesialisasi yang ditekankan sejak
keilmuan tersebut bagian dari dinamika awal kuliah menghadapi ancaman yang
internal Islam yang kaya. Seolah tidak kalah besarnya, di antaranya,
keilmuan naqliyyah dan `aqliyyah mahasiswa jadi tidak mengetahui
berbeda, tapi sebenarnya kedua keilmuan landasan metafisis keilmuan Islam yang
tersebut lahir dari dari sumber yang sebenarnya. Spesialisasi ibaratnya hanya
sama (Islam). Adapun perbedaan yang mengenalkan batang, ranting, atau daun
mengemuka semata-mata disebabkan ilmu, sementara landasan holistis dan
perbedaan spektrum atau pendekatannya metafisis ilmu tidak terjamah.
saja. Ini bukan hal aneh dalam tradisi Pendidikan di kampus-kampus
Islam jika kita mengerti latar belakang Islam di Indonesia sudah mengenalkan
epistemologis dan sosiologis kemunculan spesialisasi ilmu Islam sejak mahasiswa
kedua disiplin ilmu tersebut. masuk dalam semester pertama, seperti
Persoalan sekarang, keragaman Ushuluddin, Tarbiyah, Syariah hingga
ilmu kini mulai diotonomkan melalui Dakwah. Pada perkembangan mutakhir
proyek spesialisasi. Sebenarnya proyek kampus-kampus tersebut banyak
ini berkonsekuensi buruk. Mengapa? sekali membuka jurusan keislaman
Spesialisasi samahalnya mendangkalkan yang dikaitkan ilmu eksak atau ilmu-
landasan metafisis keilmuan Islam. ilmu natural; hal ini yang justru
Kesan pembelajaran spesialisasi ilmu membingungkan pemerhati keilmuan
itu menguatkan ilmu itu berdiri sendiri. Islam. Kesannya adalah terdapat dikotomi
Dari segi metafisisnya, otonomisasi ilmu antara islamic science dan ilmu-illmu
akan terpisah dari akar pohon induknya. mutakhir yang bukan lahir dari tradisi
Ini menjadi problem besar dan sangat agama.
berpotensi menggoyahkan bangunan Tradisi pembelajaran Islam di
dasar keilmuan Islam. Timur Tengah perlu dikaji sebagai
Spesialisi dalam dirasah islamiyyah bahan perbandingan dengan Indonesia.
sejatinya bentuk kemajuan pengetahuan, Universitas Al-Azhar Kairo, misalnya,
di mana objek kajiannya semakin detail yang sudah sekian lama mengabdi untuk
dan spesifik, karena –mengutip Rene ilmu-ilmu keislaman klasik, tidak bertele-
Descartes– semakin pengetahuan itu tele memodifikasi dirasah islamiyyah
dikaji secara clear dan distinct (jelas dengan kombinasi ilmu-ilmu eksakta.
dan terpilah-pilah), semakin dekat atau Ada banyak hal yang dapat dipelajari
layak disiplin tersebut disebut sebagai soal sikap Al-Azhar yang terus lurus di
pengetahuan yang sebenarnya. Pandangan bidangnya.
Descartes membuka kesadaran alam pikir Dan kampus Al-Azhar bukan satu-
filsafat di masanya. satunya institusi Islam yang prinsipil di

8 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


EDITORIAL

pembelajaran agama secara lurus, karena maupun di luar negeri. Berbagai terobosan
kampus-kampus Islam lain di Timur telah dilakukan, namun hasilnya belum
Tengah masih setia dengan pola yang nampak secara signifikan. UIN Sunan
diperjuangkan Al-Azhar. Oleh karena itu Kalijaga Yogyakarta pernah menggagas
menjadi tugas kita menyelidiki panorama paradigma integrasi-interkoneksi, UIN
dirasah islamiyyah di Timur Tengah Maulana Malik Ibrahim Malang dengan
(khususnya Al-Azhar Kairo) untuk pohon keilmuan, UIN Syarif Hidayatullah
memperkaya sudut pandang pembelajaran Jakarta dengan Mazhab Ciputat-nya, UIN
model dirasah islamiyyah Indonesia. Walisongo Semarang dengan Unity of
Science (UoS).
Pendidikan Tinggi Berbasis Pesantren Sementara itu di luar perguruan
Rektor UNU DIY, Prof. Dr. Purwo tinggi Islam yang disebutkan di atas,
Santoso, menyatakan UNU sebagai sejarah juga mencatat dialektika diskursus
universitas kader dan jantung pendidikan keislaman di ranah pembangunan dan
ke-NU-an. UNU diposisikan sebagai pergerakan yang menghasilkan ragam
suatu terobosan dalam rangka melanjut­ paradigma, di antaranya, tra­di­sionalisme,
kan, mengembangkan, sekaligus mem­ modernisme, neo­mo­dernisme, kiri
perkuat pendidikan tinggi di pesantren. Islam, Islam transfor­matif, hingga post-
Berbagai bidang keilmuan agama yang tradisionalisme. Sebagai sebuah dinamika,
ditekuni di pesantren harus mendapatkan ragam paradigma itu menggembirakan
tautan kontekstual-metodologis dengan karena selalu ada terobosan atau ijtihad
keilmuan umum di level universitas. baru untuk menyelesaikan persoalan.
Maksud sebagai universitas kader Faktanya, dinamika tersebut masih
ialah, penguatan kapasitas jamaah dan belum cukup mampu menjawab problem-
jam’iyyah NU dalam mendekatkan diri problem mendasar, mulai dari dikotomi
kepada Allah SWT. Melalui UNU ini, ilmu agama dan ilmu sosial dan natural,
jama’ah nahdliyyin punya sarana untuk minimnya pendekatan interdisiplin
mendayagunakan apa yang sudah dimiliki bahkan antarilmu ke­islaman (Tarbiyyah,
NU berikut pesantren-pesantrennya. Syariah, Ushulud­ din, dan lain-lain),
Melalui pendidikan NU, ajaran agama tercerabutnya ilmu sosial, natural dan
diperkuat melalui reinstrumentasi ilmu terapan dari keislaman, terputusnya
pengetahuan dan teknologi. Melalui kajian keislaman dengan instrumentasi
UNU pula ilmu-ilmu yang diajarkan di sains-teknis-teknokratisnya hingga ber­
universitas pada umumnya didudukkan bagai realitas ketimpangan, kerusakan
sebagai instrumen untuk mewujudkan lingkungan, dan lifestyle yang libidinal.
ajaran Islam (Bangkit, April 2016). Bagaimanakah pemecahannya?
Pada titik itu, kita dihadapkan pada Selain itu tentu saja kajian-kajian
kebuntuan-kebuntuan dirasah islamiyyah Islam di berbagai universitas di Barat
baik yang berkembang di Indonesia juga perlu kita pelajari, sebagai perluasan

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 9


EDITORIAL

cakrawala dan referensi. Bagaimana lokal, sehingga dakwah-dakwahnya


kajian Islam dikembangkan dan pun banyak diterima masyarakat cilik.
berkembang di Barat? Tentu banyak hal Seiring perkembangan zaman dan
menarik yang bisa diambil dari praktek kemajuan teknologi, NU perlu mengem­
pembelajaran Islam di sana, mengingat bangkan perwajahan dakwahnya untuk
saat ini universitas-universitas di Barat transformasi perjuangan dakwah
telah menjadi centre of excellent bagi pesantren yang lebih luas, agar NU tetap
kajian Islam, terutama berkaitan dengan aktual di era globalisasi, strateginya
isu-isu keislaman modern. dengan mendirikan kampus-kampus
Orientasi pendidikan tingkat UNU.
lanjut dari Indonesia juga bukan lagi Sebagai metamorfosa pengem­
semata ke Timur Tengah. Memang dulu bangan dakwah, UNU masih terkait
inspirasi pendidikan pesantren, seperti dengan visi kepesantrenan. Menjadi
pembelajaran kitab kuning, mengambil pertanyaan bersama: apakah lembaga
dari praktek halaqah di Arab dan Timur pendidikan tinggi UNU meneruskan visi
Tengah. Universitas Al-Azhar Kairo pengajaran keagamaan sebagaimana di
berjasa melahirkan ulama Indonesia pesantren? Ataukah mengambil arah
dalam mengembangkan pendidikan di pengembangan yang lebih modern, atau
tingkat pesantren. Fenomena saat ini katakanlah pendekatan yang lebih saintis
telah berubah, isu-isu modern tidak cukup (scientific orientation).
diakomodir kajian keislaman Timur Pendidikan tinggi Islam pada
Tengah. Oleh karena itu pendidikan dasarnya mengajarkan disiplin keilmuan
tingkat lanjut di Indonesia perlu Islam. Tantangan bagi UNU adalah
penyegaran dari model pembelajaran harus mempertahanan tradisi NU
Islam dari Amerika, dan negara-negara dan kepesantrenannya, di satu sisi,
Eropa. sekaligus tetap konsisten dalam orientasi
keilmuannya (saintis), di sisi lain. Dua
Perwajahan Dakwah Modern NU sisi itu menentukan masa depan UNU
Pendirian kampus Nahdlatul Ulama dalam perjalanannya nanti.
di berbagai kota belakangan ini, Di antara kampus-kampus Islam di
memperlihatkan NU siap bersaing dengan Indonesia, persoalan orientasi keilmuan
dunia pendidikan modern. Berlabelkan masih terus diperbincangkan dan
nama Universitas Nahdlatul Ulama dirumuskan. Tiap kampus bisa berlainan
(UNU), ormas yang memiliki masa soal orientasi keilmuan yang ditekankan:
terbesar di negeri ini siap melebarkan satu contoh adalah UIN Sunan Kalijaga
dakwahnya di luar area pedesaan. Yogyakarta menekankan jejaring
Organisasi keagamaan yang ber­ pengetahuan antara ilmu agama dan ilmu-
diri pada tahun 1926 ini sejak semula ilmu modern lain, gagasan ini dikenalkan
terkenal paling ramah dengan tradisi

10 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


EDITORIAL

Amin Abdullah dengan jargon keilmuan bersumber di khazanah kekayaan ulama


integratif dan interkonektif. Timur tengah. Kekayaan khazanah
Dalam upaya mencari rumusan keilmuan Islam kini terus dikaji dan
orientasi keilmuan Islam yang sesuai menjadi bahan ajar di kampus-kampus
dengan visi NU, penting kiranya melihat besar seperti di antaranya, Al-Azhar
potret pendidikan tinggi di Timur Kairo, Al-Zaituna Tunisia, Muhammad
Tengah. Sebenarnya ini bukan hal baru Khamis, Ummul Qura Mekkah, dan lain
dalam dunia pesantren, sebab hal yang sebagainya.
sama telah dilakukan ulama NU yang Menjadi pertimbangan bagi kita
menimbah ilmu di negeri Arab. Sepulang untuk tidak menelan semua yang di
dari belajar mereka mentradisikan Timur Tengah, karena pada dasarnya
orientasi keilmuan yang pernah dipelajari. setiap tempat memiliki keunikan yang
Satu contoh sederhana adalah tidak dapat ditiru. Persoalan politik di
metode pengajian kitab kuning yang Timur Tengah membuat porak-poranda
sebenarnya adalah model yang begitu dunia Islam. Keilmuan memang tidak
familiar diperaktekkan di masjid Al- dapat lepas dari politik tetapi juga
Azhar Kairo, Masjidil Haram, dan masjid- tidak selamanya kegagalan politik
masjid lain. Dalam dunia pesantren merepresentasikan rapuhnya basis
kegiatan itu bernama ngaji sorogan keilmuan yang berkembang di sana.
sedang di Arab sana disebut talaqqi. Tinjauan yang terakhir adalah
Ulama NU berhasil mewariskan UNU perlu rumusan paradigma dirasah
wawasan keagamaan yang sesuai dengan islamiyyah yang mencerminkan
visi kebhinekaan bangsa. Keberhasilan kekhasannya sendiri. Keilmuan yang
itu bagian dari ikhtiar para ulama diharapkan kelak tidak sebatas meniru
Nusantara yang sebetulnya meneruskan paradigma yang sudah ada di kampus-
tradisi keilmuan dari Timur Tengah. kampus UIN di Indonesia, juga tidak
Tidak sembarang aliran yang diambil dari seperti paradigma pendidikan agama
Timur Tengah, hanya fokus mazhab ahl di kampus-kampus umum. Meninjau
al-sunah wa al-jamâ`ah (Aswaja). Ulama dirasah islamiyyah di kampus Timur
yang dirujuk berasal dari Al-Azhar Kairo, Tengah adalah upaya untuk mengetahui
dan ulama Saudi yang berpaham moderat. bagaimana idealnya khazanah
keislaman itu dipelajari, sekaligus untuk
Bagaimanapun pengajaran Islam
merumuskan orientasi keilmuan bagi
meski dilihat dari sudut pandang modern,
masa depan pembelajaran di UNU.[]
tetap saja materi keislaman yang dipelajari

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 11


RISET UTAMA REDAKSI

Menggagas Paradigma Keilmuan


Universitas Nahdlatul Ulama
Dewan Redaksi

Prolog tersebut? Pesantren menurut para peneliti

P esantren merupakan lembaga pen­


didikan keislaman yang memiliki
akar historis kultural panjang di
mewakili tradisi ratusan tahun per­lawanan
terhadap kolonialisme, dengan kedudukan
mandiri, bebas, dan terdesentralisasi pada
Indonesia. Kontribusinya bukan hanya masyarakat pedesaan, yang para kyainya
dalam ranah keagamaan, namun juga orang-orang paling berpengaruh dan tak
menjadi salah satu kekuatan intelek­tual, diperintah siapapun. Dalam konteks inilah
sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan pesantren melampaui apa yang disebut
bangsa yang penting. Keindonesiaan sebagai subkultur, bukan sekedar bagian
terbentuk dan dibentuk salah satunya dari varian institusi pendidikan nasional,
oleh nilai-nilai pesantren. Kontribusinya namun sebagai the great tradition yang
memanjang dari era sebelum imajinasi mempengaruhi arah dan transformasi
dan konsep keindonesiaan ditemukan, era sejarah nusantara.
kolonialisme, era pembebasan nasional,
era pasca­merdeka, hingga era globalisasi. Peta Tantangan UNU
Resolusi jihad, NKRI, Pancasila, Sebagai living institution, pe­san­tren
keluwesan dalam mempraktekkan syariah dituntut untuk terus dinamis, responsif,
hanya­lah sebagian dari peran besar pe­ memiliki relevansi intelek­ tual dan
santren dalam keislaman dan ke­bangsaan. sosial yang kuat, baik dalam konteks
Jika dibahasakan dalam terminolog keagamaan, kebangsaan, dan global.
ilmu-ilmu sosial, apa yang di­ lakukan Seiring pergerakan zaman, terjadi pula
pesantren adalah proses akumulasi perubahan dan pergeseran sosial yang
pengetahuan, akumulasi basis ekonomi, menjadi konteks baru pesantren. Realitas
akumulasi reproduksi kebudayaan, dan sosial baik lokal, nasional, maupun
pemberdayaan masyarakat. Apa yang global senantiasa mengalami pergeseran.
dapat dipetik dari perspektif sejarah Realitas ke­bangsaan di tingkat nasional

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 13


RISET UTAMA REDAKSI

masih jauh dari kondisi ideal konstitusi ini menjadikan Indonesia lebih banyak
kita. Tujuan nasional sebagaimana menerima implikasi negatif sistem global
dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 di satu sisi dan gagal mengolah peluang
masih jauh panggang dari api. Realitas dan tantangan global strategis.
kebangsaan dipenuhi dengan berbagai Dalam ranah keagamaan, ke­kuatan
rupa kelemahan, keterbelakangan, nilai-nilai keislaman belum sepenuh­
dan kemunduran. Kondisi ekonomi, nya dapat memainkan interplay dengan
pendidikan, lingkungan, budaya, dan proses-proses ekonomi, sosial, politik, dan
politik nasional jauh dari standar kebudayaan. Pada bagian lain, kekuatan
memadai. Kemiskinan, pendidikan transformatif agama dan nilai-nilai luhur
yang kian masuk dalam arus komersil, akhlak mulia seringkali dilumpuhkan
kualitas kesehatan rendah, lingkungan oleh kooptasi kekuasaan, pragmatisme,
rusak, penegakan hukum yang masih hedonisme, arus besar liberalisasi, dan
lemah, merupakan potret kebangsaan fundamentalisasi agama. Pemikiran
kontemporer keindonesiaan. dan praksis berbasis nilai agama belum
Sementara itu, potensi ekonomi, memainkan peran sebagai kekuatan
sosial, alam, dan budaya bangsa ini reformatif dan transformatif, bahkan
masih sangat melimpah. Begitu juga menjadi bagian problem kebangsaan.
dengan potensi sumber daya manusia­ Dalam ranah akademik, dikotomi kajian
nya. Indonesia adalah negara yang keislaman, sosial, humaniora, dan
dilimpahi kekayaan alam seperti hutan, kealaman, telah menjebak dalam labirin
laut, pertanian, perikanan, energi dan nyaris tanpa ujung dan melupakan misi
pertambangan yang begitu me­ lim­pah. profetis agama sebagai kekuatan kritis
Hanya saja, semua potensi terse­but belum dan transformatif.
berhasil sepenuhnya diolah menjadi Tantangan-tantangan itulah yang
kekuatan geoekonomi dan geopolitik, semestinya menjadi pijakan pendirian
yang memungkinkan Indonesia menjadi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU).
negara dan bangsa yang mandiri, Pendirian UNU, dengan demikian, tidak
bermartabat, dan berkedaulatan. ahistoris, namun merupakan kelanjut­
Dalam konteks global, realitas an mandat sejarah yang tak mungkin
kebangsaan dihadapkan oleh tantangan dielakkan untuk meneruskan cita-
sekaligus peluang globalisasi. Integrasi cita luhur pesantren. Pendirian UNU
ekonomi dan politik ke dalam sistem juga bukan dalam rangka mengambil
global telah men­ jadi­
kan Indonesia alih tanggung jawab negara, menjadi
sebagai salah satu pasar strategis ke­kuat­ bagian arus konvensional teaching
an ekonomi internasional. Akan tetapi, university yang kehilangan daya dobrak
di sisi lain, bangsa ini belum sepenuh­ perubahannya, dan bukan pula sebatas
nya mampu memanfaatkan peluang- memanfaatkan bonus demografi yang
peluang global yang tercipta. Situasi melimpah ruah.

14 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

UNU harus dimaknai sebagai Paradigma UNU bersumber dari


eksternalisasi keyakinan teologis Aswaja nilai dan ajaran ahl al-sunnah wal-
An-Nahdliyyah, untuk me­revi­talisasi jamâ`ah al-nahdliyyah. Ahlus sunnah
peran pesantren dalam pem­ bangunan wal-jamaah memandang nash (Al-
bangsa dan dunia yang berkeadilan, Qur’an, Sunnah, Ijmâ’ dan Qiyâs) sebagai
berkesejahteraan, dan berkeadaban. UNU sumber pengetahuan tertinggi, namun
merupakan ruang pelembagaan sesuai meletakkan penafsiran dan implementasi
perkembangan zaman dari kewajiban atas nash dalam wilayah relatif dan arena
untuk mengkaji dan mendalami kontekstualisasi.
agama dan realitas, mendidik anak Oleh karenanya, paradigma ke­
bangsa menjadi generasi salaf shalih, ilmuan UNU bersifat normatif sekaligus
mengabdi pada kepentingan-kepentingan historis, teoretis dan praksis, imanen
masyarakat, berbakti pada bangsa dan dan transendental. Paradigma UNU
negara, serta menyambut seruan untuk merupakan paradigma yang hidup, yang
me­mahami realitas keragaman umat dan tidak melakukan pemisahan antara ilmu
lingkungan kebudayaan agar saling me­ dan amal, yang menyatukan teori dan
ngenal. Pengkajian, penelitian, pengem­ praksis, yang enggan dengan berbagai
bangan, penyebaran, dan penerapan ilmu rupa ekstremisme epis­temologis.
pengetahuan merupa­ kan bagian dari
Paradigma UNU tidak berpijak pada
upaya mewujudkan cita-cita di atas.
pemisahan ontologis dunia-akhirat, tidak
memisahkan kesalehan individu dan
Paradigma Keilmuan sosial, serta tidak meletak­kan nilai-nilai
Tantangan dan peluang baru yang agama semata-mata dalam ruang privat.
muncul membutuhkan respons berbasis Secara garis besar, paradigma UNU
pendidikan riset yang ber­ tumpu pada terangkum dalam tiga matra.
akar nilai-nilai pesantren. Sebagai Pertama, berdiri di atas mode of
pijakan orientasi pengembang­ an dan thinking (manhaj al-fikr) yang jelas.
panduan operasio­ nal, maka dibutuhkan Metode berfikir yang dikembangkan
paradigma keilmuan yang bertumpu pada adalah metode berfikir yang ber­tumpu
nilai-nilai pesantren. Di sinilah jantung pada prinsip kausalitas, kritis-dialektis,
dari Univeristas Nahdlatul Ulama yang dan teleologis yang memadu­ kan antara
membedakannya dengan pendidikan unsur wahyu (naql), rasio (`aql), intuisi
tinggi yang lainnya. Tanpa paradigma (`irfân) empirik (wâqi`i), heuristika sosial
keilmuan yang khas, UNU berpotensi (`Âdah). Metode tersebut merupakan
mengalami disorientasi, bahkan mungkin implikasi dari pandangan ontologis
menjadi legitimasi realitas sosial yang yang melihat adanya realitas bertingkat-
ada, sebagaimana dialami yang lainnya. tingkat yang bukan semata realitas
Pertanyaannya adalah, bagimana dan positivistik. Model ini berarti upaya untuk
seperti apa paradigma keilmuan UNU? mewujudkan keadilan (salah-satu nilai

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 15


RISET UTAMA REDAKSI

dasar Islam), meniscayakan pentingnya sosial, sekaligus analisis kritis, kom­pre­


pluri-metodologi dan heterologika sains hensif, dan multidisiplin, untuk membuka
yang saling berkelindan, sekaligus jalan emansipasi, pember­ dayaan sosial,
menegaskan bukan semata-mata eksplo­ dan transformasi. Kedua proses tersebut
rasi keilmuan tanpa tujuan, ilmu untuk bertumpu pada model berfikir teleologis
agar semua proses penelitian, pemikiran,
ilmu, namun dipandu oleh tujuan-tujuan
dan kajian, tidak tercerabut dari akar
syar’i se­ perti memberantas kebodohan,
tujuan dasarnya dan nyambung dengan
menanam­ kan pembebasan dan spirit realitas transendental (ma’rifat-hakikat).
merubah keadaan (liberasi-transformasi),
Kedua, cara bersikap secara aksio­
meraih kebahagiaan dunia-akhirat, al-
logis. UNU tidak boleh bersikap netral
amr bi-ma’ruf wa nahy `an al-munkar,
dan karenanya harus memiliki sikap
yang berpuncak pada teraihnya ridha dan
keberpihakan yang jelas. Objektivikasi
cinta Allah Swt.
akademik hanya berlaku dalam proses
UNU mengembangkan pemikiran
pen­carian kebenaran dalam dirinya. Pada
berbasis kausalitas, dialektis, sekaligus
teleologis. UNU mengembangkan pene­ level ini, pilihan pencarian data dan topik
liti­an ilmiah berbasis verifikasi-falsifikasi riset juga harus terbebas dari kepentingan
untuk memperoleh penjelasan realitas atau diarahkan yang bertujuan untuk
dasar yang objek­ tif, tidak memihak, mem­bangun legitimasi atau justifi­kasi
berlaku umum, dan bersifat prediktif. ke­mung­karan. Pendek kata, UNU harus
Data dan fakta dasar ini dikembangkan tegas terhadap yang benar (haq) dan salah
melalui analisis interpreratif untuk (bâthil). Oleh karenan­ya, keberpihakan­
mendapat pemahaman, penafsiran, dan nya terhadap kebenar­ an, keadilan, dan
makna yang mendalam terhadap realitas bukan pada kategori sosiologis atau

16 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

ideologi sosial tertentu, merupakan Model Kajian dan Riset


sikap dasarnya. UNU juga memandang Sebagai konsekuensi paradigma tersebut,
dunia sebagai realitas yang plural dan maka model kajian yang dikembangkan
bertingkat-tingkat, karena itu pluralitas juga mengelak dari problematik
diterima sebagai desain dari sunnatullah. dualisme basis keilmuan, universalisme
Sikap adil, moderat, dan toleran menjadi pengetahuan, dan dualisme ilmu
spirit utama dalam mengelola pluralitas agama-ilmu dunia. Model kajian UNU
tersebut. Dengan demikian, UNU tidak pertama-tama tidak­ lah diorientasikan
menerima semua bentuk sikap yang untuk menjawab problem dualisme,
meng­ingkari nilai-nilai keadilan, kebajik­ universalisme, dan ketegangan antara
an publik, dan yang mengancam keaneka­ kebenaran teks, ilmu sosial humaniora,
ragaman atau pluralitas budaya tersebut. dan ilmu-ilmu natural. Oleh karena akar
Ketiga, cara bertindak-berpraksis. masalahnya tidaklah pada dualisme,
Dalam bertindak, UNU mengimani bahkan dualitas, di tiga ranah tersebut.
adanya kehendak dan ketentuan dari Akar masalahnya terletak dalam cara
Allah Swt. tetapi UNU juga meyakini pandang dualistik yang dikotomistik dan
bahwa Allah Swt. telah mengaruniai ma­ oposisi biner.
nusia pikiran dan kehendak. Karena itu Dalam ranah praksis, pandangan
dalam bertindak, UNU tidak bersikap dualistik mendorong objektivisasi alam
pasif dan fatalis akan tetapi tetap melihat secara berlebihan dan pengurasan sumber
positif usaha yang dikerahkan manusia daya alam secara semena-mena; watak
(al-kasb). UNU percaya perubahan objektivistis dan positi­vis­tis­nya cenderung
sejarah tidak datang dari firman suci menjadikan alam dan manusia semata-
dengan tiba-tiba seperti hujan yang turun mata sebagai objek, dan masyarakatpun
dari langit. Namun demikian, UNU tidak direkayasa seperti layaknya mesin;
bersifat antroposentris mutlak bahwa ilmu-ilmu positif-empiris kemudian
segalanya ditentukan oleh manusia menjadi standar kebenaran tertinggi;
(free will). Dengan demikian tindakan pandangan hidup yang materialistik; dan
ala UNU bukanlah tindakan sekular, tumbuhnya relasi antarbangsa berbasis
melainkan sebuah dialektika keimanan dominasi dan hegemoni. Logika dan cara
yang mengejawantah dalam seluruh aspek berfikir oposisional tersebut haruslah
akademik dan kehidupan. ditransformasikan menjadi model berfikir
Dengan kata lain, dalam praksis kritis dan dialektis.
pembelajaran, riset, dan pengabdian
Model riset dan kajian, UNU meng­
masyarakat diarahkan untuk mendorong
anut pluralisme epistemologi dan meto­
perubahan sosial secara sadar, dan tidak
dologi. Model kajian ini tidak sepenuhnya
melepaskannya dari konteks working
menerima klaim-kebenaran mengenai
reality, apalagi mempertahankan status
univer­
salisme nilai-nilai ilmiah, teori,
quo yang jauh dari prinsip dasar kemasla­
dan metodologi keilmuan secara mutlak.
hatan umat (mabâdi’ khair ummah).

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 17


RISET UTAMA REDAKSI

Model ini lebih menganut pada epistemo­ Dalam model kajian ini, tujuan
logis kon­ tekstual. Kajian ini tidak riset, kajian, dan pencarian ilmu penge­
meng­ ingkari kebenaran umum, namun tahuan terkait erat dengan pada apa yang
sangat menekankan konteks lokalitas dianggap penting bagi atau apa yang
yang berpengaruh pada penafsiran, pe­ dianggap luhur oleh nilai-nilai pesantren.
maknaan, dan pemahaman atas data, Nilai-nilai pesantren ini mengacu ke dua
fakta, teori, dan dalil kebenaran. Nilai- hal: pertama, apa yang disebut sebagai
nilai lokal ditekankan sebagai modus Maqashid Syariah, dan kedua, nilai-
of being dari pengetahuan universal. nilai kearifan lokal atau al-ma’ruf (local
Kajian ini meletakkan lokalitas dan wisdom) yang tumbuh dan berkembang
kesadaran antropologis sebagai ukuran di lingkungan atau dalam konteks
tafsir kebenaran utama. Pengetahuan Nusantara.
dibentuk secara konstruktif kontekstualis, Oleh karenanya, modal kajian dan
yang bermakna bahwa semua klaim riset ini juga mengakui bahwa ke­nyataan
pengetahuan (fakta, kebenaran, validitas) memiliki jenjang yang masing-masing
hanya dapat dimengerti dan diperdebat­ memiliki logika dan metodologi tersendiri
kan dalam konteks tertentu dan dalam yang dihubungkan oleh prinsip objektif-
paradigma atau komunitas tertentu pula. interobjektif dan subyektif-intersubjektif.
Model kajian ini menganggap Model kajian dan riset ini dalam konteks
tak satu-pun paradigma, teori, konsep, teori transformasi sosial, dijabarkan
tafsir, atau pemikiran yang diterima dalam empat ranah:
sebagai sesuatu yang selesai atau final. Pertama, kontekstualisasi riset dan
Kedudukan sains dan pengetahuan, entah kajian. Pengetahuan keislaman, ilmu-
bersumber dari penafsiran ter­hadap ilmu sosial, ilmu-ilmu humaniora, dan
teks, eksperimen, mau­ pun perenungan ilmu-ilmu kealaman serta teknologi,
dan penalaran, pada dasar­ nya sama yang membawa kebenaran universal
dengan jenis penge­ tahuan lain. Kajian dikontekstualisasikan dalam konstruksi
ini menjadi­ kan prinsip heterologika kebenaran empirikal dan ranah tata
sains, yakni adanya keanekaragaman nilainya. Kontekstualisasi ini menentukan
logika dalam sains, sebagai dasar dalam pengetahuan keislaman, sosial,
memahami ilmu pengetahuan. Namun humaniora, dan sains-teknologi apa
demikian, model kajian ini bukanlah yang dibutuhkan, bermanfaat, dan tidak
sebuah deklarasi terhadap relativisme dibutuhkan, bahkan yang merusak alam
kebenaran secara mutlak, agnotisme dan masyarakat. Riset dan pengembangan
pengetahuan, maupun anarkisme ilmu pengetahuan yang menciptakan
epistemologis yang mempermainkan dehumanisasi, alienasi, konsentrasi
kebenaran dalam belantara bahasa. Model kekayaan di sebagian orang, kerusakan
kajian ini tetaplah mempercayai adanya lingkungan, merebaknya pengangguran,
suatu kebenaran.

18 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

massifnya perilaku tercela merupakan Rekonstruksi ini dibutuhkan bukan


pantangan dan karenanya haram. hanya pada dataran keilmuan namun juga
Kedua, konservasi culture-nature. pada penataan lembaga-lembaga sosial,
Setiap bangsa memiliki lingkungan politik, hukum, pendidikan, dan ekonomi
kebudayaan yang spesifik. Lingkungan ke­ yang mengkerangkai proses kehidupan
budayaan terdiri dari lingkungan material bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
seperti kondisi geografis, geoekonomi, Sebab globalisasi bukan hanya bergerak
geopolitik, geostrategi, dan basis karunia di aras epistemologi sosial, namun juga
sumber daya alam. Selain itu, lingkungan di ranah lembaga politik, ekonomi, sosial,
kebudayaan juga terdiri dari unsur non- budaya, dan agama. Pengembangan
material seperti nilai, adat istiadat, tradisi, ilmu dan pengetahuan seharusnya
kesadaran, yang membentuk kesadaran dikaitkan dan terkait langsung dengan
historis masyarakatnya. Ilmu dan pe­nge­ proses penataan kelembagan tersebut
tahuan digali dan diserap sesuai dengan menuju kedaulatan bangsa atas berbagai
lingkungan fisik dan nonfisik kebu­daya­ kelembagaan sosial, ekonomi, politik,
an tersebut. Ilmu pengetahuan digali, dan lainnya.
diserap, diadaptasi, dan dilaksanakan Keempat, rejuvinasi-rekonteks­
untuk konservasi budaya dan alam itu tualisasi kebudayaan. Ronit Ricci (2011:
sendiri. 1-5) menjelaskan bahwa penyebaran
Di sisi lain, Indonesia merupakan agama Islam ke Timur menuju Asia
negara dengan karunia sumber daya alam Selatan dan Asia Tenggara, yang
yang melimpah. Inilah yang mengundang kemudian membentuk komunitas
para penjajah dan kaum neoimperialis Islam Nusantara, merupakan salah
untuk menguasai ke­kaya­an sumber daya satu perpindahan budaya yang paling
alamnya. Ke­ kayaan sumber daya alam penting dalam sejarah dunia. Ketika
ini merupa­ kan hak masyarakat untuk Islam menyebar ke daerah-daerah ini,
tata ke­
lolanya. Kekayaan SDA tersebut Islam menjumpai budaya-budaya yang
pada dasarnya merupakan anugerah yang jauh berbeda dengan budaya di Timur
harus dimanfaatkan secara berdaulat Tengah, dan Islam Nusantara secara
oleh masyarakat dengan prinsip-prinsip gemilang mampu menggabungkannya
konservasi. ke dalam suatu komunitas global (Nu­
santara) dengan keragaman geografis,
Ketiga, “nasionalisasi” kelembaga­
linguistik, sistem politik, ekonomi,
an. Upaya menata kehidupan agar
hukum, dan sosial. Jauh sebelum per­
mencapai tujuan konstitusi dan
cetakan dan komunikasi massa tersebar
mewujudkan kemuliaan Islam dan umat
luas, teks tulis memegang peran penting
Islam sebagai sebaik-baik umat (khaira
dalam penyebaran pe­ mikir­an dan
ummah), kejayaan bangsa, perdamaian
kepercayaan dalam dunia Islam. Berbagai
dan keadilan dunia membutuhkan
macam teks, seperti Al-Qur’an, babad,
rekonstruksi di semua dataran.

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 19


RISET UTAMA REDAKSI

puisi, naskah tasawwuf, kalam, fiqh, dan Paradigma Pendidikan UNU


karya ilmiah lain, merupakan perantara Paradigma pendidikan UNU, dengan
penyebaran Islam dan cara hidup baru demikian, sebagai konsekuensi logis
melalui teks dalam bahasa Arab maupun paradigma keilmuannya, berpijak pada
yang sudah diadaptasi-terjemahkan dua titik dasar. Keduanya adalah pijakan
ke dalam bahasa lokal. Sirkulasi teks, pada asumsi dasar falsafah manusianya
pemikiran dan bentuk literatur Islam di dan kebutuhan kualifikasi lulusan yang
daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara dipandang mampu mengenali tanda-tanda
mengalami proses-proses transmisi zaman dan menjawab tantangannya. Salah
literatur, penterje­mah­ an, dan konversi satu rujukan penting pendidikan dalam
agama, dan bagaimana proses-proses tradisi Aswaja An-Nahdliyyah adalah
tersebut saling berhubungan dari segi pemikiran Imam Abu Hamid Al-Ghazali
historis, saling bergantung secara mutual, (1058-1111), terutama konsepsinya dalam
dan terformulasikan ulang secara kreatif pendidikan akhlak yang dapat dilihat dari
dalam suatu wilayah penting dari dunia rumusannya mengenai “induk akhlak
muslim lintas geografis. Berbagai teks dan fondasinya” (ummahât al-akhlâq wa
yang telah diadaptasi dan diterjemahkan ushûluhâ).
dalam bahasa dan budaya lokal yang Menurut Imam Al-Ghazali, induk
secara konseptual terformulasikan ulang dan fondasi akhlak terdiri dari empat
secara kreatif dalam bentuk naskah, konsep pokok berikut ini. Pertama, al-
kisah, teladan, tradisi, dan artefak. Inilah hikmah, yaitu kondisi jiwa, batin, nafs
yang disebut dengan Islam Nusantara. yang tercerahkan sehingga mampu
Melihat uraian tersebut, dapat memahami yang benar dari yang salah,
ditarik sebuah tesis bahwa konstruksi yang baik dan buruk, dalam semua
identitas Islam Nusantara merupakan tindakan bebas. Kedua, al-adl, yakni
rajutan antara kosmopolitanisme Islam kondisi jiwa, batin, nafs, yang mampu
dan lokalitas kebudayaan Nusan­ tara. memimpin dan membawa amarah dan
Konstruksi tersebut saat ini dan masih syahwat dalam naungan al-hikmah.
menghadapi tantangan internal dan Ketiga, al-syajâ`ah, yakni kekuatan
ekspansi kebudayaan material dengan amarah yang dituntun oleh akal. Keempat,
segala instrumennya. Di situlah tugas al-`iffah, yakni kekuatan syahwat yang
besar strategis ke­ budaya­an dalam terdidik dengan pendidikan akal dan
pendidikan, bagai­mana mempertahankan syariah. Akhlaq mulia yang komprehensif
yang masih relevan dan tanpa henti me­ hanya akan tumbuh dari manusia yang
ne­robos romantisme dan kebekuan untuk dalam dirinya tegak, lurus dan seimbang
menemukan inovasi-inovasi kebudaya­an antara keempatnya.
baru yang lebih relevan dan mashlahat. Manusia, menurut Imam Al-
Ghazali, merupakan makhluk mono-

20 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

pluralis, dalam arti satu pribadi yang dharûri, terkandung maksud makna
terdiri dari tubuh, akal, hati, ruh, dan “akal” dalam hadits bahwa Allah Swt.
nafsu. Keempatnya dapat dibedakan tidak menciptakan makhluk yang lebih
namun memiliki, dalam istilah para­dig­ utama ketimbang akal. Sedangkan dalam
ma UIN Sunan Kalijaga, inter­konek­si dan hadits Nabi Saw. kepada Sayyidina
integrasi. Hati memiliki dua instrumen Ali ibn Abi Thalib, ketika manusia
ekspresi yakni instrumen lahir/material mendekatkan diri kepada Allah dengan
(tubuh, panca indera) dan instrumen berbagai kebijakan, maka mendekatlah
batin yakni amarah dan syahwat yang kepada-Nya dengan akal, maka yang
merupakan dua elemen pokok dari nafsu. dimaksud akal adalah kategori akal kedua,
Instrumen lahir dibutuhkan sebagai alat yakni ilmu muktasabah. Ilmu duniawi
ekspresi atau materialisasi pergerakan ke­ diperoleh melalui eksperimentasi dan
hen­dak yang berpusat di hati. Aktivisme perenungan rasional yang meng­hasil­kan
sosial, misalnya, akan operasional berbagai disiplin ilmu seperti geopolitik,
jika diperintahkan oleh hati untuk geoekonomi, teori pembangunan, sejarah,
melakukannya. Jika tidak, maka aktivisme ilmu politik, analisis media, kedokteran,
sosial tidak akan operasional. Aktivisme pertanian, perikanan, teknik, matematika,
sosial atau diam skeptis tidak peduli dan lainnya, sedangkan ilmu syariah
sepenuhnya berpusat dan digerakkan diperoleh secara mengikuti wahyu dan
oleh gerak hati. Oleh karenanya, hadits Nabi.
nilai aktivisme yang dihasilkan oleh Akan tetapi, keduanya membutuh­
instrumen tubuh seseorang ditentukan kan akal untuk memperoleh (pe­maham­­
oleh pergulatan hati. Hati yang lembut an) sehingga dihasilkan penge­­ tahuan
adalah hati yang mengetahui, yang sistematik. Karenanya, mem­ perten­tang­
­

menangkap, yang menembus kenyataan, kan antara ilmu berbasis pada akal (dalil
dan menyimpan pengetahuan. rasio, dalil empirik) dengan ilmu syariah
Ilmu dan pengetahuan yang di­ (wahyu) merupakan sesat pikir dan
terima hati ini dapat dibedakan menjadi dari perspektif sufi, hal tersebut hanya
dua, ilmu ‘aqliyah dan ilmu syariah. Ilmu dapat lahir dari mereka yang buta mata
‘aqliah terdiri dari ilmu dharûrî (seperti hatinya. Sejatinya filsafat pendidikan
aksioma bahwa se­ seorang tidak dapat civitas akademik berpijak pada kerangka
berada di dua tempat berbeda secara tersebut, karena manusia merupakan
bersamaan) dan ilmu muktasabah (ilmu makhluk yang memiliki dua dimensi:
penge­ tahuan yang diperoleh melalui lahir dan batin. Pendidikan dilakukan
pembelajaran dan pencarian dalil). Ilmu untuk mengasah dua dimensi tersebut.
muktasabah ini dibagi lagi menjadi ilmu- Keduanya, yang lahir dan batin, yang
ilmu duniawi dan ilmu-ilmu ukhrawi. jasmani dan rohani, akal dan hati, selalu
Dua kategori inilah yang disebut dengan memiliki dua kemungkinan perilaku: baik
akal. Pada bagian yang pertama, ilmu dan buruk; mulia dan hina. Akan tetapi,

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 21


RISET UTAMA REDAKSI

hati, nafsu, batin lebih memiliki hirarki barang siapa diberi anugerah hikmah,
lebih tinggi ketimbang akal, panca indera, maka dia benar-benar diberi kebaikan
tubuh, jasmani, oleh karena kualitas yang yang berlimpah.
terpancar dari pakal dan anca indera Kemuliaan quwwah al-ghadhab
sepenuhnya dikembalikan ke hati. Yang mengacu pada kapasitas untuk berpegang
pertama memahami struktur realitas teguh pada prinsip yang telah digariskan
melalui rasio dan data empirik, yang oleh hikmah, yakni akal dan syariah.
kedua memahami struktur realitas melalui Istilah ghadhab di sini tidak mengacu
kecerdasan hati (basyîrah). Yang pertama ke makna peyoratif yakni marah yang
menghasilkan realitas sosial empirik, dipandang sebagai ekspresi pekerti tercela
yang terukur, berdasarkan pada data, dalam kitab-kitab akhlak. Kemuliaan
dalam beragam dataran ekonomi, politik, quwwah al-syahwah mengacu ke panduan
sosial, budaya, dan lainnya (empirical akal dan syariah. Sedangkan quwwah al-
entities), yang kedua menghasilkan `adl mengacu ke pembenaran kekuatan
realitas metafisik, makna di balik fakta syahwat dan ghadhab yang berada di
empirik atau hakikat realitas. bawah petunjuk akal dan syariah.
Dari empat unsur manusia di Untuk memahami keempatnya lebih
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jelas dapat dianalogikan gambaran berikut
karakter warga civitas akademik terkait ini. Jika diibaratkan, kekuatan akal
erat dengan empat hal: quwwah al- dan syariah (hikmah) sebagai petunjuk
`ilmi; quwwah al-ghadhab; quwwah al- yang menentukan baik dan buruk; maka
syahwah dan; quwwah al-`adl. kekuatan-adil adalah kekuasaan atau
Kemuliaan quwwah al-`ilmi kemampuan untuk melakukan petunjuk
mengacu kecerdasan civitas akademik akal, sementara kekuatan amarah
untuk membedakan antara yang jujur dan (ghadzab) laksana anjing pemburu di
bohong dalam ucapan, haq dan bâthil mana pelepasan dan pengekangannya
dalam keyakinan, mulia dan tercela dalam membutuhkan pengajaran dan pendidikan
perbuatan. quwwah al-`ilmi juga mampu agar sesuai dengan petunjuk akal dan
membedakan antara kenyataan hakiki dan syariah, dan dengan demikian tidak
hasil konstruksi, natural dan rekayasa, dikuasai dalam kendali nafsu syahwat;
aktor dan korban, faktawi dan hoax, yang sedangkan syahwat laksana kuda yang
alamiah dan yang by design, ekspresi suatu waktu dalam kondisi terdidik dan
nurani dan palsu, nyata dan pencitraan. terlatih untuk berburu, namun di waktu
Daya kekuat­an pemahaman yang benar yang lain tidak selalu dapat dikendalikan.
dalam ucapan; benar dalam keyakin­ Civitas akademik yang tegak, lurus, dan
an, dan; mulia dalam perbuatan tersebut sama, dalam hikmah, amarah, syahwat,
disebut dengan hikmah yang meru­pakan serta adil merupakan prototype civitas
induk dari akhlak mulia. Inilah yang akademik dengan predikasi berakhlak
dimaksud dengan hikmah dalam ayat: dan mulia. Sedangkan yang tegak, lurus, dan

22 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

sama dalam hikmah, misalnya, namun melahirkan pribadi busuk dan keji,
tidak dalam syahwat, amarah, atau adil, sebaliknya, mengabaikan sama sekali
maka merupakan gambaran pribadi di kekuatan hikmah merupakan sebentuk
mana sebagian sempurna akhlaknya, dan ketololan civitas akademik. Keutamaan
sebagian tidak atau kurang sempurna. dalam hikmah adalah kondisi titik tengah
Dengan kata lain, jika baik di satu aspek, antara kekejian dan ketololan tersebut.
dan tercela dalam aspek lain, hal itu Sedangkan al-`adl tidak memiliki dua
merupakan gambaran akhlak kurang titik ekstrem. Sebab perbandingan al-`adl
terpuji. Sosok pribadi yang mencapai adalah ketidakadilan atau kelaliman (al-
kesempurnaan akhlak secara total jur). Dalam konsepsi keadilan ini tidak
hanyalah baginda Nabi Muhammad Saw. dikenal kategori terlalu adil atau kurang
Kemampuan atau kapasitas civitas adil. Dua titik ini, lebih dan kurang, jika
akademik yang memungkinkan amarah ada dalam realitas termasuk dalam salah
tunduk pada akal, sehingga menjadi satu bentuk ketidakadilan. Inilah falsafah
baik dan lurus, disebut dengan akhlak pendidikan yang ideal dikembangkan:
syajâ`ah. Sedangkan kekuatan syahwah civitas akademik yang memiliki empat
yang berhasil dibimbing oleh akal dan sifat dasar ini secara lurus, tegak,
syariah sehingga baik dan lurus disebut tawassuth, dan benar, akan memancarkan
dengan `iffah. Amarah yang kuat dan akhlak mulia.
tak terkendali akan melahirkan perilaku Logika yang dibangun sederhana:
tahawwur (serampangan, semau-maunya, kekuatan akal yang lurus akan me­lahir­
seenaknya sendiri, sombong, egoisitik), kan rencana yang baik, pemahaman
sedangkan kekuatan amarah yang yang berkualitas, pemikiran yang
terlalu lemah akan melahirkan pribadi cerdas dan kritis, firasat yang tajam
pengecut, penakut, dan pesimistik. terhadap aspek-aspek halus (yang tak
Kekuatan syahwat yang teralu keras akan terlihat) dari aktivitas dan bisikan-
melahirkan kondisi syarhan, sedangkan bisikan nafsu berbahaya. Inilah akal
kekuatan syahwat yang terlalu lemah akan yang tercerahkan. Keimanan yang tanpa
melahirkan kondisi yang beku, statis, keraguan merupakan buah dari akal
tidak dinamis. Yang disebut keutamaan ini. Ekspresi amal pergerakan lahir dari
adalah jika kondisi amarah dan syahwat pemikiran dan hati seperti itu secara
berada di titik tengah antardua ekstrem niscaya akan berkarakter. Akal yang
kondisi di atas. Kecenderungan pada satu terlalu dominan akan melahirkan karakter
titik ekstrem merupakan kondisi akhlak keji, pembujuk, penipu, sedangkan akal
hina dan tercela. yang lemah akan melahirkan karakter
Begitu juga dengan hikmah yang kebodohan, lemahnya pengalaman
berada di tengah dua kutub ekstrem. dan imajinasi, ketololan, dan kegilaan.
Ke­berlebih­an dalam menggunakannya Perbedaan antara civitas akademik tolol
dalam hal-hal yang merusak akan dan civitas akademik gila adalah tujuan

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 23


RISET UTAMA REDAKSI

yang dikehendaki oleh civitas akademik malu, suka menghambur-hamburkan


tolol sudah benar, akan tetapi jalan yang sesuatu, memperdayai, riya’, suka
ditempuh salah, tidak menggunakan membuka aib, kurang ajar, terlalu banyak
logika yang benar untuk mencapai tujuan senda gurau, suka mencari muka, dengki,
tersebut, paradigmanya kacau balau, gembira dengan kesusahan orang lain,
sedangkan civitas akademik gila adalah patuh kepada orang kaya, merendahkan
civitas akademik yang memilih jalan orang fakir, dan lain sebagainya. Praksis
yang salah dan keji dari awal permulaan pendidikan tinggi ala Imam Ghozali ini
menempuh jalan. dijadikan basis theoretical-framework
Jika akal pada awalnya bisa pengembangan potensi, ringkasnya, hati
membedakan yang baik dan buruk, dan rasio, keimanan dan sains, karakter
yang haq dan bâthil, maka fondasi dan teknologi.
syajâ`ah merupakan kemampun akal
menundukkan amarah dalam naungan Metodologi Pembelajaran
adil. Dari fondasi ini akan melahirkan Paradigma keilmuan dan pen­­
kemuliaan, suka menolong, kesetiaan, didikan di atas, agar lebih operasio­
nal,
nafsu yang terkendali, kuat-tabah, membutuhkan paradig­ma pem­belajaran
kemurahan hati, keteguhan sikap, yang kongruen. Setidaknya, paradigma
mengendalikan hal-hal jelek, kasih pembelajaran­
nya harus berpijak pada
sayang, dan lain sebagainya. Keberanian empat komponen pokok:
berlebihan yang melampaui batas
Pertama, pembelajaran berbasis
i’tidal akan melahirkan kesembronoan
riset. Pembelajaran pada hakikatnya
yang merupakan sumber dari akhlak
bukan sekedar mengkonsumsi apa yang
pembualan, pemborosan, terlalu berkobar,
sudah ada dan ditemukan. Apa yang
sombong, dan berbangga diri. Begitu
sudah ditemukan tidak selalu dapat
juga dengan mengabaikan syajâ`ah, akan
menjawab persoalan yang akan terjadi.
melahirkan civitas akademik dengan
Oleh karenanya, pembelajaran yang ada
akhlak kehinaan, kerendahan, susah,
dilakukan berbasis pada riset. Pengertian
kekurangan, kekerdilan, dan enggan
berbasis riset di sini mengandung dua
menjalankan perkara yang benar dan
makna: 1) pem­be­lajar­an didasarkan
wajib.
atas dasar temuan-temuan riset terbaru,
Dari fondasi al-`iffah (menjaga dan bukan temuan lama yang sudah
kesucian), lahir kedermawanan, sifat kehilangan relevansi. Atas dasar ini,
malu, sabar, toleran, qanâ`ah, wara` dosen dituntut untuk selalu memper­baha­
(menjauhkan diri dari dosa), lembut, rui stock of knowledge-nya secara terus
suka membantu, cerdas, dan tidak rakus. menerus sesuai perkembangan ilmiah
Fondasi al-`iffah yang terabaikan akan yang ada; 2) Pembelajaran dilakukan
menghasilkan civitas akademik yang secara bersamaan dengan menumbuhkan
keranjingan, buruk perilaku, tak punya tradisi dan atmosfer riset. Misalnya,

24 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

tugas-tugas membuat makalah, pre­ guru (teacher centered learning TCL)


sentasi, dan lainnya di­
lakukan dengan ke berpusat pada mahasiswa (student
langkah-langkah metodis yang ilmiah. centered learning SCL). TCL lahir
Kedua, skolastik (heritage based dari ideologi dan kultur konservatif,
education). Salah-satu kekayaan sedangkan SCL lahir dari ideologi dan
pesantren dan atau dunia Islam secara kultur liberal. Proses pembalikan tersebut
umum adalah warisan ilmiahnya yang sesungguhnya sekedar memindah
luas dan lebar. Dalam perjalanan persoalan, namun tidak mendudukkan
waktu, khazanah pesantren ini ada yang dua subjek penting dalam pendidikan
sudah ketinggalan zaman, namun tidak tersebut secara proporsional.
sedikit yang masih relevan, bahkan Metodologi yang mencoba untuk
menginspirasi solusi-solusi problematik menggeser kembali dua kutub dalam
kontemporer. Pendidikan berbasis satu posisi yang seimbang adalah
budaya merupakan konsep pendidikan STARS. Metodologi ini dalam banyak hal
yang berusaha untuk menumbuhkan pararel dengan filosofi salah satu tokoh
apresiasi generasi muda terhadap warisan pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara
leluhur yang masih dibutuhkan dan (1889-1959) yang memperkenalkan
bermanfaat, sekaligus sebagai pijakan konsep Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso
dalam mengkonstruksi masa depan. Oleh Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso.
karenanya, teks klasik, sejauh relevan Filosofi dasar pemikiran Ki Hajar itu
dengan mata kuliah, menjadi penting adalah untuk menjadi motivator, menjadi
untuk dijadikan buku rujukan inti. Hal dinamisator, bahkan menjadi pemimpin
ini dilatarbelakangi terdapat gejala di tidak selalu harus di garis depan. Dengan
mana kebudayaan lokal kehilangan citra filosofi ini tidak ada relasi subjek-objek
di masyarakat. Penghargaan terhadap yang hirarkis. Jika pun ada hirarki sosial,
tradisi lokal mulai meluntur, digantikan konstruksinya tidaklah dominatif dan
dengan konsumsi kebudayaan baru yang hegemonik, yang menghambat kreatifitas.
seringkali tidak memiliki akar kultural. Dalam kependidikan, hal itu berarti
Mempraktikkan budaya lokal seolah pendidikan menyenangkan. Tumbuhnya
identik ikon keterbelakangan dan tidak atmosfer menyenangkan hampir
modern. Dalam dunia akademik hal mustahil jika segala sesuatu berpusat
tersebut tercermin dalam tidak banyak pada pendidik, sedangkan mahasiswa
dikajinya lagi khasanah pemikiran klasik hanya duduk pasif mendengarkan cerita
dan seperti sikap penghormatan terhadap sang dosen, atau sebaliknya mahasiswa
pendidik yang tidak sekuat zaman dahulu. mendominasi sementara dosen
Ketiga, student-teacher aesthetic pasif seribu bahasa. Menyenangkan
role sharing (STARS). Dalam sejarah membutuhkan keterlibatan peserta didik
pendidikan dikenal perkembangan dan dosen dalam suasana yang bebas
metode pembelajaran dari berpusat pada tanpa tekanan dan takut serta kondusif

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 25


RISET UTAMA REDAKSI

untuk melontarkan gagasan. Dengan pola perbedaan waktu menjadi lenyap. Ruang
ini, pembelajaran menjadi menyenangkan, fisik dalam aktivitas sosial diganti oleh
sebab mahasiswa memiliki keterlibatan ruang aliran atau space flows. Dalam
lebih luas dan total, baik secara pikiran, kenyataan ini jarak menjadi tak berhingga
emosional, maupun fisikal. Sebagai salah bagi mereka yang ada di luar jaringan dan
satu implikasinya adalah, dosen tidak saja sebaliknya sama sekali tak ada jarak bagi
dituntut untuk menguasai materi, kreatif, mereka yang ada dalam jaringan tersebut.
dan dinamis, namun juga prigel. Kehadiran teknologi informasi dan
Keempat, berbasis information komunikasi ini melahirkan desen­tralisasi
communication technology (ICT). Era komunikasi dan jaringan. Dalam sistem
masyarakat industri sudah berakhir dan jaringan seperti saat ini, tidak ada lagi
kini memasuki zaman pascaindustri di lembaga otoritatif yang bisa mengontrol
mana informasi menjadi anasir utama dan menguasai informasi secara absolut.
dalam peradaban manusia. Inilah era Kontrol dan kekuasaan atas informasi
masyarakat informasi, era yang ditandai telah terbagi-bagi kepada individu-
dengan kehadiran teknologi informasi individu, kelompok sosial, lembaga,
dan komunikasi hampir di semua sendi dalam sistem sosial masyarakat.
kehidupan, yang oleh Marshall McLuhan Kehadiran teknologi informasi dan
disebut sebagai global village. Dalam komunikasi telah mengubah individual’s
konsep ini, McLuhan mengandaikan behavior (pengetahuan, adat istiadat,
sebuah zaman ketika informasi akan dan tindakan). Sistem sosial masyarakat
menjadi sangat terbuka dan bisa diakses jaringan tidak lagi mensyaratkan sebuah
oleh semua orang, sehingga dunia seakan pertemuan fisik karena semua sudah bisa
menjelma sebuah kampung yang sangat terwakili dalam sebuah interaksionisme
besar. Dalam kampung global tidak ada simbolik. Pola kehidupan sosial masya­
lagi batas waktu dan tempat secara jelas. ra­
kat modern saat ini berjalan seperti
Dengan kecanggihan teknologi sebuah karakter-karakter dalam sebuah drama
informasi, termasuk ilmu, pengetahuan, fantasi. Setiap orang bisa saling
serta peristiwa-peristiwa ilmiah, dapat berhubungan hanya dengan duduk di
tersebar dan berpindah dari satu belahan depan komputer dalam kamar yang
bumi ke belahan bumi lainnya dalam terhubung internet.
waktu yang sangat cepat.
Demikianlah, teknologi telah mem­
Sosiolog Manuel Castell menyem­ buat semuanya menjadi lebih muda­ h.
purnakan konsep McLuhan. Menurut Metodologi pembelajaran pun mengharus­
Castell, dunia bukanlah sebuah kampung kan proses yang me­ mungkinkan semua
global yang seragam, tetapi sebuah arus informasi, data, fakta, peristiwa, dan
masyarakat dalam jaringan dunia yang pengetahuan terakses selengkap mungkin
saling terhubung dalam sebuah network dan dapat ditransformasikan menjadi
society. Dalam masyarakat jaringan sumber informasi valid dan akurat. Hal ini

26 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

mengharuskan metodologi pembelajaran an. Sejarah mencatat, salah satu embrio


memanfaatkan perkembangan ICT secara NU adalah Tashwirul Afkar, institusi
maksimal agar terwujud pembelajaran think-tank tempat menggodok kaum pe­
yang efektif dan efisien. juang dan arena dialektika ide-ide ber­skala
dunia: islamisme; nasionalisme; sosialis­me;
Epilog komunisme, dan tentu saja jawanisme.
Di sinilah menjadi penting untuk
Perlu diingat bahwa perkembangan
meletakkan positioning UNU sebagai
Pendidikan Tinggi Indonesia sejak tahun
universitas kader dan jantung pendidikan
1945 hingga kini masih mengalami masa-
ke-NU-an. UNU diposisikan sebagai
masa yang sangat sulit, apalagi jika harus
terobosan dalam rangka melanjutkan,
bersaing dengan pendidikan di kawasan
mengembangkan, sekaligus memperkuat
Asia Pasifik dan global. Permasalahan
pendidikan tinggi di pesantren. Berbagai
ini akan menjadi kompleks lagi setelah
bidang keilmuan agama yang ditekuni
kesepakatan AFTA, APEC, ACTA, hingga
di pesantren harus mendapatkan tautan
MEA diberlakukan. Padahal, pendidikan
kontekstual-metodologis dengan
–terutama Pendidikan Tinggi– memiliki
keilmuan umum di level universitas.
memiliki posisi strategis sebagai salah
Universitas kader adalah “penguatan
satu pilar kedaulatan bangsa, di samping
kapasitas jamaah dan jam’iyyah NU
keuangan, teknologi, dan militer.
dalam mendekatkan diri kepada Allah
Kondisi tersebut diperkelam jika Swt. Melalui pendidikan tinggi inilah
melihat realitas internal kebangsaan. jamaah nahdliyyin punya sarana
Salah satunya indikator buruknya adalah untuk mendayagunakan apa yang
tingginya angka pengangguran lulusan sudah dimiliki NU berikut pesantren-
perguruan tinggi, yang pada saat yang pesantrennya. Melalui UNU, ajaran
sama sarjana asing yang bekerja di agama diperkuat melalui reinstrumentasi
Indonesia terus meningkat. Sementara, ilmu pengetahuan dan teknologi.
saat ini tenaga kerja yang dikirim Melalui UNU juga, ilmu-ilmu yang
keluar negeri lebih didominasi oleh diajarkan oleh universitas didudukkan
tenaga-tenaga nonprofesional sehingga sebagai instrumen-teknokratis untuk
tidak dapat menduduki posisi yang memperjuangkan Islam dan mewujudkan
menguntungkan. tatanan Indonesia serta dunia yang
Di tengah realitas itulah lahir feno­ damai, makmur, dan berkeadilan.
mena positif, yakni berdirinya puluhan Positioning tersebut membutuhkan
UNU di berbagai belahan Nusantara. kerangka konseptual paradigma keilmuan
Meskipun cukup terlambat, tetap saja UNU yang diturunkan hingga level
UNU memiliki peran strategis di masa paradigma pendidikan-pembelajaran dan
yang akan datang. Keberadaan UNU pengabdiannya.[]
sejati­nya tidak dapat dilepaskan dari NU
sebagai organ pengkaderan dan perjuang­

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 27


RISET UTAMA REDAKSI

Paradigma Pengabdian
Universitas Nahdlatul Ulama
Dewan Redaksi

Prolog dan kerjasama, kontestasi dan negosiasi.

S aat ini kita hidup dalam dunia yang Negara yang berhasil memenangkan
disebut dengan globalisasi (glo­ kontestasi dan kompetisi global, atau
balized world). Globalisasi ditandai berhasil memaksimalkan keuntungan
oleh hadir­ nya lembaga-lembaga supra- dalam kerjasama global, akan tampil
negara, melemahnya peran negara- sebagai negara yang kuat dalam kancah
bangsa, lahirnya dunia tanpa batas, internasional.
pergerakan manusia, homogenisasi Negara kita, Indonesia, merupakan
kebudayaan, realitas simulacra, dunia negara yang sejak lama berada dalam
cyber, relativisme nilai dan kebenaran, konstelasi global. Secara historis,
hingga pergeseran rivalitas global Indonesia sejak lama memiliki peran
dari berbasis ideologi ke ekonomi dan geopolitik dan geoekonomi strategis
pengetahuan. Globalisasi yang demikian yang menempatkannya sebagai arena
telah melahirkan dampak negatif dan dan medan kontestasi internasional.
positif, peluang dan tantang­ an, yang Positioning Indonesia dalam konteks
mempengaruhi semua sektor kehidupan, global ini sudah seharusnya menjadi
termasuk dunia pendidikan. kesadaran kita bersama dalam
Globalisasi telah menempatkan membangun bangsa. Tanpa kesadaran
negara-bangsa dalam karakter dan pola akan globalisme ini, proses berbangsa
relasi antarnegara di mana velocity, dan bernegara membawa kita pada salah
intensity dan extensity belum pernah ada satu dari tiga kemungkinan masa depan
presedennya dalam sejarah dunia (Held, kebangsaan yang mengenaskan: pasar
2002). Dalam konteks ekonomi politik, dan sumber tenaga kerja murah bagi
pola relasi antarnegara bangsa sekarang kapitalisme global; disintegrasi seperti
ini dikonstruksikan oleh dua bentuk: negara-negara Skandinavia; atau tercabik-
kompetisi dan kooperasi, persaingan cabik konflik berdarah seperti negara-
negara Afrika atau Timur Tengah.

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 29


RISET UTAMA REDAKSI

Transformasi struktural dalam ruang teoretisasi dan pencangkokan


ekonomi dan politik global di atas teori dalam pembangunan sosial,
juga mempengaruhi dunia pendidikan. politik, ekonomi, hukum, budaya, dan
Perubahan global telah mengubah insfrastruktur, serta sumber daya manusia
anatomi struktur tenaga kerja global dan yang inovatif dan kreatif. Di sinilah kita
meluasnya wilayah yang men­jadi ruang menemukan dua wajah pendidikan. Di
eksplorasi ekonomi dan bisnis. Para satu sisi pendidikan me­ rupakan arena
ahli ilmu sosial mengindikasikan bahwa di mana berbagai kepentingan terlibat
pendidikan telah mengalami proses kontestasi dan negosiasi, pada sisi
integrasi secara total dalam sistem pasar. lain pendidikan merupakan instrumen
Kajian budaya menyebutnya sebagai strategis dalam pembangunan bangsa. Di
bagian dari manifestasi komodifikasi satu sisi, pendidikan telah menjadi mesin
kapitalisme. Disebut total sebab dalam akumulasi modal, namun di sisi lain pen­
kerangka tersebut, bukan hanya terjadi didikan juga menjadi satu-satunya dalam
komodifikasi ilmu, namun juga terjadi skala masif sebagai instrumen mobilitas
pergeseran di mana universitas sekarang sosial vertikal warga negara dan penguatan
bukan lagi mementingkan penemuan kapasitas dan kedaulatan bangsa.
apakah sesuatu itu, meminjam istilah
Lyotard (1997) benar atau tidak, Reposisi UNU: Dua Strategi Dasar
melainkan apakah sesuatu itu dapat
Di sinilah, habitus sosial reposisi
dijual atau tidak, dan dengan demikian UNU. Reposisi ini terkait dengan dua
pendidikan berjalan di atas logika bisnis. tantangan utama UNU sebagai lembaga
Globalisasi juga telah menciptakan pendidikan. Pertama, pilihan posisi
kompetisi global berbasis kualitas epistemologis sebagai “reproduser” for­
sumber daya manusia. Globalisasi men­ masi sosial kapitalistik, dan/atau lembaga
ciptakan struktur baru dunia eko­ nomi pendidikan yang masih tegak mengusung
di mana pengetahuan menjadi kekuatan idealisme logika transfor­ masi sosial
penggeraknya (knowledge-based- melalui pendidik­an. Dalam konteks ini,
posisi dan pilihan UNU adalah yang
econo­mics). Glo­bal­isasi menciptakan
terakhir. Pilihan posisi ini berkonsekuensi
pendidikan dan riset sebagai jantung
UNU harus meletakkan diri sebagai
inovasi dalam pengembangan bisnis kekuatan sosial yang bertanggung jawab
dan ekonomi. Dalam konteks itulah atas transformasi sosial bangsa ini
dunia pendidikan menjadi bagian menjadi bangsa yang berdaulat penuh
strategis dalam pembangunan bangsa. kemakmuran. Keberpihakan kepada ke­
Dunia pendidikan bukan hanya medan pen­tingan bangsa dan negara menjadi
transmisi nilai-nilai luhur bangsa, kunci dalam pengembangan riset, peng_
pemenuhan hak konstitusional warga abdian, dan pendidikan Perguruan Tinggi.
negara, pemenuhan kebutuhan tenaga Kedua, perubahan struktural di
kerja. Dunia pendidikan juga menjadi tingkakan global melalui mekanisme

30 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

liberalisasi terutama dalam bidang mencapai reputasi internasional ini


ekonomi dan jasa pendidikan yang dibutuhkan diambilnya dua strategi
berimplikasi pada pergeseran lembaga dasar: “internasionalisasi” akademik dan
pendidikan bukan hanya sebagai mitra advokasi kearifan lokal.
industri, namun juga menjadi instrumen Dalam strategi pertama, UNU
akumulasi kapital. Oleh karena itu, harus fokus mencapai tiga prestasi
UNU harus menyiapkan diri dalam yang memenuhi standar internasional.
arena kompetisi dengan perguruan tinggi Pertama, akreditasi, yakni UNU
asing terkemuka, kebijakan pendidikan mengikuti akreditasi program studi
nasional, struk­tur­isasi sistem organisasi, sesuai dengan universal compliance,
tata kelola yang bersih dan baik, infra­ yakni mengikuti standar yang diakui
struktur organisasi dan supporting system dan dihargai sebagai standar inter­
yang dibutuhkan. UNU harus mampu nasional. Akreditasi ini, karena berbasis
mengembangkan capacity kelembaga­an program studi, maka memiliki acuan dan
sehingga dapat menangkap setiap peluang referensi sendiri-sendiri sesuai bidang
internasional sekaligus melindungi ilmunya. Namun standar tersebut diakui
diri dari distorsi-distorsi liberalisasi secara internasional. Kedua, mengikuti
pendidikan global. sertifikasi seperti ISO paling mutakhir.
Dengan demikian, semakin jelas Sertifikasi merupakan standar yang terkait
bahwa pendidikan tinggi merupakan dengan ma­najemen kelembagaan. Ketiga,
aspek strategis dalam rangka menegak­ UNU mengikuti standar yang menilai
kan kedaulatan bangsa. Pendidikan perguruan tinggi secara kelembagaan
mem­berikan kontribusi signifikan dalam seperti World Ranking, THES, Times
knowledge-creation yang di­
butuh­ Higher Education Suplement, Webo­
kan dalam mengolah karunia Allah matrics, dan lainnya.
yang melimpah ruah di bumi Pertiwi Internasionalisasi kedua, UNU
tercinta ini. Pendidikan juga menyiapkan melakukan advokasi—perjuangan agar
kerangka sains dan tek­ nologi yang kekayaan local wisdom kita diakui
meningkatkan ke­unggul­an komparatif dan dihargai di dunia internasional.
dan kompeietif bangsa. Pendidikan di Kita memiliki banyak pengalaman dan
UNU juga terarah menjadi jantung riset kekayaan warisan luhur bangsa mengenai
yang melahirkan inovasi-inovasi baru. hal itu, baik dalam bentuk sistem
Dengan pengetahuan, sains, pendidikan atau local wisdom, yang
teknologi, dan riset strategis, maka praktik dan konsepnya bisa diakui secara
kedaulatan bangsa dapat terangkat dan internasional.
menjadi kuat. Kedaulatan bangsa ini Untuk sekedar menyebut contoh,
akan terangkat seiring dengan reputasi misalnya saat terjadi bencana gempa DIY
internasional yang berhasil dicapai oleh pada 6 Mei 2006 atau tentang letusan
perguruan tinggi kita. Dalam rangka Gunung Merapi. Bila diamati, dicatat,

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 31


RISET UTAMA REDAKSI

dan diteorisasikan, peristiwa tersebut ilmu, teori, konsep, atau wisdom, selalu
akan menjadi sebuah ilmu pengetahuan memiliki basis sosial tertentu. Sebagian
baru yang tidak dimiliki oleh bangsa di antaranya merupakan warisan
lain. Advokasi tersebut sangat mungkin kolektif bangsa. Para leluhur kita juga
dilakukan. Sebab semua teori, konsep, meninggalkan berbagai kearifan lokal
pandangan hidup selalu memiliki basis luar biasa, yang menjadi kekayaan budaya
sosial-material. Sebab ilmu atau teori dan akar identitas sosio-kultural bangsa.
pada dasarnya merupakan abstraksi atau Kebangsaan dan keindonesiaan kita
teorisasi dari persoalan yang muncul memiliki konteks yang khas, spesifik,
dalam realitas sosial, komunitas, atau yang sangat kaya akan keragaman
konteks tertentu. Hal ini sejalan dengan lingkungan biologi, fisik, sosial, ekonomi,
pandangan fisikawan Thomas Kuhn dan budaya. Kedua, realitas merupakan
(1922-1996) yang menyebut munculnya working-reality, realitas yang terus ber­
paradigma keilmuan berawal dari terjadi­ gerak, dinamis, tidak statis, dan terus
nya krisis atau anomali dalam realitas berubah. Sebagai konsekuensi logisnya
sosial yang gagal dijawab oleh paradigma ilmu pengetahuan (meskipun universal)
ilmu sebelumnya. Dengan demikian, ilmu yang berasal dari negara lain tidak selalu
pengetahuan apapun yang kita pelajari kompatibel dipakai untuk mendekati atau
selalu memiliki konteks tertentu. menyelesaikan persoalan bangsa.
Paparan di atas setidaknya Kenyataan di atas secara niscaya
menunjukkan dua hal. Pertama, setiap mempengaruhi dunia pendidikan nasional,

32 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

termasuk UNU, mulai dari kurikulum adalah living tradition dalam masyarakat
sampai pemetaan riset strategis. nahdliyyin.
Pendidikan dirancang untuk memberikan
kontribusi solusi terhadap berbagai Tujuh Mandat Dasar Pengabdian UNU
persoalan bangsa. Begitu juga dengan
Salah satu Tri Darma perguruan tinggi
riset. Tanpa disadari sesungguhnya telah
adalah pengabdian kepada masyarakat.
banyak ilmu, teori, konsep, yang lahir dari
Selama ini, program pengabdian
problematika kebangsaan Indonesia.
masyarakat perguruan tinggi masih
Selain hasil riset tersebut, kita karikatif, parsial, dan administratif,
mewarisi local wisdom yang merangkum dengan kata lain, pengabdian tersebut
kearifan hubungan antara manusia tidak begitu menyentuh akar-akar
dengan Tuhan, antar sesama manusia, masalah, sehinga gagal menggerakan
dan manusia dengan alam, dalam alur transformasi sosial. Oleh karena itu,
harmoni. Nilai-nilai gotong royong, atau pengabdian masyarakat harus memiliki
lainnya adalah nilai-nilai yang teruji dasar orientasi yang jelas, sebagaimana
menjadi dasar kehidupan sosial yang berikut:
berusia berabad-abad. Namun demikian,
Pertama, membangun daerah.
local wisdom tersebut selama ini hanya
Setelah nantinya proses “inter­ nasional­
mengendap dan atau menjadi pengetahuan
isasi” tercapai, dan menempat­kan UNU
lokal. Padahal, jika ditelaah lebih lanjut,
setara dengan universitas-universitas lain
konsepsi dasar yang terkandung di
di dunia, tugas UNU belumlah selesai.
dalamnya memiliki kualitas world class
Internasionalisasi bukanlah tujuan final,
yang tidak kalah dengan sistem nilai
akhir. Sebab, tugas akhir dari lembaga
pengetahuan di belahan dunia lainnya.
pendidikan tiinggi semacam UNU adalah
Di sinilah tugas UNU adalah mem­bangun bangsa. Membangun bangsa
melakukan advokasi agar local wisdom berarti membangun daerah. Daerah
disaintifikasi sehingga memiliki adalah mozaik Indonesia.
kontribusi yang lebih sistemik terhadap
Paradigma UNU dalam mem­bangun
persoalan bangsa, dikenal dunia, diakui,
bangsa adalah dengan cara pembangunan
dan dihargai secara internasional,
daerah. Jika UNU ber­ kembang di
sekaligus sebagai sumbangsih bangsa
berbagai daerah, maka UNU memiliki
Indonesia terhadap persoalan-persoalan
kesempatan melakukan hal itu yang pada
global. Tugas UNU adalah melakukan
akhirnya akan menjadikan Indonesia
teorisasi atau saintifikasi local wisdom
maju secara merata. Oleh karena itu, visi
sehingga secara metodologis teruji secara
dan misi UNU adalah mengembangkan
ilmiah. Dalam konteks kebangsaan,
dan menerapkan ilmu pengetahuan untuk
local wisdom ini sebagian besar, untuk
keadaban, kesejahteraan dan kebahagiaan
tidak mengatakan semuanya, tiada lain
bangsa Indonesia. So, the end of higher

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 33


RISET UTAMA REDAKSI

education adalah mem­bangun daerah, not dan memiliki keberpihakan kepada


international­ization! kelompok-kelompok sosial yang rentan
Kedua, membangun moral dan tidak memiliki akses atas sumber
bangsa. Hakikat membangun moral daya. Dengan mendidik anak bangsa
adalah mendidik anak bangsa dan yang berkualitas dan berakhlak mulia
mengembangkan nilai-nilai keaswajaan yang tersebar di berbagai lini dan
dan mensubtansialisasikannya dalam sektor strategis kehidupan berbangsa
proses politik, ekonomi, dan sosial dan bernegara, UNU turut serta
bangsa. Sebagai ruang akademik dan memperbaiki tata kehidupan bangsa yang
persemaian nilai, UNU mewadahi secara akumulatif terkristalisasi dalam
semua tradisi, kultur, bahasa, suku, dan terwujudnya moral bangsa yang luhur
generasi muda Indonesia. UNU harus dan bermartabat.
menjadi pusat pendidikan bangsa, dengan Beberapa contoh yang dapat di­
cakupan nasional. UNU harus menjadi laku­
kan UNU antara lain: me­ nampung
miniatur secara geografis, mencakup putera-puteri daerah terluar, perbatasan,
mulai dari Papua sampai Aceh. Secara pedalaman seperti NTT, Papua, dan
sosio-kultural, UNU harus menjadi ruang lainnya untuk dimatrikulasi­kan kemudian
publik pembelajaran bagi anak bangsa dikuliah­
kan di UNU. Inilah salah satu
yang memiliki ke­ragaman budaya, etnis, yang dimaksud UNU sebagai miniatur
ras, adat-istiadat, hingga agama. Secara Indonesia. Setelah lulus mereka tentu
ekonomi, UNU juga harus membuka akan kembali dan mengabdi di daerah
kesempatan seluas-luasnya bagi anak asalnya. Dengan pola seperti ini, pada
bangsa, baik dari latar belakang keluarga akhirnya lulusan UNU akan terdiaspora
yang mampu hingga tidak mampu, dalam di berbagai daerah dan bahkan dunia.
mengakses pendidikan tinggi. Selain upaya mendidik anak bangsa
Secara struktural, UNU penting dengan menegakkan keagenan aktor
untuk menyadari bahwa akar persoalan strategis yang berkarakter, UNU juga
bangsa, baik pusat maupun daerah dan dituntut mengembangkan nilai-nilai
desa, berasal baik dari faktor structure, agama dan bangsa agar tidak tercerabut
culture, maupun agency. Institusi dari akar budaya bangsa. Sejarah
pendidikan secara sosiologis merupakan menunjukkan, bangsa-bangsa besar dunia
lembaga sosial yang menghasilkan saat ini, yang diperhitungkan dalam
keluaran (output) yang akan berperan kancah inter­nasional, memiliki kesamaan
sebagai aktor-aktor strategis bangsa karakter, yakni tetap berpijak pada nilai
(agency). Dengan siklus kehidupan dan tradisi luhur bangsa. Oleh karena
seperti ini, maka salah satu kontribusi itu, menjadi penting bagi UNU selalu
UNU dalam rangka membangun moral concern untuk mengembangkan toleransi
bangsa adalah menghasilkan output dan multikulturalisme, baik melalui
yang berkarakter, berintegritas, patriotik,

34 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

kajian akademik maupun interaksi sosial satu amanah tersebut adalah menjadikan
dalam kampus. UNU sebagai universitas yang terus-
Ketiga, sebagai perekat bangsa. menerus menyemai dan merajut semangat
UNU secara formal memang baru kebangsaan.
lahir belakangan ini, akan tetapi Spirit dan elan sebagai perekat
sebenarnya ruh perjuangan NU dalam bangsa ini semakin lama semakin me­
pendidikan hampir seusia masuknya miliki relevansi sosial dan intelektual.
Islam ke Nusantara. UNU didirikan Bangsa Indonesia adalah bangsa ma­
secara kelembagaan oleh NU, sebagai jemuk, bangsa yang terdiri dari ribuan
institusi yang mengemban semangat pulau yang tidak semuanya di­sambungkan
perjuangan, melalui pengetahuan. Pada langsung dengan daratan, bangsa yang
era kolonialisme, pemikiran bahwa memiliki ke­aneka­ragaman bahasa, dialek,
perjuangan menegakkan kedaulatan tradisi, adat istiadat, dan kultural yang
bukan hanya dengan pertempuran, begitu kaya. Anugerah tersebut saat ini
pem­ bangunan, namun juga dengan menghadapi tiga tantangan sekaligus:
pengetahuan, sudah menjadi kesadaran globalisme, etnonasionalisme, dan
kolektif para kyai. Karena itu, konteks fundamentalisme. Walaupun ketiga hal
sejarah UNU sangatlah khas. UNU tersebut merupakan fenomena global,
membawa spirit perjuangan dan dan menjadi salah satu panorama politik
heroisme yang sangat kuat. Dengan global, serta menghasilkan disiplin ilmu
kata lain, terdapat titipan amanah dari yang disebut politik identitas (politics of
para penyebar Islam dan para pendiri identity), namun hal itu memiliki lahan
NU terhadap berdirinya UNU. Salah

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 35


RISET UTAMA REDAKSI

yang subur untuk tumbuh secara liar jika Salah satu cara untuk me­ nerje­
tidak dikendalikan dengan baik. mah­ kan mandat tersebut ditempuh
Globalisme menggebrak dengan UNU setiap tahun melalui penerimaan
sekian gagasan dan institusi global mahasiswa dari seluruh pelosok tanah
yang menggeser lokus kebangsaan air. Mahasiswa UNU tidaklah di­
kita sehingga cenderung memisahkan konsentrasikan untuk penduduk Jawa,
masyarakat dengan negara; kedaulatan namun penjuru tanah air terwakili. UNU
ekonomi nasional tergeser oleh ekonomi juga membangun kerja sama dengan
pasar; politik berbasis rakyat berubah pemerintah daerah untuk mengirimkan
menjadi politik demokrasi liberal. kadernya menempuh pendidikan tinggi di
Globalisasi menjadikan otonomi daerah UNU. Dengan demikian, UNU menjadi
dan etnonasionalisme sebagai ideologi miniatur Indonesia atau taman intelektual
sempit yang berpotensi men­­ cipta­ muda Nusantara, tempat di mana semua
kan diskriminasi sosial dan ke­ wila­ anak bangsa berkesempatan se­cara luas
yahan. Fundamentalisme ber­po­tensi saling mengenal dan memahami, terbuka
meruntuhkan fondasi per­satuan nasional dan dialogis terhadap perbedaan, saling
dan kehidupan berbangsa dan bernegara. memberi dan menerima, yang dari sanalah
fondasi dasar-dasar hidup berbangsa yang
Menjadi pertanyaan yang meng­ ge­
multikultural terbentuk dan tersemai.
lisahkan terhadap realitas kebangsa­ an
mutakhir kita: apakah kita masih memiliki Keempat, bertumpu pada pendekatan
kedaulatan? Apakah jumlah utang sosio-kultural. Setelah memenuhi
luar negeri yang terus membengkak, prasyarat se­bagai bekal untuk maju dan
arus masuk modal asing, privatisasi, meng­inter­nasional, UNU harus memilih
liberalisasi, dan privatisasi merupakan ruh dan semangat untuk mengakar dan
bagian dari desain global untuk menguasai mengikatkan diri pada nilai dan budaya,
Indonesia? Apakah kita masih memiliki antara lain spirit akar bangsa. UNU
aset-aset strategis bangsa? Bagaimanakah mengemban kepercayaan dari bangsa
agar kita keluar dari kemungkinan- Indonesia untuk melaksanakan amanah
kemungkinan terburuk di masa depan? bangsa agar tidak melupakan nilai-nilai
Dalam konteks inilah mandat sebagai kebangsaan, jiwa sosial, budaya bangsa,
universitas perjuangan dan kebangsaan dan kearifan lokal. Usaha UNU untuk
harus diletakkan dan dimaknai. Tugas menjadi universitas bertaraf internasional
sebagai perekat bangsa bukan sekedar bukan alasan untuk melupakan akar dan
menjaga keutuhan NKRI, namun juga nilai budaya bangsa. Arus globalisai yang
mampu menjaga dan mengoptimalkan menggerus dan berusaha menyeragamkan
pemanfaatan aset-aset strategis bangsa ke­khas­
an bangsa menjadi “satu bahasa
secara berkelanjutan untuk mewujudkan dan satu cita rasa” yang bersifat universal
kesejahtaraan umum dan mencerdaskan global harus diakui sebagai ancaman bagi
kehidupan bangsa. keberlanjutan dan persemaian nilai-nilai
keindonesiaan.

36 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

Namun demikian, secara aka­de­mik variabel masyarakat atau internal sebagai


UNU tidak boleh mundur dari cita-cita akarnya dan mengabaikan persoalan-
untuk menjadi world class university. persoalan struktural.
Alih-alih terseret dalam arus deras Konsep dan teori pembangunan
globalisasi, dalam kondisi ini UNU yang harus dikembangkan seharusnya
justru ditantang untuk mempertahankan dikaitkan dengan perspektif yang
jiwa keindonesiaan dan spirit karakter lebih makro. Pengertian makro disini
kebangsaan. Asas UNU adalah menjaga, dikarakterisasikan oleh beberapa hal:
memperkaya, merevitalisasi nilai dan
1). Kesadaran akan sejarah. Sejarah
budaya bangsa agar selalu relevan dalam
menunjukkan bahwa bangsa ini awal
menjawab berbagai tantangan zaman yang
mulanya terdiri dari sekian kerajaan-
terus berubah. Segala nilai budaya dan
kerajaan kecil dengan karakter
tradisi bangsa adalah sebuah kekayaan tak
geografis yang lebih sederhana dan
ternilai yang bisa diproklamirkan kepada
luas wilayah yang terbatas. Dua
dunia internasional sebagai kekhasan
kerajaan besar yang pernah berjaya
UNU.
di bumi Nusantara, Sriwijaya dan
Kelima, mengembangkan para­ Majapahit, melakukan ekspansi
digma pembangunan khas. Selain imple­ dan akumulasi lebih merupakan
men­tasi ilmu penge­­tahu­­an, UNU juga konsekuensi perluasan pengaruh
dituntut untuk me­ ngembangkan teori- dan perdagangan internasional,
teori pem­ bangun­an khas Indonesia dan ketimbang faktor inklinasi geopolitik.
mengembang­ kan riset-riset terapan Sementara itu, karakter agraris dan
untuk menopang terciptanya model subsisten yang didukung oleh tingkat
pembangunan yang lebih kontekstual kesuburan tanah yang tinggi, sangat
dan relevan dalam menjawab berbagai dominan dalam kehidupan sosio-
tantangan pembangunan dalam ekonomi masyarakat. Perdagangan
mewujudkan kesejahteraan bangsa. dapat dilakukan secara otonom
Teorisasi ini bukan berarti kita menolak dengan otoritas geopolitik yang masih
teori-teori pembangunan yang telah bernaung di bawah payung otoritas
mapan, namun kita harus menerimanya politik yang sama. Wilayah maritim,
secara kritis. Sebagaimana diketahui, yang sesungguhnya mempunyai
teori pembangunan yang ada selalu potensi untuk memperluas pe­ngaruh,
diarusutamai oleh debat antara bukanlah merupakan pusat kekuasaan
dependensia dan modernisasi, dengan politik yang otonom tetapi subordinat
segala variannya. Teori dependensia pada kekuasaan lain. Demikianlah,
cenderung untuk memproyeksikan sejak awal Indo­ nesia tampaknya
keterbelakangan bangsa karena faktor- memang tidak tumbuh di atas lahan
faktor eksternal-struktural, sedangkan yang subur bagi ekspansionisme dan
teori modernisasi terlalu menekankan agresi.

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 37


RISET UTAMA REDAKSI

2). Pembangunan harus memperhati­ sekaligus menyiapkan perang­kat yang


kan ketiga faktor berikut sebagai memungkinkan untuk mereduksi
suatu kesatuan strategis: geografi distorsi dari integrasi ekonomi global.
(memahami konstruksi fisik, pe­ 4). Pembangunan yang dijalan­kan
ristiwa-peristiwa alam, dan karakter secara spesifik juga dikarakterisasi­
sosial yang berada di dalamnya); kan oleh beberapa elemen dasar
geopolitik (topografi, demografi, berikut: industrialisme yang di­
kandungan sumberdaya, dan lokasi kembang­­kan haruslah ramah
yang menentukan karakter paradigma lingkungan dalam pengertian
dan perilaku politik negara); dan bukan semata-mata peralihan
geostrategi (terkait pilihan-pilihan lokasi industri yang berbahaya
strategis untuk memanfaatkan faktor bagi lingkungan di negara-negara
geografi dalam konstelasi geopolitik maju tetapi mempertimbangkan
dan geoekonomi global). prinsip-prinsip kelestarian dan ke­
3). Pembangunan dilakukan dengan berlanjutan daya dukung lingkung­
selalu mencermati dinamika global, an alam; berbasis pada sumber
yang seringkali menciptakan peluang- daya lokal; mampu mengem­
peluang ekonomi global. Wajah dunia bangkan keunggulan komparatif dan
global saat ini tidak lagi bipolar kompetitif; menjadikan masyarakat
sebagaimana era perang dingin, sebagai subjek atau pelaku utama
namun sudah berkembang sedemikian perekonomian dan bukan semata-
rupa sehingga menjadi multipolar. mata tenaga kerja yang murah; dan,
Dalam dekade terakhir telah muncul tidak tercerabut dari struktur sosial
kekuatan dunia yang ikut mewarnai dan identitas sosial kultural.
dinamika global seperti negara- Keenam, memperkuat daerah dan
negara Amerika Latin, konsolidasi desa. Meskipun universitas ini dirancang
Uni Eropa, BRICS (Brasil, Rusia, untuk menjadi universitas kelas dunia
India, China, dan Afrika Selatan), yang menempatkannya setara dengan
negara-negara anggota Shanghai universitas-universitas lain di dunia,
Cooperation Organi­zation/ namun tugas UNU tidak berhenti di situ.
CSO (China, Rusia, Kazakhstan, Bagi UNU, internasionalisasi bukanlah
Tajikistan, Kyrgystan, India, Pakistan, tujuan final. Sebab, tugas akhir dari
Uzbekistan), dan negara-negara Asia lembaga pendidikan tinggi semacam
Tenggara yang tergabung dalam UNU adalah membangun bangsa. Sejalan
Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan semangat Nawa Cita, membangun
(MEA), yang mem­pe­ngaruhi struktur bangsa berarti membangun daerah dan
relasi global. Kesejahteraan bangsa desa. Daerah dan desa adalah mozaik
akan cepat terwujud jika kita berhasil Indonesia. Kebijakan desentralisasi
menciptakan access to global market asimetris yang sudah berlangsung

38 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

beberapa dekade dan terbitnya UU Desa desa. Bentuk kerjasama lainnya dapat
yang memberi peluang penguatan dan dikembangkan ke ranah yang lebih
menempatkan desa sebagai aktor/subjek ilmiah-akademis, seperti melalui riset
dan poros pembangunan nasional harus kolaboratif antara Pemda dan UNU guna
menjadi pijakan UNU dalam merumuskan menjawab berbagai isu-isu aktual dan
arah pengabdian, kebijakan akademik, strategis terkait kebijakan dan agenda
dan orientasi keilmuan yang ditumbuh- dan program pembangunan di ranah
kembangkan dan implementasinya lokal. Dalam kurun waktu tertentu, bila
dalam konteks kehidupan berbangsa dan stakeholder di daerah sudah dianggap
bernegara. mampu bekerja sendiri, UNU akan
Berbekal kekuatan, nantinya, menarik diri dan menyerahkannya kepada
ratusan ribu alumni UNU kelak harus alumni dan jaringan yang sudah dibangun
didorong didesain untuk berusaha bersama pemerintah daerah, pemerintah
menjangkau potensi dan peluang guna desa, pelaku usaha, organisasi masyarakat
mengoptimalkan pembangunan dan sipil dan universitas lokal setempat.
mendorong transformasi di daerah, desa, Ketujuh, pemenuhan kesejahtera-an
dan kawasan pedesaan. Lewat jejaring warga civitas akademik. NU harus berjalan
alumninya, UNU kelak dapat menjalin sedemikian rupa untuk mensejahterakan
kerjasama dengan pemerintah daerah sivitas akademiknya, baik sejahtera secara
dalam rangka peningkatan pembangunan material, spriritual, dan intelektual. Hal
dan pemerataan kesejahteraan tersebut memungkinkan UNU menjadi
masyarakat. Dalam konteks ini, UNU tumpuan masa depan bagi warga yang
dapat memanfaatkan jejaring alumni mengabdi dan menghidupinya. Dengan
sebagai jembatan untuk membangun kesejahteraan itu, civitas akademik UNU
komunikasi dan kerjasama dengan bisa bekerja secara kreatif dengan tenang
pemerintah daerah, pemerintah desa, dan sepenuh hati. Kesejahteraan warga
universitas dan lembaga kemasyarakatan di sini paling tidak meliputi bidang
di ranah lokal. pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
UNU menyediakan diri sebagai
universitas pembina yang membantu Epilog
program pembangunan pemerintah Dengan kerangka dua strategi dan
daerah dan desa. Kerjasama tersebut tujuah mandat sosial dasar paradigma
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk pengabdian, UNU akan dapat berperan
kemitraan strategis yang ber­manfaat bagi lebih maksimal karena lebih terarah,
daerah, desa, dan turut mematangkan terukur, dan programatik. Dengan begitu,
kiprah UNU sendiri, seperti memberikan UNU akan terelakkan dari semata-
konsultasi dan advokasi kebijakan untuk mata sebagai teaching university yang
meng­opti­mal­kan kinerja pembangunan tidak memiliki kapasitas sebagai agen
dan pelayanan publik di daerah dan transformasi sosial keagamaan dan
kebangsaan.[]

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 39


RISET UTAMA REDAKSI

40 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

Kabar Pendidikan Tinggi di Arab


dan Timur Tengah
Dewan Redaksi

Prolog Jika kita datang ke Masjid Al-Azhar,

P embelajaran Islam di Timur Tengah model pembelajaran seperti itu masih


sering dijadikan rujukan pendidikan terus diperaktekkan dan semakin massif
di Indonesia. Kampus-kampus Islam di digencarkan menyusul misi Al-Azhar
Timur Tengah menjadi tujuan favorit bagi menangkal paham dan gerakan radikal,
pelajar yang ingin mendalami ilmu-ilmu terutama pasca revolusi Januari 2011.
agama. Indonesia hampir tidak pernah Di Al-Azhar, pembelajaran itu disebut
absen tiap tahunnya mengirim putra- talaqqî yang arti sederhananya belajar.
putrinya belajar di Universitas Al-Azhar Bidang keilmuan Islam diajarkan dalam
Kairo, Al-Zaituna Tunisia, Ummul Qura’ talaqqî meliputi hadits, tafsir, ushul
Makkah dan kampus-kampus Islam lain, fikih, ilmu kalam, tasawwuf dan lain
baik difasilitasi negara atau terjun bebas sebagainya. Keunggulan belajar dalam
(mandiri, biaya sendiri). talaqqî, seorang murid bisa memperoleh
Merujuk model pembelajaran ijazah sanad atau transmisi ilmu dari
kampus-kampus Islam di negara Arab gurunya (syeikh) yang tersambung
dan Timur Tengah bukan hal baru di mata sampai ke generasi tabi’ien, tabi’ thabi’in,
umat Islam Indonesia. Pembelajaran kitab sahabat, bahkan ke Rasulullah.
kuning di pesantren merupakan copy paste Mengapa tradisi pembelajaran oral
dari Arab dan Timur Tengah. Praktek itu penting? Sebenarnya pem­ belajar­
an
tersebut import dari model pembelajaran secara oral disebabkan, salah satunya,
di Madrasah Shaulatiyah dan Darul Ulum para pengarang dari ulama Muslim
Al-Diniyyah di Masjidil Haram Makkah (terutama para filsuf) enggan menjelaskan
(van Bruinessen, 2012: 106). Di mana secara eksplisit maksud tulisannya.
seorang syeikh membacakan kitab lalu Penyebab­nya karena ke­ilmu­an mereka,
para murid mendengarkan penjelasan dan terutama filsafat, sedang diawasi dan
keterangan dari syeikh tersebut. diinterven­si pe­nguasa. Untuk mengurangi
kecurigaan dan intimidasi, dibuatlah

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 41


RISET UTAMA REDAKSI

pembahasan filsafat secara terselubung. Mythic-visional writing dalam sufisme,


Jadi tidak sembarang orang bisa sebagaimana dikatakan Hodgson, tidak
mengaksesnya. Butuh seorang guru yang dapat ditangkap dengan cara membaca
mengajarkan kepada muridnya dengan buku secara langsung, oleh sebab itu
membacakannya secara langsung. dibutuhkan guru untuk mengajarkannya
Selain itu juga, tujuan menyamar­kan secara oral. (Hodgson, 1974, Vol. II: 313).
maksud tulisan agar tidak mudah diakses Pembelajaran oral seperti dalam talaqqî
orang awam. Imam Abu Hamid Al- dengan bantuan syeikh atau guru mampu
Ghazali (1058-1111) dalam Al-Munqidh meretas isi teks jauh lebih kaya daripada
min al-Dhalâl menjelaskan tidak semua dilakukan seorang murid dengan cara
perdebatan filsafat bisa dikonsumsi oleh membaca teks sendirian (otodidak).
orang awam. Khawatir timbul kesesatan,
pembahasan itu kemudian disampaikan Strukturalisme Kebodohan
secara implisit atau tersembunyi (disamar­ Terlepas keperluan menyambung tradisi
kan). Pe­ negasan sama disampaikan dan pendalaman ilmu-ilmu agama,
Filsuf Cordova Abu Walid ibn Rushd sejujurnya kondisi kampus-kampus Islam
(1126-1198) yang menyebut pe­ nalaran di dunia Arab dan Timur Tengah sana
demonstratif bukan untuk dijajakan masih perlu dipertanyakan kembali.
kepada orang awam secara serampangan.
Kesaksian Mohammed Arkoun
Hanya kalangan dari ahl burhân yang
(1926-2010) pada simposium tetang al-
boleh menikmati perdebatan filsafat.
mujtama’ al-madanî wa al-tanmiyah al-
Hal senada diteladankan oleh filsuf tsaqâfah di International Book Fair ke-39
Yahudi yang semasa dengan Ibn Rushd, di Kairo pada 30 Januari 2007 lalu, patut
Musa ibn Maimun atau di Barat dikenal dipertimbangkan. Arkoun melontarkan
Moses Maimonides (1135-1204) dalam kritikan tajam yang membuat audiens
buku penting Dalâil al-Hâirîn (The Guide terdiam dan seluruh isi ruangan
of Perplexed) yang menulis pemikiran tercengang. Menurutnya, pendidikan di
aslinya di bawah penyamaran bahasa Arab dan Timur Tengah harus berhenti
ortodoksi. Hal itu dilakukan Maimonides mengajar­kan strukturalisme kebodoh­
semata-mata untuk menghindari kaum an jika ingin mewujudkan cita-cita
agamawan yang naif dan memusuhi masyarakat madani.
filsafat (Leaman, 1993: 7).
Kampus-kampus Islam di dunia
Marshall Hodgson menulis tidak Arab dan Timur Tengah harus beranjak
semua literatur keislaman ditulis dari pola pembelajaran keislaman
secara terang, sebagian sengaja di­ dogmatis. Tatanan kebodohan perlu
samar­kan. Kecenderungan ini semakin dibongkar sampai ke akar-akarnya.
menguat dalam tradisi sufisme Islam. Arkoun memberi syarat cukup logis
Materi sufisme tidak dapat dipahami dalam pertemuan itu: selama riset ilmiah
berdasar hukum dan kaidah ilmiah. tidak diajarkan, pembelaran di Arab di

42 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

Timur Tengah belum bergeser dari apa umat Islam belum tersambung dengan
yang ia sebut sebagai jahl muassas yang masa kejayaan tersebut. Humanisme
intinya mengajarkan kebodohan. Islam di era generasi Miskawayh (932-
Persoalan kebodohan di Arab dan 1030 [tahdzîb al-akhlâq]) dan Abu
Timur Tengah mengakar selama ber­ Hayyan Al-Tawhidi (923-1023 [al-imtâ’
abad-abad. Walhasil dunia Timur Islam wa al-mu’ânasah]), misalnya, adalah
mengalami keterpurukan. Gejala fun­ da­ capaian ideal kemanusiaan dilihat
mentalisme yang kini mewabah adalah dari filsafat moral (etika). Humanisme
salah satu dampak negatif atau buah dari Islam ini mendahului humanisme Abad
penanaman kebodohan. Arkoun mem­ Kebangkitan Barat (Arkoun, 1997: 14).
peringatkan, kebodohan yang di­ pelihara Seribu kali sayang, era keemasan
dan dijarkan di lembaga pendidikan generasi Miskawayh dan Abu Hayyan
secara laten akan menjadi strukturalis­me Al-Tawhidi terkubur dan diganti era
(binyawiyyah) yang bakal susah dihapus. kemunduran. Permasalahannya, kita
Jahl muassas adalah kritik terhadap sekarang ini tidak mewarisi tradisi
ilmu pengetahuan Islam yang masih keilmuan di fase keemasan, malah
dipenuhi unsur dogmatisme. Batas justru yang kita puja warisan keilmuan
antara dogma dan pengetahuan dalam abad kemunduran. Keilmuan fase
dunia Islam mengalami pengaburan. kemunduran itu terus diajarkan sampai
Dua hal berbeda itu dalam dunia Islam hari ini. Keilmuan berbasis kebodohan itu
disatukan: dogma dianggap pengetahuan diajarkan di kampus-kampus agama yang
dan pengetahuan di­anggap dogma. Itulah tersebar Arab dan di Timur Tengah.
alasan mengapa Arkoun menilai pem­be­
lajaran di kampus-kampus Islam di Arab
dan Timur Tengah masih pro­blematik.
Pembelajaran problematik itu masih
ditambah bangunan keilmuan Islam yang
masih belum teruji standar akademik.
Sampai hari ini belum ada upaya serius
mendekatinya dengan disiplin sosio-
humaniora modern. Apa sebab Arkoun
mengatakan demikian? Keilmuan Islam
yang kita terima sedari awal merupakan
Hasyiem Shaleh selaku penerjemah
hasil rumusan pada abad ke-13 M
buku-buku Arkoun, memberi komentar
yang notabene fase kemunduran Islam.
menarik: pasca panggung humanisme
Keilmuan dimuskan pada fase bermasalah
Miskawayh dan Al-Tawhidi berakhir,
tidak lepas dari jerat masalah serupa.
muncul ortodoksi Islam yang diwakili
Islam memang pernah berjaya pada gerakan-gerakan kaum fundamentalis
abad-abad sebelum 13 M dan sayangnya, garis keras dan kaum separatis. Apa yang

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 43


RISET UTAMA REDAKSI

disayangkan Shaleh, bahwa gerakan- Islam saat ini? Api Islam disulut dalam
gerakan fundamentalisme itu tidak ada pergolakan yang persis pada fase
ada hubungannya sama sekali dengan kegelapan (kemunduran).
humanisme mencerahkan sebagaimana Islam menjadi dogma dan itu
dulu berjaya di era Islam klasik (Shaleh terus diajarkan untuk generasi saat ini.
dalam Arkoun, 1997: 15). Dogma mengklaim tidak ada pemahaman
Islam, hanya ada Islam instan yang
Kebodohan Disucikan taken for granted. Artinya pembelajaran
Adalah jahl muassas awal dari ke­gelapan Islam berkembang dan diajarkan tidak
umat. Semula dari jahl muassas lalu memakai pendekatan apapun kecuali
meningkat menjadi jahl al-muqaddas mempercayainya. Pan­ dangan ini
atau kebodohan disucikan. Kegelapan menghilangkan his­torisitas Islam sebagai
melanda saat pengetahuan palsu warisan agama yang menyertai dinamika manusia.
abad pertengahan itu sudah disucikan. Gejala ini lebih mirip disebut
Pada level jahl muqaddas, sudah tidak fundamentalisme agama sebagaimana
dapat diharapkan lagi menata ulang dicirikan sosiolog Gellner dalam bukunya
pemikiran Islam. Jahl muqaddas itulah Postmodernism, Reason and Religion:
bentuk kebodohan paling tinggi. beriman secara harfiah, tidak mengenal
Akidah yang diyakini umat Islam kompromi, keluwesan, reinterpretasi atau
betapapun sucinya mengenalkan pengurangan (Gellner, 1992: 3).
Tuhan, kenabian dan urusan akhirat, Pembelajaran harfiah Islam sedang
perumusannya melibatkan intervensi para gandrung dewasa ini, dibuktikan dengan
teolog muslim. Rumusan itu tidak sim- munculnya kelompok separatis yang
salabim turun dari langit. Ada konteks kini telah mempersenjatai diri (ISIS).
historis yang memicunya, artinya rumusan Anggapannya agama solusi segala
itu tidak hadir dalam ruang kosong. persoalan (al-islâm huwa al-hâl, al-islâm
Dogma pembelajaran agama perlu diurai shâlih-un li-kulli zamân-in wa makân-
dalam sinaran ilmu-ilmu sosio-humaniora in), tetapi pembacaan harfiah itu blunder
modern (sejarah, antropologi, sosiologi, dalam cara memilah dan memilih solusi.
semiotika, dll.). Solusi itu sepatutnya mengambil agama
Dari Maghrib ke Iraq, mana ada sebagai paradigma pencerahan keilmuan,
kampus mengajarkan pengetahuan secara bukan agama sebagai dogma atau
epistemik? Pemikiran Islam lebih banyak keyakinan buta.
digunakan memompa ideologi politik. Kembali kepada agama sebagai
Syi’ar Islam dipakai untuk memecah dogma terbaca dari seringnya pe­
belah kelompok dan mempertajam mikiran Islam mempertanyakan problem
perseteruan antarsekte, saling tuding kafir otentisitas, atau dalam bahasa Arab
dan menganggap kelompoknya paling disebut ashâlah. Permasalahan­nya
benar. Ada yang salah dalam pemikiran bukan pada ashâlah-nya, akan tetapi

44 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

semangatnya tidak dibarengi pendekatan di Suriah terlewat amat kejam, anak-


sejarah (kesadaran atau nalar historis), anak sasaran senjata kimia mematikan.
problem ashâlah ini menjadi mitos yang Kemanusiaan kerdil di hadapan perang.
terus disucikan. Hingga saat ini piranti Tiada lagi persaudaraan suci Islam yang
ilmu-ilmu sejarah belum terealisasi diteladankan Nabi. Sederet permasalahan
sungguh-sungguh di Arab dan Timur itu ada kaitannya dengan problem besar
Tengah. fundamentalisme Islam.
Mata telanjang kita menyaksikan Ini permasalahan klimaks dari
fundamentalisme Islam di Timur Tengah tidak adanya pengetahuan. Filsuf Athena
menarik mundur peradaban Islam jauh ke Socrates (wafat 399 SM) bilang baik
belakang dan semakin jauh ke belakang. itu pengetahuan, sementara buruk itu
Fundamentalisme menghasilkan praktek kebodohan. Pengetahuan (knowledge)
dehumanisasi dan negeri yang porak- akan mengantarkan ke­ baikan (virtue)
poranda. Efek domino revolusi di Tunisia (Copleston, 1962, Vol. I: 108-109).
meng­inspirasi kekacauan di Libya yang Berabad-abad diktum Socrates sudah
susah untuk diselamatkan. Mesir ikut didengar, tapi enggan diresapi sebagai
trend revolusi Januari 2011, namun out petuah bijak kehidupan. Ajaran itu
put-nya tidak separah Libya. Mesir dan mendahului ajaran Islam yang datang
Tunisa sudah berbenah lebih awal dari berabad-abad setelahnya.
tetangga-tetangganya. Wabah fundamentalisme mengoyak
Perpecahan di Iraq terus diramaikan Timur Tengah. Tiadanya pengetahuan
perang saudara. Sentimen terhadap Syi’ah berimplikasi raibnya kebijaksanaan
dan Kurdi semakin menguat. Afghanistan seseorang. Menjadi penting mengajarkan
masih terluntah akibat invansi Amerika pengetahuan yang benar agar wabah ke­
dalam memburu Osama ibn Laden. Fajar kerasan kaum fundamentalis segera ter­
terang di Palestina masih terlampau atasi dan terus berproses dalam pe­lapukan
jauh dari harapan, nasibnya pun kian tak demi fajar kemanusiaan yang cerah.
menentu menyusul perpecahan internal Pengetahuan harus diajarkan karena –
antara Hammas dan Fatah yang tak meminjam bahasa van Peursen– ciri
pernah bersatu. Perang membuat kondisi fungsional pengetahuan dapat melahir­
membabi buta. ISIS sudah tak malu tampil kan kebijaksanaan dalam per­ buatan
garang berperang. Kasus eksploitasi anak keseharian (van Peursen, 1990: 29).
di bawah umur terus memakan korban.
Dalam perang, diktum Thomas Menghambat Kemajuan
Hobbes (1588-1679) berlaku: homo Memang sikap pesismisme tidak
hominis lupus est, manusia adalah boleh dirawat untuk masa depan lebih
serigala bagi manusia lain. Para pelaku baik. Betapapun gagalnya pendidik­
adalah ekstremis muslim dan korban an mencipta masyarakat ber­ budaya, itu
yang dianiaya juga kaum muslim. Duka semua tidak terlepas dari tumpang tindih

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 45


RISET UTAMA REDAKSI

persoalan Timur Tengah. Persoalan itu Pakistan, dan Iraq, menambah parah
tidak pernah terselesaikan secara tuntas. keadaan Timur Tengah. Carut-marut
Belum satu persoalan teratasi, datang sosial dan lingkungan yang rusak akibat
persoalan lain yang justru menambah perang me­ nunjukkan beban untuk
rumyam keadaan. Fenomena kekerasan bangkit bukan perkara mudah. Restorasi
dan kehancuran itu dampak sistemik dari memakan waktu dan biaya, sementara
amuk fundamentalisme dari dalam. sistem sosial sudah diadu domba.
Di antara persoalan itu, jumlah Ketidak­stabilan didesain untuk memecah
penduduk yang meningkat drastis, tentu belah. Intervensi asing untuk menguasai
ini menyusahkan kontrol negara terhadap sumber daya minyak turut memperkeruh
warga terlebih masalah kesejahteraan. suasana Timur Tengah.
Mesir di era Husni Mubarok pada Belum lagi dampak negatif
pertengahan 2009 pernah mengadakan kolonialisme Barat yang menjajah negara
muktamar sukkân (penduduk) untuk Arab di masa lalu, menambah beban
mengatasi problem jumlah penduduk berat tersendiri. Kita tahu kolonialisme
di Mesir yang melonjak tajam. Itu baru secara resmi mungkin sudah selesai tetapi
Mesir, lalu bagaimana dengan negara- pengaruh negatifnya masih terpelihara
negara Arab lainnya yang jumlah dalam ingatan dan iman orang-orang
penduduknya dipastikan lebih banyak Islam Arab. Kecurigaan terhadap Barat
dari Negeri Kinanah itu. yang kolonial itu disemai sampai
Persoalan teranyar intervensi melupakan tugas antara mana seharusnya
Amerika dan sekutu di Afghanistan, memosisikan sikap reaktif dan proaktif
terhadap Barat.

46 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

Kecurigaan itu menghambat ke­ Marshall G.S. Hodgson dalam


majuan dunia Arab Islam secara ke­ The Venture of Islam (1974) menyebut
seluruhan. Langkah modernisasi para daerah fertile crescent (bulan sabit subur)
pemikir Arab pun sempat terganjal karena yang menyebar dari sungai Nile sampai
dituding simplikatif sebagai perpanjangan sungai Oxus (Amudarya) di Afghanistan
tangan atau antek Barat, terutama mereka disatukan satu rumpun peradaban. Dalam
yang mendapat pen­didikan di Barat lalu hal ini Romawi juga masuk dalam
pulang ke negara asalnya dan melakukan interaksi peradaban yang berkembang
perubahan pendekatan dalam memahami di kawasan fertile crescent. Kesatuan
warisan keilmuan Islam klasik. peradaban itu harus tersambung karena
memiliki per­sama­an orientasi. Barangkali
karena alasan itu Hussein melihat masa
gemilang Mesir perlu belajar peradaban
Barat.
Penolakan yang sama dialami oleh
Syeikh Ali Abd. Al-Raziq (1888-1966)
yang mempertanyakan keabsahan negara
Islam dalam buku al-Islâm wa Ushûl al-
Hukm (1925). Tudingan miring sekuler
dialamatkan kepada Syeikh Abd. Al-
Raziq, apalagi setahun sebelumnya isu
sekularisasi yang sama di dunia Arab
Islam menjadi gempar setelah Mustafa
Kamal Attartuk (1881-1936) mengapus
sistem khilafah Turkey pada 1924.
Duka lara ini dialami getir mantan Dialog antara Barat dan Timur
Menteri Pendidikan Mesir alumnus (Islam) berjalan timpang padahal
Sorbonne Perancis, Taha Hussein secara common sense tidak selama­
(1889-1973) yang menulis buku Fî al- nya Barat negatif. Generasi Syeikh
Syi’r al-Jâhilî (1926). Usaha Hussein Muhammad Abduh (1849-1905) pernah
tidak diindahkan, bahkan usaha yang memberikan teladan yang baik. Syeikh
sebenarnya ingin mengkaji turast Islam Abduh menangkal gagasan orientalis
dalam sudut pandang ilmu modern Perancis Gabriel Hanotaux (1853-1944)
dicurigai pengaruh orientalisme. menyangkut pandangannya tentang
Penolakan terhadap Hussein juga Islam dan kaum muslim dalam konteks
mengeras saat mengusulkan Mesir pertemuan gagasan.
perlu terbuka dengan peradaban Barat
Kemudian diskusi Rashid Ridha
(Mustaqbal al-Tsaqâfah fî Misr [1938]),
(1865-1935) yang menepis gambaran
dengan alasan masih satu rumpun.

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 47


RISET UTAMA REDAKSI

Emiel D. tentang Nabi Muhammad Saw. Epilog


Lalu muncul di Damaskus, Muhammad Filsuf humanis Muslim Abu Hayyan
Kurdi Ali (1876-1953) yang gigih dan Al-Tawhidi pernah menyatakan tidak
produktif mengkaji pemikiran orientalis ada persoalan besar menimpa manusia
sejak era 20-an. Sayang sekali teladan dari kecuali ulah dari manusia itu sendiri, al-
generasi tercerahkan ini tidak berlanjut di insân asykala `alaihi al-insân. Persoalan
tangan generasi setelahnya (Wahyuddin, yang muncul di abad pertengahan Islam
2009). sampai kita warisi sekarang merupakan
Indonesia kecipratan dogmatisme imbas dari mengkristalnya dogmatisme
melalui gerakan-gerakan Islam Islam yang begitu kuat.
transnasional. Saat tulisan ini dibuat Bukan salah Islam sebagai sebuah
rencana pembubaran Hizbut Tahrir pandangan hidup yang luhur itu,
Indonesia (HTI) oleh Menteri Koordinator melainkan yang paling bersalah justru
Politik, Hukum dan keamanan Wiranto juru bicara Islam melalui para ulama atau
direspon banyak kalangan. Editorial pemikir-pemikirnya. Kini persoalan itu
Koran Tempo (12/5/2017) menilai perlu diurai dan dicarikan solusi yang
langkah pemerintah membubarkan HTI terang untuk menuntun arah peradaban
kurang strategis, karena seharusnya Islam ke depan yang lebih cerah.
ditempuh lewat proses sidang pengadilan, Memang beban berat ditanggung
bukan pembredelan. Pembredelan ormas umat Islam pada zaman modern ini seolah
HTI tak otomatis membunuh ide yang menutup visi kebangkitan mereka sendiri.
sudah terlanjur tersebar. Arkoun menilai itu bermula dari warisan
Apakah pantas dibubarkan atau­kah khazanah Islam pada abad ke-13, warisan
tidak, pokok persoalannya dalam tulisan itu belum sepenuhnya –meminjam
ini bahwa HTI muncul dari pengaruh bahasa Descartes– clear and distinct
kompleksitas mewabahnya dogmatisme untuk disebut sebagai pengetahuan
Islam. Analisa Guru Besar politik Islam adekuat. Pengetahuan yang bermasalah
UIN Kalijaga Yogyakarta, Dr. Noorhaidi itu dijadikan pilihan satu-satunya yang
Hasan, isu HTI dengan menggunakan dianggap benar. Ironisnya, materi penuh
perspektif Foucauldian sebenarnya dogma itu ditambah pembelajaran
merupakan bagian dari strategi wacana kampus-kampus Islam di Arab dan
(discursive strategies). Perjuangan HTI Timur Tengah masih belum beranjak
mendirikan khilafah Islam merefleksikan dari pengetahuan yang dapat mengurai
rasa frustasi mendalam berhadapan dogmatisme.
dengan masa depan suram (12/5/2017). Dihadapkan persoalan di atas,
masihkah kita mengharap pendidikan
bermutu dari Arab dan Timur Tengah?[]

48 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

Panorama Dirasah Islamiyyah


di Timur Tengah:
Pola Pembelajaran di Universitas Al-Azhar Kairo dan Al-Zaituna Tunisia

Dewan Redaksi

Prolog makna metodologi jika tidak ada materi

T ulisan Kabar Pendidikan Arab yang akan dikaji? Sebaliknya, apa


dan Timur Tengah mungkin terlalu manfaat materi yang menumpuk jika tidak
menohok karena menilai langsung ditelaah dalam tinjauan metodologi yang
kekurangan pendidikan di Arab dan Timur relevan untuk kehidupan saat ini? Dua
Tengah. Apakah yang dapat kita ambil kutub tidak boleh jalan sendiri-sendiri,
dari iklim pendidikan yang belum berhasil melainkan harus saling mendukung dan
mengentaskan keterpurukan bangsanya melengkapi.
sendiri? Sesuatu yang belum berhasil Menjadi pertimbangan kita tidak
belum tentu tidak ada manfaatnya. Lagi menelan semua yang ada di Timur
pula roda kehidupan terus berputar dan Tengah, karena pada dasarnya setiap
harus diingat, Islam pernah menyinari tempat memiliki keunikan tersendiri.
peradaban manusia di fase keemasannya. Persoalan politik di Timur Tengah
Perkembangan ilmu-ilmu sosio- memang memporak-poranda dunia Islam.
humaniora mutakhir di Barat secara Dan realitanya pendidikan di sana belum
umum lebih unggul daripada di Timur, mampu mengentaskan problema tersebut.
tetapi Timur (Islam) tidak kalah telak Persoalan itu di­ sebabkan kuatnya
dengan Barat. Timur masih memiliki pengajaran dogmatisme seperti sudah
warisan keilmuan yang harus diakui dikritik Mohammed Arkoun (1926-2010).
keunggulannya. Barat tidak boleh jumawa Kendatipun demikian, keilmuan
karena, seperti dikatakan dalam wisdom memang tidak dapat lepas dari politik,
Arab, laysa kullu mâ yalma`u dzahab-an, tetapi tidak selamanya kegagalan negara
tidak semua yang berkilau itu emas. dan politik merepresentasikan rapuhnya
Barat dan Timur memiliki kelebihan basis keilmuan yang berkembang di
dan kekurangan masing-masing. Apa sana. Jika dilihat dari sisi kesejahteraan

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 49


RISET UTAMA REDAKSI

ekonomi dan gejolak politik, Mesir dan derungan saintis mengambil warisan masa
Maroko barangkali tertinggal jauh dari lalu dengan orientasi dan proyeksi masa
Indonesia. Tetapi dalam bidang kajian depan. Kelompok ini tetap menghormati
ilmu-ilmu keislaman klasik, Mesir dan khazanah klasik tetapi tetap kritis dalam
Maroko jauh lebih bagus dari Indonesia. mempelajarinya.
Uni Emirat Arab yang terletak di Kecenderungan saintis ini dapat
Teluk Persia boleh berkembang pesat terbaca dari hasil riset atau karya tulis
lewat pembangunan infrastruktur dan mahasiswa S2 atau S3 di kampus se­
proyek modernisasi. Tetapi dari sisi tempat: apakah ada minat untuk men­
keilmuan Islam, Uni Emirat Arab tidak dorong warisan klasik itu ditinjau dan
bagus-bagus amat dibandingkan negara- digunakan untuk kepentingan yang riil,
negara Arab Maghrib seperti Maroko, artinya penelitian para mahasiswa S2 dan
Al-Jazair, Tunisia atau bahkan negara di S3 itu apakah fokus pada kemaslahatan di
benua Afrika Utara seperti Mesir yang masa lalu, tetapi minim daya guna yang
banyak melahirkan ulama-ulama kredibel. lebih prospek untuk ke depan. Untuk
Sikap terhadap warisan masa lalu konteks S1, semua pendidikan di Arab tidak
atau dikenal turâts melahirkan beragam ada spesifikasi secara men­­dasar meskipun
perspektif yang banyak ditawarkan sudah ada jurusan masing-masing. Hal itu
pemikir-pemikir Islam kontemporer. dapat terlihat dari title sarjana di semua
Ada perspektif menganggap tradisi itu jurusan, Lc atau Licentiate.
perlu dipelajari sebagaimana adanya
ketika tradisi tersebut dirumuskan; ada Misi Dakwah Pembelajaran
yang menganggap tradisi tersebut perlu Ada dua kampus yang akan kita tulis
ditinjau dalam konteks lebih meluas standard pembelajaran ilmu-ilmu
dengan menggunakan di­siplin ilmu-ilmu keislaman. Pertama adalah Universitas
sosio-humaniora modern; dan ada juga Al-Azhar Kairo Mesir sebagai kampus
sikap ekstrem yang menganggap bahwa tertua di dunia yang didirikan pada
tradisi tersebut sudah ketinggalan dan zaman dinasti Fatimiyah di Mesir hasil
sudah seharusnya ditanggalkan. sumbangan khalifah Al-Aziz (976-996)
Secara general terdapat dua ke­ dan Al-Hakim (996-1021) sebagai suk­
cenderungan umum dirasah islamiyyah sesor khalifah pertama Al-Muiz (952-975).
dalam menyikapi turâts klasik: pertama, Hodgson dalam bukunya The
kecenderungan kembali ke masa lalu Venture of Islam, menyebut Al-Azhar
ditandai dengan mengagungkan dan pada mulanya digunakan sebagai pusat
mengunggulkan warisan keilmuan pembelajaran orang-orang Syi’ah sekte
Islam klasik, sebatas mengagumi dan Isma’iliyyah yang tertarik pada filsafat
minim upaya memikirkan khazanah itu dan kebatinan, kelompok ini mempelajari
dapat dimanfaatkan untuk menunjang alegorisme dan simbol-simbol dalam Al-
kehidupan sehari-hari. Kedua, ke­cen­ Qur’an (Hodgson, 1974, Vol. II: 25).

50 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

Kedua adalah Universitas Al- dengan Kuliyah Lughah di Al-Azhar


Zaituna Tunisia yang dalam sejarahnya Kairo, karena di dalamnya dikaji sejarah
pernah mencetak sosiolog Muslim besar dan peradaban Islam.
Abdurrahman ibn Khaldun (1332-1406) Pembelajaran di Al-Zaituna tidak
penulis buku sosiologi Al-Muqaddimah ter­fokus pada kajian diktat kuliah seperti
dan buku sejarah yang panjang Târîkh halnya yang terjadi di Al-Azhar. Pem­
Ibn Khaldûn atau Al-Ibar wa Dîwân al- belajaranya sudah menggunakan sistem
Mubtada’ wa al-Khabar fî Ayyâm al- SKS dan absensi yang akan mem­
`Arab wa al-`Ajm wa al-Barbar wa Man pengaruhi nilai akhir mahasiswa. Jadi
`Âsharahum min Dzaw al-Sulthân al- pembelajaran di Al-Zaituna berdasarkan
Akbar. tema dan konsentrasi. Dalam hal ini,
Al-Azhar berkembang dan me­ Al-Zaituna mengikuti perkembangan
me­nuhi tuntutan umat. Al-Azhar dibagi sebagaimana diterapkan di kampus-
menjadi dua, Al-Azhar Adabi dan Al- kampus lain pada umumnya. Al-Azhar
Azhar Ilmi. Pada kampus Ilmi meng­khus­ sendiri memang menekankan pada
uskan kuliah-kuliah ilmu-ilmu natural diktat kuliah yang disediakan para dosen
dan disiplin keilmuan modern, sedang pengampu, namun bukan berarti melarang
Adabi mengkhususkan kuliah ilmu-ilmu merujuk pada referensi lain.
agama dan sastra yang terbagi dalam tiga Dua kampus ini bukan sembarang
fakultas besar: Ushuluddin, Sya­riah dan kampus, meskipun secara implisit diklaim
Bahasa dan Sastra Arab (lughah). pemikir sekelas Arkoun belum keluar
Perpaduan dua tipe kampus itu juga dari dogmatisasi pembelajaran Islam,
bagian dari usaha menjawab kebutuh­ tetapi kedua kampus tua tersebut punya
an umat. Hal-hal berkaitan dengan ke­ ciri khas dari sekedar perbandingan
agamaan dan spiritual ditangani kampus yang ditawarkan Arkoun. Apa itu? Ciri
Adabi, sedangkan aspek ilmu-ilmu na­ menonjol dari Al-Azhar Kairo dan Al-
tural dan keilmuan modern ditangani Zaituna Tunisia adalah pembelajaran
kampus Ilmi. agama yang lebih mementingkan pesan
Al-Zaituna tidak memiliki kampus dakwah: pembelajaran yang mengingin­
untuk ilmu-ilmu natural sebagaimana kan semua mahasiswa tidak terputus
Al-Azhar ilmi tempat pembelajaran dengan khazanah keilmuan Islam sebagai­
ilmu-ilmu natural. Secara umum mana diwariskan para ulama pendahulu.
kampus Al-Zaituna terbagi tiga: Ma’had Dua kampus ini menekankan aspek
Syarî’ah, Ma’had Ushûluddîn dan materi dan ketersambungan dengan
Hadhârah Islâmiyah. Pembagian ini keilmuan ulama-ulama klasik Muslim.
mirip seperti Al-Azhar Adabi, hanya Oleh karena itu tidak heran orientasi
beda pada Hadhârah Islâmiyah saja. pembelajaran khazanah klasik sangat
Meski demikian Hadhârah Islâmiyah di ditekankan melebihi pertimbangan lain.
Al-Zaituna memiliki kesamaan model Barangkali karena ini yang membuat

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 51


RISET UTAMA REDAKSI

Al-Azhar dan Al-Zaituna kurang mem­ Timur Tengah memang sedang ber­
pertajam visi keilmuan jangka panjang. gejolak. Kita merasakan suhu ke­tegang­­an
Kita dapat saja memperdebatkan politik yang terus meningkat dari waktu
apakah dua kampus tersebut me­ repre­ ke waktu. Rasa keamanan menurun
sentasikan sebuah lembaga pendidikan seiring melemah­nya pe­merintah. Melihat
sesungguhnya atau tidak? Sebagian yang situasi sosial dan politik Timur Tengah
skeptis dengan pola pembelajaran yang yang kisruh itu, memang jauh dari ideal
menitikberatkan materi sebagaimana di untuk menjadi tempat belajar.
Al-Azhar dan Al-Zaituna, lebih senang Namun jangan sekali-kali mem­
menyebutnya sebagai lembaga dakwah ban­dingkan antara dunia Timur dan
dan bukan sebagai lembaga pendidikan Barat tanpa melihat latar belakang me­
tinggi yang saintis dan ilmiah. madahi. Membandingkan Timur dan
Orang boleh berbeda pendapat Barat dengan menutup mata, sama­ hal­
tetapi tidak semua yang ada di Timur nya membandingkan antara neraka dan
Tengah separah yang dituduhkan: kondisi surga. Ibarat seorang anak yang hidup
keilmuan yang kakuh, literalis, monoton, dalam kemapanan ekonomi, pen­didikan,
dan lain sebagainya. Al-Azhar dan Al- kasih sayang, lalu dibanding­kan anak dari
Zaituna mengajarkan materi-materi pe­ pasangan jelata yang serba kekurangan
nalaran seperti fakultas Ushuluddin yang dan serba konflik.
membawahi jurusan Akidah-Filsafat. Meski harus jujur dalam melakukan
perbandingan, fakta ketertinggalan dunia
Merespon Ketegangan Timur Tengah Timur Islam dari Barat tidak bisa ditutup-

52 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

tutupi. Sebatas ilustrasi yang digunakan pengetahuan sangat mudah jatuh dalam
Arkoun dikutip di sini: perjalanan fatisme buta.
pesawat dari Timur Tengah ke negara- Selain mengajarkan pluralitas
negara di Eropa dan Barat memakan tidak mazhab, Al-Azhar memperhatikan
lebih dari 5 jam, tetapi untuk menyusul juga mazhab bawaan mahasiswa dari
peradaban Barat yang sudah mapan dan negara asalnya, misal bagi mahasiswa
modern seperti yang kita saksikan itu, Indonesia diajarkan pendalaman fikih
Timur Tengah butuh lebih dari 5 abad. Syafi’ie karena mazhab itu yang berlaku
Ilustrasi Arkoun hendak di daerahnya, atau mazhab Maliki bagi
menyampaikan tidak ada waktu untuk mahasiswa dari Saudi.
berleha-leha. Jika umat Islam tidak cepat Kemudian dari sisi teologi yang
menyusul Barat, mereka bakal terus diterapkan adalah jalan tengah Asy’ariyah
tertinggal dan Barat tidak akan terkejar. melalui konsep kasb. Kita tahu bahwa
Langkah menyusul Barat dimulai Asy’ariyah merupakan paham per­tengah­
dengan strategi, membereskan persoalan an antara dua kubuh ekstrem antara
internal atau dalam negeri. Bagaimana literalis dan rasionalis. Meskipun sudah
bisa menyusul kalau kondisi internalnya memantapkan di Asy’ariyah, Al-Azhar
tercerai-berai? tetap mengajarkan keragaman sekte yang
Sumbangsih Al-Azhar dan Al- pernah muncul dalam Islam.
Zaituna dalam karut-marut sosio-politik Bagaimana dengan Al-Zaituna?
Timur Tengah cukup realistis, ini terlihat Sejak awal kemunculannya Al-Zaituna
dari misi dari paradigma kuri­kulum yang memang merupakan pusat penyebaran
diajarkan di kedua kampus tua tersebut. madzhab Maliki di benua Afrika, jadi
Dari sisi kurikulum, misalnya, Al- secara tidak langsung Maliki menjadi
Azhar Kairo mengadopsi semua mazhab orientasi mazhab fikih kampus, tetapi
fikih sebagai bahan ajar untuk fakultas uniknya isu mazhab tidak terlalu
Syari’ah. Perbedaan mazhab sudah ditonjolkan dalam kampus. Keterangan ini
dikenalkan sedari awal. disampaikan oleh pelajar dan mahasiswa
Wawasan keragaman aliran atau Indonesia yang belajar di Al-Zaituna.
mazhab dapat mengikis fanatisme Fanatisme satu mazhab tidak terlalu
kemazhaban. Seringkali fanatisme mendominasi, justru iklim keterbukaan
itu muncul karena tidak mengenal mendasari pola keberagamaan di
keragaman mazhab. Sebagaimana lingkungan kampus.
dikatakan sastrawan besar Mesir, Anis Begitu juga nuansa pendalaman
Mansour (1925-2011), al-`aql kal-farâgh fikih klasik masih sangat ditekankan
in lam tumli`u bil-ma`rifah imtala’at-hu di lingkungan kampus. Di Tunisia, Al-
bi al-ta`asshub. Akal manusia itu masih Zaituna dikenal dengan pendekatan teks
akan kosong, selama masih belum diisi yang lebih moderat. Keilmuan dari teks-
teks klasik tetap dikaji sembari menerima

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 53


RISET UTAMA REDAKSI

isu-isu kontemporer. Seperti di Al-Azhar, kritis dengan menilai dan me­ nimbang
Al-Zaituna dalam hal teologi memilih pemikiran tersebut dengan adil. Model
jalan tengah rumusan Asy’ariyah. Teologi ini diterapkan di seluruh matakuliah yang
rumusan Imam Abu Hasan Al-Asy`ari diajarkan di kampus. Selalu ada catatan
ini mudah diterima karena sifatnya kritis terhadap khazanah Islam yang
yang mengakomodir yang fatalis dan dinilai terlalu tajam dan bersebrangan.
rasionalis. Misalnya dalam kajian tayyârât
Kedua kampus besar ini menjawab islâmiyyah (aliran-aliran dalam Islam)
kebutuhan dunia Arab dan Timur atau matakuliah al-milal wa al-nihal di
Tengah. Paham moderasi yang dirawat kuliah Ushuluddin, macam-macam sekte
adalah pilihan bijak untuk menetralisir Syi’ah dikaji dengan teliti kemudian
suasana konflik. Jalan tengah mampu dikomentari dari perspektif moderasi Al-
mengakomodir dua kubuh sekaligus Azhar. Beberapa point yang tidak sejalan
tanpa harus mengorbankan satu dan dengan pesan Ahl Sunnah dan salaf shalih
mementingkan yang lain. diluruskan agar menjadi pelajaran yang
Moderasi paling relevan karena mendidik bagi para mahasiswanya.
mengundang simpati kedua kubuh Selama mengomentari, tidak akan
bersitegang. Moderasi dapat diandal­ kan ditemui komentar keras tidak mendidik
sebagai garda depan yang me­ nyatukan seperti mengatakan Syi’ah itu kafir atau
seluruh kepentingan yang bertikai di keluar dari Islam. Karena bagi Al-Azhar
Timur Tengah. Impian jangka panjang dari moderasi itu ibaratnya menjadi penengah
moderasi ini adalah, Timur Tengah mampu dan bukan penghakim. Mendidik itu
lepas dari jerat pertikaian dan terbebas dari bukan soal memberikan materi, tetapi
gerakan fundamentalisme yang destruktif. yang tidak kalah penting bagaimana
menyampaikan materi itu dengan santun
Prinsip Moderasi Pembelajaran dan bijak tanpa harus menanamkan cacian
terhadap kubuh atau aliran yang berbeda.
Kajian keislaman di Al-Azhar me­nerima
variasi pemikiran yang tumbuh dalam Al-Zaituna punya prinsip sama
sejarah peradaban Islam. Sebagai sebuah dalam hal menghormati teks-teks klasik
warisan, betapapun tajamnya khazanah Islam. Warisan ulama masa lalu sebagai
klasik berseberangan dengan Al-Azhar, kekayaan dan modal kebangkitan terus
tetap dianggap sebagai turâst penting dikaji dan dipelajari. Tetapi itu bukan
untuk dipelajari. Di sinilah moderasi satu-satunya cara Al-Zaituna di jalur
menjiwai nafas pembelajaran di Al-Azhar. memajukan umat, sikap menjaga tradisi
klasik itu diimbangi dengan mengkaji
Al-Azhar punya sikap kritis ter­hadap
isu-isu modern. Lagi pula warga Tunisia
persoalan-persoalan yang tidak sejalan
sering bersinggungan dengan orang-
dengan paham moderasinya, karena itu
orang Perancis, karena dulu bekas jajahan
Al-Azhar selalu menyertakan catatan
Perancis.

54 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

Persinggungan itu secara otomatis Syeikh Abduh yang pertama


memunculkan apa yang dikatakan Georg mengusulkan pentingnya mempelajari
Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) maqâshid syariah atau filsafat hukum
sebagai dialektika yang akan terus Islam melalui karya Al-Muwâfaqât
menantang pemikiran ber­ evolusi (tesis- Imam Abu Ishaq Al-Syatibi (wafat 790
antitesis-sintesis). Ke­maju­an peradaban H/1388 M). Sumbangsih itu bertujuan
menghasilkan tantangan-tangan baru dan agar agama tidak dipahami sebagai ritual
sudah pasti membutuhkan ijihad-ijtihad dan formalitas belaka, tetapi agama
baru. Sementara itu warisan klasik tetap yang mereformasi tatahan hidup umat.
penting sebagai identitas dan pengukuhan Al-Syatibi mendefinisikan maslahat
jati diri. agama adalah hal-hal yang menunjang
Paradigma moderasi itu meng­ terpenuhinya kehidupan dasar manusia
hasilkan ulama-ulama kredibel. Al-Azhar sehingga manusia dapat hidup secara
memiliki Syeikh Muhammad Abduh layak (Al-Syatibi, Vol. II, 1978: 25).
(1849-1905) yang di tangannya lahir Syeikh Abduh juga yang mengajak
tafsir Al-Manâr (ditulis dengan muridnya, umat melek kemajuan Barat. Abduh
Rasyid Ridla [1865-1935]) perpaduan adalah penggagas salafiyah `aqliyah
model tafsir klasik dan perkembangan isu (salafisme rasional): konsep ini me­
mutakhir. Jasa Syeikh Abduh mendorong neguhkan bahwa umat secara akidah
gerakan reformasi keagamaan di Mesir adalah salaf, dan secara rasio adalah
sangat besar, terutama di kalangan Al- Barat. Ketika berkunjung ke Perancis,
Azhar. Pengaruh itu membekas sehingga beliau bersaksi: saya menu­mukan Islam
namanya terukir di qâ`ah atau aula depan tanpa Muslim di Eropa, dan Muslim
kuliah Syariah Al-Azhar. tanpa Islam di Mesir.

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 55


RISET UTAMA REDAKSI

Peran penting salafisme rasional itu, menghasilkan ulama yang mengerti


yang digagas Syeikh Abduh ini me­ tantangan modern sekaligus tahu
nanamkan Al-Azhar terus memper­teguh bagaimana harus menjawabnya tanpa
rasionalitas. Dr. Abd. Mukti Bayyumi harus kehilangan jati dirinya.
pengajar Filsafat Islam di departemen Kombinasi antara khazanah
Akidah-Filsafat Al-Azhar menyebut keilmuan Islam klasik dan wawasan
Syeikh Abduh mewakili tipikal ulama kontemporer melahirkan pemikiran
Al-Azhar yang sebenarnya. Artinya yang menjawab persoalan umat. Syeikh
Muhammad Abduh bukan tipe ulama Al- Muhammad Abduh, Syeikh Thahir Ibn
Azhar kantoran (pegawai), tetapi figur Asyur dan ulama-ulama lain yang disebut
ulama Al-Azhar yang sebenarnya. di atas merupakan out put paradigma
Pendidikan di Al-Zaituna banyak moderasi yang hingga kini terus dirawat
menghasilkan ulama dengan wawasan Al-Azhar dan Al-Zaituna.
keagamaan mendalam sekaligus melek
disiplin modern. Thahir ibn Asyur Moderasi untuk Teks
(1879/1973), misalnya, menggagas pan­
Pendekatan dirasah islamiyyah di Al-
dangan maqâshid syariah dan gerak­ an
Azhar masih senang mengkaji teks-teks
reformasi keagamaan dan pendidikan.
klasik melalui metode tahqiq. Pendekatan
Selain Syeikh Ibn Asyur, Al- Al-Azhar memang masih tekstual, itu
Zaituna juga pernah melahirkan tokoh karena Al-Azhar sangat menghormati
besar Muhammad Khidir Husain yang ulama klasik dan warisan karya-karyanya.
menjadi Grand Syekh di Al-Azhar Kairo. Perkembangan di­rasah islamiyyah di sini
Pada tahun 1900, Al-Zaituna sudah masih meng­ ulang capaian ulama masa
melakukan berbagai pendekatan terhadap lalu, dan goal studinya bukan terobsesi
teks keagamaan, misal Thahir Hadad pada yang baru, tetapi mampu memahami
menulis buku Mar’ah fî al-Syarî’ah wa warisan masa lalu dengan baik dan
al-Mujtama’ buku yang menjadi panduan menghidupkannya kembali.
dalam kajian gender saat itu.
Kondisi sama dialami oleh Al-
Ulama-ulama yang disebut di atas Zaituna, meski perkembangan terakhir
adalah sebagian kecil dari jumlah ulama mulai memberi warna pada ilmu-ilmu
yang sudah dilahirkan Al-Azhar dan Al- sosial. Sebagai contoh, Al-Zaituna selalu
Zaituna. Ulama pakar di bidang agama mendorong mahasiswa asing mengkaji
mudah ditemui di negara-negara Arab kearifan lokal di negara asalnya.
dan di kawasan Timur Tengah. Akan Kebijakan ini secara tidak langsung
tetapi jarang ditemui perpaduan antara mengarahkan dirasah islamiyyah di Al-
kepakaran agama dan melek tantangan Zaituna menyertakan pendekatan sosio-
modernitas. humaniora. Kajian keislaman di Al-
Barangkali kekhasan Al-Azhar dan Zaituna sudah dikembangkan agar tidak
Al-Zaituna menyediakan kebutuhan hanya fokus di turâts oriented saja.

56 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

Meskipun mulai akrab dengan masa lalu dan masa sekarang. Al-Jabiri
pendekatan ilmu-ilmu sosial, Al-Azhar mengusulkan pendekatan dalam dua
dan Al-Zaituna tidak melampaui kodrat­ perspektif sekaligus: menjadikan turâts
nya sebagai lembaga ke­ agamaan. modern di zaman kita (mu`âshir-an lanâ),
Orientasi kampus sebatas menghidupkan di satu sisi, dan modern di zamanya
warisan turâts klasik. Memang benar sendiri (wa mu`âshir-an li-nafsihi) (ja’l
ada pola memasukkan isu baru seperti al-turâts mu’âshir-an lanâ wa li-nafsihi),
kajian gender di Al-Zaituna. Misalnya, di sisi lain. Pendekatan ini dipakai Al-
menerima dosen dan mahasiswa yang Jabiri secara khusus dalam memahami
tidak memakai jilbab. Kedengarannya Al-Qur’an (Al-Jabiri, Madkhal Ilâ Al-
itu prestasi besar, namun hal itu belum Qur’an, 2006).
dikatakan menyentuh pokok persoalan Modern di zaman kita artinya unsur
kajian gender. epistemologis turâts klasik Islam itu tetap
Baik di Al-Azhar maupun Al- dipertahankan untuk zaman kita sekarang.
Zaituna, penghormatan warisan keilmuan Sementara modern di zaman ketika turâts
klasik itu sangat besar. Wajar saja para dibentuk artinya unsur temporalitas
pelajarnya enggan mengkaji kritik ideologi turâts didudukan untuk semangat
keilmuan Islam. Padahal dekonstruksi zamannya. Sementara yang berlaku
turâts itu penting untuk memilah antara sekarang adalah pembacaan turâts yang
unsur epistemologis dan ideologis. ideologis: kajian turâst masa lalu untuk
Sampai di sini cukup beralasan Arkoun turâts masa lalu, atau keilmuan Islam
menilai warisan khazanah keilmuan Islam untuk konteks zaman ketika keilmuan itu
yang kita terima (berikut pengajarannya) dirumuskan.
masih diselimuti “dogmatisme”. Pandangan Al-Jabiri tersebut
Orientasi teks dalam dirasah berangkat dari pemahaman filsafat.
islamiy­yah sebenarnya pokok kritikan Tugas dari filsafat sendiri sejak awal
sejumlah pemikir muslim modern. adalah memisahkan antara logos dan
Pemikir Maroko Abied Al-Jabiri mitos. Artinya memisahkan antara mana
(1936-2010) dalam buku al-Turâts keilmuan hakiki dan mana angan-angan
wa al-Hadâtsah (1999: 26) menyebut kosong seperti ideologi. Sampai di sini
terang-terangan Universitas Al-Azhar kita mengerti bahwa dirasah islamiyyah
Kairo, Al-Zaituna Tunisia, bahkan juga tidak berkembang jika tidak ada
Qarawiyin di Maroko, masih menerapkan pengetahuan filsafat memadahi.
pemahaman teks klasik untuk teks klasik Apakah dosen-dosen Al-Azhar dan
(fahm al-turâts li al-turâts). Pendekatan Al-Zaituna memiliki pendidikan filsafat?
ini bentuk kemunduran teks yang tidak
Pertanyaan ini susah dijawab
dapat berkontribusi di ranah praksis.
lantaran minimnya perhatian filsafat di
Kajian Islam akan tetap relevan dunia Arab dan Timur Tengah. Kuliah
sepanjang tersedia penghubung antara Ushuluddin seperti di Al-Azhar memang

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 57


RISET UTAMA REDAKSI

mengajarkan filsafat, dan di fakultas- yang sama. Al-Azhar kerap menspon­sori


fakultas lain diajarkan matakuliah dasar- dialog antaragama terutama dialog Islam-
dasar filsafat yang sama, hanya saja tidak Kristen. Al-Azhar juga rajin menyeru
sepenuhnya membekas karena porsinya pentingnya hidup rukun dalam bingkai
sedikit. Dan yang terpenting, wawasan keragaman agama. Selain itu, Al-Azhar
filsafat itu kalah dengan penghormatan terus menampilkan teladan toleransi
teks keagamaan dari ulama klasik yang untuk negara-negara Arab Islam.
tidak dapat dibendung. Di tengah keributan politik di Timur
Tunisia dalam perkembangannya Tengah, Al-Azhar menyeruh setiap
lebih banyak menganut sistem pendidikan kelompok berkenan me­ ninggalkan aksi
Perancis. Bahkan di awal tahun 1900 kekerasan. Untuk kasus Palestina sendiri,
sudah berdiri Madrasah Shadiqiyah. sikap Al-Azhar masih sama moderatnya,
Sehingga dosen-dosen Al-Zaituna yang Al-Azhar sampai kini tidak menyetujuhi
berada di lingkungan tersebut secara fatwa dan aksi bom bunuh diri. Bom
tidak langsung bersentuhan dengan kajian bunuh diri di Palestina bukan termasuk
filsafat. Dan Aqidah Filsafat juga menjadi syahid atau mati di jalan Allah, karena itu
salah satu jurusan yang ada di kampus Al- menistakan hak hidup manusia.
Zaituna dan kajian filsafat menjadi salah Ketegangan yang melanda Mesir
satu kajian wajib bagi para mahasiswa Al- pasca Revolusi Januari 2011 lalu
Zaituna. sempat mengkawatirkan pelbagai pihak:
Namun dalam prakteknya, ke­ jangan-jangan Mesir berubah nasibnya
cenderungan kritis sebagai buah berpikir menjadi Iraq, Libya, Afghanistan yang
filsafat masih belum cukup menguat, porak-poranda. Untung ulama Al-Azhar
sehingga nasib Al-Zaituna tidak jauh berperan menurunkan tensi ketegangan.
berbeda dengan Al-Azhar. Hal itu dilakukan dengan cara
menghimbau persatuan umat harus tetap
Epilog diutamakan. Lagi-lagi, Al-Azhar dengan
paham moderasinya menjadi penyejuk
Dirasah islamiyyah di Al-Azhar masih
gejolak yang sempat memanas saat itu.
menawarkan wajah keislaman moderat
dan toleran. Hal itu dibuktikan melalui Hal yang sama ditampilkan
kerja keras Al-Azhar menjaga persatuan oleh peran ulama Al-Zaituna. Tunisia
umat. Paradigma moderasi Al-Azhar adalah negara yang memulai terjadinya
sejauh ini dapat merangkul semua friksi Arab Spring (al-rabî’ al-‘arabî) dan
kelompok Islam. Moderasi menjadi titik dianggap salah satu negara yang ber­hasil
temu semua golongan yang berbeda. membangun demokrasi setelah pengulingan
pemimpin otoriter. Ke­berhasil­an Tunisia
Dalam melihat hubungan Islam
juga tidak dapat dilepas­kan dari pandangan
dan agama lain, Al-Azhar masih
moderasi ulama Al-Zaituna. Persatuan
mengedepankan paradigma moderasi

58 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


RISET UTAMA REDAKSI

umat tetap harus ditegakkan kendati dalam Referensi


suasana revolusi. Al-Jabiri, Abied, 1999, Al-Turâts wa al-
Meski sempat mengalami Hadâtsah, Markaz Dirasah Wihdah
api revolusi, Tunisia tidak tersulut Arabiya, Beirut, Lebanon.
anarkhisme. Bentuk negara republik __________________, 2006, Madkhal
dan Islam sebagai agama tidak harus Ilâ Al-Qur’an: Fî al-Ta`rîf bi Al-
dipertentangkan. Al-Zaituna berulang kali Qur’an, Markaz Dirasah Wihdah
menghimbau agar gerakan perpecahan Arabiya, Beirut, Lebanon.
dijauhkan dari isu agama. Walhasil, Al-Syatibi, Abu Ishaq, 1978, Al-Muwâfaqât
gerakan subversif tidak dapat berkembang fî Ushûl al-Syarî`ah, vol. II, Darul
dengan subur di negara yang masuk Ma’arif, Beirut, Lebanon.
wilayah Arab Barat (Maghrib) tersebut.
Anwari WMK, 2006, UGM Menuju
Dirasah islamiyyah di Al-Azhar Universitas Penelitian, Khanata,
dan Al-Zaituna berkepentingan menjaga LP3ES, Jakarta.
kesatuan umat. Moderasi merangkul
Arkoun, Mohammed, 1997, Naz`ah al-
semua kalangan karena selalu ada titik
Ansanah fî al-Fikr al-`Arabî: Jayl
temu di antara dua kubuh ekstrem.
Miskawayh wa al-Tawhîdî, terj.
Kita tahu kubuh politik di Timur Hasyiem Shaleh, Dar Shaqi, Beirut.
Tengah dikuasai ekstremis Islam yang
Baylis, John, dan Smith, Steve (ed.),
sangat menekan. Kelompok ini tidak
1998, The Globalization of World
mudah bersimpati dengan kelompok
Politics: An Introduction to
yang berafiliasi dengan nalar pendidikan
International Relations, Oxford
modern, terlebih ilmu-ilmu dari Barat.
University Press, Oxford.
Paradigma pembelajaran Al-Azhar
dan Al-Zaituna membantu melebur Beaud, Michel, 2001, A History of
(merekonsiliasi) dua kecenderungan Capitalism 1500-2000, Monthly
ekstrem di Timur Tengah tersebut. Review Press.
Hegemoni teks klasik memang Bornchier, Volker, Dunn Christopher,
tidak dapat dihindarkan dari model 1999, The Future of Global
pembelajaran di kampus Al-Azhar dan Conflict, Sage Publication.
Al-Zaituna. Sejauh ini moderasi dengan Copleston, Frederick, 1962, A History
memberi porsi imbang antara teks dan of Philosophy Vol. I (Greece and
sinaran ilmu-ilmu sosio-humaniora Rome: From The Pre Socratics to
modern masih tetap diupayakan, tetapi Plotinus), Image Books Doubleday,
hal itu harus kita akui belum sampai New York London Toronto Sydney
menggeser kecenderungan umum Al- Auckland.
Azhar dan Al-Zaituna sebagai lembaga Danandjaya, Utomo (dkk.), Oppressed,
pendidikan keagamaan yang teks LP3ES, Jakarta.
oriented.[]

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 59


RISET UTAMA REDAKSI

Dikti, Ditjen, 2003, Higher Education Leman, Oliver, 1993, Moses Maimonides,
Long Term Strategy 2003-2010. The American University in Cairo
Eko, Sutoro, dkk. 2014. Desa Membangun Press, Cairo Egypt.
Indonesia, Forum Pengembangan Lyotard, Jean Francois, 1984, The
Pembaharuan Desa, Yogyakarta. Postmodern Condition: A Report on
Knowledge, Manchester University
Eko, Sutoro, 2015, Regulasi Baru, Desa
Press, Manchester.
Baru: Ide, Misi, dan Semangat UU
Desa, Kementerian Desa PDTT, Ohmae, Kenichi, 1995, The End of
the Nation State: The Rise of
Jakarta.
Regional Economies. How Capital,
Freire, Paulo, 1985, Pendidikan Kaum Corporation, Consumer, and Com­
Tertindas—alih bahasa dari muni­ca­tion Are Reshaping Global
Pedagogy of the Oppressed oleh Market, Free Press Paperback.
Utomo Danandjaya, LP3ES,
Smith, Linda Tuhiwai, 2005, Dekolonisasi
Jakarta. Metodologi—alih bahasa dari
Gellner, Ernest, 1992, Postmodernism, Decolonizing Methodologies,
Reason and Religion, Routledge, Research and Indigenious Peoples,
London and New York. terj. Faiz Ahsoul, INSIST Press,
Held, David, 1995, Democracy and the Yogyakarta.
Global Order: from the Modern Sudjatmiko, Budiman dan Yando, Zakaria,
State to Cosmopolitan Governance, 2014, Desa Kuat, Indonesia Hebat,
Polity Press, Cambridge. Pustaka Yustisia, Yogyakarta.
Held, David, McGrew, Anthony, van Bruinessen, Martin, 2012, Kitab
Goldblatt, David, and Perraton, Kuning dan Tarekat, terj. Farid Wajdi
Jonathan, 1999, Global dan Rika Iffati, Gading Publishing,
Transformations: Politics, Yogyakarta.
Economics and Culture, University van Peursen, C.A., 1990, Fakta, Nilai,
Stanford Press, Stanford. Peristiwa: tentang Hubungan antara
Ilmu Pengetahuan dan Etika, terj.
Hodgson, Marshall G. S., 1974, The
Drs. A. Sonny Keraf, Gramedia,
Venture of Islam: The Expansion
Jakarta.
of Islam in the Middle Periods,
Wahyuddin, Imam, 2009, Jejak-jejak Kajian
Vol. II, The University of Chicago
Orientalis, dalam Jurnal Himmah PPMI
Press, Chicago and London.
(Persatuan Pelajar dan Mahasiswa
Kleden, Ignas, 1987, Sikap Ilmiah dan Indonesia), Kairo Mesir.
Kritik Kebudayaan, LP3ES, Jakarta.
Koran Tempo, 15/5/2017
Artikel:
Kuhn, Thomas, 1996, The Structure of
www.vivanews.com
Scientific Revolution, 3rd Edtion,
Chicago University Press, Chicago. www.tehcenter.ufi.edu.

60 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

Masa Depan Studi Islam


di Indonesia
Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, Ph.D.

A rtikel ini bermaksud untuk me­meta­


kan sekilas tentang arah studi Islam
di Indonesia. Dalam be­berapa hal tertentu
bagi negara-negara yang mampu men­
definisikan dan mendetailkan kepentingan
mereka di masa yang akan datang. Paling
penulis telah me­lakukan pemetaan awal tidak, ada tiga skenario besar mengenai
mengenai perkem­ bang­
an studi Islam di keadaan suatu bangsa di masa depan.
negara ini dan juga pada kawasan Asia Pertama, ada negara-negara yang
Tenggara. Bahkan, baru-baru ini pengkaji akan melalukan proses-proses lompatan
meng­ hasilkan suatu karya tentang pe­ besar untuk menjadi great transformative
nge­tahu­an lokal yang dijelaskan melalui state. Negara-negara yang masuk kategori
berbagai pendekat­ an ilmu-ilmu sosial ini akan memiliki kemampuan untuk
dan humaniora. Untuk memahami terus menyiapkan bangsanya menuju
konteks masa depan, pengkaji juga telah kegemilangan dengan kemajuan ICT-nya
berusaha menelisik bagaimana wujud dan kemampuan untuk menjadikan alam
kehidupan manusia di masa yang akan semesta sebagai bagian untuk hidup lebih
datang. Upaya-upaya tersebut tentu saja baik. Kedua, ada juga negara yang hanya
untuk melihat bagaimana kemungkinan jalan di tempat tidak memiliki kekuatan
perkembangan ilmu pengetahuan di masa untuk mampu berada di dalam kategori
depan, terutama ketika dimunculkan great transformative state, karena mereka
konsep planetary civilization (peradaban tidak memiliki perangkat untuk masuk
planet) (Mickey, 2014), dimana manusia pada kondisi tersebut. Ketiga, ada juga
diarahkan berpikir secara global, yang negara-negara yang menjadi barbaric
dikenal dengan global mind. state dimana konflik dan peperangan akan
Adapun berbagai skenario dunia menjadi langganan negara-negara ini,
telah disusun oleh berbagai lembaga- sehingga mereka tidak mampu bertahan
lembaga strategis di dunia ini, untuk atau bahkan memiliki kemampuan untuk
memberikan peluangan dan harapan bertransformasi (Raskin, 2006).

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 61


ARTIKEL UTAMA

Kondisi dunia di atas tentu saja transformasi studi Islam yang amat
terjadi di kawasan-kawasan Muslim, signifikan, yaitu perubahan lembaga
tidak terkecuali di Indonesia, sebagai IAIN ke UIN. Model-model pengkajian
negara Muslim terbesat di dunia. Islam telah dilakukan dengan proses
Karena itu, wajah Islam di masa yang paradigma integrasi (Azyumardi Azra
akan datang, paling tidak, akan sangat dan Mulyadi Kertanegara), islamisasi,
ditentukan oleh ummat Islam di negara dan inter-koneksi (Amien Abdullah).
ini. Studi Islam merupakan salah kunci Adapun konsep masyarakat yang digagas
untuk memperlihatkan bagaimana pun sudah mulai menemukan titik
kondisi Muslim di Indonesia. Sejauh diskusi yang begitu hangat yaitu mulai
ini, Indonesia telah melakukan proses dari masyarakat madani hingga ke Islam
Nusantara.

Proses pencarian bentuk keilmuan budaya menjadi warisan, agama dicari


dan sistem masyarakat yang diinginkan cara untuk dirasakan spirit-nya yang telah
merupakan persoalan pada dataran meta- mengalami proses fragmentasi, mitos
teori. Dalam hal inilah, para penulis sudah mulai dijawab dengan kemajuan
Muslim di Indonesia belum begitu sains dan teknologi (Kaku, 2012).
tertarik untuk merumuskan bagai­ mana Pecahan pemahaman terhadap agama di
bentuk metafisika ke­ilmuan Islam yang masa yang akan datang itulah yang harus
sesuai dengan skenario dunia di atas. dicari spirit nya secara substansi. Karena
Sebagai contoh, bagaimana orientasi itu, persoalan di masa depan sangat
studi Islam untuk menghadapi planetary bergantung pada beberapa tesis berikut
civilization. Saat itu, ditandai pergeseran ini:

62 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

Pertama, karena dunia saat ini negara-negara yang tidak maju dalam hal
selalu mengedepankan sains dan tekno­ tersebut. Pola pembunuhan ini, bukanlah
logi, maka ukuran peradaban dunia, akan hanya melalui perang, tetapi juga melalui
diukur dari kemajuan dua hal tersebut. pem­ bunuh­an karakter dan nilai-nilai
Namun jika sains dan teknologi gagal, kemanusiaan. Karena itu, perang akan
maka spirit religi akan diminta perannya tetap menjadi pilihan utama bagi negara-
kembali, untuk mengatur tatanan dunia. negara maju, untuk tidak hanya menguji
Akan tetapi, jika religi tidak memiliki kemampuan teknologi mereka, tetapi juga
bentuk yang baku, sangat boleh jadi, untuk mengubah sistem tatanan dunia
sains dan teknologi, malah yang akan secara menyeluruh. Kondisi ini tentu saja
menghancurkan manusia itu sendiri. Saat untuk menciptakan berbagai negara yang
ini, rekayasa peradaban planet memang dikategorikan sebagai barbaric state atau
ingin membuat manusia tinggal landas negara gagal (Acemoglu & Robinson,
dari peradaban yang serba menginginkan 2012).
energi dari bumi ke energi dari galaksi. Untuk itu, merumuskan studi
Kedua, kalau sains dan teknologi studi Islam di Indonesia seyogyanya
tidak berhasil membangunkan spirit, juga mengamati perkembangan global,
maka sangat boleh jadi, tatanan global regional, nasional, dan lokal. Hal ini
(world order) akan perlahan-lahan disebabkan skenario global selalu
runtuh. Inilah yang sangat dikhawatirkan memiliki dampak pada sistem rekayasa
jika dimasa depan, demokrasi dan sosial dan budaya di level lokal. Demikian
kapitalisme, tidak dapat bertahan, maka pula, kondisi lokal juga memiliki
secara simultan, sains dan teknologi, pengaruh pada sistem reproduksi
akan menjadi “senjata makan tuan” bagi pengetahuan, yang kemudian berwujud
manusia. Hal ini telah terlihat dalam dalam bentuk kebijakan. Kondisi regional
beberapa dekade terakhir, bahwa dampak juga harus dijadikan basis persiapan
sains dan teknologi terhadap spirit religi, bentuk sistem berpikir yang akan
ternyata tidak menunjukkan hasil yang ditanamkan pada generasi muda, dimana
memuaskan. Sebab sains dan teknologi, mereka akan berkiprah di masa depan.
bertujuan untuk menjadikan manusia Demikian pula, keadaan nasional saa ini
sebagai tuhan (Kaku, 2012). dan jangkaan atau imajinasi kebangsaan
Ketiga, sains dan teknologi menjadi di masa depan juga harus diambil sebagai
predator bagi spirit religi, maka negara- sesuau persiapan di dalam meletakkan
negara maju akan menguji kemampuan kerangka dasar sistem pendidikan yang
intelijensia mereka untuk menjadikan mapan (Poespowardojo & Seran, 2015).
negara-negara ketiga sebagai tumbal. Pola Berbagai pandangan menyebutkan
keseimbangan dunia dengan model ini, bahwa Islam memiliki harapan yang
telah mengakibatkan sains dan teknologi cukup menjanjikan, kendati saat
menjadi alat pembunuh utama terhadap ini, kondisi global agama ini begitu

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 63


ARTIKEL UTAMA

mengkhawatirkan. Berbagai studi kemudian memberikan pengaruh pada


mengenai Islam di masa yang akan datang tiga aspek yaitu nilai, keyakinan, dan
menunjukkan bahwa perannya akan pengetahuan. Adapun tahapan nilai
begitu penting. Indonesia pun dipandang akan memberikan dampak pada etika,
akan memainkan peran penting dengan moral, tingkah laku, sistem sosial, dan
keadaan bangsa saat ini. Dua modal utama sosial kebudayaan. Adapun pada tahapan
ini tentu saja akan menjadi faktor penentu keyakinan memberikan implikasi
untuk mengembangkan studi Islam. Di pada sistem seni, makna, dan ritual.
masa depan, studi Islam di Indonesia Sementara pada aspek pengetahuan akan
harus sampai pada dua konsep inti yaitu berdampak pada teoritisasi ilmu, meditas/
control dan influence. Dua kata ajaib ini kontemplasi, filsafat, dan paradigma. Di
memang belum mendapatkan penjelasan sinilah, studi Islam di Indonesia belum
dari para pakar. Hal ini disebabkan mampu menerjemahkan satu-satuan
paradigma studi Islam di Indonesia masih ilmu yang dikembangkan menjadi sistem
berkutat pada aspek-aspek modernisme peradaban ilmu yang mampu bermain
yang berlandaskan pada humanisme, pada tahapan control dan influence.
pluralisme, dan sekularisme. Cita-cita per­ Kedatangan para peneliti asing
guruan tinggi di Indonesia masih berada tahun 1950-an telah menyusung sistem
pada tahapan itu. Isu Islam Nusantara pengetahuan yang mempengaruhi
atau Islam Wasatiyyah sebenar­nya masih cara pandangan para sarjana di dalam
memakai paradigma modernisme semata. melihat ummat Islam. Proyek Islam
Sehingga wacana modernisme dan post- sebagai peradaban di Chicago pada tahun
modernisme masih begitu mencuat di 1970-an (Leonard Binder dan Marshall
dalam sistem pendidikan studi Islam. Hodgson), juga telah mem­ bentuk cara
Pengaruh mazhab pemikiran dari Barat pandang sarjana Islam di Indonesia di
dan Timur masih berada pada koridor dalam melihat Islam sebagai peradaban
tersebut. Dengan kata lain, studi Islam sebagaimana di­laku­kan Nurcholish
di Indonesia tidak mengalami pergeseran Madjid. Perubahan cara pandang Islam
orientasi. Dengan kata lain, masih hanya sebagai peradaban yang kemudian
berkutat pada peneguhan nilai-nilai dibenturkan sebagai­ mana ramalan
modernisme semata. Huntington, telah diubah sebagai Islam
Dua kata di atas (control dan sebagai suatu kekuatan kebudayaan, juga
influence) merupakan aspek mendasar telah memberikan pengaruh di kalangan
dari rekayasa ilmu pengetahuan para sarjana Muslim di Indonesia,
yang dilakukan oleh negara-negara sebagaimana terlihat dalam wacana Islam
maju. Setelah mampu menguasai dan Nusantara. Peristiwa ini persis terjadi
mempengaruhi, maka negara-negara ter­ setelah serangan 11 September 2011.
sebut akan melakukan proses imperialis­ Setelah itu, wacana trans-nasionalisme
me kebudayaan. Sistem rekayasa ini dan kosmopolitanisme menjadi trend baru

64 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

di dalam studi Islam, yang para Muslim hasil rekayasa sosial dan budaya dari
di Indonesia juga harus masuk di dalam bangsa lain terhadap bangsa Indonesia,
wacana tersebut. yang kemudian sampai pada tahapan
Kondisi di atas adalah apa yang menghargai dan memahami semata.
di­
sebutkan bahwa studi Islam di Intinya, studi Islam harus mampu pada
Indonesia masih sebatas pada respon tahapan me­ rekayasa peradaban. Hal ini
wacana (response to discourse) yang disebabkan di Nusantara telah banyak
kemudian harus memiliki trend sesuai dihasilkan sekian peradaban besar yang
dengan rekayasa ilmu pengetahuan harus digali spirit dan jejak peradabannya
bangsa lain. Kekayaan khazanah di oleh generasi baru.
Nusantara seharusnya mampu di-anjak Pola menggerakkan studi Islam
pada tahapan yang lebih tinggi, jika untuk memasukai era peradaban planet
pola pikir studi Islam di Indonesia memang harus dipersiapkan dengan
ingin sampai pada tahapan control dan matang. Karena era ini persis terjadi
influence. Maksudnya, kajian metafisika, setelah era globalisasi. Koneksi antara
meta-teori, dan fondasi keilmuan harus manusia sudah berusaha untuk mencapai
digalakkan di perguruan tinggi. Kajian hypergood (Taylor, 1989). Kondisi ini
yang bersifat predictive knowledge harus memang belum sepenuhnya terjadi di
dibenamkan ke dalam sistem rekayasa Indonesia. Akan tetapi, kemungkinan
ilmu pengetahuan di kampus-kampus rekayasa peradaban planet ini akan
Islam di Indonesia. Selama ini, riset- dilakukan pada Generasi Z. Mereka
riset yang dibangun adalah menafsirkan yang sekarang menjadi bagian penting

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 65


ARTIKEL UTAMA

dari upaya transisi dari globalisasi pemikiran, di berbagai penjuru dunia.


ke peradaban planet, tentu saja tidak Bangsa Indonesia memiliki sekian
menyangka akan menjadi bagian penting khazanah yang dapat menabuhkan
dalam perjalanan manusia di masa yang kembali spirit keindonesiaan. Dalam
akan datang. Sebab itu, berbagai model studi Islam, penumbuhan Islam dan spirit
kajian atau penelitian sudah mulai digagas yang ada di setiap daerah disinyalir akan
oleh para sarjana. Proses rekayasa ini juga menjadi kekuatan di yang berperan aktif
tidak terkecuali di dalam menentukan dalam rekayasa peradaban planet. Potensi
desain spirit religi di dalam kehidupan ini tentu saja dapat dilakukan, jika arah
sehari-hari. studi Islam bukan dimasukkan dalam
Ketika modernisme hadir, maka spirit kerangka pikir modernisme. Adapun
Protestanisme menjadi begitu penting, maksud kerangka dasar studi Islam
yang diambil dari pemikiran Weber, yang di era peradaban planet dapat dilihat
berawal dari Hegel. Namun, dewasa kontribusi apa yang dapat dilakukan oleh
ini, spirit-spirit dari non-Protestanisme ummat Islam dalam mendidik Generasi
juga telah berhasil merekayasa jiwa dan Z. Adapun perjalanan peradaban planet
dapat dilihat dari skema berikut:

66 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

Skema di atas semakin mem­ Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, UIN
perjelas bagaimana gerbong peradaban Ar-Raniry, Banda Aceh | abah.shatilla@
dunia direkayasa saat ini dan untuk masa gmail.com
depan. Agenda studi Islam di Indonesia
semestinya juga mengikut bagaimana
berperan aktif di dalam menyusun Referensi
konsep-konsep baru peradaban planet ini. Acemoglu, D., & Robinson, J. A., 2012,
Artikel ini merupakan pengantar di Why Nations Fail: The Origins of
dalam menatap masa depan studi Islam. Power, Prosperity, and Poverty,
Paling tidak, kajian ini telah memberikan Profile Books, London.
wacana awal untuk persiapan studi Islam Kaku, M., 2012, Physics of the Future:
di dalam menyongsong perubahan demi How Science Will Shape Human
perubahan yang terjadi di dunia saat ini. Destiny and Our Daily Lives by
Ummat Islam telah berhasil merekayasa the Year 2100, Anchor Books, New
peradaban dunia, sebelum Barat York.
melakukan revolusi ilmu pengetahuan. Mickey, S., 2014, On The Verge
Basis utama di dalam merekayasa tersebut of a Planetary Civilization:
adalah mencari spirit intelektual yang A Philosophy of Integral
benar-benar beorientasi pada peradaban. Ecology, Rowman & Littlefield
Disadari atau tidak, di masa yang akan International, Ltd, London.
datang, kontestasi untuk memajukan Poespowardojo, T. M. S., & Seran, A.,
peradaban dunia memang telah dimulai 2015, Filsafat Ilmu Pengetahuan:
lagi setelah didengungan konsep-konsep Hakikat Ilmu Pengetahuan Kritik
yang bersifat global dan universal. Islam terhadap Visi Positivisme Logis,
pada awalnya merupakan keyakinan yang serta Implikasinya, Kompas.
juga berwujud ilmu pengetahuan yang
Raskin, P., 2006, The Great Transition
bersifat global dan universal (rahmat-an li
Today, Tellus Institute, Boston.
al-`alâmîn). Inilah agenda yang mendasar
di dalam merumuskan kembali arah dan Taylor, C., 1989, Sources of The Self:
tujuan studi Islam di Indonesia.[] The Making of The Modern
Identity, Harvard University Press,
Cambridge.

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 67


ARTIKEL UTAMA

Al-Zaituna dan Sejarah Dirasah


Islamiyyah di Tunisia
Muhammad Musholihin, M.A.

T unisia sudah memulai gerakan


reformasi masyarakat pada tahun
1862. Pergerakan reformasi di Tunisia
pada 1907 terbit jurnal Jarîdah Tûnisiah.
Pemikiran Bourguibah muda terbentuk
saat di madrasah ini. Bourguibah hendak
dimulai dari konsep pendidikan memperjuangkan nasib perempuan yang
Khairuddin Basya dengan perbaikan tidak mendapatkan perlindungan hukum
kons­titusi dan mendirikan sekolah konstitusi.
Al-Shadiqiyah. Sekolah ini pernah Muhammad Thahir ibn Ashur
dikunjungi Syeikh Muhammad Abduh (1879-1873) yang dikenal lewat gagasan
(1849-1905). Habib Bourguibah (1903- maqâshid syariah merupakan salah satu
2000) yang merupakan presiden pertama tokoh penting dalam pengembangan
Tunisia, menyelesaikan pendidikan dirasat islamiyyah di Tunisa. Ashur
dasarnya di sekolah Al-Shadiqiyah. menulis buku Alaysa al-Subh bi-Qarîb
Selain Al-Shadiqiyah, pergerakan menyeruh perubahan kajian di Al-Zaituna.
pembaharuan pendidikan juga dilaku­ Reformasi itu meliputi materi pendidikan
kan oleh Basir Safar dengan mendirikan di Al-Zaituna: ilmu tafsir, hadits, Al-
sekolah Khaldûniyah pada 1896 (Buhajib, Qur’an, fikih, usul fikih, ilmu kalam,
2004: 61). Ke­mun­culan madrasah ini nahwu, sharaf ma’ani, bayan, badi’,
sebagai tanggap­an sekolah Al-Shadiqiyah. falsafah dan matematika. Reformasi
Khalduniyah sendiri didirikan untuk kurikulum ini membawa pengaruh besar
kalangan Al-Zaituna yang terfokuskan bagi atmosfir akademik di Tunisia (Ashur,
pada kajian-kajian agama. 2015: 15).
Sekolah Khalduniyah ini merupakan
cikal bakal pengembangan dirasat Pergolakan Politik Tunisia
islamiyyah saat itu. Di sekolah ini juga Tahun 1920-an Abdul Aziz Sa’labi
dijadikan tempat para pelajar Al-Zaituna sosok yang dikagumi masyarakat
untuk mengkaji ilmu-ilmu sosial dan

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 69


ARTIKEL UTAMA

Tunisia membuat Partai Konstitusi Kritik Bourguibah juga ditujukan


Tunisia. Bourguibah meyakini jalur pada Abdul Aziz Al-Sa’labi yang
diplomasi adalah satu-satunya jalan dianggapnya terlalu takut dengan Barat.
untuk memerdekakan Tunisia. Semen­ Bourguibah tidak hanya memainkan isu
tara itu, presiden Amerika Thomas agama ia juga mengunakan identitas
Woodrow Wilson (1856-1924) setelah nasionalisme Tunisia untuk mendapatkan
PD I membuat kebijakan luar negeri ke­ dukungan masyarakat. Pada tahun 1934,
merdekaan bagi semua bangsa, kebijakan Bourguibah men­dirikan Partai Konstitusi
Amerika mempengaruhi pergerakan Baru atau hisb al-dustûriyah al-jadîd
melawan kolonialisme Perancis di dengan Mahmud Al-Mathari sebagai
Tunisia. pemimpinnya. Pada 1937 Sa’labi pulang
Bourguibah mengkagumi tokoh dari perjalanan ke negara-negara Islam,
Tunisia Muhammad Ali Al-Hami. Sa’labi mem­punyai pengaruh yang besar
Bourguibah tercatat sebagai belajar di kalangan Al-Zaituna.
hukum di Universitas Sorbonne Perancis. Perjuangan Bourguibah yang
Pada 1927 Bourguibah muda pulang ke pernah mengalami masa dipenjara
negaranya bersama anak dan istrinya membuat­ nya pada tahun 1945 me­
yang juga orang Perancis. Ia mengajak larikan diri ke Mesir, hal itu ia lakukan
teman-temannya di Al-Shadaqiyah dan karena tidak ingin di penjara lagi.
teman-temanya di Perancis, salah satunya, Mesir saat itu sedang meng­ada­kan per­
Mahmud Mathari seorang dokter, untuk kumpulan dengan bangsa-bangsa Arab.
menguatkan ide-idenya. Bourguibah ingin mengetahui bagai­mana
Memang nalar politik Bourguibah Arab memahami per­ masalahan Tunisia.
sudah nampak ketika Thahir Haddad Dalam pertemuan di Mesir, Bourguibah
menulis buku Imra’atunâ fî al-Syarî’ah melihat tidak ada perhatian Negara Arab
wa al-Mujtama’ pada 1929. Bourguibah terhadap permasalahan Tunisia. Gagasan
memainkan gagasan Haddad dengan perkumpulan itu mengkrucut pada dua
ide untuk kembali ke identitas Tunisia poin: Pertama, bagaimana menghadapi
agar mendapat simpati dari masyarakat Israel; Kedua, bagaimana persatuan umat
Tunisia. Ia mengambil banyak Islam diwujudkan.
keuntungan dari ide Haddad yang banyak Perjalanan ke Mesir juga di­manfaat­
mendapat perlawananan dari masyarakat. kan Bourguibah untuk mencari tahu
Tetapi pada 1958 setelah dua tahun jadi bagaimana Arab memahami Sa’labi
presiden, Bourguibah memakai gagasan yang menjadi musuh politiknya yang
Haddad tentang kebebasan perempuan mengagas persatuan umat Islam. Pada
untuk menerapkan kebijakan larangan 1949 Bourguibah kembali ke Tunisia
poligami yang secara teks bertentangan dan meyakini bahwasanya Shaleh ibn
dengan ajaran Islam (Al-Sabisy, 2008: Yusuf yang mengunakan identitas agama
63). sebagai musuh utama politiknya.

70 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

Pada 1952 perjalanan politik memberikan kemerdekaan pada Tunisia.


Bourguibah berlanjut ke Perancis. Setelah kemerdekaan nampak jelas
Tujuan­nya agar diberi kemerdekaan. permusuhan antara Bourguibah yang
Perjalanan ini ia lakukan untuk moderat dan menerima budaya Barat
memahami perkembangan isu politik dengan Shaleh ibn Yusuf dengan gagasan
dunia. Ia mendapat dukungan dari keislamanya. Perbedaan di antara dua
Presiden Sukarno (1901-1970) dan mem­ tokoh ini berakhir dengan kematian
bantunya untuk menjalin komunikasi Shaleh ibn Yusuf yang meninggal karena
dengan Amerika. Ke­sempat­an diplomasi diracun pada 1962.
dengan Amerika itu ia manfaatkan Pada 1959 konstitusi Tunisia
betul, khususnya memapar­kan gagasan- sudah terbentuk. Bourguibah mulai
gagasannya ketika Tunisia merdeka. memunculkan gagasan yang dianggap
Usaha yang Bourguibah lakukan kontroversi dan mengunakan isu
membuatnya mendapatkan simpati dari agama sebagai komoditasnya. Ia meng­
hampir semua kalangan masyarakat ungkapkan pandangan agak kurang
Tunisia. diterima nalar tidak puasa di bulan
Saat itu Perancis mengunakan Ramadhan karena alasan pekerjaan. Hal
kekerasan dalam menyikapi gejolak di itu difahami sebagai larangan puasa.
Tunisia. Dampaknya banyak masya­ Ia juga menutup kampus Al-Zaituna
rakat sipil dipenjara. Pada 1956 Perancis dan menyerahkan urusan pendidikan

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 71


ARTIKEL UTAMA

ke Kementrian Agama (Al-Sabisy, 62: Pada 1971 Presiden Libya Muammar


2008). Pandangan Bourguibah tentang isu Gaddafi (1942-2011) ke Tunisia yang
agama memunculkan reaksi di kalangan sejak awal lebih mendukung Shaleh
masyarakat. Pada 1961 Bourguibah ibn Yusuf dengan gagasan Wahdatul
direspon pergerakan Kairowan yang `Arab sebagai satu satunya jalan untuk
menjadi cikal bakal gerakan politik Islam menyelamatkan dunia Arab. Bourguibah
Nahdlah di Tunisia. mengatakan pada Gaddafi, “Anda ingin
Awal pemerintahannya Bour-guibah memerangi Amerika tetapi Amerika bisa
memfokuskan pada sta­ bilitas dalam mem­bunuh Anda di istana Anda sendiri.”
negeri. Hal yang sama juga ditunjukan Bourguibah juga tidak menjalin hubungan
presiden Mesir Gamal Abdel Nasser harmonis dengan Aljazair pada 1970.
(1918-1970). Bourguibah bertanya pada Pada 1980 di Tunisia muncul
Nasser, kapan anda akan sampaikan beberapa partai. Ahmad Mistiry dengan
realitas kepada rakyat anda? Nasser Harakah Dîmûkrâtiyah al-Ishtirâkiyah
menjawab kalau saya menjelaskannya Muhamamd Harmal dengan Hizb al-
pasti rakyat saya akan melawan saya. Isu Syuyû`î, Ahmad ibn Shaleh dengan
politik di Palestina juga merambah ke al-Wahdah al-Sa`biyah”. Politik
Tunisia, pada tahun 1967 rakyat Tunisia pemerintahan Bourguibah semakin tidak
melakukan demo besar-besaran agar menentu khususnya setelah Bourguibah
Tunisia mengirim pasukan ke Palestina. mengangkat Zainal Abidin ibn Ali
Bourguibah me­ nenangkan masa dengan sebagai menteri dalam negeri yang selalu
janji per­saudara­an Arab. Peristiwa mengunakan militer dalam menghadapi
tersebut menampakkan Bourguibah musuh-musuh politiknya.
belum se­ penuhnya bisa mencabut akar Kehadiran Ibn Ali tanda kematian
pengaruh Arab dan pengaruh budaya­nya. demokrasi yang dirasakan rakyat Tunisia
Akhir 60-an kekuasan Bourguibah saat itu. Bourguibah pun menyadari
mulai mendapat goncangan, dimulai dari kesalahan yang ia perbuat. Pada 1987
Ahmad ibn Shaleh melawan Bourguibah Bourguibah sakit sakitan dan meninggal
pada 1969, kemudian Bourguibah pada 6 April 2000. Bourguibah
diisukan sakit dan akan meninggal. menginginkan ideologinya mengakar
Pada 1970 Ahmad ibn Shaleh diganti dalam kehidupan masyarakat Tunisia
Al-Hadi Nawirah yang dipersiapkan seperti halnya Gandhi di India, Kamal
Bourguibah sebagai penerusnya. Di Attaturk di Turkey.
akhir-akhir kekuasaan­nya, Bourguibah Bourguibah tidak hanya sosok
seperti kehilangan arah politiknya. Dan presiden pertama bagi Negara Tunisia
pada 1971 Ahmad Mistiry menolak tapi ia juga merupakan sosok yang
Bourguibah sebagai presiden seumur membawa jati diri Tunisia saat saat
hidup. masa transisi. Bourguibah memainkan
isu agama tidak hanya sebagai ideologi,

72 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

tetapi juga mengunakan agama sebagai perannya dengan pemberlakuan larangan


bagian untuk mendapatkan simpati wakaf yang masih berlaku sampai saat
masyarakat serta memainkannya sebagai ini. Sehingga dengan kebijakan tersebut
pergolakan identitas. Keberhasilan tanah yang sebelumnya milik Al-Zaituna
Bourguibah mengunakan agama menjadi milik Negara.
membuat dirinya berhasil tidak hanya di
kalangan masyarakat Tunisia, tetapi juga Arah Dirasat Islamiyyah di Tunisia
mendapatkan dukungan dari masyarakat
Dirasat Islamiyyah di Al-Zaituna Tunisia
dunia. Agama selain mengajarkan idiologi
pernah mengalami masa sulit ketika
juga bagian dari kekuatan identitas
terlibat dalam pergerakan pada masa
politik.
awal kemerdekaan. Ketika revolusi
Perjalanan kemerdekaan dan 2011 Al-Zaituna menjadi gerbong utama
pascakemerdekaan Tunisia, isu agama menangkal berbagai isu radikalisme
merupakan bagian terpenting dalam agama. Letak geografis yang berbatasan
membangun asumsi arah pergerakan dan langsung dengan kawasan Libya, Al-
pembentukan negara Tunisia. Kampus Al- Zaituna mem­prioritaskan pengajaran
Zaituna yang menjadi pusat pembelajaran yang tidak hanya didasari semangat
khazanah keislaman saat itu terlibat dalam keislaman semata, melainkan keislaman
berbagai pergerakan, termasuk terkait yang dipadu dengan prinsip peradaban.
kebijakan Presiden Bourguibah yang
Salah satu dosen senior Al-Zaituna
menutup Mahkamah Syariah kemudian
Dr. Muniyah Ilmi, dalam salah satu
diganti dengan kantor urusan al-ahwâl
seminar tugas kajian dirasat islamiyyah
al-syakhsiyah atau hukum keluarga.
mengatakan, saat ini adalah bagaimana
Pembubaran mufti urusan agama an
menyadarkan mahasiswa ketika ia masuk
sich (muft al-tasyrî)’ kemudian diganti
dalam kampus Al-Zaituna merasa sebagai
dengan mufti urusan negara (mufti al-
seorang mahasiswa bukan perasaannya
jumhûriyyah). Posisi ini dijabat pertama
seperti masuk ke dalam masjid Al-
Syeikh Abdul Aziz Jued yang merupakan
Zaituna.
salah satu tokoh Al-Zaituna saat itu.
Negara Tunisia sejak awal
Arah kebijakan pemerintahan
kemerdekaan sangat memperhatikan
Tunisia di bawah Bourguibah
pendidikan, pergerakan-pergerakan yang
mempengaruhi pergerakan dirasat
dimulai selalu diawali dengan kegelisahan
islamiyyah di Tunisia. Warga Tunisia
pengetahun. Dari pendirian Shadaqiyah,
menikmati kebebasan budaya. Atmosfir
Khaldûniyah, dan buku Ibn Ashur yang
kebebasan dihargai, Tunisia menjadi
sudah disebut di muka mengkaji tentang
negara “terbuka”. Pengaruh budaya
bagaimana seharusnya pendidikan Islam
Perancis di sana lebih kuat dari budaya
direformasi. Perhatian yang sangat besar
Arab sendiri. Al-Zaituna sebagai pusat
terhadap pendidikan yang dijalankan
kajian dirasat islamiyyah dikurangi
pemerintahan Tunisia berimbas pada

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 73


ARTIKEL UTAMA

murahnya biaya pendidikan di semua untuk mengkaji kearifan budaya lokal


universitas negeri (baik itu jurusan sains, masing-masing sebagai objek penelitian.
atau kajian agama) sehingga pendidikan Langkah ini menjadikan dirasat
seperti sebuah kebutuhan masyarakat dan islamiyyah di Al-Zaituna berproses dalam
terjangkau bagi warga Tunisia. pengayaan panorama kajian Islam ke
Abdul Majid Al-Syarafi ketua depannya.
Baitul Hikmah Tunisia yang pernah Belakangan ini di Tunisia terjadi
menjabat perumus kurikulum kampus dua kasus keagamaan yang memikat
menawarkan beberapa gagasan untuk perhatian, yaitu pertunjukan seni rupa
perkembangan dirasat islamiyyah. Al- dengan judul ayat Al-Qur’an: alhâ-kum
Syarafi mengusulkan paradigma pem­ al-takâtsur. Tontonan ini bagi kaum
belajaran berbasis tsaqâfah târîkhiyah literalis agak merisikan, tetapi reaksi
(sejarah), tsaqâfah `ilmiyah (ilmiah) dan masyarakat Tunisia tidak berlebih-
tsaqâfah dîmûkrâtiyah (demokrasi). Al- lebihan. Yusuf Siddiq salah satu pemikir
Syarafi memberi penyegaran pemahaman Tunisia kontemporer mengatakan hal itu
Islam di Tunisia. Ijtihad Al-Syarafi tidak bukan bagian dari pelecehan terhadap
lelah mengajak warisan khazanah Islam ajaran Islam. Al-Zaituna sebagai lembaga
perlu disikapi lebih kritis berdasarkan kampus juga tidak banyak merespon,
tuntutan realitas. Semua itu terealisasi jika tidak pula menyeruh para mahasiswanya
kebebasan berpendapat dan kebebasan turun ke jalan.[]
berpikir dijamin di Tunisia.
Al-Zaituna masih memegang kuat Kandidat Doktoral UIN Sunan Kalijaga
madzhab fikih Maliki dan teologi Al- Yogyakarta | Melakukan kunjungan
Asy’ari. Level Al-Zaituna memang ke Universitas Al-Zaituna untuk riset
belum seperti di kampus di Leiden Disertasi | talunsitiaji@yahoo.co.id
Belanda dalam mengeksplorasi
kajian Islam. Tetapi Al-Zaituna selalu
Referensi
berusaha memosisikan kajian keislaman
dalam konteks merawat Islam sebagai Al-Sabisy, Albaji Qa’id, 2008,
peradaban. Kajian ini telah berhasil Bourguibah al-Muhim wa al-
mengeluarkan karya mu`jam alfâdl al- Aham, Dar Junub Li Nasr, Tunis.
hadîts pertama; sebuah pencapaian yang Ibn Asyûr, Thâhir, 2015, Alaysa al-Subh
patut dibanggakan. bi-Qarîb, Dar Sahnun, Tunis
Tetapi arah kajian Islam ber­dasar­kan Buhajib, Muhammad, 2004, Syekh Thâhir
riset ilmu-ilmu sosio-humaniora mulai ibn Asyûr, Kementrian Wakaf dan
sudah bisa dirasakan, meskipun porsinya urusan Agama Qatar.
tidak terlalu dominan. Setidaknya Al-
Zaituna telah memulai langka dengan
cara menganjurkan para mahasiswa asing

74 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

Belajar Islam di Jerman,


Warum Nicht?
Dr. Phil. Suratno, M.A.

J erman, dengan segala pesonanya,


selalu dapat menarik perhatian para
cendekiawan dan mahasiswa dari seluruh
berkontribusi pada diskursus akademik
keagamaan dan keislaman. Jadi kalau
ada yang ingin belajar Islam di Jerman,
dunia, termasuk dari Indonesia. Selain warum nicht (mengapa tidak)?
soal pendidikan gratis dari TK/Taman
Kanak-Kanak sampai jenjang S3/doktoral Awalnya Cuma Ada Islamwissenschaft
(beberapa negara bagian menarik di Bawah OS/Orientalische Seminar
SPP/uang-kuliah, tetapi juga sangat
Secara historis, sebagaimana dilaporkan
murah), hingga saat ini Jerman masih
Jean Jacques Waardenburg (1930-
termasuk dalam 10 besar negara yang
2015) dalam bukunya Perpsektiven
direkomendasikan untuk melanjutkan
der Religionswissenschaft (1993)
studi ke jenjang perguruan tinggi.
menjelaskan bahwa kajian Islam yang
Land der ideen, atau negeri (sejuta)
dipelajari di Jerman (disebut Studi-
ide, adalah slogan sekaligus sebutan
Islam/Islamwissenschaft) pada awalnya
bagi Jerman. Banyak pengajaran, riset,
fokus pada bahasa, sejarah dan budaya
inovasi, penemuan dan juga gagasan-
atau yang di universitas dikenal
gagasan besar yang lahir dari Jerman
sebagai Orientalische Seminar (OS).
yang berpengaruh besar bagi dunia,
Orientalisme, atau studi tentang dunia
termasuk dalam bidang teknik, ilmu alam,
Timur, muncul pada abad 19. Studi ini
ilmu sosial, ilmu humaniora dan bahkan
mencakup kajian tentang bahasa, sejarah
ilmu agama. Bagaimana dengan kajian
dan budaya dari Asia dan Afrika Utara.
Islam di Jerman? Tidak jauh berbeda,
Kajiannya berdasarkan filologi yang lebih
kajian itu juga telah memiliki sejarah dan
luas, yakni melalui studi terhadap sumber-
tradisi akademik yang panjang di Jerman
sumber asalnya khususnya dari teks dan
dengan dinamika pengajaran, riset,
manuskrip yang dianggap otoritatif.
inovasi, penemuan dan gagasan yang juga

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 75


ARTIKEL UTAMA

Orientalisme selalu dibangun berdasarkan sumbangan pokok Jerman dalam kajian


pola studi klasik dan berkaitan dengan Islam memiliki akar dan tradisi akademik
masa lampau. Studi Islam kemudian yang kuat dalam beberapa figur dari
berkembang menjadi cabang ilmu yang Orientalische Seminar. Secara umum ada
berbeda dari orientalisme, terutama sejak 2 generasi.
paruh kedua abad 19. Generasi pertama ada 3 nama yang
Studi Islam itu sendiri tentunya terkenal yakni; Theodor Noldeke (1836-
terlepas dari teologi dan tidak terpengaruh 1930), Julius Wellhausen (1844-1918),
oleh polemik dan apologi. Di Jerman dan Ignaz Goldziher (1850-1951). Ketiga
kajian teologi tidak termasuk dalam kajian nama itu dikenal karena penelitian
studi-agama (Religionwissenschaft). mereka tentang Al-Qur’an, sejarah awal
Sebagai sebuah disiplin ilmu, kajian Islam, dan perkembangan internal agama
teologi (Kristen) berada dibawah fakultas dan budaya Islam. Goldziher membahas
dan jurusan tersendiri (Fakultas Teologi), tentang hadits Nabi lewat bukunya yang
jadi tidak berada di bawah Orientalische terkenal berjudul Muhammadenische
Seminar. Dalam perkembangan Studies yang terbit tahun 1980. Buku
selanjutnya, studi Islam di negara Barat Goldziher selanjutnya menginspirasi
termasuk di Jerman dalam bagian tertentu Joseph Schacht (1902-1969) untuk
dapat dibedakan sebagai berikut; (a) menulis buku The Origin of Muhammadan
Studi Islam mensyaratkan kajian insentif Jurisprudence yang terbit tahun 1950.
tentang bahasa Arab sebagai bahasa, (b) Wellhausen menulis buku terkenal yang
Studi teks dan manuskrip hanya dapat berjudul Reste Arabische Heidentums
dilakukan berdasarkan pada pengetahuan (Sisa Paganisme Arab) yang terbit tahun
yang solid tentang bahasa Arab dan 1877. Sementara, Noldeke secara serius
bahasa-bahasa dunia Muslim lainnya melakukan kajian kritis untuk melacak
(Persia, Urdu, Melayu dan lainnya), (c) asal-muasal Al-Qur’an. Noldeke yang
Keahlian dalam kajian teks dan manuskrip memperoleh gelar Doctor saat baru
pada gilirannya merupakan pra-syarat berusia 20 tahun, disertasinya dalam
dalam kajian sejarah, (d) Penelitian teks bahasa Latin diterjemahkan dalam bahasa
dan manuskrip serta sejarah memberikan Jerman berjudul Geshichte des Qorans
jalan bagi kajian budaya dan keagamaan (Sejarah al-Qur’an) yang terbit pada
Islam, dan (e) Kajian terhadap bagian tahun 1860. Karya Noldeke ini dianggap
wilayah budaya Muslim yang lebih luas sebagai buku pertama yang memberikan
telah membentuk bagian-bagian yang landasan ilmiah yang sebenarnya (a
integral dari studi Islam, selama masih really scientific basis) untuk mengkaji
menyangkut keislaman dari budaya yang kitab suci agama Islam. Tentu saja ada
bersangkutan. pro dan kontra dari landasan ilmiah
Sejak abad 19 hinga sekitar tahun yang dibangun Noldeke terutama dari
1950-an, menurut Waardeburg (1993) yang kontra menyebutnya adanya bias

76 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

antaragama karena metode kritis-historis bahwa tidak adanya kajian studi Islam
yang dipakai Noldeke ibarat pengkajian secara khusus. Namun setelah kejadian
kritis kitab Injil (biblical criticism) yang itu situasi semakin membaik. Tercatat
diterapkan pada kajian Al-Qur’an. lembaga Islam India dan Afrika didirikan,
Generasi kedua ada beberapa nama paling tidak termasuk 20 universitas-
terkenal seperti Helmutt Ritter (1882- universitas tertua di Jerman, tetapi
1971) dengan karyanya mengenai beberapa ketentuan telah diambil untuk
teks dan manuskrip agama Islam, Carl berkonsentrasi pada spesialisasi khusus di
Borockle Mann (1865-1957) yang pakar universitas tertentu, baik untuk penelitian
di bidang sejarah teks dan manuskrip maupun pengajaran (tergantung
Arab. Ada juga nama Hans Heinrich kepentingan pemegang jabatan).
Schaeder (1896-1957) yang secara Dalam studi Islam, kajian ini
brilian mengkaji Islam dalam kerangka dititikberatkan pada teks, manuskrip dan
yang lebih luas dari sejarah keagamaan sejarah sehingga kajian-kajian Islam
orang-orang Timur-Dekat dan sejarah memiliki konsentrasi penuh terhadap
dunia yang tidak lagi mengikuti pola teks, manuskrip, fakta-fakta historis
kesarjanaan yang eurosentris. Selain itu dan hubungan antar fakta-fakta yang
masih banyak karya-karya tokoh lainnya ada. Pengaruh kajian atas berbagai
yang mengkaji Islam dari berbagai macam fakta membuat studi Islam di Jerman
aspeknya. Schaeder juga disebut-sebut menjadi terasa lebih realistis, untuk tidak
sebagai orang yang sangat berpengaruh menyebutnya berorientasi positivistik.
secara intelektual bagi pakar Islam dan Agama (Islam) dengan demikian harus
tasawuf yakni Anne Marrie Schimmel dikaji untuk dan dalam kurun waktu
(1922-2003) semasa Schaeder menjadi yang lama. Program studi Islam meliputi
dosen pengajar Schimmel di Universitas program dasar selama 4 semester,
Berlin. program utama selama 4 semester dan
Pada sekitar tahun 1960-an seluruh program belajar penuh untuk studi Islam
perguruan tinggi di Jerman kecuali termasuk disertasi doctoral selama 12
Universitas Saarbrucken telam memiliki semester. Di samping program studi
Orientalische Seminar (OS) dan jarang Islam di Universitas Freiburg, Universitas
ada seminar seperti itu di luar perguruan Hamburg, Universitas Munster,
tinggi. 12 tahun kemudian kalangan Universitas Bamberg dan lainnya, ada
orientalis Jerman merasa keberatan pula institute Studi Islam di Universitas
dengan adanya laporan bahwa dari 32 Free Berlin, dimana selain mengkaji Islam
yang direkomendasikan sebagai lembaga klasik para mahasiswa juga mengkaji
baru untuk membuka Orientalische Islam kontemporer. Dua perpustakaan di
Seminar, 21 lembaga berhasil didirikan Jerman yang terkenal dengan berbagai
dan hanya 3 lembaga yang memiliki manuskripnya tentang studi ketimuran
studi Islam. Lalu ada keluhan juga adalah perpustakaan Munich di Bavaria

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 77


ARTIKEL UTAMA

berdiri tahun 1558 dan perpustakaan berbeda dan berbagai perubahan yang
Marburg yang berdiri tahun 1661. terjadi dalam budaya mereka, (c) Setelah
Banyak perpustakaan yang memiliki perkembangan yang menggembirakan
manuskrip-manuskrip yang terpelihara di Jerman, studi ketimuran dijadikan
secara baik dan sejak 1970 sebuah proyek sebagai kajian akademis yang banyak
telah dilakukan untuk membuat katalog diminati, sehingga ada beberapa tugas
manuskrip-manuskrip itu sekitar 2500. pokok berjalan seiring dengan tanggung
Ada sekitar 17 perpustakaan khusus dan 2 jawab terhadap studi ketimuran dan ada
di antaranya yang disebutkan di atas. beberapa tema penelitian yang menjadi
Selama tahun 1960-1970, me­ nurut prioritas, dan (d) Perencanaan penelitian
Waardenburg (1993) banyak inisiatif yang sebagai bagian dari studi ketimuran
ditawarkan demi ke­majuan studi Islam di seharusnya tidak dari biaya prakarsa,
jerman. Tercatat dalam sebuah laporan kalau tidak memungkinan menggunakan
menggambarkan perhatian terhadap biaya pribadi, dan studi ketimuran dapat
berbagai masalah khusus yang melahirkan mengembangkan program-program
ketegangan antara sejarah tradisi filosofis tambahan dalam bidang sejarah, ekonomi
tentang orientalisme dan meningkatnya dan ilmu pengetahuan sosial.
perhatian terhadap berbagai masalah
kontemporer yang terjadi di negara- Sekarang Ada Juga Islamische
negara Asia dan Afrika, yang dipengaruhi Theologie di Bawah ZIT/Zentrum fur
oleh perkembangan politik, ekonomi dan Islamische Theologie
budaya. Laporan tersebut memberikan Kaum Muslim di Jerman tadinya
rekomendasi untuk meningkatkan kualitas populasinya sekitar 4,7 juta dan 2,5 juta
dalam pengajaran dan penelitian serta di antaranya berasal dari Turki. Lalu sejak
menambah berbagai fasilitas material masuknya pengungsi Irak dan Suriah
yang penting di universitas, perpustakaan, dalam kurun waktu 2015-2016, Jerman
museum dan berbagai koleksi. Pada menerima lebih dari 1,5 juta pengungsi
tahun 1972 dilaporkan bahwa komunitas sehingga umat Islam di Jerman. Sekarang
Oriental Jerman atas kajian-kajin Timur diperkirakan populasi Muslim di Jerman
telah membuat beberapa rencana yakni; lebih dari 6 juta dan mungkin menjadi
(a) Bidang kajian-kajian Timur terbagi yang terbanyak di Eropa, mengungguli
dalam 20 bagian dan ada beberapa Perancis yang berpopulasi Muslim lebih
materi yang harus disusun ulang, (b) dari 5 juta. Berbagai persoalan mewarnai
Relevansi kajian-kajian Timur tentang hubungan antara kaum Muslim dan
masyarakat dipaparkan kurang lebih dengan kaum agama lain serta dengan
yakni memperdalam pemahaman tentang pemerintah Jerman, dan hal ini telah
orang-orang Asia dan Afrika terutama mendapatkan perhatian serius dari
pada saat itu dilihat dari sudut pandang kalangan akademisi dan pemerintah
tentang penemuan diri dengan cara yang Jerman.

78 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

Kounsil Jerman untuk Sains dan fur Islamische Theologie). Kempat ZIT
Humaniora (Wissenschaftstrat) men­jelas­ masing-masing membawahi 2 universitas
kan bahwa mereka mulai me­ nyediakan dengan 2 jurusan yakni jurusan studi
dukungan bagi pembukaan jurusan “studi- Islam dan jurusan pendidikan guru agama
Islam” sebagai bagian dari universitas Islam. Keempat ZIT itu membawai yakni
sejak tahun 2010. Kounsil itu yang juga (a) Universitas Muenster & Universitas
merupakan dewan penasehat penting bagi berlin, (b) Universitas Osnabruck dan
pemerintah di bidang akademik, telah Universitas Tubingen, (c) Universitas
melakukan asesmen jurusan studi-Islam Frankfurt dan Universitas Giessen/
sejak 2010 dan itu didahului dengan Marburg, dan (d) Universitas Nurnberg
diskusi-diskusi mendalam sejalan dengan dan Universitas Erlangen, semuanya
fenomena bahwa Islam makin menjadi mulai beroperasi sejak tahun 2010 dan
isu di Jerman. Prof Reinhard Schulze tahun 2011.
yang menjadi salah satu anggota kounsil Setelah rekomendasi Wissenschaftsrat,
itu ingat bahwa dulu sebenarnya studi- muncul perdebatan tentang apakah
Islam dan teologi Islam tidak menjadi jurusan khusus yang mau didirikan
isu di Jerman. Tapi kini, pembukaan itu sebenarnya jurusan teologi-Islam
jurusan studi-Islam menjadi konklusi atau jurusan studi-Islam. Prof Patrick
logis dari eksaminasi yang produktif di Franke dari Universitas Bamberg adalah
bidang akademik khususnya studi Islam orang pertama yang mempertanyakan
dan teologi Islam di universitas Jerman. hal tersebut. Di dalam tradisi akademik
Setelah diskusi-diskusi itu akhirnya Jerman ada perbedaan yang tidak hanya
pada tahun 2010, Menteri Pendidikan semantic (karena dalam bahasa Inggris
Federal yakni Annette Schavan membuka keduanya ditulis Islamic-Studies),
4 pusat kajian teologi Islam (Zentrum yakni antara Islamische Studien (yang

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 79


ARTIKEL UTAMA

biasanya merujuk pada teologi-Islam) Thomas Rachel, Menteri Junior di


dan Islamwissenschaft (yang merujuk Departemen Pendidikan, menjelaskan
pada studi-Islam). Teologi Islam/ bahwa pembukaan jurusan teologi-Islam
Islamische Studien biasanya mencoba juga ada faktor sejarahnya, terutama
untuk mengkaji Islam dari perpsektif terkait dengan munculnya teologi
insider (subyektif, orang Islam) sendiri, Kristen Protestan setelah reformasi 500
sementara studi-Islam/Islamwissenschaft tahun sebelumnya. Selain studi-Islam,
yang sebelumnya sudah ada dan di bawah sekarang teologi Islam sudah saatnya di
Orientalische Seminar mencoba mengkaji kembangkan di universitas-universitas di
Islam dari perpsektif outsider (obyektif, Jerman dan juga di masyarakat Jerman.
bisa orang Islam atau orang non-Islam). Rachel menjelaskan adalah sangat
Perdebatan awalnya muncul memuaskan setelah ada keputusan dari
karena Wissenschaftstrat me­rekomen­ pemerintah untuk membuka jurusan
dasi­
kan pendirian jurusan studi-Islam teologi-Islam dan sekarang jurusan
padahal yang dimaksudkan lebih pada itu menjadi popular di kalangan muda
jurusan teologi-Islam. Wissenschaftsrat Jerman dan bahkan luar Jerman untuk
beralasan tidak memakai nama jurusan memuaskan dahaga pengetahuan mereka
‘teologi’ (Islam) karena di Eropa nama tentang teologi Islam. Selain jurusan
teologi biasanya berkonotasi dengan teologi-Islam, kebutuhan adanya training
teologi-Kristen dan Wissenschaftsrat akademik pendidikan guru agama Islam
ingin menghindari hal itu. Akhirnya telah dirasakan sejak lama. Pemerintah
setelah perdebatan di kalangan akademisi federal mengestimasi bahwa dibutuhkan
Jerman, Wissenschaftsrat memutuskan sekitar 2.500-an guru agama Islam
bahwa yang akan dibuka adalah jurusan yang direncanakan akan ditempatkan
teologi-Islam dan jurusan pendidikan menjadi guru-guru pendidikan agama
guru agama Islam, keduanya berada Islam di sekolah-sekolah. Dibutuhkan
di bawah Zentrum fur Islamische juga sekitar 1.500-an ustadz dan imam
Theologie). Kedua jurusan ZIT ini untuk ditempatkan di masjid-masjid dan
akan berada di bawah Fakultas Teologi, komunitas Muslim di Jerman karena
sehingga berbeda dengan studi-Islam kebanyakan ustadz dan imam yang
yang sebelumnya sudah ada di bawah ada sekarang tidak memiliki training
Orientalische Seminar dan atau di bawah akademik. Oleh karena itu, hal ini menjadi
Fakultas Humaniora. Wissenschatrat juga pasar-baru bagi dibukanya jurusan
memutuskan bahwa semua perkuliahan teologi-Islam dan jurusan pendidikan
di ZIT harus menggunakan pengantar guru agama Islam.
bahasa Jerman. Sementara ini, ZIT baru Jadi secara umum, ada 2 alasan
membuka program S1/sarjana dan S2/ utama didirikannya jurusan studi
Master. Islam dan jurusan pendidikan guru
agama Islam. Pertama, yakni kebijakan

80 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

memberikan ajaran Pendidikan Agama dan imam ‘impor’ juga kurang memiliki
Islam di sekolah-sekolah untuk melawan pemahaman dan wawasan yang memadai
Islamophobia. Kebijakan itu diterapkan tentang lanskap sosio-kultural Jerman.
untuk melawan sentiment anti-Islam Di tengah makin marak­ nya penetrasi
yang makin mewabah di Eropa. Pada pemikiran ekstremisme dan kelompok
tahun 2010 Pendidikan Agama Islam radikal, kebutuhan ustadz dan imam
sudah diujicobakan di 42 sekolah di seperti itu makin mendesak. Dibukanya
Hannover Ibu Kota negara bagian Lower jurusan teologi Islam dan jurusan
Saxony dan sekitar 2 ribu siswa Muslim pendidikan guru agama Islam diharapkan
level sekolah dasar telah mendapatkan mampu mencetak alumni-alumninya
pendidikan agama Islam. Kebijakan itu untuk, selain menjadi guru agama Islam
dipicu oleh gelombang sentiment anti- di sekolah-sekolah, juga menjadi ustadz
Islam terutama sikap konservatif politisi dan imam di komunitas-komunitas
Belanda, Geerts Wilders, yang membenci Muslims yang ada.
Islam dengan membikin film fitna. Sebagai contoh, Pusat Teologi Islam
Bahkan di Jerman juga berdiri partai di Munster (Zentrum fur Islamische
kebebasan yang dibentuk oleh anggota Theologie, ZIT) adalah satu dari empat
Parlemen Berlin, Rene Stadtkewitz yang pusat teologi Islam di Jerman. Satu pusat
pandang­an politiknya anti-Islam. Partai teologi Islam membawahi 2 jurusan
Kebebasan bahkan sudah mengundang di 2 universitas. Pusat teologi Islam
Wilders untuk berpidato di Berlin dan itu yakni; Muenster-Berlin, Frankfurt-
mengatakan bahwa Islam menjadi Giessen/Marburg, Tubingen-Osnabruck,
penghalang integrasi antara imigran Nurnberg-Erlangen. ZIT di Muenster
dengan masyarakat Jerman karena Islam merupakan yang terbesar di Jerman dan
bukan hanya agama tapi juga sistem mendapat bantuan sekitar 20 juta euro
politik sehingga tidak toleran terhadap dari pemerintah Jerman. ZIT di Munster
orang-orang yang berpikiran berbeda. dipimpin oleh Mouhanad Khorchide.
Kedua, jurusan teologi Islam dan Dia menyebut dirinya sebagai seorang
jurusan pendidikan guru agama Islam ilmuwan sekaligus sebagai ahli agama.
dibuka dalam rangka mencegah kaum Menurut Khorchide pendidikan di ZIT
muda Muslim ikut pemikiran ekstrimisme Muenster mengacu pada metode ilmiah
dan kelompok radikal lainnya. Seperti yang juga diterapkan dalam pendidikan
diketahui, komunitas Muslim di Jerman teologi umum.
mengeluh karena mereka kekurangan Suasana belajar di ruang kuliah
ustadz dan imam. Biasanya ustadz dan di ZIT Muenster didesain sebagaimana
imam banyak yang didatangkan dari jurusan lainnya. Dewan pengawas ZIT
negara asal masing-masing komunitas di isi oleh anggota dari 4 organisasi besar
Muslim. Akibatnya selain kurangnya Islam yang ada di Jerman, yakni DITIB/
kemampuan berbahasa Jerman, ustadz Diyanet Isleri Turk Islam Birligi, Kounsil

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 81


ARTIKEL UTAMA

Islam/Islamraat, VIKZ/Verband der dapatkan di bangku kuliah, dia nantinya


Islamischen Kulturzentren, dan ZMD/ ingin bekerja di bidang teologi Islam.
Zentralrat der Muslims in Deutschland. Saya juga ingin membantu agar wajah
Pimpinan ZIT Muenster yakni Khorchide dan citra Islam dalam masyarakat Jerman
menolak interpretasi kaum fundamentalis dan Eropa menjadi lebih baik lagi.[]
yang pro-kekerasan dan ZIT ingin
menunjukkan bahwa Islam adalah agama
Dosen Universitas Paramadina, Jakarta
yang membawa rahmat bagi seluruh
| Alumni Universitas Frankfurt | Mantan
alam. Setiap tahunnya, ribuan orang
Ketua Tanfidziyah NU-Jerman
melamar menjadi mahasiswa di ZIT,
tetapi hanya sekitar 400-an mahasiswa
yang bisa diterima. Dua jurusan yang Referensi
ditawarkan yakni jurusan teologi Islam Anonim, 2011, ‘Insitut fur Kultur und
dan jurusan Pendidikan Guru Agama Islamische Religionwissenschaft’,
Islam. Mahasiswa di pusat teologi tidak dalam www.uni-frankfurt.de
hanya laki-laki tapi juga perempuan. (diakses Mei 2017).
Mariam Sarway adalah salah Anonim, 2013, ‘Jurusan Studi Islam
mahasiswa di jurusan pendidikan guru di Buka di Universitas Goethe
agama Islam. Dia memang sejak lama Frankfurt’, dalam www.republika.
ingin bercita-cita menjadi guru agama co.id (diakses Mei 2017).
Islam. Apalagi sekarang mata pelajaran Anonim, 2015, ‘Mengenyam Pendidikan
PAI sudah diterapkan dalam kurikulum Teologi di Jerman’, dalam www.
di sekolah-sekolah di Jerman. Kebutuhan dw.com (diakses Mei 2017).
guru agama Islam di sekolah di Jerman Anonim, 2014, ‘Pusat Pendidikan dan
memang meningkat tajam dalam Teologi Islam di Muenster’, dalam
beberapa tahun terakhir. Sarway berharap www.dw.com (diakses Mei 2017).
bisa segera lulus kuliah dan berkontribusi
Fuess, Albert, 2011, Introducing Islamic
dalam memenuhi kebutuhan guru agama
Theology at German Universities;
Islam tersebut. Di ZIT Muenster ada
Aims and Procedures, Copenhagen;
Daniel Garske yang memilih belajar di
Copenhagen University Islamic
jurusan teologi Islam, bukan jurusan
Lecture Series, 13 April 2011.
pendidikan guru agama Islam. Dia adalah
seorang muallaf dan baru mulai belajar Waardenburg, Jean Jacques, 1993,
tentang teologi Islam dalam beberapa Perspektiven der Religions
tahun belakangan. Garske mengatakan wischenschaft, Wurzburg; Echter-
bahwa dengan pengetahuan yang dia Verlaag.

82 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

Pendidikan Tinggi di Aotearoa


New Zealand
Ali Formen Yudha, M.A.

N ew Zealand tampaknya belum men­


jadi pilihan masyarakat Indone­
sia untuk melanjutkan studi. Orang
menamai negeri mereka Aoteaora. Kira-
kira bermakna “Negeri Untaian Awan
Putih” atau “Negeri Awan Berarak”.
lebih memilih Australia, Singapura, Memang, kecuali saat hujan, New Zealand
atau Amerika. Dapat dimaklumi bila selalu menyisakan langit biru dengan
tiga negara ini menjadi destinasi favorit. gugusan dan guratan awan, termasuk high
Selain karena kualitas, dua yang pertama clouds, yang nyaris mistis. Tak berlebihan
tentu dipilih karena jaraknya yang dekat kiranya untuk mengatakan, New Zealand
dari Indonesia. Amerika? Jangan tanya, adalah demonstrasi representatif atribut-
siapa yang tidak tahu negara adidaya atribut semesta seperti direkam ayat ke-
ini. Lain daripada itu, informasi tentang 164 Surat Al-Baqarah.
tiga negara ini, juga sistem dan layanan
pendidikan mereka, jauh lebih masyhur
bagi publik Indonesia. Tulisan ini
coba membagi pengalaman belajar di
perguruan tinggi New Zealand. Namun
sebelum menuju ke situ ada baiknya bila
diberikan sedikit ulasan tentang New
Zealand.
Wilayah New Zealand berada di
kawasan Samudera Pasifik, terdiri atas
sejumlah pulau dengan dua daratan
utama. Sederhana saja sebutan untuk dua
daratan, North Island di sebelah utara dan
South Island di sebelah selatan. Penduduk Alam yang indah, kehidupan sosial
pribumi New Zealand, suku Maori, sosial-ekonomi yang tertib dan mapan,

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 83


ARTIKEL UTAMA

kondisi politik yang stabil membuat namun tidak sedikit hal fundamental yang
masyarakat New Zealand menikmati berbeda.
hidup yang berkualitas. Tentu selalu ada
outliers dalam statistik, dan New Zealand Universitas di New Zealand
pun demikian. Namun, secara umum
Jumlah universitas di New Zealand
kehidupan masyarakat New Zealand pastinya lebih sedikit dibanding di
sangat baik. Sebagai bukti, Aotearoa Australia. Sudah menjadi pemahaman
menempati empat besar negara paling umum, di Australia terdapat Group of
aman menurut Global Peace Index (GPI). Eight, delapan universitas berkategori
Jumlah penduduk yang kurang dari lima research-intensive. Di luar kelompok ini,
juta jiwa plus literasi dan kepatuhan terdapat banyak universitas yang tersebar
pada aturan yang kuat, New Zealand di semua negara bagian. Sedangkan di
menghadapi tantangan yang berlipat- New Zealand hanya terdapat delapan
lipat lebih ringan dibanding negara universitas, lima di pulau utara tiga di
lain yang wilayah, populasi dan tingkat pulau selatan.
iliterasi yang lebih besar. Untuk sebagian Di bagian utara terdapat The
kalangan, yang terbiasa terekspose University of Auckland, Auckland
dengan gosip, berita kriminal, atau lalu University of Technology. Kampus utama
lintas padat yang semrawut dan memicu dua institusi ini bertetangga di kawasan
ketegangan, keamanan dan kenyamanan Symond Street pusat kota Auckland.
Aotearoa, boleh jadi sampai ke taraf Agak ke selatan, terdapat University of
membosankan. Bagai­ mana tidak, dalam Waikato di kota Hamilton. Universitas ini
sepekan, belum tentu kita memencet memiliki danau dan taman yang indah.
tombol atau men­dengar klakson mobil! Tiap tahun taman universitas ini menjadi
Sebagai tambahan, khususnya pusat gelaran acara Ballon over Waikato,
untuk mayoritas Muslim Indonesia, New festival balon udara dan konser musik
Zealand adalah negara paling Islami yang menyedot ribuan pengunjung dari
menurut studi Askari dan Rehman (2000) berbagai daerah. Kemudian di kawasan
dari George Washing­ ton University. Palmerston North, terdapat Massey
Banyak aspek studi ini yang mungkin University. Di Wellington, Ibu Kota New
debatable. Tapi, klaim itu telanjur Zealand, terdapat Victoria University of
menjadi kabar dan pengakuan global. Wellington. Di pulau selatan ter­ dapat
tiga universitas, University of Canterbury
Lantas seperti apa pendidikan tinggi
dan Lincoln University di kawasan tengah
di Aotearra New Zealand? Karena, New
utara South Island. University of Otago
Zealand acapkali disalah­pahami sebagai
berlokasi di Du­ne­din. Bagi yang menyukai
bagian Australia, sistem pendidikan tinggi
suhu dingin dan berpetualang, universitas
kedua negara pun sering dianggap sama.
di pulau selatan sangat direkomendasi­kan.
Padahal tidak sepenuhnya. Memang
banyak kesamaan antara keduanya, Selain delapan universitas ini,
terdapat pula lembaga pendidikan tinggi,

84 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

yang tampak memfokuskan diri pada para cara calon profesional. Orientasi pada
pendidikan vokasi. Termasuk dalam relevansi antara kurikulum, pembelajaran
kategori ini Kland misalnya terdapat dan penyerapan lulusan oleh pasar kerja
Unitec Institute of Technology atau New tertangkap kuat pada profil program
Zealand College of Massage. Selain studi jenjang sarjana. Kurikulum dan
itu, New Zealand, khususnya kota pembelajaran dikembangkan dengan
Auckland juga menawarkan banyak memperhatikan secara ketat aspek
ragam pendidikan vokasi pasca sekolah relevansi ini.
menengah di bidang hospitality. Namun, Mahasiswa program sarjana juga
jika yang dituju adalah pendidikan mempelajari bidang di luar bidang utama,
akademik, tentu pilihan tidak akan jatuh meskipun hal itu tidak selalu berarti dual-
jauh dari delapan universitas tadi. degree atau gelar ganda. Di University
of Auckland bidang ini disebut sebagai
Pilihan studi General Education (GE), yang merupakan
Semua universitas di New Zealand mata kuliah wajib pilihan jenjang sarjana.
menawarkan progam mulai dari diploma, Ini mungkin dapat disepadankan dengan
sarjana, hingga pascasarjana. Terdapat Mata Kuliah Umum (MKU) di perguruan
satu jenjang yang tidak dijumpai di tinggi di Indonesia. Tetapi program
Indonesia, yaitu post-graduate diploma. sarjana yang berbeda boleh jadi memiliki
Jenjang ini biasanya dilalui atau menjadi memiliki MKU yang berbeda. Selain itu,
prasyarat menuju jenjang master. muatannya pun berbeda dari tipikal MKU
Secara umum, program jenjang (lihat tabel).
diploma dan sarjana ditujukan melatih

Bidang Mata kuliah


Business and economics Education and social
work
Anthropology Peoples and cultures of the Pacific

Questions of race and racism

Issues in history in popular music


Architectural history theory and Modern architecture and urbanism
criticism
Art history Reading images
Global art histories
Asian studies New Zealand and Asia
Biological sciences New Zealand Ecology and Conservation
Chemistry Molecules that change the world

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 85


ARTIKEL UTAMA

Chemical and materials engi- Materials of the modern world


neering
Classical studies Classical mythology through tragedy
Communications Advertising and society
Computer science An introduction to practical
computing
Dance studies Introduction to dance and creative process
Dance and culture
Earth sciences Natural hazards in New Zealand
New zealand – half a billion years on the edge
Education How people learn

Learning sexualitis
Economics Understanding global econ-
omy
Environtmental science Environment science and management
Euroean studies Thinking Europe
Exercise sciencees Execise and fitness: myths and reality
History Global history
Innovation and entrepreneurship The entrepreneursial
mindset
Law Law and society
International business Business across borders
Linguistics Language mind and society

Music Turning points in Western mu-


sic

Rock to reggae: Tracking popu-


lar music in New Zealand
Pacific studies Introduction to Pacific Studies
Marketing Essential marketing
Mathematics Great ideas shaping world
Psychology Mind brain and behaviour
Physics Planets stars and galaxy
Planning Creatives communities: an introductin to planning
Politics and int’l. relations New Zealand politics

86 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

Sociology Understanding Aotearoa New Zealand

Becoming modern: The origins and consequences of moder-


nity

Last call: the sociology of death


Youth work Understanding New Zealand
youth
Statistics Introduction to statistics

Lies damned lies and sta-


tistics
Theology Islam and the contemporary world
Diolah dari: https://www.auckland.ac.nz/en/study/programmes-and-courses/undergraduate-study-options/general-
education/course-schedules/business-and-economics-schedule.html dan https://www.auckland.ac.nen/study/
programmes-and-courses/undergraduate-study-options/general-education/course-schedules/education-and-social-work-
schedule.html

Tampak pada tabel program studi dan social work. Dapat ditebak,
bisnis dan pendidikan serta sosial work matakuliah ini berpijak pada asumsi
sama-sama memiliki mata kuliah pilihan bahwa “angka tidak pernah bohong… tapi
wajib Islam and the contemporary world. penggunanya”. Karena angka dan statistik
Tentu, mengingat New Zealand yang memiliki daya sihir yang kuat, sikap
secara umum sekular, matakuliah ini tidak kritis diperlukan dalam membacanya.
ditujukan untuk membina, katakanlah, Utamanya untuk mereka yang menggeluti
“pribadi yang bertakwa”. Sebagai catatan, lapangan human-service, dan karenanya
tidak ada pendidikan agama di lembaga dekat dengan advokasi, seperti pendidik
pendidikan publik New Zealand. Mata dan pekerja sosial.
kuliah Islam tadi diberikan dengan Tampak jelas, di sini, bahwa MKU
alasan, agar para calon profesional dalam konteks New Zealand, tidak
memahami “aspek-aspek kunci Islam… saja ditujukan secara terbatas untuk
dan kontribusinya bagi New Zealand… memproduksi, mendisiplinkan, dan
dan dunia”. Pemahaman ini penting, mematuhkan warga negara. Mungkin tiga
karena boleh jadi mereka kelak mereka fungsi ini terdapat dalam GE units tadi.
akan dikirim ke tempat di mana Islam Tapi lebih dari sekadar fungsi itu, GE
menjadi penentu—untuk tujuan apapun, units coba memproduksi warga negara
bisnis, pemasaran, riset, investasi. global, membekalinya dengan kapasitas
Di antara matakuliah tersebut yang kawasan dan lapisan pengetahuan jamak.
paling menggelitik barangkali adalah Kapasitas ini me­ mungkinkan calon
unit statistik bernama Lies damned lies profesional kaya perspektif, terekspos
and statistics, alias “Dusta, tipudaya, dan pada mode out-of-the-box thinking,
statistik” untuk mahasiswa pendidikan

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 87


ARTIKEL UTAMA

penyelidikan, dan improvisasi, modal mahasiswa, yang tentu saja harus relevan
utama proses kreatif dan inovasi. dengan rencana risetnya. Pada fase ini
Jenjang pascasarjana, master dan pula, mahasiswa doktoral di University of
doktoral, di New Zealand dapat ditempuh Auckland harus lulus Academic integrity
melalui sejumlah mode. Sejumlah jenjang module, sebuah matakuliah online yang
master mensyaratkan mahasiswa lolos secara khusus mengupas etika akademik.
jenjang diploma pasca­ sarjana terlebih Selain itu, jika dipandang memerlukan
dulu, yang nantinya akan diakumulasi capacity building baik dalam hal riset
sebagai hasil studi master. Terdapat tiga maupun academic writing, pada tahap ini
mode utama untuk menyelesaikan jenjang mahasiswa boleh jadi harus menempuh
master, by-thesis atau by-research, mata kuliah pendukung tertentu. Setelah
kombinasi riset dan tatap muka, dan dinyatakan lulus tahap provisional,
murni kuliah tatap muka. Durasi program barulah mahasiswa tersebut disebut
master juga berbeda-beda, mulai dari 12 kandidat doktor (PhD Candidate). Tidak
hingga 24 bulan, tergantung mode yang ada kewajiban bagi mahasiswa untuk
ditempuh, program studi, dan fakultas. mempublikasikan karya ilmiah selama
studi doktoralnya. Namun, publikasi
Umumnya, jenjang doktoral di­
adalah cara lain untuk mempersiapkan
tempuh melalui jalur riset mandiri
karya akhir.
di bawah supervisi dua orang dosen.
Tidak ada kewajiban bahwa seorang Selama studi, baik mahasiswa
pembimbing mahasiswa doktoral jenjang sarana maupun pascasarjana
haruslah seorang profesor sebagai­ men­ dapatkan dukungan akademik yang
mana lazim di Indonesia. Proses studi sangat baik. Universitas menyedia­
doktoral secara umum dibagi menjadi kan beragam menu workshop setiap
dua fase, fase pertama, provisional, pekannya. Mahasiswa dapat memilih­
rata-rata ditempuh selama satu tahun. nya secara mandiri. Tema workshop
Pada masa ini mahasiswa doktoral tersebut beragam mulai dari kapan soal
menempa diri menyiapkan riset mulai kapan menggunaan a dan the dalam
dari topik, fokus riset, dan proposal. paper, penelusuran pustaka, teknik
Hal terpenting pada fase ini bagi presentasi, hingga analisis statistik.
mahasiswa adalah menemukan research Sejumlah workshop juga disediakan
gap dalam lapangan studi­ nya. Dengan untuk melatih pengembangan karir.
demikian, riset yang kelak dihasilkan Hampir tiap pekan, perwakilan dunia
benar memiliki kontribusi kebaruan. industri menyelenggarakan presentasi
Universitas juga menentukan sejumlah dan rekrutmen. Melalui cara ini pula
target fase provisional ini. Selain proposal universitas-universitas New Zealand
target pada fase ini misalnya adalah menjaga mutu riset dan tradisi akademik,
paper yang merepresentasikan kekayaan dan lulusan. Sebagai catatan, tidak ada
bacaan, pemahaman, dan positioning si

88 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

pungutan tambahan untuk mengikuti mereka di seluruh penjuru Aotearoa.


workshop atau pelatihan sejenis ini. Seperti lazimnya ekspansi Eropa di
masa lalu, singkatnya, pendaratan ini
Te Tiriti o Waitangi dan Tradisi inklusif memunculkan konflik perangan dengan
masyarakat pribumi. Setelah rangkaian
Orientasi pada inklusifisme sangat kuat
dalam tradisi dan praktik pendidikan di panjang konflik pada 6 Februari 1840
New Zealand. Hal yang paling kentara ditandatangani Perjanjian Waitangi
adalah bilingualisme, bahasa Inggris (Treaty of Waitangi/Te Tiriti o Waitangi)
dan Te Reo Maori dalam pendidikan antara perwakilan Ratu Inggris dan
dan sektor publik negara ini. Universitas perwakilan suku-suku Maori. Kini 6
dan lembaga-lembaga pendidikan diberi Februari menjadi hari libur nasional, dan
nama dalam bahasa Inggris dan bahasa prinsip-prinsip dalam piagam itu menjadi
Maori. New Zealand adalah negara dasar-dasar inklusifisme New Zealand,
dengan kurikulum PAUD bilingual tak terkecuali dalam pendidikan tinggi.
pertama di dunia. Di balik spirit inklusif
Inklusifisme New Zealand dalam
ini adalah pengakuan pada hak-hak
pribumi dan minoritas. konteks Piagam Waitangi tidak saja
terbatas pada bahasa. Melainkan
juga pengakuan pada artefak-artefak
kebudayaan dan peradaban indigenous
baik yang material maupun non material
di dalam lingkungan universitas.
Semua universitas di New Zealand
misalnya memiliki marae, yang boleh
disebut sebagai rumah adat tempat
upacara-upacara budaya-religius
Maori diselenggarakan. Univer­ sitas
juga memberlakukan upacara powhiri,
upacara penyambutan adat, sebagai
penanda masuknya seseorang ke dalam
sebuah komunitas, baik bagi staf maupun
mahasiswa. Universitas juga memiliki
guidline yang jelas soal inklusivisme ini,
misalnya dengan mendirikan unit khusus
Di balik inklusivisme ini adalah yang menangani affirmative action untuk
dokumen pendirian New Zealand, Piagam komunitas Maori dan Pasifika secara
Waitangi (Treaty of Waitangi) atau Te umum. Affirmative action ini mencakup
Tiriti o Waitangi dalam bahasa Maori. semua kerja utama universitas—
Seperti diketahui, saat orang-orang Eropa pendidikan, penelitian, dan pengabdian
mendarat, bangsa Maori telah terlebih pada masyarakat.
menempati dan membangun peradaban

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 89


ARTIKEL UTAMA

Export Education diragukan, meskipun untuk tujuan seleksi


Alamnya yang terjaga, situasi ekonomi sikap ini penting. Saya pernah bergurau
politik yang stabil, plus pendidikannya dengan supervisor saya dalam sebuah
yang berkualitas, dan globalisasi ikut acara. “Forum ini seperti literature review
mewarnai sektor pendidikan. Empat hal dan daftar pustaka saya”, lantaran nama-
ini merupakan daya tarik yang sangat nama audiensnya adalah mereka yang
kuat bagi para migran maupun mereka karyanya saya rujuk.
yang “sekadar” akan belajar. Sebagai
gambaran kasar, di doctoral hub saya, Kedua, infrastruktur riset. Khusus
saat ini hanya terdapat dua orang lokal. untuk program yang memerlukan
Kombinasi empat hal ini dilaporkan oleh riset, dukungan fasilitas riset amat me­
banyak studi, misalnya Codd (2004), madai. Tiap mahasiswa doktoral akan
Shore (2010), dan Rata (2010) sebagai mendapatkan work station lengkap
export education. Selama ini orang dengan komputer personal plus software
beranggapan kasar bahwa produk-produk yang diperlukan butuhkan. Universitas
peternakan adalah ekspor unggulan juga menyediakan dana untuk pendukung
New Zealand. Nyatanya adalah jasa riset mahasiswa doktoral. University of
pendidikan. Tentu banyak hal dapat Auckland misal­ nya menyediakan Pre-
dikiritik dari situasi ini. Tetapi bukan
SS (Postgraduate Research Student
kapasitas laporan pandangan mata ini
Support) Account, dana pendukung
untuk melakukannya. Export education
New Zealand menunjukkan kualitas riset, yang dapat digunakan untuk
internal sistem pendidikan negeri tersebut membiaya konferensi, membeli bahan
dan kekuatan marketing. tambahan/software, termasuk membayar
biaya child-care pada tahun terakhir.
Dari sisi kualitas internal dapat
Besaran Pre-SS Account berbeda-beda
diberikan setidaknya dua contoh.
antarprogram studi, minimal NZD 1200
Pertama, aspek ketenagaan. Dosen-
per tahun.
dosen di universitas New Zealand, dibagi
secara umum menjadi dua, mereka yang Dikombinasikan dengan market­ ing
diplot sebagai periset dan mereka yang aspek kualitas internal menjadi kian kuat.
diplot sebagai pengajar. Kategori pertama Karena begitu mendapatkan mahasiswa
akan mendapatkan beban mengajar yang inter­
nasional, maka reputasi menjadi
lebih sedikit dibanding yang kedua. taruhan universitas. Soal marketing ini,
Selain itu para dosen tidak disibukkan selain dengan strategi juga memiliki
dengan urusan administrasi, karena kaitan dengan aspek ketenagaan.
memang tenaga kependidikan yang ada Seperti disebutkan di muka, mereka
memiliki kompetensi yang memadai. yang menangani marketing bukanlah
Sebuah workshop tentang penulisan dan akademisi, tetapi staf yang secara khusus
pedoman selingkung misalnya tidak harus memiliki keahlian di bidang tersebut.
difasilitasi seorang dosen. Soal kualifikasi Dari sisi strategi, universitas
dan kompetensi dosen tentu tidak perlu di New Zealand, seperti di negara

90 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ARTIKEL UTAMA

maju tampaknya membidik kantong- Sebagai penutup, tentu terdapat


kantong dan aktor-aktor strategis “pasar kompetisi antaruniversitas di New
pendidikan” di satu sisi dan sinergi Zealand. Namun, mereka tampak
antaraktor internal New Zealand, antar menempatkan diri sebagai sesama saudara
universitas dan dengan aktor pemerintah. yang inklusif. Spirit yang dasar-dasarnya
Saat saya memulai laporan ini, misalnya, diletakkan secara kultural melalui tradisi
University of Auckland mengundang hongi—tradisi salam Maori saat orang
mahasiswa doktoral asal Indonesia untuk saling menempelkan hidung, lambang
minum-minum teh yang dikemas sebagai saling mendukung hidup—atau whariki,
acara Student Ambassadors. Asumsinya, sejenis handy-craft anyaman, lambang
para mahasiswa ini akan menjadi pemasar kontribusi dan kolektivitas. Dasar spirit
universitas. Sepekan setelahnya, saya yang sama juga diamanatkan Piagam
mendapatkan undangan menghadiri Waitangi. Maka, ketika saya meledek
ASEAN Young Diplomats Tour, di pimpinan unit internasional Auckland
Auckland University of Technology, University of Technology soal kompetisi
difasilitasi Kementerian Luar Negeri dan dengan universitas “sebelah”, University
Perdagangan New Zealand. Kumpulan of Auckland tempat saya belajar, saya
diplomat ini adalah mereka yang baru saja mendapatkan jawaban yang humble.
mendapatkan assignment. Diprediksikan “Kita tidak ingin maju sendiri, kita satu
lima sepuluh tahun lagi mereka “jadi keluarga New Zealand”.[]
orang”, saat itulah New Zealand dan
universitasnya memanen “barakah”
Kandidat Ph.D. University of di Auckland
silaturahmi.
| Dewan Penasehat Akademik PPM
Tak cukup sampai di situ, strategi Aswaja Nusantara Mlangi
lain yang ditempuh New Zealand
adalah dengan menyamakan status
Keterangan gambar:
mahasiswa doktoral internasional dengan
mahasiswa lokal. Karenanya, tuition fee 1. Sebaran universitas di New Zealand,
kedua kelompok itu pun sama. Jangan diunduh dari http://english.net.nz/
heran, untuk mahasiswa internasional unilist.htm
biaya kuliah doktoral di New Zealand 2. Salah satu lembaran Piagam
lebih murah dibanding dan biaya Waitangi, diunduh dari http://www.
kuliah master. Tetapi dengan cara itu edgazette.govt.nz/Articles/Article.
New Zealand memanen riset-riset dan aspx?ArticleId=9043
pengetahuan baru, tentu inovasi dan pada
saat yang sama memperkuat reputasi
pendidikannya.

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 91


KOLOM

Menimbang Kembali Paradigma


Unity of Science UIN Walisongo*
Imam Wahyuddin

K risis multidimensi tidak hanya


melanda manusia dewasa ini, tetapi
juga dunia ilmu pengetahuan. Dewasa
Pisau tetaplah pisau, fungsinya sebagai
alat yang memudahkan manusia seperti
(salah-satunya) mengupas mangga. Lain
ini sains dan teknologi yang capaiannya persoalan jika untuk menikam orang di
sudah terbukti makin canggih, tidak jalan. Di sinilah letak penting memberi
luput dari dampak negatif yang perlu ideologi sains.
diantisipasi. Di satu sisi, capaian itu
memudahkan hidup manusia, tetapi di UoS sebagai Spiritualisasi Sains
sisi lain, sains dan teknologi menggiring
Sains tidak boleh dilepaskan dari
proses dehumanisasi, menjauhkan kebesaran Allah. Paradigma ini sedang
manusia dari dunia riilnya. dikenalkan UIN Walisongo dengan nama
Di era serba maju seperti ini krisis Unity of Science atau disingkat UoS.
multidimensi sains mudah ditemui, Dalam rangkah itu pula, UIN Walisongo
teknologi menjauhkan yang dekat, mengadakan acara diskusi umum dengan
memperlebar kesenjangan, yang paling tema Penguatan Unity of Science bagi
parah teknologi digunakan golongan Dosen UIN Walisongo pada Selasa, 2
tertentu menebar kesesatan dan aksi Mei 2017 lalu.
terorisme. Itu hanya satu contoh kecil dari Dr. Mosahadi selaku penanggung
dampak negatif sains dan teknologi di jawab pengembangan program UoS,
tangan orang salah. berharap UoS dapat mempertajam
Sesungguhnya bukan sains dan suasana spiritualitas sains di kampus
tekonologi yang salah. Jika pun kita UIN Walisongo Semarang. Menurutnya,
percaya bahwa tidak ada keilmuan netral, pengayaan spiritualitas sains dapat
sekurang-kurangnya itu juga bukan karena membawa dampak luar biasa bagi
sainsnya, tetapi ideologi yang sengaja kemaslahatan manusia. Paradigma UoS
disisipkan dalam keilmuan tersebut. ini masih awal dan tentu banyak masukan
dan koreksi dalam perjalanannya. Oleh

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 93


KOLOM

karena itu, Dr. Mosahadi yang juga tidak bertanggung jawab terhadap
menjabat sebagai wakil rektor berjanji kerusakan alam dan moral manusia.
paradigma ini akan terus dimatangkan Kompleksitas persoalan itu ditambah
dengan berjalan­nya waktu. dengan krisis jati diri. Kemajuan ilmu
UoS diharapkan menjadi ciri menggerus identitas jadi diri kita
pembeda dari kampus-kampus Islam sebagai bangsa Indonesia. Contoh paling
Negeri lain. Menyebut nama UoS segera nyata adalah soal kampanye Khilafah
yang terlintas adalah UIN Walisongo, Islamiyyah atau pendirian negara Islam
samahalnya saat menyebut paradigma di Indonesia oleh segelintir ekstremis
integrasi-interkoneksi maka yang terlintas Islam yang cukup menekan. Nilai-nilai
adalah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, luar dimasukkan tetapi nilai sendiri
khususnya di era kepemimpinan dicampakkan. Pancasila tidak dihargai
Rektor Dr. Amin Abdullah. Asosiasi itu sementara nilai asing dipuja-puja sebagai
penting sebagai identitas dan metode solusi.
pembelajaran yang paradigmatik, yang Selain fakto-faktor di atas, ke­hadir­
tidak hanya asal pembelajaran. an UoS itu penting untuk menyikapi
Mengapa unity of science itu paradigma ilmu yang tidak bebas nilai.
penting? Ada beberapa alasan sebagai­ Bahwa di balik ilmu ada sisipan ideologi
mana diutarakan pemateri dalam yang terus bekerja namun tidak kentara.
acara diskusi kemarin: pertama-tama Betapapun canggih sains Barat, umumnya
karena ilmu-ilmu keislaman dewasa ini me­nanam­­kan superioritas bangsanya
mengalami krisis atau –meminjam bahasa sendiri dan punya maksud implisit untuk
alm. Gus Dur– mengalami irre­le­van­ me­nguasai pihak di luar bangsa­nya.
si. Ilmu-ilmu keislaman tidak membawa Edward W. Said (1935-2003)
dampak positif bagi kemajuan umat pemikir pasca kolonial berkebangsaan
Islam, padahal kha­za­nah peradaban dan Lebanon melalui karya Orientalism
keilmuan Islam itu sangat banyak dan (1978), misalnya, mengkritik peradaban
pernah kontributif. Barat yang mempersepsi Timur dan Islam
Krisis tersebut tidak hanya terjadi sebagai bangsa inferior. Superioritas
di Islam, tetapi juga terjadi pada ilmu- Barat menjadikan alasan kolonialisme
ilmu modern dan ilmu-ilmu natural. Barat seenaknya menjajah dunia Timur
Keilmuan modern semakin maju tetapi dan negara-negara Arab-Islam. Ilmu
kehidupan tidak kunjung membaik. dipergunakan sebagai alat untuk meng-
Penemuan mesin uap oleh James Watt hegemoni. UoS diprogram menetralisir
(1736-1819), misalnya, justru menambah sains modern dengan nuansa spiritualitas.
rusak kehidupan bumi. Di era sekarang, Faktor terakhir adalah perlunya
kemajuan medsos dan gadget mengancam naturalisasi atau adaptasi nilai lokal
tradisi membaca, merusak keharmonisan untuk membungkus ilmu. Tujuannya agar
keluarga. Kemajuan ilmu modern banyak ilmu dapat dengan mudah diserap oleh

94 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


KOLOM

masyarakat sekitar. Salah satu contoh Contoh sederhana, dalam bab fikih
masyarakat kita adalah masyarakat yang pertama adalah tentang bersuci (al-
religius dan kerap sekali menggunakan thahârah). Salah satu media untuk bersuci
idiom-idiom agama dalam pola jika tidak ada air adalah dengan batu.
kesehariannya. Dalam hal ini, UoS dapat Mengapa harus memakai batu? Fikih
berperan dalam menegaskan semangat dapat berkolaborasi dengan ilmu geologi
religiusitas sains agar lebih dapat diterima untuk mengenal karakter atau sifat-sifat
oleh masyarakat. batu, terutama bebatuan tersebar di Arab
Apa definisi unity of science? secara khusus dan Timur tengah secara
Se­derhana­
nya semua ilmu, baik itu umum.
ilmu agama atau ilmu-ilmu modern, Pendekatan yang digunakan dalam
hakikatnya berasal dari satu sumber yaitu UoS adalah theo-antroposentris. Bagi
Allah. Semua hasil penyelidikan ilmu ilmu-ilmu agama diperkuat wawasan
harus dapat membuktikan kebesaran kemanusiaan atau dengan humanisasi
Allah. Pencapaian sains modern harus ilmu-ilmu keislaman. Sebaliknya, bagi
berbanding lurus dengan ketaatan kepada ilmu-ilmu modern harus dilandasi
Allah. wawasan spiritualitas atau spiritualisasi
UoS dapat dilakukan dengan ilmu-ilmu modern. Untuk konteks di
lima paradigma: integrasi, kolaborasi, Indonesia, strategi revitalisasi budaya
dialektika, prospektif dan pluralistik. lokal bisa dipilih. Seperti cara dakwah
Kelima paradigma itu ingin menegaskan Walisongo yang menyisipkan Islam
bahwa suatu ilmu bukan disiplin yang dalam tradisi lokal Jawa.
terpisah dari ilmu-ilmu lain. Perpaduan Dari sudut ontologi yang di­prioritas­
itu untuk memperkaya sudut pandang dan kan adalah dimensi metafisik, bukan
memperdalam materi kajian. dimensi fisik. Wujud metafisis tertinggi

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 95


KOLOM

adalah Allah. UoS membidik wujud Allah dalam asal-muasal ilmu, tidak
immateri yang melandasi dunia gejala berhenti di ilmu itu sendiri; kedua,
atau phenomena yang menjadi bidang menghadirkan etika dalam setiap
garapan sains modern atau ilmu-ilmu penalaran ilmu; ketiga, menghadirkan
natural. Sekali lagi sains dalam perspektif ayat-ayat Al-Quran dalam setiap
UoS bukan perkara observasi fisik semata. penalaran ilmu; dan keempat, naturalisasi
Satu contoh dilakukan filsuf muslim dan adaptasi lokal ilmu-ilmu modern.
Masyriq, Abu Ali ibn Sina (980-1037)
dalam penyelidikannya tentang hirarki UoS dan Jebakan Dikotomisasi Sains
wujud. Wujud tertinggi adalah Tuhan, Unity of Science yang digagas UIN
sedangkan wujud terendah adalah alam Walisongo ini sepertinya mengarah
fisik. Pembagian wujud Ibn Sina: 1. pada dikotomi antara ilmu agama dan
immateri non gerak (Tuhan dan jiwa); 2. ilmu modern atau ilmu-ilmu natural.
immateri gerak (matematika); 3. materil Alasannya, jika sedari awal mengerti
(ilmu alam). Observasi sains memang dari bahwa sumber pengetahuan itu semua
fakta empirik (fisik), tetapi UoS mampu berasal dari Allah, baik itu ilmu agama,
me­lampaui itu karena yang dicari lan­ ilmu-ilmu modern atau ilmu-ilmu natural,
dasan metafisis di balik dimensi fisik. seharusnya tidak perlu lagi melakukan
penegasan seperti paradigma UoS ini.
Dari tinjaun aksiologi, UoS ingin Kenapa harus ditegaskan kembali sisi
sains mengantarkan manusia bahagia spiritualitas sains untuk memastikan
dunia dan akhirat sekaligus (satu paket), sumber ilmu itu dari Allah?
sedangkan sains yang berkembang di Lagi pula dalam diskusi kemarin
Barat hanya menekan­ kan bahagia di para peserta agak susah menangkap
dunia. penerapan UoS untuk matakuliah sains
Langkah praktis humanisasi ilmu- atau ilmu-ilmu natural. Seperti pertanyaan
ilmu keislaman: pertama, pemanfaatan salah satu dosen dari fakultas sains dan
prestasi ilmu pengetahuan mutakhir yang teknologi kemarin. Penanya terus terang
terkait dalam materi atau teori ilmu-ilmu kebingungan bagaimana mengaitkan
keislaman umum; kedua, revitalisasi sisi spiritualitas fisika atau kimia yang
topik-topik pembahasan dalam ilmu-ilmu notabene eksakta itu?
keislaman tertentu dengan permasalahan Terhadap pertanyaan di atas,
masyarakat; ketiga, internalisasi topik- pemateri menjelaskan secara apolegetik,
topik pem­ bahasan dalam ilmu-ilmu di satu sisi, mempercayai dua kebenaran
keislaman tertentu dalam ranah individu dari Al-Qu’ran dan dari sains atau ilmu-
mapun maysarakat; dan keempat, ilmu natural dapat bertemu. Akan tetapi,
naturalisasi dan adaptasi lokal ilmu-ilmu di sisi lain, cara pemateri mempertemukan
keislaman. dua kebenaran itu datar dan simplikatif.
Langkah praktek spiritualisasi ilmu- Pemateri mengatakan barangkali kajian
ilmu modern: pertama, menghadirkan kita terhadap Al-Qur’an itu kurang

96 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


KOLOM

mendalam sehingga susah menemukan Al-Qur’an untuk menjustifikasi capain


korelasi fakta sains fisika dan kimia sains (terutama yang datang dari Barat)
dengan Al-Qur’an. Pemateri ujung- sudah dijelaskan Al-Qur’an berabad-abad
ujungnya menyarankan perlu mengkaji yang lalu.
ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas
fisika dan kimia. Memahami Kembali Islamic Scientific
Saat itu juga pemateri telah jatuh Tradition
pada ayatisasi ilmu-ilmu eksakta. Sempat Program UoS untuk paradigma
terlintas solusi ini mirip Harun Yahya yang pembelajaran itu pencapaian sangat
buku-bukunya tersebar dan menimbulkan penting bagi UIN Walisongo Semarang,
decak kagum para pembaca. Capaian tetapi yang lebih penting lagi adalah
sains dan teknologi Barat dikomentari mengerti dulu bagaimana islamic
dengan semangat qur’anik. Penyebutan scientific tradition atau tradisi keilmuan
qur’anik yang saya maksud di sini Islam itu sebenarnya.
adalah pengunaan ayat-ayat Al-Qur’an
Tanpa adanya pemahaman yang
untuk mendukung kebenaran sains Barat
jelas tentang islamic scientific tradition,
dengan maksud yang sangat ideologis,
program UoS yang dibanggakan UIN
bertujuan membangun citra bahwa Al-
Walisongo tidak akan berjalan dengan
Qur’an adalah kitab sains.
baik, dan mudah sekali terjebak dalam
Gejala apa yang melatari gaya retorika apologetik berupa ayatisasi sains
ilmiah qur’anik seperti itu? Apakah ini atau kegiatan mensyahadatkan sains.
bentuk kemajuan sains Islam sehingga
Landasan keanekaragaman ilmu
perlu ditegaskan kembali ayat-ayat Al-
Islam itu adalah satu, tauhid. Perbedaan
Qur’an untuk memberi informasi kepada
ilmu itu karena perbedaan bidang
pembaca di Indonesia bahwa Al-Qur’an
kajiannya saja. Ilmu agama merupakan
itu selain sebagai pandangan hidup
hasil penalaran terhadap ajaran-ajaran
yang memuat ajaran mulia, juga ayat-
yang terdapat di kitab suci Al-Qur’an.
ayatnya amatlah saintis, ilmiah dan dapat
Ilmu-ilmu natural merupakan hasil
dibuktikan secara empiris?
penalaran fenomena alam. Baik Al-
Wacana buku ilmiah qur’anik Qur’an maupun alam merupakan
tidak dapat dipisahkan dari kampanye bukti ayat (tanda) kebesaran Allah.
islamisasi ilmu pengetahuan yang Perbedaannya hanya Al-Qur’an adalah
mengklaim sains Barat itu kafir dan ayat tertulis (âyât maktûbah), sedangkan
perlu disyahadatkan. Umat Islam baru alam (âyât kauniyah) adalah ayat yang
diperbolehkan menikmati sains Barat tidak tertulis tetapi terpampang jelas yang
setelah unsur kafirnya dinetralisir dengan dapat dilihat jelas oleh mata kepala kita
pesan spiritual Islam. Islamisasi ini dan dikaji hukum-hukum naturalnya. Dua
ditempuh dengan membingkai ayat-ayat tanda kebesaran Tuhan itu punya satu

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 97


KOLOM

tujuan: agar manusia mengakui Allah. menulis fokus tema yang dikaji tanpa
Pengakuan kepada Allah adalah inti perlu mencatut ayat-ayat Al-Qur’an lagi.
dari ajaran Islam dan itu disebut sebagai Muzaffar Iqbal dalam Islam and
tauhid. Science memberi kita banyak informasi
Baiklah, mari kita melihat sejarah tentang hubungan antara Islam dan ilmu
ilmuan-ilmuan besar muslim klasik pengetahuan. Menurutnya apa yang
untuk mengambil pelajaran penting ter­ disebut sebagai Islamic scientific tradition
kait hubungan Islam dan sains. Ulama- atau tradisi keilmuan Islam yang telah
ulama muslim ini menulis bidang kajian membentang luas mulai dari Spanyol
yang dalam bahasa kita sekarang disebut sampai Afghanistan tidak mengenal
ilmu-ilmu modern atau natural science pemisahan antara Islam dan sains. Islam
seperti: kedokteran, kimia, matematika, juga tidak mengenal dikotomi ilmu
astronomi, biologi dan ilmu natural lain. Islam dan ilmu kafir sehingga perlu
Menarik disebut di sini bahwa kajian disyahadatkan.
yang ditulis ilmuan-ilmuan Muslim klasik Menurut Muzaffar Iqbal, berbagai
ini tidak membutuhkan penegasan Al- disiplin keilmuan baik ilmu-ilmu agama
Qur’an. atau ilmu-ilmu natural (sains) merupakan
Hingga pada akhir abad ke-15 satu kesatuan karena memiliki akar
para ilmuan Muslim tidak mengenal yang sama. Bila diandaikan ilmu-ilmu
pencatutan ayat-ayat Al-Qur’an dalam tersebut adalah cabang-cabang pohon (the
menuliskan karya-karya ilmiah mereka. branches of the tree) yang akarnya adalah
Pun tidak ada ayat-ayat Al-Qur’an konsep Tauhid (the Onenes God). “The
digunakan sebagai landas­an penyelidikan trunk of the tree in this case none other
atas suatu ilmu pengetahuan. than the central concept of Islam: the
Misal ilmuan Muslim besar seperti Oneness of God (Tauhid). Because of this
Al-Khawârizimi (184-236/800-850) central unifying concept, all branches of
penulis Kitâb al-Mukhtashar fî Hisâb knowledge, including the natural science,
al-Jabar wa al-Muqabla atau dikenal were linked through an inalienable nexus
Algebra, Abu Ali ibn Sina (980-1037) with metaphisical concept of Islam.”
penulis buku kedokteran al-Qânûn fî
al-Thib (versi Inggris: The Canon),
kemudian Al-Biruni (973-1048) penulis
buku Kitâb al-Jamâhir fî Ma’rifah
al-Jawâhir (versi Inggris: The Most
Comprehensive Book on the Knowledge
of Precious Stones), mereka hanya
menyebut nama Allah dalam prakata
atau pembuka buku, kemudian langsung

98 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


KOLOM

“Batang pohon dalam hal ini tidak ayatisasi sains. Dengan begitu UoS yang
lain adalah konsep sentral Islam: Keesaan dibanggakan jatuh klaim ideologis.
Allah. Konsep (tauhid) ini pemersatukan Sains memancarkan keinsyafan tidak
semua cabang pe­nge­tahu­an, termasuk didapat dari luar dirinya, melainkan hasil
ilmu alam, dimana semua terhubung proses pengkajian panjang dari dalam.
dengan konsep metafisika Islam” (Iqbal, Dalam bahasa sederhana¸ bagaimana sains
2002: 72). ini terlibat dalam penyelidikan mendalam
dan panjang, bahkan melelahkan, sampai
UoS: Paradigma Keilmuan atau Klaim kemudian pengkajinya pada kesimpulan
Ideologis? mentok bahwa kebenaran sains itu tidak
Bagaimana dengan UoS di UIN ada artinya jika berhenti pada fakta
Semarang? Sejauh dalam diskusi empiris sains. Langkah berikutnya
kemarin, para peserta masih terjerembab mengakui bahwa ada kekuatan beyond
benang kusut pemahaman, terutama sains dan itu adalah Allah, maka keilmuan
dalam penerapannya pada ilmu-ilmu itu menghadirkan keinsyafan batin yang
natural. Perhatian kita jangan sampai mendalam. Inilah sejatinya berpikir UoS
UoS jatuh pada klaim ideologis, berupa secara paradigmatik. Dengan begitu tidak
jalan pintas mengaitkan ayat-ayat Al- perlu lagi dicarikan penopang ayat-ayat
Qur’an dengan sains modern. Jika yang Al-Qur’an untuk mendobrak legitimasi
diinginkan dari UoS tersebut sebagai spriritual sains.
sebuah paradigma, maka sedari awal Terakhir, usulan kuliah filsafat
harus dipikirkan matang-matang terkait ilmu pengetahuan atau pengantar filsafat
basis epistemologisnya. memang harus dipertimbangkan agar UoS
Harus dibedakan fakta UoS sebagai tidak jatuh pada pendekatan simplifiktif
sebuah paradigma dan Uos sebagai klaim berupa ayatisasi ilmu-ilmu modern atau
ideologis. UoS sebagai sebuah paradigma ilmu-ilmu natural (eksakta).[]
seharusnya mampu memetakan sains
terkait mekanisme­ nya sampai pada * Hasil laporan dan pengembangan
kesimpulan yang tak tergoyahkan bahwa di acara Penguatan Unity of Science
ini (capaian sains) bukti kebesaran Allah (UoS) bagi Dosen Muda UIN Walisongo
(tauhid). Kalau hanya sekedar mencari (Selasa, 2 Mei 2017).
ayat yang mendukung konsentrasi sains
tertentu, sama artinya menempuh jalur
Warga NU Gresik | Magister Ilmu Filsafat
pintas. Kesan yang dibangun ini mirip
UGM

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 99


KOLOM

Menakar Paradigma Integrasi-


Interkoneksi UIN Sunan Kalijaga
Mustaghfiroh Rahayu, M.A.

P aradigma integrasi dan interkoneksi


ini mulai disusun sejak tahun 2002,
melalui berbagai diskusi, seminar,
kajian ilmu-ilmu keislaman dengan
pendekatan eksklusif tanpa membuka
diri terhadap perkembangan ilmu
lokakarya, diskusi panel, roundtable pengetahuan lain. Meskipun, pada
discussion, seminar internasional, hingga saat yang bersamaan, ilmu sosial
expert judgment (2-5). Proses panjang dan humaniora telah dimanfaatkan
tersebut menghasilkan sebuah paradigma dalam kajian keislaman, namun belum
keilmuan yang disebut sendiri sebagai terstruktur. Di sisi lain, Perguruan Tinggi
paradigma integrasi-interkoneksi. Sebuah Umum kurang mempertimbangkan aspek
paradigma yang diimajinasikan untuk agama dalam kegiatan akademiknya
mengakhiri dikotomi ilmu agama dan karena dianggap sebagai entitas yang
ilmu umum. Namun sayang, belum terpisah dari dunia ilmu pengetahuan.
sempat mapan sebagai paradigma dan Untuk menjawab tantangan ter­
belum cukup dipraksiskan, paradigma sebut, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tersebut telah menampakkan tanda-tanda menawarkan pendekatan integrasi-
senjakala. interkoneksi ilmu, yaitu pendekatan
Apa sebenarnya latar belakang, yang menempatkan berbagai disiplin
landasan filosofi, formulasi konseptual ilmu (islamic-studies, natural sciences,
paradigma integrasi-interkoneksi dan social studies, dan humanities) saling
bagaimana menerapkanya? Proses menyapa satu sama lainnya se­ hingga
panjang tersebut direkam dalam sebuah menjadi satu bangunan utuh. Pendekatan
buku berjudul Paradigma Integrasi- ini berupaya meng­ hubungkan antara
Interkoneksi. Dalam buku tersebut berisi ilmu agama dengan ilmu sosial, ilmu
jawaban-jawaban terhadap persoalan humaniora, dan ilmu kealaman dalam
tersebut. Institut Agama Islam Negeri satu pola bersama sebagai satu kesatuan
(IAIN/STAIN) selama ini fokus pada yang saling terkait, dan menjembatani

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 101


KOLOM

dikotomi ilmu pengetahuan yang sudah tidak wajib dipelajari. Akibatnya, terjadi
sedemikian menyejarah. Pembukaan reduksi ilmu-ilmu agama di satu sisi,
Fakultas Sosial Humaniora dan Sains- dan pendangkalan ilmu-ilmu umum di
Teknologi merupakan konsekuensi logis kalangan masyarakat secara di sisi lain.
dari pandangan tersebut (11-12). Inilah Ilmu-ilmu agama menjadi tidak menarik
realitas yang dipotret dan dianggap karena terlepas dari kehidupan nyata,
sebagai latar belakang paradigma sedangkan ilmu-ilmu umum berkembang
integrasi-interkoneksi. tanpa sentuhan etika dan spiritualitas
sehingga kehilangan makna dan
Landasan Integrasi-Interkoneksi destruktif. UIN dituntut mengembangkan
pendidikan berperspektif Qur’ani, yakni
Untuk menjadi paradigma, di­ susunlah
pendidikan yang utuh, yang menyentuh
lima landasan pokok, yakni teologis,
seluruh domain yang disebut Allah dalam
filosofis, kultural, sosiologis, hingga
kitab suci (hadlârah al-nash), mendalam
psikologis. Pertama, landasan teologis.
dalam kajian kelimuan (hadhârah al-
Surah Al-Mujâdalah ayat 11 menunjukkan
`ilm), dan peduli dalam wilayah amali,
bahwa iman, ilmu, amal merupakan satu
praksis, realitas, dan etik (hadhârah la-
kesatuan struktural dalam kehidupan
falsafah).
seorang muslim, dan karenanya
harus menjadi domain pendidikan Kedua, landasan filosofis. Kehidup­
Islam, dijadikan landasan teologis an manusia bersifat kompleks, multi­
utama. Pendidikan modern cenderung dimensi, dalam beberapa aspek dan
memisahkan ilmu agama dan ilmu-ilmu levelnya. Keberadaan berbagai disiplin
umum (sekuler) sehingga berimplikasi ilmu pada hakikatnya untuk memahami
pada sikap batiniah umat Islam terhadap berbagai dimensi tersebut. Dengan asumsi
keduanya. Ilmu-ilmu agama dianggap demikian, mencukupkan diri pada satu
sakral sehingga wajib dipelajari dan ilmu- disiplin ilmu untuk me­mahami kehidupan
ilmu umum dianggap profan sehingga adalah sikap arogan, tidak bijaksana,

102 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


KOLOM

dan eksklusif. Di sinilah dibutuhkan benar secara kognitif (`ilm), dan apa yang
paradigma ke­ilmuan yang padu, yang dianggap benar secara kognitif tidak
mampu me­nyentuh semua kompleksitas bertentangan dengan realitas kehidupan
dimensi kehidupan. sehari-hari. Pertentangan ketiga ranah
Ketiga, landasan kultural. Lokus dalam diri seseorang akan menimbulkan
UIN adalah Indonesia yang memiliki personalitity disorder (keterpecahan
basis kultural sendiri yang berbeda kepribadian) karena terjadi konflik antara
dengan dunia Arab dan dunia lainnya. apa yang diyakini dengan apa yang
Pengembangan pendidikan, karenanya, dipikirkan serta dengan kenyataan sehari-
harus berpijak pada basis kebudayaan hari (14-18).
lokal agar tidak terjebak pada elitisme
agama dan ilmu pengetahuan sehingga Kerangka Integrasi-Interkoneksi
fungsional dalam kehidupan nyata. Islam mengembangkan ilmu bersifat
Paradigma keilmuan UIN diharapkan universal dan tidak mengenal dikotomi
mampu menjembatani dialog antara antara ilmu-ilmu riwâyah dan ilmu-
universalitas hadhârah al-nash dengan ilmu kauniyyah/ijtimâ`iyyah serta ilmu-
keluasan hadhârah al-`ilm dan konteks ilmu falsafi (etis-filosofis). Berbagai
keindonesiaan (hadhârah al-falsafah). keilmuan tersebut dapat disebut ilmu-
Keempat, landasan sosiologis. ilmu keislaman selama berangkat dari
Secara sosiologis, Indonesia terdiri dari epistemologi, metodologi, dan aksiologi
beragam suku bangsa, agama, dan budaya. yang bersumber dari ajaran Islam. Ilmu-
Keragaman ini harus didekati secara ilmu yang bersumber dari Islam pada
integratif-inter­konek­tif. Pendekatan ini dasarnya objektif sehingga mengalami
berusaha membangun kesadaran sosial proses objektifikasi yang dapat
bahwa ranah ilmu agama, ranah ilmu bermanfaat untuk seluruh alam (rahmat-
sosial humaniora, dan ranah ilmu alam, an lil-`âlamîn).
memiliki signifikansinya sendiri-sendiri. Wilayah kajian UIN mencakup
Pembacaan terhadap masing-masing seluruh bidang di atas yang
horison secara padu akan menghasilkan dikembangkan melalui konsep hadhârah
sumbangan holistik bagi peradaban. al-nash, hadhârah la-`ilm, dan hadhârah
Kelima, landasan psikologis. al-falsafah. Ketiganya tidak dikaji secara
Secara psikologis, integrasi iman, ilmu, parsial namun integratif-interkonektif.
dan amal, atau nash-ilmu-falsafah, Inilah perbedaan pokok dengan kelimuan
memiliki urgensi siginifikan. Iman Barat yang meskipun mengklaim value-
berkait dengan keyakinan, ilmu berkait free namun selalu memiliki muatan
dengan kognisi dan pengetahuan, amal ideologis dan kepentingan. Ketiganya
berkait dengan realitas praksis. Apa selain berproses secara internal dalam
yang diyakini (nash) tidak seharusnya masing-masing ranah, juga dikembangkan
bertentangan dengan apa yang dianggap

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 103


KOLOM

melalui integrasi dan interkoneksi antar- Kerangka ini mengharuskan dialog


ranahnya. dan kerja sama antardisiplin ilmu umum
Dalam kerangka ini, Al-Qur’an dan dan agama dan intern disiplin ilmu
Sunnah menjadi sentral yang kemudian maisng-masing. Dengan dialog ini lulusan
menjadi landasan epistemologis, UIN akan menjadi agen pemberdayaan
metodologis, dan aksiologis dalam masyarakat dan perubahan sosial, yang
ketiga ranah keilmuan. Ilmu-ilmu dalam mengemban pesan etik keberpihakan
ketiga ranah saling berinterkasi, saling pada masya­ rakat kecil dan lingkungan
memperbincangkan, saling menghargai, hidup yang sehat, serta tidak akan
mempertimbangkan, dan sensitif terhadap terpisah dan steril dari persoalan masya­
kehadiran ilmu yang lain. Struktur rakat sekitarnya (19-27). Per­tanya­an­nya
keilmuan jaring laba-laba ini disebut berikutnya adalah, di manakah integrasi-
teoantroposentrik-integratif-interkonektif. interkoneksi itu dipraksiskan?
Dengan kerangka ini, maka di­
harap­kan cara pandang keilmuan civitas Ranah Integrasi-Interkoneksi
akademik UIN tidak bersifat myopic, Terdapat empat ranah integrasi-
namun meluas dan kom­pre­hen­sif. interkoneksi yang dirumuskan
Lulusannya tidak lagi isolated namun sebagaimana berikut ini. Pertama, ranah
fleksibel dan terampil dalam semua sektor filosofis. Pada Abad Pertengahan, rasio
kehidupan, me­miliki kemampuan analisis ditundukkan oleh wahyu. Penalaran
dan menangani isu-isu kontemporer dikembangkan dalam batas-batas dogma
dengan pendekatan baru yang diberikan keagamaan. Philosphia ancilla res
ilmu-ilmu kealaman, ilmu-ilmu sosial theologia. Pada zaman modern, terjadi
humaniora, dan ilmu-ilmu kontemporer. pergeseran fundamental dari otoritas
Dengan uraian di atas, yang disebut wahyu ke otoritas akal atau nalar. Pada
dengan pendekatan integratif adalah era pertama berimplikasi pada dominasi
terpadunya kebenaran wahyu dalam dan hegemoni kebenaran gereja atas ilmu
bentuk pembidangan mata kuiliah yang pengetahuan, pada era kedua mendorong
terkait dengan nash, dengan bukti-bukti pengembangan sains dan teknologi yang
yang ditemukan di alam semesta ini meminggirkan agama.
dalam bentuk pembidangan matakuliah Belajar dari kedua era tersebut, maka
empiris-kemasyarakatan dan kealaman, ilmu pengetahuan harus di­bersih­kan dari
dan pembidangan matakuliah yang terkait dominasi, apakah agama atas ilmu atau
dengan falsafah dan etika. Sedangkan sebaliknya. Yang harus dikembangkan
yang dimaksud interkonektif adalah adalah paradig­ma keilmuan yang dialogis
terkaitnya satu pengetahuan dengan dalam pendidikan dan pengajaran untuk
pengetahuan yang lain melalui satu menjawab kebutuhan zaman sekarang.
hubungan yang saling menghargai dan Pengertian integrasi dan inter­koneksi
saling mempertimbangkan. dalam ranah filosofis dalam pengajaran

104 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


KOLOM

adalah bahwa setiap mata kuliah harus nya dalam pengajaran mata kuliah umum
diberi nilai fundamental eksis­ tensial seperti filsafat, antropologi, sosiologi,
dalam kaitannya dengan disiplin keilmuan hukum, politik, dan lainnya, serta
lainnya dan dalam hubungannya dengan sebaliknya ilmu-ilmu umum ke dalam
nilai-nilai humanistik. Mengajarkan kajian keislaman. Selain itu, mengkaitkan
fiqh, misalnya, di samping makna funda­ disiplin ilmu yang satu dan lainnya dalam
mental­nya sebagai filosofi membangun keterpaduan epistemologis dan aksiologis.
hubungan antarmanusia, alam, dan Tuhan Tiga model integrasi dan interkoneksi:
dalam ajaran Islam, dalam pengajaran Pertama, model penyandingan mata­
juga dibangun pemahaman bahwa kuliah agama dan umum. Kedua, model
eksistensi fiqh tidak berdiri sendiri penamaan matakuliah yang menunjukkan
(self-sufficient), melainkan berkembang hubungan antarkedua­nya dan refleksi
bersama dengan disiplin ilmu lainnya integrasi keduanya seperti ekonomi
seperti filsafat, sosiologi, antropologi, Islam, sosiologi Islam, antropologi Islam,
psikologi, dan lainnya. Begitu juga dalam dan lainnya. Ketiga, model integrasi
mengajarkan sosiologi. Sosiologi yang dalam tema-tema mata kuliah. Model ini
hendak membangun kerangka interaksi dilakukan dengan menginjeksikan teori-
antarmanusia, juga me-review teori teori keilmuan umum dalam pengajaran
interkasi sosial yang dibangun dalam matakuliah keislaman yang dilakukan,
tradisi agama dan budaya. dan sebaliknya dalam pengajaran
Kedua, ranah materi. Integrasi matakuliah umum diwacanakan
dan interkoneksi pada ranah materi pandangan-pandangan keislaman.
merupakan proses bagaimana meng­ Ketiga, ranah metodologi.
integrasikan nilai-nilai kebenaran Setiap keilmuan memiliki metodologi
universal umumnya dan Islam khusus­ yang khas. Karena itu intergrasi dan

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 105


KOLOM

interkoneksi akan menyentuh wilayah tanpa menyamakan keduanya. Misalnya


metodologis. Dalam konteks ini integrasi Isra’ Mi’raj dengan perjalanan ke ruang
dan interkoneksi metolodologi dilakukan angkasa.
sesuai dengan struktur keilmuan agar Ketiga, komplementasi, yakni agama
aman. dan sains saling melengkapi tetapi tetap
Ranah Strategi. Yang dimaksud di mempertanahkan eksisten­si­nya masing-
sini adalah ranah pelaksanaan proses masing seperti manfaat Puasa. Keempat,
pembelajaran. Kualitas dan kapasitas komparasi, yakni membandingkan konsep
dosen menjadi kunci keberhasilan sains dengan konsep agama mengenai
paradigma di atas. Pembelajaran active gejala-gejala yang sama. Kelima,
learning dan team teaching menjadi induktifikasi, yakni asumsi-asumsi
keharusan (28-32). dasar terori ilmiah yang didukung oleh
temuan empirik dilanjutkan pemikiranya
Model Kajian Integrasi-Interkoneksi secara teoretis abstrak ke arah pemikiran
metafisika, kemudian dihubungkan
Dalam proses pembelajaran, di­rumus­kan
dengan prinsip-prinsip agama. Keenam,
3 model utama, yang kemudian diperinci
verifikasi, yakni mengungkapkan hasil-
dalam 6 model kajian. Tiga model utama
hasil penelitian ilmiah yang menunjang
tersebut adalah, pertama, informatif,
dan membuktikan kebenaran-kebenaran
berarti suatu disiplin ilmu diperkaya
agama (33-35).
dengan informasi yang dimiliki oleh
disiplin ilmu lainnya. Kedua, konfirmatif
(klarifikatif) berarti bangunan teori Catatan Kritis
suatu disiplin ilmu agar kokoh perlu Sebagai bagian dari ikhtiar untuk
memperoleh penegasan dari disiplin ilmu membangun paradigma keilmuan
lainnya. Ketiga, korektif, berarti suatu yang berbasiskan Islam, formulasi ini
disiplin ilmu perlu dikonfrontir dengan layak untuk diapresiasi dengan jempol,
ilmu agama atau sebaliknya, sehingga walaupun bukan tanpa kritik. Pertama,
yang satu dapat mengoreksi yang lainnya. dalam formulasi spider-web yang
Selain ketiga model di atas, model dibangun, nampak bahwa yang dimaksud
yang lebih rinci adalah similirasi, dengan ilmu sosial dan humaniora
pararelisasi, komplementasi, komparasi, adalah ilmu sosial modernistik-
induktifikasi, dan verifikasi. Pertama, liberalistik, bahkan mungkin konservatif.
similirasi, yakni menyamakan begitu Perkembangan radikal ilmu sosial,
saja konsep-konsep sains dengan konsep dari ilmu sosial kritis hingga pasca-
yang berasal dari agama meskipun belum strukturalis dengan berbagai variannya
tentu sama seperti ruh dengan jiwa. tidak diletakkan sebagai bagian dari
Kedua, pararelisasi, yakni menganggap gugusan tool of analysis. Implikasi
pararel konsep agama dengan konsep dari ini dapat diduga, model integrasi-
sains karena kemiripan konotasinya interkoneksi akan kesulitan membaca

106 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


KOLOM

berbagai dimensi ekonomi politik dan dapat ditebak, sebagian besar civitas
hegemoni ideologi global dalam realitas. akademik kurang “ngeh” dan bingung
Fenomena terorisme, Arab Spring, bagaimana menerjemahkannya dalam
misalnya, niscaya hanya akan terbaca riset, pembelajaran, dan pengabdian
sejauh pada fenomena sosiologis dan masyarakat, sekalipun istilah integrasi-
antropolis teks dan masyarakat, dan tidak interkoneksi cukup populer. Tiga model
akan sampai pada struktur makro yang utama dan enam varian model kajian
berkaitan dengan pertarungan ekonomi pun akhirnya berhenti di teori, lemah
politik global. Dapat ditebak, daya dalam implementasi. Jika gejala ini terus
liberasi dan transformasi diskursus yang terjadi, maka bangun epistemologis
dibangun tidak cukup memiliki resonansi perubahan IAIN menjadi UIN akan
yang kuat. semakin kehilangan relevansinya. Sebuah
Kedua, paradigma ini belum teori dianggap valid bukan hanya karena
diterjemahkan dalam kurikulum dan memenuhi koherensi internalnya, namun
silabus yang koheren. Pengembangan juga kemampuan untuk diterapkan dalam
yang dilakukan baru sebatas “manajemen realitas.
pembelajaran.” Padahal, paradigma ini, Barangkali, jika proyek tersebut
jika diterapkan, menuntut implikasi yang hendak diteruskan, ada baiknya
runtut hingga ke kurikulum dan silabus. difokuskan pada pascarsarjana baik
Ketiga, paradigma ini tidak tuntas master maupun doktoral, sedangkan
dilembagakan di institusi UIN Sunan program sarjana difokuskan pada
Kalijaga sendiri. Ketika paradigma ini penguatan dasar-dasar disiplin
baru operasional di level elite, dan ketika masing-masing. Dialog, integrasi, dan
sosialisasi belum tuntas, dinterupsi oleh interkoneksi lebih memungkinkan terjadi
suksesi kepemimpinan, maka terdapat jika basis pengetahuannya keilmuan
diskontinuitas dalam pengembangan agama dan umum masing-masing sudah
dan praksisnya dalam proses riset, cukup akumulatif. Jika belum, maka
pembelajaran, dan pengabdian yang terjadi antara dua disiplin ilmu
masyarakatnya. tersebut, meminjam istilah kitab kecil
pesantren Fath al-Qarîb, dalam bab
Keempat, paradigma ini
thahârah, sebatas mujâwir (nanggani,
membutuhkan kualifikasi sumber daya
bisa didekatkan, menjadi tetangga, namun
manusia yang menuntut kualifikasi kajian
tetap sendiri-sendiri, seperti dua rel), dan
keislaman plus ilmu-ilmu umum dan
bukannya mukhâlith.[]
sebaliknya. Kualifkasi sumber daya yang
mungkin secara kelembagaan UIN belum
teruji untuk menghasilkannya. Akibatnya Dewan Redaksi Jurnal Mlangi | Staf
Pengajar PPM Aswaja Nusantara Mlangi

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 107


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

Puisi Edukatif dalam Khazanah


Sastra Arab
Ali Rohmat, M.A.

Prolog hingga keluar dari kaidah pakemnya

P uisi (syi’ir) merupakan genre sastra (‘arûdl). Pada masa aliran dîwân dan
yang paling tua dan paling hebat mahrajân, misalnya, kaidah puisi lama
dalam tradisi sastra Arab. Puisi menjadi dianggap tidak cocok lagi diaplikasikan,
media kesadaran estetis bangsa Arab yang harus ada pembaharuan sesuai dengan
adi luhung, tidak ada media lainnya yang perkembangan zaman. Walaupun begitu
mampu menandingi genre puisi ini. Genre pola puisi yang meng­ gunakan kaidah
puisi biasanya menggunakan bahasa yang lama tetap bertahan hingga sekarang.
lebih padat dan simbolik. Unsur-unsur Terlebih lagi di pesantren-pesantren yang
yang terkandung di dalamnya berupa ada di Nusantara, puisi tersebut masih
emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, digunakan dalam rutinitas pembelajaran.
irama, kesan panca indra, susunan kata, Dunia pesantren ini mempunyai
kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan sumbangsih besar dalam tradisi
pengarang. kesusastraan. Pesantren telah
Sejarah panjang puisi Arab ini, dari memproduksi karya masyhur di dunia
masa jahiliah hingga sekarang mengalami kesusastraan, seperti, Syekh Nawawi
transformasi dan perkembangan. Pada Al-Bantani, Syekh Hamzah Al-Fansuri,
masa jahiliyah, secara garis besar puisi Syekh Abdus Shamad Al-Falimbani, dan
mempunyai tema ghazal (puisi cinta), masih banyak lainnya. Tradisi tersebut
madh (pujian), hijâ’ (satire), ritsâ’ tidak putus hingga sekarang. Tokoh-
(elegi), washf (deskripsi), dan lain tokoh seperti KH. Musthofa Bisri, Emha
sebagainya, kemudian pada masa Islam Ainun Najib, Ahmad Thohari, D. Zawawi
awal shadrul islâm subtansi tema-tema Imron, dan Zamzam Noor, berkontribusi
pusi syarat dengan nilai-nilai keislaman. meneruskan tradisi tersebut. Mereka
Dari masa ke masa puisi-puisi tersebut semua mempunyai relasi yang kuat
mengalami perkembangan dan perubahan dengan dunia pesantren dan hingga

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 109


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

sekarang karya-karya para maestro Embrio Puisi Edukasi dalam Sastra


tersebut memberi banyak isnpirasi bagi Arab
umat manusia. Puisi adalah ujaran fasih, berirama,
Bila kita masuk dan berinteraksi bersajak dan bisanya melukiskan
langsung ke dalam internal dunia tentang khayalan atau imajinasi indah.
pesantren, maka kita akan mendengar Puisi merupakan pengetahuan paling
lantunan merdu bait-bait syi’ir berbahasa sahih bagi bangsa Arab, untuk itu dapat
Arab yang menggema di seantero digambarkan bahwa puisi jahiliah
pesantren. Prosesi ini berjalan pada waktu merupakan sumber pertama bagi
kegiatan belajar mengajar. Literatur- peradaban Arab. Gambaran seperti itu
literatur yang digunakan adalah turâts tidak berarti bahwa puisi jahiliah hanya
dari para ulama’ terdahulu. Bait-bait satu pola saja, dengan segala karakteristik
syi’ir yang biasa dilantunkan seperti dan kecenderungannya, akan tetapi puisi
bait-bait Imrithi karya Syekh Yahya jahiliah merupakan jaringan terstruktur
Al-Imrithi, bait-bait Alfiyyah karya dari benang-benang dimensi kehidupan
Ibnu Mâlik, bait-bait Alâlâ dari kitab masyarakat. Puisi jahiliah sebagai sumber
Ta’lîmul al-Muta’allim karya Al-Zarnuji, awal peradaban Arab tidak hanya satu
bait-bait Burdah karya Al-Bushiri, dan warna saja, ia bervariasi baik dari sisi isi
yang lainnya. Semua pesantren salaf dan ekspresi (Adonis, 2007: 182).
lazim menggunakan syi’ir tersebut Literatur jahiliyah tidak banyak
dalam kurikulum pesantren sebagai memberikan informasi tentang prosa,
materi bahan ajar. Bait-bait puisi untuk karena tidak berkembangnya sistem
pembelajaran ini di dalam dunia sastra tulisan secara penuh (Hitti, 2010:
Arab dikenal dengan al-syi’r al-ta’lîmî 113). Satu-satunya keunggulan artistik
atau pusi edukatif. masyarakat Arab pra-Islam waktu itu
Puisi edukatif ini sebenarnya adalah dalam bidang puisi, sebab pada
sudah lama digunakan sebagai media waktu itu yang lebih aplikatif dalam
pembalajaran. Kenyataan tersebut jauh masyarakat adalah sastra lisan. Pada
sebelum dunia pesantren mengaplikasikan bidang itulah mereka menuangkan
sebagai bahan untuk belajar (ngaji). ekspresi estetis dan bakat terbaiknya.
Persoalannya, kapan pertama puisi Kecintaan orang-orang Badui terhadap
tersebut diaplikasikan dalam edukasi, puisi merupakan salah satu aset kultural
jawabanya masih debatable. Para ahli mereka. Puisi-puisi ini terus dilestarikan
tidak satu kata membincangkan persoalan dalam ingatan, ditransmisikan melalui
tersebut. Tulisan ini berusaha meruntut tradisi lisan dan akhirnya dicatat dalam
dan mengupas tentang embrio puisi bentuk tulisan pada abad kedua dan
edukatif dan seluk beluk yang berkaitan ketiga hijriah. Penelitian kritik modern
dengan model puisi tersebut. membuktikan bahwa beragam perbaikan,
penyuntingan dan modifikasi dilakukan

110 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

untuk menyesuaikan puisi-puisi itu yaitu Yunani dan India. Akan tetapi
dengan semangat Islam. peradaban India mempunyai porsi
Puisi Arab membentuk sistem lebih besar dalam hal pengaruh. Hal ini
konvensi tersendiri sejak masa pra- dikarenakan sastra India dilihat dari sisi
Islam. Konvensi ini melekat erat sesuai karakternya lebih dengan karakter sastra
dengan konvensi lama dalam kebudayaan Arab dibandingkan dengan sastra Yunani
Arab. Konvensi ini berupa jumlah bait, (Musthafa, 1963: 356). Aspek lain yang
pembagian bait, kesatuan bunyi, struktur memperkuat argumen ini adalah ilmu-
pengulangan kesatuan bunyi dalam ilmu India kuno yang lain seperti ilmu
penggalan bait, metrum, dan struktur falak dan matematika yang berkembang
bunyi akhir suatu bait atau rima (Dardiri, di dalam keilmuan Arab. Bukti ini
2011: 285). memperkuat bahwa puisi edukatif yang
berkembang di sastra Arab merupakan
Puisi dilihat dari segi kontennya
pengaruh dari satra India. Para ahli bahasa
dapat digolongkan menjadi empat macam,
yang meyakini konsep ini antara lain
yaitu: al-syi’r al-ghinâî (lyric poetry), al-
Ahmad Musthafa Amin, Ahmad Fauzi Al-
syi’r al-malhamî (epic poetry), al-syi’r al-
Haib, dan Musthafa Haddarah.
darâmî atau al-tamtsîlî (dramatic poetry),
dan al-syi’r al-ta’lîmî (puisi edukatif). Ahli bahasa yang lain berpendapat
Pada kesempatan ini, tema terakhir yang bahwa puisi edukatif adalah hasil dari
menjadi fokus bahasan dalam tulisan ini, interaksi dengan budaya Yunani (Al-
yaitu al-syi’r al-ta’lîmî. Jawari, 1991: 250). Thaha Husain
berargumen orang pertama kali yang
Para ahli bahasa berbeda pendapat
memunculkan model puisi ini adalah
perihal embrio munculnya puisi edukatif
Abban ibn Abdul Hamid Al-Lahiqi.
dalam khazanah sastra Arab. Sebagian
Tidak ada ahli puisi yang menggunakan
dari mereka meyakini bahwa dahulu kala
model puisi edukatif sebelum Al-Lahiqi
orang-orang Arab tidak mengetahui puisi
(Thaha, 1969: 282). Dalam karyanya
jenis ini, hingga setelah orang-orang Arab
yang berjudul Târîkh al-Adab al-‘Arabi;
berinteraksi dengan dunia intelektual
al-‘Ashru al-‘Abbasî al-Awwal, Syauqi
dan sastra dari peradaban lain. Sebagian
Dhaif menyebutkan bahwa:
ahli bahasa meyakini bahwa jenis puisi
ini muncul pada masa pemerintahan
Abbasiyyah, yang pada waktu itu ‫ ولم‬، ‫فن استحدثه الشعراء العباسيون‬
terjadi interaksi dengan Peradaban ‫ ونقصد فن‬، ‫تكن له أصول قديمة‬
India. Berkaitan dengan hal ini, ahli
bahasa Musthafa Haddarah menguatkan ‫الشعر التعليمي الذي دفع إليه رقي‬
bahwa pada waktu itu memang ada dua
‫ فإذا نفر‬، ‫الحياة العقلية في العصر‬
peradaban besar yang bersinggungan
dengan peradaban Arab dan mempunyai ‫من الشعراء ينظمون بعض القصص‬
pengaruh besar dalam intelektual Arab,

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 111


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

‫ ولعل هذا ما يدل على أو بعض المعارف أو بعض السير‬.‫اللغة العربية‬


.)Dhaif, 1966: 190( ‫ أو واألخبار‬، ‫المكان الذي ينبغي أن توضع فيه‬

‫ فمكانها صحف‬،‫الذي وضعت فيه فعال‬


Paragraf di atas menunjukkan bahwa
menurut Dhaif puisi edukatif muncul ‫العلماء من مثل يونس وأبي عمرو بن‬
pada masa Abbasiyyah dan tidak ada
model puisi seperti itu sebelumnya. Akan
،‫العالء يتعلمونها ويعلمونها الناس‬
tetapi pendapatnya ini kontrdiksi dalam ‫وينقلونها إلى أذهانهم وينقشونها في‬
karyanya yang berjudul al-Tathawwur
wa al-Tajdîd fî al-Syi’r al-Umawî, bahwa ‫ ليدلوا بها على مدى علمهم‬،‫عقولهم‬
asal-usul puisi edukatif berasal dari Arab. ‫في اللغة ومعرفتهم بألفاظها المستعملة‬
Puisi tersebut mulai berkembang pada
masa akhir abad pertama hijriyyah dan .)Dhaif, 1952: 319( ‫والمهملة‬
permulaan awal abad kedua hijriyyah.
Pada waktu itu para ahli rajaz (nama Dhaif juga meyakini puisi edukatif
salah wazan yang digunakan untuk Arab pertama kali muncul bentuknya
menggubah puisi Arab) seperti Ru’bah pada masa pemerintahan Umayyah
ibn Al-Ajjaj (wafat 145 H) dan Abu Al- dengan bermediakan bahar rajaz. Puisi-
Sya’ta’ Al-Ajjaj Abdullah Al-Thawil ibn puisi tersebut sengaja diciptakan karena
Ru’bah (wafat 97 H) telah menerapkan kepentingan pembelajaran kebahasaan.
model puisi edukatif. Setelah itu puisi Pernyataan yang kedua dari Dhaif
edukatif yang kebanyakan ber-bahar ini kontradiksi sama sekali dengan
rajaz berkembang dengan pesat. Hingga pernyataan yang pertama. Akan tetapi
sekarang puisi-puisi tersebut masih kalau dilihat lebih lanjut beliau lebih
terkodifikasi dengan baik dan masih bisa condong kepada pernyataan yang kedua
dinikmati pecinta sastra Arab. daripada yang pertama.

‫نحن إذن بإزاء متون تؤلف ال بإزاء‬ ‫وفي‬-‫نحن نؤمن بأن هؤالء الرجاز‬
‫أشعار تصاغ ويعبر بها أصحابها عن‬ ‫ هم الذين أعدوا شعراء‬-‫مقدمتهم رؤبة‬
‫ فقد تطور‬،‫حاجتهم الوجدانية أو العقلية‬ ‫العصر العباسي ال للشعر التعليمي‬
‫الشعر العربي وأصبحت األرجوزة‬ ‫ بل القتباسهم للغريب في‬،‫فحسب‬
‫منه خاصة تؤلف من أجل حاجة‬ ‫ فالغريب أصبح جزءا هما‬،‫أشعارهم‬
‫المدرسة اللغوية تريده من الشواهد‬ ‫في مادة الشعر عند الشعراء الممتازين‬
‫ واألرجوزة األموية من هذه‬.‫واألمثال‬ ‫من أمثال بشار وأبي نواس وأبي تمام‬
‫الناحية تعد أول شعر تعليمي ظهر في‬ .)Dhaif, 1952: 232(

112 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

pada puisi edukatif yang ada hingga saat


Pernyataan ini membuktikan bahwa ini.
Dhaif cenderung kepada argumennya Bukti embrio puisi edukatif pada
kedua. Dengan demikian, dari para pakar masa jahiliyyah seperti yang terdapat
rajaz pada masa Umawiyyah inilah puisi pada puisinya Adi bin Zaid yang di
edukatif tercipta. Kemudian berkembang dalamnya terdapat pembelajaran tentang
pesat pada masa ‘Abbasiyyah. Tidak dasar penciptaan makhluk dan cerita
hanya sampai pada hal itu saja, bahkan mengenai Adam dan Hawa serta proses
sampai pada keterpengaruhan para dikeluarkannya mereka dari surga karena
sastrawan masa Abbasiyyah pada wilayah makan buah terlarang. Puisi edukatif lain
kata gharib. pada masa jahiliyyah adalah puisinya Al-
Ahli bahasa lain berpendapat Akhnas ibn Syihab tentang geografi. Puisi
munculnya puisi edukatif Arab terhitung tersebut menjelaskan tentang kondisi
sejak masa jahiliyyah. Salah satu tokoh Jazirah Arab, Irak, suku-suku, dan para
intelektual yang meyakini pendapat penghuni di dalamnya. contoh puisi
ini adalah Adam Bilu. Semua argumen edukatif lainnya adalah tentang kebajikan
yang telah dikemukakan di atas tentang seperti yang banyak terdapat pada
awal mula munculnya puisi edukatif puisinya Zuhair ibn Abi Sulma, sedangkan
ditolak semuanya. Baik itu argumen yang memberikan pembelajaran aqidah
yang menyatakan hasil interaksi dari seperti puisinya Umayyah ibn Abi Al-
budaya India atau Yunani, hasil dari Shalt yang memberikan edukasi tentang
percampuran pengetahuan pada masa agama Ibrahim yang Hanif.
Abbasiyyah, atau sebab dibidani oleh Puisi edukatif Arab pada
para ahli rajaz pada masa Umawiyyah, kenyataannya telah ada sebelum Islam
semua teori tersebut menurutnya kurang turun di dunia Arab. Di samping nilai
benar. Sebenarnya para teoritikus tersebut sastra dan edukatifnya, puisi-puisi ini
telah memahami betul puisi edukatif, memiliki signifikansi historis, yaitu
akan tetapi pemahaman-pemahan tersebut sebagai bahan untuk mengkaji kondisi
bersifat parsial yaitu setelah ada wacana sosial yang terjadi saat puisi-puisi itu
teori puisi edukatif dan waktu maraknya diciptakan. Kenyatannya, puisi pada
aplikasi puisi edukatif tersebut. Padahal umumnya merupakan data pada saat ini
jauh sebelum itu, substansi konten puisi masih memberikan informasi dari masa
edukatif sudah ada pada masa sastra dahulu hingga sekarang. Puisi pra-Islam
jahiliyyah. Embrio dari masa jahiliyyah memberikan penjelasan tentang semua
tersebutlah yang kemudian berpindah fase kehidupan pra-Islam. Maka dari itu,
ke masa Umawiyyah dan Abbasiyyah. terdapat pepatah puisi merupakan catatan
Berdasarkan hal tersebut, menurutnya publik (dîwân) orang-orang Arab (Hitti,
sastra Arab Jahiliyyah dengan segala 2010: 118).
bentuknya mempunyai kontribusi awal

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 113


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

Jenis-jenis Puisi Edukatif Alfiyyah Ibn Malik tentang Nahwu dan


Pembahasan tentang puisi edukatif di bait-bait Ibn Al-Mu’taz tentang sejarah
dalam berbagai literatur sastra Arab hidup khalifah Al-Mu’tadhid. Kemudian
memberikan penjelasan para penyair ada yang menggunakan model penyajian
bermediakan puisi model ini, ingin mutanâtsirah atau bukan dalam satu
memberikan edukasi kepada manusia. antologi. Puisi model tersebut berupa
Edukasi tersebut mencakup perbaikan puisi epik, puisi drama, dan pujian.
budi pekerti, akidah, dan ibadah; Contohnya seperti Syahnamah Persia
menjelaskan mana yang baik dan mana (kisah heroik raja-raja Persia) dan puisi-
yang buruk; mengetahui kemuliaan dan puisi bijak milik Zuhair bin Abi Sulma.
kehinaan, apa yang harus dilakukan Kemudian format yang digunakan
dan apa yang harus ditinggalkan. Para dalam menyuguhkan puisi ini sebenarnya
pujangga biasanya menggunakan style tidak hanya memakai bahar rajaz, bahar
bahasa dengan bentuk ancaman, anjuran, yang lain seperti Thawîl dan Romal juga
dan nasehat. Kemudian konten lain digunakan. Akan tetapi intensitas
yang dimuat adalah tentang sejarah dan penggunaan bahar oleh para sastrawan
napak tilas, menjelaskan asal-usul dan lebih banyak menggunakan bahar rajaz
nasab, mengurai fakta-fakta masa silam yang telah disebutkan di atas. Dinamakan
dan kemudian merajutnya dengan jelas, rajaz karena semua taf’îlah-nya sama dan
dan membahas tentang kausalitas. Di sedikit hurufnya, serta karena getarannya.
sisi lain, model puisi ini menyuguhkan Ia bergetar sebab diperbolehkannya
berbagai disiplin ilmu, kemudian membuang 2 huruf pada tiap taf’îlah.
menetapkan fakta-fakta yang berkaitan Bangsa Arab menyebut unta yang sedang
dengan keilmuwan tersebut, dan akhirnya meringkih dengan rajzâ’ (‫)رجزاء‬. Bahar
membentuk kaidah-kaidah agar mudah ini enak didengar dan masuk ke dalam
dalam mempelajarinya. batin. Biasanya bangsa Arab bernyanyi
Berdasarkan penjelasan di atas, sambil menghalau unta mereka dengan
secara garis besar puisi edukatif menggunakan bahar ini. Bahar ini pula
mempunyai tiga hal penting yang yang mirip dengan prosa, karena banyak
dipresentasikan, yaitu: dasar-dasar akidah mengalami modifikasi. Rajaz adalah
dan akhlak; sejarah; dan fakta-fakta dan embrio puisi, demikian ujar orang-orang
pengetahuan yang berhubungan dengan Arab, dengan prosa bersajak sebagai
berbagai disiplin ilmu dan seni. ayahnya dan lagu sebagai ibunya (Hitti,
Selain itu, bentuk format penyajian 2010: 15). Gaya puisi rajaz, yang terdiri
puisi edukatif berbeda-beda. Ada yang atas empat atau enam baris sajak,
menggunakan model penyajiannya berdiri merupakan perkembangan lebih lanjaut
sendiri, artinya dari awal bait puisi hingga dari prosa bersajak dan menggantikan
akhir bait memuat satu tema tertentu saja. bentuk sajak yang paling tua dan paling
Contohnya seperti bait-bait puisi rajaz sederhana. Prosa bersajak yang digunakan

114 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

oleh para dukun dan peramal dipandang berbagai ide gagasan dan menguasainya.
sebagai tahap awal perkembangan bentuk Kesembilan, mempunyai kapasitas
puitis. Tradisi bahasa Arab asli yang sebagai salah satu sarana khusus
berusaha menjelaskan asal-usul per­ memperkuat ingatan.
kembang­ an puisi pada kebiasaan para
penunggang unta yang bernyanyi Peran Puisi Edukatif
mengikuti gerak ritmis langkah untanya,
Tujuan puisi edukatif Arab untuk
tampak mengandung kebenaran. Kata
memberikan edukasi kepada manusia
hâdi, penyanyi, adalah sinonim dari kata
baik dari segi material dan spiritual
sâiq, penunggang unta. Bahar ini
dengan metode yang impresif dan musah.
selanjutnya banyak dipakai pada akhir
Walapun begitu, sebagian ahli tidak
pemerintahan Umayyah dan awal
sepakat dengan pernyataan tersebut,
Abbasiyah yang dikenal dengan Arjuzah
metode ini malahan menjadi metode yang
(‫)األرجوزة‬. Mereka menggunaka­ nnya
sulit dalam pembelajaran. Di antara para
untuk memberi semangat kepada para
ahli yang tidak sepakat dan mengkritik
pejuang di medan perang.
dengan adanya metode ini adalah Ibn
Format penyajian dengan Khaldun dalam Muqaddimah-nya bahwa
bermediakan bahar ini pun beralasan. banyak dari para ilmuwan muslim antusias
Ada beberapa alasan yang dikemukakan menggunakan metode ringkasan dalam
oleh para pakar, di antaranya, pertama, menyuguhkan berbagai disiplin ilmu serta
rajaz merupakan dasar bahar dan membukukannnya. Ringkasan tersebut
dianggap paling tua serta mudah untuk mencakup berbagai problematika dalam
disenandungkan. Kedua, format bahar disiplin ilmu dengan meringkas kata-
tersebut dapat dikembangkan dan kata yang digunakan dan ini bertentangan
dimodifikasi secara komprehensif. dengan konsep balaghah karena menjadi
Ketiga, bahar rajaz mampu menjadi susah dalam memahaminya. Terlebih lagi
wadah puisi dengan ta’bîr detail (njlimet) buku-buku induk dalam berbagai disiplin
dalam berbagai ilmu pengetahuan dan ilmu yang membutuhkan penjelasan dan
seni. Keempat, ritme iramanya sederhana penafsiran yang memadai, kemudian
dan membuat komponen ungkapannya mengeneralisirnya dengan syi’ir seperti
menjadi lembut. Kelima, mempunyai yang dilakukan oleh Ibn Al-Hajib dalam
kapasitas besar dengan berbagai fikih dan ushul fikih, Ibn Malik dalam
macam bentuk yang menjadi penopang ilmu bahasa, dan Al-Khaunji dalam ilmu
semua kategori ucapan. Keenam, mantiq. Ibn Khaldun menganggap metode
melodinya indah renyah dan enak untuk ini merusak esensi edukasi dan hasilnya
disenandungkan. Ketujuh, merealisasikan tidak akan maksimal, karena metode ini
tema melalui proses arus ritme di dalam akan mengacaukan proses pembelajaran
berbagai wazan. Kedelapan, mendorong transfer ilmu bagi para beginner.
memori dalam proses mengingat Mereka belum siap menerima metode

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 115


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

seperti ini. Di sisi lain, pengajar akan sanubarinya. Hal yang perlu diperhatikan
disibukkan dengan mengobservasi kata- adalah intensitas bimbingan dan perhatian
kata dan terlalu serius dalam memahami, guru terhadap murid tersebut. Orang
karena kata-kata tersebut mempunyai yang tekun akan mengalahkan orang
banyak arti sehingga menjadi sulit pula yang hanya mengandalkan kepandainnya
dalam menjelaskan dan menguraikan tanpa diimbangi dengan ketekunan.
permasalahan. Untuk memperoleh Kelima, pertimbangan aplikasi metode
pemahaman yang sesuai dari kata-kata ini adalah biografi para ulama dan proses
sulit tersebut menghabiskan waktu yang mereka dalam menuntut ilmu menjadi
lama. kesadaran tersendiri mengenai baiknya
Meskipun terdapat kritik yang metode tersebut. Atau dengan kata lain
pedas seperti itu, metode ini juga mengetahui validitas intelektualitas
mempunyai kelebihan tersendiri. Di para ulama. Keenam, mempermudah
antara kelebihan-kelebihan dari metode dalam menguasai berbagai disiplin
ini adalah; pertama, menjelaskan detail ilmu, serta gampang untuk membacanya
keilmuan yang didalamnya terdapat kembali. Hal ini sama dengan apa
banyak informasi dengan sistematika yang dungkapkan Al-Jahidz: Sungguh
yang baik. Kedua, menggunakan gaya menghafal puisi itu esensinya adalah
artistik yang disusun sehingga para memudahkan diri. Ketika sudah hafal,
siswa mampu menguasai dalam waktu maka akan selalu melekat dan menetap
yang relatif singkat, dan bentuk ini erat, inilah faktanya. Kemudian ketika
hanya pengantar untuk mendalami memerlukan untuk contoh, maka yang
lebih jauh ilmu pengetahuan. Ketiga, telah dihafal tersebut bisa dijadikan
para siswa harus sabar dan bersungguh- contoh (1969: 284). Ketujuh, dengan
sungguh dalam memahaminya, karena mengahafal berbagai ilmu, secara
siswa wajib mempunyai kedua karakter otomatis berpartisipasi menjaganya
tersebut. Keempat, kesulitan-kesulitan dari kesalahan dan penyelewengan.
yang terkandung di dalam bait-bait Kedelapan, terjadi harmonisasi antara
bukanlah suatu aib, akan tetapi esensinya ketepatan arti, keindahan ungkapan, dan
adalah sesuatu yang baik dan bukan penguatan melalui ketepatan nadham.
merupakan sesuatu yang buruk. Akan Kesembilan, tercapai keselarasan antara
sangat berbeda kualitasnya orang yang ilmu dan sastra. Kesepuluh, secara tidak
menuntut ilmu dengan bersusah payah langsung terbentuk dasar yang kuat bagi
dan orang yang menuntut ilmu dengan murid semenjak kecil dalam mencerna
berbagai kemudahan. Biasanya murid berbagai disiplin ilmu kedepannya.
yang dalam proses menuntut ilmu Ini semua merupakan kekhasan dan
mengahdapi berbagai halangan, dan keistimewaan puisi edukatif dalam dunia
dia sabar dan tidak patah semangat, keilmuan.
ilmunya akan menancap erat di dalam

116 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

Nilai-nilai Estetis Puisi Edukatif konsentrasi utamanya adalah transformasi


Sastrawan Arab menganggap model puisi keilmuan.
edukatif dilihat dari sisi estetika memang Pendapat dikemukakan oleh Abdul
agak kurang. Ritmik dan persajakannya Azîs Atiq, model puisi edukatif ini jauh
kurang, begitu juga dalam hal pesona dari yang disebut puisi dengan makna
dan pengolahan perasaan. Karakternya aslinya. Artinya puisi yang estetis dengan
memang seperti itu, unsur-unsur puisi unsur imajinasi, perasaan, dan emosi.
yang diaplikasikan kurang memerankan Orientasinya adalah menyuguhkan
perasaan yang mendalam dan emosi cita rasa keindahan yang menarik jiwa
bawah sadar. Beberapa pendapat yang untuk masuk ke dalamnya. Benang
menunjukkan hal tersebut adalah sebagai merah antara puisi edukatif dengan puisi
berikut: yang sebenarnya adalah pada wilayah
Dhaif berpendapat bahwa orientasi rangkaian struktur kalimatnya saja.
dari puisi edukatif memang tidak untuk Komentar Musthafa Haddarah juga
mengekspresikan suara hati dan emosi senada. Menurut pandangannya, puisi
yang mendalam, melainkan berorientasi edukatif bukan merupakan seni yang
untuk mempresentasikan pengetahuan, dapat mempengaruhi perasaan, bukan
budaya, dan problematika keilmuan secara puisi yang eternal, dan bukan juga bagian
khusus (1952: 72). Walaupun begitu, bisa dari puisi murni, kecuali hanya nama
saja para penyair memasukkan unsur- untuk menyebutnya saja.
unsur puitik di dalamnya. Kemudian Semua komentar di atas berbeda
menurut Buthras Al-Bustani, di dalam dengan pendapat Syamisan. Beliau
puisi edukatif tidak akan ditemukan merupakan tokoh yang mendukung
sesuatu yang membuat perasaan pembaca puisi edukatif. Menurutnya, puisi
terbuai alurnya, modelnya memang edukatif juga menyediakan ruang untuk
agak kaku. Tujuan para penciptanya mengekspresikan imajinasi sebagai media
memang hanya untuk menadhamkan dalam pembelajaran. Puisi tersebut bisa
berbagai disiplin ilmu agar mudah berupa puisi cerita dan puisi drama,
untuk menghafal dan menguasainya sehingga menjadi daya tarik yang besar,
dalam proses mempelajari ilmu-ilmu dan diharapkan mempunyai manfaat
tersebut (1979: 31). Para kreator di sini yang signifikan khususnya pada wilayah
tidak menggunakan improvisasi dan sastra anak. Jika diperhatikan dengan
inovasi di dalam puisinya. Hanya ide seksama, kualitas sastra edukasi tidaklah
yang dikepalanya yang menjadi fokus serendah seperti pandangan dari para
utama, kemudian diolah dan dihimpun kritikus. Banyak sekali nilai-nilai artistik
dengan kata-kata yang ritmis tanpa yang terkandung di dalam sastra edukatif,
memasukkan cita rasa dan pesona puisi seperti nilai-nilai artistik yang ada di al-
yang sebenarnya. Akan tetapi itu bukan Matsnawi karangan Al-Maulawi, Bustan
merupakan problem yang serius karena karya Al-Sa’di, dan al-Hadîqah karya Al-

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 117


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

Salabi. Konten di dalamnya mengandung Haddarah. Teori kedua mengatakan


nilai-nilai sastra dan nilai-nilai pendidikan bahwa embrio puisi edukatif semenjak
yang sama-sama sangat kuat. Kritik- terjadi usaha penterjemahan karya-
kritik tentang puisi edukatif pada wilayah karya Yunani ke dalam bahasa Arab,
unsur-unsur kesusastraan akhirnya sangat atau interaksinya budaya intelektual
dari kedua kebudayaan tersebut. Aktor
diragukan.
intelektual yang meyakini teori ini, di
Argumentasi di atas menunjukkan antaranya, Thaha Husein. Kemudian teori
bahwa sebagian besar karakteristik dan yang lain, puisi edukatif sudah ada pada
unsur-unsur sastra di dalam puisi edukatif masa Umawiyyah. Teori ini diperkuat
sama dengan puisi-puisi yang lainnya. oleh para tokoh, diantaranya adalah
Analisa dari berbagai argumentasi di Syauqi Dhaif. Kemudian yang terakhir
atas menunjukkan, bahwa puisi edukatif adalah teori yang mengatakan bahwa
memang mempunyai satu hal yang puisi edukatif muncul jauh sebelum
berbeda dengan karakteristik pada Islam turun dan menyebar di jazirah
umunya, yaitu pada wilayah kolaborasi Arab. Tokoh intelektual yang meyakini
adalah Adam bilu. Bukti konkrit yang
estetika dengan ilmu pengetahuan.
membuktikannya adalah berbagai syi’ir
Pada wilayah lain, semua unsur yang
yang mengandung berbagai konten
disuguhkan sama dengan puisi pada edukatif seperti yang telah dijelaskan di
umumnya, terutama yang diaplikasikan atas.
pada tema sejarah dan berbagai peristiwa.
Puisi edukatif ini secara garis besar
Para pujangga menggubah puisi historis
sama dengan puisi pada umumnya. Hanya
edukatif dengan seperti arjûzah milik
saja yang mem­ beda­ kan adalah konten
Ibnu Al-Mu’taz (Ahmad, 2012:26). Puisi
di dalam puisi tersebut dan sebagian
edukatif tidak berbeda dengan puisi
uslub yang digunakan tidak seperti
lainnya, kita tidak bisa mengingkari
puisi yang dipahami pada umumnya.
bahwa puisi edukatif menjadi salah satu
Seperti pengalaman yang dirasakan
wadah untuk menjaga warisan-warisan
nurani penyairnya misalnya, karena
agama, bahasa, dan keilmuan.
puisi edukasi memang disetting untuk
memberikan edukasi kepada manusia.
Epilog Untuk itu uslub yang digunakan adalah
Uraian panjang di atas menunjukkan uslub yang sesuai dengan tujuan edukasi.
bahwa para tokoh berbeda pendapat Tujuan puisi edukasi ini seperti yang
tentang awal permulaan munculnya puisi telah dijelaskan di atas salah satunya
edukatif dengan berbagai argumentasi. adalah untuk mempermudah beginner
Ada yang mengatakan puisi edukatif dalam menyerap materi pelajaran.
Arab muncul karena interaksi dua
Metode ini bertujuan untuk memberikan
budaya, yaitu budaya Arab dan Budaya
dasar kepada mereka, jadi sifatnya hanya
India. Aktor intelektual yang meyakini
teori ini adalah Ahmad Musthafa Amin, pengantar saja. Apabila dasarnya sudah
Ahmad Fauzi Al-Haib, dan Musthafa

118 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ESAI SASTRA DAN BUDAYA

kuat, maka pengembangan keilmuan ke Al-Alusi, Mahmud Syukri, 2012, Bulûgh


depannya akan lebih enak. Arbi fî Ma’rifah Ahwâl li al-`Arab,
Bait-bait puisi model edukatif ini Darul Kitab, Kairo.
sebenarnya banyak menggunakan bahar, Al-Bustani, Buthras, 1979, Udabâ’ al-
akan tetapi yang banyak di­guna­­­kan adalah `Arab fî al-`Ashr al-`Abbâsiyyah,
bahar rajaz. Salah satu argument kenapa Darul Jail, Beirut.
bahar ini yang digunakan adalah karena Amin, Ahmad, 1997, Dhuhâ al-Islâm,
bahar ini bahar yang paling renyah Maktabah Usrah, Kairo.
dan asik untuk disenandungkan, juga
_______________, 2012. Dhahr al-
bahar ini dianggap bahar yang paling
Islâm, Handawi, Kairo.
tua. Hingga sekarang lantunan puisi
Dardiri, Taufiq A, 2011, Perkembangan
edukatif ini masih banyak didengar di
Puisi Arab Modern; Jurnal
dunia pesantren. Fakta ini membuktikkan
Adabiyyat, vol. X, no.2, Adab
bahwa puisi edukatif ini terjaga dan
Press, Yogyakarta.
bertahan seiring dengan perkembangan
zaman.[] Dhaif, Syauqi, 1959, al-Tathawwur wa
al-Tajdîd fî al-Syi`r al-Umawî,
Darul Ma’arif, Kairo.
Dewan Redaksi Jurnal Mlangi | Staf
_______________, 1966, Târîkh al-Adâb
Pengajar PPM Aswaja Nusantara Mlangi
al-`Arabî; al-`Ashr al-`Abbâsî al-
| qurowi123@yahoo.com
Awwal, Darul Ma’arif, Kairo.
Haddarah, Muhammad Musthafa, 1963.
Referensi
Ittijâhad al-Syi`r al-`Arabî fî al-
Adonis, 2007, Arkeologi Sejarah Qarn al-Tsânî al-Hijrî, Darul
Pemikiran Arab Islam vol .I, Ma’arif, Kairo.
terj. Khairon Nahdiyyin, LkiS,
Hitti, K. Phillips, 2010, History of the
Yogyakarta.
Arabs, Serambi Ilmu Semesta,
Jakarta.

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 119


SASTRA CERPEN

Kegelisahan Gadis Alexithymia


Walang Gustiyala

“Sekuncup bunga tidak pernah merindukan lebah


Ia hanya merekah, lebahpun datang dengan sendirinya.”
- Mark Nepo

A ku senang membayangkan apa


kiranya dalam benak Tuhan ketika Ia
menciptakan bunga. Betul, bunga dalam
berarti bunga. Papa menamaiku demikian
barangkali memang supaya aku mampu
belajar sesuatu dari bunga, makhluk
pengertian literernya. Dengan jumlahnya Tuhan yang sarat akan ambiguitas tanpa
yang tak terhitung, masing-masing corak batas. Nama pasaran, aku yakin itu
dan keunikannya yang mustahil ditiru oleh yang ada dalam benak pembaca. Tidak
tangan manusia, juga bermacam aroma masalah. Seperti halnya tidak masalah
dari yang terwangi hingga yang terbusuk bagiku berapa banyak orang memiliki
baunya. Tidak cukupkah Tuhan hanya nama sama denganku. Toh hanya nama.
menciptakan buah-buahan dan sayur- Semata tanda. Masing-masing tetap
sayuran untuk memenuhi kebutuhan perut memiliki keunikan seperti halnya segala
manusia; juga kayu jati untuk rumah ciptaan Tuhan. Bagiku semua ciptaan
tempat tinggal mereka? Untuk apa pula sempurna adanya, karena Tuhan mustahil
Ia harus ciptakan bunga? Apakah darinya salah dalam berkarya.
Ia tengah memperlihatkan sepetak dari Aduh, sepertinya ceritaku mulai
luas surga-Nya yang tak terkira? Aku ngelantur kemana-mana. Mohon maaf.
tidak tahu. Benar-benar tidak tahu. Usiaku baru delapan belas tahun, masih
Dan mungkin tidak akan pernah tahu. terlalu belia untuk bertutur rapi layaknya
Semakin aku sadar akan ketidaktahuanku, presenter televisi. Atau boleh jadi karena
semakin rajin pertanyaan-pertanyaan baru aku seorang pengidap alexithymia
menyerang daya khayalku. tingkat akut, yaitu seorang yang teramat
Ah, barangkali khayalanku akan lemah dalam menggambarkan pikiran
bunga sangatlah maklum, mengingat dan perasaan dalam kosa kata verbal.
namaku adalah Zahra yang tidak lain Oleh karena itu, mumpung belum terlalu

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 121


SASTRA CERPEN

jauh cerita ini kututurkan, pembaca bisa mudah diutarakan setelah penjelasanku
berhenti di sini dan beralih ke aktivitas tentang pria tersebut dirasa cukup.
yang lebih penting. Bukan suatu masalah Namun bagaimana aku bisa merasa
bagiku. Sama sekali bukan. Namun bila cukup dalam menggambarkan seseorang
membaca cerita ini adalah pilihan, baik ketika menggambarkan diri sendiri adalah
merasa butuh atau sekedar ingin tahu, sesuatu yang belum pernah berhasil
sebelum menyesal di akhir cerita alangkah kulakukan? Akan tetapi kalau sekedar
baiknya dari sekarang menganggap cerita menerjemahkan kutipan Arab dalam
ini sekedar upaya seorang gadis dalam kertas wangi tersebut, bukanlah sesuatu
uji cobanya membunuh hantu yang baru- yang sulit bagiku.
baru ini ia ketahui bernama Alexithymia.
“Ra, apa itu?” Suara Maria tiba-
‫كن كالزهرة التي تعطي فطرها حتى‬
tiba membuyarkan lamunanku. Bergegas ‫لليد التي تسحقها‬
kuselipkan selembar kertas wangi ke
tengah-tengah buku yang tidak jadi Kusebut kutipan karena ia jelaskan
kubaca. bahwa itu bukan rangkaian yang ia susun,
“Bukan apa-apa,” jawabku singkat. namun pernah diutarakan oleh menantu-
Baiklah, sepertinya aku harus keponakan-sahabat yang amat diunggul-
sampaikan pada pembaca apa yang telah unggulkan Muhammad Sang Utusan,
kusembunyikan dari Maria barusan. yakni Ali ibn Abi Thalib. Hiduplah
Agaknya menarik bila kumulai ceritaku seperti bunga yang menebar wangi,
dari selembar kertas yang kubilang wangi bahkan terhadap tangan yang tega
itu. Namun sebelumnya, izinkan aku menggerusnya. Kurang lebih seperti itu
melontarkan sebuah pertanyaan aneh, terjemahan mentahnya.
pernahkah pembaca sekalian menerima Tidak perlu kukupas tuntas makna
selembar kertas wangi dari seorang tersirat dari ungkapan bijak itu, siapapun
pria yang usianya dua belas tahun lebih dengan akal sehatnya akan mudah
tua, kecuali kartu lebaran atau kartu mengais yang terkandung darinya.
undangan? Itulah yang baru kualami. Ibaratkan saja sebatang lilin yang rela
Sebelum kubacakan apa yang tertulis jasadnya terbakar demi seorang santri
dalam kertas wangi itu, ingin kuutarakan yang mendalami kitab-kitab warisan
terlebih dahulu rasa penasaranku: kira- ilmuwan terdahulu ketika hari sudah larut
kira bagaimana kerangka verbal pembaca malam. Hal tersebut tampak biasa, namun
sekalian bila berada di posisiku, yaitu menjadi sesuatu yang amat personal
seorang gadis berusia delapan belas tahun bagiku. Pertama karena aku bernama
menerima kertas wangi dari seorang pria ‘bunga’, kemudian yang kedua adalah
berumur tiga puluh tahun? Barangkali adanya faktor X yang belum mampu
pertanyaan ini terlalu dini kusampaikan, kurumuskan tentang maksud tersembunyi
baiklah, barangkali persepsi akan lebih dihadiahkannya kutipan itu padaku.

122 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


SASTRA CERPEN

Apakah ia bermaksud memberi teguran “Sepertinya buka puasa pakai melon


padaku? Sepertinya tidak. Ataukah ia bakal seru.”
hendak memetikku? Ah, aku yakin juga “Persembahkan puasamu hanya
tidak, dan betapa lucu dan menggelikan untuk Tuhan. Jangan pada momentum
kalau itu sampai terjadi. berbukanya, apalagi hanya pada melon.”
Bela menirukan ekspresi seorang Ustadz
dari televisi, aku memperhatikannya
dengan senyuman yang kupaksakan.
“Siap, bos!” Ucapku sembari
memperagakan pose hormat pimpinan
peleton.
Mendengar sindiran Bela aku
teringat sesuatu yang pernah diutara­
kan pria misterius itu. Mengenai puasa,
ia pernah berujar dalam presentasi
singkatnya yang bertajuk Sufi Post-
modern, bahwa puasa adalah menahan
untuk tidak melakukan sesuatu yang
ingin dilakukan meskipun bisa dengan
mudah dilakukan; karena puasa
adalah bulatnya tekad untuk menahan
Aku harus membebaskan pikiran
di tengah kebiasaan menumpahkan;
dari prasangka sejauh itu. Karena
atau upaya mengendalikan di tengah
acapkali prasangka yang tidak tepat
tradisi melampiaskan. Demikian yang
membuahkan rusaknya hubungan baik.
diujarkannya kepadaku dan beberapa
Tentu bukan sesuatu yang kuinginkan
temanku beberapa waktu lalu. Pria
bila terjadi keretakan antara aku dan
tersebut hafal banyak kutipan-kutipan
pria misterius itu, apalagi jika hanya
dari para nabi, tokoh-tokoh bersejarah,
dikarenakan kecerobohanku mengimani
juga humor-humor dari masa ke masa
sebuah prasangka.
yang tertulis dalam kitab-kitab warisan
“Hei, ngelamun aja!” Tegur Bela: maupun dari sumber-sumber kekinian.
“Mikirin apa, sih?” Dari situ aku yakin uangkapannya soal
“Melon.” puasa tadi boleh jadi ungkapan yang ia
“Apa?” salin dari buku bacaannya, atau mungkin
“Iya melon. Aku sedang mikirin titah dari gurunya yang kemudian ia
melon.” Aku mulai kesulitan menyusun sambungkan kepada kami, anak didik dan
kata, aku juga tidak mengerti kenapa murid-muridnya.
bisa begitu saja menjawab ‘melon’: Cerita ini kususun ketika bulan
puasa, sehingga tidak aneh bila nuansa

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 123


SASTRA CERPEN

bijak mengenai puasa sangat mudah tanpa ada godaan berupa makanan
menjuarai suasana. Dan guru kami sama sekali, tidak ada warung buka,
tersebut mampu menjelaskan puasa tidak tersisa masakan di mejanya, tidak
melebihi apa yang mampu kubayangkan tercium aroma sedap dari dapur tetangga,
sebelumnya, misalkan ia menjelaskan sehingga ia hanya butuh tenaga kecil
untaian bijak tadi untuk menanggapi untuk melancarkan puasanya, tidak butuh
yang sedang ramai diberitakan, yakni ‘keringat’ sama sekali. Itu baru tataran
penggerebekan warung-warung yang puasa dalam bingkai jasmani saja, belum
beroperasi di siang hari pada bulan ke lubang ruhaninya yang terdalam.
Ramadhan. Meskipun yang memicu
sweeping warung-warung tersebut
adalah sekaliber ulama besar dalam
suatu kelompok tertentu, dengan mantap
ia mengutarakan ketidaksetujuannya.
Malah ia berpendapat sebaiknya warung-
warung tersebut tetap buka seperti
sedia kala, awalnya itu adalah pendapat
yang aneh menurutku. Dengan dalih
“hormatilah orang yang berpuasa”
maka penggerebekan barbar seperti itu
legal dilancarkan, setidaknya demikian
menurut mereka yang mendukung
gerakan tersebut, namun tidak begitu
menurut guru misterius kami, justru
alangkah bijaknya kalau seseorang bisa
menghormati saudaranya yang berpuasa
dengan membuka lebar-lebar rumah
makannya, atau memasak sesedap
mungkin supaya aromanya tercium Paradoks memang. Ia selalu
sampai ke rumah tetangga. Karena inti menjelaskan pada kami bermacam
dari puasa adalah menahan, jadi semakin fakta yang bertentangan satu sama lain.
kuat seseorang menahan dirinya untuk Bukan untuk membuat kami bingung,
tidak membatalkan puasa di tengah- namun sebaliknya membuka wacana
tengah makanan yang mengelilinginya, selebar-lebarnya tentang kemungkinan-
maka puasanya akan semakin berkualitas, kemungkinan yang tidak terhingga, dari
sehingga adanya warung-warung yang sana diharapkan kami mampu berpikir
buka serta aroma makanan yang tercium seadil-adilnya dan bertindak sebijak-
sepanjang hari tidak lain adalah ujian bijaknya. Ah, mohon maaf, bercerita soal
berat bagi kualitas puasa seseorang. Tentu puasa kepada pembaca sebenarnya bukan
akan sangat berbeda ketika berpuasa

124 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


SASTRA CERPEN

hal yang telah kurencanakan sebelumnya. tinggal di pesantren, semampu mungkin


Aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba aku tumbuh subur, merekah, merekah,
melakukannya. dan merekah. Di mana saja aku berada,
Anda memiliki paras yang sangat aku harus mampu belajar seperti bunga,
cantik dan hati yang begitu lembut, oleh menebar wangi dan menyejukkan
karenanya harus khusyu’ dan pandai mata. Kecantikanku, kecerdasanku,
bersyukur. juga prinsip-prinsipku harus mampu
menghadirkan rasa aman bagi orang-
Begitulah isi kertas wangi kedua
orang di sekelilingku. Itu bukan sekedar
yang kuterima. Semakin misterius pria
tekad, namun juga amanat yang harus
tersebut. Meskipun begitu ia adalah
kusemai dan kusemat. Meski di luar
seorang guru bagiku, pernah mengajariku
itu semua, aku tetaplah seorang gadis
satu atau dua hal penting, sehingga
yang beranjak dewasa, terkadang rapuh,
rasanya tidak adil kalau apapun yang
lemah, dan tak berdaya mengendalikan
datang darinya kupertimbangkan secara
gelombang emosi yang tak dimiliki kaum
emosional belaka. Toh, apa yang ia
Adam. Bahkan, di mata banyak orang,
sampaikan membuatku senang dan
aku terbilang pribadi yang cuek dan
nyaman, biarpun sindirannya cukup
egois, merasa superior dan selalu ingin
menyita perhatian.
menang sendiri. Aku tidak memungkiri
Tiba-tiba aku teringat pesan mama
kebenaran hal itu, bagi mereka itu adalah
beberapa musim lalu: “Engkau adalah
kekuranganku, sebelum tiba-tiba lelaki
bunga, di mana saja engkau ditanam,
misterius tersebut meyakinkanku bahwa
merekahlah!” Selama enam tahun

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 125


SASTRA CERPEN

itu semua adalah kekuatan dan kelebihan Seusai shubuh aku menunggu
yang menempel pada diriku. terbitnya mentari dari bibir jendela
Selayak bunga, aku tidak punya kamar, tidak jauh dari tempatku tampak
pilihan lain selain merekah dan menebar rimbunan bunga yang berwarna-warni.
wangi. Aku tidak mengerti maksud Bunga matahari, bunga kertas, alamanda,
tersembunyi pria tersebut, semuanya mawar, melati, tulip, anggrek, bakung,
masih teka-teki, meskipun tidak bisa dan lain sebagainya. Aku harus mampu
dibantah pada matanya terpendam peluru menyerap energi dari semuanya, karena
yang kapan saja bisa menghancurkan dengan begitu atas izin Tuhan maka aku
sendi-sendi pertahananku sebagai ada.
perempuan yang baru belajar Kemudian munculah matahari
menerjemahkan untaian-untaian cinta menampakkan sinar tajamnya. Kutatap
dan kasih. Untuk saat ini, barangkali hal satu persatu bunga-bunga itu, aku merasa
terbaik yang harus kulakukan adalah sedari tadi rupanya mereka juga tengah
semaksimal mungkin bercermin pada menunggu sapaan mentari. Kututup mata
bunga yang menjadi simbol utama untuk kemudian kuhirup dalam-dalam
hidupku, dan tidak lagi mencari tahu aroma yang mereka tebar, kemudian tiba-
isi benak Tuhan tatkala menciptakan tiba aku dihampiri sebuah pernyataan
makhluk yang kemudian oleh manusia dan pertanyaan: Selamanya bunga tidak
disebut bunga. pernah mampu merekah tanpa belaian
Aku harus tahu lebih banyak lagi mentari. Lalu, siapakah yang diberi
tentang bunga selain keharusannya mandat Tuhan untuk menyelamatkanku
merekah dan menebar wangi. Aku baru dari kelayuan? Lelaki misterius itukah?
saja lulus sekolah yang setara dengan
SMA, tidak lama lagi aku akan duduk di Bogor, 13 Juni 2017
bangku kuliah, kalau hantu Alexithymia
tidak kunjung kutaklukkan, maka
aku sendiri yang akan layu di tengah-
tengah taman dunia. Karena bunga tidak Walang Gustiyala menulis sejak di
bertanding dengan bunga-bunga lain Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep
di sekelilingnya, ia hanya merekah dan Madura | Pernah kuliah di Universitas Al-
merekah, melawan kelayuannya sendiri. Azhar Kairo Mesir | Novel pertamanya
Menebar wangi tanpa larik puisi. berjudul Katarsis Hitam Putih (2014)

126 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


REVIEW BUKU

Pendidikan Anak dalam Islam


Karya Abdullah Nashih ‘Ulwan
Dahlia, M.A.

Judul asli : Tarbiyah Al-Aulâd fî Al-Islâm


Penulis : Abdullah Nashih ‘Ulwan
Penerbit : Al-Andalus
Tahun : 2015

A bdullah Nashih ‘Ulwan merupakan


salah satu tokoh pemikir Islam
yang respek terhadap realitas umat.
Bagian pertama terdiri dari empat
pasal: Pasal pertama: Pernikahan yang
ideal dan kaitannya dengan pendidikan.
Hal ini terlihat dari berbagai karyanya Pasal kedua: Perasaan psikologis terhadap
yang banyak menginsprasi umat agar anak. Pasal ketiga: Hukum-hukum
selalu berpegang teguh pada nilai-nilai yang berkaitan dengan kelahiran. Pasal
Islam ketika menghadapi berbagai keempat: Sebab-sebab kenakalan pada
fenomena kehidupan. Nashih ‘Ulwan anak dan penanggulangannya.
menggunakan Al-Qur’an dan hadist Bagian kedua terdiri dari tujuh
sebagai dasar pemikirannya, kemudian pasal: Pasal pertama: Tanggung jawab
mengilustrasikan penjelasan pada apa pendidikan iman. Pasal kedua: Tanggung
yang dilakukan Rasulullah Saw, para jawab pendidikan moral. Pasal ketiga:
sahabat, dan ulama salaf. Selain itu, ia Tanggung jawab pendidikan fisik. Pasal
juga menggunakan referensi pemikiran keempat: Tanggung jawab pendidikan
Barat untuk menguatkan kebenaran akal. Pasal kelima: Tanggung jawab pen­
Islam. Salah satu karyanya yang cukup didikan kejiwaan. Pasal keenam: Tang­
fenomenal adalah kitab Tarbiyah Al- gung jawab pendidikan sosial. Pasal ke­
Aulâd fî Al-Islâm. Buku ini disusun ke tujuh: Tanggung jawab pendidikan seks.
dalam tiga bagian yang memuat beberapa
Bagian ketiga terdiri dari tiga
pasal, dan setiap pasal mengandung
pasal: Pasal pertama: Metode dan sarana
beberapa topik bahasan.

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 127


REVIEW BUKU

pendidikan yang berpengaruh pada fitrah manusia. Dari sisi kemaslahatan


anak. Pasal kedua: Kaidah-kaidah asasi sosial, pernikahan dalam Islam memiliki
dalam pendidikan. Pasal ketiga: Saran maslahat sosial, yaitu: melindungi
pendidikan. kelangsungan hidup manusia; menjaga
nasab; melindungi masyarakat dari
kerusakan moral; melindungi masyarakat
dari berbagai penyakit; ketenteraman
jiwa dan rohani; kerjasama suami dan
istri dalam membangun keluarga dan
pendidikan anak; serta menumbuhkan
naluri kebapakan dan keibuan dalam diri
orang tua. Sedangkan dari sisi pilihan,
Islam dengan syariatnya yang tinggi
dan universal telah meletakkan kaidah,
hukum, dan adab bagi seorang laki-laki
yang hendak melamar maupun wanita
yang dilamar. Hal ini bertujuan agar
pernikahan membuahkan rasa saling
memahami, mencintai, dan terbentuk
keluarga dengan keimanan kuat, jasmani
yang sehat, akhlak yang lurus, pikiran
yang matang, serta jiwa yang jernih.
Pasal kedua, perasaan psikologis
terhadap anak. Perasaan psikologis yang
dimaksud di sini adalah menampakkan
apa yang ditanamkan oleh Allah di dalam
Bagian Pertama hati kedua orang tua berupa cinta, kasih
Pasal pertama, pernikahan yang ideal sayang, dan kelembutan kepada anak-
dan kaitannya dengan kelahiran. Pada anak mereka. Dalam pasal ini, Nashih
pasal ini, Nashih ‘Ulwan menjelaskan ‘Ulwan ingin menyampaikan beberapa
masalah pernikahan ditinjau dari hal, yaitu: 1) Secara fitrah kedua orang
tiga sisi, yaitu: pernikahan sebagai tua pada dasarnya mencintai anak; 2)
fitrah manusia, pernikahan sebagai Cinta kepada anak adalah anugerah
kemaslahatan sosial, dan pernikahan Allah kepada hamba; 3) Membenci
berdasarkan pilihan. Dari sisi fitrah anak perempuan adalah perbuatan yang
manusia, Nashih ‘Ulwan menggunakan terkutuk; 4) Keutamaan orang yang tabah
hadist Al-Tahbrani dan Al-Baihaqi untuk dalam menghadapi kematian anak; 5)
menjelaskan bahwa Islam melarang keras Memprioritaskan urusan Islam daripada
kerahiban, karena bertentangan dengan kecintaan kepada anak; dan 6) Sanksi

128 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


REVIEW BUKU

dan isolasi terhadap anak dan manfaatnya (mayoritas) ahli fikih dapat ditarik
terhadap pendidikan. kesimpulan bahwa mengaqiqahi anak
Pasal ketiga, hukum-hukum yang yang lahir hukumnya adalah sunnah.
ber­kaitan dengan kelahiran. Hukum- Begitupun dengan hukum khitan, ada
hu­kum kelahiran ini berisi tentang beberapa ulama yang berpendapat bahwa
sikap seorang pendidik saat kelahiran, khitan sunnah, ada juga yang mengatakan
pem­berian nama, aqiqah, dan khitan. khitan wajib. Namun, jika dilihat dari
Nashih ‘Ulwan menyampaikan, terdapat khitan sebagai pokok kefitrahan, syi’ar
beberapa hukum yang seharusnya dil­ Islam, dan tuntunan syariat, maka
akukan oleh pendidik ketika kelahiran, khitan hukumnya wajib bagi laki-laki.
yaitu: 1) Memberikan ucapan selamat Sedangkan bagi perempuan hukumnya
dan rasa turut gembira ketika seseorang sunnah, kecuali riwayat Imam Ahmad
me­lahirkan; 2) Mengumandangkan ibn Hambal yang menghukumi wajibnya
adzan dan iqamah ketika anak terlahir; khitan atas laki-laki dan perempuan.
3) Meng­ unyah­
kan atau menyuapkan Pasal keempat, sebab-sebab ke­
kurma (tahnik) ketika anak terlahir; dan nakalan pada anak dan penanggulangan­
4) Mencukur rambut anak. Selanjutnya nya. Pasal ini menjelaskan beberapa faktor
dalam hukum pemberian nama, Nashih yang menyebabkan kenakalan pada anak,
‘Ulwan menggunakan beberapa hadist, di antaranya: kemiskinan yang mendera
seperti hadist Al-Bukhari dan Muslim, keluarga, perselisihan dan percekcokan
serta hadist Ashabus Sunan yang antara bapak dan ibu, perceraian yang
menyatakan bahwa, terdapat kelonggaran dibarengi dengan kemiskinan, keseng­
dalam pemberian nama, baik pemberian gangan yang menyita masa kanak-kanak
tersebut ketika anak lahir langsung atau dan remaja, lingkungan dan teman
mengundurnya pada hari ketiga atau ber­ yang buruk, perlakuan yang buruk dari
samaan dengan aqiqahnya yaitu pada hari orang tua, tayangan film kriminal dan
ketujuh. Boleh sebelum atau sesudahnya. pornografi, merebaknya pengangguran di
Selain itu, pemberian nama disarankan masyarakat, keteledoran orang tua akan
menggunakan nama-nama para nabi, pendidikan anak, dan anak yatim yang
Abdul­lah, Abdurrahman, dan nama-nama tidak mendapat pengasuhan.
lain yang mengandung bentuk peribadat­
an, agar terdapat perbedaan antara umat
Muhammad dengan umat terdahulu.
Membahas mengenai hukum aqiqah,
terdapat perbedaan pendapat di antara para
ahli fikih dan imam mujtahid. Ada yang
menyebut aqiqah sunnah, diwajibkan,
dan ada yang menolak disyariatkannya
aqiqah. Namun, jika dilihat dari jumhur

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 129


REVIEW BUKU

Bagian Kedua untuk cinta kepada Nabi, keluarganya,


Bagian kedua ini menjelaskan beberapa dan Al-Qur’an.
tanggung jawab seorang pendidik Pasal kedua, tanggung jawab
terhadap pembentukan dan kesiapan anak pendidikan moral. Pendidikan moral
dalam menapaki kehidupan, yang akan di sini adalah kumpulan dasar-dasar
dijelaskan menjadi tujuh pasal. Pasal pendidikan moral serta keutamaan
pertama, tanggung jawab pendidikan sikap dan watak yang wajib dimiliki
iman, artinya mengikat anak dengan oleh seorang anak dan yang dijadikan
dasar-dasar keimanan, rukun Islam, dan kebiasaannya semenjak usia tamyîz
dasar-dasar syariat semenjak anak sudah hingga ia menjadi mukallaf (balig), dan
mengerti dan memahami. Dasar-dasar terus berlanjut sampai dewasa. Nashih
keimanan yang dimaksud di sini adalah ‘Ulwan menyebutkan dasar-dasar yang
segala sesuatu yang ditetapkan melalui benar dalam mendidik anak, agar anak
pemberitaan yang benar akan hakikat berakhlak lurus dan berkepribadian
keimanan, perkara-perkara ghaib, seperti Islami, yaitu: menghindarkan anak dari
iman kepada Allah, malaikat, kitab- perilaku ikut-ikutan; mencegahnya agar
kitab samawiyah, rasul, pertanyaan dua tidak tenggelam dalam kesenangan;
malaikat di alam kubur, azab kubur, melarangnya mendengar musik dan
kebangkitan, hisab, surga dan neraka. nyanyian porno; melarang anak laki-
Sedangkan rukun Islam adalah semua lakinya bergaya dan berlagak seperti
peribadatan anggota dan harta, seperti wanita, begitupun sebaliknya; serta
shalat, puasa, zakat, haji bagi yang melarangnya membuka aurat, bersolek
mampu melaksanakannya. Adapun berlebihan, pergaulan bebas, dan melihat
yang dimaksud dengan dasar-dasar hal-hal yang diharamkan.
syariat adalah setiap perkara yang bisa Pasal ketiga, tanggung jawab pen­
mengantarkan kepada manhaj rabbânî didikan fisik. Tanggung jawab lain yang
(Jalan Allah), ajaran-ajaran Islam baik harus dipikul oleh para pendidik adalah
akidah, ibadah, akhlak, hukum, aturan- tanggung jawab pendidikan fisik. Hal
aturan, dan ketetapan-ketetapan. Seorang ini dilakukan agar anak bisa tumbuh
pendidik wajib untuk mengajarkan dan dewasa dengan memiliki fisik yang
kepada anak akan pedoman-pedoman kuat, sehat, dan bersemangat. Islam telah
berupa pendidikan keimanan semenjak menentukan beberapa metode dalam
pertumbuhannya yang berlandaskan mendidik fisik anak, agar pendidik
wasiat Rasulullah, dengan cara: membuka mengetahui besarnya tanggung jawab
kehidupan anak dengan kalimat tauhid Lâ dan amanah yang Allah bebankan
ilâha illâ- llâh; mengajarkannya masalah kepadanya. Tanggung jawab tersebut
halal dan haram setelah ia berakal; adalah: kewajiban memberikan nafkah
memerintahkannya untuk beribadah saat kepada keluarga dan anak; mengikuti
umurnya tujuh tahun; serta mendidiknya aturan-aturan kesehatan dalam makan dan

130 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


REVIEW BUKU

minum; membentengi diri dari pe­nyakit tidak takut, mandiri, suka menolong
menular; mengobati penyakit; menerap­ orang lain, mengendalikan emosi, dan
kan prinsip tidak boleh membahayakan meng­hiasi diri dengan segala bentuk ke­
diri sendiri dan orang lain; membiasakan muliaan diri baik secara kejiwaan dan
anak gemar berolahraga dan menaiki akhlak secara mutlak. Tujuannya untuk
tunggangan; membiasakan anak untuk membentuk anak, menyempurnakan,
zuhud dan tidak larut dalam kenikmatan; serta menyeimbangkan kepribadiannya,
dan menanamkan karakter bersungguh- agar ketika memasuki usia taklif, ia
sungguh dan perwira kepada anak. mampu melaksanakan kewajibannya
Pasal keempat, tanggung jawab dengan baik dan penuh makna. Menurut
pendidikan akal. Pendidikan akal adalah Nashih ‘Ulwan, terdapat beberapa faktor
membentuk pola berpikir anak terhadap yang dapat membutakan kemuliaan anak
segala sesuatu yang ber­ manfaat, baik dan menghancurkan kepribadiannya,
berupa ilmu syar’i, kebudayaan, ilmu yaitu: minder; takut; perasaan memiliki
modern, kesadar­ an, pemikiran, dan kekurangan, yaitu suatu kondisi kejiwaan
peradaban. Tanggung jawab ini tidak yang menghinggapi anak karena beberapa
kalah pentingnya dengan tanggung faktor, baik pembawaan, tekanan mental,
jawab pendidikan iman, moral, dan pendidikan, maupun faktor ekonomi; dan
fisik. Jika pendidikan keimanan adalah hasad atau keinginan agar nikmat hilang
fondasi, pendidikan fisik adalah persiapan dari orang lain.
dan pembentukan, pendidikan moral Pasal keenam, tanggung jawab
adalah penanaman dan pembiasaan, pendidikan sosial. Pendidikan sosial
maka pendidikan akal adalah pe­ adalah mengajari anak sejak dini untuk
nyadaran, pembudayaan, dan pengajaran. berpegang teguh pada etika sosial yang
Pendidikan ini saling berkaitan dan utama dan dasar-dasar kejiwaan yang
melengkapi di dalam usaha membentuk mulia, bersumber dari akidah Islam yang
pribadi anak yang sempurna agar menjadi abadi dan perasaan keimanan yang tulus.
manusia yang lurus dalam melaksanakan Tujuannya agar seorang anak tampil di
kewajiban, menyampaikan risalah, dan masyarakat sebagai generasi yang mampu
menegakkan tanggung jawabnya. Nashih berinteraksi sosial dengan baik, beradab,
‘Ulwan berpendapat bahwa, dalam seimbang, berakal yang matang, dan
memberikan pendidikan akal, pendidik berperilaku bijaksana. Menurut Nashih
harus fokus pada tiga permasalahan, ‘Ulwan, dalam memberikan pendidikan
yaitu: kewajiban mengajar, kesadaran sosial, pendidik harus fokus pada empat
pemikiran, dan kesehatan akal. hal pokok, yaitu: 1) Penanaman dasar-
Pasal kelima, tanggung jawab dasar kejiwaan yang mulia (takwa,
pendidikan kejiwaan. Pendidikan persaudaraan, kasih sayang, itsar atau
kejiwaan adalah mendidik anak semenjak mengutamakan orang lain, memaafkan
usia dini agar berani dan terus terang, orang lain, dan keberanian); 2) Menjaga

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 131


REVIEW BUKU

hak orang lain (hak orang tua, kerabat, Bagian Ketiga


tetangga, guru, teman, dan orang yang Pasal pertama, metode dan sarana
lebih tua); 3) Kewajiban melaksanakan pendidikan yang berpengaruh pada
etika bermasyarakat (etika makan dan anak. Pada pasal ini, Nashih ‘Ulwan me­
minum, mengucapkan salam, meminta nawarkan metode dan sarana pendidikan
izin, bermajelis, berbicara, ber­gurau, mem­ yang sangat berpengaruh dalam
berikan ucapan selamat, menjenguk orang pembentukan anak, yaitu: mendidik
sakit, ber­takziah, serta etika ketika bersin dengan keteladanan, ke­ biasaaan dan
dan menguap); dan 4) Pengawasan dan pendisiplinan, nasihat, perhatian, serta
kritik sosial atau membiasakan sejak dini hukuman. Keteladanan dalam pendidikan
melakukan pengawasan dan kritik sosial. merupakan cara paling efektif dan ber­
Pasal ketujuh, tanggung jawab hasil dalam mempersiapkan anak dari
pendidikan seks. Pendidikan seks adalah segi akhlak, mental, dan sosialnya.
memberikan pengajaran, pengertian, Keteladanan menjadi faktor yang sangat
dan keterangan yang jelas kepada anak berpengaruh terhadap baik buruknya
ketika ia sudah memahami hal-hal yang anak. Jika pendidik seorang yang
berkaitan dengan seks dan pernikahan, jujur dan terpercaya, maka anak akan
agar ketika anak memasuki usia baligh tumbuh dalam kejujuran dan amanah.
dan memahami hal-hal yang berkaitan Sebaliknya, jika pendidik seorang
dengan hidupnya, ia tahu mana yang halal pendusta dan khianat, maka anak akan
dan haram, dan sudah terbiasa dengan tumbuh dalam kedustaan dan tidak bisa
akhlak Islam. Pada pasal ini menjelaskan dipercaya. Mendidik dengan kebiasaan
bahwa pendidikan seks yang harus dan pendisiplinan merupakan faktor
diperhatikan oleh para pendidik memiliki pendukung pendidikan yang paling
beberapa fase, yaitu: fase tamyîz, fase baik dan efektif. Karena metode ini
remaja, fase baligh, dan fase pemuda/ bersandar pada kegiatan mem­perhatikan
pemudi. Setiap fase memiliki materi yang dan mengikuti, penyemangatan dan
berbeda-beda. Pada fase tamyîz, materi penakutan, dan bertolak dari pemberian
yang diajarkan berupa etika meminta bimbingan dan arahan.
izin untuk masuk ke kamar orang tua dan Mendidik dengan nasihat
orang lain, dan etika melihat lawan jenis. merupakan metode pendidikan yang
Pada fase remaja, anak dijauhkan dari efektif dalam membentuk keimanan anak,
segala hal yang mengarah kepada seks. akhlak, mental, dan sosialnya. Hal ini
Pada fase baligh, anak diajarkan tentang dikarenakan, nasihat memiliki pengaruh
etika berhubungan badan, ketika ia sudah yang besar untuk membuat anak mengerti
siap menikah. Selanjutnya pada fase tentang hakikat sesuatu dan memberinya
pemuda/pemudi, anak diajarkan cara-cara kesadaran tentang prinsip-prinsip Islam.
menjaga kehormatan dan menahan diri Mendidik dengan perhatian adalah
ketika ia belum mampu untuk menikah. mengikuti perkembangan anak dan

132 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


REVIEW BUKU

mengawasinya dalam pembentukan meluruskan pikiran dan pemahaman


akidah, akhlak, mental, dan sosialnya, yang sesat dan bathil. Kaidah memberi
serta mengecek keadaannya dalam peringatan berisi tentang peringatan-
pendidikan fisik dan intelektualnya. peringatan yang harus diberikan pendidik
Terakhir, mendidik dengan hukuman. kepada anak, antara lain: peringatan
Metode ini digunakan untuk mendidik dari kemurtadan, peringatan terhadap
dan memperbaiki kesalahan anak. atheisme/anti-tuhan, peringatan dari
Ketika menggunakan metode hukuman, hiburan yang haram (bermain dadu,
pendidik harus memperhatikan tingkat musik/film porno, berjudi), peringatan
kecerdasan anak, pengetahuan, dan dari taklid buta atau meniru orang lain
wataknya. Pendidik dapat memilih tanpa tahu artinya, peringatan dari teman-
cara yang sesuai untuk mendidik dan teman buruk, peringatan dari kerusakan
memperbaiki kesalahan anak, bisa akhlak, dan peringatan dari yang haram.
dengan nasihat, pandangan yang tajam, Pasal ketiga, saran pendidikan.
kelemahlembutan, isyarat, atau kata-kata Pada pasal ini Nashih ‘Ulwan ingin
teguran. Jika teguran tidak bermanfaat, memberikan saran-saran pendidikan yang
barulah memberikan hukuman dengan diperlukan agar anak menjadi pribadi yang
pukulan yang tidak menyakitkan. Jika shaleh dan bermanfaat untuk keluarga
hal ini tidak berguna juga, maka barulah dan masyarakat, meliputi: 1) Memotivasi
dengan pukulan yang menyakitkan, anak untuk melakukan usaha/pekerjaan
hingga si anak jera dan menapaki jalan yang mulia; 2) Memperhatikan kesiapan
yang lurus lagi. anak secara fitrahnya; 3) Memberikan
Pasal kedua, kaidah-kaidah asasi anak kesempatan untuk bermain dan
dalam pendidikan. Seorang pendidik bersantai; 4) Mengadakan kerjasama
harus memiliki sifat-sifat asasi, seperti: antara rumah, masjid, dan sekolah; 5)
ikhlas, takwa, ilmu pengetahuan, santun/ Menguatkan hubungan antara pendidikan
pemaaf, dan menyadari tanggung jawab, dan anak; 6) Selalu menjalankan manhaj
agar pengaruhnya terhadap anak dan pendidikan; 7) Menyiapkan sarana
respon anak terhadapnya lebih kuat. wawasan yang bermanfaat untuk anak; 8)
Kaidah-kaidah asasi dalam pendidikan Memotivasi anak untuk selalu membaca
terpusat pada dua akidah, yaitu: kaidah dan menelaah; 9) Anak selalu menyadari
ikatan dan kaidah memberi peringatan. tanggung jawabnya terhadap Islam; 10)
Kaidah ikatan yang dimaksud di sini Memperdalam semangat jihad anak di
antara lain: ikatan akidah (keyakinan), dalam dirinya.[]
ikatan rohani, ikatan pemikiran, ikatan
sosial, dan ikatan olahraga. Selanjutnya
Alumni PPM Aswaja Nusantara |
kaidah memberi peringatan. Kaidah ini
Kandidat Doktoral UIN Sunan Kalijaga
tidak kalah pentingnya dengan kaidah
Yogyakarta
sebelumnya, bahkan kaidah ini dapat

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 133


ASWAJA BERGERAK

Dua Dimensi Aswaja


Sulhatul Habibah, M.Phil.

A hl al-Sunah wa al-Jamâ’ah
disingkat Aswaja yang kita kenal
adalah pandangan keagamaan organisasi
Kita perlu melacak penggunaan
istilah Aswaja di masa klasik. Sejak kapan
istilah itu digunakan, apakah sebagai
Nahdlatul Ulama. Kyai-kyai NU yang istilah keagamaan an sich atau istilah
sebagian besar di pesantren-pesantren keagamaan yang punya sindikat politik
mengajarkan Islam dengan pendekatan dalam penggunaannya. Nampaknya kita
jalan tengah, ilmu kalam-nya mengambil perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan
Imam Abu Hasan Al-Asy’ari (874-936) tersebut guna memperdalam pemahaman
dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi kita tentang Aswaja.
(853-944), fikih-nya Imam Muhammad Secara historis, dari segi istilah,
ibn Idris Al-Syafi’i (767-820) dan ahl al-sunnah adalah merujuk pada
tasawwuf-nya Imam Abu Hamid Al- komunitas orang saleh (piety-minded)
Ghazali (1058-1111). Tentu saja Aswaja yang ingin menerapkan sunnah atau
Nahdliyyah juga mengakui tiga mazhab tradisi Nabi. Kelompok ini menjauhkan
fiqh lainnya dan tasawwufnya Imam diri dari hingar-bingar politik di masa
Junaid Al-Baghdadi (835-910). perang sipil antara Khalifah keempat
Aswaja tidak mutlak milik NU. Sayyidina Ali ibn Abi Thalib (599-661)
Bahkan kelompok kaum Salafi-Wahabi dan Mu’awiyah ibn Abi Sufyan (602-
dengan variannya menggunakan istilah 680). Perang sesama saudara berlangsung
Aswaja yang sama sebagai identifikasi dalam dua tahap yaitu perang Shiffin dan
corak keagamaan mereka. Di Indonesia, perang Jamal.
ormas pimpinan Habib Riziq Shihab Konflik Imam Ali dengan Mu’awiyah
mengaku pengikut Aswaja atau pengikut sebenarnya punya akar kesukuan pada
Sunnah Nabi. Tetapi, Aswaja yang saat (persaingan) pencalonan khalifah
digunakan Salafi-Wahabi dan FPI-nya ketiga antara dua kandidat kuat: dari
Habib Riziq (paling tidak dalam harakah- Bani Hasyiem yang diwakili Sayyidina
nya) tentu saja tidak sama dengan Aswaja Ali dan; Bani Umayyah yang diwakili
versi ulama NU. Sahabat Utsman ibn Affan. Pada waktu

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 135


ASWAJA BERGERAK

itu Sahabat Ustman terpilih menjadi Khalifah Utsman figur saleh dan
khalifah mengalahkan Sayyidina Ali. dermawan yang tak tertandingi, tetapi
Kemenangan ini menandakan superioritas dalam hal kepemimpinan ia paling
kesukuan Bani Umayyah yang memang lemah di antara dua pendahulunya.
punya peran penting dalam membesarkan Khalifah Utsman tidak dapat
pemerintahan Islam. Kemenangan itu mengendalikan situasi umat, ditambah
juga menunjukkan bahwa bani Umayyah dia mendahulukan kerabat-kerabatnya
sejak awal adalah orang-orang yang ahli (nepotisme). Kebijakan Khalifah Utsman
di bidang pemerintahan atau ashhâb al- menimbulkan ketidakpuasan dan pada
daulah (Al-Jabiri, 2004: 149-150). akhirnya dia dibunuh.
Sedangkan terma al-jamâ’ah atau Taha Hussein dalam Al-Fitnah Al-
community pada awalnya merujuk pada Kubrâ II: Uthman, menyebut banyak umat
konsensus Mu’awiyah ketika menjabat Islam tidak puas dengan cara Khalifah
khalifah menggantikan Imam Ali. Ketika Utsman mengelolah pemerintahan
itu, kondisi umat Islam di ambang termasuk dalam hal pengangkatan dan
perpecahan dan pergolakan politik. pencopotan jabatan, di mana banyak
Beberapa kelompok sempalan tumbuh posisi diduduki oleh orang yang tidak
sporadis sebagai dampak perang sipil, pakar di bidangnya. Di antaranya
di antaranya, Syi’ah Ali yang kemudian mengangkat Walid di Kufa mengganti
disingkat Syi’ah, Khawarij, Murjiah, Sa’ad ibn Abd. Waqqash, mengangkat
Mu’awiyah. Abdullah ibn Amir mengganti Abu Musa
Jika ditelusuri benih konflik, Al-Asy’ari, mengangkat Abdullah ibn
sebenarnya tumbuh sejak kepemimpinan Sa’ad ibn Abi Sarah mengganti Amru ibn
sahabat Utsman ibn Affan (577-656).

136 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ASWAJA BERGERAK

Ash, dan menunjuk Mu’awiyah sebagai Abu Muslim karena (dia) bukan dari ahl
gubernur Syam (Hussein, 2006: 187). al-bait. Meski berat, loyalis Imam Ali
Diderah perpecahan internal umat, terpaksa memihak Abu Muslim.
Mu’awiyah mengembalikan kekuatan Meski bukan ahl al-bait, seorang
Islam. Mu’awiyah melanjutkan gaya Abu Muslim masih keturunan paman
kepemimpinan Sahabat Umar ibn Al- Nabi Saw, Sahabat Abbas ibn Abdul
Khattab (579-644) dengan menstabilkan Muthallib. Lagi pula sejak awal Abbas
keadaan dan membuat pemerintahan selalu dekat dengan Nabi Saw, yang
berdaulat. Meski Mu’awiyah berjasa berbeda dengan Abu Sufyan (ayah dari
dalam menyatukan umat seperti Mu’awiyah) yang sedari awal kerap dan
dicatat dalam buku-buku sejarah, ia keras memusuhi dakwah Nabi sampai
meninggalkan warisan monarchy atau menjelang masa akhir.
politik dinasti yang sebenarnya ingin Meski mendukung Abu Muslim dan
dihapus Nabi. pemerintahan dinasti Abbasia berdiri,
Di lain pihak, kekalahan Imam Ali lambat laun para loyalis Imam Ali
atas Mu’awiyah dalam peristiwa arbitrase mengendurkan dukungannya. Sementara
atau tahkîm menimbulkan ketidakpuasan itu penguasa Abbasia mulai menguatkan
politik di mata loyalis Imam Ali. pengaruhnya dengan embel-embel
Semenjak kekuasaan Mu’awiyah berdiri, kembali ke tradisi atau sunnah Nabi Saw.
loyalisnya melancarkan pemberontakan- Atas dasar kebijakan kembali ke
pemberontakan baik bentuknya massif sunnah Nabi maka orang-orang saleh
maupun yang sifat-nya kecil-kecilan (piety-minded) yang tergabung di
namun selalu dipatahkan tentara dalamnya disebut sebagai ahl sunnah
Mu’awiyah. atau sunni. Dan atas pertimbangan
Sampai pada suatu masa akhir menjaga persatuan kaum muslimin serta
kekuasaan Marwan di mana ketidakpuasan menghindari perpecahan di antara sesama
kepada penguasa sudah membuncah dan Muslim, maka digunakan terma al-
protes atas kekuasaannya telah menyebar, jamâ’ah atau community yang bertujuan
seorang aktor intelektual cerdik bernama memprioritaskan persatuan dan kesatuan
Abu Muslim Al-Khurasani (718-755) umat.
berhasil menggalang dan menggulingkan Dinasti Abbasia merestorasi
penguasa Umayyah. kesatuan umat Islam, suatu kebijakan
Pada saat transisi kekuasaan saat yang sama seperti diteladankan oleh
itu, loyalis Imam Ali dihadapkan pilihan khalifah kedua, Umar ibn Al-Khattab.
sulit. Sedari awal mereka menginginkan Hal yang sama juga dilakukan di bawah
kekuasaan Marwan dari dinasti Umayyah kepemimpinan Mu’awiyah ibn Abi
segera diakhiri, di satu sisi. Namun, di Sufyan, hanya saja di tangan Mu’awiyah
sisi lain, mereka juga tidak sepenuhnya dan keturunan-keturunannya, tidak
mengakui kredibilitas dan keabsahan memberi ruang bagi loyalis Imam Ali

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 137


ASWAJA BERGERAK

yang memang dari awal menjadi lawan 324). Kepemimpinan bagi muslim Syi’ie
politiknya. termasuk persoalan teologis dan berasal
Dengan demikian ahl al-sunnah wa dari keturunan ahl al-bait.
al-jamâ’ah adalah semboyan keagamaan Perwujudan sekarang dapat kita lihat
untuk persatuan umat. Sejak saat itu dari contoh antara Mesir dan Iran. Mesir
terminologi Sunni (Sunnah) dan Syi’ie representasi muslim Sunni melihat peran
(Syi’ah) mulai digunakan (Hodgson, ulama tidak ikut dalam penyelenggara
1974, Vol. I: 278). Sunni dengan negara, posisinya hanya sebagai
Aswajanya menonjolkan persatuan dan pengawal negara. Ulama akan menegur
kesatuan ditujukan hendak menarik penguasa yang dinilai tidak sejalan
simpati Syi’ah yang masih belum puas dengan pesan agama dan mengoreksi
karena representasi ahl al-bait tidak jika negara tidak berpihak kemaslahatan
memegang kendali kekuasaan. umat, sebagaimana dipraktekkan dengan
Sunni yang menginginkan persatuan baik oleh ulama-ulama Al-Azhar saat ini.
umat identik dengan pendukung Adapun Iran yang merupakan
pemerintah karena yang dipentingkan representasi muslim Syi’ie berbeda
adalah keutuhan komunitas dan itu dengan pengalaman di Mesir. Ulama
hanya mungkin berdiri berkat (adanya) adalah pemimpin umat dan juga negara.
pemerintahan. Selama pemerintah Beberapa ulama Syi’ie yang dinilai
memprioritaskan persatuan umat, bagi perwujudan dari kepemimpinan spiritual
Sunni tidak ada kendala teologis yang diberikan kekuasaan menentukan
berarti. Kepemimpinan bagi muslim kebijakan negara. Perwujudan itu dapat
Sunni termasuk persoalan teknis dan dilihat dari dewan revolusi atau hârits
siapapun bisa menjabat jika kredibel. al-tsaurah. Meski Iran modern dipimpin
Sedangkan Syi’ah yang waktu itu oleh kepala negara namun tetap kepala
tidak mendapatkan panggung kekuasaan negara tidak boleh melangkahi hârits al-
politik tidak menunjukkan dukungan tsaurah sebagai pemegang kepemimpinan
penuh terhadap pemerintah, namun juga sejati (spiritual).
tidak berani melakukan kegiatan makar.
Sebagai pengalih kesibukan, mereka Apa yang dapat kita ambil dari
menggali konsep kekuasaan di intern penjelasan di atas:
pemimpinnya sendiri atau yang disebut Pertama, konsep Aswaja adalah
wilâyah al-faqîh. Pengalaman ini biasa pandangan keagamaan yang
dilakukan oleh Syi’ah, seperti sekte mengandaikan paket dua hal yang tidak
Isma’iliyyah yang gagal melakukan dapat dipisah satu sama lain: pertama
revolusi maka sebagai imbasnya mereka mengikuti sunnah sebagaimana yang
memilih orientasi spiritual sebagai bentuk diwariskan oleh Nabi Saw, dan kedua
perlawanan, turned to spiritualizing membekali wawasan keagamaan yang
their mission (Hodgson, 1974, Vol. II: berpihak pada kepentingan jama’ah

138 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ASWAJA BERGERAK

atau kepentingan bersama. Tidak jika dilihat pada masa pendahulunya,


diperkenankan mengambil sunnah saja persatuan dalam komunitas sejalan
lalu mengorbankan jama’ah, di satu sisi, dengan cita-cita Nabi saat menyampaikan
atau mendahulukan kepentingan bersama dakwahnya di Makkah dan Madinah: tak
lalu menyingkirkan sunnah, di sisi lain. lain Nabi hendak membentuk –meminjam
Al-sunnah dan al-jamâ’ah adalah dua sisi istilah Hodgson– faithfull community,
dari mata koin yang sama.
bukan masyarakat seiman yang sektarian.
Kyai-kyai NU sedari awal mengerti
Dalam pengertian di atas ulama NU
tentang Aswaja. Selain berpegang pada
juga menjalankan fungsi tugas jama’ah
sunnah, mereka juga memprioritaskan
dengan baik. Tidak mengherankan bila
khazanah-khazanah keislaman yang
Hadratusyaikh KH. Hasyiem Asy’ari
mengakomodir keragaman umat. Pilihan
(1876-1947), misalnya, mengatakan
ilmu kalam Asy’ariyah dan Maturidiyyah,
membela tanah air adalah wajib
misalnya, adalah jalan tengah yang
hukumnya. Seruan itu melalui ungkapan:
mengakomodir kubuh liberal dan literal.
hub al-wathan min al-îmân, cinta tanah
Pilihan fikih Syafi’iyah juga menjembatani
air sebagian dari iman. Penjajah yang
dua kutub antara Imam Hanafi dan Imam
ingin memecah belah bangsa Indonesia
Maliki. Pilihan tasawwuf Imam Al-
mendapat perlawanan sengit dari kaum
Ghazali adalah paduan antara terapan
Nadliyin.
tasawwuf syariat dan hakikat secara
bersamaan atau antara tasawwuf amali Begitupun kyai-kyai NU selalu
dan penghayatan batin. Imam Al-Ghazali mendampingi dan membela rakyat kecil
juga mengharmoniskan antara syariat dan saat terjadi gesekan atau penindasan
sufisme dalam frame filsafat (Hodgson, baik yang dilakukan oleh pemerintah
1974, Vol. II: 315-316). Khazanah
keislaman di atas merupakan bagian dari
cara adaptasi kepentingan semua pihak
dan menghindari keberpihakan salah satu
yang lantas mengorbankan pihak lain.
Kedua, konsep Aswaja sedari awal
merupakan gagasan keagamaan dengan
agenda politik guna menjaga persatuan
umat atau jama’ah. Aswaja bukanlah
konsep keagamaan an sich atau semi
keagamaan yang membatasi diri dengan
ritus-ritus ibadah. Akan tetapi Aswaja
juga menaruh perhatian besar dan ikut
andil dalam memikirkan keberlangsungan
persatuan umat Islam. Visinya adalah
agar umat tidak terpecah belah. Lagi pula

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 139


ASWAJA BERGERAK

atau pemilik modal yang rakus. Kyai Piagam tersebut bahwa kaum Muslim dan
membantu rakyat kecil memperjuangkan Yahudi adalah satu umat yang tidak boleh
keadilan karena para kyai sadar bahwa disakiti satu sama lain (Humaidillah,
membiarkan ketimpangan sebagian kecil 1959: 15-21).
di tubuh umat berpotensi membubarkan Aswaja dengan demikian tidak
kesatuan yang lebih besar. Para kyai hanya berurusan dengan sunnah, tetapi
sadar menjaga persatuan umat dan juga menjaga persatuan umat atau
menghindarkan perpecahan internal bahkan melawan tumbuhnya wabah
termasuk kewajiban yang sama nilainya yang menggerogoti kesejahteraan umat.
dengan ibadah-ibadah mahdlah. Kyai Kelompok salafi hanya peduli soal
dengan visi jama’ah sejatinya kritis al-sunnah dengan isu-isu superfisial
membaca ketimpangan yang terjadi di menyangkut jenggot, sertifikasi halal,
tubuh umat. daging babi, pemimpin non muslim,
Beranjak pada penilaian Aswaja jilbab syar’ie, dan lain sebagainya.
di tangan kelompok salafi yang rajin Terhadap isu besar yang memiskinkan
turun ke jalan sebagaimana terlihat rakyat secara sistematis mereka lupa.
akhir-akhir ini. Terdapat miskonsepsi Saat ini pun tidak sedikit para petani
Aswaja sebagaimana terlihat dari yang lahannya diserobot kaum kapitalis,
aksi-aksi fisik yang dipertontonkan luput dari perjuangan dan demo turun
ke publik. Kecenderungan kembali ke jalan mereka. Padahal persoalan ini tidak
sunnah namun dalam pelaksanannya kalah penting dari persoalan sunnah yang
kerap memangkas kesadaran atau mereka teriakan.
pentingnya menjaga persatuan umat. Aswaja yang menerapkan sunnah
Cara menyuarakan aspirasi sunnah harus Nabi dan menjaga persatuan umat telah
senantiasa dinegosiasikan dengan cara- diteladankan NU. Payung NU tidak
cara yang tidak menakuti orang lain hanya melindungi umat Islam tetapi juga
karena itu dapat menggertak, bahkan umat agama lain. Pemilihan khazanah
mengancam persatuan. keislaman dari kalam, fikih dan tasawwuf
Jama’ah atau komunitas dalam hal merepresentasikan sifat Aswaja NU yang
ini pengertiannya luas, bisa golongan akomodatif antara dua kubuh keilmuan
seiman atau di luarnya, sebagaimana Islam saling berseberangan sehingga
ditunjukan pada sejarah Islam masa lalu tetap mempertimbangkan keutuhan
bahwa umat non Muslim yang terikat jama’ah. Berbeda dengan kaum salafi
kesepakatan politik dengan kekuasaan yang hanya memihak satu kubuh aliran
Islam adalah satu jama’ah dengan umat ekstrem seperti yang sering dipakai
Islam. Bahkan dalam Piagam Madinah pendapat Muhammad ibn Abdul Wahab
(Watsîqah al-Madînah) ditulis kaum (1703-1792) atau Wahabi lalu menafikan
Muslim dan Yahudi wajib bahu-membahu pandangan ulama lain sehingga
membela Madinah. Ditulis juga dalam menimbulkan iklim pertentangan.

140 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17


ASWAJA BERGERAK

Sebelum tulisan ini ditutup satu hal Magister Ilmu Filsafat UGM |
kurang elok dilihat saat kaum salafi demo sulhatulhabibah@gmail.com
turun jalan: mengenakan pakaian putih-
putih. Memang tidak ada aturan dalam Referensi
Islam menyangkut kostum demo. Pakaian
Al-Jabiri, Abied, 2004, (Naqd al-
serba putih seperti kain Ihram digunakan
`Aql al-`Arabî III) Al-`Aql al-
untuk thawwaf, sa’i, dan wuquf di Arafah.
Siyâsî al-`Arabî: Muhaddât wa
Pakaian putih simbol kesucian lazimnya
Tajalliyâtuhu, Markaz Dirasat
digunakan dalam suasana keagamaan
Wihdah Arabiya, Beirut, Lebanon.
yang khusu’, mencerminkan persamaan
harkat dan martabat manusia di hadapan Hodgson, Marshall G. S., 1974, The
Allah, seperti digunakan dalam ibadah Venture of Islam: Conscience and
shalat Jum’at dan hari-hari besar Islam History in World Civilization, Vol.
lainnya. I, The University of Chicago Press,
Chicago and London.
Memang tidak ada yang salah
protes di jalan menggunakan baju _______________________, 1974, The
putih, tetapi ketika diikuti luapan emosi Venture of Islam: The Expansion
hingga anarkhi, itulah yang kurang of Islam in the Middle Periods,
sedap dipandang mata. Lebih baik ganti Vol. II, The University of Chicago
juba dan pakaian serba putih dengan Press, Chicago and London.
juba atau baju hitam. Penggunaan juba Humaidillah, Muhammad (tahqîq),
serba hitam pernah ditunjukan protes 1959, Majmû’ wa al-Watsâiq al-
orang-orang Muslim terhadap kelaliman Siyâsiyyah li al-`Ahd al-Nabawî wa
dinasti Umayyah. Semula mereka al-Khilâfah al-Râsyidah, Thab’ah
hanya mengangkat bendera hitam saat Qahirah, Kairo.
protes, tetapi semangat itu berlanjut Hussein, Taha, 2006, Al-Fitnah Al-Kubrâ
dalam kehidupan sehari-hari, hingga II: Uthman, cet. 14, Darul Ma’arif,
memengaruhi dalam memilih warna Kairo.
hitam dalam berpakaian (jubah hitam).[]

JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17 141


142 JURNAL MLANGI Vol. IV No. 4 Jul 17 - Nov 17

Anda mungkin juga menyukai