Ketentuan Menulis
Artikel Riset dan Artikel Utama Esai Budaya dan Sastra
Artikel merupakan hasil penelitian atau Rubrik ini disediakan untuk riset, kajian dan
systematic review mengenai kepesantrenan, telaah kebudayaan, serta karya sastra, termasuk
keislaman, keaswajaan, dan kenusantaraan. juga puisi.
Artikel tidak lebih dari 5000 kata (tidak
Panorama Global
termasuk abstrak, tabel, gambar dan referensi).
Penulisan abstrak harus terstruktur meliputi: Rubrik ini disediakan untuk mengangkat
latar belakang, metode, hasil kesimpulan, dan perkembangan dan isu-isu global mutakhir
disertai keywords. Abstraks tidak boleh lebih yang terkait langsung atau tidak langsung
dari 300 kata. ter
hadap dunia pesantren, aswaja dan
kenusantaraan.
Esai Lepas
Apresiasi Tokoh
Rubrik ini menyediakan ruang untuk artikel
yang tidak selalu terkait dengan tema utama, Rubrik ini disediakan untuk mengkaji
dengan ketentuan seperti Artikel Riset dan pemikiran para tokoh yang berjasa besar baik
Artikel Utama di atas. lokal, nasional, maupun global yang dianggap
masih relevan sampai sekarang. Tulisan tidak
Kolom boleh lebih dari 2000 kata.
Rubrik ini disediakan untuk tulisan reflektif
Aswaja Bergerak
dan pendek seputar kebudayaan dan pemikiran
pesantren, aswaja dan kenusantaraan; Tulisan Rubrik ini didedikasikan untuk
tidak boleh lebih dari 2000 kata. mengembangkan pemikiran dan gerakan
seputar aswaja. Panjang tulisan tidak lebih dari
Review Kitab-Buku 2000 kata.
Rubrik ini disediakan untuk review kitab dan
Korespondensi
buku yang dianggap penting dan berpengaruh
atau berguna untuk masa depan, dan yang Berisi tanggapan atas artikel penelitian yang
relevan dengan ruang lingkup misi jurnal. diterbitkan di Jurnal Mlangi dan panjang
Tulisan antara 400-850 kata dan tanpa referensi. tulisan antara 400-850 kata.
Ketentuan Umum
1. Menyertakan surat pernyataan bahwa artikel yang dikirim belum pernah dimuat dan tidak sedang
dalam proses untuk publikasi di jurnal lain;
2. Menyertakan surat pernyataan bahwa artikel yang dikirim tidak mengandung unsur plagiarisme;
3. Artikel ditulis memakai memakai perangkat lunak MS-WORD, diserahkan dalam bentuk elektronik
(melalui emai atau CD). Diketik dengan spasi 1,5 pada kertas A4 dengan margin @ 3 cm;
4. Menyertakan nama pengarang tanpa disertai gelar, nomer telpon/HP, alamat jelas, serta email untuk
korespondensi;
5. Tabel dan ilustrasi harus diberi judul dan keterangan yang tidak membutuhkan penjelasan. Judul tabel
diletakkan di atas tabel. Judul gambar diletakkan di bawah gambar.
Daftar Isi
Editorial Penerbit
Menggagas Paradigma Keilmuan dan Pengabdian Pesantren Pelajar Mahasiswa
Universitas Nahdlatul Ulama 5 (PPM) Aswaja Nusantara Mlangi
Yogyakarta
Riset Utama Redaksi
l Menggagas Paradigma Keilmuan Universitas Pimpinan Redaksi
Nahdlatul Ulama 13 Muhammad Mustafied
l Paradigma Pengabdian Universitas Nahdlatul Dewan Redaksi
Ulama 29
Mustaghfiroh Rahayu
l Kabar Pendidikan Tinggi di Arab dan Timur
Ali Rohmat
Tengah 41
Fikri Fawaid
l Panorama Dirasah Islamiyyah di Timur Tengah:
Dahlia
Pola Pembelajaran di Universitas Al-Azhar
Kairo dan Al-Zaituna Tunisia 49 Sulhatul Habibah
Azzam Anwar
Artikel Utama
Staf Redaksi
l Masa Depan Studi Islam di Indonesia 61
Nurul Aini
l Al-Zaituna dan Sejarah Dirasah Islamiyyah di
Desy Putri
Tunisia 69
Rahman
l Belajar Islam di Jerman, Warum Nicht? 75
Ayun
l Pendidikan Tinggi di Aotearoa New Zealand 83
Keuangan
Kolom
Suranti
l Menimbang Kembali Paradigma Unity of
Science UIN Walisongo* 93 Distribusi
l Menakar Paradigma Integrasi-Interkoneksi UIN Anggun Apriadi
Sunan Kalijaga 101 Imam Ma’ruf
secara garis besar dalam dua hal: ilmu- Tetapi spesialisi ilmu (sekalipun
ilmu naqliyyah dan ilmu-ilmu `aqliyyah. clear and distinct) bukan tanpa masalah,
Tentu saja kemunculan dua jenis sebab spesialisasi yang ditekankan sejak
keilmuan tersebut bagian dari dinamika awal kuliah menghadapi ancaman yang
internal Islam yang kaya. Seolah tidak kalah besarnya, di antaranya,
keilmuan naqliyyah dan `aqliyyah mahasiswa jadi tidak mengetahui
berbeda, tapi sebenarnya kedua keilmuan landasan metafisis keilmuan Islam yang
tersebut lahir dari dari sumber yang sebenarnya. Spesialisasi ibaratnya hanya
sama (Islam). Adapun perbedaan yang mengenalkan batang, ranting, atau daun
mengemuka semata-mata disebabkan ilmu, sementara landasan holistis dan
perbedaan spektrum atau pendekatannya metafisis ilmu tidak terjamah.
saja. Ini bukan hal aneh dalam tradisi Pendidikan di kampus-kampus
Islam jika kita mengerti latar belakang Islam di Indonesia sudah mengenalkan
epistemologis dan sosiologis kemunculan spesialisasi ilmu Islam sejak mahasiswa
kedua disiplin ilmu tersebut. masuk dalam semester pertama, seperti
Persoalan sekarang, keragaman Ushuluddin, Tarbiyah, Syariah hingga
ilmu kini mulai diotonomkan melalui Dakwah. Pada perkembangan mutakhir
proyek spesialisasi. Sebenarnya proyek kampus-kampus tersebut banyak
ini berkonsekuensi buruk. Mengapa? sekali membuka jurusan keislaman
Spesialisasi samahalnya mendangkalkan yang dikaitkan ilmu eksak atau ilmu-
landasan metafisis keilmuan Islam. ilmu natural; hal ini yang justru
Kesan pembelajaran spesialisasi ilmu membingungkan pemerhati keilmuan
itu menguatkan ilmu itu berdiri sendiri. Islam. Kesannya adalah terdapat dikotomi
Dari segi metafisisnya, otonomisasi ilmu antara islamic science dan ilmu-illmu
akan terpisah dari akar pohon induknya. mutakhir yang bukan lahir dari tradisi
Ini menjadi problem besar dan sangat agama.
berpotensi menggoyahkan bangunan Tradisi pembelajaran Islam di
dasar keilmuan Islam. Timur Tengah perlu dikaji sebagai
Spesialisi dalam dirasah islamiyyah bahan perbandingan dengan Indonesia.
sejatinya bentuk kemajuan pengetahuan, Universitas Al-Azhar Kairo, misalnya,
di mana objek kajiannya semakin detail yang sudah sekian lama mengabdi untuk
dan spesifik, karena –mengutip Rene ilmu-ilmu keislaman klasik, tidak bertele-
Descartes– semakin pengetahuan itu tele memodifikasi dirasah islamiyyah
dikaji secara clear dan distinct (jelas dengan kombinasi ilmu-ilmu eksakta.
dan terpilah-pilah), semakin dekat atau Ada banyak hal yang dapat dipelajari
layak disiplin tersebut disebut sebagai soal sikap Al-Azhar yang terus lurus di
pengetahuan yang sebenarnya. Pandangan bidangnya.
Descartes membuka kesadaran alam pikir Dan kampus Al-Azhar bukan satu-
filsafat di masanya. satunya institusi Islam yang prinsipil di
pembelajaran agama secara lurus, karena maupun di luar negeri. Berbagai terobosan
kampus-kampus Islam lain di Timur telah dilakukan, namun hasilnya belum
Tengah masih setia dengan pola yang nampak secara signifikan. UIN Sunan
diperjuangkan Al-Azhar. Oleh karena itu Kalijaga Yogyakarta pernah menggagas
menjadi tugas kita menyelidiki panorama paradigma integrasi-interkoneksi, UIN
dirasah islamiyyah di Timur Tengah Maulana Malik Ibrahim Malang dengan
(khususnya Al-Azhar Kairo) untuk pohon keilmuan, UIN Syarif Hidayatullah
memperkaya sudut pandang pembelajaran Jakarta dengan Mazhab Ciputat-nya, UIN
model dirasah islamiyyah Indonesia. Walisongo Semarang dengan Unity of
Science (UoS).
Pendidikan Tinggi Berbasis Pesantren Sementara itu di luar perguruan
Rektor UNU DIY, Prof. Dr. Purwo tinggi Islam yang disebutkan di atas,
Santoso, menyatakan UNU sebagai sejarah juga mencatat dialektika diskursus
universitas kader dan jantung pendidikan keislaman di ranah pembangunan dan
ke-NU-an. UNU diposisikan sebagai pergerakan yang menghasilkan ragam
suatu terobosan dalam rangka melanjut paradigma, di antaranya, tradisionalisme,
kan, mengembangkan, sekaligus mem modernisme, neomodernisme, kiri
perkuat pendidikan tinggi di pesantren. Islam, Islam transformatif, hingga post-
Berbagai bidang keilmuan agama yang tradisionalisme. Sebagai sebuah dinamika,
ditekuni di pesantren harus mendapatkan ragam paradigma itu menggembirakan
tautan kontekstual-metodologis dengan karena selalu ada terobosan atau ijtihad
keilmuan umum di level universitas. baru untuk menyelesaikan persoalan.
Maksud sebagai universitas kader Faktanya, dinamika tersebut masih
ialah, penguatan kapasitas jamaah dan belum cukup mampu menjawab problem-
jam’iyyah NU dalam mendekatkan diri problem mendasar, mulai dari dikotomi
kepada Allah SWT. Melalui UNU ini, ilmu agama dan ilmu sosial dan natural,
jama’ah nahdliyyin punya sarana untuk minimnya pendekatan interdisiplin
mendayagunakan apa yang sudah dimiliki bahkan antarilmu keislaman (Tarbiyyah,
NU berikut pesantren-pesantrennya. Syariah, Ushulud din, dan lain-lain),
Melalui pendidikan NU, ajaran agama tercerabutnya ilmu sosial, natural dan
diperkuat melalui reinstrumentasi ilmu terapan dari keislaman, terputusnya
pengetahuan dan teknologi. Melalui kajian keislaman dengan instrumentasi
UNU pula ilmu-ilmu yang diajarkan di sains-teknis-teknokratisnya hingga ber
universitas pada umumnya didudukkan bagai realitas ketimpangan, kerusakan
sebagai instrumen untuk mewujudkan lingkungan, dan lifestyle yang libidinal.
ajaran Islam (Bangkit, April 2016). Bagaimanakah pemecahannya?
Pada titik itu, kita dihadapkan pada Selain itu tentu saja kajian-kajian
kebuntuan-kebuntuan dirasah islamiyyah Islam di berbagai universitas di Barat
baik yang berkembang di Indonesia juga perlu kita pelajari, sebagai perluasan
masih jauh dari kondisi ideal konstitusi ini menjadikan Indonesia lebih banyak
kita. Tujuan nasional sebagaimana menerima implikasi negatif sistem global
dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 di satu sisi dan gagal mengolah peluang
masih jauh panggang dari api. Realitas dan tantangan global strategis.
kebangsaan dipenuhi dengan berbagai Dalam ranah keagamaan, kekuatan
rupa kelemahan, keterbelakangan, nilai-nilai keislaman belum sepenuh
dan kemunduran. Kondisi ekonomi, nya dapat memainkan interplay dengan
pendidikan, lingkungan, budaya, dan proses-proses ekonomi, sosial, politik, dan
politik nasional jauh dari standar kebudayaan. Pada bagian lain, kekuatan
memadai. Kemiskinan, pendidikan transformatif agama dan nilai-nilai luhur
yang kian masuk dalam arus komersil, akhlak mulia seringkali dilumpuhkan
kualitas kesehatan rendah, lingkungan oleh kooptasi kekuasaan, pragmatisme,
rusak, penegakan hukum yang masih hedonisme, arus besar liberalisasi, dan
lemah, merupakan potret kebangsaan fundamentalisasi agama. Pemikiran
kontemporer keindonesiaan. dan praksis berbasis nilai agama belum
Sementara itu, potensi ekonomi, memainkan peran sebagai kekuatan
sosial, alam, dan budaya bangsa ini reformatif dan transformatif, bahkan
masih sangat melimpah. Begitu juga menjadi bagian problem kebangsaan.
dengan potensi sumber daya manusia Dalam ranah akademik, dikotomi kajian
nya. Indonesia adalah negara yang keislaman, sosial, humaniora, dan
dilimpahi kekayaan alam seperti hutan, kealaman, telah menjebak dalam labirin
laut, pertanian, perikanan, energi dan nyaris tanpa ujung dan melupakan misi
pertambangan yang begitu me limpah. profetis agama sebagai kekuatan kritis
Hanya saja, semua potensi tersebut belum dan transformatif.
berhasil sepenuhnya diolah menjadi Tantangan-tantangan itulah yang
kekuatan geoekonomi dan geopolitik, semestinya menjadi pijakan pendirian
yang memungkinkan Indonesia menjadi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU).
negara dan bangsa yang mandiri, Pendirian UNU, dengan demikian, tidak
bermartabat, dan berkedaulatan. ahistoris, namun merupakan kelanjut
Dalam konteks global, realitas an mandat sejarah yang tak mungkin
kebangsaan dihadapkan oleh tantangan dielakkan untuk meneruskan cita-
sekaligus peluang globalisasi. Integrasi cita luhur pesantren. Pendirian UNU
ekonomi dan politik ke dalam sistem juga bukan dalam rangka mengambil
global telah men jadi
kan Indonesia alih tanggung jawab negara, menjadi
sebagai salah satu pasar strategis kekuat bagian arus konvensional teaching
an ekonomi internasional. Akan tetapi, university yang kehilangan daya dobrak
di sisi lain, bangsa ini belum sepenuh perubahannya, dan bukan pula sebatas
nya mampu memanfaatkan peluang- memanfaatkan bonus demografi yang
peluang global yang tercipta. Situasi melimpah ruah.
Model ini lebih menganut pada epistemo Dalam model kajian ini, tujuan
logis kon tekstual. Kajian ini tidak riset, kajian, dan pencarian ilmu penge
meng ingkari kebenaran umum, namun tahuan terkait erat dengan pada apa yang
sangat menekankan konteks lokalitas dianggap penting bagi atau apa yang
yang berpengaruh pada penafsiran, pe dianggap luhur oleh nilai-nilai pesantren.
maknaan, dan pemahaman atas data, Nilai-nilai pesantren ini mengacu ke dua
fakta, teori, dan dalil kebenaran. Nilai- hal: pertama, apa yang disebut sebagai
nilai lokal ditekankan sebagai modus Maqashid Syariah, dan kedua, nilai-
of being dari pengetahuan universal. nilai kearifan lokal atau al-ma’ruf (local
Kajian ini meletakkan lokalitas dan wisdom) yang tumbuh dan berkembang
kesadaran antropologis sebagai ukuran di lingkungan atau dalam konteks
tafsir kebenaran utama. Pengetahuan Nusantara.
dibentuk secara konstruktif kontekstualis, Oleh karenanya, modal kajian dan
yang bermakna bahwa semua klaim riset ini juga mengakui bahwa kenyataan
pengetahuan (fakta, kebenaran, validitas) memiliki jenjang yang masing-masing
hanya dapat dimengerti dan diperdebat memiliki logika dan metodologi tersendiri
kan dalam konteks tertentu dan dalam yang dihubungkan oleh prinsip objektif-
paradigma atau komunitas tertentu pula. interobjektif dan subyektif-intersubjektif.
Model kajian ini menganggap Model kajian dan riset ini dalam konteks
tak satu-pun paradigma, teori, konsep, teori transformasi sosial, dijabarkan
tafsir, atau pemikiran yang diterima dalam empat ranah:
sebagai sesuatu yang selesai atau final. Pertama, kontekstualisasi riset dan
Kedudukan sains dan pengetahuan, entah kajian. Pengetahuan keislaman, ilmu-
bersumber dari penafsiran terhadap ilmu sosial, ilmu-ilmu humaniora, dan
teks, eksperimen, mau pun perenungan ilmu-ilmu kealaman serta teknologi,
dan penalaran, pada dasar nya sama yang membawa kebenaran universal
dengan jenis penge tahuan lain. Kajian dikontekstualisasikan dalam konstruksi
ini menjadi kan prinsip heterologika kebenaran empirikal dan ranah tata
sains, yakni adanya keanekaragaman nilainya. Kontekstualisasi ini menentukan
logika dalam sains, sebagai dasar dalam pengetahuan keislaman, sosial,
memahami ilmu pengetahuan. Namun humaniora, dan sains-teknologi apa
demikian, model kajian ini bukanlah yang dibutuhkan, bermanfaat, dan tidak
sebuah deklarasi terhadap relativisme dibutuhkan, bahkan yang merusak alam
kebenaran secara mutlak, agnotisme dan masyarakat. Riset dan pengembangan
pengetahuan, maupun anarkisme ilmu pengetahuan yang menciptakan
epistemologis yang mempermainkan dehumanisasi, alienasi, konsentrasi
kebenaran dalam belantara bahasa. Model kekayaan di sebagian orang, kerusakan
kajian ini tetaplah mempercayai adanya lingkungan, merebaknya pengangguran,
suatu kebenaran.
pluralis, dalam arti satu pribadi yang dharûri, terkandung maksud makna
terdiri dari tubuh, akal, hati, ruh, dan “akal” dalam hadits bahwa Allah Swt.
nafsu. Keempatnya dapat dibedakan tidak menciptakan makhluk yang lebih
namun memiliki, dalam istilah paradig utama ketimbang akal. Sedangkan dalam
ma UIN Sunan Kalijaga, interkoneksi dan hadits Nabi Saw. kepada Sayyidina
integrasi. Hati memiliki dua instrumen Ali ibn Abi Thalib, ketika manusia
ekspresi yakni instrumen lahir/material mendekatkan diri kepada Allah dengan
(tubuh, panca indera) dan instrumen berbagai kebijakan, maka mendekatlah
batin yakni amarah dan syahwat yang kepada-Nya dengan akal, maka yang
merupakan dua elemen pokok dari nafsu. dimaksud akal adalah kategori akal kedua,
Instrumen lahir dibutuhkan sebagai alat yakni ilmu muktasabah. Ilmu duniawi
ekspresi atau materialisasi pergerakan ke diperoleh melalui eksperimentasi dan
hendak yang berpusat di hati. Aktivisme perenungan rasional yang menghasilkan
sosial, misalnya, akan operasional berbagai disiplin ilmu seperti geopolitik,
jika diperintahkan oleh hati untuk geoekonomi, teori pembangunan, sejarah,
melakukannya. Jika tidak, maka aktivisme ilmu politik, analisis media, kedokteran,
sosial tidak akan operasional. Aktivisme pertanian, perikanan, teknik, matematika,
sosial atau diam skeptis tidak peduli dan lainnya, sedangkan ilmu syariah
sepenuhnya berpusat dan digerakkan diperoleh secara mengikuti wahyu dan
oleh gerak hati. Oleh karenanya, hadits Nabi.
nilai aktivisme yang dihasilkan oleh Akan tetapi, keduanya membutuh
instrumen tubuh seseorang ditentukan kan akal untuk memperoleh (pemaham
oleh pergulatan hati. Hati yang lembut an) sehingga dihasilkan penge tahuan
adalah hati yang mengetahui, yang sistematik. Karenanya, mem pertentang
menangkap, yang menembus kenyataan, kan antara ilmu berbasis pada akal (dalil
dan menyimpan pengetahuan. rasio, dalil empirik) dengan ilmu syariah
Ilmu dan pengetahuan yang di (wahyu) merupakan sesat pikir dan
terima hati ini dapat dibedakan menjadi dari perspektif sufi, hal tersebut hanya
dua, ilmu ‘aqliyah dan ilmu syariah. Ilmu dapat lahir dari mereka yang buta mata
‘aqliah terdiri dari ilmu dharûrî (seperti hatinya. Sejatinya filsafat pendidikan
aksioma bahwa se seorang tidak dapat civitas akademik berpijak pada kerangka
berada di dua tempat berbeda secara tersebut, karena manusia merupakan
bersamaan) dan ilmu muktasabah (ilmu makhluk yang memiliki dua dimensi:
penge tahuan yang diperoleh melalui lahir dan batin. Pendidikan dilakukan
pembelajaran dan pencarian dalil). Ilmu untuk mengasah dua dimensi tersebut.
muktasabah ini dibagi lagi menjadi ilmu- Keduanya, yang lahir dan batin, yang
ilmu duniawi dan ilmu-ilmu ukhrawi. jasmani dan rohani, akal dan hati, selalu
Dua kategori inilah yang disebut dengan memiliki dua kemungkinan perilaku: baik
akal. Pada bagian yang pertama, ilmu dan buruk; mulia dan hina. Akan tetapi,
hati, nafsu, batin lebih memiliki hirarki barang siapa diberi anugerah hikmah,
lebih tinggi ketimbang akal, panca indera, maka dia benar-benar diberi kebaikan
tubuh, jasmani, oleh karena kualitas yang yang berlimpah.
terpancar dari pakal dan anca indera Kemuliaan quwwah al-ghadhab
sepenuhnya dikembalikan ke hati. Yang mengacu pada kapasitas untuk berpegang
pertama memahami struktur realitas teguh pada prinsip yang telah digariskan
melalui rasio dan data empirik, yang oleh hikmah, yakni akal dan syariah.
kedua memahami struktur realitas melalui Istilah ghadhab di sini tidak mengacu
kecerdasan hati (basyîrah). Yang pertama ke makna peyoratif yakni marah yang
menghasilkan realitas sosial empirik, dipandang sebagai ekspresi pekerti tercela
yang terukur, berdasarkan pada data, dalam kitab-kitab akhlak. Kemuliaan
dalam beragam dataran ekonomi, politik, quwwah al-syahwah mengacu ke panduan
sosial, budaya, dan lainnya (empirical akal dan syariah. Sedangkan quwwah al-
entities), yang kedua menghasilkan `adl mengacu ke pembenaran kekuatan
realitas metafisik, makna di balik fakta syahwat dan ghadhab yang berada di
empirik atau hakikat realitas. bawah petunjuk akal dan syariah.
Dari empat unsur manusia di Untuk memahami keempatnya lebih
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jelas dapat dianalogikan gambaran berikut
karakter warga civitas akademik terkait ini. Jika diibaratkan, kekuatan akal
erat dengan empat hal: quwwah al- dan syariah (hikmah) sebagai petunjuk
`ilmi; quwwah al-ghadhab; quwwah al- yang menentukan baik dan buruk; maka
syahwah dan; quwwah al-`adl. kekuatan-adil adalah kekuasaan atau
Kemuliaan quwwah al-`ilmi kemampuan untuk melakukan petunjuk
mengacu kecerdasan civitas akademik akal, sementara kekuatan amarah
untuk membedakan antara yang jujur dan (ghadzab) laksana anjing pemburu di
bohong dalam ucapan, haq dan bâthil mana pelepasan dan pengekangannya
dalam keyakinan, mulia dan tercela dalam membutuhkan pengajaran dan pendidikan
perbuatan. quwwah al-`ilmi juga mampu agar sesuai dengan petunjuk akal dan
membedakan antara kenyataan hakiki dan syariah, dan dengan demikian tidak
hasil konstruksi, natural dan rekayasa, dikuasai dalam kendali nafsu syahwat;
aktor dan korban, faktawi dan hoax, yang sedangkan syahwat laksana kuda yang
alamiah dan yang by design, ekspresi suatu waktu dalam kondisi terdidik dan
nurani dan palsu, nyata dan pencitraan. terlatih untuk berburu, namun di waktu
Daya kekuatan pemahaman yang benar yang lain tidak selalu dapat dikendalikan.
dalam ucapan; benar dalam keyakin Civitas akademik yang tegak, lurus, dan
an, dan; mulia dalam perbuatan tersebut sama, dalam hikmah, amarah, syahwat,
disebut dengan hikmah yang merupakan serta adil merupakan prototype civitas
induk dari akhlak mulia. Inilah yang akademik dengan predikasi berakhlak
dimaksud dengan hikmah dalam ayat: dan mulia. Sedangkan yang tegak, lurus, dan
sama dalam hikmah, misalnya, namun melahirkan pribadi busuk dan keji,
tidak dalam syahwat, amarah, atau adil, sebaliknya, mengabaikan sama sekali
maka merupakan gambaran pribadi di kekuatan hikmah merupakan sebentuk
mana sebagian sempurna akhlaknya, dan ketololan civitas akademik. Keutamaan
sebagian tidak atau kurang sempurna. dalam hikmah adalah kondisi titik tengah
Dengan kata lain, jika baik di satu aspek, antara kekejian dan ketololan tersebut.
dan tercela dalam aspek lain, hal itu Sedangkan al-`adl tidak memiliki dua
merupakan gambaran akhlak kurang titik ekstrem. Sebab perbandingan al-`adl
terpuji. Sosok pribadi yang mencapai adalah ketidakadilan atau kelaliman (al-
kesempurnaan akhlak secara total jur). Dalam konsepsi keadilan ini tidak
hanyalah baginda Nabi Muhammad Saw. dikenal kategori terlalu adil atau kurang
Kemampuan atau kapasitas civitas adil. Dua titik ini, lebih dan kurang, jika
akademik yang memungkinkan amarah ada dalam realitas termasuk dalam salah
tunduk pada akal, sehingga menjadi satu bentuk ketidakadilan. Inilah falsafah
baik dan lurus, disebut dengan akhlak pendidikan yang ideal dikembangkan:
syajâ`ah. Sedangkan kekuatan syahwah civitas akademik yang memiliki empat
yang berhasil dibimbing oleh akal dan sifat dasar ini secara lurus, tegak,
syariah sehingga baik dan lurus disebut tawassuth, dan benar, akan memancarkan
dengan `iffah. Amarah yang kuat dan akhlak mulia.
tak terkendali akan melahirkan perilaku Logika yang dibangun sederhana:
tahawwur (serampangan, semau-maunya, kekuatan akal yang lurus akan melahir
seenaknya sendiri, sombong, egoisitik), kan rencana yang baik, pemahaman
sedangkan kekuatan amarah yang yang berkualitas, pemikiran yang
terlalu lemah akan melahirkan pribadi cerdas dan kritis, firasat yang tajam
pengecut, penakut, dan pesimistik. terhadap aspek-aspek halus (yang tak
Kekuatan syahwat yang teralu keras akan terlihat) dari aktivitas dan bisikan-
melahirkan kondisi syarhan, sedangkan bisikan nafsu berbahaya. Inilah akal
kekuatan syahwat yang terlalu lemah akan yang tercerahkan. Keimanan yang tanpa
melahirkan kondisi yang beku, statis, keraguan merupakan buah dari akal
tidak dinamis. Yang disebut keutamaan ini. Ekspresi amal pergerakan lahir dari
adalah jika kondisi amarah dan syahwat pemikiran dan hati seperti itu secara
berada di titik tengah antardua ekstrem niscaya akan berkarakter. Akal yang
kondisi di atas. Kecenderungan pada satu terlalu dominan akan melahirkan karakter
titik ekstrem merupakan kondisi akhlak keji, pembujuk, penipu, sedangkan akal
hina dan tercela. yang lemah akan melahirkan karakter
Begitu juga dengan hikmah yang kebodohan, lemahnya pengalaman
berada di tengah dua kutub ekstrem. dan imajinasi, ketololan, dan kegilaan.
Keberlebihan dalam menggunakannya Perbedaan antara civitas akademik tolol
dalam hal-hal yang merusak akan dan civitas akademik gila adalah tujuan
untuk melontarkan gagasan. Dengan pola perbedaan waktu menjadi lenyap. Ruang
ini, pembelajaran menjadi menyenangkan, fisik dalam aktivitas sosial diganti oleh
sebab mahasiswa memiliki keterlibatan ruang aliran atau space flows. Dalam
lebih luas dan total, baik secara pikiran, kenyataan ini jarak menjadi tak berhingga
emosional, maupun fisikal. Sebagai salah bagi mereka yang ada di luar jaringan dan
satu implikasinya adalah, dosen tidak saja sebaliknya sama sekali tak ada jarak bagi
dituntut untuk menguasai materi, kreatif, mereka yang ada dalam jaringan tersebut.
dan dinamis, namun juga prigel. Kehadiran teknologi informasi dan
Keempat, berbasis information komunikasi ini melahirkan desentralisasi
communication technology (ICT). Era komunikasi dan jaringan. Dalam sistem
masyarakat industri sudah berakhir dan jaringan seperti saat ini, tidak ada lagi
kini memasuki zaman pascaindustri di lembaga otoritatif yang bisa mengontrol
mana informasi menjadi anasir utama dan menguasai informasi secara absolut.
dalam peradaban manusia. Inilah era Kontrol dan kekuasaan atas informasi
masyarakat informasi, era yang ditandai telah terbagi-bagi kepada individu-
dengan kehadiran teknologi informasi individu, kelompok sosial, lembaga,
dan komunikasi hampir di semua sendi dalam sistem sosial masyarakat.
kehidupan, yang oleh Marshall McLuhan Kehadiran teknologi informasi dan
disebut sebagai global village. Dalam komunikasi telah mengubah individual’s
konsep ini, McLuhan mengandaikan behavior (pengetahuan, adat istiadat,
sebuah zaman ketika informasi akan dan tindakan). Sistem sosial masyarakat
menjadi sangat terbuka dan bisa diakses jaringan tidak lagi mensyaratkan sebuah
oleh semua orang, sehingga dunia seakan pertemuan fisik karena semua sudah bisa
menjelma sebuah kampung yang sangat terwakili dalam sebuah interaksionisme
besar. Dalam kampung global tidak ada simbolik. Pola kehidupan sosial masya
lagi batas waktu dan tempat secara jelas. ra
kat modern saat ini berjalan seperti
Dengan kecanggihan teknologi sebuah karakter-karakter dalam sebuah drama
informasi, termasuk ilmu, pengetahuan, fantasi. Setiap orang bisa saling
serta peristiwa-peristiwa ilmiah, dapat berhubungan hanya dengan duduk di
tersebar dan berpindah dari satu belahan depan komputer dalam kamar yang
bumi ke belahan bumi lainnya dalam terhubung internet.
waktu yang sangat cepat.
Demikianlah, teknologi telah mem
Sosiolog Manuel Castell menyem buat semuanya menjadi lebih muda h.
purnakan konsep McLuhan. Menurut Metodologi pembelajaran pun mengharus
Castell, dunia bukanlah sebuah kampung kan proses yang me mungkinkan semua
global yang seragam, tetapi sebuah arus informasi, data, fakta, peristiwa, dan
masyarakat dalam jaringan dunia yang pengetahuan terakses selengkap mungkin
saling terhubung dalam sebuah network dan dapat ditransformasikan menjadi
society. Dalam masyarakat jaringan sumber informasi valid dan akurat. Hal ini
Paradigma Pengabdian
Universitas Nahdlatul Ulama
Dewan Redaksi
S aat ini kita hidup dalam dunia yang Negara yang berhasil memenangkan
disebut dengan globalisasi (glo kontestasi dan kompetisi global, atau
balized world). Globalisasi ditandai berhasil memaksimalkan keuntungan
oleh hadir nya lembaga-lembaga supra- dalam kerjasama global, akan tampil
negara, melemahnya peran negara- sebagai negara yang kuat dalam kancah
bangsa, lahirnya dunia tanpa batas, internasional.
pergerakan manusia, homogenisasi Negara kita, Indonesia, merupakan
kebudayaan, realitas simulacra, dunia negara yang sejak lama berada dalam
cyber, relativisme nilai dan kebenaran, konstelasi global. Secara historis,
hingga pergeseran rivalitas global Indonesia sejak lama memiliki peran
dari berbasis ideologi ke ekonomi dan geopolitik dan geoekonomi strategis
pengetahuan. Globalisasi yang demikian yang menempatkannya sebagai arena
telah melahirkan dampak negatif dan dan medan kontestasi internasional.
positif, peluang dan tantang an, yang Positioning Indonesia dalam konteks
mempengaruhi semua sektor kehidupan, global ini sudah seharusnya menjadi
termasuk dunia pendidikan. kesadaran kita bersama dalam
Globalisasi telah menempatkan membangun bangsa. Tanpa kesadaran
negara-bangsa dalam karakter dan pola akan globalisme ini, proses berbangsa
relasi antarnegara di mana velocity, dan bernegara membawa kita pada salah
intensity dan extensity belum pernah ada satu dari tiga kemungkinan masa depan
presedennya dalam sejarah dunia (Held, kebangsaan yang mengenaskan: pasar
2002). Dalam konteks ekonomi politik, dan sumber tenaga kerja murah bagi
pola relasi antarnegara bangsa sekarang kapitalisme global; disintegrasi seperti
ini dikonstruksikan oleh dua bentuk: negara-negara Skandinavia; atau tercabik-
kompetisi dan kooperasi, persaingan cabik konflik berdarah seperti negara-
negara Afrika atau Timur Tengah.
dan diteorisasikan, peristiwa tersebut ilmu, teori, konsep, atau wisdom, selalu
akan menjadi sebuah ilmu pengetahuan memiliki basis sosial tertentu. Sebagian
baru yang tidak dimiliki oleh bangsa di antaranya merupakan warisan
lain. Advokasi tersebut sangat mungkin kolektif bangsa. Para leluhur kita juga
dilakukan. Sebab semua teori, konsep, meninggalkan berbagai kearifan lokal
pandangan hidup selalu memiliki basis luar biasa, yang menjadi kekayaan budaya
sosial-material. Sebab ilmu atau teori dan akar identitas sosio-kultural bangsa.
pada dasarnya merupakan abstraksi atau Kebangsaan dan keindonesiaan kita
teorisasi dari persoalan yang muncul memiliki konteks yang khas, spesifik,
dalam realitas sosial, komunitas, atau yang sangat kaya akan keragaman
konteks tertentu. Hal ini sejalan dengan lingkungan biologi, fisik, sosial, ekonomi,
pandangan fisikawan Thomas Kuhn dan budaya. Kedua, realitas merupakan
(1922-1996) yang menyebut munculnya working-reality, realitas yang terus ber
paradigma keilmuan berawal dari terjadi gerak, dinamis, tidak statis, dan terus
nya krisis atau anomali dalam realitas berubah. Sebagai konsekuensi logisnya
sosial yang gagal dijawab oleh paradigma ilmu pengetahuan (meskipun universal)
ilmu sebelumnya. Dengan demikian, ilmu yang berasal dari negara lain tidak selalu
pengetahuan apapun yang kita pelajari kompatibel dipakai untuk mendekati atau
selalu memiliki konteks tertentu. menyelesaikan persoalan bangsa.
Paparan di atas setidaknya Kenyataan di atas secara niscaya
menunjukkan dua hal. Pertama, setiap mempengaruhi dunia pendidikan nasional,
termasuk UNU, mulai dari kurikulum adalah living tradition dalam masyarakat
sampai pemetaan riset strategis. nahdliyyin.
Pendidikan dirancang untuk memberikan
kontribusi solusi terhadap berbagai Tujuh Mandat Dasar Pengabdian UNU
persoalan bangsa. Begitu juga dengan
Salah satu Tri Darma perguruan tinggi
riset. Tanpa disadari sesungguhnya telah
adalah pengabdian kepada masyarakat.
banyak ilmu, teori, konsep, yang lahir dari
Selama ini, program pengabdian
problematika kebangsaan Indonesia.
masyarakat perguruan tinggi masih
Selain hasil riset tersebut, kita karikatif, parsial, dan administratif,
mewarisi local wisdom yang merangkum dengan kata lain, pengabdian tersebut
kearifan hubungan antara manusia tidak begitu menyentuh akar-akar
dengan Tuhan, antar sesama manusia, masalah, sehinga gagal menggerakan
dan manusia dengan alam, dalam alur transformasi sosial. Oleh karena itu,
harmoni. Nilai-nilai gotong royong, atau pengabdian masyarakat harus memiliki
lainnya adalah nilai-nilai yang teruji dasar orientasi yang jelas, sebagaimana
menjadi dasar kehidupan sosial yang berikut:
berusia berabad-abad. Namun demikian,
Pertama, membangun daerah.
local wisdom tersebut selama ini hanya
Setelah nantinya proses “inter nasional
mengendap dan atau menjadi pengetahuan
isasi” tercapai, dan menempatkan UNU
lokal. Padahal, jika ditelaah lebih lanjut,
setara dengan universitas-universitas lain
konsepsi dasar yang terkandung di
di dunia, tugas UNU belumlah selesai.
dalamnya memiliki kualitas world class
Internasionalisasi bukanlah tujuan final,
yang tidak kalah dengan sistem nilai
akhir. Sebab, tugas akhir dari lembaga
pengetahuan di belahan dunia lainnya.
pendidikan tiinggi semacam UNU adalah
Di sinilah tugas UNU adalah membangun bangsa. Membangun bangsa
melakukan advokasi agar local wisdom berarti membangun daerah. Daerah
disaintifikasi sehingga memiliki adalah mozaik Indonesia.
kontribusi yang lebih sistemik terhadap
Paradigma UNU dalam membangun
persoalan bangsa, dikenal dunia, diakui,
bangsa adalah dengan cara pembangunan
dan dihargai secara internasional,
daerah. Jika UNU ber kembang di
sekaligus sebagai sumbangsih bangsa
berbagai daerah, maka UNU memiliki
Indonesia terhadap persoalan-persoalan
kesempatan melakukan hal itu yang pada
global. Tugas UNU adalah melakukan
akhirnya akan menjadikan Indonesia
teorisasi atau saintifikasi local wisdom
maju secara merata. Oleh karena itu, visi
sehingga secara metodologis teruji secara
dan misi UNU adalah mengembangkan
ilmiah. Dalam konteks kebangsaan,
dan menerapkan ilmu pengetahuan untuk
local wisdom ini sebagian besar, untuk
keadaban, kesejahteraan dan kebahagiaan
tidak mengatakan semuanya, tiada lain
bangsa Indonesia. So, the end of higher
kajian akademik maupun interaksi sosial satu amanah tersebut adalah menjadikan
dalam kampus. UNU sebagai universitas yang terus-
Ketiga, sebagai perekat bangsa. menerus menyemai dan merajut semangat
UNU secara formal memang baru kebangsaan.
lahir belakangan ini, akan tetapi Spirit dan elan sebagai perekat
sebenarnya ruh perjuangan NU dalam bangsa ini semakin lama semakin me
pendidikan hampir seusia masuknya miliki relevansi sosial dan intelektual.
Islam ke Nusantara. UNU didirikan Bangsa Indonesia adalah bangsa ma
secara kelembagaan oleh NU, sebagai jemuk, bangsa yang terdiri dari ribuan
institusi yang mengemban semangat pulau yang tidak semuanya disambungkan
perjuangan, melalui pengetahuan. Pada langsung dengan daratan, bangsa yang
era kolonialisme, pemikiran bahwa memiliki keanekaragaman bahasa, dialek,
perjuangan menegakkan kedaulatan tradisi, adat istiadat, dan kultural yang
bukan hanya dengan pertempuran, begitu kaya. Anugerah tersebut saat ini
pem bangunan, namun juga dengan menghadapi tiga tantangan sekaligus:
pengetahuan, sudah menjadi kesadaran globalisme, etnonasionalisme, dan
kolektif para kyai. Karena itu, konteks fundamentalisme. Walaupun ketiga hal
sejarah UNU sangatlah khas. UNU tersebut merupakan fenomena global,
membawa spirit perjuangan dan dan menjadi salah satu panorama politik
heroisme yang sangat kuat. Dengan global, serta menghasilkan disiplin ilmu
kata lain, terdapat titipan amanah dari yang disebut politik identitas (politics of
para penyebar Islam dan para pendiri identity), namun hal itu memiliki lahan
NU terhadap berdirinya UNU. Salah
yang subur untuk tumbuh secara liar jika Salah satu cara untuk me nerje
tidak dikendalikan dengan baik. mah kan mandat tersebut ditempuh
Globalisme menggebrak dengan UNU setiap tahun melalui penerimaan
sekian gagasan dan institusi global mahasiswa dari seluruh pelosok tanah
yang menggeser lokus kebangsaan air. Mahasiswa UNU tidaklah di
kita sehingga cenderung memisahkan konsentrasikan untuk penduduk Jawa,
masyarakat dengan negara; kedaulatan namun penjuru tanah air terwakili. UNU
ekonomi nasional tergeser oleh ekonomi juga membangun kerja sama dengan
pasar; politik berbasis rakyat berubah pemerintah daerah untuk mengirimkan
menjadi politik demokrasi liberal. kadernya menempuh pendidikan tinggi di
Globalisasi menjadikan otonomi daerah UNU. Dengan demikian, UNU menjadi
dan etnonasionalisme sebagai ideologi miniatur Indonesia atau taman intelektual
sempit yang berpotensi men cipta muda Nusantara, tempat di mana semua
kan diskriminasi sosial dan ke wila anak bangsa berkesempatan secara luas
yahan. Fundamentalisme berpotensi saling mengenal dan memahami, terbuka
meruntuhkan fondasi persatuan nasional dan dialogis terhadap perbedaan, saling
dan kehidupan berbangsa dan bernegara. memberi dan menerima, yang dari sanalah
fondasi dasar-dasar hidup berbangsa yang
Menjadi pertanyaan yang meng ge
multikultural terbentuk dan tersemai.
lisahkan terhadap realitas kebangsa an
mutakhir kita: apakah kita masih memiliki Keempat, bertumpu pada pendekatan
kedaulatan? Apakah jumlah utang sosio-kultural. Setelah memenuhi
luar negeri yang terus membengkak, prasyarat sebagai bekal untuk maju dan
arus masuk modal asing, privatisasi, menginternasional, UNU harus memilih
liberalisasi, dan privatisasi merupakan ruh dan semangat untuk mengakar dan
bagian dari desain global untuk menguasai mengikatkan diri pada nilai dan budaya,
Indonesia? Apakah kita masih memiliki antara lain spirit akar bangsa. UNU
aset-aset strategis bangsa? Bagaimanakah mengemban kepercayaan dari bangsa
agar kita keluar dari kemungkinan- Indonesia untuk melaksanakan amanah
kemungkinan terburuk di masa depan? bangsa agar tidak melupakan nilai-nilai
Dalam konteks inilah mandat sebagai kebangsaan, jiwa sosial, budaya bangsa,
universitas perjuangan dan kebangsaan dan kearifan lokal. Usaha UNU untuk
harus diletakkan dan dimaknai. Tugas menjadi universitas bertaraf internasional
sebagai perekat bangsa bukan sekedar bukan alasan untuk melupakan akar dan
menjaga keutuhan NKRI, namun juga nilai budaya bangsa. Arus globalisai yang
mampu menjaga dan mengoptimalkan menggerus dan berusaha menyeragamkan
pemanfaatan aset-aset strategis bangsa kekhas
an bangsa menjadi “satu bahasa
secara berkelanjutan untuk mewujudkan dan satu cita rasa” yang bersifat universal
kesejahtaraan umum dan mencerdaskan global harus diakui sebagai ancaman bagi
kehidupan bangsa. keberlanjutan dan persemaian nilai-nilai
keindonesiaan.
beberapa dekade dan terbitnya UU Desa desa. Bentuk kerjasama lainnya dapat
yang memberi peluang penguatan dan dikembangkan ke ranah yang lebih
menempatkan desa sebagai aktor/subjek ilmiah-akademis, seperti melalui riset
dan poros pembangunan nasional harus kolaboratif antara Pemda dan UNU guna
menjadi pijakan UNU dalam merumuskan menjawab berbagai isu-isu aktual dan
arah pengabdian, kebijakan akademik, strategis terkait kebijakan dan agenda
dan orientasi keilmuan yang ditumbuh- dan program pembangunan di ranah
kembangkan dan implementasinya lokal. Dalam kurun waktu tertentu, bila
dalam konteks kehidupan berbangsa dan stakeholder di daerah sudah dianggap
bernegara. mampu bekerja sendiri, UNU akan
Berbekal kekuatan, nantinya, menarik diri dan menyerahkannya kepada
ratusan ribu alumni UNU kelak harus alumni dan jaringan yang sudah dibangun
didorong didesain untuk berusaha bersama pemerintah daerah, pemerintah
menjangkau potensi dan peluang guna desa, pelaku usaha, organisasi masyarakat
mengoptimalkan pembangunan dan sipil dan universitas lokal setempat.
mendorong transformasi di daerah, desa, Ketujuh, pemenuhan kesejahtera-an
dan kawasan pedesaan. Lewat jejaring warga civitas akademik. NU harus berjalan
alumninya, UNU kelak dapat menjalin sedemikian rupa untuk mensejahterakan
kerjasama dengan pemerintah daerah sivitas akademiknya, baik sejahtera secara
dalam rangka peningkatan pembangunan material, spriritual, dan intelektual. Hal
dan pemerataan kesejahteraan tersebut memungkinkan UNU menjadi
masyarakat. Dalam konteks ini, UNU tumpuan masa depan bagi warga yang
dapat memanfaatkan jejaring alumni mengabdi dan menghidupinya. Dengan
sebagai jembatan untuk membangun kesejahteraan itu, civitas akademik UNU
komunikasi dan kerjasama dengan bisa bekerja secara kreatif dengan tenang
pemerintah daerah, pemerintah desa, dan sepenuh hati. Kesejahteraan warga
universitas dan lembaga kemasyarakatan di sini paling tidak meliputi bidang
di ranah lokal. pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
UNU menyediakan diri sebagai
universitas pembina yang membantu Epilog
program pembangunan pemerintah Dengan kerangka dua strategi dan
daerah dan desa. Kerjasama tersebut tujuah mandat sosial dasar paradigma
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk pengabdian, UNU akan dapat berperan
kemitraan strategis yang bermanfaat bagi lebih maksimal karena lebih terarah,
daerah, desa, dan turut mematangkan terukur, dan programatik. Dengan begitu,
kiprah UNU sendiri, seperti memberikan UNU akan terelakkan dari semata-
konsultasi dan advokasi kebijakan untuk mata sebagai teaching university yang
mengoptimalkan kinerja pembangunan tidak memiliki kapasitas sebagai agen
dan pelayanan publik di daerah dan transformasi sosial keagamaan dan
kebangsaan.[]
Timur Tengah belum bergeser dari apa umat Islam belum tersambung dengan
yang ia sebut sebagai jahl muassas yang masa kejayaan tersebut. Humanisme
intinya mengajarkan kebodohan. Islam di era generasi Miskawayh (932-
Persoalan kebodohan di Arab dan 1030 [tahdzîb al-akhlâq]) dan Abu
Timur Tengah mengakar selama ber Hayyan Al-Tawhidi (923-1023 [al-imtâ’
abad-abad. Walhasil dunia Timur Islam wa al-mu’ânasah]), misalnya, adalah
mengalami keterpurukan. Gejala fun da capaian ideal kemanusiaan dilihat
mentalisme yang kini mewabah adalah dari filsafat moral (etika). Humanisme
salah satu dampak negatif atau buah dari Islam ini mendahului humanisme Abad
penanaman kebodohan. Arkoun mem Kebangkitan Barat (Arkoun, 1997: 14).
peringatkan, kebodohan yang di pelihara Seribu kali sayang, era keemasan
dan dijarkan di lembaga pendidikan generasi Miskawayh dan Abu Hayyan
secara laten akan menjadi strukturalisme Al-Tawhidi terkubur dan diganti era
(binyawiyyah) yang bakal susah dihapus. kemunduran. Permasalahannya, kita
Jahl muassas adalah kritik terhadap sekarang ini tidak mewarisi tradisi
ilmu pengetahuan Islam yang masih keilmuan di fase keemasan, malah
dipenuhi unsur dogmatisme. Batas justru yang kita puja warisan keilmuan
antara dogma dan pengetahuan dalam abad kemunduran. Keilmuan fase
dunia Islam mengalami pengaburan. kemunduran itu terus diajarkan sampai
Dua hal berbeda itu dalam dunia Islam hari ini. Keilmuan berbasis kebodohan itu
disatukan: dogma dianggap pengetahuan diajarkan di kampus-kampus agama yang
dan pengetahuan dianggap dogma. Itulah tersebar Arab dan di Timur Tengah.
alasan mengapa Arkoun menilai pembe
lajaran di kampus-kampus Islam di Arab
dan Timur Tengah masih problematik.
Pembelajaran problematik itu masih
ditambah bangunan keilmuan Islam yang
masih belum teruji standar akademik.
Sampai hari ini belum ada upaya serius
mendekatinya dengan disiplin sosio-
humaniora modern. Apa sebab Arkoun
mengatakan demikian? Keilmuan Islam
yang kita terima sedari awal merupakan
Hasyiem Shaleh selaku penerjemah
hasil rumusan pada abad ke-13 M
buku-buku Arkoun, memberi komentar
yang notabene fase kemunduran Islam.
menarik: pasca panggung humanisme
Keilmuan dimuskan pada fase bermasalah
Miskawayh dan Al-Tawhidi berakhir,
tidak lepas dari jerat masalah serupa.
muncul ortodoksi Islam yang diwakili
Islam memang pernah berjaya pada gerakan-gerakan kaum fundamentalis
abad-abad sebelum 13 M dan sayangnya, garis keras dan kaum separatis. Apa yang
disayangkan Shaleh, bahwa gerakan- Islam saat ini? Api Islam disulut dalam
gerakan fundamentalisme itu tidak ada pergolakan yang persis pada fase
ada hubungannya sama sekali dengan kegelapan (kemunduran).
humanisme mencerahkan sebagaimana Islam menjadi dogma dan itu
dulu berjaya di era Islam klasik (Shaleh terus diajarkan untuk generasi saat ini.
dalam Arkoun, 1997: 15). Dogma mengklaim tidak ada pemahaman
Islam, hanya ada Islam instan yang
Kebodohan Disucikan taken for granted. Artinya pembelajaran
Adalah jahl muassas awal dari kegelapan Islam berkembang dan diajarkan tidak
umat. Semula dari jahl muassas lalu memakai pendekatan apapun kecuali
meningkat menjadi jahl al-muqaddas mempercayainya. Pan dangan ini
atau kebodohan disucikan. Kegelapan menghilangkan historisitas Islam sebagai
melanda saat pengetahuan palsu warisan agama yang menyertai dinamika manusia.
abad pertengahan itu sudah disucikan. Gejala ini lebih mirip disebut
Pada level jahl muqaddas, sudah tidak fundamentalisme agama sebagaimana
dapat diharapkan lagi menata ulang dicirikan sosiolog Gellner dalam bukunya
pemikiran Islam. Jahl muqaddas itulah Postmodernism, Reason and Religion:
bentuk kebodohan paling tinggi. beriman secara harfiah, tidak mengenal
Akidah yang diyakini umat Islam kompromi, keluwesan, reinterpretasi atau
betapapun sucinya mengenalkan pengurangan (Gellner, 1992: 3).
Tuhan, kenabian dan urusan akhirat, Pembelajaran harfiah Islam sedang
perumusannya melibatkan intervensi para gandrung dewasa ini, dibuktikan dengan
teolog muslim. Rumusan itu tidak sim- munculnya kelompok separatis yang
salabim turun dari langit. Ada konteks kini telah mempersenjatai diri (ISIS).
historis yang memicunya, artinya rumusan Anggapannya agama solusi segala
itu tidak hadir dalam ruang kosong. persoalan (al-islâm huwa al-hâl, al-islâm
Dogma pembelajaran agama perlu diurai shâlih-un li-kulli zamân-in wa makân-
dalam sinaran ilmu-ilmu sosio-humaniora in), tetapi pembacaan harfiah itu blunder
modern (sejarah, antropologi, sosiologi, dalam cara memilah dan memilih solusi.
semiotika, dll.). Solusi itu sepatutnya mengambil agama
Dari Maghrib ke Iraq, mana ada sebagai paradigma pencerahan keilmuan,
kampus mengajarkan pengetahuan secara bukan agama sebagai dogma atau
epistemik? Pemikiran Islam lebih banyak keyakinan buta.
digunakan memompa ideologi politik. Kembali kepada agama sebagai
Syi’ar Islam dipakai untuk memecah dogma terbaca dari seringnya pe
belah kelompok dan mempertajam mikiran Islam mempertanyakan problem
perseteruan antarsekte, saling tuding kafir otentisitas, atau dalam bahasa Arab
dan menganggap kelompoknya paling disebut ashâlah. Permasalahannya
benar. Ada yang salah dalam pemikiran bukan pada ashâlah-nya, akan tetapi
persoalan Timur Tengah. Persoalan itu Pakistan, dan Iraq, menambah parah
tidak pernah terselesaikan secara tuntas. keadaan Timur Tengah. Carut-marut
Belum satu persoalan teratasi, datang sosial dan lingkungan yang rusak akibat
persoalan lain yang justru menambah perang me nunjukkan beban untuk
rumyam keadaan. Fenomena kekerasan bangkit bukan perkara mudah. Restorasi
dan kehancuran itu dampak sistemik dari memakan waktu dan biaya, sementara
amuk fundamentalisme dari dalam. sistem sosial sudah diadu domba.
Di antara persoalan itu, jumlah Ketidakstabilan didesain untuk memecah
penduduk yang meningkat drastis, tentu belah. Intervensi asing untuk menguasai
ini menyusahkan kontrol negara terhadap sumber daya minyak turut memperkeruh
warga terlebih masalah kesejahteraan. suasana Timur Tengah.
Mesir di era Husni Mubarok pada Belum lagi dampak negatif
pertengahan 2009 pernah mengadakan kolonialisme Barat yang menjajah negara
muktamar sukkân (penduduk) untuk Arab di masa lalu, menambah beban
mengatasi problem jumlah penduduk berat tersendiri. Kita tahu kolonialisme
di Mesir yang melonjak tajam. Itu baru secara resmi mungkin sudah selesai tetapi
Mesir, lalu bagaimana dengan negara- pengaruh negatifnya masih terpelihara
negara Arab lainnya yang jumlah dalam ingatan dan iman orang-orang
penduduknya dipastikan lebih banyak Islam Arab. Kecurigaan terhadap Barat
dari Negeri Kinanah itu. yang kolonial itu disemai sampai
Persoalan teranyar intervensi melupakan tugas antara mana seharusnya
Amerika dan sekutu di Afghanistan, memosisikan sikap reaktif dan proaktif
terhadap Barat.
Dewan Redaksi
ekonomi dan gejolak politik, Mesir dan derungan saintis mengambil warisan masa
Maroko barangkali tertinggal jauh dari lalu dengan orientasi dan proyeksi masa
Indonesia. Tetapi dalam bidang kajian depan. Kelompok ini tetap menghormati
ilmu-ilmu keislaman klasik, Mesir dan khazanah klasik tetapi tetap kritis dalam
Maroko jauh lebih bagus dari Indonesia. mempelajarinya.
Uni Emirat Arab yang terletak di Kecenderungan saintis ini dapat
Teluk Persia boleh berkembang pesat terbaca dari hasil riset atau karya tulis
lewat pembangunan infrastruktur dan mahasiswa S2 atau S3 di kampus se
proyek modernisasi. Tetapi dari sisi tempat: apakah ada minat untuk men
keilmuan Islam, Uni Emirat Arab tidak dorong warisan klasik itu ditinjau dan
bagus-bagus amat dibandingkan negara- digunakan untuk kepentingan yang riil,
negara Arab Maghrib seperti Maroko, artinya penelitian para mahasiswa S2 dan
Al-Jazair, Tunisia atau bahkan negara di S3 itu apakah fokus pada kemaslahatan di
benua Afrika Utara seperti Mesir yang masa lalu, tetapi minim daya guna yang
banyak melahirkan ulama-ulama kredibel. lebih prospek untuk ke depan. Untuk
Sikap terhadap warisan masa lalu konteks S1, semua pendidikan di Arab tidak
atau dikenal turâts melahirkan beragam ada spesifikasi secara mendasar meskipun
perspektif yang banyak ditawarkan sudah ada jurusan masing-masing. Hal itu
pemikir-pemikir Islam kontemporer. dapat terlihat dari title sarjana di semua
Ada perspektif menganggap tradisi itu jurusan, Lc atau Licentiate.
perlu dipelajari sebagaimana adanya
ketika tradisi tersebut dirumuskan; ada Misi Dakwah Pembelajaran
yang menganggap tradisi tersebut perlu Ada dua kampus yang akan kita tulis
ditinjau dalam konteks lebih meluas standard pembelajaran ilmu-ilmu
dengan menggunakan disiplin ilmu-ilmu keislaman. Pertama adalah Universitas
sosio-humaniora modern; dan ada juga Al-Azhar Kairo Mesir sebagai kampus
sikap ekstrem yang menganggap bahwa tertua di dunia yang didirikan pada
tradisi tersebut sudah ketinggalan dan zaman dinasti Fatimiyah di Mesir hasil
sudah seharusnya ditanggalkan. sumbangan khalifah Al-Aziz (976-996)
Secara general terdapat dua ke dan Al-Hakim (996-1021) sebagai suk
cenderungan umum dirasah islamiyyah sesor khalifah pertama Al-Muiz (952-975).
dalam menyikapi turâts klasik: pertama, Hodgson dalam bukunya The
kecenderungan kembali ke masa lalu Venture of Islam, menyebut Al-Azhar
ditandai dengan mengagungkan dan pada mulanya digunakan sebagai pusat
mengunggulkan warisan keilmuan pembelajaran orang-orang Syi’ah sekte
Islam klasik, sebatas mengagumi dan Isma’iliyyah yang tertarik pada filsafat
minim upaya memikirkan khazanah itu dan kebatinan, kelompok ini mempelajari
dapat dimanfaatkan untuk menunjang alegorisme dan simbol-simbol dalam Al-
kehidupan sehari-hari. Kedua, kecen Qur’an (Hodgson, 1974, Vol. II: 25).
Al-Azhar dan Al-Zaituna kurang mem Timur Tengah memang sedang ber
pertajam visi keilmuan jangka panjang. gejolak. Kita merasakan suhu ketegangan
Kita dapat saja memperdebatkan politik yang terus meningkat dari waktu
apakah dua kampus tersebut me repre ke waktu. Rasa keamanan menurun
sentasikan sebuah lembaga pendidikan seiring melemahnya pemerintah. Melihat
sesungguhnya atau tidak? Sebagian yang situasi sosial dan politik Timur Tengah
skeptis dengan pola pembelajaran yang yang kisruh itu, memang jauh dari ideal
menitikberatkan materi sebagaimana di untuk menjadi tempat belajar.
Al-Azhar dan Al-Zaituna, lebih senang Namun jangan sekali-kali mem
menyebutnya sebagai lembaga dakwah bandingkan antara dunia Timur dan
dan bukan sebagai lembaga pendidikan Barat tanpa melihat latar belakang me
tinggi yang saintis dan ilmiah. madahi. Membandingkan Timur dan
Orang boleh berbeda pendapat Barat dengan menutup mata, sama hal
tetapi tidak semua yang ada di Timur nya membandingkan antara neraka dan
Tengah separah yang dituduhkan: kondisi surga. Ibarat seorang anak yang hidup
keilmuan yang kakuh, literalis, monoton, dalam kemapanan ekonomi, pendidikan,
dan lain sebagainya. Al-Azhar dan Al- kasih sayang, lalu dibandingkan anak dari
Zaituna mengajarkan materi-materi pe pasangan jelata yang serba kekurangan
nalaran seperti fakultas Ushuluddin yang dan serba konflik.
membawahi jurusan Akidah-Filsafat. Meski harus jujur dalam melakukan
perbandingan, fakta ketertinggalan dunia
Merespon Ketegangan Timur Tengah Timur Islam dari Barat tidak bisa ditutup-
tutupi. Sebatas ilustrasi yang digunakan pengetahuan sangat mudah jatuh dalam
Arkoun dikutip di sini: perjalanan fatisme buta.
pesawat dari Timur Tengah ke negara- Selain mengajarkan pluralitas
negara di Eropa dan Barat memakan tidak mazhab, Al-Azhar memperhatikan
lebih dari 5 jam, tetapi untuk menyusul juga mazhab bawaan mahasiswa dari
peradaban Barat yang sudah mapan dan negara asalnya, misal bagi mahasiswa
modern seperti yang kita saksikan itu, Indonesia diajarkan pendalaman fikih
Timur Tengah butuh lebih dari 5 abad. Syafi’ie karena mazhab itu yang berlaku
Ilustrasi Arkoun hendak di daerahnya, atau mazhab Maliki bagi
menyampaikan tidak ada waktu untuk mahasiswa dari Saudi.
berleha-leha. Jika umat Islam tidak cepat Kemudian dari sisi teologi yang
menyusul Barat, mereka bakal terus diterapkan adalah jalan tengah Asy’ariyah
tertinggal dan Barat tidak akan terkejar. melalui konsep kasb. Kita tahu bahwa
Langkah menyusul Barat dimulai Asy’ariyah merupakan paham pertengah
dengan strategi, membereskan persoalan an antara dua kubuh ekstrem antara
internal atau dalam negeri. Bagaimana literalis dan rasionalis. Meskipun sudah
bisa menyusul kalau kondisi internalnya memantapkan di Asy’ariyah, Al-Azhar
tercerai-berai? tetap mengajarkan keragaman sekte yang
Sumbangsih Al-Azhar dan Al- pernah muncul dalam Islam.
Zaituna dalam karut-marut sosio-politik Bagaimana dengan Al-Zaituna?
Timur Tengah cukup realistis, ini terlihat Sejak awal kemunculannya Al-Zaituna
dari misi dari paradigma kurikulum yang memang merupakan pusat penyebaran
diajarkan di kedua kampus tua tersebut. madzhab Maliki di benua Afrika, jadi
Dari sisi kurikulum, misalnya, Al- secara tidak langsung Maliki menjadi
Azhar Kairo mengadopsi semua mazhab orientasi mazhab fikih kampus, tetapi
fikih sebagai bahan ajar untuk fakultas uniknya isu mazhab tidak terlalu
Syari’ah. Perbedaan mazhab sudah ditonjolkan dalam kampus. Keterangan ini
dikenalkan sedari awal. disampaikan oleh pelajar dan mahasiswa
Wawasan keragaman aliran atau Indonesia yang belajar di Al-Zaituna.
mazhab dapat mengikis fanatisme Fanatisme satu mazhab tidak terlalu
kemazhaban. Seringkali fanatisme mendominasi, justru iklim keterbukaan
itu muncul karena tidak mengenal mendasari pola keberagamaan di
keragaman mazhab. Sebagaimana lingkungan kampus.
dikatakan sastrawan besar Mesir, Anis Begitu juga nuansa pendalaman
Mansour (1925-2011), al-`aql kal-farâgh fikih klasik masih sangat ditekankan
in lam tumli`u bil-ma`rifah imtala’at-hu di lingkungan kampus. Di Tunisia, Al-
bi al-ta`asshub. Akal manusia itu masih Zaituna dikenal dengan pendekatan teks
akan kosong, selama masih belum diisi yang lebih moderat. Keilmuan dari teks-
teks klasik tetap dikaji sembari menerima
isu-isu kontemporer. Seperti di Al-Azhar, kritis dengan menilai dan me nimbang
Al-Zaituna dalam hal teologi memilih pemikiran tersebut dengan adil. Model
jalan tengah rumusan Asy’ariyah. Teologi ini diterapkan di seluruh matakuliah yang
rumusan Imam Abu Hasan Al-Asy`ari diajarkan di kampus. Selalu ada catatan
ini mudah diterima karena sifatnya kritis terhadap khazanah Islam yang
yang mengakomodir yang fatalis dan dinilai terlalu tajam dan bersebrangan.
rasionalis. Misalnya dalam kajian tayyârât
Kedua kampus besar ini menjawab islâmiyyah (aliran-aliran dalam Islam)
kebutuhan dunia Arab dan Timur atau matakuliah al-milal wa al-nihal di
Tengah. Paham moderasi yang dirawat kuliah Ushuluddin, macam-macam sekte
adalah pilihan bijak untuk menetralisir Syi’ah dikaji dengan teliti kemudian
suasana konflik. Jalan tengah mampu dikomentari dari perspektif moderasi Al-
mengakomodir dua kubuh sekaligus Azhar. Beberapa point yang tidak sejalan
tanpa harus mengorbankan satu dan dengan pesan Ahl Sunnah dan salaf shalih
mementingkan yang lain. diluruskan agar menjadi pelajaran yang
Moderasi paling relevan karena mendidik bagi para mahasiswanya.
mengundang simpati kedua kubuh Selama mengomentari, tidak akan
bersitegang. Moderasi dapat diandal kan ditemui komentar keras tidak mendidik
sebagai garda depan yang me nyatukan seperti mengatakan Syi’ah itu kafir atau
seluruh kepentingan yang bertikai di keluar dari Islam. Karena bagi Al-Azhar
Timur Tengah. Impian jangka panjang dari moderasi itu ibaratnya menjadi penengah
moderasi ini adalah, Timur Tengah mampu dan bukan penghakim. Mendidik itu
lepas dari jerat pertikaian dan terbebas dari bukan soal memberikan materi, tetapi
gerakan fundamentalisme yang destruktif. yang tidak kalah penting bagaimana
menyampaikan materi itu dengan santun
Prinsip Moderasi Pembelajaran dan bijak tanpa harus menanamkan cacian
terhadap kubuh atau aliran yang berbeda.
Kajian keislaman di Al-Azhar menerima
variasi pemikiran yang tumbuh dalam Al-Zaituna punya prinsip sama
sejarah peradaban Islam. Sebagai sebuah dalam hal menghormati teks-teks klasik
warisan, betapapun tajamnya khazanah Islam. Warisan ulama masa lalu sebagai
klasik berseberangan dengan Al-Azhar, kekayaan dan modal kebangkitan terus
tetap dianggap sebagai turâst penting dikaji dan dipelajari. Tetapi itu bukan
untuk dipelajari. Di sinilah moderasi satu-satunya cara Al-Zaituna di jalur
menjiwai nafas pembelajaran di Al-Azhar. memajukan umat, sikap menjaga tradisi
klasik itu diimbangi dengan mengkaji
Al-Azhar punya sikap kritis terhadap
isu-isu modern. Lagi pula warga Tunisia
persoalan-persoalan yang tidak sejalan
sering bersinggungan dengan orang-
dengan paham moderasinya, karena itu
orang Perancis, karena dulu bekas jajahan
Al-Azhar selalu menyertakan catatan
Perancis.
Meskipun mulai akrab dengan masa lalu dan masa sekarang. Al-Jabiri
pendekatan ilmu-ilmu sosial, Al-Azhar mengusulkan pendekatan dalam dua
dan Al-Zaituna tidak melampaui kodrat perspektif sekaligus: menjadikan turâts
nya sebagai lembaga ke agamaan. modern di zaman kita (mu`âshir-an lanâ),
Orientasi kampus sebatas menghidupkan di satu sisi, dan modern di zamanya
warisan turâts klasik. Memang benar sendiri (wa mu`âshir-an li-nafsihi) (ja’l
ada pola memasukkan isu baru seperti al-turâts mu’âshir-an lanâ wa li-nafsihi),
kajian gender di Al-Zaituna. Misalnya, di sisi lain. Pendekatan ini dipakai Al-
menerima dosen dan mahasiswa yang Jabiri secara khusus dalam memahami
tidak memakai jilbab. Kedengarannya Al-Qur’an (Al-Jabiri, Madkhal Ilâ Al-
itu prestasi besar, namun hal itu belum Qur’an, 2006).
dikatakan menyentuh pokok persoalan Modern di zaman kita artinya unsur
kajian gender. epistemologis turâts klasik Islam itu tetap
Baik di Al-Azhar maupun Al- dipertahankan untuk zaman kita sekarang.
Zaituna, penghormatan warisan keilmuan Sementara modern di zaman ketika turâts
klasik itu sangat besar. Wajar saja para dibentuk artinya unsur temporalitas
pelajarnya enggan mengkaji kritik ideologi turâts didudukan untuk semangat
keilmuan Islam. Padahal dekonstruksi zamannya. Sementara yang berlaku
turâts itu penting untuk memilah antara sekarang adalah pembacaan turâts yang
unsur epistemologis dan ideologis. ideologis: kajian turâst masa lalu untuk
Sampai di sini cukup beralasan Arkoun turâts masa lalu, atau keilmuan Islam
menilai warisan khazanah keilmuan Islam untuk konteks zaman ketika keilmuan itu
yang kita terima (berikut pengajarannya) dirumuskan.
masih diselimuti “dogmatisme”. Pandangan Al-Jabiri tersebut
Orientasi teks dalam dirasah berangkat dari pemahaman filsafat.
islamiyyah sebenarnya pokok kritikan Tugas dari filsafat sendiri sejak awal
sejumlah pemikir muslim modern. adalah memisahkan antara logos dan
Pemikir Maroko Abied Al-Jabiri mitos. Artinya memisahkan antara mana
(1936-2010) dalam buku al-Turâts keilmuan hakiki dan mana angan-angan
wa al-Hadâtsah (1999: 26) menyebut kosong seperti ideologi. Sampai di sini
terang-terangan Universitas Al-Azhar kita mengerti bahwa dirasah islamiyyah
Kairo, Al-Zaituna Tunisia, bahkan juga tidak berkembang jika tidak ada
Qarawiyin di Maroko, masih menerapkan pengetahuan filsafat memadahi.
pemahaman teks klasik untuk teks klasik Apakah dosen-dosen Al-Azhar dan
(fahm al-turâts li al-turâts). Pendekatan Al-Zaituna memiliki pendidikan filsafat?
ini bentuk kemunduran teks yang tidak
Pertanyaan ini susah dijawab
dapat berkontribusi di ranah praksis.
lantaran minimnya perhatian filsafat di
Kajian Islam akan tetap relevan dunia Arab dan Timur Tengah. Kuliah
sepanjang tersedia penghubung antara Ushuluddin seperti di Al-Azhar memang
Dikti, Ditjen, 2003, Higher Education Leman, Oliver, 1993, Moses Maimonides,
Long Term Strategy 2003-2010. The American University in Cairo
Eko, Sutoro, dkk. 2014. Desa Membangun Press, Cairo Egypt.
Indonesia, Forum Pengembangan Lyotard, Jean Francois, 1984, The
Pembaharuan Desa, Yogyakarta. Postmodern Condition: A Report on
Knowledge, Manchester University
Eko, Sutoro, 2015, Regulasi Baru, Desa
Press, Manchester.
Baru: Ide, Misi, dan Semangat UU
Desa, Kementerian Desa PDTT, Ohmae, Kenichi, 1995, The End of
the Nation State: The Rise of
Jakarta.
Regional Economies. How Capital,
Freire, Paulo, 1985, Pendidikan Kaum Corporation, Consumer, and Com
Tertindas—alih bahasa dari munication Are Reshaping Global
Pedagogy of the Oppressed oleh Market, Free Press Paperback.
Utomo Danandjaya, LP3ES,
Smith, Linda Tuhiwai, 2005, Dekolonisasi
Jakarta. Metodologi—alih bahasa dari
Gellner, Ernest, 1992, Postmodernism, Decolonizing Methodologies,
Reason and Religion, Routledge, Research and Indigenious Peoples,
London and New York. terj. Faiz Ahsoul, INSIST Press,
Held, David, 1995, Democracy and the Yogyakarta.
Global Order: from the Modern Sudjatmiko, Budiman dan Yando, Zakaria,
State to Cosmopolitan Governance, 2014, Desa Kuat, Indonesia Hebat,
Polity Press, Cambridge. Pustaka Yustisia, Yogyakarta.
Held, David, McGrew, Anthony, van Bruinessen, Martin, 2012, Kitab
Goldblatt, David, and Perraton, Kuning dan Tarekat, terj. Farid Wajdi
Jonathan, 1999, Global dan Rika Iffati, Gading Publishing,
Transformations: Politics, Yogyakarta.
Economics and Culture, University van Peursen, C.A., 1990, Fakta, Nilai,
Stanford Press, Stanford. Peristiwa: tentang Hubungan antara
Ilmu Pengetahuan dan Etika, terj.
Hodgson, Marshall G. S., 1974, The
Drs. A. Sonny Keraf, Gramedia,
Venture of Islam: The Expansion
Jakarta.
of Islam in the Middle Periods,
Wahyuddin, Imam, 2009, Jejak-jejak Kajian
Vol. II, The University of Chicago
Orientalis, dalam Jurnal Himmah PPMI
Press, Chicago and London.
(Persatuan Pelajar dan Mahasiswa
Kleden, Ignas, 1987, Sikap Ilmiah dan Indonesia), Kairo Mesir.
Kritik Kebudayaan, LP3ES, Jakarta.
Koran Tempo, 15/5/2017
Artikel:
Kuhn, Thomas, 1996, The Structure of
www.vivanews.com
Scientific Revolution, 3rd Edtion,
Chicago University Press, Chicago. www.tehcenter.ufi.edu.
Kondisi dunia di atas tentu saja transformasi studi Islam yang amat
terjadi di kawasan-kawasan Muslim, signifikan, yaitu perubahan lembaga
tidak terkecuali di Indonesia, sebagai IAIN ke UIN. Model-model pengkajian
negara Muslim terbesat di dunia. Islam telah dilakukan dengan proses
Karena itu, wajah Islam di masa yang paradigma integrasi (Azyumardi Azra
akan datang, paling tidak, akan sangat dan Mulyadi Kertanegara), islamisasi,
ditentukan oleh ummat Islam di negara dan inter-koneksi (Amien Abdullah).
ini. Studi Islam merupakan salah kunci Adapun konsep masyarakat yang digagas
untuk memperlihatkan bagaimana pun sudah mulai menemukan titik
kondisi Muslim di Indonesia. Sejauh diskusi yang begitu hangat yaitu mulai
ini, Indonesia telah melakukan proses dari masyarakat madani hingga ke Islam
Nusantara.
Pertama, karena dunia saat ini negara-negara yang tidak maju dalam hal
selalu mengedepankan sains dan tekno tersebut. Pola pembunuhan ini, bukanlah
logi, maka ukuran peradaban dunia, akan hanya melalui perang, tetapi juga melalui
diukur dari kemajuan dua hal tersebut. pem bunuhan karakter dan nilai-nilai
Namun jika sains dan teknologi gagal, kemanusiaan. Karena itu, perang akan
maka spirit religi akan diminta perannya tetap menjadi pilihan utama bagi negara-
kembali, untuk mengatur tatanan dunia. negara maju, untuk tidak hanya menguji
Akan tetapi, jika religi tidak memiliki kemampuan teknologi mereka, tetapi juga
bentuk yang baku, sangat boleh jadi, untuk mengubah sistem tatanan dunia
sains dan teknologi, malah yang akan secara menyeluruh. Kondisi ini tentu saja
menghancurkan manusia itu sendiri. Saat untuk menciptakan berbagai negara yang
ini, rekayasa peradaban planet memang dikategorikan sebagai barbaric state atau
ingin membuat manusia tinggal landas negara gagal (Acemoglu & Robinson,
dari peradaban yang serba menginginkan 2012).
energi dari bumi ke energi dari galaksi. Untuk itu, merumuskan studi
Kedua, kalau sains dan teknologi studi Islam di Indonesia seyogyanya
tidak berhasil membangunkan spirit, juga mengamati perkembangan global,
maka sangat boleh jadi, tatanan global regional, nasional, dan lokal. Hal ini
(world order) akan perlahan-lahan disebabkan skenario global selalu
runtuh. Inilah yang sangat dikhawatirkan memiliki dampak pada sistem rekayasa
jika dimasa depan, demokrasi dan sosial dan budaya di level lokal. Demikian
kapitalisme, tidak dapat bertahan, maka pula, kondisi lokal juga memiliki
secara simultan, sains dan teknologi, pengaruh pada sistem reproduksi
akan menjadi “senjata makan tuan” bagi pengetahuan, yang kemudian berwujud
manusia. Hal ini telah terlihat dalam dalam bentuk kebijakan. Kondisi regional
beberapa dekade terakhir, bahwa dampak juga harus dijadikan basis persiapan
sains dan teknologi terhadap spirit religi, bentuk sistem berpikir yang akan
ternyata tidak menunjukkan hasil yang ditanamkan pada generasi muda, dimana
memuaskan. Sebab sains dan teknologi, mereka akan berkiprah di masa depan.
bertujuan untuk menjadikan manusia Demikian pula, keadaan nasional saa ini
sebagai tuhan (Kaku, 2012). dan jangkaan atau imajinasi kebangsaan
Ketiga, sains dan teknologi menjadi di masa depan juga harus diambil sebagai
predator bagi spirit religi, maka negara- sesuau persiapan di dalam meletakkan
negara maju akan menguji kemampuan kerangka dasar sistem pendidikan yang
intelijensia mereka untuk menjadikan mapan (Poespowardojo & Seran, 2015).
negara-negara ketiga sebagai tumbal. Pola Berbagai pandangan menyebutkan
keseimbangan dunia dengan model ini, bahwa Islam memiliki harapan yang
telah mengakibatkan sains dan teknologi cukup menjanjikan, kendati saat
menjadi alat pembunuh utama terhadap ini, kondisi global agama ini begitu
di dalam studi Islam, yang para Muslim hasil rekayasa sosial dan budaya dari
di Indonesia juga harus masuk di dalam bangsa lain terhadap bangsa Indonesia,
wacana tersebut. yang kemudian sampai pada tahapan
Kondisi di atas adalah apa yang menghargai dan memahami semata.
di
sebutkan bahwa studi Islam di Intinya, studi Islam harus mampu pada
Indonesia masih sebatas pada respon tahapan me rekayasa peradaban. Hal ini
wacana (response to discourse) yang disebabkan di Nusantara telah banyak
kemudian harus memiliki trend sesuai dihasilkan sekian peradaban besar yang
dengan rekayasa ilmu pengetahuan harus digali spirit dan jejak peradabannya
bangsa lain. Kekayaan khazanah di oleh generasi baru.
Nusantara seharusnya mampu di-anjak Pola menggerakkan studi Islam
pada tahapan yang lebih tinggi, jika untuk memasukai era peradaban planet
pola pikir studi Islam di Indonesia memang harus dipersiapkan dengan
ingin sampai pada tahapan control dan matang. Karena era ini persis terjadi
influence. Maksudnya, kajian metafisika, setelah era globalisasi. Koneksi antara
meta-teori, dan fondasi keilmuan harus manusia sudah berusaha untuk mencapai
digalakkan di perguruan tinggi. Kajian hypergood (Taylor, 1989). Kondisi ini
yang bersifat predictive knowledge harus memang belum sepenuhnya terjadi di
dibenamkan ke dalam sistem rekayasa Indonesia. Akan tetapi, kemungkinan
ilmu pengetahuan di kampus-kampus rekayasa peradaban planet ini akan
Islam di Indonesia. Selama ini, riset- dilakukan pada Generasi Z. Mereka
riset yang dibangun adalah menafsirkan yang sekarang menjadi bagian penting
Skema di atas semakin mem Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, UIN
perjelas bagaimana gerbong peradaban Ar-Raniry, Banda Aceh | abah.shatilla@
dunia direkayasa saat ini dan untuk masa gmail.com
depan. Agenda studi Islam di Indonesia
semestinya juga mengikut bagaimana
berperan aktif di dalam menyusun Referensi
konsep-konsep baru peradaban planet ini. Acemoglu, D., & Robinson, J. A., 2012,
Artikel ini merupakan pengantar di Why Nations Fail: The Origins of
dalam menatap masa depan studi Islam. Power, Prosperity, and Poverty,
Paling tidak, kajian ini telah memberikan Profile Books, London.
wacana awal untuk persiapan studi Islam Kaku, M., 2012, Physics of the Future:
di dalam menyongsong perubahan demi How Science Will Shape Human
perubahan yang terjadi di dunia saat ini. Destiny and Our Daily Lives by
Ummat Islam telah berhasil merekayasa the Year 2100, Anchor Books, New
peradaban dunia, sebelum Barat York.
melakukan revolusi ilmu pengetahuan. Mickey, S., 2014, On The Verge
Basis utama di dalam merekayasa tersebut of a Planetary Civilization:
adalah mencari spirit intelektual yang A Philosophy of Integral
benar-benar beorientasi pada peradaban. Ecology, Rowman & Littlefield
Disadari atau tidak, di masa yang akan International, Ltd, London.
datang, kontestasi untuk memajukan Poespowardojo, T. M. S., & Seran, A.,
peradaban dunia memang telah dimulai 2015, Filsafat Ilmu Pengetahuan:
lagi setelah didengungan konsep-konsep Hakikat Ilmu Pengetahuan Kritik
yang bersifat global dan universal. Islam terhadap Visi Positivisme Logis,
pada awalnya merupakan keyakinan yang serta Implikasinya, Kompas.
juga berwujud ilmu pengetahuan yang
Raskin, P., 2006, The Great Transition
bersifat global dan universal (rahmat-an li
Today, Tellus Institute, Boston.
al-`alâmîn). Inilah agenda yang mendasar
di dalam merumuskan kembali arah dan Taylor, C., 1989, Sources of The Self:
tujuan studi Islam di Indonesia.[] The Making of The Modern
Identity, Harvard University Press,
Cambridge.
antaragama karena metode kritis-historis bahwa tidak adanya kajian studi Islam
yang dipakai Noldeke ibarat pengkajian secara khusus. Namun setelah kejadian
kritis kitab Injil (biblical criticism) yang itu situasi semakin membaik. Tercatat
diterapkan pada kajian Al-Qur’an. lembaga Islam India dan Afrika didirikan,
Generasi kedua ada beberapa nama paling tidak termasuk 20 universitas-
terkenal seperti Helmutt Ritter (1882- universitas tertua di Jerman, tetapi
1971) dengan karyanya mengenai beberapa ketentuan telah diambil untuk
teks dan manuskrip agama Islam, Carl berkonsentrasi pada spesialisasi khusus di
Borockle Mann (1865-1957) yang pakar universitas tertentu, baik untuk penelitian
di bidang sejarah teks dan manuskrip maupun pengajaran (tergantung
Arab. Ada juga nama Hans Heinrich kepentingan pemegang jabatan).
Schaeder (1896-1957) yang secara Dalam studi Islam, kajian ini
brilian mengkaji Islam dalam kerangka dititikberatkan pada teks, manuskrip dan
yang lebih luas dari sejarah keagamaan sejarah sehingga kajian-kajian Islam
orang-orang Timur-Dekat dan sejarah memiliki konsentrasi penuh terhadap
dunia yang tidak lagi mengikuti pola teks, manuskrip, fakta-fakta historis
kesarjanaan yang eurosentris. Selain itu dan hubungan antar fakta-fakta yang
masih banyak karya-karya tokoh lainnya ada. Pengaruh kajian atas berbagai
yang mengkaji Islam dari berbagai macam fakta membuat studi Islam di Jerman
aspeknya. Schaeder juga disebut-sebut menjadi terasa lebih realistis, untuk tidak
sebagai orang yang sangat berpengaruh menyebutnya berorientasi positivistik.
secara intelektual bagi pakar Islam dan Agama (Islam) dengan demikian harus
tasawuf yakni Anne Marrie Schimmel dikaji untuk dan dalam kurun waktu
(1922-2003) semasa Schaeder menjadi yang lama. Program studi Islam meliputi
dosen pengajar Schimmel di Universitas program dasar selama 4 semester,
Berlin. program utama selama 4 semester dan
Pada sekitar tahun 1960-an seluruh program belajar penuh untuk studi Islam
perguruan tinggi di Jerman kecuali termasuk disertasi doctoral selama 12
Universitas Saarbrucken telam memiliki semester. Di samping program studi
Orientalische Seminar (OS) dan jarang Islam di Universitas Freiburg, Universitas
ada seminar seperti itu di luar perguruan Hamburg, Universitas Munster,
tinggi. 12 tahun kemudian kalangan Universitas Bamberg dan lainnya, ada
orientalis Jerman merasa keberatan pula institute Studi Islam di Universitas
dengan adanya laporan bahwa dari 32 Free Berlin, dimana selain mengkaji Islam
yang direkomendasikan sebagai lembaga klasik para mahasiswa juga mengkaji
baru untuk membuka Orientalische Islam kontemporer. Dua perpustakaan di
Seminar, 21 lembaga berhasil didirikan Jerman yang terkenal dengan berbagai
dan hanya 3 lembaga yang memiliki manuskripnya tentang studi ketimuran
studi Islam. Lalu ada keluhan juga adalah perpustakaan Munich di Bavaria
berdiri tahun 1558 dan perpustakaan berbeda dan berbagai perubahan yang
Marburg yang berdiri tahun 1661. terjadi dalam budaya mereka, (c) Setelah
Banyak perpustakaan yang memiliki perkembangan yang menggembirakan
manuskrip-manuskrip yang terpelihara di Jerman, studi ketimuran dijadikan
secara baik dan sejak 1970 sebuah proyek sebagai kajian akademis yang banyak
telah dilakukan untuk membuat katalog diminati, sehingga ada beberapa tugas
manuskrip-manuskrip itu sekitar 2500. pokok berjalan seiring dengan tanggung
Ada sekitar 17 perpustakaan khusus dan 2 jawab terhadap studi ketimuran dan ada
di antaranya yang disebutkan di atas. beberapa tema penelitian yang menjadi
Selama tahun 1960-1970, me nurut prioritas, dan (d) Perencanaan penelitian
Waardenburg (1993) banyak inisiatif yang sebagai bagian dari studi ketimuran
ditawarkan demi kemajuan studi Islam di seharusnya tidak dari biaya prakarsa,
jerman. Tercatat dalam sebuah laporan kalau tidak memungkinan menggunakan
menggambarkan perhatian terhadap biaya pribadi, dan studi ketimuran dapat
berbagai masalah khusus yang melahirkan mengembangkan program-program
ketegangan antara sejarah tradisi filosofis tambahan dalam bidang sejarah, ekonomi
tentang orientalisme dan meningkatnya dan ilmu pengetahuan sosial.
perhatian terhadap berbagai masalah
kontemporer yang terjadi di negara- Sekarang Ada Juga Islamische
negara Asia dan Afrika, yang dipengaruhi Theologie di Bawah ZIT/Zentrum fur
oleh perkembangan politik, ekonomi dan Islamische Theologie
budaya. Laporan tersebut memberikan Kaum Muslim di Jerman tadinya
rekomendasi untuk meningkatkan kualitas populasinya sekitar 4,7 juta dan 2,5 juta
dalam pengajaran dan penelitian serta di antaranya berasal dari Turki. Lalu sejak
menambah berbagai fasilitas material masuknya pengungsi Irak dan Suriah
yang penting di universitas, perpustakaan, dalam kurun waktu 2015-2016, Jerman
museum dan berbagai koleksi. Pada menerima lebih dari 1,5 juta pengungsi
tahun 1972 dilaporkan bahwa komunitas sehingga umat Islam di Jerman. Sekarang
Oriental Jerman atas kajian-kajin Timur diperkirakan populasi Muslim di Jerman
telah membuat beberapa rencana yakni; lebih dari 6 juta dan mungkin menjadi
(a) Bidang kajian-kajian Timur terbagi yang terbanyak di Eropa, mengungguli
dalam 20 bagian dan ada beberapa Perancis yang berpopulasi Muslim lebih
materi yang harus disusun ulang, (b) dari 5 juta. Berbagai persoalan mewarnai
Relevansi kajian-kajian Timur tentang hubungan antara kaum Muslim dan
masyarakat dipaparkan kurang lebih dengan kaum agama lain serta dengan
yakni memperdalam pemahaman tentang pemerintah Jerman, dan hal ini telah
orang-orang Asia dan Afrika terutama mendapatkan perhatian serius dari
pada saat itu dilihat dari sudut pandang kalangan akademisi dan pemerintah
tentang penemuan diri dengan cara yang Jerman.
Kounsil Jerman untuk Sains dan fur Islamische Theologie). Kempat ZIT
Humaniora (Wissenschaftstrat) menjelas masing-masing membawahi 2 universitas
kan bahwa mereka mulai me nyediakan dengan 2 jurusan yakni jurusan studi
dukungan bagi pembukaan jurusan “studi- Islam dan jurusan pendidikan guru agama
Islam” sebagai bagian dari universitas Islam. Keempat ZIT itu membawai yakni
sejak tahun 2010. Kounsil itu yang juga (a) Universitas Muenster & Universitas
merupakan dewan penasehat penting bagi berlin, (b) Universitas Osnabruck dan
pemerintah di bidang akademik, telah Universitas Tubingen, (c) Universitas
melakukan asesmen jurusan studi-Islam Frankfurt dan Universitas Giessen/
sejak 2010 dan itu didahului dengan Marburg, dan (d) Universitas Nurnberg
diskusi-diskusi mendalam sejalan dengan dan Universitas Erlangen, semuanya
fenomena bahwa Islam makin menjadi mulai beroperasi sejak tahun 2010 dan
isu di Jerman. Prof Reinhard Schulze tahun 2011.
yang menjadi salah satu anggota kounsil Setelah rekomendasi Wissenschaftsrat,
itu ingat bahwa dulu sebenarnya studi- muncul perdebatan tentang apakah
Islam dan teologi Islam tidak menjadi jurusan khusus yang mau didirikan
isu di Jerman. Tapi kini, pembukaan itu sebenarnya jurusan teologi-Islam
jurusan studi-Islam menjadi konklusi atau jurusan studi-Islam. Prof Patrick
logis dari eksaminasi yang produktif di Franke dari Universitas Bamberg adalah
bidang akademik khususnya studi Islam orang pertama yang mempertanyakan
dan teologi Islam di universitas Jerman. hal tersebut. Di dalam tradisi akademik
Setelah diskusi-diskusi itu akhirnya Jerman ada perbedaan yang tidak hanya
pada tahun 2010, Menteri Pendidikan semantic (karena dalam bahasa Inggris
Federal yakni Annette Schavan membuka keduanya ditulis Islamic-Studies),
4 pusat kajian teologi Islam (Zentrum yakni antara Islamische Studien (yang
memberikan ajaran Pendidikan Agama dan imam ‘impor’ juga kurang memiliki
Islam di sekolah-sekolah untuk melawan pemahaman dan wawasan yang memadai
Islamophobia. Kebijakan itu diterapkan tentang lanskap sosio-kultural Jerman.
untuk melawan sentiment anti-Islam Di tengah makin marak nya penetrasi
yang makin mewabah di Eropa. Pada pemikiran ekstremisme dan kelompok
tahun 2010 Pendidikan Agama Islam radikal, kebutuhan ustadz dan imam
sudah diujicobakan di 42 sekolah di seperti itu makin mendesak. Dibukanya
Hannover Ibu Kota negara bagian Lower jurusan teologi Islam dan jurusan
Saxony dan sekitar 2 ribu siswa Muslim pendidikan guru agama Islam diharapkan
level sekolah dasar telah mendapatkan mampu mencetak alumni-alumninya
pendidikan agama Islam. Kebijakan itu untuk, selain menjadi guru agama Islam
dipicu oleh gelombang sentiment anti- di sekolah-sekolah, juga menjadi ustadz
Islam terutama sikap konservatif politisi dan imam di komunitas-komunitas
Belanda, Geerts Wilders, yang membenci Muslims yang ada.
Islam dengan membikin film fitna. Sebagai contoh, Pusat Teologi Islam
Bahkan di Jerman juga berdiri partai di Munster (Zentrum fur Islamische
kebebasan yang dibentuk oleh anggota Theologie, ZIT) adalah satu dari empat
Parlemen Berlin, Rene Stadtkewitz yang pusat teologi Islam di Jerman. Satu pusat
pandangan politiknya anti-Islam. Partai teologi Islam membawahi 2 jurusan
Kebebasan bahkan sudah mengundang di 2 universitas. Pusat teologi Islam
Wilders untuk berpidato di Berlin dan itu yakni; Muenster-Berlin, Frankfurt-
mengatakan bahwa Islam menjadi Giessen/Marburg, Tubingen-Osnabruck,
penghalang integrasi antara imigran Nurnberg-Erlangen. ZIT di Muenster
dengan masyarakat Jerman karena Islam merupakan yang terbesar di Jerman dan
bukan hanya agama tapi juga sistem mendapat bantuan sekitar 20 juta euro
politik sehingga tidak toleran terhadap dari pemerintah Jerman. ZIT di Munster
orang-orang yang berpikiran berbeda. dipimpin oleh Mouhanad Khorchide.
Kedua, jurusan teologi Islam dan Dia menyebut dirinya sebagai seorang
jurusan pendidikan guru agama Islam ilmuwan sekaligus sebagai ahli agama.
dibuka dalam rangka mencegah kaum Menurut Khorchide pendidikan di ZIT
muda Muslim ikut pemikiran ekstrimisme Muenster mengacu pada metode ilmiah
dan kelompok radikal lainnya. Seperti yang juga diterapkan dalam pendidikan
diketahui, komunitas Muslim di Jerman teologi umum.
mengeluh karena mereka kekurangan Suasana belajar di ruang kuliah
ustadz dan imam. Biasanya ustadz dan di ZIT Muenster didesain sebagaimana
imam banyak yang didatangkan dari jurusan lainnya. Dewan pengawas ZIT
negara asal masing-masing komunitas di isi oleh anggota dari 4 organisasi besar
Muslim. Akibatnya selain kurangnya Islam yang ada di Jerman, yakni DITIB/
kemampuan berbahasa Jerman, ustadz Diyanet Isleri Turk Islam Birligi, Kounsil
kondisi politik yang stabil membuat namun tidak sedikit hal fundamental yang
masyarakat New Zealand menikmati berbeda.
hidup yang berkualitas. Tentu selalu ada
outliers dalam statistik, dan New Zealand Universitas di New Zealand
pun demikian. Namun, secara umum
Jumlah universitas di New Zealand
kehidupan masyarakat New Zealand pastinya lebih sedikit dibanding di
sangat baik. Sebagai bukti, Aotearoa Australia. Sudah menjadi pemahaman
menempati empat besar negara paling umum, di Australia terdapat Group of
aman menurut Global Peace Index (GPI). Eight, delapan universitas berkategori
Jumlah penduduk yang kurang dari lima research-intensive. Di luar kelompok ini,
juta jiwa plus literasi dan kepatuhan terdapat banyak universitas yang tersebar
pada aturan yang kuat, New Zealand di semua negara bagian. Sedangkan di
menghadapi tantangan yang berlipat- New Zealand hanya terdapat delapan
lipat lebih ringan dibanding negara universitas, lima di pulau utara tiga di
lain yang wilayah, populasi dan tingkat pulau selatan.
iliterasi yang lebih besar. Untuk sebagian Di bagian utara terdapat The
kalangan, yang terbiasa terekspose University of Auckland, Auckland
dengan gosip, berita kriminal, atau lalu University of Technology. Kampus utama
lintas padat yang semrawut dan memicu dua institusi ini bertetangga di kawasan
ketegangan, keamanan dan kenyamanan Symond Street pusat kota Auckland.
Aotearoa, boleh jadi sampai ke taraf Agak ke selatan, terdapat University of
membosankan. Bagai mana tidak, dalam Waikato di kota Hamilton. Universitas ini
sepekan, belum tentu kita memencet memiliki danau dan taman yang indah.
tombol atau mendengar klakson mobil! Tiap tahun taman universitas ini menjadi
Sebagai tambahan, khususnya pusat gelaran acara Ballon over Waikato,
untuk mayoritas Muslim Indonesia, New festival balon udara dan konser musik
Zealand adalah negara paling Islami yang menyedot ribuan pengunjung dari
menurut studi Askari dan Rehman (2000) berbagai daerah. Kemudian di kawasan
dari George Washing ton University. Palmerston North, terdapat Massey
Banyak aspek studi ini yang mungkin University. Di Wellington, Ibu Kota New
debatable. Tapi, klaim itu telanjur Zealand, terdapat Victoria University of
menjadi kabar dan pengakuan global. Wellington. Di pulau selatan ter dapat
tiga universitas, University of Canterbury
Lantas seperti apa pendidikan tinggi
dan Lincoln University di kawasan tengah
di Aotearra New Zealand? Karena, New
utara South Island. University of Otago
Zealand acapkali disalahpahami sebagai
berlokasi di Dunedin. Bagi yang menyukai
bagian Australia, sistem pendidikan tinggi
suhu dingin dan berpetualang, universitas
kedua negara pun sering dianggap sama.
di pulau selatan sangat direkomendasikan.
Padahal tidak sepenuhnya. Memang
banyak kesamaan antara keduanya, Selain delapan universitas ini,
terdapat pula lembaga pendidikan tinggi,
yang tampak memfokuskan diri pada para cara calon profesional. Orientasi pada
pendidikan vokasi. Termasuk dalam relevansi antara kurikulum, pembelajaran
kategori ini Kland misalnya terdapat dan penyerapan lulusan oleh pasar kerja
Unitec Institute of Technology atau New tertangkap kuat pada profil program
Zealand College of Massage. Selain studi jenjang sarjana. Kurikulum dan
itu, New Zealand, khususnya kota pembelajaran dikembangkan dengan
Auckland juga menawarkan banyak memperhatikan secara ketat aspek
ragam pendidikan vokasi pasca sekolah relevansi ini.
menengah di bidang hospitality. Namun, Mahasiswa program sarjana juga
jika yang dituju adalah pendidikan mempelajari bidang di luar bidang utama,
akademik, tentu pilihan tidak akan jatuh meskipun hal itu tidak selalu berarti dual-
jauh dari delapan universitas tadi. degree atau gelar ganda. Di University
of Auckland bidang ini disebut sebagai
Pilihan studi General Education (GE), yang merupakan
Semua universitas di New Zealand mata kuliah wajib pilihan jenjang sarjana.
menawarkan progam mulai dari diploma, Ini mungkin dapat disepadankan dengan
sarjana, hingga pascasarjana. Terdapat Mata Kuliah Umum (MKU) di perguruan
satu jenjang yang tidak dijumpai di tinggi di Indonesia. Tetapi program
Indonesia, yaitu post-graduate diploma. sarjana yang berbeda boleh jadi memiliki
Jenjang ini biasanya dilalui atau menjadi memiliki MKU yang berbeda. Selain itu,
prasyarat menuju jenjang master. muatannya pun berbeda dari tipikal MKU
Secara umum, program jenjang (lihat tabel).
diploma dan sarjana ditujukan melatih
Learning sexualitis
Economics Understanding global econ-
omy
Environtmental science Environment science and management
Euroean studies Thinking Europe
Exercise sciencees Execise and fitness: myths and reality
History Global history
Innovation and entrepreneurship The entrepreneursial
mindset
Law Law and society
International business Business across borders
Linguistics Language mind and society
Tampak pada tabel program studi dan social work. Dapat ditebak,
bisnis dan pendidikan serta sosial work matakuliah ini berpijak pada asumsi
sama-sama memiliki mata kuliah pilihan bahwa “angka tidak pernah bohong… tapi
wajib Islam and the contemporary world. penggunanya”. Karena angka dan statistik
Tentu, mengingat New Zealand yang memiliki daya sihir yang kuat, sikap
secara umum sekular, matakuliah ini tidak kritis diperlukan dalam membacanya.
ditujukan untuk membina, katakanlah, Utamanya untuk mereka yang menggeluti
“pribadi yang bertakwa”. Sebagai catatan, lapangan human-service, dan karenanya
tidak ada pendidikan agama di lembaga dekat dengan advokasi, seperti pendidik
pendidikan publik New Zealand. Mata dan pekerja sosial.
kuliah Islam tadi diberikan dengan Tampak jelas, di sini, bahwa MKU
alasan, agar para calon profesional dalam konteks New Zealand, tidak
memahami “aspek-aspek kunci Islam… saja ditujukan secara terbatas untuk
dan kontribusinya bagi New Zealand… memproduksi, mendisiplinkan, dan
dan dunia”. Pemahaman ini penting, mematuhkan warga negara. Mungkin tiga
karena boleh jadi mereka kelak mereka fungsi ini terdapat dalam GE units tadi.
akan dikirim ke tempat di mana Islam Tapi lebih dari sekadar fungsi itu, GE
menjadi penentu—untuk tujuan apapun, units coba memproduksi warga negara
bisnis, pemasaran, riset, investasi. global, membekalinya dengan kapasitas
Di antara matakuliah tersebut yang kawasan dan lapisan pengetahuan jamak.
paling menggelitik barangkali adalah Kapasitas ini me mungkinkan calon
unit statistik bernama Lies damned lies profesional kaya perspektif, terekspos
and statistics, alias “Dusta, tipudaya, dan pada mode out-of-the-box thinking,
statistik” untuk mahasiswa pendidikan
penyelidikan, dan improvisasi, modal mahasiswa, yang tentu saja harus relevan
utama proses kreatif dan inovasi. dengan rencana risetnya. Pada fase ini
Jenjang pascasarjana, master dan pula, mahasiswa doktoral di University of
doktoral, di New Zealand dapat ditempuh Auckland harus lulus Academic integrity
melalui sejumlah mode. Sejumlah jenjang module, sebuah matakuliah online yang
master mensyaratkan mahasiswa lolos secara khusus mengupas etika akademik.
jenjang diploma pasca sarjana terlebih Selain itu, jika dipandang memerlukan
dulu, yang nantinya akan diakumulasi capacity building baik dalam hal riset
sebagai hasil studi master. Terdapat tiga maupun academic writing, pada tahap ini
mode utama untuk menyelesaikan jenjang mahasiswa boleh jadi harus menempuh
master, by-thesis atau by-research, mata kuliah pendukung tertentu. Setelah
kombinasi riset dan tatap muka, dan dinyatakan lulus tahap provisional,
murni kuliah tatap muka. Durasi program barulah mahasiswa tersebut disebut
master juga berbeda-beda, mulai dari 12 kandidat doktor (PhD Candidate). Tidak
hingga 24 bulan, tergantung mode yang ada kewajiban bagi mahasiswa untuk
ditempuh, program studi, dan fakultas. mempublikasikan karya ilmiah selama
studi doktoralnya. Namun, publikasi
Umumnya, jenjang doktoral di
adalah cara lain untuk mempersiapkan
tempuh melalui jalur riset mandiri
karya akhir.
di bawah supervisi dua orang dosen.
Tidak ada kewajiban bahwa seorang Selama studi, baik mahasiswa
pembimbing mahasiswa doktoral jenjang sarana maupun pascasarjana
haruslah seorang profesor sebagai men dapatkan dukungan akademik yang
mana lazim di Indonesia. Proses studi sangat baik. Universitas menyedia
doktoral secara umum dibagi menjadi kan beragam menu workshop setiap
dua fase, fase pertama, provisional, pekannya. Mahasiswa dapat memilih
rata-rata ditempuh selama satu tahun. nya secara mandiri. Tema workshop
Pada masa ini mahasiswa doktoral tersebut beragam mulai dari kapan soal
menempa diri menyiapkan riset mulai kapan menggunaan a dan the dalam
dari topik, fokus riset, dan proposal. paper, penelusuran pustaka, teknik
Hal terpenting pada fase ini bagi presentasi, hingga analisis statistik.
mahasiswa adalah menemukan research Sejumlah workshop juga disediakan
gap dalam lapangan studi nya. Dengan untuk melatih pengembangan karir.
demikian, riset yang kelak dihasilkan Hampir tiap pekan, perwakilan dunia
benar memiliki kontribusi kebaruan. industri menyelenggarakan presentasi
Universitas juga menentukan sejumlah dan rekrutmen. Melalui cara ini pula
target fase provisional ini. Selain proposal universitas-universitas New Zealand
target pada fase ini misalnya adalah menjaga mutu riset dan tradisi akademik,
paper yang merepresentasikan kekayaan dan lulusan. Sebagai catatan, tidak ada
bacaan, pemahaman, dan positioning si
karena itu, Dr. Mosahadi yang juga tidak bertanggung jawab terhadap
menjabat sebagai wakil rektor berjanji kerusakan alam dan moral manusia.
paradigma ini akan terus dimatangkan Kompleksitas persoalan itu ditambah
dengan berjalannya waktu. dengan krisis jati diri. Kemajuan ilmu
UoS diharapkan menjadi ciri menggerus identitas jadi diri kita
pembeda dari kampus-kampus Islam sebagai bangsa Indonesia. Contoh paling
Negeri lain. Menyebut nama UoS segera nyata adalah soal kampanye Khilafah
yang terlintas adalah UIN Walisongo, Islamiyyah atau pendirian negara Islam
samahalnya saat menyebut paradigma di Indonesia oleh segelintir ekstremis
integrasi-interkoneksi maka yang terlintas Islam yang cukup menekan. Nilai-nilai
adalah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, luar dimasukkan tetapi nilai sendiri
khususnya di era kepemimpinan dicampakkan. Pancasila tidak dihargai
Rektor Dr. Amin Abdullah. Asosiasi itu sementara nilai asing dipuja-puja sebagai
penting sebagai identitas dan metode solusi.
pembelajaran yang paradigmatik, yang Selain fakto-faktor di atas, kehadir
tidak hanya asal pembelajaran. an UoS itu penting untuk menyikapi
Mengapa unity of science itu paradigma ilmu yang tidak bebas nilai.
penting? Ada beberapa alasan sebagai Bahwa di balik ilmu ada sisipan ideologi
mana diutarakan pemateri dalam yang terus bekerja namun tidak kentara.
acara diskusi kemarin: pertama-tama Betapapun canggih sains Barat, umumnya
karena ilmu-ilmu keislaman dewasa ini menanamkan superioritas bangsanya
mengalami krisis atau –meminjam bahasa sendiri dan punya maksud implisit untuk
alm. Gus Dur– mengalami irrelevan menguasai pihak di luar bangsanya.
si. Ilmu-ilmu keislaman tidak membawa Edward W. Said (1935-2003)
dampak positif bagi kemajuan umat pemikir pasca kolonial berkebangsaan
Islam, padahal khazanah peradaban dan Lebanon melalui karya Orientalism
keilmuan Islam itu sangat banyak dan (1978), misalnya, mengkritik peradaban
pernah kontributif. Barat yang mempersepsi Timur dan Islam
Krisis tersebut tidak hanya terjadi sebagai bangsa inferior. Superioritas
di Islam, tetapi juga terjadi pada ilmu- Barat menjadikan alasan kolonialisme
ilmu modern dan ilmu-ilmu natural. Barat seenaknya menjajah dunia Timur
Keilmuan modern semakin maju tetapi dan negara-negara Arab-Islam. Ilmu
kehidupan tidak kunjung membaik. dipergunakan sebagai alat untuk meng-
Penemuan mesin uap oleh James Watt hegemoni. UoS diprogram menetralisir
(1736-1819), misalnya, justru menambah sains modern dengan nuansa spiritualitas.
rusak kehidupan bumi. Di era sekarang, Faktor terakhir adalah perlunya
kemajuan medsos dan gadget mengancam naturalisasi atau adaptasi nilai lokal
tradisi membaca, merusak keharmonisan untuk membungkus ilmu. Tujuannya agar
keluarga. Kemajuan ilmu modern banyak ilmu dapat dengan mudah diserap oleh
masyarakat sekitar. Salah satu contoh Contoh sederhana, dalam bab fikih
masyarakat kita adalah masyarakat yang pertama adalah tentang bersuci (al-
religius dan kerap sekali menggunakan thahârah). Salah satu media untuk bersuci
idiom-idiom agama dalam pola jika tidak ada air adalah dengan batu.
kesehariannya. Dalam hal ini, UoS dapat Mengapa harus memakai batu? Fikih
berperan dalam menegaskan semangat dapat berkolaborasi dengan ilmu geologi
religiusitas sains agar lebih dapat diterima untuk mengenal karakter atau sifat-sifat
oleh masyarakat. batu, terutama bebatuan tersebar di Arab
Apa definisi unity of science? secara khusus dan Timur tengah secara
Sederhana
nya semua ilmu, baik itu umum.
ilmu agama atau ilmu-ilmu modern, Pendekatan yang digunakan dalam
hakikatnya berasal dari satu sumber yaitu UoS adalah theo-antroposentris. Bagi
Allah. Semua hasil penyelidikan ilmu ilmu-ilmu agama diperkuat wawasan
harus dapat membuktikan kebesaran kemanusiaan atau dengan humanisasi
Allah. Pencapaian sains modern harus ilmu-ilmu keislaman. Sebaliknya, bagi
berbanding lurus dengan ketaatan kepada ilmu-ilmu modern harus dilandasi
Allah. wawasan spiritualitas atau spiritualisasi
UoS dapat dilakukan dengan ilmu-ilmu modern. Untuk konteks di
lima paradigma: integrasi, kolaborasi, Indonesia, strategi revitalisasi budaya
dialektika, prospektif dan pluralistik. lokal bisa dipilih. Seperti cara dakwah
Kelima paradigma itu ingin menegaskan Walisongo yang menyisipkan Islam
bahwa suatu ilmu bukan disiplin yang dalam tradisi lokal Jawa.
terpisah dari ilmu-ilmu lain. Perpaduan Dari sudut ontologi yang diprioritas
itu untuk memperkaya sudut pandang dan kan adalah dimensi metafisik, bukan
memperdalam materi kajian. dimensi fisik. Wujud metafisis tertinggi
adalah Allah. UoS membidik wujud Allah dalam asal-muasal ilmu, tidak
immateri yang melandasi dunia gejala berhenti di ilmu itu sendiri; kedua,
atau phenomena yang menjadi bidang menghadirkan etika dalam setiap
garapan sains modern atau ilmu-ilmu penalaran ilmu; ketiga, menghadirkan
natural. Sekali lagi sains dalam perspektif ayat-ayat Al-Quran dalam setiap
UoS bukan perkara observasi fisik semata. penalaran ilmu; dan keempat, naturalisasi
Satu contoh dilakukan filsuf muslim dan adaptasi lokal ilmu-ilmu modern.
Masyriq, Abu Ali ibn Sina (980-1037)
dalam penyelidikannya tentang hirarki UoS dan Jebakan Dikotomisasi Sains
wujud. Wujud tertinggi adalah Tuhan, Unity of Science yang digagas UIN
sedangkan wujud terendah adalah alam Walisongo ini sepertinya mengarah
fisik. Pembagian wujud Ibn Sina: 1. pada dikotomi antara ilmu agama dan
immateri non gerak (Tuhan dan jiwa); 2. ilmu modern atau ilmu-ilmu natural.
immateri gerak (matematika); 3. materil Alasannya, jika sedari awal mengerti
(ilmu alam). Observasi sains memang dari bahwa sumber pengetahuan itu semua
fakta empirik (fisik), tetapi UoS mampu berasal dari Allah, baik itu ilmu agama,
melampaui itu karena yang dicari lan ilmu-ilmu modern atau ilmu-ilmu natural,
dasan metafisis di balik dimensi fisik. seharusnya tidak perlu lagi melakukan
penegasan seperti paradigma UoS ini.
Dari tinjaun aksiologi, UoS ingin Kenapa harus ditegaskan kembali sisi
sains mengantarkan manusia bahagia spiritualitas sains untuk memastikan
dunia dan akhirat sekaligus (satu paket), sumber ilmu itu dari Allah?
sedangkan sains yang berkembang di Lagi pula dalam diskusi kemarin
Barat hanya menekan kan bahagia di para peserta agak susah menangkap
dunia. penerapan UoS untuk matakuliah sains
Langkah praktis humanisasi ilmu- atau ilmu-ilmu natural. Seperti pertanyaan
ilmu keislaman: pertama, pemanfaatan salah satu dosen dari fakultas sains dan
prestasi ilmu pengetahuan mutakhir yang teknologi kemarin. Penanya terus terang
terkait dalam materi atau teori ilmu-ilmu kebingungan bagaimana mengaitkan
keislaman umum; kedua, revitalisasi sisi spiritualitas fisika atau kimia yang
topik-topik pembahasan dalam ilmu-ilmu notabene eksakta itu?
keislaman tertentu dengan permasalahan Terhadap pertanyaan di atas,
masyarakat; ketiga, internalisasi topik- pemateri menjelaskan secara apolegetik,
topik pem bahasan dalam ilmu-ilmu di satu sisi, mempercayai dua kebenaran
keislaman tertentu dalam ranah individu dari Al-Qu’ran dan dari sains atau ilmu-
mapun maysarakat; dan keempat, ilmu natural dapat bertemu. Akan tetapi,
naturalisasi dan adaptasi lokal ilmu-ilmu di sisi lain, cara pemateri mempertemukan
keislaman. dua kebenaran itu datar dan simplikatif.
Langkah praktek spiritualisasi ilmu- Pemateri mengatakan barangkali kajian
ilmu modern: pertama, menghadirkan kita terhadap Al-Qur’an itu kurang
tujuan: agar manusia mengakui Allah. menulis fokus tema yang dikaji tanpa
Pengakuan kepada Allah adalah inti perlu mencatut ayat-ayat Al-Qur’an lagi.
dari ajaran Islam dan itu disebut sebagai Muzaffar Iqbal dalam Islam and
tauhid. Science memberi kita banyak informasi
Baiklah, mari kita melihat sejarah tentang hubungan antara Islam dan ilmu
ilmuan-ilmuan besar muslim klasik pengetahuan. Menurutnya apa yang
untuk mengambil pelajaran penting ter disebut sebagai Islamic scientific tradition
kait hubungan Islam dan sains. Ulama- atau tradisi keilmuan Islam yang telah
ulama muslim ini menulis bidang kajian membentang luas mulai dari Spanyol
yang dalam bahasa kita sekarang disebut sampai Afghanistan tidak mengenal
ilmu-ilmu modern atau natural science pemisahan antara Islam dan sains. Islam
seperti: kedokteran, kimia, matematika, juga tidak mengenal dikotomi ilmu
astronomi, biologi dan ilmu natural lain. Islam dan ilmu kafir sehingga perlu
Menarik disebut di sini bahwa kajian disyahadatkan.
yang ditulis ilmuan-ilmuan Muslim klasik Menurut Muzaffar Iqbal, berbagai
ini tidak membutuhkan penegasan Al- disiplin keilmuan baik ilmu-ilmu agama
Qur’an. atau ilmu-ilmu natural (sains) merupakan
Hingga pada akhir abad ke-15 satu kesatuan karena memiliki akar
para ilmuan Muslim tidak mengenal yang sama. Bila diandaikan ilmu-ilmu
pencatutan ayat-ayat Al-Qur’an dalam tersebut adalah cabang-cabang pohon (the
menuliskan karya-karya ilmiah mereka. branches of the tree) yang akarnya adalah
Pun tidak ada ayat-ayat Al-Qur’an konsep Tauhid (the Onenes God). “The
digunakan sebagai landasan penyelidikan trunk of the tree in this case none other
atas suatu ilmu pengetahuan. than the central concept of Islam: the
Misal ilmuan Muslim besar seperti Oneness of God (Tauhid). Because of this
Al-Khawârizimi (184-236/800-850) central unifying concept, all branches of
penulis Kitâb al-Mukhtashar fî Hisâb knowledge, including the natural science,
al-Jabar wa al-Muqabla atau dikenal were linked through an inalienable nexus
Algebra, Abu Ali ibn Sina (980-1037) with metaphisical concept of Islam.”
penulis buku kedokteran al-Qânûn fî
al-Thib (versi Inggris: The Canon),
kemudian Al-Biruni (973-1048) penulis
buku Kitâb al-Jamâhir fî Ma’rifah
al-Jawâhir (versi Inggris: The Most
Comprehensive Book on the Knowledge
of Precious Stones), mereka hanya
menyebut nama Allah dalam prakata
atau pembuka buku, kemudian langsung
“Batang pohon dalam hal ini tidak ayatisasi sains. Dengan begitu UoS yang
lain adalah konsep sentral Islam: Keesaan dibanggakan jatuh klaim ideologis.
Allah. Konsep (tauhid) ini pemersatukan Sains memancarkan keinsyafan tidak
semua cabang pengetahuan, termasuk didapat dari luar dirinya, melainkan hasil
ilmu alam, dimana semua terhubung proses pengkajian panjang dari dalam.
dengan konsep metafisika Islam” (Iqbal, Dalam bahasa sederhana¸ bagaimana sains
2002: 72). ini terlibat dalam penyelidikan mendalam
dan panjang, bahkan melelahkan, sampai
UoS: Paradigma Keilmuan atau Klaim kemudian pengkajinya pada kesimpulan
Ideologis? mentok bahwa kebenaran sains itu tidak
Bagaimana dengan UoS di UIN ada artinya jika berhenti pada fakta
Semarang? Sejauh dalam diskusi empiris sains. Langkah berikutnya
kemarin, para peserta masih terjerembab mengakui bahwa ada kekuatan beyond
benang kusut pemahaman, terutama sains dan itu adalah Allah, maka keilmuan
dalam penerapannya pada ilmu-ilmu itu menghadirkan keinsyafan batin yang
natural. Perhatian kita jangan sampai mendalam. Inilah sejatinya berpikir UoS
UoS jatuh pada klaim ideologis, berupa secara paradigmatik. Dengan begitu tidak
jalan pintas mengaitkan ayat-ayat Al- perlu lagi dicarikan penopang ayat-ayat
Qur’an dengan sains modern. Jika yang Al-Qur’an untuk mendobrak legitimasi
diinginkan dari UoS tersebut sebagai spriritual sains.
sebuah paradigma, maka sedari awal Terakhir, usulan kuliah filsafat
harus dipikirkan matang-matang terkait ilmu pengetahuan atau pengantar filsafat
basis epistemologisnya. memang harus dipertimbangkan agar UoS
Harus dibedakan fakta UoS sebagai tidak jatuh pada pendekatan simplifiktif
sebuah paradigma dan Uos sebagai klaim berupa ayatisasi ilmu-ilmu modern atau
ideologis. UoS sebagai sebuah paradigma ilmu-ilmu natural (eksakta).[]
seharusnya mampu memetakan sains
terkait mekanisme nya sampai pada * Hasil laporan dan pengembangan
kesimpulan yang tak tergoyahkan bahwa di acara Penguatan Unity of Science
ini (capaian sains) bukti kebesaran Allah (UoS) bagi Dosen Muda UIN Walisongo
(tauhid). Kalau hanya sekedar mencari (Selasa, 2 Mei 2017).
ayat yang mendukung konsentrasi sains
tertentu, sama artinya menempuh jalur
Warga NU Gresik | Magister Ilmu Filsafat
pintas. Kesan yang dibangun ini mirip
UGM
dikotomi ilmu pengetahuan yang sudah tidak wajib dipelajari. Akibatnya, terjadi
sedemikian menyejarah. Pembukaan reduksi ilmu-ilmu agama di satu sisi,
Fakultas Sosial Humaniora dan Sains- dan pendangkalan ilmu-ilmu umum di
Teknologi merupakan konsekuensi logis kalangan masyarakat secara di sisi lain.
dari pandangan tersebut (11-12). Inilah Ilmu-ilmu agama menjadi tidak menarik
realitas yang dipotret dan dianggap karena terlepas dari kehidupan nyata,
sebagai latar belakang paradigma sedangkan ilmu-ilmu umum berkembang
integrasi-interkoneksi. tanpa sentuhan etika dan spiritualitas
sehingga kehilangan makna dan
Landasan Integrasi-Interkoneksi destruktif. UIN dituntut mengembangkan
pendidikan berperspektif Qur’ani, yakni
Untuk menjadi paradigma, di susunlah
pendidikan yang utuh, yang menyentuh
lima landasan pokok, yakni teologis,
seluruh domain yang disebut Allah dalam
filosofis, kultural, sosiologis, hingga
kitab suci (hadlârah al-nash), mendalam
psikologis. Pertama, landasan teologis.
dalam kajian kelimuan (hadhârah al-
Surah Al-Mujâdalah ayat 11 menunjukkan
`ilm), dan peduli dalam wilayah amali,
bahwa iman, ilmu, amal merupakan satu
praksis, realitas, dan etik (hadhârah la-
kesatuan struktural dalam kehidupan
falsafah).
seorang muslim, dan karenanya
harus menjadi domain pendidikan Kedua, landasan filosofis. Kehidup
Islam, dijadikan landasan teologis an manusia bersifat kompleks, multi
utama. Pendidikan modern cenderung dimensi, dalam beberapa aspek dan
memisahkan ilmu agama dan ilmu-ilmu levelnya. Keberadaan berbagai disiplin
umum (sekuler) sehingga berimplikasi ilmu pada hakikatnya untuk memahami
pada sikap batiniah umat Islam terhadap berbagai dimensi tersebut. Dengan asumsi
keduanya. Ilmu-ilmu agama dianggap demikian, mencukupkan diri pada satu
sakral sehingga wajib dipelajari dan ilmu- disiplin ilmu untuk memahami kehidupan
ilmu umum dianggap profan sehingga adalah sikap arogan, tidak bijaksana,
dan eksklusif. Di sinilah dibutuhkan benar secara kognitif (`ilm), dan apa yang
paradigma keilmuan yang padu, yang dianggap benar secara kognitif tidak
mampu menyentuh semua kompleksitas bertentangan dengan realitas kehidupan
dimensi kehidupan. sehari-hari. Pertentangan ketiga ranah
Ketiga, landasan kultural. Lokus dalam diri seseorang akan menimbulkan
UIN adalah Indonesia yang memiliki personalitity disorder (keterpecahan
basis kultural sendiri yang berbeda kepribadian) karena terjadi konflik antara
dengan dunia Arab dan dunia lainnya. apa yang diyakini dengan apa yang
Pengembangan pendidikan, karenanya, dipikirkan serta dengan kenyataan sehari-
harus berpijak pada basis kebudayaan hari (14-18).
lokal agar tidak terjebak pada elitisme
agama dan ilmu pengetahuan sehingga Kerangka Integrasi-Interkoneksi
fungsional dalam kehidupan nyata. Islam mengembangkan ilmu bersifat
Paradigma keilmuan UIN diharapkan universal dan tidak mengenal dikotomi
mampu menjembatani dialog antara antara ilmu-ilmu riwâyah dan ilmu-
universalitas hadhârah al-nash dengan ilmu kauniyyah/ijtimâ`iyyah serta ilmu-
keluasan hadhârah al-`ilm dan konteks ilmu falsafi (etis-filosofis). Berbagai
keindonesiaan (hadhârah al-falsafah). keilmuan tersebut dapat disebut ilmu-
Keempat, landasan sosiologis. ilmu keislaman selama berangkat dari
Secara sosiologis, Indonesia terdiri dari epistemologi, metodologi, dan aksiologi
beragam suku bangsa, agama, dan budaya. yang bersumber dari ajaran Islam. Ilmu-
Keragaman ini harus didekati secara ilmu yang bersumber dari Islam pada
integratif-interkonektif. Pendekatan ini dasarnya objektif sehingga mengalami
berusaha membangun kesadaran sosial proses objektifikasi yang dapat
bahwa ranah ilmu agama, ranah ilmu bermanfaat untuk seluruh alam (rahmat-
sosial humaniora, dan ranah ilmu alam, an lil-`âlamîn).
memiliki signifikansinya sendiri-sendiri. Wilayah kajian UIN mencakup
Pembacaan terhadap masing-masing seluruh bidang di atas yang
horison secara padu akan menghasilkan dikembangkan melalui konsep hadhârah
sumbangan holistik bagi peradaban. al-nash, hadhârah la-`ilm, dan hadhârah
Kelima, landasan psikologis. al-falsafah. Ketiganya tidak dikaji secara
Secara psikologis, integrasi iman, ilmu, parsial namun integratif-interkonektif.
dan amal, atau nash-ilmu-falsafah, Inilah perbedaan pokok dengan kelimuan
memiliki urgensi siginifikan. Iman Barat yang meskipun mengklaim value-
berkait dengan keyakinan, ilmu berkait free namun selalu memiliki muatan
dengan kognisi dan pengetahuan, amal ideologis dan kepentingan. Ketiganya
berkait dengan realitas praksis. Apa selain berproses secara internal dalam
yang diyakini (nash) tidak seharusnya masing-masing ranah, juga dikembangkan
bertentangan dengan apa yang dianggap
adalah bahwa setiap mata kuliah harus nya dalam pengajaran mata kuliah umum
diberi nilai fundamental eksis tensial seperti filsafat, antropologi, sosiologi,
dalam kaitannya dengan disiplin keilmuan hukum, politik, dan lainnya, serta
lainnya dan dalam hubungannya dengan sebaliknya ilmu-ilmu umum ke dalam
nilai-nilai humanistik. Mengajarkan kajian keislaman. Selain itu, mengkaitkan
fiqh, misalnya, di samping makna funda disiplin ilmu yang satu dan lainnya dalam
mentalnya sebagai filosofi membangun keterpaduan epistemologis dan aksiologis.
hubungan antarmanusia, alam, dan Tuhan Tiga model integrasi dan interkoneksi:
dalam ajaran Islam, dalam pengajaran Pertama, model penyandingan mata
juga dibangun pemahaman bahwa kuliah agama dan umum. Kedua, model
eksistensi fiqh tidak berdiri sendiri penamaan matakuliah yang menunjukkan
(self-sufficient), melainkan berkembang hubungan antarkeduanya dan refleksi
bersama dengan disiplin ilmu lainnya integrasi keduanya seperti ekonomi
seperti filsafat, sosiologi, antropologi, Islam, sosiologi Islam, antropologi Islam,
psikologi, dan lainnya. Begitu juga dalam dan lainnya. Ketiga, model integrasi
mengajarkan sosiologi. Sosiologi yang dalam tema-tema mata kuliah. Model ini
hendak membangun kerangka interaksi dilakukan dengan menginjeksikan teori-
antarmanusia, juga me-review teori teori keilmuan umum dalam pengajaran
interkasi sosial yang dibangun dalam matakuliah keislaman yang dilakukan,
tradisi agama dan budaya. dan sebaliknya dalam pengajaran
Kedua, ranah materi. Integrasi matakuliah umum diwacanakan
dan interkoneksi pada ranah materi pandangan-pandangan keislaman.
merupakan proses bagaimana meng Ketiga, ranah metodologi.
integrasikan nilai-nilai kebenaran Setiap keilmuan memiliki metodologi
universal umumnya dan Islam khusus yang khas. Karena itu intergrasi dan
berbagai dimensi ekonomi politik dan dapat ditebak, sebagian besar civitas
hegemoni ideologi global dalam realitas. akademik kurang “ngeh” dan bingung
Fenomena terorisme, Arab Spring, bagaimana menerjemahkannya dalam
misalnya, niscaya hanya akan terbaca riset, pembelajaran, dan pengabdian
sejauh pada fenomena sosiologis dan masyarakat, sekalipun istilah integrasi-
antropolis teks dan masyarakat, dan tidak interkoneksi cukup populer. Tiga model
akan sampai pada struktur makro yang utama dan enam varian model kajian
berkaitan dengan pertarungan ekonomi pun akhirnya berhenti di teori, lemah
politik global. Dapat ditebak, daya dalam implementasi. Jika gejala ini terus
liberasi dan transformasi diskursus yang terjadi, maka bangun epistemologis
dibangun tidak cukup memiliki resonansi perubahan IAIN menjadi UIN akan
yang kuat. semakin kehilangan relevansinya. Sebuah
Kedua, paradigma ini belum teori dianggap valid bukan hanya karena
diterjemahkan dalam kurikulum dan memenuhi koherensi internalnya, namun
silabus yang koheren. Pengembangan juga kemampuan untuk diterapkan dalam
yang dilakukan baru sebatas “manajemen realitas.
pembelajaran.” Padahal, paradigma ini, Barangkali, jika proyek tersebut
jika diterapkan, menuntut implikasi yang hendak diteruskan, ada baiknya
runtut hingga ke kurikulum dan silabus. difokuskan pada pascarsarjana baik
Ketiga, paradigma ini tidak tuntas master maupun doktoral, sedangkan
dilembagakan di institusi UIN Sunan program sarjana difokuskan pada
Kalijaga sendiri. Ketika paradigma ini penguatan dasar-dasar disiplin
baru operasional di level elite, dan ketika masing-masing. Dialog, integrasi, dan
sosialisasi belum tuntas, dinterupsi oleh interkoneksi lebih memungkinkan terjadi
suksesi kepemimpinan, maka terdapat jika basis pengetahuannya keilmuan
diskontinuitas dalam pengembangan agama dan umum masing-masing sudah
dan praksisnya dalam proses riset, cukup akumulatif. Jika belum, maka
pembelajaran, dan pengabdian yang terjadi antara dua disiplin ilmu
masyarakatnya. tersebut, meminjam istilah kitab kecil
pesantren Fath al-Qarîb, dalam bab
Keempat, paradigma ini
thahârah, sebatas mujâwir (nanggani,
membutuhkan kualifikasi sumber daya
bisa didekatkan, menjadi tetangga, namun
manusia yang menuntut kualifikasi kajian
tetap sendiri-sendiri, seperti dua rel), dan
keislaman plus ilmu-ilmu umum dan
bukannya mukhâlith.[]
sebaliknya. Kualifkasi sumber daya yang
mungkin secara kelembagaan UIN belum
teruji untuk menghasilkannya. Akibatnya Dewan Redaksi Jurnal Mlangi | Staf
Pengajar PPM Aswaja Nusantara Mlangi
P uisi (syi’ir) merupakan genre sastra (‘arûdl). Pada masa aliran dîwân dan
yang paling tua dan paling hebat mahrajân, misalnya, kaidah puisi lama
dalam tradisi sastra Arab. Puisi menjadi dianggap tidak cocok lagi diaplikasikan,
media kesadaran estetis bangsa Arab yang harus ada pembaharuan sesuai dengan
adi luhung, tidak ada media lainnya yang perkembangan zaman. Walaupun begitu
mampu menandingi genre puisi ini. Genre pola puisi yang meng gunakan kaidah
puisi biasanya menggunakan bahasa yang lama tetap bertahan hingga sekarang.
lebih padat dan simbolik. Unsur-unsur Terlebih lagi di pesantren-pesantren yang
yang terkandung di dalamnya berupa ada di Nusantara, puisi tersebut masih
emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, digunakan dalam rutinitas pembelajaran.
irama, kesan panca indra, susunan kata, Dunia pesantren ini mempunyai
kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan sumbangsih besar dalam tradisi
pengarang. kesusastraan. Pesantren telah
Sejarah panjang puisi Arab ini, dari memproduksi karya masyhur di dunia
masa jahiliah hingga sekarang mengalami kesusastraan, seperti, Syekh Nawawi
transformasi dan perkembangan. Pada Al-Bantani, Syekh Hamzah Al-Fansuri,
masa jahiliyah, secara garis besar puisi Syekh Abdus Shamad Al-Falimbani, dan
mempunyai tema ghazal (puisi cinta), masih banyak lainnya. Tradisi tersebut
madh (pujian), hijâ’ (satire), ritsâ’ tidak putus hingga sekarang. Tokoh-
(elegi), washf (deskripsi), dan lain tokoh seperti KH. Musthofa Bisri, Emha
sebagainya, kemudian pada masa Islam Ainun Najib, Ahmad Thohari, D. Zawawi
awal shadrul islâm subtansi tema-tema Imron, dan Zamzam Noor, berkontribusi
pusi syarat dengan nilai-nilai keislaman. meneruskan tradisi tersebut. Mereka
Dari masa ke masa puisi-puisi tersebut semua mempunyai relasi yang kuat
mengalami perkembangan dan perubahan dengan dunia pesantren dan hingga
untuk menyesuaikan puisi-puisi itu yaitu Yunani dan India. Akan tetapi
dengan semangat Islam. peradaban India mempunyai porsi
Puisi Arab membentuk sistem lebih besar dalam hal pengaruh. Hal ini
konvensi tersendiri sejak masa pra- dikarenakan sastra India dilihat dari sisi
Islam. Konvensi ini melekat erat sesuai karakternya lebih dengan karakter sastra
dengan konvensi lama dalam kebudayaan Arab dibandingkan dengan sastra Yunani
Arab. Konvensi ini berupa jumlah bait, (Musthafa, 1963: 356). Aspek lain yang
pembagian bait, kesatuan bunyi, struktur memperkuat argumen ini adalah ilmu-
pengulangan kesatuan bunyi dalam ilmu India kuno yang lain seperti ilmu
penggalan bait, metrum, dan struktur falak dan matematika yang berkembang
bunyi akhir suatu bait atau rima (Dardiri, di dalam keilmuan Arab. Bukti ini
2011: 285). memperkuat bahwa puisi edukatif yang
berkembang di sastra Arab merupakan
Puisi dilihat dari segi kontennya
pengaruh dari satra India. Para ahli bahasa
dapat digolongkan menjadi empat macam,
yang meyakini konsep ini antara lain
yaitu: al-syi’r al-ghinâî (lyric poetry), al-
Ahmad Musthafa Amin, Ahmad Fauzi Al-
syi’r al-malhamî (epic poetry), al-syi’r al-
Haib, dan Musthafa Haddarah.
darâmî atau al-tamtsîlî (dramatic poetry),
dan al-syi’r al-ta’lîmî (puisi edukatif). Ahli bahasa yang lain berpendapat
Pada kesempatan ini, tema terakhir yang bahwa puisi edukatif adalah hasil dari
menjadi fokus bahasan dalam tulisan ini, interaksi dengan budaya Yunani (Al-
yaitu al-syi’r al-ta’lîmî. Jawari, 1991: 250). Thaha Husain
berargumen orang pertama kali yang
Para ahli bahasa berbeda pendapat
memunculkan model puisi ini adalah
perihal embrio munculnya puisi edukatif
Abban ibn Abdul Hamid Al-Lahiqi.
dalam khazanah sastra Arab. Sebagian
Tidak ada ahli puisi yang menggunakan
dari mereka meyakini bahwa dahulu kala
model puisi edukatif sebelum Al-Lahiqi
orang-orang Arab tidak mengetahui puisi
(Thaha, 1969: 282). Dalam karyanya
jenis ini, hingga setelah orang-orang Arab
yang berjudul Târîkh al-Adab al-‘Arabi;
berinteraksi dengan dunia intelektual
al-‘Ashru al-‘Abbasî al-Awwal, Syauqi
dan sastra dari peradaban lain. Sebagian
Dhaif menyebutkan bahwa:
ahli bahasa meyakini bahwa jenis puisi
ini muncul pada masa pemerintahan
Abbasiyyah, yang pada waktu itu ولم، فن استحدثه الشعراء العباسيون
terjadi interaksi dengan Peradaban ونقصد فن، تكن له أصول قديمة
India. Berkaitan dengan hal ini, ahli
bahasa Musthafa Haddarah menguatkan الشعر التعليمي الذي دفع إليه رقي
bahwa pada waktu itu memang ada dua
فإذا نفر، الحياة العقلية في العصر
peradaban besar yang bersinggungan
dengan peradaban Arab dan mempunyai من الشعراء ينظمون بعض القصص
pengaruh besar dalam intelektual Arab,
نحن إذن بإزاء متون تؤلف ال بإزاء وفي-نحن نؤمن بأن هؤالء الرجاز
أشعار تصاغ ويعبر بها أصحابها عن هم الذين أعدوا شعراء-مقدمتهم رؤبة
فقد تطور،حاجتهم الوجدانية أو العقلية العصر العباسي ال للشعر التعليمي
الشعر العربي وأصبحت األرجوزة بل القتباسهم للغريب في،فحسب
منه خاصة تؤلف من أجل حاجة فالغريب أصبح جزءا هما،أشعارهم
المدرسة اللغوية تريده من الشواهد في مادة الشعر عند الشعراء الممتازين
واألرجوزة األموية من هذه.واألمثال من أمثال بشار وأبي نواس وأبي تمام
الناحية تعد أول شعر تعليمي ظهر في .)Dhaif, 1952: 232(
oleh para dukun dan peramal dipandang berbagai ide gagasan dan menguasainya.
sebagai tahap awal perkembangan bentuk Kesembilan, mempunyai kapasitas
puitis. Tradisi bahasa Arab asli yang sebagai salah satu sarana khusus
berusaha menjelaskan asal-usul per memperkuat ingatan.
kembang an puisi pada kebiasaan para
penunggang unta yang bernyanyi Peran Puisi Edukatif
mengikuti gerak ritmis langkah untanya,
Tujuan puisi edukatif Arab untuk
tampak mengandung kebenaran. Kata
memberikan edukasi kepada manusia
hâdi, penyanyi, adalah sinonim dari kata
baik dari segi material dan spiritual
sâiq, penunggang unta. Bahar ini
dengan metode yang impresif dan musah.
selanjutnya banyak dipakai pada akhir
Walapun begitu, sebagian ahli tidak
pemerintahan Umayyah dan awal
sepakat dengan pernyataan tersebut,
Abbasiyah yang dikenal dengan Arjuzah
metode ini malahan menjadi metode yang
()األرجوزة. Mereka menggunaka nnya
sulit dalam pembelajaran. Di antara para
untuk memberi semangat kepada para
ahli yang tidak sepakat dan mengkritik
pejuang di medan perang.
dengan adanya metode ini adalah Ibn
Format penyajian dengan Khaldun dalam Muqaddimah-nya bahwa
bermediakan bahar ini pun beralasan. banyak dari para ilmuwan muslim antusias
Ada beberapa alasan yang dikemukakan menggunakan metode ringkasan dalam
oleh para pakar, di antaranya, pertama, menyuguhkan berbagai disiplin ilmu serta
rajaz merupakan dasar bahar dan membukukannnya. Ringkasan tersebut
dianggap paling tua serta mudah untuk mencakup berbagai problematika dalam
disenandungkan. Kedua, format bahar disiplin ilmu dengan meringkas kata-
tersebut dapat dikembangkan dan kata yang digunakan dan ini bertentangan
dimodifikasi secara komprehensif. dengan konsep balaghah karena menjadi
Ketiga, bahar rajaz mampu menjadi susah dalam memahaminya. Terlebih lagi
wadah puisi dengan ta’bîr detail (njlimet) buku-buku induk dalam berbagai disiplin
dalam berbagai ilmu pengetahuan dan ilmu yang membutuhkan penjelasan dan
seni. Keempat, ritme iramanya sederhana penafsiran yang memadai, kemudian
dan membuat komponen ungkapannya mengeneralisirnya dengan syi’ir seperti
menjadi lembut. Kelima, mempunyai yang dilakukan oleh Ibn Al-Hajib dalam
kapasitas besar dengan berbagai fikih dan ushul fikih, Ibn Malik dalam
macam bentuk yang menjadi penopang ilmu bahasa, dan Al-Khaunji dalam ilmu
semua kategori ucapan. Keenam, mantiq. Ibn Khaldun menganggap metode
melodinya indah renyah dan enak untuk ini merusak esensi edukasi dan hasilnya
disenandungkan. Ketujuh, merealisasikan tidak akan maksimal, karena metode ini
tema melalui proses arus ritme di dalam akan mengacaukan proses pembelajaran
berbagai wazan. Kedelapan, mendorong transfer ilmu bagi para beginner.
memori dalam proses mengingat Mereka belum siap menerima metode
seperti ini. Di sisi lain, pengajar akan sanubarinya. Hal yang perlu diperhatikan
disibukkan dengan mengobservasi kata- adalah intensitas bimbingan dan perhatian
kata dan terlalu serius dalam memahami, guru terhadap murid tersebut. Orang
karena kata-kata tersebut mempunyai yang tekun akan mengalahkan orang
banyak arti sehingga menjadi sulit pula yang hanya mengandalkan kepandainnya
dalam menjelaskan dan menguraikan tanpa diimbangi dengan ketekunan.
permasalahan. Untuk memperoleh Kelima, pertimbangan aplikasi metode
pemahaman yang sesuai dari kata-kata ini adalah biografi para ulama dan proses
sulit tersebut menghabiskan waktu yang mereka dalam menuntut ilmu menjadi
lama. kesadaran tersendiri mengenai baiknya
Meskipun terdapat kritik yang metode tersebut. Atau dengan kata lain
pedas seperti itu, metode ini juga mengetahui validitas intelektualitas
mempunyai kelebihan tersendiri. Di para ulama. Keenam, mempermudah
antara kelebihan-kelebihan dari metode dalam menguasai berbagai disiplin
ini adalah; pertama, menjelaskan detail ilmu, serta gampang untuk membacanya
keilmuan yang didalamnya terdapat kembali. Hal ini sama dengan apa
banyak informasi dengan sistematika yang dungkapkan Al-Jahidz: Sungguh
yang baik. Kedua, menggunakan gaya menghafal puisi itu esensinya adalah
artistik yang disusun sehingga para memudahkan diri. Ketika sudah hafal,
siswa mampu menguasai dalam waktu maka akan selalu melekat dan menetap
yang relatif singkat, dan bentuk ini erat, inilah faktanya. Kemudian ketika
hanya pengantar untuk mendalami memerlukan untuk contoh, maka yang
lebih jauh ilmu pengetahuan. Ketiga, telah dihafal tersebut bisa dijadikan
para siswa harus sabar dan bersungguh- contoh (1969: 284). Ketujuh, dengan
sungguh dalam memahaminya, karena mengahafal berbagai ilmu, secara
siswa wajib mempunyai kedua karakter otomatis berpartisipasi menjaganya
tersebut. Keempat, kesulitan-kesulitan dari kesalahan dan penyelewengan.
yang terkandung di dalam bait-bait Kedelapan, terjadi harmonisasi antara
bukanlah suatu aib, akan tetapi esensinya ketepatan arti, keindahan ungkapan, dan
adalah sesuatu yang baik dan bukan penguatan melalui ketepatan nadham.
merupakan sesuatu yang buruk. Akan Kesembilan, tercapai keselarasan antara
sangat berbeda kualitasnya orang yang ilmu dan sastra. Kesepuluh, secara tidak
menuntut ilmu dengan bersusah payah langsung terbentuk dasar yang kuat bagi
dan orang yang menuntut ilmu dengan murid semenjak kecil dalam mencerna
berbagai kemudahan. Biasanya murid berbagai disiplin ilmu kedepannya.
yang dalam proses menuntut ilmu Ini semua merupakan kekhasan dan
mengahdapi berbagai halangan, dan keistimewaan puisi edukatif dalam dunia
dia sabar dan tidak patah semangat, keilmuan.
ilmunya akan menancap erat di dalam
jauh cerita ini kututurkan, pembaca bisa mudah diutarakan setelah penjelasanku
berhenti di sini dan beralih ke aktivitas tentang pria tersebut dirasa cukup.
yang lebih penting. Bukan suatu masalah Namun bagaimana aku bisa merasa
bagiku. Sama sekali bukan. Namun bila cukup dalam menggambarkan seseorang
membaca cerita ini adalah pilihan, baik ketika menggambarkan diri sendiri adalah
merasa butuh atau sekedar ingin tahu, sesuatu yang belum pernah berhasil
sebelum menyesal di akhir cerita alangkah kulakukan? Akan tetapi kalau sekedar
baiknya dari sekarang menganggap cerita menerjemahkan kutipan Arab dalam
ini sekedar upaya seorang gadis dalam kertas wangi tersebut, bukanlah sesuatu
uji cobanya membunuh hantu yang baru- yang sulit bagiku.
baru ini ia ketahui bernama Alexithymia.
“Ra, apa itu?” Suara Maria tiba-
كن كالزهرة التي تعطي فطرها حتى
tiba membuyarkan lamunanku. Bergegas لليد التي تسحقها
kuselipkan selembar kertas wangi ke
tengah-tengah buku yang tidak jadi Kusebut kutipan karena ia jelaskan
kubaca. bahwa itu bukan rangkaian yang ia susun,
“Bukan apa-apa,” jawabku singkat. namun pernah diutarakan oleh menantu-
Baiklah, sepertinya aku harus keponakan-sahabat yang amat diunggul-
sampaikan pada pembaca apa yang telah unggulkan Muhammad Sang Utusan,
kusembunyikan dari Maria barusan. yakni Ali ibn Abi Thalib. Hiduplah
Agaknya menarik bila kumulai ceritaku seperti bunga yang menebar wangi,
dari selembar kertas yang kubilang wangi bahkan terhadap tangan yang tega
itu. Namun sebelumnya, izinkan aku menggerusnya. Kurang lebih seperti itu
melontarkan sebuah pertanyaan aneh, terjemahan mentahnya.
pernahkah pembaca sekalian menerima Tidak perlu kukupas tuntas makna
selembar kertas wangi dari seorang tersirat dari ungkapan bijak itu, siapapun
pria yang usianya dua belas tahun lebih dengan akal sehatnya akan mudah
tua, kecuali kartu lebaran atau kartu mengais yang terkandung darinya.
undangan? Itulah yang baru kualami. Ibaratkan saja sebatang lilin yang rela
Sebelum kubacakan apa yang tertulis jasadnya terbakar demi seorang santri
dalam kertas wangi itu, ingin kuutarakan yang mendalami kitab-kitab warisan
terlebih dahulu rasa penasaranku: kira- ilmuwan terdahulu ketika hari sudah larut
kira bagaimana kerangka verbal pembaca malam. Hal tersebut tampak biasa, namun
sekalian bila berada di posisiku, yaitu menjadi sesuatu yang amat personal
seorang gadis berusia delapan belas tahun bagiku. Pertama karena aku bernama
menerima kertas wangi dari seorang pria ‘bunga’, kemudian yang kedua adalah
berumur tiga puluh tahun? Barangkali adanya faktor X yang belum mampu
pertanyaan ini terlalu dini kusampaikan, kurumuskan tentang maksud tersembunyi
baiklah, barangkali persepsi akan lebih dihadiahkannya kutipan itu padaku.
bijak mengenai puasa sangat mudah tanpa ada godaan berupa makanan
menjuarai suasana. Dan guru kami sama sekali, tidak ada warung buka,
tersebut mampu menjelaskan puasa tidak tersisa masakan di mejanya, tidak
melebihi apa yang mampu kubayangkan tercium aroma sedap dari dapur tetangga,
sebelumnya, misalkan ia menjelaskan sehingga ia hanya butuh tenaga kecil
untaian bijak tadi untuk menanggapi untuk melancarkan puasanya, tidak butuh
yang sedang ramai diberitakan, yakni ‘keringat’ sama sekali. Itu baru tataran
penggerebekan warung-warung yang puasa dalam bingkai jasmani saja, belum
beroperasi di siang hari pada bulan ke lubang ruhaninya yang terdalam.
Ramadhan. Meskipun yang memicu
sweeping warung-warung tersebut
adalah sekaliber ulama besar dalam
suatu kelompok tertentu, dengan mantap
ia mengutarakan ketidaksetujuannya.
Malah ia berpendapat sebaiknya warung-
warung tersebut tetap buka seperti
sedia kala, awalnya itu adalah pendapat
yang aneh menurutku. Dengan dalih
“hormatilah orang yang berpuasa”
maka penggerebekan barbar seperti itu
legal dilancarkan, setidaknya demikian
menurut mereka yang mendukung
gerakan tersebut, namun tidak begitu
menurut guru misterius kami, justru
alangkah bijaknya kalau seseorang bisa
menghormati saudaranya yang berpuasa
dengan membuka lebar-lebar rumah
makannya, atau memasak sesedap
mungkin supaya aromanya tercium Paradoks memang. Ia selalu
sampai ke rumah tetangga. Karena inti menjelaskan pada kami bermacam
dari puasa adalah menahan, jadi semakin fakta yang bertentangan satu sama lain.
kuat seseorang menahan dirinya untuk Bukan untuk membuat kami bingung,
tidak membatalkan puasa di tengah- namun sebaliknya membuka wacana
tengah makanan yang mengelilinginya, selebar-lebarnya tentang kemungkinan-
maka puasanya akan semakin berkualitas, kemungkinan yang tidak terhingga, dari
sehingga adanya warung-warung yang sana diharapkan kami mampu berpikir
buka serta aroma makanan yang tercium seadil-adilnya dan bertindak sebijak-
sepanjang hari tidak lain adalah ujian bijaknya. Ah, mohon maaf, bercerita soal
berat bagi kualitas puasa seseorang. Tentu puasa kepada pembaca sebenarnya bukan
akan sangat berbeda ketika berpuasa
itu semua adalah kekuatan dan kelebihan Seusai shubuh aku menunggu
yang menempel pada diriku. terbitnya mentari dari bibir jendela
Selayak bunga, aku tidak punya kamar, tidak jauh dari tempatku tampak
pilihan lain selain merekah dan menebar rimbunan bunga yang berwarna-warni.
wangi. Aku tidak mengerti maksud Bunga matahari, bunga kertas, alamanda,
tersembunyi pria tersebut, semuanya mawar, melati, tulip, anggrek, bakung,
masih teka-teki, meskipun tidak bisa dan lain sebagainya. Aku harus mampu
dibantah pada matanya terpendam peluru menyerap energi dari semuanya, karena
yang kapan saja bisa menghancurkan dengan begitu atas izin Tuhan maka aku
sendi-sendi pertahananku sebagai ada.
perempuan yang baru belajar Kemudian munculah matahari
menerjemahkan untaian-untaian cinta menampakkan sinar tajamnya. Kutatap
dan kasih. Untuk saat ini, barangkali hal satu persatu bunga-bunga itu, aku merasa
terbaik yang harus kulakukan adalah sedari tadi rupanya mereka juga tengah
semaksimal mungkin bercermin pada menunggu sapaan mentari. Kututup mata
bunga yang menjadi simbol utama untuk kemudian kuhirup dalam-dalam
hidupku, dan tidak lagi mencari tahu aroma yang mereka tebar, kemudian tiba-
isi benak Tuhan tatkala menciptakan tiba aku dihampiri sebuah pernyataan
makhluk yang kemudian oleh manusia dan pertanyaan: Selamanya bunga tidak
disebut bunga. pernah mampu merekah tanpa belaian
Aku harus tahu lebih banyak lagi mentari. Lalu, siapakah yang diberi
tentang bunga selain keharusannya mandat Tuhan untuk menyelamatkanku
merekah dan menebar wangi. Aku baru dari kelayuan? Lelaki misterius itukah?
saja lulus sekolah yang setara dengan
SMA, tidak lama lagi aku akan duduk di Bogor, 13 Juni 2017
bangku kuliah, kalau hantu Alexithymia
tidak kunjung kutaklukkan, maka
aku sendiri yang akan layu di tengah-
tengah taman dunia. Karena bunga tidak Walang Gustiyala menulis sejak di
bertanding dengan bunga-bunga lain Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep
di sekelilingnya, ia hanya merekah dan Madura | Pernah kuliah di Universitas Al-
merekah, melawan kelayuannya sendiri. Azhar Kairo Mesir | Novel pertamanya
Menebar wangi tanpa larik puisi. berjudul Katarsis Hitam Putih (2014)
dan isolasi terhadap anak dan manfaatnya (mayoritas) ahli fikih dapat ditarik
terhadap pendidikan. kesimpulan bahwa mengaqiqahi anak
Pasal ketiga, hukum-hukum yang yang lahir hukumnya adalah sunnah.
berkaitan dengan kelahiran. Hukum- Begitupun dengan hukum khitan, ada
hukum kelahiran ini berisi tentang beberapa ulama yang berpendapat bahwa
sikap seorang pendidik saat kelahiran, khitan sunnah, ada juga yang mengatakan
pemberian nama, aqiqah, dan khitan. khitan wajib. Namun, jika dilihat dari
Nashih ‘Ulwan menyampaikan, terdapat khitan sebagai pokok kefitrahan, syi’ar
beberapa hukum yang seharusnya dil Islam, dan tuntunan syariat, maka
akukan oleh pendidik ketika kelahiran, khitan hukumnya wajib bagi laki-laki.
yaitu: 1) Memberikan ucapan selamat Sedangkan bagi perempuan hukumnya
dan rasa turut gembira ketika seseorang sunnah, kecuali riwayat Imam Ahmad
melahirkan; 2) Mengumandangkan ibn Hambal yang menghukumi wajibnya
adzan dan iqamah ketika anak terlahir; khitan atas laki-laki dan perempuan.
3) Meng unyah
kan atau menyuapkan Pasal keempat, sebab-sebab ke
kurma (tahnik) ketika anak terlahir; dan nakalan pada anak dan penanggulangan
4) Mencukur rambut anak. Selanjutnya nya. Pasal ini menjelaskan beberapa faktor
dalam hukum pemberian nama, Nashih yang menyebabkan kenakalan pada anak,
‘Ulwan menggunakan beberapa hadist, di antaranya: kemiskinan yang mendera
seperti hadist Al-Bukhari dan Muslim, keluarga, perselisihan dan percekcokan
serta hadist Ashabus Sunan yang antara bapak dan ibu, perceraian yang
menyatakan bahwa, terdapat kelonggaran dibarengi dengan kemiskinan, keseng
dalam pemberian nama, baik pemberian gangan yang menyita masa kanak-kanak
tersebut ketika anak lahir langsung atau dan remaja, lingkungan dan teman
mengundurnya pada hari ketiga atau ber yang buruk, perlakuan yang buruk dari
samaan dengan aqiqahnya yaitu pada hari orang tua, tayangan film kriminal dan
ketujuh. Boleh sebelum atau sesudahnya. pornografi, merebaknya pengangguran di
Selain itu, pemberian nama disarankan masyarakat, keteledoran orang tua akan
menggunakan nama-nama para nabi, pendidikan anak, dan anak yatim yang
Abdullah, Abdurrahman, dan nama-nama tidak mendapat pengasuhan.
lain yang mengandung bentuk peribadat
an, agar terdapat perbedaan antara umat
Muhammad dengan umat terdahulu.
Membahas mengenai hukum aqiqah,
terdapat perbedaan pendapat di antara para
ahli fikih dan imam mujtahid. Ada yang
menyebut aqiqah sunnah, diwajibkan,
dan ada yang menolak disyariatkannya
aqiqah. Namun, jika dilihat dari jumhur
minum; membentengi diri dari penyakit tidak takut, mandiri, suka menolong
menular; mengobati penyakit; menerap orang lain, mengendalikan emosi, dan
kan prinsip tidak boleh membahayakan menghiasi diri dengan segala bentuk ke
diri sendiri dan orang lain; membiasakan muliaan diri baik secara kejiwaan dan
anak gemar berolahraga dan menaiki akhlak secara mutlak. Tujuannya untuk
tunggangan; membiasakan anak untuk membentuk anak, menyempurnakan,
zuhud dan tidak larut dalam kenikmatan; serta menyeimbangkan kepribadiannya,
dan menanamkan karakter bersungguh- agar ketika memasuki usia taklif, ia
sungguh dan perwira kepada anak. mampu melaksanakan kewajibannya
Pasal keempat, tanggung jawab dengan baik dan penuh makna. Menurut
pendidikan akal. Pendidikan akal adalah Nashih ‘Ulwan, terdapat beberapa faktor
membentuk pola berpikir anak terhadap yang dapat membutakan kemuliaan anak
segala sesuatu yang ber manfaat, baik dan menghancurkan kepribadiannya,
berupa ilmu syar’i, kebudayaan, ilmu yaitu: minder; takut; perasaan memiliki
modern, kesadar an, pemikiran, dan kekurangan, yaitu suatu kondisi kejiwaan
peradaban. Tanggung jawab ini tidak yang menghinggapi anak karena beberapa
kalah pentingnya dengan tanggung faktor, baik pembawaan, tekanan mental,
jawab pendidikan iman, moral, dan pendidikan, maupun faktor ekonomi; dan
fisik. Jika pendidikan keimanan adalah hasad atau keinginan agar nikmat hilang
fondasi, pendidikan fisik adalah persiapan dari orang lain.
dan pembentukan, pendidikan moral Pasal keenam, tanggung jawab
adalah penanaman dan pembiasaan, pendidikan sosial. Pendidikan sosial
maka pendidikan akal adalah pe adalah mengajari anak sejak dini untuk
nyadaran, pembudayaan, dan pengajaran. berpegang teguh pada etika sosial yang
Pendidikan ini saling berkaitan dan utama dan dasar-dasar kejiwaan yang
melengkapi di dalam usaha membentuk mulia, bersumber dari akidah Islam yang
pribadi anak yang sempurna agar menjadi abadi dan perasaan keimanan yang tulus.
manusia yang lurus dalam melaksanakan Tujuannya agar seorang anak tampil di
kewajiban, menyampaikan risalah, dan masyarakat sebagai generasi yang mampu
menegakkan tanggung jawabnya. Nashih berinteraksi sosial dengan baik, beradab,
‘Ulwan berpendapat bahwa, dalam seimbang, berakal yang matang, dan
memberikan pendidikan akal, pendidik berperilaku bijaksana. Menurut Nashih
harus fokus pada tiga permasalahan, ‘Ulwan, dalam memberikan pendidikan
yaitu: kewajiban mengajar, kesadaran sosial, pendidik harus fokus pada empat
pemikiran, dan kesehatan akal. hal pokok, yaitu: 1) Penanaman dasar-
Pasal kelima, tanggung jawab dasar kejiwaan yang mulia (takwa,
pendidikan kejiwaan. Pendidikan persaudaraan, kasih sayang, itsar atau
kejiwaan adalah mendidik anak semenjak mengutamakan orang lain, memaafkan
usia dini agar berani dan terus terang, orang lain, dan keberanian); 2) Menjaga
A hl al-Sunah wa al-Jamâ’ah
disingkat Aswaja yang kita kenal
adalah pandangan keagamaan organisasi
Kita perlu melacak penggunaan
istilah Aswaja di masa klasik. Sejak kapan
istilah itu digunakan, apakah sebagai
Nahdlatul Ulama. Kyai-kyai NU yang istilah keagamaan an sich atau istilah
sebagian besar di pesantren-pesantren keagamaan yang punya sindikat politik
mengajarkan Islam dengan pendekatan dalam penggunaannya. Nampaknya kita
jalan tengah, ilmu kalam-nya mengambil perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan
Imam Abu Hasan Al-Asy’ari (874-936) tersebut guna memperdalam pemahaman
dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi kita tentang Aswaja.
(853-944), fikih-nya Imam Muhammad Secara historis, dari segi istilah,
ibn Idris Al-Syafi’i (767-820) dan ahl al-sunnah adalah merujuk pada
tasawwuf-nya Imam Abu Hamid Al- komunitas orang saleh (piety-minded)
Ghazali (1058-1111). Tentu saja Aswaja yang ingin menerapkan sunnah atau
Nahdliyyah juga mengakui tiga mazhab tradisi Nabi. Kelompok ini menjauhkan
fiqh lainnya dan tasawwufnya Imam diri dari hingar-bingar politik di masa
Junaid Al-Baghdadi (835-910). perang sipil antara Khalifah keempat
Aswaja tidak mutlak milik NU. Sayyidina Ali ibn Abi Thalib (599-661)
Bahkan kelompok kaum Salafi-Wahabi dan Mu’awiyah ibn Abi Sufyan (602-
dengan variannya menggunakan istilah 680). Perang sesama saudara berlangsung
Aswaja yang sama sebagai identifikasi dalam dua tahap yaitu perang Shiffin dan
corak keagamaan mereka. Di Indonesia, perang Jamal.
ormas pimpinan Habib Riziq Shihab Konflik Imam Ali dengan Mu’awiyah
mengaku pengikut Aswaja atau pengikut sebenarnya punya akar kesukuan pada
Sunnah Nabi. Tetapi, Aswaja yang saat (persaingan) pencalonan khalifah
digunakan Salafi-Wahabi dan FPI-nya ketiga antara dua kandidat kuat: dari
Habib Riziq (paling tidak dalam harakah- Bani Hasyiem yang diwakili Sayyidina
nya) tentu saja tidak sama dengan Aswaja Ali dan; Bani Umayyah yang diwakili
versi ulama NU. Sahabat Utsman ibn Affan. Pada waktu
itu Sahabat Ustman terpilih menjadi Khalifah Utsman figur saleh dan
khalifah mengalahkan Sayyidina Ali. dermawan yang tak tertandingi, tetapi
Kemenangan ini menandakan superioritas dalam hal kepemimpinan ia paling
kesukuan Bani Umayyah yang memang lemah di antara dua pendahulunya.
punya peran penting dalam membesarkan Khalifah Utsman tidak dapat
pemerintahan Islam. Kemenangan itu mengendalikan situasi umat, ditambah
juga menunjukkan bahwa bani Umayyah dia mendahulukan kerabat-kerabatnya
sejak awal adalah orang-orang yang ahli (nepotisme). Kebijakan Khalifah Utsman
di bidang pemerintahan atau ashhâb al- menimbulkan ketidakpuasan dan pada
daulah (Al-Jabiri, 2004: 149-150). akhirnya dia dibunuh.
Sedangkan terma al-jamâ’ah atau Taha Hussein dalam Al-Fitnah Al-
community pada awalnya merujuk pada Kubrâ II: Uthman, menyebut banyak umat
konsensus Mu’awiyah ketika menjabat Islam tidak puas dengan cara Khalifah
khalifah menggantikan Imam Ali. Ketika Utsman mengelolah pemerintahan
itu, kondisi umat Islam di ambang termasuk dalam hal pengangkatan dan
perpecahan dan pergolakan politik. pencopotan jabatan, di mana banyak
Beberapa kelompok sempalan tumbuh posisi diduduki oleh orang yang tidak
sporadis sebagai dampak perang sipil, pakar di bidangnya. Di antaranya
di antaranya, Syi’ah Ali yang kemudian mengangkat Walid di Kufa mengganti
disingkat Syi’ah, Khawarij, Murjiah, Sa’ad ibn Abd. Waqqash, mengangkat
Mu’awiyah. Abdullah ibn Amir mengganti Abu Musa
Jika ditelusuri benih konflik, Al-Asy’ari, mengangkat Abdullah ibn
sebenarnya tumbuh sejak kepemimpinan Sa’ad ibn Abi Sarah mengganti Amru ibn
sahabat Utsman ibn Affan (577-656).
Ash, dan menunjuk Mu’awiyah sebagai Abu Muslim karena (dia) bukan dari ahl
gubernur Syam (Hussein, 2006: 187). al-bait. Meski berat, loyalis Imam Ali
Diderah perpecahan internal umat, terpaksa memihak Abu Muslim.
Mu’awiyah mengembalikan kekuatan Meski bukan ahl al-bait, seorang
Islam. Mu’awiyah melanjutkan gaya Abu Muslim masih keturunan paman
kepemimpinan Sahabat Umar ibn Al- Nabi Saw, Sahabat Abbas ibn Abdul
Khattab (579-644) dengan menstabilkan Muthallib. Lagi pula sejak awal Abbas
keadaan dan membuat pemerintahan selalu dekat dengan Nabi Saw, yang
berdaulat. Meski Mu’awiyah berjasa berbeda dengan Abu Sufyan (ayah dari
dalam menyatukan umat seperti Mu’awiyah) yang sedari awal kerap dan
dicatat dalam buku-buku sejarah, ia keras memusuhi dakwah Nabi sampai
meninggalkan warisan monarchy atau menjelang masa akhir.
politik dinasti yang sebenarnya ingin Meski mendukung Abu Muslim dan
dihapus Nabi. pemerintahan dinasti Abbasia berdiri,
Di lain pihak, kekalahan Imam Ali lambat laun para loyalis Imam Ali
atas Mu’awiyah dalam peristiwa arbitrase mengendurkan dukungannya. Sementara
atau tahkîm menimbulkan ketidakpuasan itu penguasa Abbasia mulai menguatkan
politik di mata loyalis Imam Ali. pengaruhnya dengan embel-embel
Semenjak kekuasaan Mu’awiyah berdiri, kembali ke tradisi atau sunnah Nabi Saw.
loyalisnya melancarkan pemberontakan- Atas dasar kebijakan kembali ke
pemberontakan baik bentuknya massif sunnah Nabi maka orang-orang saleh
maupun yang sifat-nya kecil-kecilan (piety-minded) yang tergabung di
namun selalu dipatahkan tentara dalamnya disebut sebagai ahl sunnah
Mu’awiyah. atau sunni. Dan atas pertimbangan
Sampai pada suatu masa akhir menjaga persatuan kaum muslimin serta
kekuasaan Marwan di mana ketidakpuasan menghindari perpecahan di antara sesama
kepada penguasa sudah membuncah dan Muslim, maka digunakan terma al-
protes atas kekuasaannya telah menyebar, jamâ’ah atau community yang bertujuan
seorang aktor intelektual cerdik bernama memprioritaskan persatuan dan kesatuan
Abu Muslim Al-Khurasani (718-755) umat.
berhasil menggalang dan menggulingkan Dinasti Abbasia merestorasi
penguasa Umayyah. kesatuan umat Islam, suatu kebijakan
Pada saat transisi kekuasaan saat yang sama seperti diteladankan oleh
itu, loyalis Imam Ali dihadapkan pilihan khalifah kedua, Umar ibn Al-Khattab.
sulit. Sedari awal mereka menginginkan Hal yang sama juga dilakukan di bawah
kekuasaan Marwan dari dinasti Umayyah kepemimpinan Mu’awiyah ibn Abi
segera diakhiri, di satu sisi. Namun, di Sufyan, hanya saja di tangan Mu’awiyah
sisi lain, mereka juga tidak sepenuhnya dan keturunan-keturunannya, tidak
mengakui kredibilitas dan keabsahan memberi ruang bagi loyalis Imam Ali
yang memang dari awal menjadi lawan 324). Kepemimpinan bagi muslim Syi’ie
politiknya. termasuk persoalan teologis dan berasal
Dengan demikian ahl al-sunnah wa dari keturunan ahl al-bait.
al-jamâ’ah adalah semboyan keagamaan Perwujudan sekarang dapat kita lihat
untuk persatuan umat. Sejak saat itu dari contoh antara Mesir dan Iran. Mesir
terminologi Sunni (Sunnah) dan Syi’ie representasi muslim Sunni melihat peran
(Syi’ah) mulai digunakan (Hodgson, ulama tidak ikut dalam penyelenggara
1974, Vol. I: 278). Sunni dengan negara, posisinya hanya sebagai
Aswajanya menonjolkan persatuan dan pengawal negara. Ulama akan menegur
kesatuan ditujukan hendak menarik penguasa yang dinilai tidak sejalan
simpati Syi’ah yang masih belum puas dengan pesan agama dan mengoreksi
karena representasi ahl al-bait tidak jika negara tidak berpihak kemaslahatan
memegang kendali kekuasaan. umat, sebagaimana dipraktekkan dengan
Sunni yang menginginkan persatuan baik oleh ulama-ulama Al-Azhar saat ini.
umat identik dengan pendukung Adapun Iran yang merupakan
pemerintah karena yang dipentingkan representasi muslim Syi’ie berbeda
adalah keutuhan komunitas dan itu dengan pengalaman di Mesir. Ulama
hanya mungkin berdiri berkat (adanya) adalah pemimpin umat dan juga negara.
pemerintahan. Selama pemerintah Beberapa ulama Syi’ie yang dinilai
memprioritaskan persatuan umat, bagi perwujudan dari kepemimpinan spiritual
Sunni tidak ada kendala teologis yang diberikan kekuasaan menentukan
berarti. Kepemimpinan bagi muslim kebijakan negara. Perwujudan itu dapat
Sunni termasuk persoalan teknis dan dilihat dari dewan revolusi atau hârits
siapapun bisa menjabat jika kredibel. al-tsaurah. Meski Iran modern dipimpin
Sedangkan Syi’ah yang waktu itu oleh kepala negara namun tetap kepala
tidak mendapatkan panggung kekuasaan negara tidak boleh melangkahi hârits al-
politik tidak menunjukkan dukungan tsaurah sebagai pemegang kepemimpinan
penuh terhadap pemerintah, namun juga sejati (spiritual).
tidak berani melakukan kegiatan makar.
Sebagai pengalih kesibukan, mereka Apa yang dapat kita ambil dari
menggali konsep kekuasaan di intern penjelasan di atas:
pemimpinnya sendiri atau yang disebut Pertama, konsep Aswaja adalah
wilâyah al-faqîh. Pengalaman ini biasa pandangan keagamaan yang
dilakukan oleh Syi’ah, seperti sekte mengandaikan paket dua hal yang tidak
Isma’iliyyah yang gagal melakukan dapat dipisah satu sama lain: pertama
revolusi maka sebagai imbasnya mereka mengikuti sunnah sebagaimana yang
memilih orientasi spiritual sebagai bentuk diwariskan oleh Nabi Saw, dan kedua
perlawanan, turned to spiritualizing membekali wawasan keagamaan yang
their mission (Hodgson, 1974, Vol. II: berpihak pada kepentingan jama’ah
atau pemilik modal yang rakus. Kyai Piagam tersebut bahwa kaum Muslim dan
membantu rakyat kecil memperjuangkan Yahudi adalah satu umat yang tidak boleh
keadilan karena para kyai sadar bahwa disakiti satu sama lain (Humaidillah,
membiarkan ketimpangan sebagian kecil 1959: 15-21).
di tubuh umat berpotensi membubarkan Aswaja dengan demikian tidak
kesatuan yang lebih besar. Para kyai hanya berurusan dengan sunnah, tetapi
sadar menjaga persatuan umat dan juga menjaga persatuan umat atau
menghindarkan perpecahan internal bahkan melawan tumbuhnya wabah
termasuk kewajiban yang sama nilainya yang menggerogoti kesejahteraan umat.
dengan ibadah-ibadah mahdlah. Kyai Kelompok salafi hanya peduli soal
dengan visi jama’ah sejatinya kritis al-sunnah dengan isu-isu superfisial
membaca ketimpangan yang terjadi di menyangkut jenggot, sertifikasi halal,
tubuh umat. daging babi, pemimpin non muslim,
Beranjak pada penilaian Aswaja jilbab syar’ie, dan lain sebagainya.
di tangan kelompok salafi yang rajin Terhadap isu besar yang memiskinkan
turun ke jalan sebagaimana terlihat rakyat secara sistematis mereka lupa.
akhir-akhir ini. Terdapat miskonsepsi Saat ini pun tidak sedikit para petani
Aswaja sebagaimana terlihat dari yang lahannya diserobot kaum kapitalis,
aksi-aksi fisik yang dipertontonkan luput dari perjuangan dan demo turun
ke publik. Kecenderungan kembali ke jalan mereka. Padahal persoalan ini tidak
sunnah namun dalam pelaksanannya kalah penting dari persoalan sunnah yang
kerap memangkas kesadaran atau mereka teriakan.
pentingnya menjaga persatuan umat. Aswaja yang menerapkan sunnah
Cara menyuarakan aspirasi sunnah harus Nabi dan menjaga persatuan umat telah
senantiasa dinegosiasikan dengan cara- diteladankan NU. Payung NU tidak
cara yang tidak menakuti orang lain hanya melindungi umat Islam tetapi juga
karena itu dapat menggertak, bahkan umat agama lain. Pemilihan khazanah
mengancam persatuan. keislaman dari kalam, fikih dan tasawwuf
Jama’ah atau komunitas dalam hal merepresentasikan sifat Aswaja NU yang
ini pengertiannya luas, bisa golongan akomodatif antara dua kubuh keilmuan
seiman atau di luarnya, sebagaimana Islam saling berseberangan sehingga
ditunjukan pada sejarah Islam masa lalu tetap mempertimbangkan keutuhan
bahwa umat non Muslim yang terikat jama’ah. Berbeda dengan kaum salafi
kesepakatan politik dengan kekuasaan yang hanya memihak satu kubuh aliran
Islam adalah satu jama’ah dengan umat ekstrem seperti yang sering dipakai
Islam. Bahkan dalam Piagam Madinah pendapat Muhammad ibn Abdul Wahab
(Watsîqah al-Madînah) ditulis kaum (1703-1792) atau Wahabi lalu menafikan
Muslim dan Yahudi wajib bahu-membahu pandangan ulama lain sehingga
membela Madinah. Ditulis juga dalam menimbulkan iklim pertentangan.
Sebelum tulisan ini ditutup satu hal Magister Ilmu Filsafat UGM |
kurang elok dilihat saat kaum salafi demo sulhatulhabibah@gmail.com
turun jalan: mengenakan pakaian putih-
putih. Memang tidak ada aturan dalam Referensi
Islam menyangkut kostum demo. Pakaian
Al-Jabiri, Abied, 2004, (Naqd al-
serba putih seperti kain Ihram digunakan
`Aql al-`Arabî III) Al-`Aql al-
untuk thawwaf, sa’i, dan wuquf di Arafah.
Siyâsî al-`Arabî: Muhaddât wa
Pakaian putih simbol kesucian lazimnya
Tajalliyâtuhu, Markaz Dirasat
digunakan dalam suasana keagamaan
Wihdah Arabiya, Beirut, Lebanon.
yang khusu’, mencerminkan persamaan
harkat dan martabat manusia di hadapan Hodgson, Marshall G. S., 1974, The
Allah, seperti digunakan dalam ibadah Venture of Islam: Conscience and
shalat Jum’at dan hari-hari besar Islam History in World Civilization, Vol.
lainnya. I, The University of Chicago Press,
Chicago and London.
Memang tidak ada yang salah
protes di jalan menggunakan baju _______________________, 1974, The
putih, tetapi ketika diikuti luapan emosi Venture of Islam: The Expansion
hingga anarkhi, itulah yang kurang of Islam in the Middle Periods,
sedap dipandang mata. Lebih baik ganti Vol. II, The University of Chicago
juba dan pakaian serba putih dengan Press, Chicago and London.
juba atau baju hitam. Penggunaan juba Humaidillah, Muhammad (tahqîq),
serba hitam pernah ditunjukan protes 1959, Majmû’ wa al-Watsâiq al-
orang-orang Muslim terhadap kelaliman Siyâsiyyah li al-`Ahd al-Nabawî wa
dinasti Umayyah. Semula mereka al-Khilâfah al-Râsyidah, Thab’ah
hanya mengangkat bendera hitam saat Qahirah, Kairo.
protes, tetapi semangat itu berlanjut Hussein, Taha, 2006, Al-Fitnah Al-Kubrâ
dalam kehidupan sehari-hari, hingga II: Uthman, cet. 14, Darul Ma’arif,
memengaruhi dalam memilih warna Kairo.
hitam dalam berpakaian (jubah hitam).[]