Karena demikian pentingnya pendekatan filosofis ini, kiLa
menjumpai bahwa filsafat tclah digunakan untuk memahami berbagai
büdanclaimsglain_agama. Kila mtsainya, membaca adanya flisafat hukum Islam, filsafat sejarah, filsafat kebudayaan, filsafat ekonomi, dan sebagainya. Melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada pengalaman agama formalistik, yakni mengamalkan agama dengan susah payah, tetapi tidak memi!iki maknø apa-npn, kosong tanpa arti. Yang mereka dapatkan dari pengalarnan agama tersebut hanyalah pengakuan formalistik, misalnya sudah haji, sudah menunalkan rukun Islam yang kelima dan berhenti sampai di situ. Mereka tidak dapat merasakan nilainilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Namun demikian, pendekatan filosofis ini tidak berarti menafikan atau mcnyepelckan bentuk pengalaman agama yang bcrsifat formal. Filsafat mempelajari segi batin yang bcrsifat esoterik, sedangkan bentuk (forma) memfokuskan segi lahiriah yang bersifat eksoterik. Bentuk atau kulit itulah yang disebut aspek eksoterik dan agama-agama dan manifeslasinya dalalÄ1 dunia i eligious (dcngan i kecii), sedangkan kebenaran yang bersifat absolut, universal, dan metahistoris adalah Religion (dengan R besar), dan pada titik Religion inilah, titik persamaan yang sungguh-sungguh akan dicapai. Tampak pandangan filsafat yang bercorak perenialis ini secara metologis memberikan harapan segar terhadap dialog antara urnat beragarna. Sebab, melafui metode ini sesama umatberagama diharapkan menemukan iranscendenl unily or religion, dan dapat mendiskusikan secara lebih mendalam. Dengan demikian, terbukalah kebenaran yang betul-betul benar. Lalu, tersingkirlah kesesatan yang betul-betul sesat, meskipun teCap dalarn lingkup langit kerelatifan. Dalarn kedua kebenaran dan kesesatan mungkin saja terjadi pada sikap kita atau suatu kelompok tertentu yang seakan berada di posisi paling atas sehingga mengklaim yang Iain sebagai berada di bawah. Pendekatan filosofis yang bercorak perennialis ini, walaupun secara teoretis memberikan harapan dan kesejukan, belum secara luas dipahami dan diterima, kecuali Oleh sekelompok kecil saja. Menurut Nasr, mengapa hanya oleh segelintir orang, jawabannya dapat dicari dalam hakikat filsafat perennial itu sendiri. Untuk mengikuti aliran ini, seorang sarjana tidak hanya cukup mengabdikan pikiran saja, .melainkan seluruh