Modul
Manajemen
Pendidikan
2018
KEGIATAN
BELAJAR
3
BAB
III
MANAJEMEN
KURIKULUM
(A)
diartikan
sebagai
jarak
kegiatan
belajar
dari
awal
sekolah
sampai
tamat
dari
sekolah
tersebut.
Lunenberg
&
Ornstein
(2004:478)
mengemukakan
bahwa
kurikulum
dapat
didefinisikan
dalam
berbagai
pengertian:
sebagai
rencana,
dalam
kaitan
dengan
pengalaman,
sebagai
suatu
bidang
studi,
dan
dalam
kaitan
dengan
mata
pelajaran
dan
tingkatan
kelas.
Suatu
kurikulum
dapat
digambarkan
sebagai
suatu
rencana
tindakan,
atau
suatu
dokumen
tertulis,
yang
meliputi
strategi
untuk
menuju
keberhasilan
tujuan
yang
diinginkan.
Kebanyakan
pendidik
menyetujui
definisi
ini,
seperti
halnya
kebanyakan
pengelola
pendidikan
yang
mendekati
kurikulum
dalam
kaitan
dengan
suatu
pandangan
manajerial
atau
tingkah
laku.
Kurikulum
dapat
juga
digambarkan
secara
luas
yang
berhubungan
dengan
pengalaman
siswa.
Pandangan
ini
mempertimbangkan
hampir
semua
pengalaman
di
sekolah,
bahkan
di
luar
sekolah
(sepanjang
itu
direncanakan)
sebagai
bagian
dari
kurikulum.
Hal
itu
berakar
dari
definisi
Dewey
tentang
pendidikan
dan
pengalaman,
seperti
halnya
pandangan
Caswell
&
Campbell,
pada
tahun
1930-‐an,
kurikulum
adalah
"semua
pengalaman
anak-‐anak
di
bawah
bimbingan
guru".
Kurikulum
juga
dapat
dipandang
sebagai
suatu
bidang
studi,
yaitu
sebagai
suatu
pokok
akademik
yang
mencoba
untuk
meneliti
dan
manyatukan
posisi
utama,
kecenderungan,
dan
konsep
kurikulum.
Pandangan
ini
menyediakan
suatu
kerangka
yang
bermanfaat
untuk
membantu
menjelaskan
kurikulum
yang
mempunyai
derajat
tingkat
lanjutan
dan/atau
dengan
beberapa
mata
pelajaran
di
dalam
kurikulum.
Akhirnya,
kurikulum
dapat
dipandang
dalam
kaitan
dengan
mata
pelajaran
yang
spesifik
(seperti
matematika,
ilmu
pengetahuan,
bahasa,
sejarah,
dan
lain-‐lain)
dan
tingkatan
kelas.
Penekanan
dari
sudut
pandang
ini
pada
pengetahuan,
konsep,
dan
penyamarataan
mata
pelajaran
tertentu
atau
kelompok
mata
pelajaran
(seperti
kurikulum
inti,
yang
berkombinasi
dua
mata
pelajaran
terpisah
seperti
sejarah
dan
bahasa,
atau
kurikulum
pada
bidang
yang
luas,
yang
berkombinasi
dengan
banyak
mata
pelajaran
serupa
ke
dalam
mata
pelajaran
baru
seperti
ilmu
kemasyarakatan,
seni
bahasa,
atau
ilmu
pengetahuan
umum).
Pada
Undang-‐undang
Nomor
20
Tahun
2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
juga
disebutkan
pengertian
kurikulum
yaitu
“seperangkat
rencana
dan
pengaturan
mengenai
tujuan,
isi,
dan
bahan
pelajaran
serta
cara
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan
tertentu”.
Dari
beberapa
pengertian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
yang
dimaksud
dengan
kurikulum
adalah
segala
kesempatan
untuk
memperoleh
pengalaman
yang
dituangkan
dalam
bentuk
rencana
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran
di
sekolah
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan
tertentu.
Pengertian
tersebut
memunculkan
wujud
kurikulum
yang
berupa
kurikulum
tertulis
maupun
kurikulum
tidak
tertulis,
seperti
sarana,
metode,
lingkungan
pembelajaran,
dan
sebagainya.
2. Kurikulum
sebagai
Sistem
Dari
pengertian
kurikulum
pada
Undang-‐undang
Nomor
20
Tahun
2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
di
atas
dapat
diketahui
bahwa
kurikulum
mengandung
beberapa
komponen,
yang
meliputi
tujuan,
isi,
bahan
pelajaran,
dan
cara
penyampaian.
Nana
Syaodih
Sukmadinata
(2005:103)
mengemukakan
beberapa
komponen
kurikulum,
yaitu
tujuan,
isi
atau
materi,
proses
atau
sistem
penyampaian,
media,
dan
evaluasi.
Dikatakan
juga
oleh
Suharsimi
Arikunto
(2000:38)
secara
umum
kurikulum
terdiri
atas
komponen
tujuan,
bahan
pelajaran,
proses
pembelajaran,
dan
evaluasi.
Hubungan
antar
komponen
kurikulum
tersebut
digambarkan
sebagai
berikut.
Gambar
3.1
Kurikulum
sebagai
sistem
a. Tujuan
Pada
kurikulum
atau
pengajaran,
tujuan
memegang
peranan
penting,
akan
mengarahkan
semua
kegiatan
pengajaran
dan
mewarnai
komponen-‐
komponen
kurikulum
lainnya.
Menurut
Nana
Syaodih
Sukmadinata
(2005:103)
tujuan
kurikulum
dirumuskan
berdasarkan
dua
hal:
1) perkembangan
tuntutan,
kondisi
dan
kebutuhan
masyarakat.
2) didasari
oleh
pemikiran-‐pemikiran
dan
terarah
pada
pencapaian
nilai-‐nilai
filosofis,
terutama
falsafah
negara.
Kita
juga
mengenal
beberapa
kategori
tujuan
pendidikan,
yaitu
tujuan
umum,
dan
khusus,
jangka
panjang,
menengah,
dan
jangka
pendek.
Tujuan
pendidikan
nasional
yang
berjangka
waktu
panjang
merupakan
tujuan
umum,
sedangkan
tujuan
instruksional
yang
berjangka
waktu
pendek
merupakan
tujuan
khusus.
b. Isi/bahan
ajar
Untuk
mencapai
tiap
tujuan
mengajar
yang
telah
ditentukan
diperlukan
bahan
ajar.
Bahan
ajar
tersusun
atas
topik-‐topik
dan
sub-‐sub
topik
tertentu,
tiap
topik
atau
subtopik
mengandung
ide
pokok
yang
relevan
dengan
tujuan