Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI BELAJAR DAN PEMELAJARAN MATEMATIKA DI SD


Dosen Pengampu: Fifi Fitriana sari M.Pd

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II
NAMA: NUR IJATUL ISLAMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
YAPIS DOMPU TAHUN AJARAN 2024/2025
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teori
Belajar dan Pemelajaran Matematika di sd, dan dapat berjalan dengan baik dan dapat
bermanfaat bagi anak-anak terutama anak-anak di SD.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Teori Belajar Dalam Pembelajaran
Matematika di SD ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi untuk terus belajar bagi
pembaca.

Dompu, 08 Maret 2024

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. TEORI-TEORI BELAJAR MATEMATIKA............................................................2
B. TEORI-TEORI PEMBELAJARAN MATEMATIKA...............................................2
C. MANFAAT TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA...........8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri pembelajaran matematika masa kini adalah penyajiannya didasarkan
pada suatu teori psikilogi belajar yang saat ini masih dikembangkan oleh ahli pendidikan.
Kemampuan memahami teori-teori belajar ini merupakan salah satu kompetensi pedagogic
guru, sehingga guru mampu mengembangkan pembelajaran yang memuat tiga macam
aktivitas, yaitu eksplorasi, klarifikasi, dan refleksi.
Secara garis ada dua arus besar dalam perkembangan teori belajar, yaitu aliran
behaviorisme dan aliran kognitif. Dua aliran in memiliki dua pijakan berpikir yang sangat
jelas perbedaannya. Aliran behaviorismememandang belajar sebagaiperubahan tingkah laku,
sehingga belajar merupakan rangkaian aktivitas mengelola stimulus untuk mendapatkan
respon yang diinginkan, sedangkan aliran kognitif memandang belajar sebagai perubahan
struktur kognitif. Cara pandang tentang proses belajar tentunya akan mempengaruhi
bagaimana cara guru mengajar. Dari dua aliran teori belajar tersebut lahirlah pendekatan
belajar, model pembelajaran, strategi pengajaran, hingga metodenya. Begitu pentingnya
pengetahuan tentang teori belajar ini bagi guru, sehingga guru mampu merancang
pembelajarannya sesuai denganmateri yang hendak dikembangkan, level pengetahuan siswa,
dan teori belajar yang dirujuk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori belajar matematika ?
2. Apa itu teori pembelajaran matematika ?
3. Apa manfaat dari teori pembelajaran matematika ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui teori belajar matematika.
2. Dapat mengetahui teori pembelajaran matematika.
3. Dapat mengetahui manfaat dari teori pembelajaran matematika.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI-TEORI BELAJAR MATEMATIKA


1. Teori Belajar Matematika Menurut Jerome S. Brunner
Menurut brunner (dalam hudoyo, 1990:48) belajar matematika adalah belajar
mengenai konsepe-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi
yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur
matematika itu.
Brunner juga mengemukakan bahwa dalam proses belajar matematika siswa siswa
melewati 3 tahap yaitu :
a. Tahap Enektif
Dalam tahap ini siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi objek. Yaitu
dengan menggunakan benda-benda yang kongkrit atau peristiwa yang biasa terjadi.
Contoh : budi mempunyai 2 pensil, kemudian ibunya memberikannya lagi 3 pensil.
Berapakah banyak pensil budi sekarang ?
b. Tahap Ikonik
Dalam tahap ini kegiatan dilakukan siswa berhubungan dengan mental, dimana siswa
mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan
mental. Misalnya dengan membayangkan dalam pikirannya tentang benda atau peristiwa
yang dialaminya, walaupun benda tersebut tidak ada dihadapannya lagi atau dengan
menggunakan gambar.
Contoh :  +  = …
c. Tahap Simbolik
Dalam tahap ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk
simpul dan bahasa. Anak tidak terikat lagi dengan objek-objek pada tahap sebelumnya
dan sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek real.
Contoh : 2 pensil + 3 pensil = …pensil
B. TEORI-TEORI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
1. Teori Belajar Menurut Van Hiele
Teori ini dikhususkan dalam pembelajaran geometri. Dua tokoh pendidikan
matematika dari Belanda, yaitu Pierre Van Hiele dan isterinya, Dian Van Hiele- Geldof,
mengajukan suatu teori mengenai proses perkembangan yang dilalui siswa dalam

2
mempelajari geometri. Proses atau tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa
dalam pembelajaran geometri, menurut Van Hiele adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pengenalan
Pada tahap ini siswa mulai belajar mengenal suatu bangun geometri secara keseluruhan
namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bangun geometri yang dilihatnya.
Contoh : pada tingkat ini siswa tahu suatu bangun bernama persegipanjang, tetapi ia belum
menyadari ciri-ciri bangun persegipanjang tersebut.
b. Tahap Analisis
Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun geometri
yang diamatinya. Tingkat ini dikenal pula sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini siswa
sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri- ciri dari masing-masing bangun.
Dengan kata lain, pada tingkat ini siswa sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada
pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut.
c. Tahap Abstraksi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada tingkat ini, siswa
sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada sesuatu
bangun.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu
segiempat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang.
Misalnya pada tingkat ini siswa sudah bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga
persegipanjang, karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegipanjang.
d. Tingkat Deduksi Formal
Pada tingkat ini siswa sudah memahami peranan pengertian-pengertian pangkal, definisi-
definisi, aksioma-aksioma, dan terorema-teorema dalam geometri. Pada tingkat ini siswa
sudah mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini
siswa sudah memahami proses berpikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu
menggunakan proses berpikir tersebut.
e. Tingkat Rigor

Tingkat ini disebut juga tingkat metamatematis. Pada tingkat ini, siswa mampu
melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika (termasuk sistem-

3
sistem geometri), tanpa membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada
tingkat ini, siswa memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri
2. Teori Belajar Menurut Prof. Robert M. Gagne
a. Objek Belajar Matematika
Menurut Gagne bahwa dalam belajar matematika ada dua objek yaitu objek langsung
dan objek tidak langsung.
1. Objek-objek langsung pembelajaran matematika terdiri atas:

 Fakta-fakta matematika
Fakta adalah konvensi (kesepakatan) dalam matematika seperti simbol-simbol matematika.
Fakta bahwa 2 adalah simbol untuk kata ”dua”, simbol untuk operasi penjumlahan adalah ”+”
dan sinus suatu nama yang diberikan untuk suatu fungsi trigonometri. Fakta dipelajari dengan
cara menghafal, drill, latiahan, dan permainan.
 Ketrampilan ketrampilan matematika
Keterampilan (Skill) adalah suatu prosedur atau aturan untuk mendapatkan atau memperoleh
suatu hasil tertentu. Contohnya, keterampilan melakukan pembagian bilangan yang cukup
besar, menjumlahkan pecahan dan perkalian pecahan desimal. Para siswa dinyatakan telah
memperoleh keterampilan jika ia telah dapat menggunakan prosedur atau aturan yang ada
dengan cepat dan tepat. Keterampilan menunjukkan kemampuan memberikan jawaban
dengan cepat dan tepat.
 konsep matematika
Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan suatu
objek dan menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari ide
abstrak tersebut. Contoh konsep himpunan, segitiga, kubus, lingkaran. siswa dikatakan telah
mempelajari suatu konsep jika ia telah dapat membedakan contoh dan bukan contoh.
 Prinsip-prinsip matematika
Prinsip adalah pernyataan yang memuat hubungan antara dua konsep atau lebih. Prinsip
merupakan yang paling abstrak dari objek matematika yang berupa sifat atau teorema.
Contohnya, teorema Pytagoras yaitu kuadrat hipotenusa pada segitiga siku-siku sama dengan
jumlah kuadrat dari dua sisi yang lain.
2. Objek-objek tak langsung pembelajaran matematika adalah :
 Kemampuan berfikir logis
4
 Kemampuan memecahkan masalah
 Sikap positif terhadap matematika
 Ketekunan
 Ketelitian
b. Tipe Belajar
Robert M. Gagne membedakan pola-pola belajar siswa ke delapan tipe belajar, hal
tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1) Belajar Isyarat (Signal Learning)
Signal learning dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat
tidak disengaja dan tidak disadari tujuannya. Kondisi yang diperlukan buat berlangsungnya
tipe belajar ini adalah diberikannya stimulus (signal) secara berulang kali.
2) Belajar Stimulus-Respons (Stimulus-Respon Learning)
Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah faktor penguatan
(reinforcement). Waktu antara stimulus pertama dan berikutnya amat penting. Makin singkat
jarak S-R dengan S-R berikutnya, semakin kuat penguatannya. Kemampuan tidak diperoleh
dengan tiba-tiba, akan tetapi melalui latihan-latihan.
3) Belajar Rangkaian Gerak
Tipe belajar ini masih mengandung asosiasi yang kebanyakan berkaitan dengan keterampilan
motorik. Kondisi yang diperlukan bagi berlangsungnya tipe balajar ini antara lain, secara
internal anak didik sudah harus menguasai sejumlah satuan satuan pola S-R, baik
psikomotorik maupun verbal. Selain itu prinsip kesinambungan, pengulangan, dan
reinforcement tetap penting bagi berlangsungnya proses chaining.
4) Belajar Rangkaian Verbal
Asosiasi verbal melibatkan proses mental yang sangat kompleks. Asosiasi verbal yang
memerlukan penggunaan campur tangan rangkaian mental yang berupa kode dalam bentuk
verbal, auditory atau gambar visual. Kode ini biasanya terdapat dalam pikiran siswa dan
bervariasi pada tiap siswa dan mengacu kepada penyimpanan kode-kode mental yang unik.
5) Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)
Discrimination learning atau belajar menmbedakan sejumlah rangkaian, mengenal objek
secara konseptual dan secara fisik. Dalam tipe ini anak didik mengadakan seleksi dan
pengujian di antara dua peransang atau sejumlah stimulus yang diterimanya, kemudian
memilih pola-pola respon yang dianggap sesuai.
5
6) Belajar konsep (Concept Learning)
Belajar konsep adalah mengetahui sifat-sifat umum benda konkrit atau kejadian dan
mengelompokan objek-objek atau kejadian-kejadian dalam satu kelompok.
7) Belajar Aturan (Rule Learning)
Aturan terdiri dari sekumpulan konsep. Aturan mungkin mempunyai tipe berbeda dan
tingkat kesulitan yang berbeda. Beberapa aturan adalah definisi dan mungkin dianggap
sebagai konsep terdeinisi.
8) Pemecahan Masalah (Problem solving)
Tipe belajar ini menurut Gagne merupakan tipe belajar yang paling kompleks, karena di
dalamnya terkait tipe-tipe belajar yang lain, terutama penggunaan aturan-aturan yang disertai
proses analisis dan penarikan kesimpulan.
3. Teori Pembelajaran Matematika Menurut Zoltan P. Dienes
Teori ini menyatakan bahwa “Tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang
disajikan dalam bentuk yang konkrit akan dapat dipahami dengan baik dan benda atau objek
dalam bentuk pemainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam
pengajaran matematika.”
Dienes membagi tahap-tahap belajar dalam 6 tahap, yaitu:
a. Permainan Bebas (Free Play)
Dalam setiap tahap belajar, tahap yan paling awal dari pengembangan konsep bermula
dari permainan bebas. Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktifitasnya
tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kebebasan untuk mengatur benda.
Selama permainan pengetahuan anak muncul. Dalam tahap ini anak mulai membentuk
struktur mental dan struktur sikap dalam mempersiapkan diri untuk memahami konsep yang
sedang dipelajari. Misalnya dengan diberi permainan block logic, anak didik mulai
mempelajari konsep-konsep abstrak tentang warna, tebal tipisnya benda yang merupakan
ciri/sifat dari benda yang dimanipulasi.
b. Permainan yang Menggunakan Aturan
Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan
keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat dalam
konsep tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Menurut Dienes, untuk
membuat konsep abstrak, anak didik memerlukan suatu kegiatan untuk mengumpulkan

6
bermacam-macam pengalaman, dan kegiatan untuk yang tidak relevan dengan pengalaman
itu.Contoh dengan permainan block logic, anak diberi
kegiatan untuk membentuk kelompok bangun yang tipis, atau yang berwarna merah,
kemudian membentuk kelompok benda berbentuk segitiga, atau yang tebal, dan sebagainya.
Dalam membentuk kelompok bangun yang tipis, atau yang merah, timbul pengalaman
terhadap konsep tipis dan merah, serta timbul penolakan terhadap bangun yang tipis (tebal),
atau tidak merah (biru, hijau, kuning).
c. Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities)
Dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-
sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih dalam mencari
kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka dengan menstranslasikan kesamaan
struktur dari bentuk permainan lain. Translasi ini tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat
abstrak yang ada dalam permainan semula. Contoh kegiatan yang diberikan dengan
permainan block logic, anak dihadapkan pada kelompok persegi dan persegi panjang yang
tebal, anak diminta mengidentifikasi sifat-sifat yang sama dari benda-benda dalam kelompok
tersebut (anggota kelompok).
d. Permainan Representasi (Representation)
Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Para
siswa menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu. Setelah mereka berhasil
menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu.
Representasi yang diperoleh ini bersifat abstrak, Dengan demikian telah mengarah pada
pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak yang terdapat dalam konsep yang
sedang dipelajari
e. Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)
Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan
representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol matematika atau melalui
perumusan verbal. Sebagai contoh, dari kegiatan mencari banyaknya diagonal dengan
pendekatan induktif tersebut, kegiatan berikutnya menentukan rumus banyaknya diagonal
suatu poligon yang digeneralisasikan dari pola yang didapat anak.
f. Permainan dengan Formalisasi (Formalization)
Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini siswa-siswa
dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan sifat-sifat baru
7
konsep tersebut, sebagai contoh siswa yang telah mengenal dasar-dasar dalam struktur
matematika seperti aksioma, harus mampu merumuskan teorema dalam arti membuktikan
teorema tersebut. Contohnya, anak didik telah mengenal dasar-dasar dalam struktur
matematika seperti aksioma, harus mampu merumuskan suatu teorema berdasarkan aksioma,
dalam arti membuktikan teorema tersebut. Misalnya bilangan bulat dengan operasi
penjumlahan peserta sifat-sifat tertutup, komutatif, asosiatif, adanya elemen identitas, an
mempunyai elemen invers, membentuk sebuah sistem matematika.
C. MANFAAT TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
1. Membantu guru dalam mengidentifikasi dan mengelola kelas
2. Membantu guru dalam menentukan konsep yang tepat untuk pembelajaran matematika
3. Membantu guru dalam mengatasi permasalahan dalam SBM matematika.

8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Bruner (dalam Hudoyo,1990:48) belajar matematika adalah belajar mengenai
konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang
dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur- struktur matematika.
Brunner juga mengemukakan bahwa dalam proses belajar matematika siswa melewati 3
tahap yaitu:
(a) Tahap Enaktif;
(b)Tahap Ikonik;
(c) Tahap Simbolik.
Menurut Van Hiele-Geldof, mengajukan suatu teori mengenai proses perkembangan
yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri. Proses atau tahapan berpikir atau tingkat
kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri, menurut Van Hiele adalah sebagai
berikut:
(a) Tahap Pengenalan;
(b) Tahap Analisis;
(c) Tahap Abstraksi;
(d) Tingkat Deduksi Formal; dan
(e) Tingkat Rigor

Menurut Prof. Robert M. Gagne “Dalam pembelajaran matematika di SD diperlukan objek


belajar matematika dan tipe-tipe belajar.”

Menurut Zoltan P. Dienes “Tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang
disajikan dalam bentuk yang konkrit akan dapat dipahami dengan baik dan benda atau objek
dalam bentuk pemainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam
pengajaran matematika.”

Dalam konsepnya itu, Dienes membagi tahap-tahap belajar dalam 6 tahap, yaitu :
Permainan Bebas (Free Play), Permainan yang Menggunakan Aturan , Permainan Kesamaan
Sifat (Searching for communalities), Permainan Representa

9
(Representation), Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization), dan Permainan dengan
Formalisasi (Formalization)

Teori Belajar dan Pembelajaran Matematika bermanfaat untuk


(a) Membantu guru dalam mengidentifikasi dan mengelola kelas
(b) Membantu guru dalam menentukan konsep yang tepat untuk pembelajaran matematika
(c) Membantu guru dalam mengatasi permasalahan dalam SBM matematika.
B. Saran
Sebagai guru kita harus mengetahui tentang teori belajar khususnya dalam pembelajaran
matematika, sehingga kita mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
hendak dikembangkan, level pengetahuan siswa, dan teori belajar yang dirujuk.
Dalam penulisan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan
keterbatasan pengalaman, kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dan
kelengkapan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah az-zahra. 2011. Teori Belajar Matematika dalam Pembelajaran Matematika di SD.
http://aisyahaz-zahra.blogspot.co.id/2011/12/teori-belajar-matematika- dalam.html diakses
pada 07 November 2015
Al Kristiyanto. 2007. Pembelajaran Matematika berdasar teori belajar Van Hiele. http://kris-
21.blogspot.co.id/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar- teori.html diakses pada 07
November 2015
Fitriani Nur. 2010. Teori Belajar Gagne. https://suciptoardi.wordpress.com/2010/10/27/teori-
belajar-gagne/ diakses pada 07 November 2015
NN. 2011. Teori Belajar Matematika (Makalah).
https://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/04/teori-belajar-matematika- makalah/#more-80
diakses pada 07 November 2015
Widya Astuti. 2010. Teori Belajar Tahap-Tahap Belajar dari Jerome Bruner.
http://blog.unsri.ac.id/widyastuti/pendidikan/teori-belajar-bruner-dan- dienes/mrdetail/14369/
diakses pada 07 November 2015

11

Anda mungkin juga menyukai