Anda di halaman 1dari 34

https://hellosehat.

com/penyakit-kulit/perawatan-kulit/kesalahan-
menggunakan-sunscreen/

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 24/01/2023

Sunscreen digunakan untuk melindungi kulit Anda dari paparan sinar


matahari. Namun, tak sedikit yang melakukan kesalahan menggunakan
sunscreen sehingga perlindungan kulit jadi tidak maksimal.

Kesalahan menggunakan sunscreen


Pemakaian sunscreen alias tabir surya sering kali dianggap merepotkan,
sehingga tak jarang dipakai dengan asal-asalan.
Padahal, kesalahan menggunakan sunscreen justru dapat menyebabkan
kulit tidak terlindungi sepenuhnya dari paparan sinar UVA dan UVB.
Menurut buku Sunscreen and Photoprotection (2022), penggunaan
sunscreen merupakan bagian penting dari photoprotection, yaitu upaya
mencegah kerusakan kulit karena paparan sinar matahari.
Agar upaya tersebut tidak sia-sia, sebaiknya hindari kesalahan memakai
sunscreen berikut ini.
1. Tidak teliti membaca label produk
Kesalahan menggunakan sunscreen yang pertama biasanya berawal dari
kebiasaan tidak membaca label produk dengan teliti.
Pada label kemasan produk, biasanya tertera cara pemakaian, kandungan
SPF, hingga rekomendasi penggunaan untuk jenis kulit tertentu.
Sama halnya dengan menggunakan kosmetik, pemilihan sunscreen harus
disesuaikan dengan jenis kulit Anda.
Jika memiliki kulit kering, gunakan sunscreen jenis krim dan losion yang
cenderung memberi kesan lembap pada kulit.
Bila kulit Anda berminyak, sebaiknya pilih jenis yang gel atau semprot.
Perhatikan juga nilai sun protection factor (SPF) dalam produk sunscreen.
Semakin tinggi nilai SPF-nya, perlidungan terhadap sinar mataharinya pun
semakin besar.
Menurut situs Perdoski, Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
menganjurkan penggunaan sunscreen dengan kandungan SPF 30, PA++,
dan tahan air.
2. Menggunakan sunscreen hanya saat cuaca panas
Banyak yang menganggap bahwa sunscreen hanya perlu digunakan saat
sinar matahari sangat terik menyengat kulit.
Padahal, ini merupakan kesalahan menggunakan sunscreen yang cukup
fatal.
Menurut situs American Academy of Dermatology, kulit tetap dapat
berisiko mengalami kerusakan akibat paparan sinar UV bahkan saat cuaca
mendung.
Hal ini tentu saja perlu menjadi perhatian Anda agar tetap mengoleskan
tabir surya setiap kali keluar ruangan.
Namun, kulit setidaknya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk
menyerap sunscreen.
Jika Anda baru menggunakan sunscreen beberapa saat sebelum keluar
rumah, kulit Anda belum terlindungi dan berisiko terbakar matahari.
Fokus

3. Terlalu sedikit memakai sunscreen


Tidak ada sunscreen yang melindungi kulit dari sinar matahari hingga 100
persen, meskipun Anda menggunakan produk dengan SPF yang tinggi.
Sunscreen akan luntur atau hilang saat Anda berkeringat dan jika terkena
air.
Oleh karena itu, sebaiknya oleskan kembali sunscreen jika Anda berada di
luar ruangan sepanjang waktu.
Anda dapat mengoleskan tabir surya masing-masing sepanjang 2 jari ke
lengan, wajah dan leher, punggung, paha, serta betis.
Selain itu, Anda mungkin pernah mendengar anjuran untuk mengoleskan
sunscreen setiap 2 jam.
Namun, sebenarnya belum ada penelitian yang memadai tentang
penggunaan sunscreen setiap 2 jam pada masyarakat dengan kulit terang
dan sawo matang, terutama di Indonesia.
Pasalnya, menurut penelitian dalam American Journal Of Clinical
Dermatology (2022), terlalu banyak menggunakan dikhawatirkan dapat
memengaruhi kadar vitamin D dalam tubuh.
4. Menghindari bagian tubuh tertentu

Kesalahan menggunakan sunscreen berikutnya adalah hanya mengoleskan


pada kulit yang terlihat terpapar matahari.
Sebenarnya menggunakan sunscreen yang baik adalah rata ke seluruh
bagian tubuh, meskipun bagian tersebut ditutupi oleh baju.
Jika sunscreen tidak digunakan ke seluruh tubuh, hasilnya tidak akan
optimal dan kulit Anda masih mungkin terpapar sinar matahari.
Bagian belakang telinga dan leher pun sebaiknya tidak luput dari perhatian
saat Anda menggunakan sunscreen.
Pasalnya, bagian-bagian inilah yang tanpa disadari paling sering terkena
paparan sinar matahari.
Bibir juga menjadi bagian yang paling sering terlewat. Padahal, bibir juga
rentan terhadap kerusakan karena bibir tidak memiliki banyak melanin,
yaitu pigmen pelindung kulit.
Namun, jangan oleskan sunscreen pada bibir. Untuk merawatnya, oleskan
lip-balm atau lipstick dengan SPF 15.
ARTIKEL TERKAIT
PERAWATAN KULIT
10 Hal Tak Terduga yang Menyebabkan Bibir Kering

Bibir kering dan pecah-pecah adalah kondisi yang umum terjadi. Penyebab bibir kering yang dialami
terkadang diakibatkan oleh kebiasaan yang disepelekan. Namun, Anda yang memiliki kulit kering
bisa lebih sering mengalami bibir kering dan pecah-pecah. Ketahui apa saja penyebab bibir kering
dalam penjelasan berikut. Penyebab bibir kering Bibir memiliki lapisan kulit yang sangat tipis dan
transparan di bagian […]

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro• seminggu yang lalu

5. Mencampur sunscreen dengan kosmetik lainnya


Memadukan produk make-up dan perawatan kulit lain yang berbeda
sebenarnya sah-sah saja untuk dilakukan.
Namun, jangan coba-coba melakukan hal yang sama saat Anda
mengaplikasikan sunscreen.
Pasalnya, cara ini justru memecah kandungan sunscreen saat bercampur
dengan bahan lain dari kosmetik atau skincare.
Perlu Anda ketahui bahwa sunscreen membutuhkan sekitar 15 menit hingga
menyerap ke kulit dan memberikan perlindungan yang dibutuhkan.
Sebaiknya hindari kesalahan menggunakan sunscreen ini dan oleskan
secara terpisah sebelum Anda menggunakan produk kosmetik lainnya.
6. Memakai sunscreen kedaluwarsa
Umumnya, tabir surya memiliki umur simpan sekitar 3 tahun.
Lebih dari itu, ada kemungkinan perubahan reaksi kimia pada bahan
pembuatannya atau sunscreen jadi tidak efektif lagi.
Sunscreen yang kedaluwarsa mungkin tidak memberikan perlindungan apa
pun pada kulit Anda.
Bahkan produk yang kedaluwarsa ini bisa berisiko merusak kulit jika Anda
terus menggunakannya dalam jangka panjang.
Sebaiknya, jangan ragu untuk membuang sunscreen yang telah
kedaluwarsa.
Jika khawatir label kedaluwarsa tak terlihat saat Anda membeli sunscreen,
cobalah untuk menulisnya kembali pada label kemasan agar tidak mudah
lupa.
ARTIKEL TERKAIT
PERAWATAN KULIT
Ciri-Ciri Skincare Kedaluwarsa, Plus Efeknya pada Kulit

Rata-rata produk skincare cukup awet disimpan dalam waktu lama. Namun, beberapa produk
mungkin tak mencantumkan masa pakainya secara jelas. Anda yang ingin menghabiskan skincare
lama mungkin jadi khawatir dengan efeknya jika sudah tak layak pakai. Bagaimana ciri-ciri skincare
kedaluwarsa? Ciri-ciri skincare kedaluwarsa Untuk memastikan skincare kedaluwarsa atau expired,
Anda bisa memperhatikan ciri-ciri berikut. 1. Warna berubah Sebaiknya, buang produk […]
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro• 05/10/2022

7. Terpapar sinar matahari terlalu lama walau pakai


sunscreen
Selain mencampurnya dengan riasan, terpapar sinar matahari terlalu lama
juga merupakan kesalahan memakai sunscreen yang sering terjadi.
Sunscreen dengan SPF yang lebih tinggi tidak membuat Anda serta merta
dapat berlama-lama berada di bawah sinar matahari tanpa risiko masalah
kulit.
Sinar matahari akan tetap berisiko membakar kulit, terutama jika Anda
hanya menggunakannya satu kali dalam sehari.
Dalam keadaan langit yang tidak cerah, radiasi dari sinar UV bisa mencapai
bumi hingga 80 persen.
Untuk itu, penting bagi Anda untuk memastikan bahwa kulit tetap
terlindungi dengan menggunakan sunscreen dan menghindari sinar
matahari langsung.
https://rstugurejo.jatengprov.go.id/berita-terkini/cuaca-panas-di-kota-
semarang-ini-7-tips-tepat-dari-dokter-tugurejo/
Cuaca Panas di Kota Semarang, Ini 7 Tips Tepat dari Dokter Tugurejo
5 Mei 2023 admin RSUD Tugurejo Berita Terkini

INDORAYA – Cuaca panas di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng)


belakangan ini dikeluhkan sejumlah warga yang kerap beraktivitas di luar
ruangan.

Oleh karena itulah, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Tugurejo


Semarang, dr Dedi Winarto, SpPD memberikan tips sehat ketika cuaca panas
yang melanda di Ibu Kota Jawa Tengah beberapa pekan ini.

Sebelum memberikan tips, dr Dedi menjelaskan Heatstroke merupakan


kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga
mencapai 40 derajat celcius atau bahkan lebih.

Menurutnya, Indonesia tidak terjadi gelombang panas seperti Thailand dan


India, namun perlu berhati-hati karena suhu maksimum udara permukaan juga
tergolong panas.

“Di mana suhunya lebih dari 40 derajat Celcius, sehingga tubuh kita tidak
dapat melalukan konvensasi mendinginkan suhu tersebut. Dan terjadi
komplikasi yang dinamakan Heatstroke,” jelas Dokter Dedi saat dihubungi
Indoraya, Kamis (4/5/2023).

Komplikasi dari Heatstroke, Dedi menjelaskan bahwa berbagai macam gejala


akibat heatstroke. Misalnya, kulit terlihat kering hingga bisa mengalami
kesadaran menurun atau kejang.

Pasalnya, cairan berkurang drastis di dalam tubuh dan nadinya cepat serta
tekanan darah menurun.

“Dan apabila suhunya lebih dari 40 derajat Celcius bisa terjadi kesadaran
menurun hingga kejang,” kata dia.

Jika mengalami gejala seperti di atas, ia meminta kepada masyarakat agar


segera menyetop aktivitas di luar ruangan. Tak lupa, Dedi menyarankan untuk
beristirahat di permukaan datar dan berteduh jika mengalami gejala
Heatstroke.
“Saat istirahat, usahakan kakinya lebih tinggi dari kepala. Tujuannya agar
aliran darah di kepala lebih lancar, kemudian dinginkan berada di bawah
tempat teduh misalkan di bawah pohon. Selain itu, longgarkan pakaian dan
tidak mengenakan pakaian tebal dan ketat supaya ada udara yang masuk,”
ujar Dedi.

Setelah pakaian dilonggarkan, ia melanjutkan yaitu bisa melalukan bilas


dengan kain basah yang di lap ke seluruh tubuh guna menurunkan suhu tubuh
secara cepat.

“Selain itu, segera panggil tim kesehatan atau ke rumah sakit untuk
penanganan lebih lanjut,” beber Dedi.

Lalu apa saja hal-hal yang diperhatikan saat cuaca panas seperti di Kota
Semarang? Berikut tipsnya:

1. Rutin Minum Air Putih


Sebaiknya, jangan sampai kamu terasa dehidrasi banget dan jangan
menunggu haus.

2. Hindari Minuman Kafein


Kandungan kafein akan meningkatkan aliran kencing kamu, sehingga sering
kencing yang menyebabkan dehidrasi.

3. Hindari Minuman Beralkohol


Alkohol dan turunannya juga mengandung sifat diuretik yang dapat
menyebabkan hilangnya air dalam tubuh manusia. Setelah menenggak banyak
alkohol, Anda mungkin menyadari bahwa tubuh Anda mengeluarkan air
kencing berwarna kuning yang merupakan tanda dehidrasi.

4. Hindari Kontak Langsung Matahari


Kamu bisa menggunakan topi atau payung. Bisa juga saat jam-jam seperti itu
sebaiknya di dalam ruangan tertutup.

5. Kenakan Baju Ringan dan Longgar


Tidak disarankan mengenakan pakaian tebal, dan menghindari baju berwarna
hitam karena mampu menyerap sinar matahari.

6. Disarankan Gunakan Suncreen SPF (Sun Protection Factor) 30 ke atas

Anda bisa menggunakan sunscreen 30 menit sebelum ke luar rumah dan


aplikasikan ulang setiap 2 jam sekali.
7. Sediakan Botol Semprot Air Dingin
Kalau cuaca sangat panas sekitar 34-35 derajat celcius disarankan bawa
semprotan air yang disemprotkan di sekitar tubuh anda.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20230930135519-4-476696/ri-
panas-mendidih-bmkg-akhirnya-buka-suara-warning-ini
RI Panas Mendidih! BMKG Akhirnya Buka Suara, Warning Ini
NEWS - Verda Nano, CNBC Indonesia
30 September 2023 14:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika


(BMKG) akhirnya buka suara soal suhu di Indonesia yang panas mendidih.
BMKG mencatat sebagian wilayah Indonesia dalam waktu sepekan
belakangan ini mengalami fenomena suhu panas yang cukup terik pada siang
hari.

Berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama


periode 22-29 September 2023 di beberapa wilayah Indonesia terjadi cukup
tinggi. Levelnya berada di kisaran suhu antara 35 - 38.0 °C pada siang hari.
Panas banget!

Baca:
Waspada Panas Kering di Wilayah RI, BRIN Beberkan Fakta
Dimana suhu maksimum tertinggi selama periode tersebut ada yang
mencapai hingga 38.0 °C yang terukur di Kantor Stasiun Klimatologi
Semarang - Jawa Tengah pada 25 dan 29 September 2023, serta di Stasiun
Meteorologi Kertajati, Majalengka-Jawa Barat pada 28 September 2023.
"Sementara itu suhu maksimum terukur di wilayah Jabodetabek berada pada
kisaran 35.0 - 37.5 °C, dimana suhu maksimum hingga 37.5 °C terukur di
wilayah Tangerang Selatan pada tanggal 29 September 2023," tulis BMKG
dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/9/2023).

BMKG menjelaskan, secara umum fenomena suhu panas terik tersebut terjadi
karena dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer sebagai berikut:

Pertama, saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama
di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh
kondisi cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan
terutama pada siang hari.

Foto: Dok BMKG


Dok BMKG

Kondisi ini kemudian menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke


permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer,
sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik.

Seperti diketahui, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia terutama di


selatan ekuator masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan
mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November
ini. Dengan begitu, kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada
siang hari.

Faktor kedua, di akhir September ini, posisi semu matahari menunjukkan


pergerakan ke arah selatan ekuator. Artinya, sebagian wilayah Indonesia di
selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan
pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan
wilayah lainnya, dimana pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada
pagi menjelang siang dan pada siang hari.

Baca:
BRIN Kasih Peringatan, Cuaca Panas Mendidih RI Sampai Kapan?
Namun demikian, fenomena astronomis ini tidak berdiri sendiri dalam
mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di
permukaan bumi. Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan,
dan tingkat kelembapan udara memiliki dampak yang lebih besar juga
terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah seperti yang terjadi saat ini di
beberapa wilayah Indonesia.

BMKG memprediksi kondisi fenomena panas terik masih dapat berlangsung


dalam periode Oktober ini. Pasalnya, kondisi cuaca cerah masih cukup
mendominasi pada siang hari. BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk
senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh
terutama bagi warga yang beraktifitas di luar ruangan pada siang hari supaya
tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya
https://www.suaramerdeka.com/gaya-hidup/048608025/cuaca-panas-
ekstrem-penggunaan-sunscreen-jadi-penting-yuk-intip-4-manfaat-
bagi-kulit
Cuaca Panas Ekstrem, Penggunaan Sunscreen Jadi Penting, Yuk Intip
4 Manfaat bagi Kulit
Tim SMcom1

- Sabtu, 29 April 2023 | 08:48 WIB

Ilustrasi manfaat penggunaan sunscreen untuk kulit saat cuaca panas ekstrem. (Atlascompany on Freepik)

SUARAMERDEKA.COM – Akhir-akhir ini cuaca sedang tidak bisa ditebak, karena saat pagi
sampai siang sangat terasa panas sekali namun malam harinya tiba tiba turun hujan.

Kondisi cuaca ekstrem ini, utamanya saat panas, sangat perlu diperhatikan bersama apalagi
bagi kesehatan kulit.

Jika kita memiliki alergi, pancaran sinar panas dari matahari bisa menyebabkan kulit mnejadi
kemerahan bahkan bisa sampai melepuh terbaka.

Maka dari itu dalam cuaca panas ekstrem ini, sangat penting untuk
menggunakan sunscreen atau tabir surya untuk melindungi kulit.

Utamanya, sinar UV yang dapat beresiko membuat kulit terbakar, penuaan dini dan bahkan
parahnya bisa menyebabkan kanker kulit.

Lalu apa saja pentingnya untuk menggunakan sunscreen bagi kulit saat musim panas seperti s
ekarang ini?

Simak penjelasan di bawah ini, yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Membuat warna kulit agar tetap merata

Sebagian orang memiliki kondisi kulit yang memiliki warna yang kurang merata.

Utamanya, pada bagian bagian tubuh yang sering terkena sinar matahari langsung.

Hal itu yang membuat terkadang warna kulit pada tubuh kita menjadi belang dan tidak merata.
Untuk mencegah hal tersebut bisa menggunakan sunscreen guna mencegah timbulnya
warna kulit yang belang.

2. Cegah penuaan dini

Manfaat rutin menggunakan sunscreen terut ama pada area sekitar wajah, bisa
mencegah penuaan dini yang terlalu cepat.

Karena manfaat sunscreen bisa melindungi kulit dari paparan sinar UV.

Jika terkena langsung dan secara terus menerus, sinar UV bisa memberikan
efek kulit menjadi lebih gelap.

Lalu, muncul noda hitam dan juga penuaan dini serta warna kulit yang menjadi
belang.

3. Hindari risiko terkena kanker kulit

Sering beraktivitas di bawah sinar matahari secara langsung bisa berdampak buruk
pada kondisi kulit kita.

Radiasi UVB atau sunburn bisa menyebabkan kerusakan DNA pada sel kulit.

Hal ini meningkatkan risiko terkena kanker kulit yang tentunya sangat berbahaya.

Penggunaan sunscreen bisa meminimalisasi hal tersebut.

4. Terhindar dari gejala rosacea

Gejala rosacea adalahkondisi kulit yang menjadi berwarna kemerahan dan muncul
urat pada kulit kita.

Penyebabnya pancaran sinar UV berlebih yang diterima langsung kulit kita.


https://hellosehat.com/penyakit-kulit/perawatan-kulit/sunscreen-kimia-dan-mineral/
Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

Jangan Salah, Ini Perbedaan


Chemical, Physical, dan Hybrid
Sunscreen
Sekarang ini, banyak sekali jenis tabir surya yang tersedia di pasaran.
Namun, tidak semua sunscreen bekerja dengan cara yang sama. Ada
perbedaan kandungan dan cara kerja antara chemical sunscreen, physical
sunscreen, dan hybrid sunscreen. Mana dari ketiganya yang cocok dengan
kondisi kulit Anda?

Perbedaan chemical, physical, dan hybrid


sunscreen
Penggunaan sunscreen merupakan perawatan kulit paling penting dalam
kehidupan sehari-hari. Tabir surya mampu melindungi kulit dari sinar UV
yang bisa merusak sel kulit.
Agar tabir surya bekerja dengan maksimal di kulit, Anda tentu harus tahu
bagaimana cara memilih sunscreen terbaik untuk kulit.
Sunscreen sendiri dibedakan menjadi tiga jenis, yakni sunscreen kimia(che
mical) dan physical sunscreen (mineral), dan hybrid sunscreen. Pembahasan
kali ini akan membahas perbedaan ketiganya.
1. Cara kerja
Perbedaan pertama chemical suncreen dan physical sunscreen dapat dilihat
dari cara kerja keduanya dalam melindungi kulit dari sinar UV.
Physical sunscreen (mineral sunscreen) bekerja melindungi kulit dengan
menciptakan lapisan penangkal sinar UV untuk masuk ke dalam kulit.
Sementara itu, chemical sunscreen bekerja dengan meresap ke dalam kulit.
Tabir surya ini akan menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi panas,
lalu melepaskannya dari tubuh.
Hybrid suncreen sendiri adalah tabir surya dengan proteksi ganda karena
menggunakan teknologi gabungan dari physical suncreen dan chemical
suncreen.
Artinya, hybrid sunscreen mampu menciptakan lapisan penangkal sinar UV
sekaligus melepaskan sinar UV yang terserap ke dalam kulit.
2. Kandungan bahan
Physical sunscreen umumnya mengandung dua bahan aktif utama, yaitu
titanium dioxide dan zinc oxide. Titanium dioxide bekerja dengan
memantulkan sinar UV, sedangkan zinc oxide bekerja dengan memecah
sinar UV.
Sementara itu, chemical sunscreen mengandung bahan karbon yang
bekerja dengan menyerap sinar UV, yakni oxybenzone, octinoxate, octisalate,
dan avobenzone.
Dari segi kandungan bahan tersebut, mineral sunscreen biasanya lebih
aman digunakan untuk berbagai tipe kulit karena bahan yang terdapat di
dalamnya cukup aman dan minim resiko alergi.
Meskipun jarang terjadi, salah satu kandungan bahan di dalam sunscreen
kimiawi, yakni oxybenzone diketahui dapat menimbulkan reaksi alergi bagi
sebagian orang.
Nah, formulasi hybrid sunscreen merupakan gabungan dari kandungan
yang terdapat pada sunscreen mineral dan kimiawi.
3. Tekstur
Dari segi teksturnya, physical sunscreen umumnya memiliki tekstur yang
padat dan berat. Hal ini karena jenis sunscreen ini berfungsi menciptakan
lapisan pelindung agar kulit terhindar dari paparan sinar matahari.
Teksturnya yang sedikit padat, membuat mineral sunscreen ini biasanya
meninggalkan sisa bercak putih di kulit.
Sebaliknya, chemical sunscreen memiliki tekstur yang tipis dan lebih ringan
karena bahannya bekerja dengan menyerap pada struktur kulit, sehingga
tabir surya ini tidak meninggalkan bercak putih di kulit.
Sementara itu, produk yang menggunakan teknologi hybrid
suncreen cenderung memiliki tekstur yang lebih ringan mengikuti formulasi
chemical suncreen.
ARTIKEL TERKAIT

PERAWATAN KULIT
Risiko Sinar UV, Tetaplah Pakai Sunscreen di Rumah

Penggunaan sunscreen ditujukan untuk melindungi kulit Anda dari paparan sinar UV. Tak hanya di
luar, Anda juga perlu pakai sunscreen di rumah agar terhindar dari masalah kulit akibat bahaya sinar
matahari. Perlukah pakai sunscreen di rumah? Meskipun berada di dalam ruangan, Anda tetap
dianjurkan untuk pakai sunscreen. Hal ini dikarenakan sinar UVA dan UVB tetap bisa masuk ke […]

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro• 19/01/2023

4. Ketahanan proteksi
Ketiga jenis tabir surya ini sama-sama perlu diaplikasikan berulang selama
beberapa jam, terutama ketika Anda menggunakannya saat berolahraga
atau berenang.
Namun, physical sunscreen biasanya bisa langsung bekerja untuk
melindungi kulit setelah diaplikasikan.
Berbeda halnya dengan chemical sunscreen yang biasanya membutuhkan
waktu sekitar 20 menit hingga bahannya menyerap di kulit dan bekerja.
Meski memberikan proteksi ganda, para ahli menduga formulasi tabir surya
ini bisa menurunkan durasi ketahanannya dalam perlindungan kulit.
Hybrid sunscreen mungkin perlu diaplikasikan lebih sering dibandingkan
jenis tabir surya lainnya ketika Anda beraktivitas di luar ruangan.
5. Tipe kulit
Physical sunscreen biasanya dapat digunakan oleh berbagai tipe kulit,
termasuk untuk kulit sensitif dan berjerawat.
Hal ini karena jenis sunscreen ini tidak menyerap di kulit dan hanya melapisi
kulit terluar untuk melindungi dari paparan sinar UV.
Sementara itu, chemical sunscreen kurang cocok digunakan oleh kulit yang
sensitif karena mengandung berbagai bahan kimia yang mungkin dapat
menimbulkan reaksi alergi bagi sebagian orang.
Karena bisa memberikan lapisan pelindung tambahan dan teksturnya tetap
ringan, hybrid sunscreen mudah diaplikasikan dan cukup aman untuk
semua jenis kulit.
Fokus
Chemical, physical, dan hybrid sunscreen,
mana yang lebih baik?
Sunscreen kimia, mineral, dan hybrid memiliki kelebihan dan kekurangannya
tersendiri. Namun, dari segi risiko dan ketahanan, mineral sunscreen lebih
baik dibandingkan dengan chemical sunscreen ataupun hybrid sunscreen.
Menurut FDA, kandungan titanium dioxide and zinc oxide yang terdapat
dalam tabir surya mineral merupakan bahan kimia yang aman untuk
kosmetik.
Sementara itu, studi dalam jurnal Jama Network menunjukkan oxybenzone
dan homosalate yang ada dalam chemical sunscreen dapat menetap di
darah hingga 3 minggu, melebihi batas aman yang direkomendasikan oleh
FDA.
Walaupun demikian, bukan berarti semua sunscreen berbahan kimia
dikategorikan sebagai produk yang tidak aman.
Alangkah baiknya untuk menghindari sunscreen yang mengandung
oxybenzone. Masih ada kemungkinan bahan kimia ini dapat menimbulkan
reaksi bagi sebagian orang.
Dari segi ketahanan, temuan dalam penelitian Photochemical &
Photobiological Sciences menunjukkan formula hybrid sunscreen tidak
begitu stabil dalam memproteksi kulit dari sinar UV.
Jika Anda khawatir akan risiko alergi atau menginginkan perlindungan
tahan lama, pilihlah sunscreen mineral.
Meski begitu, pilihan tabir surya terbaik tetaplah produk yang sesuaikan
dengan kebutuhan kulit Anda.
Kesimpulan
Perbedaan mendasar antara chemical, physical, dan hybrid sunscreen terletak pada cara kerjanya.
Chemical susncreen bekerja dengan menyerap dan melepaskan sinar UV, sedangkan physical susncreen
membentuk lapisan pelindung. Teknologi hybrid menggabungkan kedua fungsi tersebut.
https://www.halodoc.com/artikel/ini-5-kandungan-dalam-sunscreen-yang-

sebaiknya-dihindari

Ini 5 Kandungan Dalam Sunscreen yang Sebaiknya Dihindari

Perawatan Kulit
4 menit
Ditinjau oleh dr. Fadhli Rizal Makarim 20 Juni 2023

“Sebagai warga yang tinggal di negara tropis, menggunakan sunscreen wajib agar kulit
senantiasa sehat. Namun, memilih sunscreen juga harus selektif, karena ada bahan yang
berpotensi menyebabkan efek negatif jangka panjang.”

Halodoc, Jakarta – Menggunakan sunscreen merupakan tahapan dalam skincare yang tidak
bisa kamu lewatkan. Seperti yang kamu tahu, sunscreen dapat melindungi kulit dari serangan
sinar UVA dan UVB, sehingga menjaga penampakan kulit agar tetap awet muda.

Meski begitu, memilih sunscreen juga tidak bisa sembarangan. Sebab, ada berbagai bahan di
luar sana yang dapat berpotensi mengiritasi kulit. Nah, sebelum
membeli sunscreen, sebaiknya simak informasi berikut untuk mengetahui bahan apa yang
sebaiknya kamu hindari.

Bahan-bahan dalam Sunscreen yang Perlu


Dihindari
Karena sunscreen bisa kamu gunakan setiap hari, penting untuk menghindari bahan-bahan
yang berpotensi memberikan efek negatif jangka panjang bagi kulit dan tubuh.

Berikut ini beberapa bahan-bahannya:

1. Oxybenzone
Oxybenzone merupakan salah satu kandungan yang sering terdapat dalam tabir surya dengan
spektrum luas. Kandungan ini sangat efektif melindungi kulit dari paparan sinar UV.

Namun, kekurangan sunscreen yang mengandung oxybenzone kemungkinan akan


menyebabkan mata perih. Selain itu, kandungan ini juga dapat menembus kulit, sehingga
membantu bahan kimia lainnya menyerap di kulit.

Menurut penelitian oleh Center for Disease Control (CDC) Amerika Serikat, sekitar 97
persen orang Amerika memiliki bahan kimia ini yang beredar dalam tubuhnya.
Ada pula kekurangan lainnya yaitu, oxybenzone dapat menyebabkan pemutihan pada
terumbu karang, sehingga menggunakan sunscreen dengan kandungan ini juga dapat
berbahaya bagi lingkungan.

2. Avobenzone
Umumnya, avobenzone lebih sering terdapat dalam chemical sunscreen. Akan tetapi,
avobenzone sebenarnya kurang stabil dalam melindungi kulit ketika terpapar cahaya
matahari.

Jadi, avobenzone sering digabungkan dengan bahan lain agar dapat melindungi kulit dari
radiasi UV dengan maksimal. Bagi beberapa orang yang sensitif, avobenzone mungkin dapat
menyebabkan alergi dermatitis dan iritasi mata.

Karena itu berhati-hatilah jika menggunakan sunscreen dengan kandungan ini dan ketahui
juga “Cara Memilih Sunscreen yang Tepat sesuai Jenis Kulit.”

3. Retinyl palmitate
Retinyl palmitate merupakan turunan dari vitamin A (retinol) yang memiliki antioksidan
yang kuat. Karena inilah, retinyl palmitate terdapat dalam sunscreen.

Namun di sisi lain, ketika kandungan ini terkena paparan sinar matahari, senyawa retinol
akan terurai dan menghasilkan radikal bebas beracun. Nah, hal ini berpotensi menyebabkan
kanker kulit.

Menurut Food and Drug Administration (FDA) ibu hamil sebaiknya menghindari dulu
pemakaian sunscreen yang mengandung komposisi ini.

Sebab, ada kekhawatiran bahwa, mengaplikasikan krim yang mengandung vitamin A setiap
hari, dapat meningkatkan kadar vitamin A yang cukup tinggi dalam tubuh, sehingga
kemungkinan beracun bagi janin yang sedang berkembang.

4. Paraben
Selain sunscreen, paraben juga sering terdapat pada produk perawatan lainnya seperti sampo,
losion, dan produk kosmetik. Umumnya, paraben mampu mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur pada suatu produk.

Bahan ini dapat meniru hormon estrogen yang berkontribusi dalam memicu kanker payudara,
dan juga meniru hormon lainnya dalam tubuh.

Selain itu, paraben juga berisiko meningkatkan toksisitas reproduksi yang lebih tinggi. Kabar
baiknya, kini sudah semakin banyak produk sunscreen yang memiliki label “bebas paraben”.

Jadi, semakin mudah bagi kamu untuk memilih sunscreen dengan komposisi yang aman.

5. 4-Methylbenzylidene camphor
Nah, belum lama ini kandungan 4-Methylbenzylidene camphor atau 4-MBC sedang ramai
dibicarakan di media sosial. Pasalnya, 4-MBC ternyata sudah tidak dikategorikan aman
menurut EU Commission dan Scientific Committee on Consumer Safety (SCCS). Kedua
lembaga ini bisa dibilang bertindak seperti BPOM di Indonesia.

Menurut SCCS ada cukup bukti bahwa 4-MBC dapat berpotensi mengganggu endokrin dan
memiliki efek pada sistem tiroid dan estrogen. Namun, di sisi lain, informasi mengenai
potensi genotoksisitas dari 4-MBC juga masih belum cukup.

Nah, karena kedua lembaga tersebut sangat berhati-hati, maka demi menjaga keamanan, 4-
MBC akhirnya dikategorikan tidak aman. Akan tetapi, kamu tidak perlu panik jika
menemukan komposisi ini pada sunscreen.

Sebab, penggunaan maksimum 4-MBC adalah 4 persen. Sementara itu, umumnya kandungan
yang terdapat dalam sunscreen jauh dari persentase maksimum.

Selain itu, BPOM juga masih mengkategorikan bahan ini sebagai bahan yang aman. Namun
untuk berjaga-jaga, sebaiknya pantau terus informasi terbaru mengenai topik ini, dan
perhatikan dengan detail komposisi sunscreen yang kamu pakai.

Itulah informasi mengenai bahan sunscreen yang sebaiknya kamu hindari.

Nah, jika kamu ingin tahu produk tabur surya yang direkomendasikan, kamu bisa baca artikel
ini: Rekomendasi Sunscreen Terbaik yang Cocok untuk Semua Jenis Kulit.

Untuk mendapatkan sunscreen dengan praktis dan cepat, kini kamu bisa gunakan layanan
toko kesehatan dari Halodoc.
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20160427002556-317-126781/
proses-fotosintesis-dalam-tubuh-manusia
Proses Fotosintesis dalam Tubuh Manusia
Ida Ayu Padma Saraswati | CNN Indonesia
Rabu, 27 Apr 2016 14:10 WIB
Bagikan:

Ilustrasi (Thinkstock/Alliance)
Jakarta, CNN Indonesia -- Fotosintesis biasanya dikaitkan dengan
tumbuhan. Tapi dalam tubuh manusia ada juga lho proses yang seperti itu.

Proses ini bernama dermalvitaminsynthesis, yaitu ketika sinar ultraviolet


(UVB) terkena kulit dan menyebabkan reaksi kimia. Kolestrol yang
bernama 7-dehydrocholestrol (7-DHC) menyerap UVB dan mengubahnya
menjadi previtamin D3.

Previtamin ini masuk ke dalam pembuluh darah menuju liver dan


mengubahnya menjadi 25-hydroxivitamin D atau 2(OH)D dan akhirnya
ginjal mengubahnya menjadi 2(OH) 2D yang membentuk vitamin D, yang
dapat digunakan oleh tubuh.

Tetapi proses ini dapat terhalang oleh beberapa faktor, seperti: polusi,
terlalu banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan, dan tinggal di
daerah perkotaan di mana matahari terhalang oleh gedung-gedung.

Maka dari itu, perlu juga sumber vitamin D selain dari matahari. Hal itu
dapat diperoleh melalui makanan seperti salmon, sardin, kuning telur, dan
udang. Selain itu, dapat juga diperoleh melalui suplemen vitamin D.

Vitamin D merupakan salah satu nutrisi terpenting yang dibutuhkan tubuh


kita. Vitamin D berfungsi untuk mencegah berbagai penyakit tulang,
mengurangi kemungkinan penyakit jantung dan mencegah terjadinya flu.

Baca artikel CNN Indonesia "Proses Fotosintesis dalam Tubuh Manusia"


selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20160427002556-317-
126781/proses-fotosintesis-dalam-tubuh-manusia .

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/


http s://theconversation.com/bagaimana-cara-kerja-tabir-surya-apa-itu-spf-dan-
apakah-saya-masih-dapat-menghitam-meski-pakai-tabir-surya-99601

Bahan aktiflah yang membuat tabir surya dapat bekerja melindungi kulit dari sinar
matahari. Bahan aktif tersebut terbagi menjadi dua jenis: Penyerap UV dan
reflektor (pemantul) UV.

Penyerap UV adalah zat kimia yang dapat mengurangi radiasi UV dan


mengubahnya ke tingkat panas yang sangat rendah. Sebagian kecil orang
mengatakan, penggunaan tabir surya membuat mereka merasakan panas yang tidak
nyaman pada kulit.

Zat kimia peredam UV juga dapat disebut “organik”, karena berisikan atom
karbon, yang merupakan dasar dari semua bahan organik.

Beberapa menyerap bagian dari spektrum UVB, yang diketahui sebagai penyebab
kulit terbakar dan meningkatkan risiko kanker kulit. Sedangkan bagian lainnya
menyerap bagian spektrum UVA. Sejumlah penelitian membuktikan, semakin
panjang gelombang UVA tidak hanya dapat menembus lapisan kulit yang lebih
dalam tetapi berkontribusi terhadap kanker kulit dengan mengorbankan respons
imun terhadap kerusakan DNA.

Untuk itu, tabir surya yang memiliki label “broad spectrum” lebih dianjurkan
karena menawarkan perlindungan terbaik.

Tabir surya dengan ‘Broad action’ lebih dianjurkan. from shutterstock.com

Reflektor UV sebagian besar terdiri dari beberapa oksida, seperti zinc oxide (seng
oksida) dan titanium dioksida, yang dapat menyerap dan menyebarkan radiasi UV.
Pada umumnya tabir surya memiliki lebih dari satu bahan aktif dan bisa bertambah
hingga enam atau lebih di dalamnya.
Emulsi—seperti, losion, susu, krim, minyak, busa atau gel—merupakan bahan
yang membawa zat aktif. Biasanya ini dibuat dari beberapa kombinasi antara
minyak dan air, ditambah bahan lainnya. Gunanya agar produk itu awet di rak atau
di lemari kita.

Emulsi juga membantu agar tabir surya anti air, mempengaruhi rasa dan aroma
tabir surya, dan seberapa baik menempel pada kulit.

Apa yang disebut dengan SPF dan bagaimana


mengukurnya?
Sesuai namanya, yang disediakan tabir surya adalah pelindung, bukan penghalang.
Bayangkan pintu dengan kawat nyamuk: angin tetap dapat masuk tetapi nyamuk
tidak. Dengan cara yang sama, losion matahari atau ramuan yang Anda gunakan
tetap memungkinkan sebagian kecil radiasi UV masuk ke kulit.

Tabir surya dengan SPF 30 bukan berarti memberikan perlindungan yang lebih rendah dibandingkan SPF
50. Mike Mozart/Flickr, CC BY

SPF dapat diartikan sebagai “sun protection factor”. Ini digunakan untuk mengukur
seberapa banyak UV dapat melewati pelindung. Semakin tinggi angkanya, semakin
rendah UV yang dapat melewati pelindung itu.

SPF 30 memungkinkan satu per tigapuluh atau 3,3% dari UV dapat mencapai kulit.
Ini berarti losion tersebut dapat menyaring hingga 96,7% UV. Bandingkan dengan
SPF 50, yang dapat menyaring 98% UV (dan membiarkan satu per limapuluh atau
2% dari UV melewati pelindung).
Perbedaan antara SPF 30 dan SPF 50 sepertinya besar (selisih 20 angka), padahal
sesungguhnya tidak demikian. Mereka hanya berbeda 1,3%.

Jika kulit Anda dapat bertahan selama 10 menit tanpa perlindungan hingga muncul
tanda-tanda terbakar, maka dengan tabir surya SPF 30 tingkat kemunculan itu akan
muncul 30 kali lebih lama, atau total hingga 300 menit. SPF 15 dapat melindungi
hingga 150 menit, sedangkan SPF 50, 500 menit.

Tapi jangan senang dulu. Jika Anda berlama-lama di bawah matahari hingga 500
menit (delapan jam) hanya dengan mengandalkan tabir surya, Anda kemungkinan
besar masih akan terbakar!

Anda mungkin juga menyukai