Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ARSEL YARDEN

NIM : E051191077
REVIEW VIDEO PEMBELAJARAN

Apa itu Uji Materi atau Judicial Review?


Bila ditelusuri dalam sejarah penyusunan UUD 1945, ide Hans Kelsen mengenai
pengujian undang-undang juga sebangun dengan usulan yang pernah diungkapkan oleh
Muhammad Yamin dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Yamin mengusulkan bahwa seharusnya Balai Agung (atau Mahkamah Agung)
diberi wewenang untuk “membanding undang-undang” yang maksudnya tidak lain adalah
kewenangan judicial review. Namun usulan Yamin itu disanggah oleh Soepomo dengan alasan
bahwa; pertama, konsep dasar yang dianut dalam UUD yang telah disusun bukan konsep
pemisahan kekuasaan (separation of power) melainkan konsep pembagian kekuasaan
(distribution of power); kedua, tugas hakim adalah menerapkan undang-undang, bukan
menguji Undang-undang; dan ketiga, kewenangan hakim untuk melakukan pengujian undang-
undang bertentangan dengan konsep supremasi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
sehingga ide pengujian undang-undang terhadap UUD yang diusulkan Yamin tersebut tidak
diadopsi dalam UUD 1945.
Proses pengujian peraturan perundang-undangan yang lebih rendah terhadap peraturan
perundang-undangan lebih tinggi yang dilakukan oleh lembaga peradilan.Proses penilaian isi
peraturan perundang-undangan untuk menentukan apakah bertentangan atau tidaknya dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Istilah lainnya adalah permohonan (pasal 1
ayat (3) UU No. 8 tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi), yaitu permintaan yang diajukan
secara tertulis oleh pemohon kepada Mahkamah Konstitusi mengenai: Pengujian undang-
undang terhadap Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-UndangDasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;pembubaran partai politik;perselisihan tentang hasil
pemilihan umum; atau pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Permohonan diajukan secara tertulis dalam
bahasa Indonesia oleh pemohon atau kuasanya kepada Mahkamah Konstitusi. Permohonan
harus ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya dalam 12 rangkap. Permohonan sekurang-
kurangnya harus memuat, nama dan alamat pemohon, uraian mengenai perihal yang menjadi
dasar permohonan dan hal-hal yang diminta untuk diputus.
Apa saja jenis permohonan pengujian
Pengujian materiil adalah pengujian UU yang berkenaan dengan materi muatan dalamAyat,
pasal, dan/atau bagian UU yang dianggap bertentangan dengan UUD 1945. Pengujian formil
adalah pengujian UU yang berkenaan dengan proses pembentukanUU dan hal-hal lain yang
tidak termasuk pengujian materiil sebagaimana dimaksud Pada ayat (2).
Siapa itu pemohon?
Pemohon dalam pengujian UU terhadap UUD 1945 adalah:Perorangan warga negara Indonesia
atau kelompok orang yang mempunyai kepentingan sama; Kesatuan masyarakat hukum adat
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan Perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang Diatur dalam UU;Badan hukum publik atau badan hukum
privat, atau;Lembaga negara
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk
mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Jadi, tidak
berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara rasional objektif dan
argumentative. Etika politik tidak langsung mencampuri politik praktis. Tugas etika politik
membantu agar pembahasan masalah-masalah idiologis dapat dijalankan secara obyektif.
Hukum dan kekuasaan Negara merupakan pembahasan utama etika politik. Hukum sebagai
lembaga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan Negara sebagai lembaga penata
masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur ganda kemampuan manusia (makhluk individu
dan sosial). Jadi etika politik membahas hukum dan kekuasaan. Prinsip-prinsip etika politik
yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu Negara adalah adanya cita-cita The Rule
Of Law, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan ham menurut kekhasan paham
kemanusiaan dan sturktur kebudayaan masyarakat masing-masing dan keadaan sosial.
Pancasila sebagai etika politik bagi bangsa dan negara Indonesia adalah etika yang dijiwai oleh
falsafah negara Pancasila. Yaitu:
1. Etika yang berjiwa Ketuhanan yang Maha Esa
2. Etika yang berprikemanusiaan
3. Etika yang dijiwai oleh rasa kesatuan nasional
4. Etika yang berjiwa demokrasi
5. Etika yang berkeadilan sosial

Anda mungkin juga menyukai