Anda di halaman 1dari 15

MINI PROPOSAL

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 107 AKAD IJARAH PADA


TRANSAKSI GADAI SURAT BPKB MOBIL BANK SYARIAH
INDOESIA (BSI) KCP PAMEKASAN

Diusulkan Oleh :

MUSYFIQUR RAHMAN (21383021102)


PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

TAHUN 2024

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
BAB 1 3
PENDAHULUAN 3
1. 1 Latar Belakang Masalah 3
1. 2 Rumusan Masalah 6
1. 3 Tujuan Penelitian 6
1. 4 Asumsi Penelitian 6
1. 5 Hipotesis Penelitian 6
1. 6 Kegunaan Penelitian 7
1. 7 Ruang Lingkup Penelitian 7
1. 8 Batasan Istilah Dalam Judul 8
1. 9 Kajian Penelitian Terdahulu 8
BAB II 9
KAJIAN PUSTAKA 9
2. 1 Landasan Teori 9
2. 2 Akuntansi Keuangan 11
2. 3 Hubungan Antar Variabel Penelitian 11
BAB III 12
METODE PENELITIAN 12
3.1. Rancangan Penelitian 12
3.2. Populasi dan Sampel 12
3.3. Sumber dan Jenis Data 12
3.4. Instrumen Penelitian 12
3.5. Teknik Pengumpulan Data 12
3.6. Analisis Data 12
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan perbankan di Indonesia salah satunya


dipengaruhi oleh faktor ideologi dan ekonomi yang mana hal itu juga
berpengaruh bagi perbankan di Indonesia, faktor kuat yang
mendorong munculnya Perbankan Syariah hingga berkembang pesat
pada sekarang ini ialah dengan berkembangnya lembaga keuangan
syariah, dan sistem perbankan syariah, sehingga membuat pola pikir
perbankan untuk bersifat jujur, adil dan tidak melanggar ketentuan
syariat. Perbankan syariah mulai berkembang di Indonesia tidak lepas
dari munculnya Bank Muamalat Indonesia yang merupakan/ bank
syariah pertama di Indonesia pada tahun 1991 yang secara resmi
beroperasi pada tahun 1992. Berkembangnya instansi keuangan
seperti bank, asuransi, pasar modal, pegadaian dan lainnya
menimbulkan besarnya kebutuhan akan akuntansi, sehingga dapat
mendorong pesatnya pertumbuhan bisnis di segala bidang baik di
Indonesia maupun dunia. Lembaga keuangan berbasis syariah yang
saat ini cukup menarik minat dikalangan masyarakat adalah
Pegadaian contohnya Pegadaian Surat BPKB Mobil.

BSI merupakan bank hasil merger antara PT Bank BRI syariah Tbk,
PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) secara resmi mengeluarkan izin merger tiga usaha
bank syariah tersebut pada 27 Januari 2021 melalui surat Nomor SR-
3/PB.1/2021. Selanjutnya, pada 1 Februari, Presiden Joko Widodo
meresmikan kehadiran BSI.

Dalam pegadaian syariah, Produk gadai syariah memiliki dua akad


yaitu akad rahn dan ijarah. Akad rahn dilakukan pihak pegadaian untuk
menahan barang bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah.
Sedangkan akad ijarah yaitu akad pemindahan hak guna atas barang
atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barangnya sendiri. Dengan adanya
produk pembiayaan rahn (gadai emas) Ini mempermudah masyarakat
dalam pembiayaan syariah, khususnya dikalangan menengah
kebawah untuk mendapatkan pinjaman uang demi kebutuhan hidup,
modal kerja maupun usaha. Sehingga, dalam pembiayaan rahn gadai
emas tidak adanya bunga atas besarnya pinjaman yang diberikan.

Dasar hukum gadai syariah dalam hal pemenuhan prinsip-prisip


syariah berpegang pada Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002
tanggal 26 Juni 2002 tentang rahn yang menyatakan bahwa pinjaman
dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk
rahn diperbolehkan, dan Fatwa DSN-MUI No. 26/DSN-MUI/III/2002
tentang gadai emas. Sedangkan dalam aspek kelembagaan tetap
menginduk pada Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 tanggal 10
April 1990. Transaksi ijarah juga diatur dalam Fatwa DSN No. 09 tahun
2000. Menurut Fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 13
April 2000 tentang pembiayaan ijarah, yang dimaksudkan dengan
ijarah adalah pemindahan hak pakai atas suatu barang atau jasa
dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa upah, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri (Sari &
Martadinata, 2021).

Standar perbankan tentang ijarah mengacu pada PSAK 107


tentang Perbankan Ijarah yang mulai berlaku secara efektif per 01
Januari 2008. PSAK 107 menggantikan PSAK 59 yang menyangkut
pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi ijarah.
Cakupan di dalam PSAK 107 meliputi: pengakuan dan pengukuran
objek ijarah pendapatan ijarah dan IMBT, piutang pendapatan ijarah
dan IMBT, biaya perbaikan yang dikeluarkan, perpindahan hak milik
objek sewa, terjadinya penurunan nilai objek sewa secara permanen.
Disamping itu, standar PSAK 107 ini dapat pula diterapkan pada
entitas lain yang melakukan transaksi ijarah.

Menurut penelitian Desi Kaniman tentang Analisis Pelaksanaan


Gadai Syariah Dengan Objek Tanah Produktif di BPRS Amanah
Rabbaniyah Banjaran Menurut Perspektif imam syafii. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pelaksanaan gadai syariah dengan
objek tanah produktif pada PT BPRS Amanah Rabbaniyah Banjaran
disebutkan bahwa selama kontrak gadai berlangsung, pihak BPRS
Amanah Rabbaniyah Banjaran tidak menjual tetapi menguasai
pengelolaan tanah/sawah sebagai objek (barang jaminan) gadai. Dan
pelaksanaan akad gadai dengan pemanfaatan barang gadai yang
dilakukan oleh pihak BPRS Amanah Rabbaniyah setelah kontrak gadai
selesai, hal ini bertentangan atau tidak sesuai dengan perspektif
pegadaian menurut imam syafii.

Menurut Rahma Amir tentang Gadai Tanah di desa Sidomukti


Kecamatan Bone-bone Perspektif Ekonomi Islam. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa Akad gadai tanah yang berlaku di desa Sidomukti
Kecamatan Bone-bone pada dasarnya adalah akad utang-piutang
yakni pihak 1 (Rāhin) adalah orang yang yang menggadaikan barang
kepada pihak 2 (murtahin) dengan meminjam sejumlah uang (yang
jumlahnya tidak harus sama persis dengan nilai barang). Sedangkan
hak pemanfaatan barang gadai adalah milik pihak 2 hingga jatuh
tempo pembayaran yang waktunya ditentukan oleh kesepakatan
kedua belah pihak dengan batas minimum tempo pembayaran adalah
tiga musim panen. Apabila telah tiba tempo pembayaran, ternyata
pihak 1 belum bisa melunasi hutangnya maka akad gadai akan
diperbaharui lagi sesuai dengan kesepakatan apakah ditambahkan
lagi jumlah utangnya atau hanya hak pakai tanahnya saja yang
diperpanjang oleh murtahin. Dalam fiqh muamalah gadai
dikategorikan sebagai akad yang bersifat derma (tabarru) sebab apa
yang diberikan Rāhin kepada penerima gadai (murtahin) tidak ditukar
dengan sesuatu. Apa yang diberikan murtahin kepada Rāhin adalah
utang, bukan penukar atas barang yang digadaikan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk


meneliti penelitian dengan judul “ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.
107 AKAD IJARAH PADA TRANSAKSI GADAI SURAT BPKB MOBIL
BANK SYARIAH INDONESIA (BSI) KCP PAMEKASAN”.

1. 2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, rumusan masalahnya yaitu :

1. Bagaimanakah implementasi akad ijarah pada transaksi gadai


surat BPKB Mobil pada Bank Syariah Indonesia KCP Pamekasan?

2. Bagaimanakah kesesuaian implementasi PSAK No. 107 yang


diterapkan pada Bank Syariah Indonesia KCP Pamekasan?

1. 3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, tujuan penelitiannya yaitu :

1. Untuk mengetahui implementasi akad ijarah pada transaksi gadai


surat BPKB Mobil pada Bank Syariah Indonesia KCP Pamekasan.

2. Untuk mengetahui Bagaimana kesesuaian implementasi PSAK No.


107 yang diterapkan pada Bank Syariah Indonesia KCP
Pamekasan.

1. 4 Asumsi Penelitian
Asumsi disebut juga anggapan dasar atau postulat, sedangkan
menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmat, asumsi diartikan dengan
sebuah titik tolak penelitian yang kebenarannya dapat diterima oleh
peneliti, maka sebelum penelitian ini dilakukan, ada beberapa
anggapan dasar yang perlu diketahui, yaitu: bagaimana Penerapan
PSAK No. 107 Akad Ijarah dalam Transaksi Gadai Surat BPKB Mobil
Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Pamekasan.
1. 5 Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto (2006: 71) Hipotesis adalah jawaban sementara
dari permasalahan penelitian untuk dibuktikan kebenarannya. Adapun
hipotesis dalam penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1.Hipotesis Kerja (Ha)

Adanya penerapan PSAK No. 107 Akad Ijarah dalam


Transaksi Gadai Surat BPKB Mobil Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Pamekasan.

2. Hipotesis Nihil (Ho)

Tidak adanya penerapan PSAK No. 107 Akad Ijarah dalam


Transaksi Gadai Surat BPKB Mobil Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Pamekasan.

1. 6 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap proposal ini banyak
memiliki manfaat, diantaranya:

1. Peneliti ingin memberikan informasi tentang penerapan PSAK


No. 107 Akad Ijarah dalam Transaksi Gadai Surat BPKB Mobil
Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Pamekasan.

2. Sebagai media studi formal bagi peneliti dalam menyelesaikan


salah satu dari rentetan tugas akhir .

3. Untuk memperbaiki PSAK No. 107 Akad Ijarah dalam Transaksi


Gadai Surat BPKB Mobil Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Pamekasan yang kurang baik.

1. 7 Ruang Lingkup Penelitian


Untuk dapat memberikan batasan masalah sehingga
pembahasannya lebih terarah, maka peneliti membatasi ruang lingkup
penelitian ini sebagai berikut:
Tabel I

Variabel X

PENERAPAN PSAK 107

Sub Variabel Indikator

1. PSAK 107 a. ...............


b. ................

Tabel II

Variabel Y

TRANSAKSI GADAI SURAT BPKB MOBIL

Sub Variabel Indikator

1. Faktor-faktor kelancaran a. Faktor eksternal


transaksi gadai surat b. Faktor internal
BPKB

1. 8 Batasan Istilah Dalam Judul


Dalam judul penelitian judul ini terdapat beberapa istilah yang perlu
dijelaskan agar dapat memperoleh pemahaman makna yang jelas:

1. Penerapan:

2. PSAK :

3. Akad Ijarah :

4. Transaksi :

5. Gadai :

6. Surat BPKB :
1. 9 Kajian Penelitian Terdahulu

Nama, Rumusan
Judul, Masalah/ Metodologi Hasil
Teori
Jurnal, tujuan Penelitian Penelitian
Tahun. penelitian

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Landasan Teori
Ijarah adalah pemindahan hak guna suatu barang dengan
pembayaran biaya sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas
barang tersebut. Singkat kata Ijarah berarti menyewa suatu tanpa
maksud memilikinya. proses maupun Imbalan dari transaksi Ijarah ini
berdasarkan hasil kesepakatan kedua belah pihak. Tujuan dari
penyewaan barang atau aset tersebut haruslah jelas dan telah
diketahui sebelumnya. Akad Ijarah berfokus kepada manfaat barang
dan tidak boleh dilakukan atas suatu benda.

Ijarah adalah kontrak sewa dimana suatu bank atau lembaga


keuangan menyewakan peralatan, bangunan, barang-barang dan
sebagainya kepada salah satu nasabah dengan membebankan biaya
sewa yang telah ditetapkan sebelumnya secara pasti (fixed charge).
Transaksi dengan akad Ijarah diatur dalam Fatwa MUI tentang
Pembiayaan Ijarah Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000. Oleh sebab itu,
pembiayaan dengan akad Ijarah diatur sesuai syariat Islam. Akad
ijārah yaitu akad pemindahan hak guna atas barang/jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barangnya sendiri. Melalui akad ini dimungkinkan
bagi Pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang
bergerak milik nasabah yang telah melakukan akad.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa


Pegadaian Syariah hanya melayani satu jenis akad, yaitu ijarah (jasa
penyewaan tempat untuk penitipan barang).

Pegadaian dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Pegadaian

Pengertian gadai menurut Muhammad (2003:16) adalah


suatu hak yang diperoleh oleh seorang yang mempunyai
piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut
diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang
mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut
memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk
menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk
melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat
melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Pegadaian adalah salah satu lembaga keuangan non-bank


yang kegiatan utamanya menyediakan dana (pembiayaan)
bagi masyarakat luas, untuk tujuan konsumsi, produksi,
maupun berbagai tujuan lainnya. Perum Pegadaian termasuk
dalam kategori lembaga keuangan karena transaksi
pembiayaan yang diberikan oleh Pegadaian mirip dengan
pinjaman kredit melalui bank, namun diatur secara terpisah
atas dasar hukum gadai dan bukan dengan peraturan
mengenai pinjam meminjam biasa (Susilo, 2000:175).

2. Pegadaian Syariah

Pegadaian syariah merupakan sistem menjamin utang


dengan barang yang dimiliki yang mana memungkinkan untuk
dapat dibayar dengan uang atau hasil penjualannya.
Pegadaian syariah bisa pula diartikan sebagai jaminan atas
sejumlah pinjaman yang diberikan. Tentunya barang penjamin
harus mempunyai nilai ekonomis dan pihak penjamin
mendapat jaminan bisa mengambil seluruh ataupun sebagian
piutangnya kembali (Sasli, 2010:5).

Pegadaian Syariah tidak menekankan pada pemberian


bunga dari uang pinjaman. Walaupun tidak menekankan pada
bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan yaitu
dari biaya jasa simpan barang (Ijarah) seperti yang sudah
diatur oleh Dewan Syariah Nasional. Biaya tersebut dihitung
dari nilai barang bukan jumlah pinjaman.

Berdasarkan PSAK 107 (2021) mengatur Perbankan untuk


akad ijarah yang saat ini banyak digunakan dalam pembiayaan
yang diberikan oleh bank syariah dan lembaga keuangan
syariah lain. Ruang lingkup PSAK 107 (2021) mencakup akad
ijarah yang digunakan di sektor keuangan dan riil berbasis
syariah. Pegadaian syariah dalam menjalankan
operasionalnya berpegang pada prinsip syariah. Pada
dasarnya, produk produk berbasis syariah memiliki
karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai
bentuk karena riba, menetapkan udang sebagai alat tukar
bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan
melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atau jasa
dan/atau bagi hasil.

2. 2 Akuntansi Keuangan

2. 3 Hubungan Antar Variabel Penelitian

2. 3.1 Hubungan Variabel X1 dengan Y


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

3.2. Populasi dan Sampel

3.3. Sumber dan Jenis Data

3.4. Instrumen Penelitian

3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.6. Analisis Data


DAFTAR PUSTAKA

Mayangsari, Risfiana. (2019). Inovasi Produk Rahn Menggunakan Akad


Ijarah Di Pegadaian Syariah. Tahkim : Jurnal Hukum dan Syariah Volume
15, No. 2.

Kaniman, Desi. (2015). Analisis Pelaksanaan Gadai Syariah Dengan


Objek Tanah Produktif di BPRS Amanah Rabbaniyah Banjaran Menurut
Imam Syafii. Prosidding Perbankan Dan Keuangan Syariah. Volume 1, No.
2.

Anda mungkin juga menyukai