Anda di halaman 1dari 20

STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Perbankan


Yang Diampu Oleh Ibu Lely Shofa Imama M.S.I

Disusun Oleh :
Kelompok 2/ Kelas PBS C
1. Muhammad Wildan Firdausi (21383021029)
2. Urip Fahrizal (21383021047)
3. Qurrotul Aini (21383022115)
4. Refadatul Annika (21383022116)
5. Rika Sari (21383022117)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
MARET 2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Struktur Organisasi Bank Syariah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Ibu Lely Shofa Imama M.S.I mata kuliah Praktik Perbankan
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lely Shofa Imama M.S.I
selaku dosen yang telah memberikan tugas ini dan telah membimbing kami
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran dan materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini bisa pembaca praktekkan di dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yan membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pamekasan, 8 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3

1. Struktur Organisasi Bank Syariah .......................................................... 3


2. Struktur Organisasi Bank Umum Syariah .............................................. 4
3. Struktur Orgnaisaasi Unit Usaha Syariah ............................................. 5
4. Tugas dan Fungsi Setiap Struktur Dalam Bank Syariah ....................... 6
5. Tujuan Struktur Organisasi Bank Syariah............................................. 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 15

A. Kesimpulan .............................................................................................. 15
B. Saran ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah perancangan, pengorganisasian merupakan pembagian kerja yang
dinilai logis, karena penetapan garis tanggung jawab dan wewenang yang jelas
dalam sebuah organisasi, pengukuran pelaksanaan dan prestasi yang dicapai yang
menunjukkan dengan jelas tanggung jawab dan wewenang atas suatu tindakan,
misalnya seseorang yang memberikan pelayanan berupa pembiayaan harus
bertanggung jawab untuk menagih dan menyelesaikannya, karena pemberian
pembiayaan itu bukanlah tujuan, hal demikianlah yang melatar belakangi dalam
penyusunan makalah ini.

Di dalam syariat islam pengorganisasian adalah suatu sistem yang lengkap


dalam kehidupan untuk mengelola manusia dan seluruh alam semesta yang sesuai
dengan kehendak Allah dan tersistematis. Kalimat "menegakkan" berarti
mengatur kehidupan ini agar rapi, dan "janganlah berpecah belah" berarti kita
diperintahkan untuk mengorganisasikan kehidupan kita dengan sebaik-baiknya.
Dan pada dasarnya sebuah struktur organisasi tergantung pada besar kecilnya
perusahaan atau bank (bank size), keragaman layanan yang ditawarkan, keahlinya
personilnya dan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku
didalamnya.

Dalam perbankan syariah sendiri Tidak ada acuan baku bagi penyusunan
struktur organisasi bagi bank dalam segala situasi kebutuhan operasinya. Struktur
organisasi setiap bank berikut tanggung jawab dan wewenang para pejabanya
bervariasi satu sama lain. Oleh karena itu struktur organisasi mencerminkan
pandangan menejemen tentang cara yang paling efektif untuk mengoperasikan
bank.

Dalam system organisasi perbankan syariah diperlunya pegawasan untuk


system kinerjanya bank yaitu dengan adanya BI dan DSN untuk mengatur suatu
praktik yang dilaksanakan oleh bank syariah. Untuk itu sebagai mahasiswa yang

1
nantinya akan menjadi bagian dari pada bidang perbankan sudah seharusnya kita
memahami pembagian struktur organisasi tersebut.

Oleh sebab itu dalam praktik organisasi dan system kinerja perbankan
syariah diperlunya sumber daya manusia yang berbasis syariah dan mengerti
bagaimana praktik perbankan yang sesuai dengan prinsip dasarnya perbankan
syariah, dan Karena ketertarikan akan perlunya hal itu yang memaparkan
beberapa hal yang harus ketahui, selain itu sebagai tugas untuk memenuhi tugas
mata kuliah praktek Perbankan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud struktur organisasi bank syariah?
2. Sebutkan struktur organisasi bank umum syariah!
3. Sebutkan struktur organisasi unit usaha syariah!
4. Apa saja tugas dan fungsi dari struktur organisasi bank umum syariah dan
struktur organisasi unit usaha syariah?
5. Apa saja tujuan struktur organisasi bank syariah?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud struktur organisasi bank syariah
2. Untuk mengetahui apa saja struktur organisasi bank umum syariah
3. Untuk mengetahui apa saja struktur organisasi unit usaha syariah
4. Untuk mengetahui tugas dan fungsi dari struktur organisasi bank umum
syariah dan struktur organisasi unit usaha syariah
5. Untuk mengetahui tujuan struktur organisasi bank syariah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Struktur Organisasi Bank Umum Syariah


Struktur organisasi adalah struktur hierarki yang menunjukkan suatu
susunan pembagian tanggung jawab menurut fungsi hierarkis yang ditujukan
untuk pengambilan keputusan individu dalam suatu organisasi. Hal ini
diketahui bahwa dalam pengelolaan organisasi, struktur organisasi merupakan
faktor penting yang memiliki pengaruh langsung positif terhadap kinerja
karyawan, sehingga dalam upaya mewujudkan pengambilan keputusan yang
efektif perlu didukung oleh struktur organisasi yang efektif.1 Dengan adanya
struktur organisasi, maka stabilitas dan komunitas organisasi bisa tetap
bertahan.
Ada empat elemen dalam struktur, yaitu: 2
1) Spesialisasi aktivitas, mengacu pada spesifikasi tugas-tugas
perorangan dan kelompok kerja di seluruh organisasi (pembagian
kerja) serta penyatuan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja.
2) Standarisisi aktivitas, merupakan prosedur yang digunakan
organisasi untuk menuju kelayakdugaan (predictability) aktivitas-
aktivitasnya.
3) Koordinasi aktivitas, adalah prosedur dalam memadukan fungsi-
fungsi sub-unit dalam organisasi. Mekanisme standarisasi aktivitas
akan memudahkan pengkoordinasian aktivitas khususnya dalam
organisasi yang tidak memiliki pola rumit.
4) Besar unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang
berada dalam suatu kelompok kerja.
Seseorang yang mewakili perusahaan akan menyusun struktur organisasi
dan sub-unitnya sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan dan kemampuan
organisasi. Pada kenyataannya, struktur organisasi sangat kompleks untuk
1
Oloan Situmorang, “Manajemen SDM (Kajian Implementasi Struktur Organisasi, Motivasi,
Pengambilan Keputusan, dan Kinerja Karyawan)”, (Nusa Tenggara Barat: Seval Literindo Kreasi,
2022), Cet. 1. Hlm. 54
2
Husein Umar, “Business An Introduction”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet. 2.
hlm. 65

3
dijelaskan secara lisan. Karena itu perlu dibuat bagan organisasi yang
menggambarkan fungsi-fungsi, departemen- departemen, atau posisi-posisi
dalam organisasi, serta hubungan seluruh fungsi, departemen atau posisi
tersebut.
Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank
konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang
amat membedakan antar bank syariah dan bank konvensional adalah
keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi
operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis
syariah.3
Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat
Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari
setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu,
biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah itu
mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.
B. Struktur Organisasi Bank Umum Syariah
Bank Syariah menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS)
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Bank Umum Syariah adalah
Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. BUS memiliki bentuk kelembagaan seperti bank umum
konvensional. Sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank
Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. 4 BPRS memiliki bentuk kelembagaan seperti BPR konvensional.
Badan hukum BUS dan BPRS dapat berbentuk Perseroan Terbatas,
Perusahaan Daerah, atau Koperasi.
Berikut ini contoh gambar struktur organisasi bank umum syariah yang
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

3
Muhammad Syafi’i Antonio, “Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik”, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), Cet. 1. Hlm. 30-31.
4
Frena Fardillah, dkk,”Perbankan Syariah Indonesia”, (Penerbit Insania, 2021), hlm. 42

4
C. Struktur Organisasi Unit Usaha Syariah
Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari
kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk
dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip
Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan
di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang
berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau
unit syariah.5 UUS bukan merupakan badan hukum tersendiri, tetapi
merupakan unit atau bagian dari suatu bank umum konvensional.
Berikut ini contoh gambar struktur organisasi unit usaha syariah (UUS)
yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

5
Ibid...hlm. 42

5
D. Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Bank Syariah
Berikut tugas dan fungsi struktur organisasi bank syariah dan unit usaha
syariah, diantaranya:
 Tugas
1) RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai organ
perusahaan merupakan wadah para pemegang saham untuk
mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang
ditanam dalam perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. Keputusan
yang diambil dalam RUPS harus didasarkan pada kepentingan
usaha perusahaan dalam jangka panjang. RUPS atau pemegang
saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi, dan
wewenang dewan komisaris dan direksi dengan tidak mengurangi
wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, termasuk

6
untuk melakukan penggantian atau pemberhentian anggota dewan
komisaris dan atau direksi. 6
2) Dewan Pengawas Syariah
Peran utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syariah
adalah mengawasi jalannya operasional bank sehari-hari agar
selalu sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah.7 Hal ini karena
transaksi-transaksi yang berlaku dalam bank syariah sangat khusus
jika dibanding bank konvensional. Karena itu, diperlukan garis
panduan (guidelines) yang mengaturnya. Garis panduan ini disusun
dan ditentukan oleh Dewan Syariah Nasional.
Dewan Pengawas Syariah harus membuat pernyataan
secara berkala (biasanya tiap tahun) bahwa bank yang diawasinya
telah berjalan sesuai dengan ketentuan syariah. Pernyataan ini
dimuat dalam laporan tahunan (annual report) bank bersangkutan.
Tugas lain Dewan Pengawas Syariah adalah meneliti dan
membuat rekomendasi produk baru dari bank yang diawasinya.
Dengan demikian, Dewan Pengawas Syariah bertindak sebagai
penyaring pertama sebelum suatu produk diteliti kembali dan
difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional. Dewan Syariah Nasional
dibentuk pada tahun 1997 dan merupakan hasil rekomendasi
Lokakarya Reksadana Syariah pada bulan Juli tahun yang sama.
Lembaga ini merupakan lembaga otonom di bawah Majelis Ulama
Indonesia dipimpin oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia
dan Sekretaris (ex-officio). Kegiatan sehari-hari Dewan Syariah
Nasional dijalankan oleh Badan Pelaksana Harian dengan seorang
ketua dan sekretaris serta beberapa anggota.
Fungsi utama Dewan Syariah Nasional adalah mengawasi
produk-produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan

6
Temy Setiawan & Dr. Ari Purwanti,”Mahir Akuntansi Manajemen”, (Jakarta: Bhuna Ilmu
Populer, 2021), hlm. 13.
7
Muhammad Syafi’i Antonio, “ Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik”, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), Cet. 1. Hlm. 31

7
syariah Islam.8 Dewan ini bukan hanya mengawasi bank syariah,
tetapi juga lembaga-lembaga lain seperti asuransi, reksadana,
modal ventura, dan sebagainya. Untuk keperluan pengawasan
tersebut, Dewan Syariah Nasional membuat garis panduan produk
syariah yang diambil dari sumber-sumber hukum Islam. Garis
panduan ini menjadi dasar pengawasan bagi Dewan Pengawas
Syariah pada lembaga-lembaga keuangan syariah dan menjadi
dasar pengembangan produk-produknya. Fungsi lain dari Dewan
Syariah Nasional adalah meneliti dan memberi fatwa bagi produk-
produk yang dikembangkan oleh lembaga keuangan syariah.
Produk-produk baru tersebut harus diajukan oleh manajemen
setelah direko mendasikan oleh Dewan Pengawas Syariah pada
lembaga yang bersangkutan. Selain itu, Dewan Syariah Nasional
bertugas memberikan rekomendasi para ulama yang akan
ditugaskan sebagai Dewan Syariah Nasional pada suatu lembaga
keuangan syariah.
Dewan Syariah Nasional dapat memberi teguran kepada
lembaga keuangan syariah jika lembaga yang bersangkutan
menyimpang dari garis panduan yang telah ditetapkan. Hal ini
dilakukan jika Dewan Syariah Nasional telah menerima laporan
dari Dewan Pengawas Syariah pada lembaga yang bersangkutan
mengenai hal tersebut. 9
Jika lembaga keuangan syariah tersebut tidak
mengindahkan teguran yang diberikan, Dewan Syariah Nasional
dapat mengusulkan kepada otoritas yang berwenang, seperti Bank
Indonesia dan Departemen Keuangan, untuk memberikan sanksi
agar perusahaan tersebut tidak mengembangkan lebih jauh
tindakan-tindakannya yang tidak sesuai dengan syariah.
3) Dewan Komisaris

8
Ibid...hlm. 32
9
Ibid...hlm. 32-33

8
a) Menetapkan kebijakan umum, rencana induk, kebijakan
penyiaran, rencana kerja dan anggaran tahunan serta
mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut sesuai dengan arah
dan tujuan penyiaran.
b) Melakukan uji kelayakan dan kepatutan serta mengangkat dan
memberhentikan dewan direksi.
c) Mengawasi dan mengendalikan jalannya perusahaan.
d) Mengawasi kinerja dewan direksi.
e) Menerima dan memeriksa laporan perusahaan yang diterima
dari dewan direksi.
f) Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Presiden dan DPR
RI untuk lembaga penyiaran publik. Melaporkan kepada
stakeholder/pemegang saham untuk lembaga penyiaran
swasta.10
4) Dewan Audit
Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
dalam memberikan opini independen mengenai hal-hal yang
memerlukan perhatian Dewan Komisaris sesuai dengan prinsip-
prinsip GCG dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Komite Audit berfungsi untuk melakukan pengawasan atas
efektivitas sistem pengendalian internal, internal audit, proses
pelaporan Keuangan, sehingga Bank dapat dikelola berdasarkan
prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertangungjawaban,
independensi dan kewajaran. 11
5) Direksi
Dewan direksi memiliki fungsi utama dalam manajemen,
yakni menetapkan tujuan strategik dan prinsip-prinsip yang akan
dijadikan sebagai acuan lembaga keuangan islam. Dewan direksi
juga memiliki kewajiban untuk menjaga transparansi dalam

10
Muhammad Ikhwan, ”Manajemen Media Kontemporer”, (Jakarta: Kencana, 2022), Cet. 1. Hlm
144.
11
https://ir.bankbsi.co.id/audit_committee.html ( diakses pada tanggal 20 Maret 2024, jam 09.11
WIB)

9
menjalankan operasional perusahaan yang mengacu pada standar
operasional lembaga keuangan syariah yang ditentukan oleh Basel
Committee on Banking Supervision (BCBS), Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institutions
(AAOIFI), Islamic Financial Service Board (IFSB), ataupun atas
otoritas pengawas.
Bank Indonesia secara spesifik mengatur tugas dan
tanggung jawab dewan direksi dalam PBI 2009, antara lain: 12
a) Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengelolaan
BUS berdasarkan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah.
b) Direksi wajib mengelola BUS sesuai dengan kewenangan dan
tang- gung jawabnya sebagaimana diatur dalam anggaran dasar
BUS dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c) Direksi wajib melaksanakan GCG dalam setiap kegiatan usaha
BUS pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, direksi
wajib me- nindaklanjuti temuan audit dan/atau rekomendasi
dari hasil peng- awasan Bank Indonesia, auditor intern, dewan
pengawas syariah dan/atau auditor ekstern.
d) Dalam rangka melaksanakan GCG, Direksi wajib memiliki
fungsi paling kurang:
 Audit intern
 Manajemen risiko dan komite manajemen risiko
Kepatuhan.
e) Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada pemegang saham melalui rapat umum pemegang
saham.
f) Direksi harus mengungkapkan kepada pegawai kebijakan BUS
yang bersifat strategis di bidang kepegawaian.

12
Abdul Nasser Hasibuan, ”Audit Bank Syariah Edisi kedua”, (Jakarta: Kencana, 2023), Cet. 4.
Hlm.54-55.

10
g) Anggota Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada
pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi
direksi.
h) Direksi hanya dapat menggunakan jasa konsultan, penasihat,
atau yang dapat dipersamakan dengan itu sepanjang memenuhi
persya- ratan sebagai berikut:
 proyek bersifat khusus yang sangat diperlukan untuk
kegiatan usaha BUS
 didasari oleh kontrak yang jelas, yang sekurang-
kurangnya mencakup tujuan, ruang lingkup kerja,
tanggung jawab, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
dan biaya
 konsultan merupakan pihak independen yang
profesional dan memiliki kualifikasi yang cukup untuk
melaksanakan proyek secara efektif dan efisien.
i) Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat,
relevan dan tepat waktu kepada dewan komisaris dan dewan
pengawas syariah.
j) Setiap anggota direksi wajib memiliki kejelasan tugas dan tang-
gung jawab sesuai dengan bidang tugasnya.
6) Direksi
Tugas dari devisi dalam bank syariah adalah menyusun
rencana kerja, menopang kebutuhan organisasi, menciptakan event
yang dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan perbankan. 13
7) Kantor pusat
Organisasi kantor pusat adalah kantor dimana semua
kegiatan perencanaan sampai pengawasan terdapat di kantor ini.
Setiap bank memiliki satu kantor pusat dan kantor pusat tidak
melakukan kegiatan operasional sebagaimana kantor bank lainnya,
akan tetapi mengendalikan jalannya kebijaksanaan kantor pusat

13
https://id.scribd.com/document/368247931/Struktur-Organisasi-Bank-Syariah (diakses pada
tanggal 8 Maret 2024, jam 07.29 WIB).

11
terhadap cabang- cabangnya. 14 Dapat diartikan pula bahwa
kegiatan kantor pusat tidak melayani jasa bank kepada masyarakat
umum. Kemudian bank yang akan melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah wajib yang berfungsi sebagai kantor
induk dari membentuk unit usaha syariah dikantor pusat bank
kantor cabang syariah atau unit syariah, tugas dari usaha unit
syariah adalah:
a) Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor
cabang syariah atau unit syariah.
b) Menempatkan dan mengelola dana yang bersumber dari
kantor cabang syariah atau unit syariah.
c) Menerima dan menata usahakan laporan keuangan dari
kantor cabang syariah atau unit syariah.
d) Melakukan kegiatan lain sebagai kantor induk dari
kantor cabang syariah atau unit syariah
8) Kantor cabang
Menjalankan kegiatan yang diarahkan oleh managernya
sesuai dengan peraturan dan kebijaksanaan kantor pusat.15
 Fungsi
Fungsi dari struktur organisasi, yakni: 16
1) Kejelasan Tanggung Jawab
Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa
yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi
harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang
memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu
yang harus dipertanggungjawabkan.
2) Kejelasan Kedudukan
Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi

14
Ibid...
15
Ibid...
16
Okki Kurnia, “Dasar-Dasar Manajemen”, (Sukoharjo: Pradina Pustaka, 2024), hlm. 57-58

12
sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun
hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi
yang dipercayakan kepada seseorang.
3) Kejelasan Uraian Tugas
Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat
membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan
pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam
melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
4) Kejelasan Jalur Hubungan
Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap
karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka
kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga
jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat
saling menguntungkan. Pola dasar struktur organisasi sebaiknya
tersusun relatif permanen, artinya tidak perlu selamanya
mengalami perubahan. Dalam aktivitas yang dilakukan harus ada
jaminan fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa dapat
diperluas jangkauannya, namun pola dasar struktur organisasi
tidak perlu mengalami perubahan.
Yang perlu mendapat perhatian dalam mengisi struktur
organisasi adalah manusia yang memiliki kompentensi yang
sesuai dengan jenis tugas dalam bagian-bagian tugas atau
pekerjaan pada struktur tersebut. Penggolongan aktivitas dalam
struktur dapat kita bagi menjadi empat unsur :
 unsur pimpinan
 unsur pembantu pimpinan
 unsur pelakasana tugas pokok
 unsur pelaksana tugas-tugas fungsional

E. Tujuan Struktur Organisasi


Membuat organisasi adalah perkara muamalah, dan muamalah itu
hukum asalnya mubah. Dan tentu saja membuat organisasi untuk

13
terlaksananya urusan muamalah dalam Islam yang tersistematis adalah
bentuk saling tolong-menolong dalam kebaikan. Allah Ta'ala berfirman:
"tolong-menolonglah dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah
tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan" (QS. Al Maidah: 2)
Para ulama mengatakan bahwa membuat organisasi atau perkumpulan
dalam rangka kebaikan adalah hal yang dibolehkan, selama tidak dijadikan
sarana tahazzub (fanatik kelompok), dan tidak dijadikan patokan al wala
wal bara sehingga sesama anggota organisasi dianggap teman (Fathner).
Sebagai kegiatan muamalah dalam hal keuangan, dari ayat tersebut
bank syariah menanamkan nilai kerja sama dengan membentuk organisasi
untuk tersistemnya kinerja dalam perbankan syariah.
Adapun tujuan bank syariah membentuk organisasi adalah untuk
memenuhi berbagai tuntutan kinerja bank syariah yang efektif, efisien dan
berintegras tinggi, dan melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
kehati hatian diharapkan manajemen bank syariah memiliki kewenangan
dan diberi fungsi yang tegas dan pasti, agar dapat menjamin
terselenggaranya kinerja perbankan islam yang menjunjung tinggi nilai
kejujuran, transparan dan memberi pendidikan kepada masyarakat,
menjaga kehati-hatian dan kejujuran, serta profesional. 17 Bank syariah
dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya
dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan
antar bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya dewan
pengawas syariah (DPS) yang bertugas mengawasi operasional bank dan
produk produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan
pengawas syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat dengan dewan
komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari setiap
opini yang diberikan oleh dewan pengawas syariah. Karena itu, biasanya
penetapan anggota dewan pengawas syariah dilakukan oleh rapat umum
pemegang saham (RUPS), setelah para anggota dewan pengawas syariah
itu mendapat rekomendasi dari dewan syariah nasional (DSN)

17
https://id.scribd.com/document/368247931/Struktur-Organisasi-Bank-Syariah ( diakses pada
tanggal 8 Maret 2024, jam 07.29 WIB).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Struktur organisasi merupakan faktor penting yang memiliki pengaruh
langsung positif terhadap kinerja karyawan, sehingga dalam upaya mewujudkan
pengambilan keputusan yang efektif perlu didukung oleh struktur organisasi yang
efektif.
Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank
konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat
membedakan antar bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya
dewan pengawas syariah (DPS) yang bertugas mengawasi operasional bank dan
produk produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan pengawas
syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat dengan dewan komisaris pada
setiap bank.
Tujuan bank syariah membentuk organisasi adalah untuk memenuhi
berbagai tuntutan kinerja bank syariah yang efektif, efisien dan berintegras tinggi,
dan melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip kehati hatian diharapkan
manajemen bank syariah memiliki kewenangan dan diberi fungsi yang tegas dan
pasti, agar dapat menjamin terselenggaranya kinerja perbankan islam yang
menjunjung tinggi nilai kejujuran, transparan dan memberi pendidikan kepada
masyarakat, menjaga kehati-hatian dan kejujuran, serta profesional.
Fungsi utama Dewan Syariah Nasional adalah mengawasi produk-produk
lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariah Islam. Dewan ini bukan
hanya mengawasi bank syariah, tetapi juga lembaga-lembaga lain seperti asuransi,
reksadana, modal ventura, dan sebagainya. Untuk keperluan pengawasan tersebut,
Dewan Syariah Nasional membuat garis panduan produk syariah yang diambil
dari sumber-sumber hukum Islam.
Tugas lain Dewan Pengawas Syariah adalah meneliti dan membuat
rekomendasi produk baru dari bank yang diawasinya. Dengan demikian, Dewan
Pengawas Syariah bertindak sebagai penyaring pertama sebelum suatu produk
diteliti kembali dan difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional. Dewan Pengawas

15
Syariah harus membuat pernyataan secara berkala (biasanya tiap tahun) bahwa
bank yang diawasinya telah berjalan sesuai dengan ketentuan syariah.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai organ perusahaan
merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting
yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam perusahaan, dengan
memperhatikan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.
Dengan adanya struktur organisasi ini, maka stabilitas dan komunitas organisasi
bisa tetap bertahan.

B. Saran
Demikian makalah kami yang berisikan Struktur Organisasi Bank
Syariah. Sebagai manusia kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Makalah inipun tak luput dari
target yang ingin dicapai. Adapun kiranya terdapat kritik maupun saran yang
dapat digunakan sebagai penunjang pada makalah ini. Sebelum dan sesudahnya
kami ucapkan terimakasih.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Nasser. (2023). Audit Bank Syariah Edisi kedua, Jakarta: Kencana.
Antoni, Muhammad Syafi’i. (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta:
Gema Insani Press.
Fardillah, Frena. et, al. (2021). Perbankan Syariah Indonesia, Penerbit: Insania
Hasibuan.
Ikhwan, Muhammad. (2022). Manajemen Media Kontemporer, Jakarta: Kencana.
Kurnia, Okki. (2024). Dasar-Dasar Manajemen, Sukoharjo: Pradina Pustaka.
Setiawan, Temy & Purwanti Ari. (2024). Mahir Akuntansi Manajemen, Jakarta:
Bhuna Ilmu Populer.
Situmorang, Oloan. (2022). Kajian Implementasi Struktur Organisasi, Motivasi,
Pengambilan Keputusan, dan Kinerja Karyawan, Nusa Tenggara Barat:
Seval Literindo Kreas.
Umar, Husein.2003. Business An Introduction, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

17

Anda mungkin juga menyukai