Anda di halaman 1dari 1

DISHARMONISASI RUMAH TANGGA PASCA PANDEMI

Disharmoni keluarga adalah Retaknya suatu kondisi sosial dalam rumah tangga yang
disebabkan oleh anggota keluarga yang gagal menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya.
Hal ini banyak sekali terjadi di saat pandemi, Disebabkan oleh faktor-faktor yang merusak
hubungan, seperti perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga yang akan
mengakibatkan perceraian. Fenomena yang tidak wajar ini berdampak buruk terhadap
kehidupan masyarakat, mulai dari Ekonomi, politik, sosial, psikologis dan bidang-bidang lain
yang menjadi perhatian, termasuk sektor keluarga terutama yang berkaitan dengan
perceraian.
Menurut berbagai penelitian yang dilakukan para ahli, anak yang orang tuanya bercerai
biasanya memiliki kualitas hidup yang jauh lebih rendah. Hal ini disebabkan ketidak
harmonisan yang muncul dalam kepemimpinan keluarga (suami dan istri). Perceraian suami
istri juga mengakibatkan terganggunya pendapatan ekonomi keluarga berupa berkurangnya
pendapatan keluarga. Selain itu, perceraian menempatkan anak-anak pada risiko yang lebih
tinggi ketika di salah gunakan oleh anak-anak lain (pergaulan), sehingga membuat mereka
lebih rentan terhadap masalah kesehatan secara mental maupun fisik. Pada saat yang sama,
trauma psikologis korban perceraian menyebabkan mereka menderita stres, depresi, dan
kecemasan dalam jangka pendek dan panjang.
Penyebab perceraian yang saya bahas kali ini berkaitan dengan kondisi pandemi covid 19
yang telah mewabah di Indonesia sejak maret 2020 dan masih juga berlangsung hingga saat
ini. Berdasarkan dari data badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN),
bahwasanya Angka perceraian terus meningkat hingga 2021 tercatat sudah sampai 580 ribu
pasangan.
Perselingkuhan dapat menyebabkan disharmoni dalam rumah tangga, telah terjadi
perselingkuhan di Banjarbaru yang mengakibatkan gangguan jiwa. Dan kebanyakan
pasiennya itu perempuan dan rata rata kondisinya mengalami stress berat.
Kekerasan dalam rumah tangga juga dapat menyebabkan disharmoni, telah terjadi di Dukuh
Sepi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo. Dalam kronologi kasus ini awalnya pelaku meminta
uang kepada korban. Namun,lantaran tidak dituruti oleh korban pelaku akhirnya emosi.
Peristiwa kekerasan dalam rumah tangga itu pun terjadi hingga menyebabkan korban tewas.
masalah ekonomi juga dapat menyebabkan disharmoni dalam rumah tangga, selama pandemi
Covid-19, pendapatan masyarakat terpotong, menimbulkan masalah dengan pekerjaan rumah
tangga hingga pasangan itu mengajukan gugatan cerai di pengadilan agama.
Perceraian dapat memunculkan beberapa akibat, yang pertama kepada Anak yang menjadi
korban, anak dapat merasa ketakutan karena kehilangan sosok ayah atau ibu mereka, takut
kehilangan kasih sayang orang tua yang kini tidak tinggal serumah. Yang kedua Dampak
untuk orang tua, mereka khawatir bahwa anak-anak mereka akan menderita akibat perceraian
ini,dan mereka tersinggung oleh gosip orang-orang Yang ke tiga berdampak kepada bencana
keuangan bagi istri Jika suami adalah pencari nafkah keluarga sebelum perceraian, tidak akan
ada penghasilan bagi istri setelah perceraian, terutama jika mantan pasangan tidak
memberikan manfaat.
Daftar Pustaka
Muhammad Helmi, Korban Perselingkuhan Alami Gangguan Jiwa di Sambang Lihum Kebanyakan
Wanita,radar banjarmasin.jawapos
Sukma Nur, Angka Perceraian Naik, Waket MPR Minta Identifikasi penyebabnya ,new.detik.com
Riska Farasonalia,Kronologi dan Motif Suami di Boyolali Lakukan KDRT hingga Sebabkan
Kematian,regional.kompas.com

Anda mungkin juga menyukai