Agoes Dariyo
Dosen Fakultas Psikologi Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta
agoes_dariyo@yahoo.com
ABSTRACT
Nobody hope the divorce in their family. Everyone want to be the happy life in
their married. They always to try to build and develop the family interaction
system in order to create the dynamic of family relationship. If they have conflict
of emotional, problems of family, financial, educational, health etc, a couple try to
discuss, communicate or negotiate to the others. Communication is a way to reach
the problem solving in their family life. But sometime a couple of family can’t to
create the effective problem solving. Finally they choice the best way. They agree
to make a choice to solve their problems. They get the divorce. This article want
to describe and explain about the definition, divorce process and impact it.
seperti Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan tidak dapat dipercaya untuk
maupun Budha), pengadilan umum mengemban misi perkawinan. Akibatnya
negara atau kantor catatan sipil berperan komunitas tempat pekerjaan mengambil
untuk memutuskan dan mengesyahkan sikap atau menjaga jarak selama jangka
perceraian mereka. Dengan keluarnya waktu tertentu, sampai kemudian terjadi
keputusan resmi tersebut, maka masing- pemahaman yang benar terhadap
masing individu bekas pasangan suami- permasalahan yang menimbulkan
istri, memiliki hak yang sama untuk perceraian tersebut, sehingga terjadi
menentukan masa depan hidupnya sendiri pemulihan hubungan komunitas tempat
tanpa dipengaruhi oleh pihak lain. Kini pekerjaan.
mereka memiliki status yang baru yaitu
sebagai janda atau sebagai duda. Perceraian secara psiko-emosional
Oleh karena itu, mereka berhak Sebelum bercerai secara resmi,
untuk menikah lagi dengan orang lain adakalanya masing-masing individu
yang dianggap cocok dengan dirinya. merasa jauh secara emosional dengan
Mereka tidak perlu merasa takut terhadap pasangan hidupnya (psycho-emotional
siapapun dalam mengambil keputusan divorce), walaupun mungkin mereka
tersebut, karena telah bercerai resmi masih tinggal dalam satu rumah.
secara hukum. Dengan demikian, mereka Pertemuan secara fisik, tatap muka,
tidak dianggap sebagai suatu berpapasan atau hidup serumah; bukan.
perselingkuhan apabila berpacaran, tolok ukur sebagai tanda keutuhan
bertunangan dan maupun menikah dengan hubungan suami-istri. Masing-masing
orang lain. mungkin tidak bertegur-sapa,
berkomunikasi, acuh tak acuh, “cuek”,
Perceraian Komunitas tidak saling memperhatikan dan tidak
Menikah merupakan upaya untuk memberi kasih-sayang. Kehidupan
mengikatkan 2 (dua) komunitas budaya, mereka terasa hambar, kaku, tidak
adat-kebiasaan, sistem sosial-kekerabatan nyaman, dan tidak bahagia. Dengan
maupun kepribadian yang berbeda agar demikian, dapat dikatakan walaupun
menjadi satu. Mereka bukan lagi sebagai secara fisik berdekatan, akan tetapi
dua orang individu yang berbeda tetapi mereka merasa jauh dan tidak ada ikatan
telah menganggap dirinya sebagai satu- emosional sebagai pasangan suami-istri.
kesatuan yang utuh dalam keluarga. Apa Ikatan emosional yang telah
yang mereka miliki akan menjadi milik terbentuk sejak jatuh cinta dan
bersama. Namun ketika mereka telah berkembang dan ketika masing-masing
resmi bercerai, maka masing-masing pasangan mengucapkan ikrar kesetiaan
individu akan kembali pada komunitas dalam acara ritual perkawinan, sejak
sebelumnya. Jadi mereka mengalami terjadi perceraian, maka ikatan emosional
perpisahan komunitas (community tersebut telah hancur dan masing-masing
divorce). Mereka tidak lagi akan mencoba untuk merepress ke dalam alam
berkomunikasi, berhubungan atau sadar. Seolah-olah mereka tidak pernah
mengadakan kerja-sama dengan bekas melakukan suatu perkawinan yang resmi,
pasangan hidupnya, mertua, atau atau menganggap sebagai sebuah mimpi,
komunitas masyarakat sebelumnya. sehingga pikiran dan perasaan mereka
Tidak dapat dipungkiri bahwa mencoba untuk meniadakan unsur fakta
perceraian komunitas keluarga juga sejarah perkawinan yang pernah
mempengaruhi relasi dengan komunitas dialaminya.
tempat pekerjaan. Atasan maupun teman-
teman sekerja mempersepsikan hal-hal Perpisahan secara fisik
yang buruk terhadap seseorang yang Perpisahan secara fisik (physical
bercerai yaitu gagal dan tidak mampu divorce) ialah suatu kondisi di mana
mengurus keluarga, tidak sanggup masing-masing individu tidak lagi tinggal
membina cinta dengan pasangan hidup
Satiadarma, M. P, ”Menyingkapi
perselingkuhan”, Pustaka Populer
Obor, Jakarta, 2001.