Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN MATERI KULIAH

PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengauditan II

Disusun oleh:

1. Tri NurSriana (2103101011)


Akuntansi 6c

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2024
A. PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)
Aset tak berwujud tidak termasuk efek (surat berharga) dan hak atas mineral dan
cadangan mineral, misalnya minyak, gas alam, dan sumber daya yang tidak dapat
diperbarui lainnya. Aset tak berwujud diakui ketika kemungkinan perusahaan akan
memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehan asetatau
nilai aset tersebut dapat diukur dengan andal. Entitas biasanya mengukur aset tidak
berwujud pada awalnya sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan merupakan jumlah kas
atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk
memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi.
Biaya perolehan aset tak berwujud yang diperoleh secara terpisah terdiri atas:
1. Harga beli, termasuk bea impor dan pajak yang sifatnya tidak dapat dikreditkan, setelah
diskon dan potongan dagang; dan
2. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset
sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya.

B. SIFAT DAN UNSUR ASET TAK BERWUJUD


Sifat aset tak berwujud :
1. Tidak memiliki bentuk, sehingga tidak dapat dipegang, diraba, atau dilihat
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
3. Diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu yang jumlahnya cukup
material.
Unsur aset tak berwujud :
1. Aset tak berwujud diakui jika :
a. Kemungkinan entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tsb
b. Biaya perolehan aset tsb dpt diukur secara andal
2. Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomi masa depan, entitas harus
menggunakan asumsi rasional & dpt dipertanggungjawabkan
3. Dalam menilai tingkat kepastian adanya tingkat ekonomi masa depan yg timbul dari
penggunaan aset tak berwujud, entitas mempertimbangkan bukti yg tersedia pd saat
pengakuan awal
4. Aset tak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan
C. CONTOH ASET TAK BERWUJUD
 Goodwill – timbul pada suatu perusahaan pada waktu membeli suatu perusahaan lain
di atas harga yang berlaku untuk aset netonya setelah dikurangi biaya-biaya, karena
perusahaan yang dibeli memiliki keunggulan tertentu.
 Hak Paten – jika suatu perusahaan atau seseorang menemukan suatu produk baru
setelah melakukan riset selama beberapa waktu dengan mengeluarkan biaya yang
cukup besar. Untuk itu ia dapat mendaftarkan produk ciptaannya ke Direktorat Hak
Paten untuk memperoleh hak paten, sehingga orang lain tidak dapat membuat produk
yang sama, kecuali orang tersebut sudah membeli hak paten tersebut untuk membayat
royalti kepada pemilik hak paten.
 Hak Cipta (copy right) yang diberikan kepada seseorang yang menciptakan lagu atau
mengarang buku.
 Franchise – diperlukan ketika seseorang ingin menjual makanan atau minuman
dengan rasa, bentuk, cara penyajian, dan dekorasi yang sama, maka terlebih dahulu
harus membeli hak franchise.
D. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) ASET TAK BERWUJUD
1. Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian internal yang cukup baik atas
aset tak berwujud.
2. Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan, dan penghapusan aset tak
berwujud, didukung oleh bukti-bukti yang sah serta diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.
3. Untuk memeriksa apakah aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan masih
memiliki kegunaan di masa yang akan datang.
4. Untuk memeriksa amortisasi aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
5. Untuk memeriksa apakah hasil/pendapatan yang diperoleh dari aset tak berwujud
sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan.
6. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan
sudah dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
ETAP/PSAKIFRS.
E. REFERENSI
Agoes, Sukrisno, 2017. Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik , Buku 2, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai