Barongko
Barongko
BARONGKO
DOSEN :
Abd. Hamid, S.E., M.Si.
Disusun Oleh:
Nama : Nur Azmah A (45222049)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
dan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Barongko" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abd. Hamid,
S.E., M.Si. selaku dosen mata kuliah Komumunikasi Bisnis Dasar, tugas yang telah di
berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami mengenai bagaimana rasa
keadilan sebagai cita-cita dalam penegakan hukum.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa. Namun, kami tetap
berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena in
diharapkan kritik dan saran untuk makalah ini dengan harapan sebagai masukan dalam
perbaikan dan penyempurnaan pada makalah berikutnya.
Nur Azmah A
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................................II
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
BAB II :PEMBAHASAN....................................................................................................2
A. Sejarah Barongko...............................................................................................2
B. Bahan..................................................................................................................3
C. Pembuatan...........................................................................................................4
D. Waktu Penyajian.................................................................................................4
E. Makna Simbolis..................................................................................................4
A. Kesimpulan.........................................................................................................6
B. Saran...................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................7
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain itu, bahan pisang yang dibungkus dengan daun pisang juga
melambangkan makna kejujuran, yakni apa yang tampak dari luar sama dengan yang
ada di dalam. Ini melambangkan antara hati, pikiran dan tindakan haruslah selaras.
Sementara dalam hubungan perkawinan atau rumah tangga, hal ini juga
menjadi landasan awal untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Kedua
mempelai akan harmonis, jika keduanya memiliki hati dan perilaku yang sama
baiknya.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud barongko?
Bagaimana cara pembuatan barongko?
Apa saja yang dibutuhkan saat membuat barongko?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Barongko
Pada masa kerajaan-kerajaan suku Bugis dan suku Makassar, barongko hanya
disajikan untuk para raja. Penyajiannya kemudian meluas ke masyarakat suku Bugis
dan suku Makassar. Barongko disajikan sebagai camilan dalam upacara perkawinan
adat dan upacara adat lainnya.
2
B. Bahan
1. Adonan
Bahan utama pembuatan barongko adalah pisang kepok yang telah dihaluskan.
Pisang kepok kemudian dicampur dengan gula, santan dan telur.[1] Di masyarakat
Kabupaten Bone, adonan barongko ditambahkan dengan irisan dari buah nangka yang
sudah matang. Bahan tambahan ini disebut dengan nama panasa.
2. Pembungkus
Bahan lain yang disediakan adalah daun pandan sebanyak lima lembar yang
dipotong seukuran 5 cm. Adonan barongko dibungkus menggunakan daun pisang.
Setelah terbungkus, adonan lalu dikukus.
3
C. Pembuatan
Pembuatan barongko untuk 20 bungkus memerlukan 6 buah pisang kepok.
Pisang dipotong-potong seukuran dadu kecil. Setelah itu, pisang disisihkan.
Sementara sisanya dipotong-potong dan dicampur dengan santan, telur, susu kental
manis, garam dan gula pasir. Adonan ini kemudian dilumat hingga halus. Setelah
halus, adonan dicampurkan dengan pisang kepok yang sudah dipotong-potong lalu
diaduk rata.
D. Waktu Penyajian
Penyajian barongko berfungsi sebagai camilan. Barongko pada awalnya
merupakan sajian khusus bagi para raja pada masa kerajaan-kerajaan dari suku Bugis
dan suku Makassar. Penyajiannya juga dilakukan pada pesta-pesta adat.
Sebelum atau saat pesta perkawinan adat dimulai, barongko biasanya disajikan
dalam bosara. Penyajiannya bersama dengan kue tradisional lainnya. Masyarakat
suku Bugis dan suku Makassar menjadikan barongko sebagai kue utama dalam
upacara perkawinan adat. Barongko disajikan sebagai salah satu kue utama dalam
tradisi mappanre temme di masyarakat suku Bugis.
E. Makna Simbolis
Penggunaan daun pisang untuk membungkus adonan pisang memiliki makna
filosofis. Ini bermakna bahwa yang terlihat di luar haruslah sama dengan yang terlihat
di dalam. Istilah ini dalam pepatah Bugis disebut barakkumua udoko. Makna lainnya
yaitu bahwa kebaikan akan tampak melalui perilaku yang baik pula.
B. Saran
Barongko merupakan salah satu makanan tradisional yang dapat anda sajikan
atau menjadi salah satu ppilihan jamuan untuk taamu anda.
6
Daftar Pustaka
Asis, A., Raodah dan Suryaningsih, T. (2019). Kila, S., Amir, M., dan Iriani,
ed. Kuliner Tradisional pada Upacara Adat di Sulawesi Selatan (PDF). Makassar:
UPT UNHAS Press. ISBN 978-979-530-226-1.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Barongko#:~:text=Barongko%20pada
%20awalnya%20merupakan%20sajian,bersama%20dengan%20kue
%20tradisional%20lainnya.
7