DI KALIMANTAN TENGAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu
Mata Kuliah:
Kebudayaan Islam di Kalteng
Dosen Pengampu:
Dr. Desi Erawati, M.Ag
Dr. H. Abu Bakar HM, M.Ag
Disusun oleh:
AMALIA
NIM. 19016128
Alhamdulillahi robbil 'alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul
pengampu, Ibu Dr. Desi Erawati, M.Ag. dan berbagai pihak yang telah
dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi dalil, tata bahasa, dan bahkan tanda
baca sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sebagai
Demikian, besar harapan penulis agar makalah ini dapat menjadi bacaan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
BAB II Pembahasan................................................................................2
D. Pengertian Batasmiyah........................................................................6
A. Kesimpulan...........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia selalu diiringi dengan masa-masa yang penuh dengan ancaman dan
bahaya yaitu dari manusia yang masih janin sampai meninggal dunia. Karena
kematian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari
memandikan dan merawat bayinya, maka masih diminta jasa bidan, setelah
beberapa hari atau seminggu ada yang sebulan barulah lepas tali pusar ini
artinya resiko terhadap infeksi pada bayi sudah berkurang. Setelah putus tali
Bapalas Bidan merupakan bentuk rasa terima kasih orang tua si bayi kepada
2
bayi yang baru lahir dinyatakan sebagai anak bidan sampai dilaksanakannya
upacara Bapalas Bidan yakni suatu upacara pemberkatan yang dilakukan oleh
Pertama yang harus kita persiapkan yaitu alat-alat untuk Bapalas seperti
telur ayam yang sudah dilobangi, minyak likat yang sudah dimasukkan ke
dalam mangkok kecil atau gelas ditambah dengan sedikit air, daun pisang
dalam mangkok kaca atau mangkok seng, gula merah, gula putih, kelapa tua
yang sudah dililit dengan benang hitam, jarum, pisau kecil yang keseluruhan
ikan seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, laos, serai, jahe, kencur,
garam, peksin, minyak goreng dan uang suka rela yang disukkan ke dalam
atas dau pisang yang lebar baru ditaruh dua buah duit logam, dedaunan yang
tumbuh di pantai.4
Setelah itu harus ada juga beras kuning yang ditaruh dalam daun keladi
baru beras tersebut diberi makan pada anak ayam dengan tujuan agar si bayi
hilang sialnya, upih pinang, yang tidak kalah pentingnya adalah kapitatau bisa
diganti dengan bakul kecil sebagai tempat tembuni bayi, setelah tembuni
4
Almuzahidin, et al., Kebudayaan Islam Kalimantan Tengah, Yogyakarta: K-Media,
2018, h.125
3
dan sebagai alasnya adalah upih pinanglalu tembuni tersebut lalu ada yang
besar, ada yang digantung di pohon kayu tapi ada pula yang dihanyutkan pada
Setelah itu ada beberapa buah sarung untuk dipakaikan pada bayi
sarung kemudian ditaruh dalam talam atau sejenis templam atau ceperan,
sembilu untuk meotong pusar bayi, ditambah dengan satu Tambak nasi ketan
lengkap dengan inti dengan telus ayam kampung yang sudah direbus dan
ditaruh di atas nasi ketan. Setelah itu ditambah dengan nasi kakulih.
yang sudah disobek-sobek kecil ke dalam tempat minyak likat lalu kemudian
dipercikan ke bagian kepala si bayi, setelah itu ke bahu kanan, siku kanan,
telapak tangan kanan, lutut kanan dan telapak kaki kanan. Setelah itu kembali
ke kepala bayi,baru bahu dibagian kiri, siku kiri, telapak tangan kiri, lutut kiri
dan telapak kaki kiri. Begitu seterusnya yang dilakukan pada kedua orang tua
Setelah itu si bayi di palas oleh bidan memakai pisau yang sudah
disiapkan dengan cara mencelupkan pisau pada telur ayam kampung yang
sudah dilobangi lalu diusapkan pada kepala bayi, kedua telapak tangan dan
kedua telapak kaki bayi yang dilanjutkan kepada kedua orang tua bayi.
Setelah itu giliran orang tua si bayi yang mamalas bidan. Setelah itu si bayi
4
lalu disisir rambutnya, kemudian dicermini agar si bayi dapat melihat
Berikutnya bayi oleh si bidan lalu didudukkan pada kedua telapak kaki
bidan dan tangannya dipegangkan pada daun kayu hidup yang sudah
ditancapkan pada gondokan tanah, kemudian kedua kaki bayi lalu dipijakkan
pada kedua uang logam yang juga sudah diletakkan di atas gondokan tanah.
Setelah itu si bidan kampung lalu mengambil beras kuning yang sudah
segi filosifis atau nilai-nilai yang terkandung dalam upacara Bapalas bidan,
maka didapat beberapa hal yang menjadi nilai atau muatan-muatan Serta
makna yang terkandung dalam upacara tersebut (realitas ini merupakan hasil
dari integrasi atau akulturasi nilai-nilai kearifan lokal dengan Islam) antara
lain. Pertama, ajakan untuk meneladini prilaku, akhlak, dan perjuangan Nabi
5
terkandung didalamnya telah bertrasformasi dan berpadu dengan nilai-nilai
D. Pengertian Batasmiyah
Tasmiyah dari segi bahasa arab yang artinya memberi nama. Tasmiyah
menurut arti tradisional yaitu upacara pemberian nama pada seorang bayi
Anak) adalah suatu upacara memberi nama bagi si bayi yang di dahului
dengan membaca ayat suci Al-Qur‘an (Surah Ali Imran), pemberian nama
Terkait dengan anjuran pemberian nama ketika bayi yang baru lahir
pada aqiqahnya yangdisembelih pada hari ketujuh ,dan pada hari itu diberi
pemberian nama kepada bayi yang telah lahir dengan cara tertentu. Bagi
Aqiqah.
6
Ibid, h. 294-295
7
Ibid, h.122
6
Kalau alat untuk Batasmiyah yaitu gunting, sisir, madu, minyak wangi
sebagai berikut:
kalimantan tengah beberapa hari setelah bayi lahir dari kandungan ibu, di
rumah orangtua bayi untuk turut serta menyaksikan upacara tasmiyah. Jika
bersamaan dengan akikah. Upacara ini dipimpin oleh seorang ulama dimulai
seorang qari.
Ayat-ayat yang dibaca oleh qari itu ialah surah ali-imran ayat 33-37.
sammaituka bima sammaakallahu .... (di sebutkan nama anak), yang artinya
sebagai berikut: aku memberi nama kamu dengan nama yang diberikan oleh
Allah yaitu .... (nama bayi). Kemudian para hadirin mengucapkan perkataan
memasukan sedikit gula atau yang manis-manis ke dalam mulut anak dan
memercikan sedikit air dari mangkok yang di dalamnya ada bunga kenanga
kekepala dan badan anak. Dan sebagian hadirin yang dipandang sebagai
7
sesepuh turut pula memercikan air tersebut kebadan anak, ritual ini biasa
Setelah itu acara tasmiyah ditutup dengan doa untuk mendoakan anak
supaya menjadi anak yang soleh. Sebelum doa kadang-kadang diadakan acara
ceramah agama oleh salah seorang muballig yang ditunjuk oleh tuan rumah.
upacara tasmiah.
diharapkan seorang menjadi baik dan berguna bagi kedua orang tuanya,
yang baik dan nama adalah doa dari orang tua kepada anak-anaknya. Maka
berikanlah nama yang baik sebagai doa yang baik pula untuk seorang anak.
8
Setelah itu barulah dilakukan serah terima piduduk yang biasanya
dilakukan oleh ayah si bayi. Serah terima ini dimaksudkan untuk menebus
larangan-laranganNya).9
Dari penjelasan di atas apa yang dilakukan oleh orang tua si bayi
itu ini baik sekali karena sesuai dengan Ajaran Islam. Menurut
bayi yang baru lahir hukumnya adalah sunnah. Hal ini sesuai dengan
hadits:
8
Alfani Daud, Islam dan Masyarakat Banjar: Deskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar,
Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1997, h. 231.
9
Ibid, h.137
9
َ ي أَ َّذنَ فِي أُ ُذ ِن
الح َس ِن ِحينَ َولَ َد ْتهُ فَا ِط َمة ُ َرأَي: َر َوى أَبُو َرافِ ٍع
َّ ِْت النَّب
b. Nilai kesopanan
Tergambar saat bibir bayi diolesi dengan gula atau kurma dan
penghulu itu baik sekali karena sesuai dengan anjuran Agama Islam.
Dengan mengoles gula atau kurma dan garam ke mulut bayi dengan
....ۖ
10
keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu.10
kata kasar. Dengan sikap seperti ini malah membuat orang lain lari
dari kita.
c. Nilai kerukunan
Dalam hal ini tali pusar disimpan baik-baik untuk dihimpun menjadi
dan damai.
beranak) itu baik sekali karena kelak apabila bayi itu sudah besar
د َۤا ًءk نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ َعلَ ْي ُك ْم اِ ْذ ُك ْنتُ ْم اَ ْعk رُوْ اkوْ ا َۖو ْاذ ُكkُا َّواَل تَفَ َّرقkًَص ُموْ ا بِ َح ْب ِل هّٰللا ِ َج ِم ْيع
ِ َوا ْعت
َذ ُك ْمk َار فَا َ ْنق َ kفَاَلَّفَ بَ ْينَ قُلُوْ بِ ُك ْم فَاَصْ بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ ٖ ٓه اِ ْخ َوانً ۚا َو ُك ْنتُ ْم ع َٰلى َشفَا ُح ْف
ِ َّر ٍة ِّمنَ النk
10
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2008.
11
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu
d. Nilai kebersamaan
e. Nilai sedekah
ْ َمثَ ُل الَّ ِذ ْينَ يُ ْنفِقُوْ نَ اَ ْم َوالَهُ ْم فِ ْي َسبِي ِْل هّٰللا ِ َك َمثَ ِل َحبَّ ٍة اَ ۢ ْنبَت
َت َس ْب َع َسنَابِ َل فِ ْي ُكلِّ ُس ۢ ْنبُلَ ٍة
هّٰللا ٰ ِّمائَةُ َحبَّ ٍة ۗ َوهّٰللا ُ ي
ِ ُض ِعفُ لِ َم ْن يَّ َش ۤا ُء ۗ َو ُ َو
اس ٌع َعلِ ْي ٌم
11
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2008.
12
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2008.
12
Walaupun syirik di sini hanya syirik kecil tetapi tetap dapat merugikan
Dari penjelasan di atas, apa yang dilakukan oleh bidan itu tidak baik
karena tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam. Seperti kita ketahui
dimurkai oleh Allah SWT karena tergolong perbuatan zolim kepada Allah
Nilai nonIslam lainnya terlihat pada saat bidan menapung tawari bayi
13
Roli Abdul Rohman, Menjaga Aqidah dan Akhlaq, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2014, h. 112.
14
Kementerian Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, 2008.
13
Menapung tawari ini juga dilakukan oleh bidan kepada orang tua si bayi
dan oleh orang tua si bayi kepada bidan. Seperti kita ketahui bahwa tradisi
Hindu Kaharingan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
bentuk rasa terima kasih orang tua si bayi kepada bidan (dukun beranak) yang
Ali Imran, kemudian pemberian nama oleh mu‘allim atau penghulu dan
14
Semoga makalah ini bermanfaat untuk memperkaya dan memperluas
Marilah kita menjadikan diri yang kaya akan pendidikan agar menjadi insan-
insan yang terdidik,berbudi pekerti yang baik serta dan bermoral yang
DAFTAR PUSTAKA
Alfani Daud, Islam dan Masyarakat Banjar: Deskripsi dan Analisa Kebudayaan
Banjar, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1997.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tradisi.
Roli Abdul Rohman, Menjaga Aqidah dan Akhlaq, Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri: 2014.
15