Oleh :
NIP. : 198608152019031011
ABSTRAK
Ad’han Jhayangkara, S.Pd . 2021. Upaya peningkatkan minat hasil belajar IPA Fisika pada pokok
bahasan Besaran dan Satuan melalui penerapan Metode Peta Konsep / Mind Map ( Pemetaan
Pikiran ) di SMP Negeri 55 Konawe Selatan Kelas VII
Latar Belakang dari penelitian tindakan kelas ini adalah sikap kurang bergairah, kurang aktif, kelas
kurang berpusat pada peserta didik, dan kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam
kelas menjadi masalah yang dihadapi SMP Negeri 55 Konawe Selatan khususnya untuk mata
pelajaran fisika menyebabkan hasil belajar peserta didik rendah.
Permasalahan dari penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana aktifitas peserta didik dan hasil
belajar fisika serta respon peserta didik pada pokok bahasan Besaran dan Satuan melalui model
pembelajaran dengan Peta Konsep di kelas VII SMP Negeri 55 Konawe Selatan. Dan tujuan dari
penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan aktifitas peserta didik, mengetahui hasil belajar
peserta didik, dan mengetahui respon peserta didik terhadap pembelajaran di kelas VII SMP Negeri
55 Konawe Selatan.
Melalui penelitian tindakan kelas (PTK) masalah ini dicoba untuk diatasi dengan model
pembelajarandengan Metode Peta Konsep. PTK dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah
peserta didik kelas VII semester 1 SMP Negeri 55 Konawe Selatan yang berjumlah 40 peserta didik.
Data diperoleh melalui observasi, pemberian tes uji kompetensi, dan penyebaran angket. Kemudian
dianalisilis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aktifitas peserta didik meningkat dalam berkelompok,
mengerjakan tugas-tugas, berfikir bersama, dan menjawab soal - soal. Hasil belajar peserta didik
meningkat dan respon terhadap pembelajaran yang dilaksanakan positif. Dengan demikian dari
pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran dengan metode peta
konsep siklus I dan siklus II, disimpulkan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada pokok
bahasan Besaran dan Satuan di SMP Negeri 55 Konawe Selatan dalam kegiatan pembelajaran
khususnya mata pelajaran fisika pada pokok bahasan Besaran dan Satuan.
Kata kunci: Hasil belajar , model pembelajaran dengan metode peta konsep
BAB I
PENDAHULUAN
Mind map / peta konsep dalam proses pembelajaran dapat digunakan sebagai :
1. Topik atau cabang masalah yang dapat dibentuk dengan gambar dan warna yang menarik,
demikian pula dengan subtopik/rantingnya.
2. Dalam mind map / peta konsep banyak terdapat gambar karena nilai sebuah gambar adalah
lebih dari seribu kata-kata.
3. Hasil mind map / peta konsep dapat ditempelkan di dinding, buku, yang dapat dilihat secara
teratur atau berkala
4. Gambar adalah produk sisi otak kanan yang kreatif, rincian detailnya dibuat oleh otak kiri yang
logis analitis. Efektifitas mengingat gambar adalah 80% (Sandy MC Gregor, 2005)
Pengembangan pola pikir seseorang dapat dilakukan mulai dari menentukan tujuan
pengembangan diri secara jelas mengenali potensi pola pikir dirinya. Identifikasi faktor-faktor
internal dan eksternal , secara terus menerus berani mencoba belajar dari pengalaman hingga
melaksanakan evaluasi dan perbaikan secara terus-menerus.
Mind map / peta konsep berfungsi sebagai alat bantu untuk memudahkan otak bekerja.
Manfaat lain yang dapat diberikan anatara lain :
1. Mempercepat pembelajaran
2. Melihat koneksi antar topik yang berbeda
3. Membantu brainstrorming
4. Memudahkan ide mengalir
5. melihat gambaran besar
6. Memudahkan mengingat
7. menyederhanakan struktur
3.1.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 7F SMP Negeri 55
Konawe Selatan tahun pelajaran 2021-2022, yang berjumlah 40 peserta didik
sebagai respondennya.
2. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VII SMP Negeri 55 Konawe Selatan tahun pelajaran
2021/2022dengan jumlah peserta didik 20. hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam
siklus ini adalah sebagai berikut:
B.1. Siklus I
Siklus pertama terdiri dari empat tahap sebagai berikut :
A. Perencanaan
Dalam tahap ini yang dilakukan antara lain
1. Menyusun perangkat pembelajaran antara lain RPP dan sistem penilaian.
2. Menyusun lembar observasi untuk penilaian aktivitas peserta didik.
3. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis soal uji kompetensi peserta didik mengenai materi
besaran dan satuan.
B. Pelaksanaan tindakan
Guru menerapkan konsep pembelajaran mind map untuk mengajarkan materi Besaran dan
Satuan , pada peserta didik kelas 7 SMP Negeri 55 Konawe Selatan tahun pelajaran 2021 -
2022. Langkah-langkah dalam siklus I ini antara lain sebagai berikut :
1. Guru menyiapkan media pemebelajaran yang berupa bagan, skema pohon faktor, pada sebuah
kertas media, untuk menyampaikan materi pelajaran mengenai Besaran dan Satuan.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi Besaran dan Satuan.
3. Guru menerapkan konsep pembelajaran mind map, dengan prosedur sebagai berikut :
· Menulis masalah (topik) pembahasan yakni tentang Besaran dan Satuan , pada bagian tengah
kertas dalam bentuk lingkaran atau pohon.
· Membuat cabang-cabang masalah (topik) tentang Besaran dan Satuan secara lebih terperinci.
· Membuat ranting-ranting yang berhubungan dengan cabang atau berkaitan dengan topik yang
sedang dibahas yakni Besaran dan Satuan .
4. Guru selanjutnya memberikan latihan terhadap setiap kelompok yang sudah terbentuk dengan
konsep pemetaan pikiran untuk menguraikan masalah yang berkaitan dengan topik masalah
yang sedang dibahas yakni tentang Besaran dan Satuan, dengan memberikan batasan waktu
mengerjakan yakni 20 menit. Di akhir pembahasan guru menyimpulkan materi pembahasan
melalui konsep mind map tersebut.
5. Guru mengadakan tes/evaluasi untuk mengetahui kemampuan hasil belajar peserta didik
6. Guru melakukan refleksi terhadap efektifitas penerapan konsep pembelajaran mind map ini.
Selanjutnya hasil tes diolah untuk mendapatkan nilai kuantitatif (bentuk angka). Hasil tes yang
telah diperoleh kemudian dibandingkan hasilnya dengan pencapaian sebelumnya. Hasil
penerapan konsep pembelajaran mind map (pemetaan pikiran ) adalah sebagai berikut :
Pada awal dimulai pembelajaran dapat dilihat
1. peserta didik kurang bersemangat bekerja secara kelompok dalam pembalajaran.
2. peserta didik belum terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan model pembelajaran dengan
metode Peta Konsep.
3. peserta didik malas menjawab pertanyaan dan saling menunggu teman atau kelompok lainnya.
4. Aktivitas interaksi dalam kelompok, menyamakan persepsi, saling menanyakan dalam kelompok
masing kurang
5. Kurang disiplin dan percaya diri dalam menjawab soal masih merupakan butir yang lemah.
6. Waktu tidak cukup karena peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu model pembelajaran
dengan metode Peta Konsep kepada peserta didik tentang aturan-aturan yang ada dalam Peta
Konsep.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I diatas dilakukan upaya sebagai
berikut:
1) Memotivasi peserta didik dengan menunjukkan alat-alat peraga yang akan digunakan dalam
Metode Peta Konsep berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
2) Peneliti perlu mengelola waktu dengan baik.
3) Memberikan peringatan kepada anggota kelompok untuk lebih disiplin dan percaya diri sehingga
mengetahui dan memahami pertanyaan agar dapat menjawab dengan tepat.
4) Perlu bimbingan yang intensif melatihkan pentingnya berfikir bersama dalam kelompoknya, dan
memperhatikan materi yang ingin disampaikan.
Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan setelah dilakukan tindakan-tindakan terjadi
perubahan suasana kelas, antara lain:
1) peserta didik mulai terbiasa dengan kondisi pembelajaran menggunakan model pembelajaran
dengan metode Peta Konsep dan mulai memahami langkah-langkahnya.
2) peserta didik lebih termotivasi dalam pembelajaran..
3) peserta didik sudah bisa melakukan kegiatan sesuai petunjuk guru, dengan cepat melaksanakan
pembentukan kelompok dan bersemangat bekerja dalan kelompoknya.
4) peserta didik mendengarkan soal yang dibacakan dengan penuh perhatian, menganalisia setiap
pertanyaan dan sangat antusias untuk menjawab pertanyaan.
5) Suasana pembelajaran semakin menyenangkan saat masing-masing kelompok berebut untuk
menjawab pertanyaan dan mengemukakan alasan-alasan dari jawaban dengan antusias
mencari tahu jawaban yang benar melalui peragaan.
C. Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas siklus pertama dilakukan observasi tentang aktifitas peserta didik
dan penilaian hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran menggunakan dengan metode Peta
Konsep. Dalam observasi yang dilakukan untuk mengetahui aktifitas peserta didik yang menjadi
aspek penilaiannya meliputi aspek berkelompok, mengerjakan tugas-tugas, berfikir bersama, dan
menjawab pertanyaan. Sedangkan penilaian hasil belajar peserta didik melalui tes tertulis berupa
soal-soal uji kompetensi berkaitan dengan materi yang dipelajari, yaitu besaran dan satuan.
Hasil observasi peserta didik dan hasil belajar peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut:
Table 1 Hasil observasi peserta didik dan hasil belajar IPA Fisika peserta didik SMP Negeri 55
Konawe Selatan siklus I
KETERANGAN SIKLUS I
Prosentase rata-rata aktivitas peserta didik 72.79
Prosentase rata-rata hasil belajar peserta didik 68.64
Sedangkan grafik hasil observasi peserta didik dan hasil belajar peserta didik pada siklus I adalah
sebagai berikut:
Gambar 1 Grafik Hasil observasi peserta didik dan hasil belajar IPA Fisika peserta didik SMP
Negeri 55 Konawe Selatan siklus I
D. Refleksi
Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut:
1. peserta didik belum terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan model pembelajaran dengan
metode Peta Konsep. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran tersebut masih baru bagi
peserta didik.
2. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan prosentase rata-rata aktifitas peserta didik mencapai
72,79%. Hasil ini telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar 70 %
dan untuk analisis deskriptif aktifitas seluruh peserta didik masuk dalam kriteria baik. Untuk hasil
belajar peserta didik diperoleh dari nilai uji kompetensi yang telah dianalisis dengan hasil nilai
rata-rata seluruh peserta didik mencapai 68,64%, dan ketuntasan klasikal mencapai 79,17 %
dimana dari 20 peserta didik kelas VII sebanyak 22 peserta didik dinyatakan tuntas dan hanya 8
peserta didik yang tidak tuntas. Prosentase rata-rata tersebut hampir memenuhi kriteria tuntas
yang ditetapkan sebesar 80 %.
3. peserta didik menjadi lebih antusias dalam pembelajaran Peta Konsep di kelas, bersemangat
bekerja dalam kelompoknya, dan dengan antusias mencari tahu jawaban pertanyaan yang
benar melalui peragaan.
4. Waktu pembelajaran masih tidak cukup karena peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu
kepada peserta didik tentang aturan-aturan yang ada dalam Peta Konsep.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I,
maka dibuat perencanaan untuk pelaksanaan siklus II agar dapat dicapai hasil yang lebih
baik. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
1) Memberikan motivasi kepada para peserta didik agar lebih aktif dan percaya diri dalam
pembelajaran.
2) Memberi penghargaan pada kelompok dan peserta didik yang berhasil menjawab soal yang
diberikan dengan tepat.
3) Terus memberikan bimbingan intensif pada peserta didik untuk melatihkan pentingnya berfikir
bersama dalam kelompoknya, dan memperhatikan materi yang ingin disampaikan.
4) Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami peserta didik dan memberikan tugas begi
peserta didik yang belum tuntas.
5) Menyusun kembali perangkat pembelajaran dengan metode Peta Konsep yang mudah dipahami
dan mengatur pengelolaan waktu dengan baik.
6) Menyusun angket tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran dengan metode Peta
Konsep , untuk mengetahui respon peserta didik.
Angket digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model pembelajaran dengan
metode Peta Konsep disebarkan pada masing-masing peserta didik setelah kegiatan pembelajaran
dengan metode Peta Konsep siklus I dilaksanakan. Angket berisi 10 item pernyataan yang berisi
respon peserta didik terhadap model pembelajaran dengan metode Peta Konsep. Item-item
pernyataan pada angket adalah sebagai berikut:
Selanjutnya untuk lebih jelas dan mudah dalam mengetahui respon peserta didik pada setiap
kategori respon peserta didik yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS) dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase untuk tiap kategori. Hasil
prosentase respon peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel . Prosentase tiap kategori angket tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran dengan metode Peta Konsep
Jika disajikan dalam bentuk grafik prosentase tiap kategori angket tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran dengan metode
Peta Konsep dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 10 Grafik Prosentase tiap kategori angket tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran dengan metode Peta Konsep
Siklus II
Mengacu pada refleksi pada siklus I dengan keberhasilan dan juga kegagalan yang terjadi seperti
yang telah disebutkan sebelumnya diantaranya adalah:
1) peserta didik belum terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan model pembelajaran dengan
metode Peta Konsep.
2) Hasil observasi pada siklus I menunjukkan prosentase rata-rata aktivitas peserta didik telah
memenuhi memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar 70 % dan masuk
dalan kriteria baik. Untuk evaluasi hasil belajar dari nilai uji kompetensi diperoleh hasil nilai rata-
rata mencapai 68,64%, dengan ketuntasan klasikal mencapai 79,17 % dimana dari 20 peserta
didik kelas VII sebanyak 22 peserta didik dinyatakan tuntas dan hanya 8 peserta didik yang
tidak tuntas Prosentase rata-rata tersebut hampir memenuhi kriteria tuntas yang ditetapkan
sebesar 80 %.
3) peserta didik menjadi lebih antusias dalam pembelajaran Peta Konsep di kelas dan lebih
bersemangat bekerja dalam kelompoknya.
4) Waktu pembelajaran masih tidak cukup dimana bagian penutup belum terlaksana dengan baik.
Maka untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang sudah dicapai
pada siklus I, dibuat perencanaan kembali untuk siklus II berdasarkan refleksi tersebut. Sama
seperti pada siklus I, siklus II ini juga terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
a) Perencanaan
Perencanaan pada siklus II dilakukan berdasarkan perencanaan kembali yang disusun pada akhir
siklus I, yaitu:
1) Memberikan motivasi kepada para peserta didik agar lebih aktif dan percaya diri dalam
pembelajaran.
2) Memberi penghargaan pada kelompok dan peserta didik yang berhasil menjawab soal
pertanyaan yang diberikan dengan tepat.
3) Terus memberikan bimbingan intensif pada peserta didik.
4) Menyusun kembali perangkat pembelajaran dengan metode Peta Konsep yang mudah
dipahami dan mengatur pengelolaan waktu dengan baik.
5) Menyusun angket tanggapan peserta didik terhadap tanggapan peserta didik terhadap model
pembelajaran dengan metode Peta Konsep. Angket disebar setelah pembelajaran siklus II
selesai.
b) Pelaksanaan
Guru menerapkan konsep pembelajaran mind map untuk mengajarkan materi Satuan baku
dan tidak baku , pada peserta didik kelas 7 F SMP Negeri 55 Konawe Selatan tahun pelajaran
2021 - 2022. Langkah-langkah dalam siklus II ( tindakan utama) ini antara lain sebagai
berikut :
7. Guru menyiapkan media pemebelajaran yang berupa slide power point , skema Peta Konsep
dengan media powerpoint yang disajikan di depan kelas , untuk menyampaikan materi
pelajaran mengenai Satuan baku dan tidak baku .
8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi Satuan baku dan tidak baku .
9. Guru menerapkan konsep pembelajaran mind map, dengan prosedur sebagai berikut :
· Menulis masalah (topik) pembahasan yakni tentang Satuan baku dan tidak baku , pada slide
powerpoint yang disediakan guru di depan kelas.
· peserta didik bersama – sama diajak mengisi cabang-cabang masalah (topik) tentang Satuan
baku dan tidak baku ke dalam slide powerpoint yang telah disediakan secara lebih terperinci.
· peserta didik bersama dengan guru membuat ranting-ranting yang berhubungan dengan cabang
atau berkaitan dengan topik yang sedang dibahas yakni Satuan baku dan tidak baku.
10. Guru selanjutnya memberikan latihan terhadap setiap kelompok yang sudah terbentuk dengan
konsep pemetaan pikiran untuk menguraikan masalah yang berkaitan dengan topik masalah
yang sedang dibahas yakni tentang Satuan baku dan tidak baku , dengan memberikan batasan
waktu mengerjakan yakni 20 menit. Di akhir pembahasan guru menyimpulkan materi
pembahasan melalui konsep mind map tersebut.
11. Guru mengadakan tes/evaluasi untuk mengetahui kemampuan hasil belajar peserta didik
12. Guru melakukan refleksi terhadap efektifitas penerapan konsep pembelajaran mind map ini.
Selanjutnya hasil tes diolah untuk mendapatkan nilai kuantitatif (bentuk angka). Hasil tes yang telah
diperoleh kemudian dibandingkan hasilnya dengan pencapaian sebelaumnya. Hasil penerapan
konsep pembelajaran mind map (pemetaan pikiran ) adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan pembelajaran semakin mengarah pada pembelajaran dengan metode Peta Konsep.
2) peserta didik sudah terbiasa dengan kelompoknya dan bekerja sama dengan kelompok dalam
memecahkan soal-soal dari guru.
3) peserta didik lebih berani dan percaya diri mengemukakan pendapatnya dalam menyampaikan
alasan-alasan dari jawaban yang diberikan mengenai peragaan yang disajikan.
4) peserta didik menjadi lebih antusias mencari tahu kebenaran jawaban dengan peragaan
langsung dan meyimak alasan yang tepat dari Guru yang menjadi kunci jawabannya.
5) Suasana pembelajaran lebih menyenangkan lagi saat masing-masing kelompok berebut untuk
menjawab pertanyaan dan mengemukakan alasan-alasan dari jawaban dengan antusias.
6) Pengelolaan waktu sudah lebih baik dari siklus I, dapat menyelesaikan pembelajaran hingga
penilaian sampai pada penyebaran angket dengan tepat waktu.
7) Pada akhir pembelajaran siklus II angket disebarkan untuk mengetahui respon peserta didik
terhadap pembelajaran dengan metode Peta Konsep.
c) Pengamatan
1) Hasil observasi aktifitas peserta didik dan evaluasi hasil belajar peserta didik pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2 Hasil observasi peserta didik dan hasil belajar IPA Fisika peserta didik SMP Negeri 55
Konawe Selatan siklus II
KETERANGAN SIKLUS II
Prosentase rata-rata aktivitas peserta didik 83.13
Prosentase rata-rata hasil belajar peserta didik 79.33
Jika disajikan dalam bentuk grafik grafik hasil observasi peserta didik dan hasil belajar peserta didik
pada siklus II adalah sebagai berikut:
Gambar 9 Grafik Hasil observasi peserta didik dan hasil belajar IPA Fisika peserta didik SMP
Negeri 55 Konawe Selatan siklus II
2) Angket digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model pembelajaran dengan
metode Peta Konsep disebarkan pada masing-masing peserta didik setelah kegiatan pembelajaran
Peta Konsep siklus II dilaksanakan. Angket berisi 10 item pernyataan yang berisi respon peserta
didik terhadap model pembelajaran dengan metode Peta Konsep. Item-item pernyataan pada
angket adalah sebagai berikut:
11. Pelajaran Fisika jadi tidak membosankan dan menjenuhkan.
12. Saya jadi semangat ketika belajar dengan menggunakan model pembelajaran dengan metode
Peta Konsep.
13. Suasana kelas menjadi lebih tenang dan lebih kondusif / mendukung proses pembelajaran.
14. Mempermudah saya memahaman materi pelajaran dan saya merasa lebih baik dalam menguasai IPA Fisika.
15. Menumbuhkan kretivitas dan daya pikir pada diri peserta didik.
16. Saya menjadi lebih berani dalam mengungkapkan pendapat atau jawaban
17. Saya senang mengerjakan tugas-tugas dari guru.
18. peserta didik aktif dalam kelompok dan saling bekerja sama dalam menjawab kuis
19. Saya menjadi senang mengerjakan soal-soal IPA Fisika.
20. Dengan metode ini nilai IPA Fisika saya menjadi meningkat.
Selanjutnya untuk lebih jelas dan mudah dalam mengetahui respon peserta didik pada setiap kategori respon peserta didik yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase untuk tiap
kategori. Hasil prosentase respon peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Prosentase tiap kategori angket tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran dengan metode Peta Konsep
Gambar 10 Grafik Prosentase tiap kategori angket tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran dengan metode Peta Konsep
d) Refleksi
Keberhasilan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya aktivitas peserta didik yang meliputi aspek berkelompok, mengerjakan tugas-
tugas, berpikir bersama, dan menjawab pertanyaan yang telah menunjukkan peningkatan
prosentase keaktifan peserta didik secara keseluruhan lebih dari 10%, yaitu pada siklus I
sebesar 72,79 % menjadi 83,11 % pada siklus II dan masuk kriteria baik pada siklus I menjadi
sangat baik pada siklus II.
2) Peningkatan hasil belajar peserta didik dari hasil analisis nilai uji kompetensi peserta didik
yang menunjukkan prosentase nilai rata-rata 68,64 % pada siklus I dan 79,27 % pada siklus II
dengan tingkat prosentase ketuntasan kelas siklus I sebesar 79,17 % dan siklus II sebesar
97,8 %. Prosentase nilai rata-rata dan prosentasi ketuntasan kelas mengalami peningkatan
lebih dari 10 %. Jumlah peserta didik yang tuntas, dari siklus I meningkat pada siklus II
dimana pada siklus II hanya satu peserta didik saja yang dinyatakan tidak tuntas. Ketuntasan
klasikal yang dicapai telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan sebesar 80 %.
3) Respon peserta didik terhadap pembelajaran paling banyak adalah setuju (S) dengan
prosentase sebesar 61,3 % kemudian sangat setuju (SS) 28,7 %, tidak setuju (TS) 8,9 %,
dan sangat tidak setuju (STS) 1,1 %. Jumlah prosentase sangat setuju dan setuju mencapai
90 % lebih besar dari pada kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju sekali.
Peningkatan aktifitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-A SMP Negeri 55
Konawe Selatan, jika dibuat dalam bentuk tabel dan grafik maka dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4 Peningkatan aktifitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-A SMP Negeri
55 Konawe Selatan
KETERANGAN SIKLUS I SIKLUS II
Prosentase rata-rata aktivitas peserta
72.79 83.13
didik
Prosentase rata-rata hasil belajar
68.64 79.33
peserta didik
Jika disajikan dalam bentuk grafik maka dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 11 Grafik peningkatan aktifitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-A
SMP Negeri 55 Konawe Selatan
Model pembelajaran dengan metode Peta Konsep ini menempatkan peserta didik untuk lebih
banyak mengembangkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, ketepatan berfikir
ilmiah, berinteraksi dalam kelompok, dan pemahaman materi melalui peragaan langsung.
Berdasarkan analisis data hasil observasi siklus I, tidak terlaksananya bagian penutup disebabkan
masih belum terampil dalam pembelajaran Peta Konsep akibatnya waktu tidak cukup. Untuk itu
dilakukan perengelolaan waktu dengan baik pada siklus II.
Masih kurangnya aktivitas berfikir bersama pada siklus I, kemungkinan disebabkan peserta didik
belum terbiasa dengan pembelajaran yang menekankan pentingnya saling berinteraksi, meyakinkan
yang lain, dan menyamakan persepsi. Penyebab lainnya adalah kurangnya bimbingan guru dalam
mengajarkan pentingnya bekerja sama (keterampilan sosial) dalam kelompok. Guru hanya
membimbing melakukan peragaan dan menjawab kuis.
Hasil observasi pembelajaran siklus II berjalan jauh lebih baik dari siklus I. Bimbingan intensif baik
dari segi menganalisis dan menjawab setiap pertanyaan dalam Peta Konsep secara berkelompok
maupun mengajarkan keterampilan sosial (dengan cara mengingatkan untuk berfikir bersama),
menyebabkan aktivitas melakukan peragaan, berfikir bersama (berinteraksi, meyakinkan tiap
anggota, menyamakan persepsi), dan menjawab pertanyaan cukup menonjol. Kegiatan-kegiatan ini
merupakan butir-butir yang kuat pada aktivitas peserta didik. Sehingga kriteria aktivitas peserta didik
meningkat dari kriteria baik pada siklus I menjadi sangat baik pada siklus II. Ini berarti sudah di atas
indikator kinerja yang ditetapkan yaitu baik dan dampak positifnya adalah meningkatnya aktifitas
peserta didik dan hasil belajar peserta didik.
Ketidaktuntasan hasil belajar peserta didik pada siklus I ada hubungannya dengan masih ada
peserta didik yang bekerja sendiri dalam pembelajaran Peta Konsep atau menjawab pertanyaan
pertanyaan dan pengelompokan yang kurang heterogen. Sehingga ada kelompok lebih banyak
peserta didik yang lemah dari pada peserta didik yang pintar.
Bentuk pertanyaan yang dirancang peneliti berdasarkan peragaan yang berkaitan dengan deskripsi
suatu konsep, memotivasi peserta didik harus berkonsentrasi melihat peragaan dan mendengarkan
pertanyaan yang dibacakan agar tidak salah dalam menjawab dan memacu peserta didik untuk
berfikir ilmiah terhadap peragaan-peragaan yang disajikan agar peserta didik dapat menjawab soal
kuis secara kelompok kemudian mencari tahu jawabannya melalui pembuktian dari peragaan yang
ditampilkan sehingga pemahaman peserta didik pada materi yang diajarkan menjadi lebih
meningkat.
Pemahaman peserta didik yang meningkat berpengaruh langsung pada kemampuan peserta didik
mengerjakan soal-soal uji kompetensi yang diberikan sehingga akan meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Ketidaktuntasan peserta didik pada siklus I disebabkan peserta didik masih kurang
mengerti dan belum terbiasa menggunakan model pembelajaran dengan metode Peta Konsep
sehingga kurang menguasai juga materi yang diajarkan. Pada siklus II peserta didik menjadi lebih
antusias terhadap pembelajaran sehingga terjadi peningkatan aktifitas peserta didik dan
meningkatkan pula hasil belajar peserta didik sehingga ketuntasan belajar meningkat. Peningkatan
terjadi pada aktifitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II.
Angket yang digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model pembelajaran
dengan metode Peta Konsep disebarkan pada masing-masing peserta didik setelah kegiatan
pembelajaran Peta Konsep siklus II dilaksanakan.
Dari respon yang diberikan peserta didik dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan
merupakan hal baru, peserta didik merasa senang mengikuti pelajaran, kuis lebih mudah dipahami,
memotivasi mengerjakan tugas, merasa siap untuk menjawab pertanyaan, memusatkan perhatian
dan berfikir kritis, serta lebih bergairah. Ini menunjukan bahwa pembelajaran fisika yang
menggunakan model pembelajaran dengan metode Peta Konsep mendapat respon positif dari
peserta didik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran dengan metode Peta Konsep
dapat meningkatkan hasil belajar IPA Fisika pada materi Besaran dan Satuan pada peserta didik
kelas VII F SMP Negeri 55 Konawe Selatan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Rerata
ulangan harian sebelum tindakan 55,71 naik menjadi 68,64 pada siklus I dan 79,33 pada siklus II.
Prosentase rata rata aktivitas peserta didik sebelum PTK 60,43 menjadi 72,79 pada siklus I dan
83,13 pada siklus II.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan tersebut di atas, disarankan kepada rekan guru yang mempunyai
permasalahan dengan karakteristik kelas dan penyebab masalah yang (relatif) sama
direkomendasikan untuk :
1) Mengaplikasikan teknik pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah
terhadap rendahnya motivasi, keterlibatan berproses dan prestasi belajar peserta didik
sekaligus sebagai upaya inovatif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjadikan laporan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai wacana dan bahan diskusi
untuk meningkatkan pemahaman kita tentang pentingnya guru dalam menyusun skenario
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik melalui penggunaan strategi
yang tepat dan menarik.
3) Memberikan masukan dan koreksi demi kesempurnaan dan meningkatnya wawasan
penulis dalam karya-karya penelitian selanjutnya
C. Saran-saran
1) Mengingat pelaksanaan siklus pada penelitian ini baru berjalan dua kali, siklus penelitian
diharapkan tetap dilanjutkan untuk mendapat temuan yang lebih signifikan.
2) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini masih merupakan instrumen yang tingkat
validitasnya belum memuaskan, siklus berikutnya dapat mencoba dengan intrumen yang
lebih standar.
3) Pada akhir siklus kedua, tingkat pencapaian ketiga indikator kinerja yang ditentukan
belum maksimal. Siklus berikutnya diharapkan dapat lebih meningkatkan keterlibatan
berproses peserta didik, prestasi hasil belajar dan respon positif peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
DePorter, Bobbi. 2005 Readon, Mark., dan Nourie, Sarah Singer. Quantum
Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hatimah Ilhat, dkk. 2007. Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Nasution. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Poerwadarminta. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Poerwadarminta. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Syamsul Mappa, Anisah Basleman. 1994. Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta : Proyek pembinaan
dan Peningkatan mutu tenaga kependidikan dirjen dikti depdikbud.
Tim, Abdi Guru. 2006. IPA Terpadu Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga
Widodo, Slamet. 2008. Bimbingan Pemantapan IPA –FISIKA. Bandung: Yrama Widya.
BIODATA PENULIS