Anda di halaman 1dari 10

Jurnal An-Nahl

p-ISSN: 2355-2573 |e-ISSN: 2723-4053


Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26

Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Bingkai Hukum Keluarga

Misra Netti
1,2,3
Program Studi Hukum Keluarga, Institut Agama Islam Lukman Edy Pekanbaru, Indonesia
e-mail: misranetti@yahoo.co.id

ABSTRAK. Perkawinan adalah suatu ikatan yang menimbulkan suatu hak dan kewajiban bagi
suami dan istri. Salah satu cara membangun dan menjaga keharmonisan rumah tangga adalah
pelaksanaan hak dan kewajiban antara suami dan istri. Keharrmonisan rumah tangga mustahil bisa
tercapai tanpa adanya kesadaran dan kepedulian dalam melaksanakan kewajiban untuk
mewujudkan hak pasangannya. Bila terjadi ketimpangan dimana hak lebih ditekankan atau lebih
luas dari kewajiban atau sebaliknya niscaya akan tercipta ketidak adilan. Jenis penelitian ini adalah
kepustakaan library research yang membutuhkan data-data kualitatif dengan metode conten
analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa : kewajiban suami sekaligus hak bagi istri itu berupa
kewajiban materi yaitu Mahar dan nafkah dan kewajiban berupa non materi yaitu seorang suami
wajib untuk memperlakukan dan mempergauli istri dengan cara yang ma’ruf (baik). Kewajiban
suami akan gugur apabila istri melakukan nusyuz dan sebaliknya suami yang nusyuz, istri berhak
mengajukan ke pengadilan agama apabila suami melalaikan kewajibannya selama dua tahun
berturut-turut. Sedangkan kewajiban suami pasca perceraian suami berkewajiban juga memberikan
nafkah kepada istri selama masa iddah.

Kata Kunci : Hak Dan Kewajiban, Suami Istri, Hukum Keluarga

ABSTRACT. Marriage is a bond that gives rise to rights and obligations for husband and wife. One way to build
and maintain household harmony is the implementation of the rights and obligations between husband and wife. It is
impossible to achieve domestic harmony without awareness and concern in carrying out obligations to realize the
rights of their partners. If there is an imbalance where rights are emphasized or are broader than obligations or vice
versa, injustice will inevitably be created. This type of research is library research which requires qualitative data with
content analysis method. The results of the study show that: the husband's obligations as well as the rights of the wife
are in the form of material obligations, namely dowry and maintenance and non-material obligations, namely a
husband is obliged to treat and associate his wife in a good manner. The husband's obligation will be invalid if the
wife performs nusyuz and vice versa, the husband is nusyuz, the wife has the right to apply to the religious court if
the husband neglects his obligations for two consecutive years. While the husband's obligations after the divorce, the
husband is also obliged to provide a living for his wife during the iddah period.

Keywords: Rights and Obligations, Husband and Wife, Family Law

PENDAHULUAN Lima kewajiban suami yang


merupakan hak istri, antara lain memberi
Kebanyakan bahtera kehidupan
nafkah, perlindungan, pendidikan agama,
berumah tangga yang rusak pada saat
mempergauli istri dengan baik, dan
sekarang ini, disebabkan kurangnya
perlakuan adil, “ Tanggung jawab utama
pemahaman mengenai hak dan kewajiban
suami adalah mahar, termasuk nafkah baik
itu, Hak dan kewajiban suami istri
sandang maupun pangan.
semestinya dipelajari dan diingatkan terus
Sebagaimana Rasulullah menyebutkan
dalam kehidupan rumah tangga, ada lima
dalam hadist yang berbunyi “Sebaik-baik
kewajiban istri yang menjadi hak bagi suami
kalian adalah (suami) yang paling baik
dan lima kewajiban suami yang menjadi hak
terhadap keluarganya dan aku adalah yang
bagi istri.
paling baik terhadap keluargaku”. (H.R

Jurnal An-Nahl, Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26 | 17


Misra Netti

Tirmidzi). Hadis ini menunjukan bahwa perempuan (calon isteri) karena pernikahan
sebaik apupun seorang suami di kantor, (Bigha, 1994).
dalam pergaulan sesama temannya tidak Pemberian mahar kepada calon istri
akan dianggap baik dalam agama, sebab letak merupakan ketentuan Allah SWT. bagi calon
kebaikan suami itu terletak bagaimana ia suami sebagaimana tertulis dalam al-Qur’an
memperlakukan keluarganya dengan baik, surat an-Nisa’ ayat 4: Artinya : “berikanlah
selain itu suami adalah pemimpin bagi istri maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu
ataupun keluarganya yang memiliki akal nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.
fikiran dan tenaga yang kuat. “Jika istri kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu
menyusui anaknya dua tahun, maka suami sebagian dari maskawin itu dengan senang hati,
memberikan makan dan sandang.” Hal ini Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai
membuktikan bahwa hak dan kewajiban makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.”
suami dan istri memiliki keseimbangan dan Di dalam tafsir Ath Thabari
keserasian dalam berumah tangga. Seketika menjelaskan bahwa perintah memberikan
suami keluar rumah, yang harus selalu mahar yang terkandung dalam surat an-Nisa’
diingat oleh suami adalah rumah merupakan ayat 4 ini merupakan perintah Allah SWT,
ladang rezekinya. Semakin ulet, rajin seorang yang dituju langsung kepada para suami
suami mencari nafkah dan berbicara baik dengan mahar yang ditentukan untuk
kepada istri serta memperlakukan istri diberikan kapada istri (Jarir Ath-
dengan cara yang ma’ruf, maka semakin Thabari, 2009). Pemberian mahar tidak
banyak ladang rezeki kepadanya. semua dibayarkan secara tunai ketika akad
nikah dilangsungkan, ada juga sebagian
METODE suami yang menunda pembayaran mahar
Penelitia ini menggunakan metode istrinya ataupun membayarnya dengan
kualitatif dengan reseac pustataka dan sistem cicil, dan ini dibolehkan dalam Islam
pencarian di internet serta kitab tentang hak- dengan syarat adanya kesepakatan dari kedua
hak dan kewajiwajiban suami Istri, dalam belah pihak, sebagaimana yang disebutkan
tataran hukum keluarga yang meliputi dalam hadis Nabi yang berbunyi, “ Sebaik-
konsep hak dan kewajiban suami istri baik baik mahar adalah mahar yang paling murah
dalam al-Qur’an dan maupun dalam Hadis (ringan).” (H.R. al-Hakim: 2692, beliau
nabi, hak dan kewajiban suami istri salah mengatakan “Hadist ini shahih berdasarkan
satu suami istri melakukan kedurhakan, lalai syarat Bukhari Muslim,”)
dalam kewajibannya (Nusyuz), dan hak- Sayyid Sabiq menambahkan bahwa
kewajiban suami dan istri pasca perceraian. perempuan diberikan mahar dan suami
Data-data diperoleh dari sumber sekunder diwajibkan memberikan mahar kepadanya
dan primer yang dioleh secara analisis bukan kepada ayahnya. Karena mahar itu
deskriptik. harta yang berhak didapatan oleh seorang
istri yang harus diberikan oleh suami, baik
HASIL DAN PEMBAHASAN karena akad maupun persetubuhan hakiki.
Hak dan Kewajiban Suami terhadap Istri Sebagian mazhab Hanafi mendefinisikannya
Isteri memiliki berbagai hak materi juga sebagai suatu yang didapatkan seorang
yang berupa mahar dan nafkah, serta hak perempuan akibat akad pernikahan ataupun
non materi, yaitu: hubungan baik, perlakuan persetubuhan (Sabiq, 1987).
yang baik, dan keadilan. Mahar pemberian wajib dari suami,
Kewajiban suami terhadap istri bukan pemberian ganti rugi, tanpa melihat
Kewajiban suami yang bersifat materi. besar dan kecilnya jumlah mahar sebagai
Mahar suatu kewajiban bagi laki-laki terhadap
Menurut Mustafa diibul Bigha, mahar perempuan, hal ini selaras dengan prinsip
adalah harta benda yang harus diberikan syariat bahwa seorang perempuan sama
oleh seorang laki-laki (calon suami) kepada sekali tidak dibebankan kewajiban baik

18 | Jurnal An-Nahl, Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26


Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Bingkai Hukum Keluarga

sebagai seorang ibu, anak perempuan untuk memenuhi keperluanya ia


ataupun seorang istri (Az-Zuhaili, 1989). berkedudukan sebagai penerima nafkah.
Nafkah Oleh karena itu, kewajiban nafkah tidak
Nafkah yaitu memenuhi kebutuhan, relevan dalam komunitas yang mengikuti
pakaian, makan, tempat tinggal, pembantu prinsip harta dalam rumah tangga.
rumah tangga, pengobatan isteri, jika Kewajiban Suami Yang Bersifat Non
suaminya seorang yang kaya. Memberi Materi
nafkah hukumnya wajib menurut Al-Quran, Kewajiban suami yang merupakan hak
sunnah dan ijma‘ (Sabiq, 1987). Nafkah bagi isterinya yang tidak bersifat materi
berasal dari bahasa arab (an-nafaqah) yang adalah sebagai berikut: 1) Menggauli
artinya pengerluaran, artinya penggeluaran isterinya secara baik dan patut. Menggauli
yag biasanya digunakan oleh seorang untuk istri denga baik dan adil merupakan salah
sesuatu yang baik atau dibelanjakan untuk satu kewajiban suami terhadap istrinya.
orang-orang yang menjadi tanggung Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an
jawabnya (Abdul Azis Dahlan et al., 2000). surat an-Nisa’ ayat 19; 2) Menjaganya dari
Fuqaha telah sepakat bahwa nafkah terhadap segala sesuatu yang mungkin melibatkannya
istri itu wajib atas suami yang merdeka dan pada suatu perbuatan dosa dan maksiat atau
berada di tempat. Berkaitan dengan suami ditimpa oleh sesuatu kesulitan dan mara
yang bepergian jauh, Jumhur fuqaha tetap bahaya dalam ayat ini terkandung perintah
mewajibkan juga kepada suami atas nafkah untuk menjaga; 3) kehidupan beragama istri
untuk istrinya, sedangkan Abu Hanifah tidak dan menjauhkan isterinya dari segala sesuatu
mewajibkan kecuali dengan putusan yang dapat menimbulkan kemarahan Allah;
penguasa (Rusyd, 1990). 4) Menjaga istri dari dosa dan maksiat.
Kewajiban nafkah ini telah dijelaskan Sudah menjadi kewajiban seorang kepala
Allah SWT dalam al-Qur’an pada surat al- rumah tangga untuk memberikan pendidikan
Baqarah ayat 233 yang artinya: “ Para ibu agama seorang mampu membedakan baik
hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua buruknya prilaku dan dapat menjaga diri
tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin dari berbuat dosa selain ilmu agama, seorang
menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah suami juga wajib memberikan nasehat atau
memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu teguran ketika istrimu kilaf atau lupa atau
dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani meninggalkan kewajiban dengan kata-kata
melainkan menurut kadar kesanggupannya.“ bijak yang tidak melukai hati sang istri,
Dalam ayat ini menjelaskan seorang sebagaimana firman Allah SWT pada surat
suami berkewajiban menyediakan tempat At-Tahrim ayat 6; 5) Memberikan cinta dan
tinggal yang layak bagi istrinya sebagaimana kasih sayang kepada istri. Di sini seorang
firman Allah dalam surat ath Thalaq ayat 6 suami wajib mewujudkan kehidupan
Artinya: “tempatkanlah mereka (para isteri) di perkawinan yang diharapkan Allah untuk
mana kamu bertempat tinggal menurut terwujud, yaitu mawadah, rahmah, dan
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan sakinah. Untuk maksud itu wajib
mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.”(Q.S memberikan rasa tenang bagi isterinya,
Ath Thalaaq: 6) memberikan cinta dan kasih sayang kepada
Kewajiban memberikan nafqah oleh isterinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
suami kepada isterinya yang berlaku dalam dalam surat al-rum (30) Ayat 21.
fiqih didasarkan kepada prinsip pemisahan Kewajiban Istri terhadap Suami
harta antara suami dan istri. Prinsip ini Adapun kewajiban isteri terhadap
mengikuti alur pikir bahwa suami itu adalah suami yang merupakan hak suami dari
pencari rezeki, rezeki yang telah isterinya. Kewajiban istri tidak ada yang
diperolehnya itu menjadi haknya secara berbentuk materi secara langsung, yang ada
penuh dan untuk selanjutnya suami adalah kewajiban dalam bentuk non materi,
berkedudukan sebagai pemberi nafkah, kewajiban yang bersifat non materi itu
sebaliknya, isteri bukan pencari rezeki dan berbentuk:

Jurnal An-Nahl, Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26 | 19


Misra Netti

Pertama, tidak berpuasa sunnah yang banyak di harapkan oleh suami istri
kecuali seizin suami. Termasuk hak-hak terwujudnya keluarga yang harmonis,
suami atas isterinya untuk tidak puasa tanpa tentram, nyaman dan tujuan dari pernikahan
seizin suaminya, walaupun ia melakukanya itu akan mudah terwujud, kehidupan
dengan rasa lapar dan haus, maka tidak akan berkeluarga bagaikan hidup di taman-taman
diterima puasanya. Kedua, mengikuti tempat syurgawi, saling nasehat menasehati dalam
tinggal suami. Setelah menikah biasanya yang kebaikan, apababila melakukan kesalahan
jadi permasalahan suami adalah tempat ataupun kekhilafan ditegur dengan cara yang
tinggal, karena kebiasaan orang Indonesia bijaksana.
pada masa-masa awal menikah suami istri Hak dan Kewajiban Bersama
masih ikut di rumah orang tua salah satu Hak dan kewajiban suami isteri diatur
pasangan lalu kemudian mencari tempat secara tuntas dalam UU perkawinan dalam
tinggal sendiri. Semestinya seorang istri satu bab, yaitu Bab IV yang materinya secara
harus mengikuti dimana suami bertempat esensial tampaknya telah sejalan dengan apa
tinggal, entah itu di rumah orang tuanya atau yang digariskan dalam kitab-kitab fiqih.
tempat kerjanya. Karena ini merupakan Sedangkan kewajiban bersama dilakukan
perbuatan yang harus dipatuhi dan sebagai berikut: 1) Suami-istri wajib
merupakan kewajiban seorang istri menciptakan keluarga sakinah, mawadah,
mengikuti dimana suami bertempat tinggal, warahmah yang bahagia; 2) Suami-istri wajib
sebagaimna firman Allah SWT Q.S Ath- saling cinta-mencintai, hormat menghormati,
Thalaaq: 6. Ketiga, taat dan patuh kepada memberi bantuan lahir-batin; dan 3) Suami-
suaminya selama suaminya tidak isteri wajib mengasuh, memelihara anak-
menyuruhnya untuk melakukan perbuatan anak mereka baik mengenal pertumbuhan
maksiat. Kewajiban mematuhi suami ini jasmani, maupun rohani kecerdasan
dapat dilihat dari firman Allah SWT dalam pendidikan agama.
surat an-nisa’ ayat 34 Tidak mengizinkan Dari penjelasan di atas bahwa Al-
masuk kedalam rumah orang yang dibenci Qur’an telah memberikan petunjuk dan
suaminya Hal ini untuk mencegah berbagai rumus kepada pasangan suami istri tentang
kerusakan dan menjauhkan kecurigaan yang bagaimana semestinya untuk membangun
menjadi penyebab hancurnya rumah tangga. dan membina sebuah rumah tangga yang
Keempat, menjaga diri saat suami tak ada. harmonis, mewujudkan sakinah, mawaddah
Seorang wanita yang sudah menikah dan dan rahmah itu, tentu caranya tidak lain
memulai berumah tangga maka harus adalah dengan cara menjalankan kewajiban
membatasi tamu-tamu yang datang kerumah. masing-masing sebagai suami dan istri.
Ketika ada tamu lawan jenis maka yang Hak dan Kewajiban Suami Istri, Salah
harus dilakukan adalah tidak menerimanya Satunya dalam Keadaan Nusyuz
masuk ke dalam rumah kecuali jika ada Kata nusyuz dalam bahasa Arab
suami yang menemani dan seizin suami. merupakan bentuk mashdar (akar kata) ”
Karena perkara yang dapat berpotensi
mendatangkan fitnah, haruslah dihindari. ‫ﻧﺸﻮﺯﺍ –ﻳﻨﺸﺰ –ﻧﺸﺰ‬ ” (Munawwir. 1994)
(Q.S an-Nisa’ ayat: 34); Kelima, memberikan
yang berarti duduk kemudian berdiri, berdiri
kasih sayang dan sikap yang menyenangkan
dari, menonjol, menentangn atau durhaka.
kepada suami dan menjauhkan dirinya dari
Dalam konteks pernikahan, makna nusyuz
segala sesuatu perbuatannya yang tidak
yang tepat untuk digunakan adalah
disenangi oleh suaminya.
menentang atau durhaka.” Sebab makna
Hak dan Kewajiban suami dan istri
inilah yang paling mendekati dengan
telah dijalankan sebagaimana mestinya,
persoalan rumah tangga.
paham akan keberadaan tugasnya masing-
Sedangkan dalam artian etimologi,
masing, saling tolong menolong, saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya, menurut wahbah az-zuhairy nusyuz adalah
ketidak patuhan salah satu pasangan
maka kehidupan rumah tangga seperti ini
terhadap apa yang seharusnya dipatuhi, dan

20 | Jurnal An-Nahl, Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26


Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Bingkai Hukum Keluarga

atau rasa benci terhadap pasangannya. Ada dua bentuk nusyuz yang datang
Dengan kata lain tidak taatnya suami atau dari istri yaitu: nusyuz perbuatan dan nustuz
istri kepada aturan yang telah di ikat oleh perkataan. Pertama, nusyuz perbuatan
perjanjian yang telah terjadi dengan sebab seperti: 1) Enggan berhias didepan suami,
ikatan perkawinan tanpa alasan yang sedangkan suami menginginkannya, dan
dibenarkan oleh syara’. suami memfasilitasnya; 2) Durhaka kepada
Dapat disimpulkan bahwa nusyuz itu suami dan enggan melayani suami ditempat
adalah pelanggaran komitmen bersama tidur tanpa alasan yang syar’i, misalnya sakit
terhadap apa yang menjadi kewajiban dalam atau capek karna seharian mengurus rumah
rumah tangga. Adanya tindakan nusyuz ini tangga; 3) Istri keluar rumah tanpa izin
merupakan pintu pertama untuk kehancuran suami kecuali ada hal syar’I ada hajat atau
rumah tangga. Untuk itu, demi kelanggengan kepentingan yang mendesak ‘ Minta izin
rumah tangga sebagaimana yang menjadi suami adalah kataan seorang istri kepada
tujuan pernikahan, maka suami ataupun istri suaminya”; 4) Tidak mau pindah rumah yang
mempunyai hak yang sama untuk menegur telah disediakan suami; dan 5) Tidak mau
masing-masing pihak yang ada tanda-tanda melaksanakan apa yang diperintahkan
melakukan nusyuzitu. Nusyuz tidak hanya suaminya dalam batas-batas tertentu sebagai
berlaku bagi perempuan atau istri tetapi tugas seorang istri.
suami bisa juga melakukan nusyuz. Bahkan Kedua, Nusyuz perkataan, misalnya:
justru peluang seorang suami lebih besar. Istri tidak sopan kepada suami seperti
Dengan demikian ketidakpatuhan memaki-maki suami dengan kata-kaya yang
kedurhakaan pembangkangan terhadap kasar misalnya bodoh, tolol dan sebagainya.
sesuatu yang memang tidak wajar untuk istri menjawab tidak sopan apabila di pangil
dipatuhi, seperti suami menyuruh istri untuk oleh suami sedangkan suaminya berbicara
berbuat maksiat kepada Allah, dan istri santun kepadanya
menuntut suami diluar batas kemampuannya Nusyuz Laki-Laki Atau Suami
maka sikap seperti ini tidak dikategorikan Allah SWT berfirman dalam surat an-
sebagai nusyuz. Nisa’ ayat 128, dalam ayat ini menjelaskan
Dapat dipahami bahwa nusyuz itu bahwa nusyuz: yaitu meninggalkan
hukumnya haram karena menyalahi sesuatu kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak
yang telah ditetapkan agama melalui al-quran isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin
dan hadist Nabi. Dalam hubunganya kepada suaminya. nusyuz dari pihak suami ialah
allah pelakunya berhak atas dosa dari allah bersikap keras terhadap isterinya, tidak mau
dan dalam hubunganya dengan suami dan menggaulinya dan tidak mau memberikan
rumah tangga merupakan suatu pelanggaran haknyanya kepada istri. Dan ayat ini juga
terhadap kehidupan suami istri. Atas menjelaskan cara mengatasi nusyuznya
perbuatan itu si pelaku mendapat ancaman. suami.
Jenis nusyuz Ada 2 bentuk nusyuz suami yaitu
Nusyuz Perempuan Atau Istri nusyuz perkataan dan nusyuz perbuatan.
Dalail al-Qur’an mengenai nusyuz perempuan ini Pertama, Nusyuz perkataan dari suami
ada misalnya pada surat an-nisa’ ayat: 34 mesalnya: 1) Menghina sitri; 2) Membentak-
Dari ayat ini menjelaskan bahwa: bentak istri yang telah menjalankan tugasnya
seorang istri harus patuh dan taat kepada sebagai istri; dan 3) Menjelekjelekan istri
suami karena suami di beri kelebihan dari dengan kata “anti khobihatun kamu jelek”
allah yaitu sebagai pemimpin bagi kaum padahal istrinya mempunyai kelebihan yang
wanita, dalam ayat ini juga menjelaskan lain, “walaa tukhobbih jangan menjelek
kekhawatiran yaitu adanya nusyuz dari pihak jelekkan. Kedua, nusyuz perbuatan: 1)
istri, nusyuz istri datang dari segi perbuatan Mengabailan hak-hak istri atas dirinya sepeti
atau bisa juga datang dari perkataan, dan tidak memberikan nafkah lahir dan batin; 2)
langkah-langkah mengatasi seorang istri itu Berfoya-foya dengan wanita lain (selingkuh);
berbuat nustuz. 3) Menganggap rendah istrinya; 4) Tidak

Jurnal An-Nahl, Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26 | 21


Misra Netti

mau mendengar keluhan istrinya, cendrung sekiranya tidak menyakitkan, misalnya


mengacuhkan istrinya atau cuek terhadap dengan siwak, dan sebagainya, yang
istri; dan 5) Tidak perhatian terhadap istri tujuannya untuk menyadarkan. Tentang
atau tidak peduli. masalah memukul ini, adalah sebagai yang
Konsekwensi seorang istri yang nusyuz dijelaskan Rasulullah saw dalam sabdanya:
‫ض ْراًب غَ َْْي ُم َِبرح‬
َ ‫ض ِربُ ْو ُه َّن‬ َ ‫فَِإ ْن فَ َعل‬
Nusyuz merupakan perbuatan
melalaikan kewajiban yang dilakukan oleh ْ ‫ْن فَا‬
isteri, sehingga hak suami tidak terpenuhi. artinya:“jika mereka(isteri) itu tetap berbuat
Seperti dalam kitab karya Wahbah Zuhaili, (durhaka), maka pukulah mereka dengan pukulan
seorang isteri yang melakukan perbuatan yang tidak menyakitkan”. Ketiga, Kalau ketiga
nusyuz berakibat nafkahnya menjadi gugur, jalan di atas sudah tidak berguna, maka dicari
maka suami tidak wajib untuk memberikan jalan dengan bertahkim, yaitu mengutus
nafkah (Az-Zuhaili, 2011). seorang hakam dari keluarga suami, dan
Kemudian perbuatan seorang isteri seorang hakam lagi dari keluarga isteri.
yang memasukan orang lain kedalam rumah Konsekwensi suami yang nusyuz
atau kamar tanpa ada izin dari suami Seorang suami yang nusyuz baik dari
merupakan salah satu perbuatan nusyuz yang segi perbuatan maupun perkataan sehingga
berbahaya, apalagi jika sampai terjadi suami lalai dengan kewajibannya sebagai
perselingkuhan hingga isteri melakukan kepala rumah tangga. Suami tidak
hubungan badan dengan laki-laki lain, hal menjalankan kewajiban nafkah lahir dan
tersebut sama saja dengan tidak menjaga batin. Sebagaimana yang telah di jelaskan
kehormatan suami dan keluarganya karena dalam surat an-Nisa’ ayat 128. Nusyuz dari
merupakan kewajiban isteri, maka menjadi suami sering berkata-kata kasar kepada istri,
gugur hak nafkahnya. Kemudian apabila ada perselisih pahaman dengan istri
ketidaktahuan suami terhadap isterinya yang sang suami sering berkata cerai, sebagai
melakukan nusyuz sama saja dengan orang seorang suami yang tidak bisa menghormati
yang sedang tidur padahal belum istri selayaknya sebagai istri, suami
melaksanakan kewajiban, tetapi akan tetap mempunyai sifat temperamental dan
menjadi wajib ketika ia telah bangun. Dari emosional, apabila terjadi pertengkaran dan
perbuatan ini dapat disimpulkan bahwa perselisihan sering melakukan kekerasan fisik
seorang suami yang tidak mengetahui kepada istri dan tidak mendapat memberikan
isterinya nusyuz karena berzina dengan laki- contoh yang baik kepada keluarganya, pada
laki lain dan saat itu suami tetap memberikan dasarnya seorang suami itu adalah sebagai
nafkah, pada akhirnya ketika suami telah pemimpin dalam keluarga dan menjadi
mengetahui nusyuz tersebut maka nafkah itu panutan dan contoh bagi anak dalam rumah
bukan lagi menjadi kewajiban suami, tangga. Sehingga tujuan dari pernikahan itu
sehingga suami berhak untuk meminta tidak terwujud malah kesengsaraan,
kembali nafkah yang telah ia berikan selama menahan hati, istri tidak sanggup lagi
isterinya melakukan nusyuz. menanggu sakit perasaanya (Handayani,
Langkah yang ditempuh islam 2012).
mengatasi nusyuz (kedurhakaan) istri Perkenaan dengan masalah nusyuz
Langkah-langkah yang dapat dilakukan suami tidak ada yang mengatur secar
antara lain: eksplisit seperti nusyuz istri akan tetapi pada
Pertama, memberikan nasehat dan ketentuan peraturan pemerintahan nomor 9
membimbing dengan bijaksana dan tutur tahun 1975 tentang pelaksanaan undang-
kata yang baik. (QS. surat at-Tahrim: 6); 2) undang nomor 1 tahun 1975 tentang
Pisah rancang dan tidak dicampuri. Tujuan pelaksanaan undang-undang nomor 1 tahun
perbuatan seperti ini untuk mengobati 1974 tentang perkawinan pasal 19 dan
kedurhakaannya, bukan untuk merendahkan kompilasi hukum Islam pasal 116 yang
istri dan bukan juga merusak anak-anak (Az- didalamnya menyebutkan tentang perceraian
Zuhaili, 2011). Kedua, pukulan yang dapat terjadi karena alasan: 1) Salah satu
pihak berbuat zina atau pemabuk, pemadat,

22 | Jurnal An-Nahl, Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26


Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Bingkai Hukum Keluarga

pejudi dan lain sebagainya yang sukar diperintahkan untuk wajib membayar
disembuhkan; 2) Salah satu pihak pemeliharaan (nafkah). Jika suami
meninggalkan pihak lain tanpa alasan yang menghindari kewajibannya untuk memberi
sah atau karena hal lain diluar nafkah selama 1 bulan atau batas
kemampuannya; 3) Salah satu pihak kompensasi yang telah ditentukan, maka
mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun dikenakan hukuman penjara 3-12 bulan dan
atau hukuman yang lebih barat setelah denda sebanyak 100-1000 dinar (Mahmood,
perkawinan berlangsung; 4) Salah satu pihak 1987). Hal tersebut dapat dinyatakan bahwa
melakukan kekejaman atau penganiayaan negara Tunisia ini cenderung lebih
berat yang membahayakan pihak lain; 5) menghargai perempuan dan anak-anak serta
Salah satu pihak mendapat cacat badan atau melindungi para istri.
penyakit dengan akibat dapat menjalankan Sedangkan di indonesia bahwa
kewajibannya sebagai suami istri; 6) Antara konsekwensi bagi suami yang melalaikan
suami istri terus menerus terjadi perselisihan kewajiabannya maka seorang istri bisa
dan pertangkaran dan tidak ada harapan mengajukan cerai gugat ke Pengadilan yang
akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; diajukan oleh istri jika ditinggal suami selama
dan 7) Suami melangar taklik talak. 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak
Dari beberapa alasan yang bisa lain dan tanpa alasan yang sah atau karena
diajukan untuk melakukan perceraian yang hal lain yang diluar kemampuannya yang
dilakukan istri, maka perbuatan seperti ini otomatis suami tidak memberikan nafkahnya
dapat dikategorikan sebagai unsur- unsur kepada keluarga. Maka istri berhak
nusyuz suami. Hal seperti ini saja tidak mengajukan cerai gugat kepada pengadilan
cukup karena tidak ada bentuk kejelasan agama. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
bagaimana bentuk pengaturan yang dapat di jelaskan juga di Kompilasi Hukum Islam
diakui dimuka hukum untuk menjamin hak- Bab XVI Pasal 116 butir a.
hak bagi perempuan yang tertindas dan Dapat dipahami bahwa langkah untuk
diperlakukan semena-mena oleh suaminya. mengatasi nusyuz suami tidak
Tidak adanya akibat hukum bagi suami yang berkepanjangan dan tidak mendatangkan
nusyuz sehingga menimbulkan kelalaian kemudharatan yang paling besar bagi istri
dalam menjalankan kewajibannya. Berbeda maka ada sebuah trobosan bagi hukum
aturan yang ada di negara Tunisia bahwa keluarga Indonesia untuk memberikan efek
apabila seorang suami melakukan kelalaian jera bagi suami yang melalaikan kewajiban
terhadap kewajiiban suami terhadap istri seperti yang dilakukan oleh Negara Tunisia
maka suami mendapat sanksi hukum yaitu bukan hanya sekedar cerai gugat ke
Jika dalam waktu kompensasi tidak dapat pengadilan saja. Sehingga bisa mengurangi
memberikan nafkah juga, maka hakim akan angka perceraian di pengadilan agama.
menceraikan. Lebih jauh lagi, pada pasal 53 Antara suami istri saling mengintrospeksi
A Code of Personal Status 1956-19811 diri, saling memperbaiki diri, dan merubah
menyebutkan bahwa setiap suami diri keaarah yang baik, untuk merajuk
kembali hubungan yang awalnya rusak akan
1 pasal 53 A Code of Personal Status 1956-1981.
menjadi baik.
1Any person ordered to pay maintenance or compensation under Hak dan Kewajiban Ketika Istri
article 31 or 32 of this Code who deliberately avoids to pay it Beriddah
for one month shall be liable to punishment with imprisonment Menikah awalnya merupakan sebuah
between three to twelve months and fine between one hundred to cita-cita luhur yang bertujuan untuk
one thousand dinars. Negara Tunisia merupakan Negara membangun sebuah rumah tangga bahagia
berpenduduk mayoritas agama Islam mutlak
memberlakukan ketentuan hal nafkah istri dengan berdasarkan koridor agama, kemudian
menggunakan prinsip-prinsip mazhab Maliki. terealisasi dibawah legalitas hukum normatis
Undang-undang hukum Keluarga yang pertama dan hukum agama. Pada akhirnya menjadi
kali berlaku 1di Tunisia, yang mayoritasnya pengikut sebuah persoalan panjang ketika maghligai
Mazhab Maliki, adalah Code Of Personal Status rumah tangga menemukan kebekuan dari
(Majallat al-ahwal AL-syakhsiyah)

Jurnal An-Nahl, Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26 | 23


Misra Netti

setiap persoalan yang tak kunjung sudah diatur dalam undang-undang


terselesaikan, sehingga indikasinya kondisi perkawinan an kompilasi hukum Islam,
rumah tangga menjadi kritis dan berujung kadang masih banyak istri yang tidak
pada perceraian. Maka akan muncul mengetahual ha itu sehingga mantan suami
kemudian masalah seputar pemenuhan dengan mudah menyepelekan kewajibannya
nafkah istri pasca perceraian yang seringkali memberikan hak yang mesti diterima oleh
terabaikan karena faktor menimnya istrinya seperti kewajiban untuk memberikan
kesadaran hukum terhadap masing-masing nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi
pasangan. Setelah terjadinya perceraian istri, biaya rumah tangga, biaya perawatan
banyak dari pihak mantan suami lalai dan dan biaya pengobatan bagi anak-anak, biaya
enggan memenuhi kewajibannya terhadap pendidikan bagi anak-anak masih tetap
mantan istrinya, akibatnya pihak istri dijalankan walaupun istri dalam masa iddah.
seringkali dirugikan seperti mencari nafkah Dalam kompilasi hukum Islam
selama iddah, pembagian harta bersama, dijelaskan, apabila perkawinan putus
melunasi mahar yang terutang dan karerena thalak maka bekas suami wajib:
memberikan biaya hadhanah kepada anak- memberi mut’ah yang layak kepada bekas
anaknya. Lemahnya pemahaman istri istrinya baik berupa uang atau denda, kecuali
terhadap hukum-hukum agama bekas istri tersebut qabla duhul, memberi
menjadikannya tidak memiliki kekuatan nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas
terhadap hak yang mesti didapati. istri selama dalam iddah, kecuali bekas istri
Keluarga dimulai dari sebuah aqad telah dijatuhi thalak ba’in atau nusyuz dalam
nikah, bukan akad jual beli, bukan aqad keaddaan tidak hamil, melunasi mahar yang
sewa-menyewa apalagi aqad perbudakan, masih terhutang seluruhnya dan separuhnya
akan tetapi akad pernikahan itu adalah suatu umur 21 tahun.
ikatan perjanjian yang kuat, dimana di Menurut Imam malik pasca perceraian
dalamnya terdapat berbagai tatanan yang bahwa nafkah itu tidak menjadi wajib bila
mengikat seluruh anggota keluarga. terjadi thalak ba’in kecuali istri sedang hamil,
Membangun rumah tangga adalah sedangkan untuk thalak raj’i wajib nafkah
membentuk suatu sistem mekanisme yang (semua jenis, hamil atau tidak) sampai habis
menuntut tanggung jawab atas pemenuhan masa iddah. Hal ini sependapat menurut
hak dan kewajiban secara utuh dan Imam Syafi’i bahwa memberi nafkah pasca
seimbang, yang berimplikasi pada perceraian sampai masa iddah untuk thalak
keseimbangan, kebahagian dan kenormalan raj’I, sedangkan thalak ba’in tidak wajib
dalam perkawinan. Namun pada dengan alasan sesudah thalak ada hubungan
kenyataannya dalam sebuah perkawinan seksual (istimta’).
banyak yang menemukan berbagai Menurut Anshori, nafkah sudah
hambatan, ketidakmampuan mengelola menjadi ketetapan Allah SWT atas para
perkawinan memunculkan keretaan dalam suami, dimana seorang suami memberi
rumah tangga yang berakibat perceraian. nafkah kepada istri-istrinya meskipun
Perceraian merupakan jalan terakhir yang telah bercerai dan masih dalam masa iddah,
harus ditempuh oleh suami-istri bila tidak sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
mampu mempertahankan perkawinan, Al-Baqarah: 241. Ayat ini menjelaskan
akibat dari ketidakmampuan salah satu pihak bahwa apabila terjadi perceraian antara
untuk menegakkan haknya dan menjalankan suami-istri sesudah jatuhnya talak kewajiban
kewajibannya (Djumhana B, 1995). memberi nafkah tersebut tetap berlaku,
Perceraian akan berakibat buruk dalam dengan harapan dapat mengembalikan hati
relasi suami istri terutama bila memiliki yang marah menjadi tenang.
keturunan, karena sering kali yang muncul Sebagian fuqaha ada yang
pasca perceraian adalah persoalan nafkah berpendapat, bahwa mut’ah itu wajib
istri dan anak, harta bersama dan diberikan kepada istri yang telah ditalak
pengasuhan anak. Hak-hak istri yang dicerai apabila suami telah sempat mencampurinya,

24 | Jurnal An-Nahl, Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26


Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Bingkai Hukum Keluarga

baik maharnya telah ditentukan atau belum. hanyalah hak bagi perempuan yang suaminya
Juga kepada istri yang ditalak sebelum ada hak rujuk.
sempat dicampuri apabila maharnya belum Pada hakekatnya, Allah SWT
ditentukan. Keadaan seperti itu mewajibkan menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan, hal
suami memberi mut’ah kepada istri yang tersebut terbukti dalam memberian ukuran
baru dicerainya. Sedangkan wanita yang mut’ah sangat elegan, dengan memberikan
dicerai sebelum dicampuri sedang maharnya ketentuan yang sangat bijaksana, agar
telah ditentukan, maka ia masih berhak pemberian mut’ah diberikan dengan kadar
menerima separo mahar. Dengan demikian yang patut (makruf) sesuai dengan
ia tidak perlu diberi mut’ah lagi. kemampuan suami.
Sebagaimana yang telah dijelaskan Q.S al-
Baqarah: 237. KESIMPULAN
Sebagian ulama berpendapat, bahwa Berdasarkan penjelasan yang telah
ketentuan (nash) diatas keumumnya disampaikan, dapat disimpulkan bahwa hak
mencakup wanita manapun yang diceraikan, dan kewajiban suami dan istri dalam bingkai
dengan ketentuan sampai yang diceraikan hukum keluarga meliputi berbagai aspek.
sebelum campur sekalipun, juga masih Berdasarkan fikih, terdapat hak dan
berhak menerima separo mahar, mut’ah itu kewajiban yang berkaitan dengan materi dan
tetap wajib diberikan kepadanya, disamping non-materi bagi suami dan istri. Selain itu,
separo mahar yang telah ada ketentuannya. dalam konteks nusyuz, terdapat konsekuensi
Mut’ah yang wajib diberikan kepada wanita bagi suami dan istri yang melanggar
yang diceraikan sesudah campur, merupakan kewajibannya. Setelah perceraian, hak dan
ijma’, sebagaimana dijelaskan dalam surat al- kewajiban suami dan istri masih berlaku
Baqarah: 241 sebagai berikut: Artinya: kepada dalam beberapa situasi, tergantung jenis
wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah thalak yang dilakukan. Namun, terdapat
diberikan oleh suaminya) mut'ah menurut yang perbedaan pendapat antara Imam Malik dan
ma'ruf, sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang Imam Syafi'i mengenai kewajiban nafkah
yang bertakwa.” pasca perceraian.
Sedangkan wanita yang diceraikan Dalam konteks isu perceraian di depan
sebelum campur, sementara maharnya pengadilan, disarankan agar suami dan istri
belum ditentukan, maka mereka menerima tetap menjalankan hak dan kewajiban
mut’ah, berdasarkan surat al-Baqarah: 236. mereka dengan baik sebelum
Adapun perempuan yang dalam masa mempertimbangkan perceraian. Perceraian
iddah raj’i atau iddah hamil berhak juga seharusnya menjadi pilihan terakhir setelah
mendapatkan nafkah, sebagaimana firman segala upaya untuk mempertahankan
Allah SWT dalam surat ath-Thalaq: 6. perkawinan telah dilakukan. Dalam
Menurut Sayyid Sabiq tentang talak bain, menghadapi permasalahan dalam rumah
para ahli fiqh berbeda pendapat tentang hak tangga, penting bagi suami dan istri untuk
nafkahnya jika tidak dalam keadaan hamil, 10 selalu mawas diri dan belajar dari
menjelaskan ada 3 pendapat yaitu: 1) pengalaman tersebut, sehingga dapat
Menurut Malik bin Syafi’i berhak memberikan yang terbaik bagi keluarga.
mendapatkan rumah tetapi tidak berhak Selain itu, ada kebutuhan untuk memiliki
mendapatkan nafkah, berdasarkan firman aturan yang mengikat dalam hal hak dan
Allah dalam surat at-Thalaq: 6; 2) Berhak kewajiban suami dan istri, seperti yang ada di
mendapatkan nafkah dan rumah, karena negara Tunisia, untuk memberikan pedoman
secara hukum memberikan tempat tinggal yang lebih jelas dalam menjalankan
maka dengan sendirinya wajib memberikan kewajiban dalam perkawinan.
nafkah karena adanya kewajiban memberi
tempat tinggal dalam talak perempuan hamil;
3) Tidak berhak nafkah dan tempat tinggal,
dengan alasan tempat tinggal dan nafkah

Jurnal An-Nahl, Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26 | 25


Misra Netti

REFERENSI Istrinya Sesuka Hati,


dalam https://www.brilio.net/wow/k
Abdul Azis. (2000). Ensiklopedi Hukum Islam, ewajiban-seorang-suami-terhadap-istri-
vol. 4, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van dalam-ajaran-agama-islam-
Hoeve. 2006108.html (10 Juni 2020).
Al-Barudi, S.I.Z. (2003). Tafsir Wanita. Warsan, M. A. (1994). Al-Munawir kamus
Jakarta: Pustaka Al-Kausar. Arab Indonesia. Yogyakarta: pustaka
Al-Khalidi, S. A. F. (2017). Mudah Tafsir Ibnu progresip.
Katsir Jilid 2: Shahih, Sistematis. Lengkap.
Terj. Engkos Kosasih, Dkk, Jakarta:
Maghfirah Pustaka.
Al-Sya’rawi, M. M. (2010). Suami Istri
Berkarakter Surgawi. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.
Al-Zuhaily, W. (1989). al-Fiqh al-Islamiy wa
Adillatuhu. Juz VII, Damsyiq: Dar Al-
Fikr.
As-Shabuni, A. M. (2001). Rawai'u al-Bayan
Tafsiru Ayati al-Ahkami Min al-
Qur'an. Jakarta: Dar al-Kutub al-
Islamiyah.
Ath-Thabari, A. J. (2009). Tafsir Ath-
Thabari. Juz XIX & XX, Mesir: Dar
Al-Qalam, Tt.
Az-Zuhaili, W. (2011). Fiqih Islam wa
adillatuhu, terj. Abdul Hayyie al-Kattani,
dkk, Jakarta: Gema Insani.
Bigha, M. D., Mahrus, U., & Sholihin, Z.
(1994). Ihtisar hukum-hukum Islam
praktis. Semarang: Asy-Syifa'.
Djumhana B, H. (1905). Integrasi Psikologi
Dengan Islam, Yogyakarta: pustaka
pelajar.
Hamka, (1983). Tafsir Al-Azhar,
Jakarta: Pustaka Panjimas.
Handayani, D. A. (2014). Penyelesaian
Perkara Cerai Gugat karena Suami
Nusyuz (Analisis Putusan Nomor:
3074/pdt. G/2012/PAJT).
Mahmood, T. (1987). Personal Law in Islamic
Countries, First Edition. India: Times
Press.
Rusyd, I. (1990). Tarjamah Bidayatu ’l-
Mujtahid, terj. M. A. Abdurrahman dan
A. Haris Abdullah. Semarang: Asy
Syifa’.
Sabiq, S. (1987). Fikih Sunnah. Bandung: Al-
Ma’arif.
Shofia, N. (2020). Suami Tidaklah Sama
Dengan Bos Yang Dapat Memerintah

26 | Jurnal An-Nahl, Vol. 10, No. 1, Juni 2023, 17 – 26

Anda mungkin juga menyukai