Anda di halaman 1dari 3

IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN PASIEN DENGAN RISIKO,


KENDALA DAN KEBUTUHAN KHUSUS

No. Dokumen : 03/UKP-SOP/II/


2024
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 1 Februari 2024
Halaman : 1/3

UPTD
PUSKESMAS Rahmawati,S.A.Md.Kep
NIP197409142000122003
SUARAN

1. Pengertian Identifikasi dan pemenuhan kebutuhan pasien dengan risiko, kendala


dan kebutuhan khusus adalah kegiatan mengidentifikasi dan
menganalisa hambatan-hambatan yang terjadi dalam memberikan
pelayanan kepada pasien untuk meminimalkan atau menghilangkan
dampak dari hambatan tersebut.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan proses
identifikasi pasien agar tercapai sasaran keselamatan pasien di
Puskesmas.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Suaran Nomor 32 Tahun
2024 tentang Identifikasi dan Pemenuhan Kebutuhan Pasien Dengan
Risiko, Kendala Dan Kebutuhan Khusus.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur / 1. Petugas skrining melakukan identifikasi pasien dengan memastikan
Langkah- identitas pasien minimal dengan tiga identitas yg relatif tidak berubah
langkah yaitu nama lengkap pasien, tanggal lahir dan NIK (Nomor Induk
Kependudukan)
2. Petugas skrining mengidentifikasi secara visual risiko, kendala dan
kebutuhan khusus yg dimiliki pasien

1
a. Kendala fisik (disabilitas)
b. Skala nyeri
c. Kesadaran pasien
d. Kemampuan verbal pasien
e. Risiko jatuh
f. Ada tidaknya pendamping pasien
3. Petugas melakukan skrining sesuai kebutuhan pasien yang
mengalami kendala:
a. Kendala fisik
Untuk pasien cacat fisik (tidak dapat berjalan, buta) dapat
diantisipasi dengan menyiapkan kursi roda dan petugas yang
dapat menuntun pasien.
b. Skala nyeri
Asesmen nyeri dan mencatatnya di rekam medik kajian awal.
c. Kesadaran pasien
Dapat menggunakan skala GCS (Glassgow Comma Scale), jika
pasien kurang kesadaran dapat langsung diarahkan ke ruang
tindakan atau gawat darurat.
d. Kemampuan Verbal
Pasien bisu-tuli dapat menggunakan Bahasa tubuh atau jika
pasiennya dapat membaca diarahkan untuk berkomunikasi
melalui tulisan. Pasien yang tidak dapat berbahasa Indonesia,
dapat diantisipasi dengan petugas lebih aktif bertanya
kemampuannya dengan menggunakan bahasa dan disesuaikan
dengan kemampuan petugas juga dalam memilih kata-kata yang
mudah dimengerti.
e. Risiko Jatuh
Pasien lansia dengan keterbatasan gerak, pasien ibu hamil
dengan hambatan gerak dan pasien anak-anak dengan
keterbatasan gerak atau pasien dengan gangguan sindroma
tertentu.
f. Pendamping pasien
Melihat apakah ada pendamping pasien untuk memudahkan
dalam proses berkomunikasi dan mengarahkannya untuk
membantu pasien.
6. Diagram -
No Hal yang Isi Perubahan Tanggal
diubah diberlakukan
Alir/Flowchart
7. Unit Terkait Semua unit terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai