Petunjuk:
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan sertakan identitas diri secara lengkap
(nama, NIM, no absen)
2. Jawaban diketik dan dikumpulkan melalui google drive, paling lambat tanggal 14
Nopember 2023.
Soal:
1. Salah satu tujuan penelitian adalah menghasilkan kontribusi kepada kebijakan (policy
research). Yang lainnya adalah kepada ilmu pengetahuan dan metodologi. Jelaskan dan
berikan satu contoh hasil penelitian kualitatif Pendidikan Bahasa Bali yang bisa menjadi
bahan kebijakan!
2. Jelaskan perbedaan proses antara metode penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian kualitatif!
3. Mengapa dalam metode penelitian kualitatif diperlukan studi pendahuluan (preliminary
research) dan bagaimana cara melakukan studi pendahuluan tersebut!
4. Jelaskan siklus di bawah ini, dan berikan satu contoh social context yang berkenaan
dengan isu-isu Pendidikan Bahasa Bali yang Saudara sangat minati!
Nama : Luh Bulaning Dwi Rahayu, S.Pd
NIM : 2324141009
No. Absen : 09
1. Tujuan penelitian bisa bervariasi, dan salah satu dari tujuan tersebut adalah
menghasilkan kontribusi kepada kebijakan, yang sering disebut sebagai "policy
research." Tujuan ini melibatkan penyelidikan dan analisis yang dimaksudkan untuk
memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pembuatan kebijakan oleh
pemerintah, organisasi, atau lembaga terkait. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut
tentang tujuan penelitian yang berkontribusi kepada kebijakan, serta tujuan lainnya
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan metodologi.
Salah satu satu contoh hasil penelitian kualitatif Pendidikan Bahasa Bali yang
bisa menjadi bahan kebijakan adalah penelitian Wisnu (2023) yang berjudul
“Pemberdayaan Guru Bahasa Bali Jenjang SMA/SMK dalam Kebijakan Pemerintah
Provinsi Bali”. Deskripsi tentang keberadaan guru kontrak bahasa Bali pada jenjang
SMA/SMK berkenaan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dapat disimpulkan
seperti berikut. (1) Implementasi pemberdayaan guru bahasa Bali jenjang SMA/SMK
dalam kebijakan pemerintah Provinsi Bali, meliputi: pelimpahan, penataan, dan
pemetaan guru bahasa Bali di Provinsi Bali. Dalam hal ini, pelimpahan berkenaan
dengan pengambilalihan kewenangan pada pengelolaan guru bahasa Bali jenjang
SMK/SMK oleh Provinsi Bali. Sementara itu, penataan berkenaan dengan
penyesuaian jumlah guru bahasa Bali pada jenjang SMA/SMK di wilayah Provinsi
Bali. Sejalan dengan itu, pemetaan berkenaan dengan perencanaan yang terpadu
terhadap komposisi guru bahasa Bali pada jenjang SMA/SMK di wilayah Provinsi
Bali. Selanjutnya, (2) implikasi pemberdayaan guru bahasa Bali jenjang SMA/SMK
dalam kebijakan pemerintah Provinsi Bali, meliputi: perimbangan, penguatan, dan
pengembangan. guru bahasa Bali seiring. Dalam hal ini, perimbangan dimaksudkan
sebagai suatu pembagian tanggung jawab antara pemerintah daerah di Bali dalam
pengelolaan pendidikan. Sementara itu, penguatan dimaksudkan sebagai suatu
peningkatan kualitas guru bahasa Bali sesuai kompetensi dan sertifikasi akademik.
Sejalan dengan itu, pengembangan dimaksudkan sebagai suatu penambahan jumlah
guru bahasa Bali pada jenjang SMA/SMK di Provinsi Bali. Dengan demikian,
kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dalam pengembangan dunia pendidikan formal,
termasuk pada pemberdayaan guru bahasa Bali, telah terimplementasi secara
konstruktif serta terkorelasi secara kontributif terhadap peningkatan kualitas
pendidikan di wilayah Provinsi Bali seperti telah dirasakan pada peningkatan kualitas
guru bahasa Bali.
Pembahasan tentang hasil serta temuan penelitian ini selanjutnya dapat
menyajikan sejumlah rekomendasi sebagai suatu saran, baik secara teoretis maupun
praktis sebagai berikut. Secara teoretis, pengkajian terhadap kebijakan pendidikan,
khususnya pada pemerintah daerah, merupakan sesuatu yang menarik dan penting
dilakukan sebagai suatu evaluasi dan proyeksi tentang pengembangan aspek-aspek
signifikan dalam ranah kependidikan. Berkenaan dengan itu, secara praktis, hasilhasil
kajian tentang kebijakan pendidikan dapat menjadi suatu acuan untuk
memperjuangkan sejumlah kepentingan dalam kependidikan seperti perjuangan
terhadap formasi PPPK untuk guru bahasa Bali yang saat ini sedang diperjuangkan
oleh Pemerintah Provinsi Bali di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.
(tautan: https://ejournal.uksw.edu/kelola/article/view/7668/2462)
2. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah dua pendekatan yang berbeda
dalam melakukan penelitian ilmiah. Berikut perbedaan dalam proses antara kedua
metode penelitian tersebut:
- Menguji teori
Penelitian kuantitatif juga sering digunakan untuk menguji teori-teori
yang telah diajukan sebelumnya. Peneliti mengumpulkan data kuantitatif
untuk menguji hipotesis atau prediksi yang muncul dari teori tersebut.
Dengan cara ini, penelitian kuantitatif berperan dalam memvalidasi atau
menolak suatu teori dengan menggunakan data empiris. Pengujian statistik
dan analisis data kuantitatif membantu menentukan sejauh mana data
mendukung atau menentang hipotesis atau teori yang diusulkan.
- Representatif
Sampel dianggap representatif jika karakteristiknya mencerminkan
karakteristik populasi secara umum. Representativitas dapat diukur
dengan sejauh mana sampel mencerminkan variasi yang ada dalam
populasi. Representativitas adalah kunci untuk generalisasi hasil
penelitian dari sampel ke populasi. Jika sampel tidak representatif, hasil
penelitian mungkin tidak dapat diterapkan secara luas.
- Deduktif
Pendekatan deduktif dalam analisis data kuantitatif mencerminkan
pendekatan yang dimulai dengan pengembangan hipotesis atau kerangka
teoritis sebelum pengumpulan data. Analisis data dilakukan untuk menguji
atau mengonfirmasi hipotesis atau kerangka teoritis yang telah diusulkan
sebelumnya. Pendekatan deduktif membantu memastikan bahwa analisis
data terkait erat dengan tujuan penelitian dan dapat memberikan
kontribusi terhadap pengembangan teori atau pengujian hipotesis.
Dari segi waktu penelitian dianggap selesai yaitu setelah semua kegiatan yang
direncanakan dapat diselesaikan mencakup tahap pengumpulan data, analisis
data, interpretasi hasil, dan penyusunan laporan akhir. Dalam praktiknya,
waktu penelitian dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas penelitian,
skala proyek, dan sumber daya yang tersedia. Beberapa penelitian kuantitatif
mungkin memerlukan waktu yang relatif singkat, sementara yang lain,
terutama penelitian yang melibatkan proyek besar atau proyek longitudinal,
mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya.
Keseluruhan, waktu penelitian yang baik direncanakan dan dikelola secara
efisien untuk memastikan validitas, akurasi, dan keberlanjutan hasil penelitian.
Dari segi kepercayaan terhadap hasil penelitian yaitu pengujian validitas dan
realiabilitas instrumen. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen
merupakan langkah-langkah kritis dalam pengembangan dan penggunaan
instrumen pengukur dalam penelitian kuantitatif. Kedua konsep ini
memberikan dasar kepercayaan terhadap hasil penelitian dan memastikan
bahwa interpretasi dan generalisasi dari temuan penelitian dapat dilakukan
dengan keyakinan yang lebih besar. Oleh karena itu, peneliti harus
memperhatikan dengan seksama proses pengembangan instrumen dan menguji
validitas serta reliabilitasnya sebelum melibatkan instrumen tersebut dalam
penelitian kuantitatif.
- Fleksibel
Fleksibilitas dalam desain penelitian kualitatif mencerminkan kemampuan
peneliti untuk beradaptasi dengan perubahan, menanggapi temuan baru,
dan mengubah fokus penelitian seiring berjalannya penelitian. Fleksibilitas
ini memungkinkan peneliti untuk merespon dinamika lapangan dan
menggali lebih dalam pada area yang muncul selama penelitian.
- Menemukan teori
Penelitian kualitatif sering kali bertujuan untuk menemukan atau
mengembangkan teori baru. Pendekatan ini dikenal sebagai "teori
beralasan" di mana teori berkembang secara induktif dari data daripada
diuji secara deduktif.
- In depth interview
In-depth interview melibatkan wawancara mendalam antara peneliti dan
responden. Pertanyaan terbuka dan mendalam digunakan untuk
memungkinkan responden menyampaikan pengalaman, pandangan, dan
makna pribadi mereka. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan pemahaman mendalam tentang perspektif individu atau
kelompok. Wawancara mendalam sering digunakan untuk menggali latar
belakang, keyakinan, dan perasaan yang lebih kompleks.
- Dokumentasi
Teknik dokumentasi melibatkan pengumpulan data dari dokumen atau
rekaman tertulis, seperti surat, catatan lapangan, arsip, atau catatan
pribadi. Peneliti menganalisis isi dokumen untuk mendapatkan
pemahaman tentang konteks dan makna. Dokumentasi dapat memberikan
wawasan tentang peristiwa historis, budaya organisasi, atau dinamika
kelompok. Analisis dokumen mendukung triangulasi data dengan
mengonfirmasi atau melengkapi temuan dari sumber-sumber berbeda.
- Triangulasi
Triangulasi adalah teknik yang melibatkan pengumpulan data dari
berbagai sumber atau menggunakan berbagai metode untuk memverifikasi
dan memvalidasi temuan penelitian. Ini dapat mencakup penggabungan
data dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi
meningkatkan validitas dan keandalan temuan penelitian dengan
mengonfirmasi hasil dari sudut pandang yang berbeda. Ini juga membantu
mengurangi bias dan meningkatkan ketelitian interpretasi data.
- Buku catatan, tape recorder, camera, handy cam (kini menjadi satu dalam
HP), dan lain-lain
Alat-alat seperti buku catatan, tape recorder, kamera, handy cam, atau
perangkat perekam lainnya digunakan untuk merekam dan
merepresntasikan data. Buku catatan digunakan untuk mencatat observasi
dan pemikiran peneliti, sedangkan perangkat rekam digunakan untuk
merekam wawancara, diskusi, atau kejadian lainnya. Alat-alat ini membantu
peneliti untuk merekam dan merepresentasikan data dalam bentuk yang
dapat diakses kembali. Merekam wawancara atau kejadian dapat membantu
peneliti kembali ke data asli untuk memeriksa dan menginterpretasikan
kembali temuan penelitian.
- Tidak representatif
Sampel dalam penelitian kualitatif mungkin tidak sepenuhnya mewakili
populasi yang lebih besar. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang kasus tertentu, bukan untuk membuat
generalisasi statistik. Dalam penelitian kualitatif, representativitas
bukanlah prioritas utama. Fokus lebih pada pemahaman mendalam
terhadap fenomena dan konteks yang diteliti.
- Purposive, snowball
Penarikan sampel dalam penelitian kualitatif seringkali dilakukan secara
purposive, yaitu pemilihan partisipan berdasarkan karakteristik tertentu
yang relevan dengan pertanyaan penelitian. Snowball sampling digunakan
ketika peneliti meminta partisipan untuk merekomendasikan orang lain
yang mungkin memiliki pengalaman atau pengetahuan yang relevan.
Pendekatan purposive memungkinkan peneliti untuk mendalam ke dalam
kelompok atau individu yang memiliki informasi yang relevan untuk
penelitian. Snowball sampling berguna ketika populasi sulit dijangkau
atau ketika karakteristik khusus dibutuhkan.
- Induktif
Analisis data kualitatif umumnya bersifat induktif, yang berarti peneliti
tidak memulai dengan hipotesis atau kerangka teoritis tertentu.
Sebaliknya, analisis ini memungkinkan temuan dan pola muncul secara
alami dari data. Pendekatan induktif mendukung eksplorasi yang lebih
bebas dan memungkinkan peneliti untuk merespons secara fleksibel
terhadap dinamika dan perubahan di lapangan.
- Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
Hubungan antara peneliti dan responden dalam penelitian kualitatif dapat
berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama, tergantung pada sifat
penelitian dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pemahaman yang
mendalam. Hubungan ini dapat berlangsung sampai data yang diperoleh
sudah jenuh atau hingga ditemukan hipotesis atau teori yang memadai.
Proses penelitian yang berjangka panjang memungkinkan peneliti untuk
meresapi konteks dan mendapatkan wawasan yang mendalam. Dengan
menjaga hubungan jangka panjang, peneliti dapat menangkap perubahan
sepanjang waktu dan mengembangkan hipotesis atau teori yang lebih
komprehensif.
Dari segi usulan desain
- Singkat, umum bersifat sementara
Usulan desain penelitian kualitatif biasanya singkat dan bersifat umum
secara sementara. Hal ini karena penelitian kualitatif cenderung memiliki
pendekatan eksploratif yang memungkinkan desain penelitian
berkembang seiring berjalannya waktu. Fleksibilitas dalam desain
memungkinkan peneliti untuk merespons dinamika yang mungkin muncul
selama penelitian dan untuk menyesuaikan rencana sesuai dengan temuan
di lapangan.
Dari segi waktu penelitian dianggap selesai yaitu setelah tidak ada data yang
dianggap baru/jenuh. Dalam metode penelitian kualitatif, penentuan waktu
penelitian yang dianggap selesai tidak selalu didasarkan pada jadwal waktu
yang telah ditentukan sebelumnya. Sebaliknya, waktu penelitian dianggap
selesai setelah peneliti menganggap bahwa tidak ada data baru yang signifikan
atau ketika data yang dikumpulkan sudah mencapai titik jenuh. Pendekatan
fleksibel terhadap penentuan waktu penelitian yang dianggap selesai
mencerminkan sifat eksploratif dan mendalam dalam penelitian kualitatif. Ini
memungkinkan peneliti untuk memberikan penilaian yang kontekstual dan
relevan terhadap pencapaian tujuan penelitian, memastikan bahwa penelitian
menghasilkan wawasan yang bermakna dan substansial.
Perbedaan utama antara kuantitatif dan kualitatif adalah pendekatan yang digunakan
dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Kuantitatif berfokus pada pengukuran
dan statistik, sementara kualitatif lebih pada pemahaman mendalam dan interpretasi.
Kedua metode ini memiliki kelebihan dan batasan masing-masing dan bisa digunakan
tergantung pada tujuan penelitian dan jenis pertanyaan yang ingin dijawab.
a. Review Literatur
Melakukan review literatur untuk memahami penelitian-penelitian sebelumnya yang
relevan dengan topik penelitian. Ini membantu dalam memahami kerangka konseptual
dan menemukan celah pengetahuan.
b. Wawancara Pendahuluan
Melakukan wawancara pendahuluan dengan informan kunci atau ahli yang dapat
memberikan wawasan tentang konteks dan karakteristik fenomena yang akan diteliti.
c. Observasi Awal
Melakukan observasi awal di lapangan untuk mendapatkan gambaran langsung
tentang situasi atau keadaan yang akan diteliti.
4. Siklus penelitian ilmiah sering melibatkan beberapa tahapan yang mencakup berbagai
perspektif yang melibatkan perjalanan dari konsep awal suatu penelitian hingga
interpretasi hasilnya. Semua perspektif ini saling terkait dan membentuk kerangka
kerja holistik untuk merancang, melaksanakan, dan menafsirkan penelitian ilmiah.
Proses penelitian seringkali melibatkan refleksi dan adaptasi di antara perspektif-
perspektif ini sepanjang siklus penelitian. Berikut penjelasannya.
a. Perspektif Filosofis (Philosophical Perspective)
Perspektif filosofis mencakup pertimbangan filosofis mendasar yang membimbing
penelitian yang menentukan landasan ontologis (pemahaman tentang realitas),
epistemologis (pemahaman tentang pengetahuan), dan aksiologis (nilai-nilai) yang
membentuk dasar penelitian.
Contoh Pertanyaan: Apa realitas yang sedang kita teliti? Bagaimana kita
memahami pengetahuan? Apa nilai-nilai yang mendasari penelitian ini?
Contoh social context yang berkenaan dengan isu-isu Pendidikan Bahasa Bali yang
saya sangat minati terkait dengan pelestarian bahasa sebagai bagian integral dari
identitas budaya Bali dan upaya pelestarian bahasa ini diintegrasikan dalam
kurikulum sekolah. Pergub No. 80 Tahun 2018 adalah Peraturan Gubernur Bali yang
berjudul "Pemertahanan dan Pengembangan Bahasa Bali sebagai Bahasa Budaya".
Dokumen ini menunjukkan komitmen pemerintah Bali dalam melestarikan dan
mengembangkan Bahasa Bali sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya. Pada
tingkat kurikulum sekolah, beberapa upaya pelestarian bahasa dapat diintegrasikan
dalam rangka mencapai tujuan dari Pergub ini:
b. Pelatihan Guru:
Memberikan pelatihan khusus kepada guru untuk meningkatkan keterampilan
mereka dalam mengajar Bahasa Bali. Pelatihan ini dapat mencakup
pemahaman mendalam tentang tata bahasa, kosakata, dan cara efektif
mengajar Bahasa Bali.
Menyelaraskan pelatihan Bahasa Bali dengan kurikulum pengembangan guru
secara keseluruhan, sehingga guru dapat mengintegrasikan aspek Bahasa Bali
dengan mata pelajaran lainnya.