Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR


PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA BALI
Jln. Kenyeri No. 57 Denpasar. Telp. (0361) 232980
Website : http://www.ihdn.ac.id e-mail : ihdndenpasar@kemenag.go.id
DENPASAR-BALI

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL


TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Mata Kuliah : Metode Penelitian Kualitatif


Program Studi : Pendidikan Bahasa Bali
Jenjang : Magister (S2)
Semester :I
Hari/tgl : Rabu, 31 Oktober 2023 (Pertemuan 8)
Tempat : Kampus Pascasarjana Denpasar
Waktu : 16.00-17.40
Dosen : I Nyoman Yoga Segara
Sifat : Take Home Test

Petunjuk:
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan sertakan identitas diri secara lengkap
(nama, NIM, no absen)
2. Jawaban diketik dan dikumpulkan melalui google drive, paling lambat tanggal 14
Nopember 2023.

Soal:
1. Salah satu tujuan penelitian adalah menghasilkan kontribusi kepada kebijakan (policy
research). Yang lainnya adalah kepada ilmu pengetahuan dan metodologi. Jelaskan dan
berikan satu contoh hasil penelitian kualitatif Pendidikan Bahasa Bali yang bisa menjadi
bahan kebijakan!
2. Jelaskan perbedaan proses antara metode penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian kualitatif!
3. Mengapa dalam metode penelitian kualitatif diperlukan studi pendahuluan (preliminary
research) dan bagaimana cara melakukan studi pendahuluan tersebut!
4. Jelaskan siklus di bawah ini, dan berikan satu contoh social context yang berkenaan
dengan isu-isu Pendidikan Bahasa Bali yang Saudara sangat minati!
Nama : Luh Bulaning Dwi Rahayu, S.Pd
NIM : 2324141009
No. Absen : 09

Jawaban Soal UTS

1. Tujuan penelitian bisa bervariasi, dan salah satu dari tujuan tersebut adalah
menghasilkan kontribusi kepada kebijakan, yang sering disebut sebagai "policy
research." Tujuan ini melibatkan penyelidikan dan analisis yang dimaksudkan untuk
memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pembuatan kebijakan oleh
pemerintah, organisasi, atau lembaga terkait. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut
tentang tujuan penelitian yang berkontribusi kepada kebijakan, serta tujuan lainnya
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan metodologi.

a. Kontribusi kepada Kebijakan (Policy Research):


 Menginformasikan Keputusan Kebijakan: Penelitian yang berfokus pada
kontribusi kepada kebijakan bertujuan untuk menghasilkan data dan temuan
yang relevan bagi pembuat kebijakan. Ini dapat membantu mereka dalam
mengambil keputusan yang lebih informasi dan berdasarkan bukti-bukti yang
kuat.
 Mengatasi Masalah Sosial dan Kemanusiaan: Penelitian ini seringkali terkait
dengan isu-isu sosial, ekonomi, kesehatan, atau lingkungan yang memiliki
dampak signifikan pada masyarakat. Tujuannya adalah untuk memberikan
solusi atau rekomendasi yang dapat memperbaiki atau mengatasi masalah
tersebut.

b. Kontribusi kepada Ilmu Pengetahuan:


 Mengembangkan Pengetahuan Baru: Salah satu tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkan pemahaman kita tentang dunia dan fenomena yang ada di
dalamnya. Penelitian ilmiah dapat menghasilkan pengetahuan baru, teori, atau
konsep yang memperkaya disiplin ilmu tertentu.
 Memperluas Batasan Pengetahuan: Penelitian juga dapat membantu dalam
mengidentifikasi batasan pengetahuan yang ada dan mendorong perluasan
pengetahuan tersebut melalui eksperimen, penemuan, atau pemahaman yang
lebih mendalam.

c. Kontribusi kepada Metodologi:


 Mengembangkan Metode Penelitian: Penelitian dapat berkontribusi pada
pengembangan metode penelitian yang lebih baik, efisien, atau akurat. Ini
termasuk penyusunan alat ukur baru, teknik analisis data, atau prosedur
eksperimen yang lebih canggih.
 Peningkatan Kualitas Penelitian: Mengidentifikasi metode penelitian yang
efektif dan perbaikan pada pendekatan metodologi membantu meningkatkan
kualitas penelitian secara umum, memastikan hasil penelitian yang lebih kuat
dan andal.
Penelitian seringkali memiliki lebih dari satu tujuan, dan tujuan-tujuan ini bisa saling
melengkapi. Misalnya, penelitian yang berfokus pada kontribusi kepada ilmu
pengetahuan dan metodologi dapat pada akhirnya juga memberikan informasi yang
relevan bagi pembuat kebijakan. Sebaliknya, penelitian yang berfokus pada kebijakan
mungkin juga mengembangkan atau menggunakan metode penelitian yang lebih baik
untuk mendukung rekomendasi kebijakan yang lebih kuat.

Salah satu satu contoh hasil penelitian kualitatif Pendidikan Bahasa Bali yang
bisa menjadi bahan kebijakan adalah penelitian Wisnu (2023) yang berjudul
“Pemberdayaan Guru Bahasa Bali Jenjang SMA/SMK dalam Kebijakan Pemerintah
Provinsi Bali”. Deskripsi tentang keberadaan guru kontrak bahasa Bali pada jenjang
SMA/SMK berkenaan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dapat disimpulkan
seperti berikut. (1) Implementasi pemberdayaan guru bahasa Bali jenjang SMA/SMK
dalam kebijakan pemerintah Provinsi Bali, meliputi: pelimpahan, penataan, dan
pemetaan guru bahasa Bali di Provinsi Bali. Dalam hal ini, pelimpahan berkenaan
dengan pengambilalihan kewenangan pada pengelolaan guru bahasa Bali jenjang
SMK/SMK oleh Provinsi Bali. Sementara itu, penataan berkenaan dengan
penyesuaian jumlah guru bahasa Bali pada jenjang SMA/SMK di wilayah Provinsi
Bali. Sejalan dengan itu, pemetaan berkenaan dengan perencanaan yang terpadu
terhadap komposisi guru bahasa Bali pada jenjang SMA/SMK di wilayah Provinsi
Bali. Selanjutnya, (2) implikasi pemberdayaan guru bahasa Bali jenjang SMA/SMK
dalam kebijakan pemerintah Provinsi Bali, meliputi: perimbangan, penguatan, dan
pengembangan. guru bahasa Bali seiring. Dalam hal ini, perimbangan dimaksudkan
sebagai suatu pembagian tanggung jawab antara pemerintah daerah di Bali dalam
pengelolaan pendidikan. Sementara itu, penguatan dimaksudkan sebagai suatu
peningkatan kualitas guru bahasa Bali sesuai kompetensi dan sertifikasi akademik.
Sejalan dengan itu, pengembangan dimaksudkan sebagai suatu penambahan jumlah
guru bahasa Bali pada jenjang SMA/SMK di Provinsi Bali. Dengan demikian,
kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dalam pengembangan dunia pendidikan formal,
termasuk pada pemberdayaan guru bahasa Bali, telah terimplementasi secara
konstruktif serta terkorelasi secara kontributif terhadap peningkatan kualitas
pendidikan di wilayah Provinsi Bali seperti telah dirasakan pada peningkatan kualitas
guru bahasa Bali.
Pembahasan tentang hasil serta temuan penelitian ini selanjutnya dapat
menyajikan sejumlah rekomendasi sebagai suatu saran, baik secara teoretis maupun
praktis sebagai berikut. Secara teoretis, pengkajian terhadap kebijakan pendidikan,
khususnya pada pemerintah daerah, merupakan sesuatu yang menarik dan penting
dilakukan sebagai suatu evaluasi dan proyeksi tentang pengembangan aspek-aspek
signifikan dalam ranah kependidikan. Berkenaan dengan itu, secara praktis, hasilhasil
kajian tentang kebijakan pendidikan dapat menjadi suatu acuan untuk
memperjuangkan sejumlah kepentingan dalam kependidikan seperti perjuangan
terhadap formasi PPPK untuk guru bahasa Bali yang saat ini sedang diperjuangkan
oleh Pemerintah Provinsi Bali di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.
(tautan: https://ejournal.uksw.edu/kelola/article/view/7668/2462)

2. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah dua pendekatan yang berbeda
dalam melakukan penelitian ilmiah. Berikut perbedaan dalam proses antara kedua
metode penelitian tersebut:

a. Metode Penelitian Kuantitatif:


 Dari segi desain:
- Spesifik, jelas, rinci
Desain penelitian kuantitatif harus spesifik dan jelas dalam menentukan
variabel yang akan diukur. Setiap konsep atau variabel yang digunakan
dalam penelitian harus didefinisikan secara tegas dan rinci.

- Ditentukan secara mantap sejak awal


Desain penelitian kuantitatif harus ditetapkan secara mantap sejak awal.
Hal ini melibatkan pemilihan metode pengumpulan data, penentuan
populasi atau sampel, dan perumusan pertanyaan penelitian atau hipotesis.
Rencana ini membantu meminimalkan ambiguitas dan memastikan bahwa
penelitian berjalan dengan terstruktur dan tujuan yang jelas.

- Menjadi pegangan langkah demi langkah


Penelitian kuantitatif memerlukan prosedur dan langkah-langkah yang
terdefinisi dengan baik. Sejak perumusan pertanyaan penelitian hingga
analisis data, setiap langkah harus dijelaskan secara sistematis. Hal ini
mencakup desain sampel, pengumpulan data, analisis statistik, dan
interpretasi hasil.

 Dari segi tujuan:


- Menunjukkan hubungan antar variabel
Salah satu tujuan utama metode penelitian kuantitatif adalah untuk
menunjukkan hubungan antar variabel. Dalam konteks ini, penelitian
kuantitatif mencoba untuk mengukur dan menganalisis sejauh mana ada
hubungan atau korelasi antara dua atau lebih variabel. Misalnya, sebuah
penelitian dapat mencari hubungan antara tingkat pendidikan dan
pendapatan, atau antara variabel X dan Y dalam suatu situasi tertentu.
Analisis statistik seperti regresi dapat digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan dan arah hubungan antar variabel tersebut.

- Menguji teori
Penelitian kuantitatif juga sering digunakan untuk menguji teori-teori
yang telah diajukan sebelumnya. Peneliti mengumpulkan data kuantitatif
untuk menguji hipotesis atau prediksi yang muncul dari teori tersebut.
Dengan cara ini, penelitian kuantitatif berperan dalam memvalidasi atau
menolak suatu teori dengan menggunakan data empiris. Pengujian statistik
dan analisis data kuantitatif membantu menentukan sejauh mana data
mendukung atau menentang hipotesis atau teori yang diusulkan.

- Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif


Tujuan lain dari penelitian kuantitatif adalah mencari generalisasi yang
dapat memiliki nilai prediktif. Dengan mengumpulkan data dari sampel
tertentu, peneliti dapat mencoba untuk menggeneralisasi temuan mereka
ke populasi yang lebih besar. Dengan kata lain, penelitian tersebut tidak
hanya memberikan pemahaman tentang sampel yang diobservasi tetapi
juga berusaha untuk membuat klaim atau prediksi yang dapat diterapkan
pada populasi umum. Ini dapat membantu dalam pengembangan teori atau
praktik yang dapat dipertahankan dan digunakan dalam berbagai konteks.

 Dari segi teknik pengumpulan data


- Kuesioner, angket
Kuesioner dan angket adalah instrumen penelitian berupa daftar
pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden. Pertanyaan dapat
berupa pilihan ganda, skala likert, atau pertanyaan terbuka. Responden
diminta untuk memberikan tanggapan tertulis terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan. Kuesioner dapat mengumpulkan data dari
sejumlah besar responden secara efisien. Data yang dihasilkan dapat
dengan mudah diolah dan dianalisis secara statistik. Ada risiko kurangnya
pemahaman atau interpretasi yang salah dari pertanyaan oleh responden.
Tingkat respons juga dapat menjadi tantangan tergantung pada cara
penyebaran dan karakteristik responden.

- Observasi dan wawancara terstruktur


Observasi melibatkan pengamatan langsung terhadap perilaku atau
kejadian tertentu, sedangkan wawancara terstruktur melibatkan pertanyaan
yang telah dipersiapkan sebelumnya dan diajukan kepada responden.
Dalam observasi, peneliti mencatat secara sistematis apa yang mereka
lihat. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan yang telah ditentukan
diajukan kepada responden, dan tanggapan dicatat untuk analisis lebih
lanjut. Observasi memberikan data langsung tentang perilaku tanpa
melibatkan interpretasi dari responden. Wawancara terstruktur
memungkinkan peneliti mendapatkan pemahaman yang mendalam
tentang pandangan dan pengalaman responden.

 Dari segi instrumen penelitian


- Test, angket, wawancara terstruktur
Test merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur
kemampuan, pengetahuan, atau karakteristik tertentu dari responden. Test
dapat berupa tes kognitif, tes psikologis, atau tes keterampilan. Angket
merupakan sebuah formulir atau daftar pertanyaan tertulis yang diberikan
kepada responden untuk dijawab. Pertanyaan dapat berupa pilihan ganda,
pertanyaan terbuka, atau skala likert. Wawancara Terstruktur merupakan
proses interaksi antara peneliti dan responden di mana pertanyaan-
pertanyaan telah dipersiapkan sebelumnya dan diajukan kepada
responden. Wawancara terstruktur menciptakan kerangka wawasan yang
konsisten di antara semua responden.

- Instrumen yang telah terstandar


Instrumen penelitian yang telah terstandar adalah alat ukur yang telah
diuji kehandalannya dan validitasnya pada populasi tertentu. Instrumen ini
sering kali telah digunakan dalam penelitian sebelumnya dan telah
terbukti memberikan hasil yang dapat diandalkan.

 Dari segi data


- Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur dan dihitung dalam bentuk
angka. Jenis data ini mencakup variabel-variabel yang dapat diukur
dengan angka atau dapat dihitung secara matematis. Hal ini
memungkinkan analisis statistik yang mendalam untuk menemukan pola,
hubungan, atau tren dalam data yang mana mempermudah generalisasi
dan membuat klaim atau prediksi yang lebih kuat.

- Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan


instrumen
Variabel dalam penelitian kuantitatif diukur menggunakan instrumen atau
alat pengukuran yang telah dirancang dan dioperasionalkan sesuai dengan
konsep atau karakteristik yang ingin diukur. Hal ini memberikan kerangka
kerja yang jelas dan terukur untuk mengukur variabel penelitian. Instrumen
yang baik dapat meningkatkan validitas dan reliabilitas pengukuran.
Namun, memerlukan perencanaan yang baik dalam pemilihan dan
pengembangan instrumen agar sesuai dengan konsep yang diukur.
Pemilihan instrumen yang tidak tepat dapat menghasilkan data yang tidak
akurat atau tidak relevan.

 Dari segi sampel


- Besar
Ukuran sampel merujuk pada jumlah unit atau individu yang diambil dari
populasi untuk menjadi subjek penelitian. Besar sampel dapat bervariasi
tergantung pada tujuan penelitian, kompleksitas analisis statistik yang
direncanakan, dan tingkat ketidakpastian yang dapat diterima. Sampel
yang cukup besar dapat meningkatkan keandalan hasil dan
memungkinkan generalisasi yang lebih kuat ke populasi yang lebih besar.
Namun, sampel yang terlalu besar juga dapat menjadi pemborosan sumber
daya jika tidak dibutuhkan.

- Representatif
Sampel dianggap representatif jika karakteristiknya mencerminkan
karakteristik populasi secara umum. Representativitas dapat diukur
dengan sejauh mana sampel mencerminkan variasi yang ada dalam
populasi. Representativitas adalah kunci untuk generalisasi hasil
penelitian dari sampel ke populasi. Jika sampel tidak representatif, hasil
penelitian mungkin tidak dapat diterapkan secara luas.

- Sedapat mungkin random


Proses pengambilan sampel yang sedapat mungkin acak dilakukan untuk
mengurangi potensi bias dan memastikan bahwa setiap anggota potensial
dari populasi memiliki kesempatan yang setara untuk dipilih. Pengambilan
sampel yang random membantu mengurangi kemungkinan kesalahan
pemilihan dan meningkatkan kemungkinan representativitas. Hal ini
memastikan bahwa karakteristik dari seluruh populasi dapat
direpresentasikan oleh sampel.

- Ditentukan sejak awal


Prosedur pengambilan sampel dan kriteria inklusi atau eksklusi harus
ditentukan dengan jelas sejak awal penelitian. Hal ini mencakup
penentuan metode pengambilan sampel, kriteria inklusi atau eksklusi, dan
alat pengukuran yang digunakan. Menetapkan prosedur pengambilan
sampel sejak awal membantu menghindari seleksi yang bias dan
memastikan bahwa sampel dipilih secara sistematis dan sesuai dengan
tujuan penelitian.

 Dari segi analisis


- Setelah selesai pengumpulan data
Analisis data dilakukan setelah seluruh data yang diperlukan telah
dikumpulkan. Tahap ini mencakup pengolahan, penyajian, dan interpretasi
data untuk menghasilkan temuan atau kesimpulan penelitian. Data dapat
diatur, dibersihkan, dan dimasukkan ke dalam program analisis statistik.
Analisis kemudian dilakukan untuk mengidentifikasi pola, hubungan, atau
perbedaan yang signifikan dalam data.

- Deduktif
Pendekatan deduktif dalam analisis data kuantitatif mencerminkan
pendekatan yang dimulai dengan pengembangan hipotesis atau kerangka
teoritis sebelum pengumpulan data. Analisis data dilakukan untuk menguji
atau mengonfirmasi hipotesis atau kerangka teoritis yang telah diusulkan
sebelumnya. Pendekatan deduktif membantu memastikan bahwa analisis
data terkait erat dengan tujuan penelitian dan dapat memberikan
kontribusi terhadap pengembangan teori atau pengujian hipotesis.

- Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis


Analisis data kuantitatif sering kali melibatkan penggunaan teknik statistik
untuk menguji hipotesis atau menjelaskan pola dalam data. Ini dapat
mencakup penggunaan uji statistik parametrik atau non-parametrik,
analisis regresi, analisis varians, dan teknik statistik lainnya. Penggunaan
statistik memungkinkan peneliti untuk membuat klaim yang didukung
oleh bukti empiris. Hasil statistik dapat memberikan pandangan objektif
terhadap hubungan antar variabel atau perbedaan antar kelompok.

 Dari segi hubungan dengan responden


- Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
Dengan menjaga jarak, peneliti berusaha mengurangi potensi bias dan
memastikan bahwa data yang dikumpulkan dan hasil yang diperoleh
bersifat objektif. Ini juga dapat membantu meningkatkan validitas internal
penelitian.

- Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden


Hubungan dalam penelitian kuantitatif sering kali ditetapkan dengan
kedudukan peneliti yang lebih tinggi dari responden. Peneliti berperan
sebagai pengumpul data atau pengamat yang mengamati dan mengukur
variabel-variabel tertentu. Kedudukan peneliti yang lebih tinggi
menciptakan kerangka kerja di mana penelitian dapat dilaksanakan dengan
kontrol yang lebih besar. Ini membantu meminimalkan pengaruh dari
faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi hasil.

- Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan


Hubungan dengan responden dalam penelitian kuantitatif seringkali
bersifat jangka pendek, terutama jika tujuan penelitian adalah untuk
menguji hipotesis tertentu. Peneliti fokus pada pengumpulan data yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan atau
menolak hipotesis. Keterbatasan waktu pada hubungan ini memungkinkan
peneliti untuk mencapai tujuan penelitian dengan efisien. Setelah hipotesis
terbukti atau ditolak, peneliti mungkin tidak perlu terus berinteraksi
dengan responden.

 Dari segi usulan desain


- Luas dan rinci
Usulan desain penelitian kuantitatif seharusnya mencakup rincian dan
luasnya rencana penelitian. Ini mencakup deskripsi lengkap dari tujuan
penelitian, populasi dan sampel yang akan diteliti, variabel yang diukur,
dan metode analisis yang akan digunakan. Kejelasan dan kelengkapan
dalam usulan desain membantu memastikan bahwa penelitian dapat
dilaksanakan dengan baik dan memungkinkan peneliti untuk
mengidentifikasi potensi masalah atau kesulitan sejak awal.

- Literatur yang berhubungan dengan masalah, dan variabel yang diteliti


Usulan desain penelitian seharusnya mencakup tinjauan literatur yang
komprehensif terkait dengan masalah penelitian dan variabel-variabel
yang akan diteliti. Tinjauan literatur ini membantu kontekstualisasi
penelitian dan mendukung formulasi kerangka teoritis. Literatur yang
relevan memberikan dasar yang kuat untuk mengidentifikasi celah
pengetahuan dan merumuskan pertanyaan penelitian yang berarti. Hal ini
juga membantu dalam pengembangan konsep dan variabel yang akan
diukur.

- Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya


Usulan desain penelitian seharusnya mencakup prosedur penelitian secara
rinci, termasuk langkah-langkah yang akan diambil selama pengumpulan
data, analisis, dan interpretasi hasil. Prosedur yang spesifik membantu
peneliti dan pembaca untuk memahami jalannya penelitian,
meminimalkan risiko kesalahan, dan memastikan bahwa penelitian dapat
diulang dengan hasil yang konsisten.

- Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas


Masalah penelitian seharusnya dirumuskan secara spesifik dan jelas dalam
usulan desain. Ini mencakup identifikasi masalah penelitian, relevansinya
dalam konteks penelitian, dan urgensi untuk menyelesaikannya.
Perumusan masalah yang jelas membantu membimbing penelitian dan
memberikan arah yang jelas dalam upaya mengatasi masalah tersebut.

- Hipotesis dirumuskan dengan jelas


Jika penelitian menggunakan hipotesis, usulan desain seharusnya
mencakup perumusan hipotesis secara jelas dan spesifik. Hal ini termasuk
hubungan yang diantisipasi antara variabel-variabel yang diteliti.
Hipotesis yang jelas memberikan dasar untuk pengujian empiris dan
membimbing penelitian menuju hasil yang dapat diukur dan
diinterpretasikan.

- Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan


Usulan desain penelitian seharusnya ditulis dengan rinci dan jelas sebelum
penelitian dilaksanakan. Hal ini mencakup penentuan jenis penelitian,
populasi, sampel, instrumen pengukuran, dan langkah-langkah analisis
data. Usulan yang rinci dan jelas memberikan pedoman dan panduan yang
jelas bagi peneliti selama seluruh proses penelitian, dan juga memberikan
dasar untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berkepentingan atau
komite etika penelitian.

 Dari segi waktu penelitian dianggap selesai yaitu setelah semua kegiatan yang
direncanakan dapat diselesaikan mencakup tahap pengumpulan data, analisis
data, interpretasi hasil, dan penyusunan laporan akhir. Dalam praktiknya,
waktu penelitian dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas penelitian,
skala proyek, dan sumber daya yang tersedia. Beberapa penelitian kuantitatif
mungkin memerlukan waktu yang relatif singkat, sementara yang lain,
terutama penelitian yang melibatkan proyek besar atau proyek longitudinal,
mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya.
Keseluruhan, waktu penelitian yang baik direncanakan dan dikelola secara
efisien untuk memastikan validitas, akurasi, dan keberlanjutan hasil penelitian.

 Dari segi kepercayaan terhadap hasil penelitian yaitu pengujian validitas dan
realiabilitas instrumen. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen
merupakan langkah-langkah kritis dalam pengembangan dan penggunaan
instrumen pengukur dalam penelitian kuantitatif. Kedua konsep ini
memberikan dasar kepercayaan terhadap hasil penelitian dan memastikan
bahwa interpretasi dan generalisasi dari temuan penelitian dapat dilakukan
dengan keyakinan yang lebih besar. Oleh karena itu, peneliti harus
memperhatikan dengan seksama proses pengembangan instrumen dan menguji
validitas serta reliabilitasnya sebelum melibatkan instrumen tersebut dalam
penelitian kuantitatif.

b. Metode Penelitian Kualitatif:


 Dari segi desain:
- Umum
Desain umum memberikan kebebasan bagi peneliti untuk menyesuaikan
pendekatan penelitian dengan karakteristik unik konteks penelitian.
Keumuman desain memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi,
memahami, dan menggali detail dalam konteks tertentu tanpa terikat oleh
protokol yang kaku.

- Fleksibel
Fleksibilitas dalam desain penelitian kualitatif mencerminkan kemampuan
peneliti untuk beradaptasi dengan perubahan, menanggapi temuan baru,
dan mengubah fokus penelitian seiring berjalannya penelitian. Fleksibilitas
ini memungkinkan peneliti untuk merespon dinamika lapangan dan
menggali lebih dalam pada area yang muncul selama penelitian.

- Berkembang dan muncul dalam proses penelitian


Desain penelitian kualitatif sering kali berkembang dan muncul selama
proses penelitian. Pertanyaan penelitian, fokus, atau kerangka teoritis dapat
berubah atau berkembang seiring dengan pemahaman yang mendalam
terhadap subjek penelitian. Desain yang muncul memungkinkan peneliti
untuk menangkap dinamika dan kompleksitas fenomena yang sedang diteliti
secara lebih holistik dan mendalam.

 Dari segi tujuan:


- Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif
Salah satu tujuan utama penelitian kualitatif adalah menemukan pola
hubungan yang bersifat interaktif antara variabel atau fenomena yang
sedang diteliti. Penelitian ini lebih fokus pada hubungan yang kompleks,
dinamis, dan kontekstual, yang sulit diukur secara kuantitatif.

- Menemukan teori
Penelitian kualitatif sering kali bertujuan untuk menemukan atau
mengembangkan teori baru. Pendekatan ini dikenal sebagai "teori
beralasan" di mana teori berkembang secara induktif dari data daripada
diuji secara deduktif.

- Menggambarkan realitas yang kompleks


Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang
kompleks dan kontekstual. Hal ini mencakup pemahaman tentang nuansa,
kontroversi, dan kerumitan yang mungkin sulit diukur secara kuantitatif.

- Memperoleh pemahaman makna


Pemahaman makna dan interpretasi subjektif merupakan tujuan sentral
dari penelitian kualitatif. Peneliti berusaha untuk memahami perspektif,
nilai-nilai, dan konteks sosial yang memberikan makna pada pengalaman
individu atau kelompok.

 Dari segi teknik pengumpulan data


- Participant observation
Participant observation melibatkan keterlibatan aktif peneliti dalam situasi
atau konteks di mana penelitian dilakukan. Peneliti tidak hanya
mengamati, tetapi juga berpartisipasi dalam kegiatan dan interaksi yang
terjadi. Teknik ini membantu peneliti memahami dinamika, norma, dan
makna yang mungkin tidak terungkap melalui observasi pasif. Hal ini
terutama berguna dalam konteks di mana interaksi sosial dan dinamika
kelompok penting.

- In depth interview
In-depth interview melibatkan wawancara mendalam antara peneliti dan
responden. Pertanyaan terbuka dan mendalam digunakan untuk
memungkinkan responden menyampaikan pengalaman, pandangan, dan
makna pribadi mereka. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan pemahaman mendalam tentang perspektif individu atau
kelompok. Wawancara mendalam sering digunakan untuk menggali latar
belakang, keyakinan, dan perasaan yang lebih kompleks.

- Dokumentasi
Teknik dokumentasi melibatkan pengumpulan data dari dokumen atau
rekaman tertulis, seperti surat, catatan lapangan, arsip, atau catatan
pribadi. Peneliti menganalisis isi dokumen untuk mendapatkan
pemahaman tentang konteks dan makna. Dokumentasi dapat memberikan
wawasan tentang peristiwa historis, budaya organisasi, atau dinamika
kelompok. Analisis dokumen mendukung triangulasi data dengan
mengonfirmasi atau melengkapi temuan dari sumber-sumber berbeda.

- Triangulasi
Triangulasi adalah teknik yang melibatkan pengumpulan data dari
berbagai sumber atau menggunakan berbagai metode untuk memverifikasi
dan memvalidasi temuan penelitian. Ini dapat mencakup penggabungan
data dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi
meningkatkan validitas dan keandalan temuan penelitian dengan
mengonfirmasi hasil dari sudut pandang yang berbeda. Ini juga membantu
mengurangi bias dan meningkatkan ketelitian interpretasi data.

 Dari segi instrumen penelitian


- Peneliti sebagai instrumen (human instrument)
Peneliti sendiri dianggap sebagai instrumen utama dalam penelitian
kualitatif. Ini berarti bahwa peneliti, dengan kemampuan analisisnya,
pengalaman, kepekaan, dan kehadirannya fisik atau emosional,
memainkan peran kunci dalam pengumpulan dan interpretasi data.
Kehadiran dan keterlibatan peneliti sangat penting dalam penelitian
kualitatif karena pengalaman dan perspektifnya dapat memperkaya
pemahaman terhadap konteks dan fenomena yang diteliti. Keterlibatan
peneliti juga mencakup refleksi diri dan kesadaran terhadap dampak
subjektivitasnya terhadap penelitian.

- Buku catatan, tape recorder, camera, handy cam (kini menjadi satu dalam
HP), dan lain-lain
Alat-alat seperti buku catatan, tape recorder, kamera, handy cam, atau
perangkat perekam lainnya digunakan untuk merekam dan
merepresntasikan data. Buku catatan digunakan untuk mencatat observasi
dan pemikiran peneliti, sedangkan perangkat rekam digunakan untuk
merekam wawancara, diskusi, atau kejadian lainnya. Alat-alat ini membantu
peneliti untuk merekam dan merepresentasikan data dalam bentuk yang
dapat diakses kembali. Merekam wawancara atau kejadian dapat membantu
peneliti kembali ke data asli untuk memeriksa dan menginterpretasikan
kembali temuan penelitian.

 Dari segi data


- Deskriptif Kualitatif
Data deskriptif kualitatif mencakup detail naratif atau gambaran lengkap
tentang suatu fenomena. Ini melibatkan penjelasan mendalam mengenai
karakteristik, konteks, dan dinamika dari pengalaman atau kejadian yang
diteliti. Data deskriptif kualitatif memberikan nuansa dan kekayaan
informasi yang sulit diwujudkan melalui metode kuantitatif. Data ini
mendukung pemahaman yang mendalam tentang makna dan kompleksitas
fenomena yang sedang diteliti.

- Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan informan,


dokumen dan lain-lain
Jenis data ini melibatkan berbagai materi yang dihasilkan oleh atau terkait
dengan partisipan atau lingkungan penelitian. Ini termasuk dokumen
pribadi, catatan lapangan peneliti, ucapan dan tindakan informan, dokumen
resmi, atau bahan tertulis lainnya. Materi ini memberikan wawasan
mendalam tentang konteks dan pengalaman yang mungkin tidak dapat
diakses langsung oleh peneliti. Dokumen seperti catatan lapangan dapat
merekam observasi langsung, sementara dokumen pribadi atau catatan
resmi dapat memberikan perspektif partisipan.

 Dari segi sampel


- Kecil
Sampel dalam penelitian kualitatif cenderung kecil dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif. Fokusnya lebih pada kedalaman pemahaman dan
rincian dari setiap kasus daripada pada generalisasi statistik. Sampel kecil
memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi secara mendalam,
memahami variabilitas, dan menangkap kompleksitas setiap kasus.

- Tidak representatif
Sampel dalam penelitian kualitatif mungkin tidak sepenuhnya mewakili
populasi yang lebih besar. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang kasus tertentu, bukan untuk membuat
generalisasi statistik. Dalam penelitian kualitatif, representativitas
bukanlah prioritas utama. Fokus lebih pada pemahaman mendalam
terhadap fenomena dan konteks yang diteliti.

- Purposive, snowball
Penarikan sampel dalam penelitian kualitatif seringkali dilakukan secara
purposive, yaitu pemilihan partisipan berdasarkan karakteristik tertentu
yang relevan dengan pertanyaan penelitian. Snowball sampling digunakan
ketika peneliti meminta partisipan untuk merekomendasikan orang lain
yang mungkin memiliki pengalaman atau pengetahuan yang relevan.
Pendekatan purposive memungkinkan peneliti untuk mendalam ke dalam
kelompok atau individu yang memiliki informasi yang relevan untuk
penelitian. Snowball sampling berguna ketika populasi sulit dijangkau
atau ketika karakteristik khusus dibutuhkan.

- Berkembang selama proses penelitian


Pendekatan pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif dapat
berkembang seiring berjalannya penelitian. Peneliti dapat menyesuaikan
atau memperluas sampel seiring munculnya temuan baru atau ketika
informasi mendalam diperlukan dari sumber tambahan. Fleksibilitas
dalam pengambilan sampel memungkinkan peneliti untuk menangkap
keragaman dan dinamika yang mungkin muncul selama penelitian, serta
memastikan bahwa informasi yang diperoleh memadai dan representatif.

 Dari segi analisis


- Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian
Analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak awal penelitian dan
terus berlanjut hingga akhir. Hal ini berarti bahwa peneliti terlibat dalam
refleksi dan interpretasi data seiring dengan proses pengumpulan data.
Pendekatan terus menerus memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi
temuan awal, memahami dinamika lapangan, dan mengarahkan fokus
penelitian seiring berjalannya waktu.

- Induktif
Analisis data kualitatif umumnya bersifat induktif, yang berarti peneliti
tidak memulai dengan hipotesis atau kerangka teoritis tertentu.
Sebaliknya, analisis ini memungkinkan temuan dan pola muncul secara
alami dari data. Pendekatan induktif mendukung eksplorasi yang lebih
bebas dan memungkinkan peneliti untuk merespons secara fleksibel
terhadap dinamika dan perubahan di lapangan.

- Mencari pola, model, tema, teori


Analisis data kualitatif bertujuan untuk menemukan pola, model, tema,
atau teori yang muncul dari data. Hal ini melibatkan pengelompokan data
menjadi kategori atau tema, dan seringkali melibatkan pembangunan teori
yang muncul dari pemahaman mendalam terhadap fenomena yang sedang
diteliti. Melalui pencarian pola dan tema, penelitian kualitatif dapat
memberikan wawasan yang mendalam tentang kompleksitas fenomena.
Proses ini dapat menghasilkan teori-teori yang muncul dari data dan lebih
terkait dengan konteks penelitian.

 Dari segi hubungan dengan responden


- Empati, akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
Hubungan antara peneliti dan responden dalam penelitian kualitatif sering
ditekankan pada pengembangan empati dan kedekatan. Peneliti berusaha
untuk membangun hubungan yang akrab dengan responden untuk
memfasilitasi pemahaman yang mendalam terhadap perspektif,
pengalaman, dan makna yang dimiliki oleh mereka. Empati dan kedekatan
membantu menciptakan lingkungan di mana responden merasa nyaman
untuk berbagi pengalaman pribadi mereka secara lebih terbuka. Hal ini
mendukung pemahaman yang lebih kaya dan mendalam tentang konteks
penelitian.

- Kedudukan sama bukan sebagai guru, konsultan


Dalam penelitian kualitatif, peneliti berusaha untuk menjaga kedudukan
yang sama dengan responden, bukan sebagai guru atau konsultan yang
memberikan nasihat. Peneliti dan responden dianggap sebagai mitra dalam
proses penelitian, di mana peneliti belajar dari dan bersama dengan
responden. Pendekatan ini membantu menciptakan atmosfer saling
pengertian dan kepercayaan di antara peneliti dan responden. Dengan
menghindari posisi yang otoriter, peneliti dapat membangun hubungan
yang lebih kooperatif dan kolaboratif.

- Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
Hubungan antara peneliti dan responden dalam penelitian kualitatif dapat
berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama, tergantung pada sifat
penelitian dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pemahaman yang
mendalam. Hubungan ini dapat berlangsung sampai data yang diperoleh
sudah jenuh atau hingga ditemukan hipotesis atau teori yang memadai.
Proses penelitian yang berjangka panjang memungkinkan peneliti untuk
meresapi konteks dan mendapatkan wawasan yang mendalam. Dengan
menjaga hubungan jangka panjang, peneliti dapat menangkap perubahan
sepanjang waktu dan mengembangkan hipotesis atau teori yang lebih
komprehensif.
 Dari segi usulan desain
- Singkat, umum bersifat sementara
Usulan desain penelitian kualitatif biasanya singkat dan bersifat umum
secara sementara. Hal ini karena penelitian kualitatif cenderung memiliki
pendekatan eksploratif yang memungkinkan desain penelitian
berkembang seiring berjalannya waktu. Fleksibilitas dalam desain
memungkinkan peneliti untuk merespons dinamika yang mungkin muncul
selama penelitian dan untuk menyesuaikan rencana sesuai dengan temuan
di lapangan.

- Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan


utama
Review literatur dalam usulan desain penelitian kualitatif cenderung
bersifat sementara dan tidak menjadi pegangan utama. Ini karena fokus
penelitian lebih pada eksplorasi fenomena yang sedang diteliti daripada
pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Fleksibilitas dalam
menggabungkan literatur membantu peneliti tetap terbuka terhadap temuan
baru dan memungkinkan mereka untuk mengembangkan pandangan baru
selama penelitian berlangsung.

- Prosedur bersifat umum, seperti akan merencanakan tour/piknik


Prosedur dalam usulan desain kualitatif bersifat umum dan dapat
diibaratkan sebagai merencanakan tour atau piknik. Ini mencerminkan
pendekatan fleksibel dan adaptif terhadap perubahan rencana yang
mungkin diperlukan selama penelitian. Fleksibilitas prosedural
memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan metode dan teknik
pengumpulan data sesuai dengan dinamika lapangan yang muncul.

- Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan


Penelitian kualitatif seringkali dimulai dengan masalah yang bersifat
sementara, dan masalah yang lebih jelas akan muncul setelah studi
pendahuluan atau eksplorasi awal di lapangan. Pendekatan ini
memungkinkan peneliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang konteks dan memungkinkan mereka menyesuaikan
fokus penelitian berdasarkan temuan awal.

- Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis


Tidak ada rumusan hipotesis dalam usulan desain penelitian kualitatif.
Sebaliknya, penelitian ini lebih menekankan pada eksplorasi dan
penemuan hipotesis atau pola yang muncul selama penelitian. Tidak
dirumuskannya hipotesis memungkinkan peneliti untuk membiarkan data
membimbing mereka dan menemukan temuan yang mungkin tidak
terduga atau tidak terduga sebelumnya.

- Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan


Fokus penelitian dalam usulan desain kualitatif tidak selalu ditetapkan
sejak awal, tetapi dapat berkembang seiring dengan pemahaman yang
diperoleh dari data awal di lapangan. Pendekatan ini memungkinkan
peneliti untuk menyesuaikan fokus penelitian berdasarkan temuan dan
dinamika yang berkembang selama penelitian.

 Dari segi waktu penelitian dianggap selesai yaitu setelah tidak ada data yang
dianggap baru/jenuh. Dalam metode penelitian kualitatif, penentuan waktu
penelitian yang dianggap selesai tidak selalu didasarkan pada jadwal waktu
yang telah ditentukan sebelumnya. Sebaliknya, waktu penelitian dianggap
selesai setelah peneliti menganggap bahwa tidak ada data baru yang signifikan
atau ketika data yang dikumpulkan sudah mencapai titik jenuh. Pendekatan
fleksibel terhadap penentuan waktu penelitian yang dianggap selesai
mencerminkan sifat eksploratif dan mendalam dalam penelitian kualitatif. Ini
memungkinkan peneliti untuk memberikan penilaian yang kontekstual dan
relevan terhadap pencapaian tujuan penelitian, memastikan bahwa penelitian
menghasilkan wawasan yang bermakna dan substansial.

 Dari segi kepercayaan terhadap hasil penelitian yaitu pengujian kredibilitas,


proses dan hasil penelitian. Dalam metode penelitian kualitatif, kepercayaan
terhadap hasil penelitian sangat penting. Untuk mengevaluasi kepercayaan
atau kredibilitas hasil penelitian, peneliti dapat menggunakan berbagai strategi
dan teknik. Dengan menerapkan strategi pengujian kredibilitas, evaluasi
proses penelitian, dan penilaian hasil penelitian, peneliti kualitatif dapat
meningkatkan kepercayaan terhadap keabsahan dan kualitas penelitiannya.
Keterbukaan, refleksi terhadap posisi peneliti, dan transparansi dalam
melaporkan temuan juga membantu meningkatkan akuntabilitas dan dapat
dipercaya hasil penelitian kualitatif.

Perbedaan utama antara kuantitatif dan kualitatif adalah pendekatan yang digunakan
dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Kuantitatif berfokus pada pengukuran
dan statistik, sementara kualitatif lebih pada pemahaman mendalam dan interpretasi.
Kedua metode ini memiliki kelebihan dan batasan masing-masing dan bisa digunakan
tergantung pada tujuan penelitian dan jenis pertanyaan yang ingin dijawab.

3. Studi pendahuluan (preliminary research) sangat penting dalam metode penelitian


kualitatif karena membantu peneliti memahami konteks, merumuskan pertanyaan
penelitian yang tepat, mengidentifikasi isu-isu kunci, dan mengembangkan strategi
penelitian yang sesuai. Studi pendahuluan dapat memberikan landasan yang kokoh
sebelum penelitian utama dimulai. Melalui studi pendahuluan, peneliti dapat
membangun dasar pengetahuan yang kuat, mengidentifikasi kebutuhan penelitian, dan
merancang pendekatan penelitian yang sesuai. Studi pendahuluan membantu peneliti
untuk lebih siap dan terinformasi sebelum melibatkan diri dalam penelitian kualitatif
yang mendalam.

Cara melakukan studi pendahuluan dalam penelitian kualitatif dapat melibatkan


langkah-langkah berikut:

a. Review Literatur
Melakukan review literatur untuk memahami penelitian-penelitian sebelumnya yang
relevan dengan topik penelitian. Ini membantu dalam memahami kerangka konseptual
dan menemukan celah pengetahuan.

b. Wawancara Pendahuluan
Melakukan wawancara pendahuluan dengan informan kunci atau ahli yang dapat
memberikan wawasan tentang konteks dan karakteristik fenomena yang akan diteliti.

c. Observasi Awal
Melakukan observasi awal di lapangan untuk mendapatkan gambaran langsung
tentang situasi atau keadaan yang akan diteliti.

d. Pertemuan dengan Ahli


Bertemu dengan ahli atau peneliti terkait untuk mendiskusikan ide, pertanyaan
penelitian, dan strategi penelitian yang akan diadopsi.
e. Piloting Metode
Melakukan uji coba (piloting) metode pengumpulan data untuk mengevaluasi
keefektifan dan kepraktisan teknik-teknik tertentu.

f. Refleksi dan Evaluasi


Melakukan refleksi kontinu dan evaluasi terhadap pemahaman awal, pertanyaan
penelitian, dan strategi penelitian. Hal ini membantu peneliti untuk terus
menyesuaikan rencana penelitian seiring dengan perkembangan pemahaman mereka.

4. Siklus penelitian ilmiah sering melibatkan beberapa tahapan yang mencakup berbagai
perspektif yang melibatkan perjalanan dari konsep awal suatu penelitian hingga
interpretasi hasilnya. Semua perspektif ini saling terkait dan membentuk kerangka
kerja holistik untuk merancang, melaksanakan, dan menafsirkan penelitian ilmiah.
Proses penelitian seringkali melibatkan refleksi dan adaptasi di antara perspektif-
perspektif ini sepanjang siklus penelitian. Berikut penjelasannya.
a. Perspektif Filosofis (Philosophical Perspective)
Perspektif filosofis mencakup pertimbangan filosofis mendasar yang membimbing
penelitian yang menentukan landasan ontologis (pemahaman tentang realitas),
epistemologis (pemahaman tentang pengetahuan), dan aksiologis (nilai-nilai) yang
membentuk dasar penelitian.
Contoh Pertanyaan: Apa realitas yang sedang kita teliti? Bagaimana kita
memahami pengetahuan? Apa nilai-nilai yang mendasari penelitian ini?

b. Perspektif Paradigma (Paradigm Perspective)


Perspektif paradigma menyelidiki paradigma atau model pemikiran tertentu yang
membimbing penelitian yang menentukan apakah penelitian ini didasarkan pada
paradigma positivis, interpretatif, kritis, atau paradigma lainnya.
Contoh Pertanyaan: Apakah kita menggunakan pendekatan kuantitatif atau
kualitatif? Bagaimana paradigma ini memandang hubungan antara peneliti dan
objek penelitian?

c. Perspektif Teoritis (Theoretical Perspective)


Perspektif teoritis merinci kerangka teoritis yang digunakan untuk menyusun
argumen penelitian yang menjelaskan konsep, model, atau teori yang memberikan
dasar untuk memahami fenomena yang diteliti.
Contoh Pertanyaan: Apa teori atau konsep utama yang digunakan? Bagaimana
teori ini membantu menjelaskan fenomena yang diamati?

d. Perspektif Metodologis (Methodological Perspective)


Perspektif metodologis menyelidiki metode penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data yang merinci prosedur dan teknik yang
digunakan dalam penelitian, termasuk pendekatan kuantitatif atau kualitatif,
eksperimental atau deskriptif, dan lain-lain.
Contoh Pertanyaan: Bagaimana kita mengumpulkan data? Apakah penelitian ini
menggunakan metode eksperimental, survei, studi kasus, atau pendekatan
lainnya?

e. Perspektif Kontekstual/Sosial (Social Context/Phenomenon)


Perspektif kontekstual/sosial menyelidiki aspek-aspek sosial dan kontekstual yang
dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh penelitian yang memahami konteks
sosial tempat penelitian dilakukan dan mempertimbangkan dampaknya pada hasil.
Contoh Pertanyaan: Bagaimana faktor-faktor sosial mempengaruhi fenomena
yang diteliti? Bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan atau dipahami dalam
konteks masyarakat?

Contoh social context yang berkenaan dengan isu-isu Pendidikan Bahasa Bali yang
saya sangat minati terkait dengan pelestarian bahasa sebagai bagian integral dari
identitas budaya Bali dan upaya pelestarian bahasa ini diintegrasikan dalam
kurikulum sekolah. Pergub No. 80 Tahun 2018 adalah Peraturan Gubernur Bali yang
berjudul "Pemertahanan dan Pengembangan Bahasa Bali sebagai Bahasa Budaya".
Dokumen ini menunjukkan komitmen pemerintah Bali dalam melestarikan dan
mengembangkan Bahasa Bali sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya. Pada
tingkat kurikulum sekolah, beberapa upaya pelestarian bahasa dapat diintegrasikan
dalam rangka mencapai tujuan dari Pergub ini:

a. Pembelajaran Bahasa Bali dalam Kurikulum


 Menyusun kurikulum yang memasukkan Bahasa Bali sebagai mata pelajaran
utama atau sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Ini dapat
mencakup pembelajaran keterampilan berbicara, membaca, menulis, dan
mendengarkan dalam Bahasa Bali.
 Mengembangkan buku teks dan bahan ajar yang mendukung pembelajaran
Bahasa Bali. Bahan ajar harus mencakup konteks budaya dan kehidupan
sehari-hari masyarakat Bali.

b. Pelatihan Guru:
 Memberikan pelatihan khusus kepada guru untuk meningkatkan keterampilan
mereka dalam mengajar Bahasa Bali. Pelatihan ini dapat mencakup
pemahaman mendalam tentang tata bahasa, kosakata, dan cara efektif
mengajar Bahasa Bali.
 Menyelaraskan pelatihan Bahasa Bali dengan kurikulum pengembangan guru
secara keseluruhan, sehingga guru dapat mengintegrasikan aspek Bahasa Bali
dengan mata pelajaran lainnya.

c. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran:


 Menggunakan teknologi dalam pembelajaran Bahasa Bali, seperti aplikasi,
platform daring, dan media pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan
keterlibatan siswa.
 Membuat dan menyediakan sumber belajar digital, seperti video, audio, dan
aplikasi, yang mendukung pembelajaran Bahasa Bali di luar kelas.

d. Kegiatan Ekstrakurikuler dan Kegiatan Budaya:


 Membentuk klub atau kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan Bahasa
Bali untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendalami bahasa
dan budaya Bali melalui kegiatan-kegiatan yang menarik.
 Mengadakan pertunjukan dan festival yang menampilkan keindahan dan
keberagaman Bahasa Bali, mendorong partisipasi siswa dalam kegiatan
budaya yang menguatkan pemahaman dan kecintaan mereka terhadap bahasa
tersebut (terintergrasi dalam kegiatan project P5).

e. Evaluasi dan Pemantauan:


 Menyusun mekanisme evaluasi yang teratur untuk memastikan bahwa
program pelestarian Bahasa Bali di sekolah efektif dan mencapai tujuannya.
 Memantau implementasi kurikulum Bahasa Bali di sekolah untuk memastikan
bahwa setiap tahap dari Pergub No. 80 Tahun 2018 dijalankan sesuai dengan
rencana.

Anda mungkin juga menyukai