Fasyankes
302
303
Pelaksanaan pengelolaan limbah medis Fasyankes tidak terbatas
hanya seputar pengelolaan limbahnya saja tetapi termasuk sistem dan
kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan limbah
Fasyankes. Sistem dan kegiatan tersebut diperlukan untuk mengetahui
kinerja pengelolaan limbah Fasyankes serta uraian data dan informasinya.
Kegiatan pemantauan pengelolaan limbah Fasyankes mencakup berbagai
indikator operasional agar sistem tetap berjalan secara berkelanjutan,
mengetahui penggunaan sumber daya, dan pemanfaatan peringatan dini
(early warning) bila ditemukan gejala kegagalan sistem. Kegiatan evaluasi
merupakan keberlanjutan dari kegiatan pemantauan untuk dapat menjaga
keluaran kegiatan tetap baik, yaitu berupa evaluasi kinerja pengelolaan
limbah Fasyankes, baik yang menyangkut aspek kuantitatif maupun kualitatif.
Pemantauan yang ditindaklanjuti dengan evaluasi dapat mengukur sejauh
mana efektivitas dan efisiensi yang dihasilkan. Pelaporan merupakan hasil
dari pemantauan dan evaluasi yang sebelumnya dilakukan kemudian
dijadikan data yang dikirimkan sebagai laporan yang nantinya akan diubah
menjadi informasi sehingga dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan
dan penentuan program selanjutnya. Manfaat pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes:
1. Memudahkan identifikasi penaatan Fasyankes terhadap peraturan
mengenai kesehatan dan lingkungan seperti standar dan persyaratan
terkait pengelolaan limbah Fasyankes.
2. Mendorong Fasyankes untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan dan
pemantauan limbahnya sebagai upaya perbaikan yang berkelanjutan
(continual improvement).
3. Mengetahui kecenderungan pengelolaan dan pemantauan limbah medis
Fasyankes, sehingga memudahkan instansi luar untuk melakukan
304
pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan dalam penyelesaian
permasalahan pengelolaan limbah Fasyankes serta perencanaan
pengelolaan limbah Fasyankes dalam skala yang lebih besar.
4. Mengetahui kinerja pengelolaan limbah Fasyankes bagi kepentingan
internal untuk pengembangan program penilaian peringkat kinerja
pengelolaan lingkungan.
305
1) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes.
306
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:
a. Pemantauan pengelolaan limbah Fasyankes.
b. Evaluasi pengelolaan limbah Fasyankes.
c. Pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes.
307
308
Materi Pokok 1: Pemantauan Pengelolaan Limbah Fasyankes
A. Pendahuluan
Pemantauan adalah rangkaian kegiatan pengawasan yang dilaksanakan
secara periodik terhadap berbagai aspek kegiatan pengelolaan limbah
Fasyankes wsehingga pengambilan langkah pemecahan masalahnya dapat
dilakukan secara efektif dan efisien. Kegiatan pemantauan pengelolaan
limbah Fasyankes mencakup berbagai indikator operasional agar sistem
tetap berjalan secara berkelanjutan, mengetahui penggunaan sumber daya,
dan pemanfaatan peringatan dini (early warning) bila ditemukan gejala
kegagalan sistem. Tujuan pemantauan pengelolaan limbah Fasyankes
adalah:
1. Untuk mengetahui penaatan pelaksanaan pengelolaan limbah
Fasyankes terhadap prosedur yang telah ditetapkan.
2. Untuk mengetahui data keluaran (output) kegiatan pengelolaan limbah
Fasyankes.
3. Untuk mengetahui penggunaan sumber daya pengelolaan limbah
Fasyankes.
4. Untuk mengetahui kinerja operasional dan pemeliharaan fasilitas
pengelolaan limbah Fasyankes.
309
D. Uraian Materi
“Sebelum mempelajari tentang pemantauan, apakah Anda pernah terlibat
dalam pelaksanaan pemantauan, cobalah mengingat dan ceritakan
pengalaman Anda.”
3. Instrumen pemantauan
Instrumen pemantauan pengelolaan limbah Fasyankes dapat berupa
instrumen formulir/kuesioner/daftar cek serta peralatan untuk
pengambilan sampel dan pemeriksaan. Instrumen pemantauan berbentuk
formulir/kuesioner/daftar cek yaitu berupa pertanyaan/lembar isian yang
harus dilengkapi untuk memudahkan peserta latihan dalam
mengaplikasikan kegiatan kerjanya. Pengisian formulir/kuesioner/daftar
cek ini diharapkan dapat memberikan gambaran kegiatan dan
pemantauan serta evaluasi kegiatan kerja. Instrumen pemantauan
dibedakan menjadi instrumen pemantauan internal dan instrumen
311
pemantauan eksternal. Instrumen pemantauan internal dapat berupa
formulir swapantau air limbah, neraca limbah medis, dan log book limbah
medis. sedangkan instrumen pemantauan eksternal dapat berupa formulir
pengisian dokumen setiap triwulan (3 bulanan) dan laporan implementasi
UKL-UPL (RKL-RPL) setiap semester (6 bulanan).
Instrumen pemantauan internal disesuaikan dengan kegiatan yang
dilakukan oleh Fasyankes, sehingga apa saja yang dipantau bisa berbeda
antara satu Fasyankes dengan Fasyankes lain. Acuan dari instrumen
pemantauan internal adalah peraturan yang berlaku dan instrumen
pemantauan eksternal. Hasil dari pemantauan internal akan digunakan
untuk evaluasi internal dan sebagai bahan melakukan perencanaan
kegiatan, penentuan prioritas, dan perencanaan penganggaran terkait
dengan pengelolaan limbah Fasyankes.
Instrumen pemantauan eksternal merupakan instrumen yang hasilnya
akan digunakan sebagai laporan kepada pihak lain di luar Fasyankes.
Instrumen pemantauan eksternal sebaiknya tidak jauh berbeda dengan
instrumen pemantauan internal. Dalam pelaksanaan pemantauan,
peralatan pengambilan sampel dan pemeriksaan seperti ember, jeriken
dan botol sampel, alat pelindung diri (APD), flow meter, pH meter,
termometer, dan sebagainya diperlukan untuk pemantauan yang nantinya
akan dimasukkan ke dalam formulir/kuesioner/daftar cek.
312
313
Materi Pokok 2: Evaluasi pengelolaan limbah Fasyankes
A. Pendahuluan
Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan pengukuran kinerja pengelolaan
limbah Fasyankes untuk mengetahui aspek kecenderungan, titik kritis, dan
penaatan pengelolaan Fasyankes dibandingkan dengan ketentuan yang
berlaku. Kegiatan evaluasi merupakan keberlanjutan dari kegiatan
pemantauan untuk dapat menjaga keluaran kegiatan tetap baik, yaitu berupa
evaluasi kinerja pengelolaan limbah Fasyankes, baik yang menyangkut
aspek kuantitatif maupun kualitatif. Pemantauan yang ditindaklanjuti dengan
evaluasi dapat mengukur sejauh mana efektivitas dan efisiensi yang
dihasilkan. Tujuan evaluasi pengelolaan limbah Fasyankes adalah:
1. Untuk mengetahui kinerja penaatan prosedur, data kegiatan, dan
penggunaan sumber daya dalam pengelolaan limbah Fasyankes.
2. Untuk menganalisis efektivitas dan efisiensi pelaksanaan teknis dan
administratif pengelolaan limbah Fasyankes.
D. Uraian Materi
“Sebelum mempelajari tentang evaluasi, apakah Anda pernah terlibat dalam
melaksanakan evaluasi, cobalah mengingat dan ceritakan pengalaman
Anda.”
314
Penaatan
a. Pemeriksaan sampel harian limbah cair
Pemeriksaan sampel harian dilakukan setiap hari untuk mengetahui
kondisi terkini air limbah pada instalasi pengolah air limbah (IPAL) dan
sebagai salah satu cara untuk antisipasi/pencegahan sebelum IPAL
mengalami masalah. Sampel yang diambil berasal dari air limbah pada
outlet IPAL. Adapun parameter yang diperiksa dalam pemeriksaan
harian adalah debit, pH, dan suhu serta waktu dan lokasi pengambilan
sampel sebagai berikut:
315
pemeriksaan bulanan adalah debit, pH, BOD, COD, TSS, minyak dan
lemak, amoniak, dan total coliform serta waktu dan lokasi pengambilan
sampel sebagai berikut:
316
Parameter Pengambilan Pemeriksaan
● Jeriken diberi identitas
(waktu, lokasi, dan
nama Fasyankes).
317
c. Pemeriksaan sampel pengolahan limbah padat medis
Pemeriksaan sampel pengolahan limbah padat medis dilakukan
terhadap limbah padat medis yang diolah secara mandiri oleh
Fasyankes. Pengolahan limbah padat medis dan pemeriksaan
sampelnya dilakukan sesuai dengan tabel berikut:
Pengolah Pemantauan
Insinerator Uji emisi
Autoklaf Spora Bacillus stearothermophilus (1 x 104 spora/ml)
Gelombang mikro Spora Bacillus stearothermophilus (1 x 101 spora/ml)
Iradiasi frekuensi Spora Bacillus stearothermophilus (1 x 104 spora/ml)
Disinfeksi Kimia Spora Bacillus Subtillis (1 x 101 spora/ml)
Solidifikasi Uji kuat tekan dan TCLP (Toxicity Characteristic
Leaching Procedure)
Evaluasi
Evaluasi pengelolaan limbah Fasyankes dilakukan melalui tahapan:
a. Analisis hasil pemantauan pengelolaan limbah Fasyankes menjadi
evaluasi
Data hasil pemantauan pengelolaan limbah Fasyankes perlu diolah dan
dianalisis agar dapat menjadi informasi. Informasi yang berasal dari data
pemantauan pengelolaan limbah Fasyankes merupakan bentuk evaluasi
yang dapat dinilai dan ditindaklanjuti sehingga dapat dibuatkan
rekomendasi. Analisis data hasil pemantauan pengelolaan limbah
Fasyankes menjadi informasi sebagai bahan evaluasi dilakukan dengan
metode:
Membandingkan pelaksanaan di lapangan dengan prosedur
operasional standar yang ditetapkan, disebut juga sebagai evaluasi
prosedur. Hal ini dapat dilakukan dengan cara survey/observasi di
lapangan dilengkapi dengan daftar cek pengelolaan limbah
Fasyankes yang sesuai prosedur. Langkah yang dilakukan adalah
menyiapkan daftar cek, melakukan survey/observasi pengelolaan
318
limbah Fasyankes di lapangan, membandingkan daftar cek dengan
hasil observasi, bila ditemukan ketidaksesuaian antara daftar cek
dengan hasil observasi maka diidentifikasi penyebabnya dan
ditentukan rekomendasinya. Metode ini sangat efektif untuk
melakukan koreksi dan memastikan prosedur dijalankan sesuai
standar. Tahap pelaksanaan dan prosedur yang dibandingkan
yaitu:
a) Tahap Pengurangan
b) Tahap Pemilahan dan pewadahan
c) Tahap Pengumpulan dan penyimpanan
d) Tahap Pengangkutan
e) Tahap Pengolahan
319
Membandingkan pelaksanaan di lapangan dengan spesifikasi dan
panduan pengguna, disebut juga sebagai evaluasi kerja alat. Dalam
pengolahan limbah medis baik secara insinerasi maupun non
insinerasi, evaluasi ini biasanya digunakan untuk mengecek proses
kerja alat insinerator, autoklaf, atau oven gelombang mikro.
Produsen insinerator, autoklaf, atau oven gelombang mikro pada
umumnya mencantumkan/menyertakan spesifikasi dan panduan
pengguna bersama dengan produknya. Standar spesifikasi dan
panduan pengguna yang tercantum inilah yang dijadikan acuan
dalam mengevaluasi kerja alat pengolah limbah. Aspek yang
dievaluasi untuk mengukur kesesuaian kerja alat pengolah limbah
antara lain:
a) Suhu proses pengolahan dalam satuan derajat Celcius untuk
insinerator, autoklaf, atau oven gelombang mikro.
b) Durasi proses pengolahan dalam satuan menit untuk
insinerator (ruang bakar kedua retensi 2 detik) autoklaf, atau
oven gelombang mikro.
c) Tekanan saat proses pengolahan dalam satuan atmosfer/psi
untuk autoklaf.
d) Pengumpan limbah medis untuk insinerator, autoklaf, atau
oven gelombang mikro.
e) Kelistrikan untuk insinerator, autoklaf, atau oven gelombang
mikro.
f) Bahan bakar untuk insinerator.
Membandingkan pelaksanaan di lapangan dengan variabel atau
komponen lain yang terkait. Evaluasi ini diterapkan untuk
mengetahui keterkaitan antara pengolahan limbah medis dengan
variabel atau komponen lain yang terkait. Misalnya kemampuan
anggaran, kemampuan kelistrikan, kapasitas sumber saya, dan
variabel atau komponen lainnya. Tujuannya untuk mengetahui
apakah terjadi penyimpangan (kondisi tidak normal) yang tidak
320
sesuai sehingga hal ini bisa segera ditindaklanjuti dan diperbaiki
untuk memastikan kinerja optimal salam pengolahan limbah medis.
“Setelah Anda mengetahui mengenai evaluasi maka Anda akan siap untuk
melakukan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan pada saat Anda
bertugas.”
322
323
Materi Pokok 3: Pelaporan Pengelolaan Limbah Fasyankes
A. Pendahuluan
Pelaporan merupakan hasil dari pemantauan dan evaluasi yang sebelumnya
dilakukan kemudian dijadikan data yang dikirimkan sebagai laporan yang
nantinya akan diubah menjadi informasi sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan kebijakan dan penentuan program selanjutnya. Tujuan
pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes adalah:
1. Untuk memberikan data dan informasi pengelolaan limbah Fasyankes.
2. Untuk memenuhi ketentuan pengelolaan limbah Fasyankes sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
D. Uraian Materi
Sebelum mempelajari tentang pelaporan, apakah Anda pernah terlibat dalam
melakukan pelaporan, cobalah mengingat dan ceritakan pengalaman Anda.
Mekanisme pelaporan pengelolaan limbah medis di rumah sakit dibagi
menjadi pelaporan internal dan eksternal:
Pelaporan internal
Pelaporan internal ditujukan kepada pimpinan Fasyankes dengan tujuan
menyampaikan informasi tentang kinerja pelaksanaan pengelolaan limbah
medis. Pelaporan internal yang disampaikan ke pimpinan diharapkan
menjadi pertimbangan bagi pimpinan untuk menentukan tindakan/aksi serta
324
kebijakan, program, perencanaan, pendanaan, atau kegiatan lebih lanjut
untuk mendukung pengelolaan limbah Fasyankes. Pelaporan ini dilakukan
minimal setiap triwulan (setiap tiga bulan) atau setiap ada permasalahan
yang harus segera diselesaikan atau ditindaklanjuti.
Pelaporan Eksternal
Pelaporan eksternal pengelolaan limbah Fasyankes disusun untuk
memenuhi kewajiban capaian indikator kinerja dan ketentuan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pelaporan eksternal pengelolaan limbah Fasyankes
pada umumnya disampaikan kepada instansi pemerintah yang memiliki
kewenangan di bidang kesehatan atau lingkungan. Laporan ini merupakan
data dan informasi yang penting bagi pemerintah dalam upaya meningkatkan
pengelolaan limbah Fasyankes dan untuk merencanakan program terkait
pengelolaan limbah Fasyankes. Laporan ini juga digunakan untuk
mengetahui dan mengatasi kendala di Fasyankes dalam melaksanakan
pengelolaan limbah Fasyankes, sehingga dapat diberikan rekomendasi dan
bantuan apabila diperlukan. Pelaporan eksternal kepada instansi pemerintah
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu laporan secara luring berbasis kertas dan
daring berbasis digital.
326
b. Sistem Informasi Pelaporan Elektronik Lingkungan Hidup (Simpel)
Sistem informasi ini dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK). Sistem informasi ini digunakan untuk pelaporan
pengelolaan lingkungan, termasuk di dalamnya pengelolaan limbah
padat, cair dan udara.
c. Manifes Elektronik Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Festronik)
Festronik adalah sistem pemantauan yang dibuat oleh KLHK untuk
memantau kegiatan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3), khususnya kegiatan pengangkutan limbah B3. Hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat pengelolaan
limbah B3 yang tidak sesuai dengan peraturan. Festronik merupakan
bentuk transformasi dari manifes pengangkutan limbah B3 berbasis
kertas. Aplikasi dibuat daring agar dapat diakses kapanpun dan
dimanapun. Pelaporan dilakukan oleh Fasyankes setiap limbah B3
diangkut keluar Fasyankes.
327
328