Anda di halaman 1dari 5

Karakteristik pasar persaingan monopolistik beserta perbandingan dengan struktur

pasar persaingan murni.


a) Terdapat banyak penjual, tetapi tidak sebanyak pada pasar persaingan murni.
Perusahaan-perusahaan di pasar ini mempunyai ukuran yang relatif sama.
b) Produknya tidak berbeda corak, sehingga mudah membedakan antara produk
pasar persaingan monopolistik dengan produk pasar yang lain. Termasuk bentuk
fisiknya. Sedangan dalam pasar persaingan murni, memiliki barang dan jasa yang
sifatnya homogen sehingga sulit untuk dibedakan.
c) Perusahaan memiliki sedikit kekuatan dalam memengaruhi harga, dengan hanya
bersumber dari perbedaan corak produk. Sedangkan dalam pasar persaingan
murni, harga ditentukan oleh banyak penjual.
d) Masuk ke dalam pasar relatif mudah, namun tidak semudah memasuki pasar
persaingan murni yang siapa saja bisa masuk. Hal itu disebabkan oleh modal
yang diperlukan relatif besar dibandingkan dengan perusahaan pasar persaingan
murni, dan harus menghasilkan produk yang berbeda dengan produk yang sudah
ada di pasar.
e) Persaingan promosi penjualan sangat aktif, sehingga harga bukanlah penentu
utama besarnya pasar. Promosi ini bisa menjadikan barang dengan harga mahal
pun tetap laris, dan justru yang murah malah sepi.

Karakteristik pasar oligopoli adalah jumlah perusahaan hanya sedikit atau beberapa
saja karena terdapat rintangan masuk ke dalam industri tersebut, produknya ada yang
homogen dan ada yang didiferensiasikan, serta terdapat beberapa perusahaan yang
mencapai skala ekonomis. Diferensiasi produk dalam pasar oligopoli, artinya produk
yang dijual dapat dibedakan khususnya pada aspek kualitas. Pasar oligopoli memiliki
efek seperti munculnya inflasi kronis yang disebabkan oleh harga yang
tinggi dan cenderung stabil.
Referensi:
Nasir, Muhammad. Arifin. (2021) modul Pengantar Ekonomi Mikro.

Berikut adalah penjelasan mengapa ketiga stabilisator


utama tersebut dikatakan sebagai stabilisator
terpasang:
1. Pajak: Pajak merupakan salah satu stabilisator
terpasang yang kuat. Pada saat aktivitas ekonomi
meningkat, pendapatan individu dan perusahaan
cenderung naik. Dalam sistem pajak progresif, pajak
penghasilan juga akan meningkat sesuai dengan
pendapatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, saat
pendapatan meningkat, pajak yang harus dibayarkan
oleh individu dan perusahaan juga akan meningkat. Ini
mengurangi daya beli masyarakat dan mencegah
ekspansi ekonomi yang terlalu cepat.
Sebaliknya, ketika aktivitas ekonomi melambat dan
pendapatan menurun, pajak penghasilan juga akan
menurun. Hal ini memberikan keleluasaan finansial
tambahan bagi individu dan perusahaan yang dapat
digunakan untuk konsumsi atau investasi, sehingga
dapat memberikan stimulus bagi ekonomi.
2. Pengeluaran Pemerintah: Pengeluaran pemerintah
juga berperan sebagai stabilisator terpasang. Dalam
situasi ketika ekonomi mengalami perlambatan,
pemerintah cenderung meningkatkan pengeluaran
dalam bentuk proyek infrastruktur, program stimulus,
atau program kesejahteraan. Pengeluaran ini dapat
meningkatkan permintaan agregat dan memberikan
stimulus ekonomi yang dapat mengimbangi penurunan
aktivitas sektor swasta.
Sebaliknya, pada saat ekonomi sedang mengalami
ekspansi dan menghadapi risiko inflasi, pemerintah
cenderung mengurangi pengeluaran untuk menjaga
keseimbangan fiskal. Hal ini dapat mengurangi
permintaan agregat dan mencegah terjadinya
overheating ekonomi.
3. Program Kesejahteraan: Program kesejahteraan juga
berfungsi sebagai stabilisator terpasang. Misalnya,
pada saat ekonomi mengalami perlambatan dan tingkat
pengangguran meningkat, program pengangguran dan
bantuan sosial akan memberikan dukungan kepada
masyarakat yang terkena dampak. Hal ini membantu
menjaga daya beli masyarakat dan meminimalkan
dampak negatif pada konsumsi.
Ketika ekonomi membaik dan tingkat pengangguran
menurun, program kesejahteraan cenderung
mengurangi dukungan keuangan kepada individu yang
telah kembali bekerja atau mendapatkan penghasilan
yang stabil. Ini membantu menjaga keseimbangan
fiskal dan mencegah terjadinya ketergantungan yang
berlebihan pada program kesejahteraan.
Saudara pada tutorial kali ini Anda akan mendiskusikan kelebihan dan kelemahan
sebuah abstrak.
1. Carilah sebuah abstrak penelitian/artikel ilmiah, beri tanda bagian abstrak yang
baik/tepat dan bagian yang kurang/lemah
2. Ungkapkan penilaian terhadap kelebihan dan kelemahan abstrak pilihan Anda.
3. Kirim abstrak yang telah diberi tanda bagian yang baik dan bagian yang
kurang/lemah beserta penilaian Anda.
Jawab:
Dalam modul MKWU4108/Modul 7 halaman 7.6 Istiah Abstrak berasal dari bahasa
latin abstractum yang berarti “bentuk yang dipadatkan dari satuan tulisan yang lebih
panjang.
Jadi abstrak adalah ringkasan bagian yang penting-penting saja atau inti dari laporan
penelitian yang telah atau sedang kita tulis (skripsi,tesis, disertasi, laporan penelitian,
dan artikel) dalam artikel laporan penelitian bagian yang paling penting adalah
sebagai berikut:
1. Latar belakang.
2. Rumusan masalah.
3. Metode penelitian.
4. Hasil penelitan.
5. Simpulan penelitian.
Kriteria abstrak yang baik dari Modul MKWU4108 halaman 7.14-7.15
1. Ringkas Abstrak harus disajikan secara ringkas. Abstrak Artikel dibatasi antara 50
sampai dengan 75 kata, sedangkan Abstrak laporan penelitian dibatasi antara 200
sampai 300 kata. Namun batas kata tersebut dapat berubah-ubah sesuai dengan
permintaan dan
ketentuan instansi dan organisasi tempat abstrak tersebut ditulis.

2. Representatif. Setiap informasi yang terkandung pada abstrak tersebut harus


berdasarkan fakta yang ada dalam laporan lengkap. penulis tidak boleh
mencantumkan informasi yang tidak ada faktanya dalam laporan.
3. Jelas. Kejelasan dalam menulis abstrak adalah menulis gagasan-gagasan yang
penting (latar belakang, metode, hasil dan simpulan).
4. Sesuai Tujuan. Apakah menulis abstrak hasil penelitian atau abstrak artikel karena
dari kedua abstrak ini berbeda dan berpengaruh terhadap penilaian pembaca terhadap
karya tulis ilmiah yang dibacanya.
5. Berdiri Sendiri. Artinya abstrak ini bersifat otonom, abstrak yang mudah dipahami
oleh pembaca tanpa harus membaca karya tulis ilmiah yang diringkas. Terkait abstrak
yang saya ambil dari jurnal diatas bahwa jurnal-jurnal nasional terakreditasi sekarang
mengambil kebijakan sebagai berikut:
- Apabila artikel ditulis dalam Bahasa indonesia. Abstrak di tulis dalam Bahasa
inggris
- Apabila artikel ditulis dalam Bahasa internasional (Bahasa inggris, prancis, spanyol,
arab dan mandarin), abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia.
Contoh abstrak :
Pengukuran Kinerja Mutu Sekolah Berbasis Balanced Scorecard (BSC)
Oleh:
Jaja Jahari
Perguruan Darul Hikam Bandung
(e-mail: Djadjadjahari@gmail.com)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengukuran kinerja mutu
sekolah dengan menggunakan Balanced Scorecard sebagai kerangka perencanaan dan
pengukuran kinerja mutu sekolah. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis
dengan pendekatan kualitatif, studi kasus di Perguruan Darul Hikam, pengumpulan
data melalui wawancara, pengamatan dan studi dokumen, pengolahan data
menggunakan software NVivo 11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pertama;
perencanaan strategis peningkatan mutu dilaksanakan melalui Evaluasi Program
Sekolah. Pengukuran kinerja mutu dilakukan melalui
evaluasi kinerja sebagai proses evaluasi strategi dalam manajemen strategik dengan
mengembangankan instrumen evaluasi program sekolah berbasis BSC. Rekomendasi
penelitian ini adalah adanya pengintegrasiaan antara SWOT dan BSC dalam proses

Dalam Ilmu Alamiah Dasar, terdapat


beberapa contoh kearifan lokal dalam pembangunan yang dapat diidentifikasi.

1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam secara Berkelanjutan:

Kearifan lokal sering kali menekankan pentingnya memanfaatkan sumber daya alam
secara berkelanjutan.Hal ini melibatkan praktik-praktik seperti pola penanaman yang
ramah lingkungan, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, atau penggunaan teknologi
tradisional yang mendukung konservasi alam.

2. Kearifan lokal juga melibatkan pemanfaatan teknologi tradisional yang telah teruji
dalam konteks lokal.Misalnya, penggunaan metode pertanian organik berdasarkan
pengetahuan lokal dan pengalaman turun temurun, atau penggunaan sistem irigasi
tradisional yang efisien.

3. Keberlanjutan Sosial dan Budaya:

Kearifan lokal dalam pembangunan juga menekankan pentingnya menjaga


keberlanjutan sosial dan budaya dalam proses pembangunan.memanfaatan Teknik
mencakup pemeliharaan adat istiadat, kebiasaan, dan nilai-nilai budaya yang menjadi
identitas masyarakat lokal, serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan terkait pembangunan.

4. Kolaborasi dan Kemitraan:

Kearifan lokal mengakui pentingnya kolaborasi dan kemitraan dalam pembangunan.


Hal ini melibatkan kerjasama antara masyarakat lokal, pemerintah, dan pihak-pihak
terkait lainnya untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan adil.

Salah satu contoh kearifan lokal yang saya ketahui adalah sistem irigasi subak di Bali,
Indonesia.Subak merupakan sistem pengelolaan air irigasi yang dikembangkan oleh
masyarakat Bali selama berabad-abad.Sistem ini melibatkan kolaborasi antara petani
dalam pengaturan dan pembagian air irigasi, serta memperhatikan siklus alam dan
keberlanjutan lingkungan.Sistem subak tidak hanya berfungsi untuk pengairan lahan
pertanian, tetapi juga memainkan peran penting dalam melestarikan alam dan budaya
Bali.

5. Pengelolaan Hutan Adat:

Di beberapa wilayah, terdapat kearifan lokal dalam pengelolaan hutan adat. Hutan
adat merupakan wilayah yang diatur oleh masyarakat adat dan berfungsi sebagai
sumber daya alam penting.

Anda mungkin juga menyukai