Anda di halaman 1dari 14

1.

Judul Laporan:
Penilaian Risiko Bersama Penularan Lyssa Virus pada Manusia Melalui Gigitan Anjing
dan Kucing di Wilayah Kabupaten Lampung Timur selama 6 bulan kedepan.

2. Tanggal, waktu, dan tempat penilaian, tanggal penilaian risiko:

31 Januari - 2 februari 2023, di Hotel Batiqa, bandar Lampung

3. Partisipan dan affiliasi:


Penanggung Jawab PRB:
Sartono, SKM, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur

Tim Teknis:
Iwan Yudianto, SKM (ketua Tim)
drh. Dwi Dian vitasari
Drh. Deni Sukmawati
Drh. Diah Esti
Drh. Eva yulianti
Drh. Masyitah Nafli Sari
Yenny Safitri, SKM

4. Ringkasan Kejadian

Penyakit rabies merupakan penyakit zoonosis yang sangat penting artinya bagi kesehatan
masyarakat, karena apabila penyakit tersebut menyerang manusia dan tidak sempat
mendapat perawatan medis akan mengakibatkan kematian dengan gejala klinis yang
mengharukan . Penyakit rabies tersebar luas di berbagai belahan dunia, termasuk
Indonesia . Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 1988 rabies terjadi di
92 negara dan bersifat endetnik di 72 negara. Hampir semua kematian pada manusia yang
disebabkan oleh rabies tetjadi di daerah tropik, dengan kejadian penularan melalui gigitan
anjing (KING, 1992) . Bila ditinjau dari aspek perkembangan industri peternakan, dampak
rabies mungkin kecil artinya, tetapi ditinjau dari segi kesehatan masyarakat, serta dari segi
sosial ekonomi, maka dampaknya cukup dirasakan, terutama dari segi pariwisata .
Penyakit rabies disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae
(CLIQUET dan MLYER, 2004), menyerang susunan syaraf pusat atau central nervous
system (CNS). Berdasarkan patogenesisnya, virus rabies ini menjalar dan merambat dari
susunan syaraf perifer (tempat luka gigitan) menuju CNS dengan kecepatan 3 mm/jam
(SUDARDJAT, 1990) . Virus rabies berada dalam air liur hewan penderita (anjing)
beberapa hari sebelum menunjukkan gejala-gejala klinis dengan variasi antara 1-13 hari
(BOGEL, 1987) .

Berdasarkan data dari Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur
pada tahun 2022 terdapat 142 Kasus gigitan HPR yang terdiri dari 101 ( 71%) gigitan
kucing dan 25 (17,5%) gigitan anjing. Pada tanggal 3 Juni 2022 terjadi kasus gigitan
kucing yang terkonformasi positif rabies berdasarkan hasil uji FAT dan seller dengan
sampel otak kucing di Laboratorium Balai Veteriner Lampung. Kasus gigitan kucing pada
manusia terjadi di Desa tanjung intan, Kecamatan Probolinggo, Kabupaten Lampung
Timur. Dengan adanya kejadian tersebut, maka dirasa perlu dilakukan penilaian risiko
bersama penularan Lyssa Virus pada manusia melalui gigitan Anjing dan Kucing di
Wilayah Kabupaten Lampung Timur selama 6 bulan kedepan untuk mendukung mitigasi
risiko termasuk komunikasi risiko yang terkait dengan infeksi Lyssa virus dan Menilai
dampak penularan Lyssa virus. dari gigitan anjing dan kucingyang terinfeksi Lyssa virus
di daerah kabupaten Lampung timur sebagai bagian dari kesiapsiagaan dan memastikan
kerjasama yang berkelanjutan antara sector kesehatan manusia, kesehatan hewan dan
linkungan/satwa liat serta sektor terkait lainnya untuk menanggapi ancaman Infeksi Lyssa
virus.
5. Pembingkaian Risiko
a. Hazard : Lyssa virus
b. Ruang Lingkup (tempat dan waktu) : Risiko kesehatan pada interface manusia-anjing,
kucing-lingkungan yang ditimbulkan oleh lyssa virus. di Kabupaten Lampung Timur
selama 6 bulan ke depan
c. Tujuan : Untuk mendukung mitigasi risiko termasuk komunikasi risiko yang terkait
dengan infeksi Lyssa virus dan Menilai dampak penularan Lyssa virus. dari gigitan
anjing dan kucingyang terinfeksi Lyssa virus di daerah kabupaten Lampung timur.
d. Sasaran : Menentukan dasar pengelolaan risiko dan dan komunikasi risiko terpadu,
serta Bagian dari kesiapsiagaan dan memastikan kerjasama yang berkelanjutan antara
sector kesehatan manusia, kesehatan hewan dan linkungan/satwa liat serta sektor
terkait lainnya untuk menanggapi ancaman Infeksi Lyssa virus

6. Ringkasan Penilaian
Sebagai tindak lanjut penugasan Komite Pengarah JRA, Tim Teknis Penilaian Risiko
Terpadu mengidentifikasi beberapa pertanyaan risiko, yaitu:
a. Seperti apa peluang dan dampak setidaknya satu gigitan pada orang di Kabupaten
Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing liar yang
tidak di vaksin di Tempat Pembuangan Sampah dalam waktu 6 bulan ke depan?

Setelah mempertimbangkan data-data yang tersedia, maka hasil ringkasan hasil penilaian
risiko sebagai berikut:
a. Kemungkinan setidaknya satu gigitan pada orang di Kabupaten Lampung Timur
terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan aanjing dan kucing liar yang tidak di vaksin di
Tempat Pembuangan Sampah dalam waktu 6 bulan ke depan diperkiraan TINGGI
dengan dampak yang akan ditimbulkan PARAH. Penilaian risiko ini didasarkan
dengan ketidakpastian MENENGAH

Penilaian di atas dibuat dengan mempertimbangkan:


a. Data jumlah populasi Anjing dan Kucing di Kabupaten Lampung Timur tahun 2022
sebesar 10.413 ekor
b. Data jumlah kasus gigitan pada manusia tahun 2022 sebanyak 142 kali
c. Data jumlah petugas Kesehatan Hewan di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 32
orang.
d. Data jumlah petugas Kesehatan yang terlatih di Kabupaten lampung Timur sebanyak
34 orang.
e. Data jumlah Rabies Center di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 6 lokasi
f. Data jumlah Vaksin di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 2.400 dosis
g. Kebiasaan warga di Kabupaten Lampung Timur membuang sampah rumah tangga di
belakang rumah
h. Data Jumlah Puskeswan di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 2 Puskeswan.
i. Data jumlah Puskesmas di kabupaten Lampung Timur sebanyak 34 Puskesmas.
j. Cakupan Vaksinasi rendah, < 25% jumlah populasi
k. Tingkat kesadaran rendah pada masyarakat yang melaporkan kejadian gigitan pada
manusia di sebabkan masyarakat masih mengganggap gigitan anjing atau kucing hal
yang biasa dan tidak berbahaya.
l. Tingkat kedekatan masyarakat dengan hewan peliharaannya masih tinggi di
sebabkan prilaku dan budaya yang ada di Lampung Timur.
m. Kesadaran masyarakat di kabupaten Lampung Timur untuk memvaksin anjing atau
kucing masih rendah
n. Dinas Peternakan kabupaten Lampung belum mengalokasikan jumlah vaksin yang
cukup, dilihat dari jumlah vaksin yang <25% jumlah populasi HPR
o. Dukungan Pemda kabupaten Lampung Timur dalam menganggarkan Dana bagi
Program pencegahan dan pengandalian belum maksimal.

Tingkat ketidakpastian pada estimasi tersebut MENENGAH karena


ketersediaan informasi yang dapat diandalkan dan adanya beberapa informasi yang belum
tersedia..

7. Asumsi kunci yang menjadi dasar JRA


Penilaian ini dibuat berdasarkan asumsi bahwa masih tingginya kasus gigitan manusia
yang berasal dari anjing dan kucing liar atau anjing dan kucing yang berpemilik namun
masih di lepas liarkan di Kabupaten Lampung Timur. Cakupan vaksinasi yang rendak
pada Kabupaten Lampung timur (<25%). Pada tahun 2022 terdapat 142 kasus gigitan
anjing dan kucing di kabupaten Lampung Timur, dengan 1 kasus gigitan anjing
terkonfirmasi positif terinfeksi Lyssa virus (Laporan tahunan Dinas kesehatan Kabupaten
lampung timur, 2022).

8. Hasil penilaian risiko terperinci berdasarkan pertanyaan penilaian risiko


A. Pertanyaan Risiko:
Berdasarkan pembingkaian risiko, alur risiko yang dipilih adalah alur risiko setidaknya
satu gigitan pada orang di Kabupaten Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui
gigitan anjing dan kucing liar yang tidak di vaksin di Tempat Pembuangan Sampah
dalam waktu 6 bulan ke depan.
Berdasarkan alur risiko yang diketahui, maka sesuai dengan arahan Komite Pengarah,
pertanyaan risiko yang diformulasikan adalah:
“Seperti apa peluang dan dampak setidaknya satu gigitan pada orang di Kabupaten
Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing liar yang tidak
di vaksin di Tempat Pembuangan Akhir sampah dalam waktu 6 bulan ke depan? “

B. Estimasi Kemungkinan Pertanyaan Risiko :


Kemungkinan yang diestimasi dalam penilaian risiko ini adalah TINGGI.
“Kemungkinan setidaknya satu gigitan pada orang di Kabupaten Lampung Timur
terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing liar yang tidak di vaksin di
Tempat Pembuangan Akhir sampah dalam waktu 6 bulan ke depan diperkiraan TINGGI”
Penilaian kemungkinan dengan memperhitungkan (Dasar untuk estimasi
kemungkinan):
a. Data jumlah populasi Anjing dan Kucing di Kabupaten Lampung Timur tahun
2022 sebesar 10.413 ekor
b. Data jumlah kasus gigitan pada manusia tahun 2022 sebanyak 142 kali
c. Cakupan Vaksinasi rendah, < 25% jumlah populasi
d. Data jumlah Vaksin di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 2.400 dosis
e. Tingkat kesadaran rendah pada masyarakat yang melaporkan kejadian gigitan pada
manusia di sebabkan masyarakat masih mengganggap gigitan anjing atau kucing
hal yang biasa dan tidak berbahaya.
f. Tingkat kedekatan masyarakat dengan hewan peliharaannya masih tinggi di
sebabkan prilaku dan budaya yang ada di Lampung Timur.
g. Kesadaran masyarakat di kabupaten Lampung Timur untuk memvaksin anjing
atau kucing masih rendah
h. Kebiasaan warga di Kabupaten Lampung Timur membuang sampah rumah tangga
di belakang rumah

Tingkat ketidakpastian untuk estimasi kemungkinan adalah RENDAH.


Ketersediaan data dan informasi dari Dinas kesehatan dan Dinas Peternakan Kabupaten
Lampung Timur cukup dapat di andalkan. Oleh karena itu, tim teknis secara konsensus
menyepakati estimasi kemungkinan.

C. Estimasi dampak :
Dampak yang diestimasi dalam penilaian risiko ini adalah PARAH
“Dampak setidaknya satu gigitan pada orang di Kabupaten Lampung Timur terinfeksi
Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing liar yang tidak di vaksin di Tempat
Pembuangan Akhir sampah dalam waktu 6 bulan ke depan diperkiraan PARAH”
Estimasi dampak didasarkan pada pernah terjadi kasus kematian pada manusia yang
tergigit Anjing terkonfirmasi positif infeksi Lyssa virus.
Maka dari itu, Tim teknis secara konsensus menyepakati estimasi dampak.

Tinggi

Kemungkinan
Sedang
Rendah

Dapat
diabaikan

Dapat
diabaikan
Minor Sedang Parah

Dampak

Gambar 1. Matrik resiko untuk Penilaian resiko

Interpretasi teknis untuk penilaian risiko


Dengan demikian, hasil penilaian risiko Kemungkinan setidaknya satu gigitan pada orang
di Kabupaten Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing
liar yang tidak di vaksin di Tempat Pembuangan Akhir sampah dalam waktu 6 bulan ke
depan diperkiraan TINGGI dengan dampak yang akan
ditimbulkan PARAH. Penilaian risiko ini didasarkan dengan ketidakpastian RENDAH.
Berkaitan dengan pengelolaan risiko maka Komite Pengarah dapat mengkaji dan
menyesuaikan langkah mitigasi yang sudah ada seperti meningkatkan KIE pada
masyarakat, memperbaharui pedoman/panduan dan meningkatkan komunikasi risiko
yang terarah dan terpadu.

9. Interprestasi teknis keseluruhan


Tim Teknis JRA menentukan kemungkinan dan dampak setidaknya satu gigitan pada
orang di Kabupaten Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan
kucing liar yang tidak di vaksin di Tempat Pembuangan Akhir sampah dalam waktu 6
bulan ke depan dalam waktu 6 bulan ke depan. Tim menetapkan bahwa kemungkinan
berada pada tingkat TINGGI dan dampaknya berada pada tingkat PARAH.
Kesimpulan ini didasarkan pada data kasus gigitan yang terjadi dan pada pernah terjadi
kasus kematian pada manusia yang tergigit Anjing terkonfirmasi positif infeksi Lyssa
virus.
TINGGI didasarkan pada Ketersediaan data jumlah kasus gigitan anjing dan kucing liar
pada manusia pada tahun 2022, Kebiasaan warga di Kabupaten Lampung Timur
membuang sampah rumah tangga di belakang rumah, rendahnya kesadaran masyarakat
dalam melaporkan kasus gigitan, tingkat kedekatan masyarakat dengan hewan
peliharaannya masih tinggi di sebabkan prilaku dan budaya yang ada di Lampung Timur.
Estimasi dampak PARAH pada satu gigitan pada orang di Kabupaten Lampung Timur
terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing liar yang tidak di vaksin di
Tempat Pembuangan Akhir sampah dalam waktu 6 bulan ke depan dalam waktu 6 bulan
ke depan didasarkan pada pernah terjadi kasus kematian pada manusia yang tergigit
Anjing terkonfirmasi positif infeksi Lyssa virus sehingga berpotensi KLB. Kenaikan
kasus gigitan anjing dan kucing pada tahun 2022 hampir mencapai 50% dari tahun
sebelumnya.
Tingkat ketidakpastian pada estimasi tersebut RENDAH karena ketersediaan informasi
yang dapat diandalkan.
Tim Teknis JRA merekomendasikan kepada Komite Pengarah untuk menyetujui
beberapa langkah mitigasi dan komunikasi risiko. Sebagai contoh:
a. Otoritas kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan perlu bekerjasama dan
menyepakati tindakan kesiapsiagaan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit
Rabies
b. Promosi kesehatan (kesehatan masyarakat) dan edukasi klien (kesehatan hewan)
bersinergi untuk menyampaikan komunikasi risiko.
c. Sosialisasi Tatalaksana gigitan HPR pada Pertugas kesehatan dan masyarakat
d. Sosialisasi tentang pentingnya vaksinasi pada hewan penular rabies

Penilaian ini didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari pendapat ahli,
kajian literatur, peraturan yang berlaku, serta standar yang dibuat organisasi teknis seperti
OIE, WHO, dan FAO.
Direkomendasikan untuk melaksanakan kegiatan surveilans tertarget aktif di tahun
berikutnya dan melakukan JRA pada periode selanjutnya dengan informasi yang sudah
diperbarui.

10. Informasi yang dibutuhkan


Pada saat penilaian risiko ini dibuat, terdapat kesenjangan informasi yang berpengaruh
pada tingkat ketidakpastian yang ada. Untuk mengurangi ketidakpastian pada penilaian
risiko berikutnya maka tim teknis JRA merekomendasikan untuk:
a. Adanya data lalu lintas HPR yang masuk dan keluar kabupaten Lmapung Timur
b. Adanya data populasi satwa liar di Wilayah Kabupaten Lampung Timur
c. Adanya data dampak sosial ekonomi akibat gigitan anjing dan kucing yang terinfeksi Lyssa
Virus.

N Kegiatan Manajemen Risiko Penanggung Jawab (Lembaga Peme Waktu Pelaksana Sumber A
o rintahan/Institusi) an nggaran

1 Melakukan sosialisasi bahaya Dinkes dan dinas perikanan dan pete Bulan juni 2023 APBD/
penyakit rabies kepada masyar rnakan kabupaten lampung timur BOK
akat
2 Melakukan sosialisasi tata lak Dinkes dan dinas perikanan dan pete Bulan Juli 2023 APBD/
sana gigitan HPR kepada petu rnakan kabupaten lampung timur BOK
gas kesehatan dan masyarakat
3 Promosi kesehatan dan edukas Dinkes kabupaten lampung timur Bulan Agustus 20 APBD/
i klient (Keswan) mengenai ba 23 BOK
haya rabies
4 Melaksanakan kegiatan vaksin Dinas perikanan dan peternakan kab Bulan september APBD
asi rabies pada HPR baik yang upaten lampung timur 2023
berpemilik ataupun tidak

5 Melaksanakan evaluasi hasil v Dinas perikanan dan peternakan kab Bulan oktober- APBN/
. aksinasi rabies upaten lampung timur dan Balai Vet desember APBD
eriner
6 Melakukan Optimasi Dinas Lingkungan Hidup Juni -Desember APBD
. Managemen sampah 2023

11. Pilihan manajemen risiko untuk dipertimbangkan Komite Pengarah

12. Pilihan komunikasi risiko untuk dipertimbangkan Komite Pengarah


N Pesan Kunci Komunikasi Risi Penanggung Jawab (Lembaga Peme Waktu Pelaksana Sumber An
o ko rintahan/Institusi) an ggaran
1 Waspada bahaya penyakit Ra Dinas kesehatan kab. Lampung timu Juni 2023 APBN/ AP
bies dengan membuat kegiata r, dinas kominfo lampung timur BD
n leflet, lembar
balik, poster, minilokakarya,
Rakor antar OPD
2 Melakukan pertemuan rutin d Dinas kesehatan Juli 2023 APBN/ AP
an peningkatan kapasitas petu BD
gas kesehatan
BOK
3 Pembentukan kader rabies di Dinas perikanan dan peternakan Agustus 2023 APBN/ AP
masyarakat untuk membantu BD
program sosialisasi

4 Peningkatan SDM yang bertu Dinas perikanan dan peternakan September 2023 APBN/ AP
gas sebagai petugas vaksinato BD
r pada hewan

5 Penyampaian hasil pemeriksa Balai veteriner, dan dinas komunika


. an serologis pasca vaksinasi si dan i

6 Meningkatkan kesadaran mas Dinas lingkungan hidup Juni-desember APBN/ AP


yarakat dan pengelola sampah BD

13. Masalah lain untuk dicatat (Kesenjangan data dan informasi)


Pada penilaian ini data populasi satwa liar yang ada dalam wilayah Kabupaten Lampung
Timur belum terpetakan, sehingga tim tidak dapat memperkiraan populasi satwa liar yang
ada terancam dan mungkin terdampak.
Data jumlah penampungan anjing dan kucing di wilayah Kabupaten Lampung Timur
belum dapat di pastikan, sehingga tim tidak dapat memperkirakan kemungkinan dan
dampaknya.

14. Interval yang diusulkan hingga penilaian risiko berikutnya


Dengan mempertimbangkan situasi dan interaksi antara manusia-hewan-lingkungan yang
terus berlangsung, tim teknis mengusulkan untuk melakukan penilaian risiko unilateral
pada hewan-manusia-lingkungan pada periode waktu 6 bulan dan melalukan penilaian
risiko bersama kembali setidaknya 6 bulan setelah penilaian risiko ini. Penilaian risiko
dapat dilakukan dengan pertimbangan dari tingkat kepentingan para Komite Pengarah
dan faktor lainnnya seperti adanya kejadian kasus gigitan atau lonjakan kasus gigitan
anjing atau kucing liar yang terinfeksi Lyssa Virus pada manusia dan dilaporkannya
kejadian kematian pada hewan dan manusia yang terinfeksi Lyssa virus.
15. Lampiran
Sebagai tindak lanjut penugasan Komite Pengarah JRA, Tim Teknis Penilaian Risiko
Terpadu mengidentifikasi beberapa pertanyaan risiko, yaitu:
b. Seperti apa peluang dan dampak setidaknya satu gigitan pada Anjing atau Kucing di
Kabupaten Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing
liar dalam waktu 6 bulan ke depan?
c. Seperti apa peluang dan dampak setidaknya satu gigitan pada petugas kesehatan
hewan di Kabupaten Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing
dan kucing yang di bawa ke Puskeswan dalam waktu 6 bulan ke depan?
d. Seperti apa peluang dan dampak setidaknya satu gigitan pada seseorang di
Kabupaten Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing
yang tidak di vaksin dalam waktu 6 bulan ke depan?
e. Seperti apa peluang dan dampak setidaknya satu gigitan pada orang di Kabupaten
Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing di
penampungan hewan yang terkontaminasi dalam waktu 6 bulan ke depan?

Setelah mempertimbangkan data-data yang tersedia, maka hasil ringkasan hasil penilaian
risiko sebagai berikut:
a. Kemungkinan setidaknya satu gigitan pada Anjing atau Kucing di Kabupaten
Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing liar dalam
waktu 6 bulan ke depan diperkiraan TINGGI dengan dampak yang akan ditimbulkan
TINGGI. Penilaian risiko ini didasarkan dengan ketidakpastian RENDAH
b. Kemungkinan setidaknya satu gigitan pada petugas kesehatan hewan di Kabupaten
Lampung Timur terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing yang di
bawa ke Puskeswan dalam waktu 6 bulan ke depan diperkiraan TINGGI dengan
dampak yang akan ditimbulkan KECIL. Penilaian risiko ini didasarkan dengan
ketidakpastian RENDAH
c. Kemungkinan setidaknya satu gigitan pada seseorang di Kabupaten Lampung Timur
terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing yang tidak di vaksin dalam
waktu 6 bulan ke depan diperkiraan TINGGI dengan dampak yang akan ditimbulkan
KECIL. Penilaian risiko ini didasarkan dengan ketidakpastian RENDAH
d. Kemungkinan setidaknya satu gigitan pada orang di Kabupaten Lampung Timur
terinfeksi Lyssa virus melalui gigitan anjing dan kucing di penampungan hewan yang
terkontaminasi dalam waktu 6 bulan ke depan diperkiraan TINGGI dengan dampak yang
akan ditimbulkan KECIL. Penilaian risiko ini didasarkan dengan ketidakpastian RENDAH

Penilaian di atas dibuat dengan mempertimbangkan:


a. Data jumlah populasi Anjing dan Kucing di Kabupaten Lampung Timur tahun 2022
sebesar 10.413 ekor
b. Data jumlah kasus gigitan pada manusia tahun 2022 sebanyak 142 kali
c. Data jumlah petugas Kesehatan Hewan di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 32
orang.
d. Data jumlah petugas Kesehatan yang terlatih di Kabupaten lampung Timur sebanyak
34 orang.
e. Data jumlah Rabies Center di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 6 lokasi
f. Data jumlah Vaksin di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 2.400 dosis
g. Kebiasaan warga di Kabupaten Lampung Timur membuang sampah rumah tangga di
belakang rumah
h. Data jumlah petshop di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 15 petshop..
i. Data Jumlah Puskeswan di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 2 Puskeswan.
j. Data jumlah Puskesmas di kabupaten Lampung Timur sebanyak 34 Puskesmas.
k. Cakupan Vaksinasi rendah, < 25% jumlah populasi
l. Tingkat kesadaran rendah pada masyarakat yang melaporkan kejadian gigitan pada
manusia di sebabkan masyarakat masih mengganggap gigitan anjing atau kucing hal
yang biasa dan tidak berbahaya.
m. Tingkat kedekatan masyarakat dengan hewan peliharaannya masih tinggi di
sebabkan prilaku dan budaya yang ada di Lampung Timur.
n. Kesadaran masyarakat di kabupaten Lampung Timur untuk memvaksin anjing atau
kucing masih rendah
o. Dinas Peternakan kabupaten Lampung belum mengalokasikan jumlah vaksin yang
cukup, dilihat dari jumlah vaksin yang <25% jumlah populasi HPR
p. Dukungan Pemda kabupaten Lampung Timur dalam menganggarkan Dana bagi
Program penceghahan dan pengandalian belum maksimal.

16. Referensi

BOGEL. 1987 Guidelines for Dog Rabies Control Division of Communicable Disease .
World Health Organization, Geneva. pp. 1-2 .

CLIQUET, F . and E.P . MEYER. 2004. Rabies and rabies related viruses : a modem
perspective on an ancient d isease. Rev. Sci . Tech . Off. Int. Epiz. 23 (2) :
625-642 .

Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung timur. 2022. Laporan Tahunan Dinas kesehatan
kabupaten Lampung Timur.

Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Lampung Timur. 2022. Laporan Tahunan
Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Lampung Timur.

KING, A . 1992 . Rabies . A. Review in : Recent Advances and current concepts in


Tropical . Vet . Med.

SUDARDJAT, S. 1990 . Kernungkinan Peranan Anjing Geladak sebagai Reservoir


Rabies pada Beberapa Daerah Enzootik di Indonesia. Tesis. Fakultas
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor .

Anda mungkin juga menyukai