Anda di halaman 1dari 6

Matriks Literatur

Penyakit Gagal Ginjal Kronis


Dilanjutkan dengan membuat kerangka teori
Tempat penelitian/ Variabel
No Judul Penelitian Tahun VD Temuan/hasil
setting penelitian independen
1 GAMBARAN ADAPTASI 2021 RS Swasta di kota Px GGK Gambaran  Menurut data Riskesdas (2018) Prevalensi penyakit
FISIOLOGIS DAN Manado On HD adaptasi ginjal kronis di Indonesia mengalami peningkatan
PSIKOLOGIS PADA fisiologis sebesar 0,38% dari data tahun 2013 dan prevalensi
PASIEN GAGAL dan penyakit gagal ginjal di Sulawesi Utara (SULUT)
GINJAL KRONIS YANG
psikologis adalah 5% dari keseluruhan penduduk Indonesia.
MENJALANI
HEMODIALISIS  Data dari Pernefri (2018) per 31 Desember 2018
DI KOTA MANADO pasien GGK yang menjalani dialisis di Indonesia
sebanyak 198.275 orang, meningkat dua kali lipat di
bandingkan tahun sebelumnya

2 PERBANDINGAN 2018 RSUP Prof. Kualitas Faktor  Secara klinik riwayat penyakit diabetes melitus
KUALITAS HIDUP PASIEN Dr. R. D. hidup px Comorbid mempunyai pengaruh terhadap kejadian gagal
GAGAL GINJAL KRONIK Kandou Manado GGK DM, HT ginjal kronik,1 kali lebih besar dibandingkan
DENGAN COMORBID dengan pasien tanpa riwayat penyakit faktor risiko
FAKTOR DIABETES
diabetes melitus dan pasien dengan riwayat penyakit
MELITUS DAN
HIPERTENSI DI RUANGAN hipertensi.
HEMODIALISA RSUP. Prof.  Hasil penelitian menunjukan jumlah responden
Dr. R. D. gagal ginjal kronik dengan comorbid hipertensi yang
KANDOUMANADO memiliki kualitas hidup baik sebanyak 29 responden
(96,7%) dan yang memiliki kualitas hidup buruk
sebanyak 1 responden (3,3%)
 gagal ginjal kronik dengan comorbid diabetes
melitus yang memiliki kualitas hidup baik
sebanyak 13 responden (43,4%) dan yang memiliki
kualitas hidup buruk sebanyak 17 responden
(56,7%) dan didapatkan nilai p= 0,000

3 FAKTOR RESIKO 2022 Ruang HD RSUP  Perilaku hidup sehari-hari seperti merokok, asupan
PERILAKU KEBIASAAN
HIDUP YANG Prof. protein tinggi, konsumsi jamu, penggunaan obat
BERHUBUNGAN Dr. R. D. analgetik, asupan lemak tinggi, konsumsi asupan
DENGAN Kandou Manado garam tinggi mempunyai hubungan dengan risiko
KEJADIAN GAGAL penyakit ginjal kronik.
GINJAL KRONIK
 Penelitian Pranadari (2015) menunjukan data
berdasarkan analisis crosstab didapatkan hasil
pasien yang merokok beresiko 2 kali untuk
menderita gagalginjal kronik.
 Data penelitian Logani (2017) menunjukkan bahwa
76% pasien gagal ginjal kronik di RS RSUP.
Prof. Dr. R. D. Kandou Manadomemiliki
kebiasaan konsumsi obat analgesik

4 SKRINING TINGKAT 2023 Puskesmas  Kegiatan ini dihadiri oleh 40 masyarakat yang
PENGETAHUAN Bangkala Kota memiliki riwayat penyakit hipertensi atau
PENYAKIT GINJAL Makassa diabetes mellitus. ditemukan hasil bahwa rata-rata
KRONIS PADA pengetahuannya terkait penyakit gagal ginjal
MASYARAKAT DI
kronis berada pada kategori kurang sebesar
WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANGKALA
77,5%. Diharapkan untuk masyarakat dapat
meningkatkan pengetahuan terkait gagal ginjal
kronis (GGK) dari berbagai sumber yang ada
agar dapat mencegah terjadinya GGK pada
pasien yang memiliki riwayat penyakit hipertensi
atau diabetes mellitus
5 HUBUNGAN KEPATUHAN 2018 Ruang HD Rumah  Berdasarkan data dari Kemenkes RI (2016), Pasien
MENJALANI Sakit Umum gagal ginjal yang menjalani hemodialisis regular
HEMODIALISIS Kabupaten jumlahnya semakin meningkat yaitu berjumlah sekitar
DAN DUKUNGAN Tangerang empat kali lipat dalam 5 tahun terakhir
KELUARGA DENGAN  Penelitian ini menggunakan metode analitik
KUALITAS HIDUP correlational, dengan pendekatan potong lintang
PASIEN GAGAL GINJAL (cross sectional)
KRONIK DI RUANG  Populasi = 112 orang, sampel = 58 responden
HEMODIALISA  Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa
RUMAH SAKIT UMUM data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil
KABUPATEN peneliatian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
TANGERANG yang bermakna antara kepatuhan menjalani
hemodialisis dengan kualitas hidup (p-value0,019) dan
juga terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga dengan kualitas hidup (p-
value=0,008)
6 PENGARUH KEPATUHAN 2019 Ruang HD RS  Metode penelitian deskriptif analitik dengan ujisatatisik
DIET PADA PASIEN Sumber Waras Chi Square dengan tingkat kemaknaan 95% yang
GAGAL GINJAL KRONIS meliputi analisa univariat maupun bivariat.
DI UNIT HEMODIALISA  Hasil penelitian didapatkan 72,5% responden tidak
RUMAH SAKIT SUMBER patuh terutama pada pasien yang hemodialisa lebih dari
WARAS 6 bulan. Hasil analisa Chi Square terbukti ada pengaruh
pengetahuan terhadap kepatuhan diet pada pasien
gagal ginjal kronis secara bermakna (p0,006).
 Ada pengaruh lamanya menjalani terapi hemodialisa
terhadap kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronis
secara bermakna (p0,00).
7 GAMBARAN SISTEM 2023 Ruang HD Rumah  Sejak tahun 2014, BPJS telah mengcover hampir
PELAYANAN Sakit Graha semua tarif Hemodialisadi Indonesia, tarif Casemix Base
HEMODIALISA PADA Permata Ibu Group(CBG) yang berbeda berdasarkan kelas Rumah
PASIEN UMUM DAN Sakit. Tarif berobat HD selama satu bulan di Rumah
JAMINAN KESEHATAN SakitB Rp 5,215,331dan Rumah SakitC Rp 7,781,744.
NASIONAL DIRUMAH Tarif Rumah Sakit Kelas B sebesar Rp962,800dan
SAKIT GRHA PERMATA Kelas C sebesar Rp893.300.
IBU  Mengimplementasikan Permenkes Nomor 812 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Cuci Darah
di Fasyankes
 Indonesia pada tahun 2018 tercatat sebanyak 132,142
jiwa yang merupakan pasien aktif pengguna mesin
dialysis dan 66,433 jiwa tercatat sebagai jumlah
pasien baru
8 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR 2009 Ruang HD RSUD  Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia, lama
YANG MEMPENGARUHI Prof. Dr. menjalani hemodialisis, pendidikan, keterlibatan
KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN MARGONO perawat,keterlibatan keluarga pasien, konsep diri, tingkat
PADA PASIEN GAGAL GINJAL SOEKARJO pengetahuan mempunyai tingkat signifikansi pada p=
KRONIK DENGAN PURWOKERTO 0,100,0,074, 0,000, , 0,000, 0,000, 0,016 dan 0,001.
HEMODIALISIS DI RSUD Prof.  Ada lima faktor (pendidikan,keterlibatan perawat,
Dr. MARGONO SOEKARJO keterlibatan keluarga pasien, dan tingkat pengetahuan)
PURWOKERTO yang berpengaruh signifikan faktor terhadap asupan
cairan.
 Sedangkan kedua faktor tersebut tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap asupan cairan seperti
usia, dan lama menjalani hemodialisis

9 TINGKAT KECEMASAN 2020 Ruang HD  Kecemasan sangat sering dijumpai pada pasien
PASIEN GAGAL GINJAL RUMAH SAKIT hemodialisa. 57,30% dari pasien End Stage Renal
KRONIK MELDA Disease (ESRD) mengalami depresi. Dari 39,2%
DALAM MENJALANI PEKERJA pasien dialisis terdapat pasien yang mengalami
HEMODIALISA DI RUMAH INDONESIA depresi ringan, 24,49% mengalami depresi sedang
dan 13,72% memiliki depresi berat dan 42,69%
SAKIT MELDA PEKERJA
yang mengalami gangguan kecemasan dari
INDONESIA 47,36% pasien yang mengalami kecemasan
ringan, 28,94% mengalami kecemasan sedang dan
23,68% mengalami kecemasan yang parah (Tavir,
2013)

10 PERAN HEMODIALISIS 2021  Upaya untuk menurunkan kadar kreatinin serum tentu
TERHADAP KADAR saja dengan memperbaiki fungsi ginjal, perlu
KREATININ dilakukan cuci darah (hemodialisis) untuk
DARAH PASIEN GAGAL mengganti fungsi utama ginjal yaitu membersihkan
GINJAL KRONIK darah dari sisa-sisa hasil metabolisme tubuh yang
berada di dalam darah
 Datadianalisis secara univariat mencari nilai rata-Rata
dan analisis bivariat dengan paired sample t-Test. Hasil
penelitian membuktikan hemodialisis mempunyai
pengaruh yang signifikan dalam upaya menurunkan
kadar kreatinin darah yang berlebihan pada pasien
dengan gagal ginjal kronik dengan nilai sig. 0,000
(p<0,05).
Apa alasan Memilih topik tersebut ?
Di Indonesia, PGK menempati urutan ke-13 sebagai penyakit dengan angka kematian terbanyak, yaitu sebesar 35.217 orang atau 2% dari total
kematian (IHME, 2018). Prevalensi penderita Penyakit Ginjal di Indonesia meningkat menjadi 3.8 % penderita dari sebelumnya sebanyak 2% di
tahun 2013 (RISKESDAS, 2018). Pasien laki-laki di Indonesia lebih banyak terkonfirmasi penyakit ginjal yaitu 0.3% dibandingkan pasien
perempuan 0.2%, dan didominasi oleh pasien lanjut usia diatas 75 tahun sebanyak 0.6 %, dimana mulai terjadi peningkatan pada usia >35 tahun
(KemenkesRI, 2017). Indonesia merupakan negara penderita gagal ginjal cukup tinggi, dengan peningkatan penderita dari 2.997.680 orang menjadi
3.091.240 orang (USRDS, 2017)
Angka kejadian gagal ginjal kronis di Indonesia berdasarkan data dari Riskesdas, (2018) yaitu sebesar 0,38 % dari jumlah penduduk Indonesia
sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 713.783 jiwa yang menderita gagal ginjal kronis di Indonesia (Riskesdas, 2018)
Mengapa topik tersebut penting ?
Mengutip dari jurnal global health tentang “Prevalensi dan Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronis di Indonesia: Analisis Survei Kesehatan Dasar
Nasional 2018” Survei berbasis populasi ini mengkonfirmasi peningkatan beban CKD di Indonesia dan menunjukkan bahwa selain faktor risiko
metabolik tradisional, virus hepatitis telah terbukti menjadi faktor risiko independen untuk CKD di Indonesia. Selain itu, risiko CKD lebih besar pada
pasien hepatitis pria dengan DM. Hasil penelitian ini menunjukkan perlunya program skrining yang agresif pada pasien dengan risiko tinggi terkena
CKD. Selain pasien dengan faktor risiko kardiometabolik tradisional, program tersebut harus mencakup pasien dengan virus hepatitis.
Selain insiden dan prevalensi CKD di Indonesia, etiologi CKD di Indonesia juga belum diketahui dengan baik. Indonesia masih menghadapi triple
beban penyakit. Pertama, akibat tidak efektifnya pengendalian penyakit menular, penyakit yang muncul kembali, dan penyakit yang baru muncul;
kedua, karena naiknya penyakit kronis ke dalam daftar lima besar gangguan bencana akibat transisi demografi dan gizi; dan terakhir karena terus
meningkatnya insiden trauma dan cedera. Selain itu, pengaruh faktor lingkungan juga perlu diperhatikan dalam perkembangan CKD, terutama
sumber air bersih yang dapat berkontribusi terhadap penyakit yang ditularkan melalui air dan penyakit diare yang dapat menyebabkan cedera ginjal
akut (AKI), schistoso-miasis yang dapat menyebabkan CKD. , dan pencemaran air yang selanjutnya menyebabkan CKD.
Menurut P2PTM Kemenkes RI Faktor risiko CKD diantaranya : diabetes (tipe 2), hipertensi, konsumsi obat pereda nyeri, narkoba, psikotropika dan
zat adiktif, radang ginjal.

Jelaskan Gap yang terjadi ?


Berdasarkan strata pendidikan, prevalensi gagal Ginjal tertinggi pada masyarakat yang tidak sekolah (0,4%). Sementara Berdasarkan masyarakat
yang tinggal di pedesaan (0,3%) lebih tinggi prevalensinya dibandingkan di perkotaan (0,2%). (Kemenkes RI)
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180307/1425164/cegah-dan-kendalikan-penyakit-ginjal-cerdik-dan-patuh/
Bagaimana Kondisi terkini masalah tersebut ?
 Prevalensi penyakit ginjal kronik (PGK) semakin meningkat, pada tahun 2040 diproyeksikan jika PGK menjadi salah satu penyebab kematian
tertitnggi di dunia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 didapatkan pravalensi Penyakit Ginjal Kronik di Indonesia sebesar 0,5%.
Penyebab kerusakan ginjal pada PGK adalah multifaktorial dan kerusakannya bersifat ireversibel. Berdasarkan penelitian ini didapatkan sebagian
besar penderita PGK di Indonesia berjenis kelamin laki-laki (60,3%) dan obesitas (25,4%). Komorbid tersering didapatkan yaitu hipertensi
(40,8%) dan Diabetes Melitus (3,3%).2 Jika mencapai tahap akhir stadium PGK, penderita PGK akan memerlukan dialisis (cuci darah) dan
transplantasi ginjal. (RSUI) https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/artikel-populer/upaya-pencegahan-dan-penanganan-risiko-penyakit-ginjal-
kronik

 Upaya pemerintah menangani penyakit gagal ginjal di Indonesia, saya mengutip perkataan dari wamenkes RI yang disiarkan oleh Biro
Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan R, berikut isi perkataan nya :
“Data saat ini dari 1.225 layanan hemodialisis di Indonesia, 7 diantaranya ada di Provinsi Gorontalo. Mudah-mudahan selain RS Hasri Ainun
Habibi, semoga pemerintah bisa menambah lagi untuk membangun instalasi hemodialisis di tempat-tempat lain terpencil sehingga tidak
terkonsentrasi disini,” ujar Wamenkes.
“Jadi sebelum kita membangun layanan instalasi Hemodialisis maka yang perlu kita perbaiki bersama-sama adalah penurunan faktor risiko
penyakit-penyakit ginjal,” ujar Wamenkes.
“Mudah-mudahan dengan menangani diabetes, hipertensi dan autoimun yang baik tidak banyak pasien yang akan menggunakan instalasi yang
kita bangun ini, walaupun instalasi yang kita bangun ini merupakan pengejawantahan bagaimana negara hadir ditengah masyarakat untuk
melayani mereka yang sudah tidak bisa ditangani secara promotif preventif,” ujar Wamenkes.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20231023/1544088/permudah-akses-masyarakat-wamenkes-resmikan-layanan-hemodialisis-rs-
hasri-ainun-habibie/

 Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan sejak tahun 2014 menjadi secercah harapan, bagi mereka yang
sedang berjuang dengan gagal ginjal. Biaya hemodialisa bukan lagi halangan untuk kembali sehat karena hemodialisis telah menjadi salah satu
manfaat yang dijamin dalam Program JKN.(Radio Republik Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai