Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal Universitas Muhammadiyah Semarang

Studi Kasus

Peningkatan Efektifitas Pola Napas Pada Pasien Ketoasidosis Diabetik


Prema Rinawati1, Chanif Chanif2
1,2 Program
Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan darurat hiperglikemi yang
• Submit 27 Februari 2020 mengancam jiwa pasien dengan diabetes melitus dimana hasil laboratorium
• Diterima 17 Juli 2020 menunjukkan pH, pCO2 dan HCO3 turun. Penulisan ini bertujuan untuk
memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan ketoasidosis
Kata kunci: diabetikum dengan pola napas tidak efektif di ICU Rumah Sakit Roemani
Ketoasidosis diabetikum; Muhammadiyah Semarang. Metode menggunakan penelitian kuantitatif
pola napas tidak efektif dengan pendekatan proses keperawatan, tahapan studi dari pengkajian
hingga evaluasi dengan mengambil 2 pasien ketoasidosis diabetikum. Hasil
dari intervensi terapi oksigen dan 45o posisi semi fowler yaitu belum efektif
untuk pasien dengan masalah keperawatan pola napas tidak efektif. Hasil
proses keperawatan kedua pasien selama di ICU menunjukkan masalah
keperawatan pola nafas tidak efektif dan evaluasi menunjukkan masalah
dapat teratasi.

PENDAHULUAN diabetes diperkirakan berasal dari Asia


Tenggara dan Pasifik Barat terhitung
Diabetes mellitus (DM) merupakan sekitar setengah kasus diabetes dunia
kelompok penyakit metabolik dengan (Report., 2016). IDF (International Diabetes
karakteristik hiperglikemi yang terjadi Federation) menyatakan bahwa Indonesia
karena kelainan sekresi insulin, kerja berada pada peringkat ke 7 dengan jumlah
insulin atau kedua-duanya (American penderita mencapai 10 juta jiwa.
Diabetes Association, 2012). Ketoasidosis Berdasarkan kecenderungan statistik
Diabetik (KAD) adalah keadaan darurat selama 10 tahun terakhir, IDF
hiperglikemi yang mengancam jiwa pasien memprediksikan bahwa tahun 2040
dengan diabetes melitus. KAD terjadi ketika Indonesia akan berada pada peringkat ke
seseorang mengalami penurunan insulin enam didunia dengan jumlah penderita jiwa
yang relatif atau absolut yang ditandai mencapai 16,2 juta jiwa (International
dengan hiperglikemi, asidosis, ketosis, dan Diabetes Federation, 2015). IDF
kadar glukosa darah >125 mg/dL. KAD menyatakan penderita DM meningkat
merupakan komplikasi akut yang serius dan menjadi 425 juta diseluruh dunia. Jumlah
membutuhkan pengelolaan gawat darurat terbesar orang dengan DM yaitu berada di
(American Diabetes Association, 2013). wilayah Pasifik Barat 159 juta dan Asia
Tenggara 82 juta. China menjadi negara
World Health Organisation (WHO) dengan penderita DM terbanyak di dunia
memperkirakan bahwa 422 juta orang dengan 114 juta penderita, kemudian di
dewasa di atas 18 tahun hidup dengan ikuti oleh India 72,9 juta, lalu Amerika
diabetes. Jumlah terbesar orang dengan serikat 30,1 juta, kemudian Brazil 12,5 juta

Corresponding author:
Prema Rinawati
premarina92@gmail.com
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020
e-ISSN:
DOI: 10.26714/nm.v1i1.5498
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 50-58 51

dan Mexico 12 juta penderita. Indonesia METODE


menduduki peringkat ke-enam untuk
penderita DM dengan jumlah 10,3 juta Studi ini menggunakan studi kuatitatif
penderita (IDF, 2017). Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini
menggunakan studi deskriptif dengan
Data dari Riset Kesehatan Daerah tahun pendekatan asuhan keperawatan, tahapan
2018 bahwa di Jawa Tengah sebanyak 1,8% studi dari pengkajian sampai evaluasi.
mengalami diabetes melitus. Pravelensi DM Asuhan keperawatan pada dua pasien
berdasarkan usia >15 tahun, pada tahun dengan diagnosa medis ketoasidosis
2018 sebanyak 10,9% lebih tinggi diabetik dan masalah keperawatan utama
dibandingkan tahun 2013 sebanyak 6,9% pola nafas tidak efektif, yang dikelola
(Kemenkes., 2018). Profil Kesehatan Kota selama 2-3 hari perawatan.
Semarang tahun 2018 menyatakan data DM
dengan penggunaan insulin tahun 2017 HASIL
sebanyak 6489 kasus sedangkan tahun
2018 sebanyak 2896 kasus dan DM tanpa Hasil pengkajian yang didapat pada pasien
insulin tahun 2017 sebanyak 51329 kasus Ny.R sebagai berikut, usia 69 tahun,
dan tahun 2018 sebanyak 6153 kasus kesadaran menurun, nafas cepat dan dalam
(Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2018). (kusmaul), RR 29 x/menit, SpO2 98%,
Produksi reactive oxygen species pasien mengalami stroke, data penunjang
meningkat dalam kondisi hiperglikemi dan keton positif, pH 7,2, dan HCO3 18 mmol/L,
stres oksidatif berkontribusi pada memiliki riwayat hipertensi, TD 201/105
kerusakan kardiovaskuler diinduksi oleh mmHg. Pada pasien Ny.S dengan usia 67
hiperglikemi (Rekha Nova Iyos, 2017). tahun, pasien mengeluh sesak nafas, nafas
Terjadinya penurunan kesadaran pada cepat dan dalam (kusmaul), RR 31 x/menit,
pasien hiperglikemi yang mengalami SpO2 96%, data penunjang keton postif, pH
komplikasi akut dan masuk kedalam 7,1, HCO3 19 mmol/L, pasien mengatakan
kondisi KAD (Irham, 2017). Berdasarkan tidak memiliki riwayat hipertensi, TD
tingginya angka kejadian dan dampak yang 199/115 mmHg. Pada kedua pasien tidak
ditimbulkan oleh penyakit DM, maka ada sumbatan jalan nafas, tidak terdapat
penulis berkeinginan memberikan Asuhan edema pada ekstremitas.
Keperawatan DM dalam bentuk penulisan
suatu Karya Ilmiah Akhir Ners yang Hasil pengkajian primer pada dua pasien
berjudul “Terapi Oksigen Dengan Masalah dengan diagnosa medis ketoasidosis
Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif Pada diabetic dapat dilihat pada tabel 1.
Pasien Ketosidosis Diabetik”.

Tabel 1
Pengakajian primer dua pasien
PENGKAJIAN PASIEN 1 PASIEN 2
AIRWAY Tidak ada sumbatan jalan nafas Tidak ada sumbatan jalan nafas
BREATHING Tampak sesak nafas (dyspnea), nafas cepat Tampak sesak nafas (dyspnea), nafas
dan dalam cepat dan dalam
Menggunakan nassal kanul 4 liter/menit Menggunakan NRM 8 liter/menit
RR : 29 x/mnt, SpO2 98% RR : 31 x/mnt, SpO2 96%
CIRCULATION Akral dingin, kulit pucat, mulut kering, Akral dingin, kulit pucat
Hasil EKG : tachikardi Hasil EKG : ST Elevasi V2-V4
Nadi cepat dan dalam 101 x/mnt, TD : Nadi 96 x/mnt, GDS 226
201/105 mmHg, GDS 247, Capilary refill < TD : 199/115 mmHg
3 dtk Capilary refill < 3 dtk
DISABILITY GCS : 7 E 3 M 4 dengan afasia, Tampak GCS : 15
sangat lemah
EXPOSURE Tidak terdapat luka, suhu : 37,10C tidak ada Tidak terdapat luka, suhu : 36,10C tidak
odema ada odema

Prema Rinawati - Peningkatan Efektifitas Pola Napas Pada Pasien Ketoasidosis Diabetik
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 50-58 52

PEMBAHASAN terjadinya resistensi insulin. Berdasarkan


penelitian Meliyana tahun 2019
Pada saat pengkajian didapatkan data menunjukkan bahwa prsentase paling
bahwa pasien Ny.R dan Ny.S memiliki usia banyak pada kategori umur 56 – 70 tahun
>65 tahun dan saat pengambilan pasien di sebesar 43,4% dan jumlah persentase
ICU hanya terdapat 2 pasien dengan KAD terkecil pada kategori umur 26 – 35 sebesar
dan keduanya berjenis kelamin perempuan. 0,5% (Meliyana, 2019). Data ini sesuai
Berdasarkan penelitian Shara K tahun 2015 dengan penelitian Akhsyari bahwa umur
menunjukkan bahwa jenis kelamin yang pada pasien diabetes paling banyak di atas
paling banyak menderita DM adalah 46 tahun sebesar 88,9% (Akhsyari, 2016).
perempuan hal ini sesuai dengan penelitian Hal tersebut terjadi dikarenakan seseorang
menjelaskan bahwa perempuan 50 orang yang berumur di atas 46 tahun memiliki
(58,1%) sedangkan pada laki-laki berumlah peningkatan resiko terhadap terjadinya DM
36 orang (41,8%), ini disebabkan karena dan intoleransi glukosa yang disebabkan
secara fisik perempuan memiliki peluang oleh faktor degenerative yaitu menurunnya
peningkatan indeks masa tubuh yang lebih fungsi tubuh, khususnya kemampuan dari
besar bahkan pada wanita yang sudah tua sel β dalam memproduksi insulin untuk
(lebih dari 40 tahun) dan telah mengalami memetabolisme glukosa.
menopause mempunyai kecenderungan
untuk lebih tidak peka terhadap hormon Pada kedua pasien dengan riwayat DM dan
insulin (Shara K, 2015). Hasil penelitian lain KAD ditemukan tekanan darah tinggi dan
menyatakan bahwa jumlah persentase ada yang memiliki riwayat darah tinggi atau
pasien diabetes dengan komplikasi yang hipertensi, hipertensi akan menyebabkan
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan penebalan pembuluh darah arteri sehingga
masing-masing sebesar 44,9% dan 55,1%. pembuluh darah akan menyempit dan
Pada dasarnya, angka kejadian DM Tipe 2 nantinya akan mengganggu pengangkutan
bervariasi antara laki-laki dan perempuan. glukosa dari dalam darah (Zieve, 2012).
Mereka mempunyai peluang yang sama Disfungsi endotel merupakan salah satu
terkena DM. Hanya saja dilihat dari faktor patofisiologi umum yang menjelaskan
resiko, perempuan mempunyai peluang hubungan yang kuat antara tekanan darah
lebih besar diakibatkan peningkatan indeks dan kejadian DM. Hasil penelitian sesuai
massa tubuh (IMT) yang lebih besar. dengan teori bahwa responden dalam
Sindroma siklus bulanan (premenstrual penelitian lebih banyak dengan riwayat
syndrome), pascamenopause yang hipertensi, Penelitian yang dilakukan
membuat distribusi lemak tubuh menjadi (Shara K, 2015) dari 50 orang diperoleh 22
mudah terakumulasi akibat proses (81,5%) responden dengan hipertensi.
hormonal tersebut sehingga wanita Hasil uji statistic ada hubungan yang
beresiko menderita DM (Meliyana, 2019). bermakna antara tekanan darah dengan
DM. Orang yang terkena hipertensi berisiko
Hasil penelitian Susanti dkk tahun 2018 lebih 6,85 kali lebih besar untuk menderita
menunjukkan bahwa usia yang paling diabetes dibanding orang yang tidak
banyak menderita DM yaitu pada usia 61-80 hipertensi.
tahun (Susanti, Masita, & Latifah, 2018). Hal
ini disebabkan terjadinya peningkatan Penderita DM bahkan menjadi KAD belum
intoleransi glukosa, adanya proses penuaan tentu dikarenakan hipertensi, pada data
menyebabkan berkurangnya kemampuan salah satu pasien yaitu Ny.S tidak memiliki
sel β pankreas dalam memproduksi insulin riwayat hipertensi, hal ini dikarenakan
selain itu terdapat penurunan aktivitas hiperglikemia dapat menyebabkan tekanan
mitokondria di sel-sel otot sebesar 35%, hal darah, dan pernapasan meningkat.Tekanan
ini berhubungan dengan peningkatan kadar darah pada pasien diabetes melitus terjadi
lemak di otot sebesar 30% dan memicu peningkatan karena termasuk kerusakan

Prema Rinawati - Peningkatan Efektifitas Pola Napas Pada Pasien Ketoasidosis Diabetik
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 50-58 53

kompleks antara saraf dan pembuluh darah. penanganan yang cepat dan tepat
Gula darah tinggi mengganggu kemampuan mengingat angka kematian yang tinggi (Ice
saraf untuk mengirimkan sinyal yang Ratnalela Siregar, 2014).
melemahkan dinding pembuluh darah
kapiler untuk memasok saraf dengan Terjadi KAD apabila terdapat kekurangan
oksigen dan nutrisi. Penderita DM insulin mutlak dan peningkatan hormon
mengakibatkan komplikasi neuropati kontraregulator terstimulasi (kortisol).
otonom, atau kerusakan saraf otonom. Produksi glukosa oleh hati meningkat,
Sistem saraf otonom ini berperan pemakaian glukosa perifer berkurang,
mengontrol hati, kandung kemih, paru- mobilisasi lemak meningkat, dan
paru, lambung, usus, jantung dan mata. ketogenesis (pembentukan keton)
Diabetes dapat mempengaruhi saraf dirangsang. Pada keadaan kekurangan
otonom yg menyebabkan peningkatan insulin, produksi berlebihan beta-
denyut jantung meskipun ketika hidroksibutirat dan asam asetoasetat
beristirahat, aliran darah yang buruk (badan keton) oleh hati menyebabkan
disebabkan kerusakan pembuluh darah peningkatan konsentrasi keton dan
perifer. Penyakit pembuluh darah perifer peningkatan asam lemak bebas. Sebagai
adalah gangguan sirkulasi yang akibat dari kehilangan bikarbonat (yang
mempengaruhi pembuluh darah dari terjadi bila terbentuk keton), penyangga
jantung dan mempengaruhi tekanan darah bikarbonat tidak terjadi dan terjadi asidosis
menjad itinggi (Rahmana Lili, 2019). metabolik. KAD juga dapat terjadi pada
orang yang terdiagnosis DM saat kebutuhan
Proses teradinya DM menjadi KAD sebagai tenaga meningkat selama stres fisik atau
berikut, Diabetes mellitus merupakan emosi. Keadaan stres memicu pelepasan
gangguan metabolisme dari distribusi gula hormon glukoneogenik, yang menghasilkan
oleh tubuh. Penderita diabetes tidak bisa pembentukan karbohidrat dari protein atau
memproduksi insulin dalam jumlah yang lemak (LeMone, 2015). Hal ini sesuai
cukup, atau tidak mampu menggunakan dengan penelitian (Ludfitri, 2015)
insulin secara efektif, sehingga terjadi didapatkan data bahwa 10 responden
kelebihan gula dalam darah. Kelebihan gula (50%) mempunyai stres sedang dan 10
yang kronis dalam darah ( hiperglikemia) responden (50%) mempunyai stres berat
ini menjadi racun dalam tubuh. Sebagian (sangat stres). Kondisi stres bisa
glukosa yang bertahan di dalam darah itu menyebabkan hiperglikemi karena kondisi
melimpah ke system urin untuk di buang tersebut memicu produksi autoantibody
melalaui urin. Pada tubuh yang sehat terhadap sel β pankreas. Sehingga terjadi
pancreas melepas hormone insulin yang destruksi dari sel β pancreas yang akan
bertugas mengangkut gula melalui darah ke menyebabkan penurunan sekresi insulin
otot-otot dan jaringan lain untuk memasok dan akhirnya kekurangan hormon insulin.
energi. Ketoasidosis terjadi karena tidak Kekurangan insulin ini akan mengakibatkan
adanya insulin yang dihasilkan. Akibat dari hiperglikemia, penguraian lemak dan
defisiensi insulin yang lain adalah katabolisme protein. Kondisi hiperglikemi
pemecahan lemak menjadi asam-asam jika tidak tertangani dengan baik akan
lemak bebas dan gliserol. Asam-asam lemak menyebabkan kondisi kegawatan.
bebas akan di ubah menjadi badan keton
oleh hati. Badan ketone bersifat asam dan Data yang didapat saat pengkajian bahwa
bila bertumpuk dalam sirkulasi darah Ny.R mengalami stroke, hal ini bisa terjadi
badan keton akan menimbulkan dikarenakan keadaan hiperglikemia dan
ketoasidosis diabetic. Ketoasidosis diabetic DM dapat mengakibatkan kerusakan
adalah komplikasi akut diabetes mellitus sistemik yang luas pada tubuh. Hal ini
yang serius dan harus segera ditangani. disebabkan karena terdapat gangguan pada
Ketoasidosis diabetic memerlukan metabolism glukosa, lemak, dan protein

Prema Rinawati - Peningkatan Efektifitas Pola Napas Pada Pasien Ketoasidosis Diabetik
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 50-58 54

sebagai hasil dari defek sekresi insulin Ny.S datang dengan keluhan sesak nafas
maupun gangguan fungsi insulin di perifer. dengan RR 31 x/mneit. Menurut (Morton,
Komplikasi DM mengakibatkan kerusakan 2011) hiperventilasi yang terjadi secara
pembuluh darah (endotel) meliputi bertahap pada awalnya dan kemudian
makroangiopati yang mengenai pembuluh terjadi sangat cepat dan makin jelas ketika
darah besar pada jantung serta otak dan pH turun dibawa 7,2 atau pH 7,2.
mikroangiopati meliputi nefropati dan Peningkatan cepat pada ventilasi ini, yang
retinopati. Komplikasi pada pembuluh terjadi lebih cepat dalam peningkatan
darah besar bisa menyebabkan kecepatan nafas, dikenal sebagai
atherosklerosis. Walaupun penyakit pernafasan kussmaul. Adanya pernafasan
atherosklerosis dapat terjadi pada kussmaul yeng mencolok merupakan tanda
seseorang yang bukan pengidap diabetes bahwa pH 7,2 atau dibawah 7,2 yang secara
melitus, adanya diabetes melitus relatif merupakan derajat asidosis.
mempercepat terjadinya atherosklerosis. Berdasarkan (Gotera, 2014) bahwa pasien
Akibat atherosklerosis ini, antara lain yang mengalami KAD dengan kategori
penyakit jantung koroner, hipertensi, sedang dengan pH 7,0-7,24. Hasil
stroke, dan gangrene pada kaki. Stroke atau pemeriksaan EKG pada pasien Ny.S
cedera serebrovaskuler adalah kehilangan diperoleh Stemi, hal ini dapat terjadi pada
fungsi otak yang diakibatkan oleh pasien DM dikarenakan dengan adanya
terhentinya suplai darah ke bagian otak riwayat penyakit diabetes mellitus akan
(Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & mengalami penyakit vaskuler, sehingga
Cheever, 2010). Pada pasien dengan adanya terjadi mikrovaskularisasi dan terjadi
riwayat penyakit diabetes mellitus akan aterosklerosis, terjadinya arterosklerosis
mengalami penyakit vaskuler, sehingga dapat menyebabkan emboli yang kemudian
terjadi mikrovaskularisasi dan terjadi menyumbat dan terjadi iskemia, iskemia
aterosklerosis, terjadinya arterosklerosis dapat menyebakan infark miokard (Malik &
dapat menyebabkan emboli yang kemudian Nasrul, 2015). Stemi adalah jenis serangan
menyumbat dan terjadi iskemia, iskemia jantung yang paling serius, dimana ada
menyebabkan perfusi otak menurun dan gangguan pada suplai darah, hal ini terjadi
pada akhirnya terjadi stroke (Malik & karena ada penyumbatan di arteri koroner
Nasrul, 2015). Pasien Ny.R sempat (Corwin, 2010). Penelitian (Rekha Nova
mengalami penurunan kesadaran, Iyos, 2017) juga menyatakan bahwa
hiperglikemia menyebabkan penurunan produksi reactive oxygen species
volume, yang pada gilirannya menurunkan meningkat dalam kondisi hiperglikemi dan
hilangnya glukosa lewat urin dan stres oksidatif berkontribusi pada
memungkinkan gula darah meningkat kerusakan kardiovaskuler diinduksi oleh
bahkan lebih tinggi. Hiperosmolalitas cairan hiperglikemi. Berdasarkan hal tersebut
tubuh dan dehidrasi dapat menyebabkan menunjukkan bahwa pasien dengan
letargi, stupor dan akhirnya koma yang diabetes melitus dapat mengalami stemi
dapat terjadi bila KAD memburuk. Sehingga dikarenakan aterosklerosis.
pada pasien dengan diabetes melitus
dengan ketoasidosis akan megalami Hasil penunjang yang didapatkan bahwa
perubahan kesadaran (Morton, 2011). Hal Ny.S mengalami edema pulmo, edema
ini sesuai dengan penilitian (Irham, 2017) pulmo terjadi dari gagal jantung kiri yang
bahwa terjadi penurunan kesadaran pada mengakibatkan penumpukan cairan dan
pasien hiperglikemi yang mengalami peningkatan tekanan di vena pulmonalis.
komplikasi akut dan masuk kedalam Ketika berat atau berkepanjangan, cairan
kondisi KAD. melintas melewati dinding alveolar menuju
alveoli dan pada akhirnya menuju ruang
Kedua pasien mengalami sesak nafas pleura, menyebabkan efusi pleura. Baik
dengan Ny.R pernafasan 29 x/menit dan cairan interstisial maupun efusi pleura

Prema Rinawati - Peningkatan Efektifitas Pola Napas Pada Pasien Ketoasidosis Diabetik
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 50-58 55

menyebabkan restriksi fungsi pulmonal. keperawatan utama yaitu pola nafas tidak
Fungsi pulmonal untuk mengetahui efektif.
kandungan oksigen dan karbondioksida
pada darah arteri, sehingga mengetahui bila Diagnosis keperawatan adalah penilaian
ada masala difusi atau perfusi secara tidak klinis mengenai respon klien terhadap
langsung. Hasil laboratorium didapatkan masalah kesehatan atau proses kehidupan
bahwa kedua pasien terdapat keton yaitu yang dialami. Diagnosis keperawatan
1+, pada pasien dengan KAD terjadi bertujuan untuk mengidentifikasi respons
kekurangan insulin mutlak dan klien, individu, keluarga dan komunitas
peningkatan hormon kontraregulator terhadap situasi yang berkaitan dengan
terstimulasi (kortisol). Produksi glukosa masalah kesehatan. Diagnosa keperaatan
oleh hati meningkat, pemakaian glukosa sebagai dasar pengembangan rencana
perifer berkurang, mobilisasi lemak intervensi keperawatan (Tim Pokja SDKI
meningkat, dan ketogenesis (pembentukan DPP PPNI, 2016). Diagnosa keperawatan
keton) dirangsang. Peningkatan kadar utama yang muncul pada kedua pasien
glukagon mengaktifkan jalur adalah pola nafas tidak efektif. Menurut
glukoneogenesis dan ketogenesis di hati. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) pola nafas
Pada keadaan kekurangan insulin, produksi tidak efektif adalah inspirasi atau ekspirasi
berlebihan beta-hidroksibutirat dan asam yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
asetoasetat (badan keton) oleh hati Penyebab terjadinya pola nafas tidak efektif
menyebabkan peningkatan konsentrasi diantaranya sebagai berikut : depresi pusat
keton dan peningkatan pelepasan asam pernafasan, hambatan upaya nafas,
lemak bebas. Sebagai akibat dari kehilangan deformitas dinding dada, deformitas tulang
bikarbonat (bila terbentuk keton), dada, gangguan neuromuskular, imaturitas
penyangga bikarbonat tidak terjadi dan neurologis, penurunan energi, obesitas,
terjadi asidosis metabolik. Depresi sistem posisi tubuh yang menghambat ekspansi
saraf pusat (SSP) akibat penumpukan keton paru, sindrom hipoventilasi, cedera pada
dan asidosis yang terjadi dapat medula spinalis. Gejala dan tanda mayor
menyebabkan koma dan kematian jika tidak dengan masalah pola nafas tidak efektif
ditangani (LeMone, 2015). Kehadiran keton berdasarkan data subektif adalah dispnea,
dalam darah atau urine tidak hanya sinyal sedangkan data objektif adalah fase
dari masalah metabolisme. Keton sendiri ekspirasi memanjang, pola napas abnormal
dapat berbahaya pada tingkat tinggi, keton (takipne, kussmaul). Kondisi klinis terkait
dapat menurunkan pH darah dan dengan digaosa keperawatan pola napas
menyebabkan ketoasidosis (Aritonang, tidak efektif diantaranya depresi sistem
2016). Penelitian (Susanti et al., 2018) juga saraf pusat, cedera kepala,trauma thoraks,
menyatakan keton adalah produksi stroke.
simpangan dari metabolisme lemak. Ketika
tubuh tidak memiliki cukup glukosa, hati Pasien Ny.R dan Ny.S memiliki keluhan yang
mengubah lemak menjadi asam keton. berbeda, Ny.R datang ke IGD dengan
Berlebihnya keton yang ada di dalam darah penurunan kesadaran kemudian saat di ICU
disebut ketosis. Ketosis yang berat sangat terpasang monitor dan diketahui bahwa
berpotensi menyebabkan komplikasi dalam pernafasan 29 x/menit (takipnea) dan Ny.S
bentuk asidosis pada penderita DM, datang dengan keluhan sesak nafas dengan
peningkatan kadar keton dalam darah akan RR 31 x/mneit. Pada pasien dengan KAD
menimbulkan ketosis sehingga dapat mengalami defisiensi insulin sehingga
menghabiskan cadangan basa (misal terjadi ketogenesis yang tidak terkendali.
bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan Saat asam keton masuk ke CES, ion hidrogen
menyebabkan asidosis. Dari hasil dilepaskan dari molekul dan dinetralkan
pengkajian yang diperoleh dari kedua dengan bergabung dengan bufer ion
pasien maka diangkat masalah bikarbonat, sehingga mempertahankan pH

Prema Rinawati - Peningkatan Efektifitas Pola Napas Pada Pasien Ketoasidosis Diabetik
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 50-58 56

CES dan menghasilkan residu anion asam karbondioksida bisa keluar dan tidak dapat
keton. Seiring penumpukan anion asam masuk kembali ke masker dan oksigen yang
keton, maka anion asam keton secara masuk lewat masker lebih optimal. Pada Ny.
progresif menggantikan bikarbonat dari S diberikan posisi 450 atau biasa disebut
CES. Ketika asam keton terus menumpuk, posisi semi fowler, karena posisi ini dapat
bikarbonat serum menurun dan celah anion mengurangi sesak nafas, sesuai dengan
meningkat. Jika hal ini terus berlanjut, pH penelitian (Sulastri, 2015) bahwa saat
darah turun dan asidosis menjadi kondisi pasien diberikan posisi semi fowler sesak
yang mengancam jiwa. Jika anion nafas pasien berkurang, hal ini dikarenakan
bikarbonat menurun karena diagantikan ketika pasien diberikan posisi semi fowler
oleh anion asam keton, kelebihan gas terjadi ekspansi dada yang maksimum pada
karbondioksida harus dibuang melalui paru pasien gravitasi menarik diafragma
dengan cara hiperventilasi. Dikarenakan kebawah sehingga ekspansi paru yang lebih
sistem bufer bikarbonat yang menentukan menyebabkan sesak nafas berkurang. Pada
pH setiap saat dengan perbandingan anion kedua pasien tidak direncanakan untuk
bikarbonat terhadap karbondioksida diberikan tehnik relaksasi nafas dalam
plasma, hiperventilasi yang terjadi secara dikarenakan pasien terlalu sesak, padahal
bertahap pada awalnya dan kemudian tehnik relaksasi nafas dalam dapat
terjadi sangat cepat dan makin jelas ketika meningkatkan oksigenasi dalam darah.
pH arteri turun. Peningkatan cepat pada Selain itu, relaksasi nafas dalam akan
ventilasi ini yang terjadi lebih cepat dalam memunculkan kondisi rileks. saat kondisi
peningkatan kedalaman nafas dikenal rileks ini terjadi perubahan implus syaraf
sebagai pernapasan kussmaul. Diagnosa pada jalur aferen ke otak dimana aktifitas
keperawatan pola nafas tidak efektif menjadi inhibisi. perubahan implus syaraf
dijadikan diagnosa prioritas sebab pada ini menyebabkan perasaan tenang secara
pasien ketoaisdosis diabetik mengalami fisisk maupun mental seperti berkurangnya
asidosis metabolik kemudian terjadi denyut jantung, menurun kecepatan
kompensasi dengan alkalosis respiratori metabolisme tubuh dalam hal ini mencegah
yaitu nafas cepat dan dalam, terjadi peningkatan kadar gula darah (Rizki Maulia,
hiperventilasi, apabila hiperventilasi tidak 2017).
tertangani, maka terjadi kelelahan otot
bantu nafas, sehingga pasien akan Implementasi dari rencana keperawatan
mengalami gagal nafas dan pasien pro dilakukan selama pasien dirawat di ICU.
intubasi (Morton, 2011). Pasien 1 Ny.R dirawat di ICU selama 3 hari
dari tanggal 18-20 September 2019.
Intervensi keperawatan yang harus Implementasi keperawatan mulai
dilakukan oleh perawat untuk membantu dilakukan saat tanggal 18 September 2019,
mengatasi masalah keperawatan pola nafas dilakukan pengkajian dengan kondisi
tidak efektif adalah oxygen therapy dan pasien, dikarenakan saat masuk ke ICU
vital sign monitoring. Pada kedua pasien pasien mengalami penurunan kesadaran
sudah diberikan oksigen, kasus 1 Ny.R kemudian dilakukan pengkajian secara
mendapat terapi oksigen nasal kanul 4 lpm objektif terkait kondisi umum pasien,
dikarenakan RR 29 x/menit dan SpO2 98% tanda-tanda vital (TTV) yang bisa dilihat di
sedangkan kasus 2 Ny.S mendapatkan bedside monitor yang didekat pasien dan
terapai oksigen NRM 8 lpm dikarenakan RR data penunjang lainnya. Setelah 4 jam di ICU
31 x/menit dan SpO2 96%. Jadi pada kedua pasien mengalami kesadaran tapi masih
pasien sudah dilakukan terapi oksigen dan lemas, pasien saat itu masih mendapatkan
monitor TTV seperti tekanan darah, nadi, terapi oksigen yang sama yaitu penggunaan
suhu, RR, SpO2. Ny.S mendapatkan terapi nassal kanul 4 lpm dan terpasang selang
oksigen NRM hal ini dikarenakan NRM NGT. Pasien kedua Ny.S dirawat di ICU
terdapat katup sehingga ketika selama 3 hari dari tanggal 17-19 Oktober

Prema Rinawati - Peningkatan Efektifitas Pola Napas Pada Pasien Ketoasidosis Diabetik
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 50-58 57

2019. Implementasi keperawatan mulai dan monitor tanda-tanda vital. Perawat juga
dilakukan tanggal 17 Oktober 2019, saat memberikan tindakan nonfarmakologi
dilakukan pengkajian didapatkan data untuk mengatasi masalah keperawatan
bahwa keluhan utama pasien yaitu sesak tersebut. Evaluasi yang diperoleh dari
nafas, kemudian dilanjutkan dengan kedua pasien selama di ICU masalah
melakukan pengkajian secara objektif keperawatan pola nafas tidak efektif
seperti kondisi umum pasien, monitor TTV teratasi.
melalui bedside monitor, dan data
penunjang. Saat datang pertama kali di ICU UCAPAN TERIMAKASIH
pasien sudah menggunakan NRM 8 lpm,
kemudian pasien diposisikan semi fowler, Penulis mengucapkan terimakasih kepada
dan memonitor kondisi pasien. pembimbing klinik, pembimbing studi dan
penguji yang telah membimbing serta
Hasil evaluasi pasien setelah dilakukan mengarahkan sehingga karya ilmiah akhir
implementasi keperawatan selama ners menjadi lebih baik dan bermanfaat.
perawatan di ICU. Evaluasi Ny.R tanggal 20
September 2019 bahwa pasien masih REFERENSI
tampak sesak berkurang dengan data yang
diperoleh RR 28 x/menit, SpO2 98%, suhu Akhsyari, F. Z. (2016). Karakteristik Pasien Diabetes
37,30C, TD 187/84 mmHg, kesadaran Mellitus di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen Tahun 2015. Surakarta: Universitas
pasien sudah membaik, pasien sudah ada Muhammadiyah Surakarta.
respon. Masalah pola nafas tidak efektif
American Diabetes Association. (2012). Standard of
teratasi, perencanaan selanjutnya pada
Medical Care in Diabetes 2012. (Diabetes
Ny.R diantaranya tetap lanjutkan terapi Care).
oksigen, monitor TTV dan pemeriksaan gula
American Diabetes Association. (2013). Standards of
darah. Pada pasien kedua Ny.S evaluasi Medical Care in Diabetes 2013. 36: S11-
dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2019 S6(Diabetes Care).
pasien mengatakan masih sesak, RR 28
Aritonang, E. (2016). Pemeriksaan Keton Pada Urine
x/menit, SpO2 98%, suhu 370C, TD 165/97 Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Di
mmHg, nadi 81 x/menit, saat ini terpasang Rawat Inap Di RSUD H Adam Malik Medan.
NOC 5 lpm, hal tersebut menunjukkan suatu Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2.
kondisi membaik atau perubahan kondisi Corwin. (2010). Patofisologi : Buku Saku (Ed.3).
menjadi baik dilihat saat awal RR 31 Jakarta: EGC.
x/menit dan SpO2 96%, terpasang NRM 8 Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2018). Profil
lpm. Masalah pola nafas tidak efektif Kesehatan Kota Semarang 2018. In DKK
teratasi, perencanaan selanjutnya pada Ny.S Semarang.
tetap lanjutkan terapi oksigen sesuai Gotera, W. (2014). Penatalaksanaan ketoasidosis
dengan kondisi, monitor TTV dan diabetik (KAD). Jurnal Penyakit Dalam,
pemeriksaan gula darah. 11(No.2).
Ice Ratnalela Siregar. (2014). Pemeriksaan Badan
SIMPULAN Keton pada Urine Penderita Diabetes Mellitus
tipe II (NIDDM) yang di Rawat Inap di RSUP H.
Pasien Ketoasidosis Diabetik dirawat Adam Malik Medan. Jurnal Ilmiah PANNMED,
dengan diagnosa medis KAD yang didukung 3(No.3), 2005–2007.
dari hasil pengkajian pasien yaitu masalah International Diabetes Federation. (2015). IDF
pernafasan, gula darah tinggi, dan memiliki Diabetes Atlas. International Diabetes
Federation. Jurnal International Diabetes
riwayat DM. Diagnosa keperawatan utama Federation Doi:10.1289/Image.Ehp.V119.I03.
yang diangkat pada kasus ini adalah pola
nafas tidak efektif. Implementasi International Diabetes Federation. (2017). IDF
Diabetes Atlas Eight Edition. Journal
keperawatan pada diagnosa pola nafas International Diabetes Federation.
tidak efektif berfokus pada terapi oksigen

Prema Rinawati - Peningkatan Efektifitas Pola Napas Pada Pasien Ketoasidosis Diabetik
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 50-58 58

Irham, L. (2017). analisis perubahan hemodinamika Report., W. | G. (2016). World Health Organization;
tubuh pada pasien hiperglikemia dengan Available. Retrieved from
terapi rehidrasi. Jurnal Keperawatan http://who.int/mediacentre/factsheets/fs11
Mensenchepalonal, 3(No.2), 105–114. 7/en/
Kemenkes. (2018). Riset Kesehatan Dasar: Rizki Maulia, I. (2017). terapi relaksasi teknik nafas
Riskesdas. Jakarta. dalam ( deep breathing ) dalam menurunkan
kadar gula. Journal Profesi Keperawatan, 4(2),
LeMone, P. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal
59–67.
Bedah. Jakarta: EGC.
Shara K, T. (2015). Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Ludfitri, R. (2015). analysis of factor affecting the
Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Kecamatan
emergency of diabetic ketoacidosis in patient
Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal
diabetes melitus. Jurnal Kesehatan Hesti Wira
Ilmiah Kesehatan, Vol.5(No.1), 1–11.
Sakti, 3, 12–17.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K. H.
Malik, M. I., & Nasrul, E. (2015). Artikel Penelitian
(2010). Brunner & suddarth’s textbook of
Hubungan Hiperglikemia dengan
medical-surgical nursing (12th ed).
Prothrombin Time pada Mencit ( Mus
Philadelphia: Wolters Kluwer Health;
musculus ) yang Diinduksi Aloksan. Jurnal
Lippincott Wiliams & Wilkins.
Kesehatan Andalas, 4(1), 182–188.
Sulastri. (2015). Perbedaan Efektifitas Posisi Semi
Meliyana, P. S. (2019). Gambaran Penyakit
Fowler dan Latihan Deep Breathing terhadap
Komplikasi pada Pasien Diabetes di RSUD
Penurunan Sesak Napas Pasien Asma di RSDU
Kardinah Kota Tegal. Ejournal.Poltektegal, Vol
Tugurejo Semarang Jurnal Ilmu Keperawatan
8 (2), 36–39.
Dan Kebidanan, (2013), 1–11.
Morton, P. G. (2011). Keperawatan Kritis :
Susanti, E., Masita, D., & Latifah, I. (2018). korelasi
Pendekatan Asuhan Holistik (Ed.8). Jakarta:
glukosa dan keton darah pada pasien unit
EGC.
gawat darurat dan rawat inap penderita
Rahmana Lili, C. (2019). hubungan nilai early diabetes melitus tipe 2 di rsau dr . esnawan
warning score (ews) dengan kadar gula darah antariksa jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan,
pada pasien diabetes melitus di ruangan 10(September), 228–234.
penyakit dalam di rsud tengku rafi’an
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diganosis
kabupaten siak. Journal of Ensiklopedia, 2(1),
Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
1–5.
Zieve. (2012). Hypertension. Jakarta: PubMed
Rekha Nova Iyos. (2017). Hubungan Sindrom
Health.
Koroner Akut dengan Riwayat Diabetes
Melitus di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek. Jurnal
Keperawatan Unila, 1, 549–552.

Prema Rinawati - Peningkatan Efektifitas Pola Napas Pada Pasien Ketoasidosis Diabetik

Anda mungkin juga menyukai