Anda di halaman 1dari 15

Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451

Vol 4 No. 1, Februari 2022

Karakteristik Pasien Gagal ginjal Kronik Dengan Continuous Ambultory Peritonial


Dyalisis Di RS TK II Pelamonia

Nur Halimah1, Zakariyati2, Nurun Salaman Alhidayat3, Dwi Esti Handayani4


1-4
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia
Nurhalimah.edierumlus@gmail.com

ABSTRAK

Continuous Ambulatory Peritonial Dialysis (CAPD) merupakan teknik pencucian darah yang
dilakukan secara mandiri oleh penderita Gagal Ginjal Kronik dengan menggunakan membran
peritoneum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik penderita GGK dengan CAPD di RSUP
Dr Wahidin Sudirohusodo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien GGK sebanyak 218 orang. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling,
didapatkan 38 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari rekam medis. Pengumpulan data dilakuan dengan menggunakan lembar
checklist. Analisis data berupa analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan penderita GGK dengan
CAPD pada kelompok umur 18-59 tahun (81,58%), pendidikan Perguruan Tinggi (50%), pekerjaan PNS
(36,84%), GFR stadium V (81,58%), kadar ureum tinggi (100%), dan kadar kretinin tinggi (100%). Saran
bagi pihak rumah sakit agar memberikan penyuluhan kepada pasien yang menderita faktor resiko
penyebab GGK seperti hipertensi dan DM tentang cara menghindari GGK dan diharapkan kepada bagian
rekam medik melengkapi pencatatan data pada kartu status penderita terutama berat badan, pendidikan
dan pekerjaan

Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik (GGK), CAPD, Karakteristik Penderita

ABSTRACT
Continuous Ambulatory Peritonial Dialysis (CAPD) is a blood washing technique that is
performed independently by patients with Chronic Kidney Failure using the peritoneal membrane. The
purpose of this study was to determine the characteristics of CKD patients with CAPD at Dr Wahidin
Sudirohusodo Hospital. This research is a descriptive research. The population in this study were all
patients with CKD as many as 218 people. Sampling by purposive sampling, obtained 38 respondents
according to the inclusion and exclusion criteria. This study uses secondary data obtained from medical
records. Data collection was carried out using a checklist sheet. Data analysis in the form of univariate
analysis. The results showed that patients with CKD with CAPD in the age group 18-59 years (81.58%),
higher education education (50%), civil servant occupation (36.84%), stage V GFR (81.58%), urea levels
high (100%), and high cretinin levels (100%). Suggestions for the hospital to provide counseling to
patients who suffer from risk factors that cause CKD such as hypertension and DM about how to avoid
CKD and it is hoped that the medical record section completes recording data on the patient's status card,
especially weight, education and occupation.

Keywords: Chronic Renal Failure (CKD), CAPD, Characteristics of Patient

14
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

PENDAHULUAN dunia. Dari 2.786.000 penderita ESRD,


Gagal ginjal kronik atau End sekitar 2.164.000 menjalani hemodialisa
Stage Renal Disease (ESDR) atau peritoneal dialisis dan sekitar
merupakan suatu keadaan dimana 622.000 orang menjalani transplantasi
terjadi penurunan fungsi ginjal yang ginjal (FMC, 2012).
bersifat menahun, berlangsung progresif Menurut data dari USRDS (United
dan ireversibel tanpa memperhatikan State Renal Date System) insiden
penyebabnya (Guyton & Hall, 2016). penderita ESRD di Amerika tahun 2015
Pada gagal ginjal kronik terjadi sebanyak 5.393 orang, penderita
penurunan fungsi ginjal sehingga terbanyak pada usia antara 50-59 tahun
diperlukan terapi seperti cuci darah yaitu 2.487 orang, sedangkan ESRD
(dialysis) setiap jangka waktu tertentu pada anak usia antara 0-19 tahun
atau transplantasi ginjal. (Guyton & Hall, sebanyak 69 orang. Laki- laki lebih
2016). Oleh karena berbagai kesulitan banyak dibandingkan perempuan,
pada transplantasi ginjal maka banyak dengan perbandingan laki-laki :
penderita menggunakan terapi perempuan adalah 1.48:1. Penyebab
modalitas lain untuk menggantikan utama terjadinya ESRD adalah diabetes
fungsi ginjal yaitu dengan Hemodialisis dan penyebab kedua yaitu hipertensi.
(HD) maupun Peritoneal Dialysis (PD). Insiden hemodialisa tahun 2016
(Sobihin, 2013). Ada dua macam sebanyak 19.804 orang 57% berusia
peritoneal dialysis yaitu Continous >60 tahun, insiden transplantasi ginjal
Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) sebanyak 3.863 orang dengan 85% usia
dan Automatic Peritoneal Dialysis 20-59 tahun, insiden CAPD tahun 2016
(APD). Tujuan dari terapi ini bukan sebanyak 9800 orang dan tahun 2016
hanya untuk memperpanjang usia tetapi sebanyak 8.650 orang, dimana sekitar
juga meningkatkan kualitas hidup 78% berusia >60 tahun. Insiden APD
(Cronin et al, 2014). tahun 2016 sebanyak 6.750 orang,
Berdasarkan survey dari tahun 2016 sebanyak 7.984 orang.
Fresenius Medical Care tahun 2018 Penggunaan APD terus meningkat
jumlah penderita ESRD di dunia yang setiap tahun, berbanding terbalik
menjalani perawatan sekitar 2.786.000 dengan CAPD yang berkurang setiap
orang dan mengalami peningkatan 6- tahun (USRDS, 2018).
7% seiring peningkatan penduduk

15
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

Pusat Data dan Informasi Rumah 60 tahun), pasien dengan hipertensi


Sakit Seluruh Indonesia (PDIRSSI) berat, pasien yang telah menderita
menyatakan jumlah penderita gagal penyakit sistem kardiovaskular, pasien
ginjal kronik sekitar 50 orang per satu yang cenderung akan mengalami
juta penduduk. Roderick, dkk (2015), perdarahan bila dilakukan hemodialisis.
menyatakan bahwa hampir setengah Pasien yang pre trasplantasi ginjal.
dari penduduk yang menderita penyakit Indikasi non-medik, yaitu keinginan
ginjal tidak mengetahui bahwa ada pasien sendiri, pasien yang bekerja atau
masalah dengan ginjalnya (Litbang, ingin melakukan perjalanan. (ANNA,
2018). 2013).
Data dari Indonesia Renal Dalam pelaksanannya, di
Registry 2019 terdapat 210 unit renal di Indonesia CAPD lebih banyak
Indonesia. Perhimpunan Perawat Ginjal digunakan pada pasien GGK dengan
Intensif Indonesia (PPGII) melaporkan usia produktif 18-60 tahun. Sedangkan
bahwa Tahun 2021 hanya sekitar 7.974 di Amerika pasien anak dan usia
orang yang bisa menikmati layanan produktif lebih memilih transplantasi,
tersebut. Itupun, 3.252 pasien CAPD lebih banyak digunakan sebagai
diantaranya merupakan peserta terapi sementara sebelum transplantasi
asuransi kesehatan. Sisanya terpaksa bagi pasien yang memiliki kontraindikasi
meninggal karena tidak mampu hemodialisa.
membayar biaya cuci darah. Hal ini Berdasarkan data awal dari rekam
terjadi karena tingginya biaya setiap kali medik di RS Tk II Pelamonia tahun 2018
cuci darah (Lestari ,2017). tercatat 148 kasus gagal ginjal kronik,
Peritoneal Dialysis mulai popular sebanyak 20 kasus menjalani terapi
dilakukan di Indonesia khususnya CAPD 70% usia 45-59 tahun, 10% usia
CAPD sedangkan APD belum dilakukan <18 tahun, 20% usia >60tahun, 60%
di Indonesia.. Disamping biaya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
lebih murah dibandingkan hemodialisa, Data Tahun 2021 terjadi peningkatan
pada CAPD penderita melakukan tercatat 218 kasus gagal ginjal kronik,
sendiri tindakan medis tanpa bantuan sebanyak 42 kasus menjalani terapi
mesin. CAPD.
Indikasi medik CAPD, yaitu pasien Berdasarkan latar belakang yang
anak-anak dan lansia (umur lebih dari dikemukakan sebelumnya, maka

16
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

dilakukan penelitian mengenai yang memenuhi kriteria sebanyak 38


karakteristik pasien Gagal Ginjal Kronik pasien. Pengumpulan data melalui
dengan Continuous Ambulatory pengisian lembar check list dari status
Peritoneal Dialisys (CAPD) di RS Tk II rekam medik pasien.
Pelamonia. Data yang telah dikumpulkan
METODE kemudian ditabulasi dan dianalisis
jenis penelitian ini adalah sesuai tujuan penelitian. Hasil penelitian
penelitian deskriptif. Dimana peneliti
disajikan dalam bentuk tabel disertai
melakukan pencatatan atau
pengumpulan data variabel untuk dengan penjelasan.
mengetahui karakteristik atau gambaran
umur, pendidikan, pekerjaan, kadar 1. Distribusi Variabel Penelitian
kreatinin, kadar ureum, dan GFR a. Umur
tindakan Continuous Ambulatori
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi
Peritonial Dialysis (CAPD). Karakteristik Responden Pasien
Populasi dalam penelitian ini kolostomi di RS TK II Pelamonia
sebanyak 218 orang yaitu semua pasien Makassar
Gagal Ginjal Kronik yang memeriksakan Umur Frekuensi Jumlah
dirinya di RS Tk II pelamonia. Sampel (Tahun) (f) (%)
dalam penelitian ini sebanyak 38 orang < 18 3 7,89
yaitu semua pasien gagal ginjal kronik 18-59 31 81,58
dengan CAPD. > 60 4 10,53
instrument pengumpulan data Total 38 100,0
berupa lembar checklist yang disusun Sumber :Data Sekunder Tahun 2021
sendiri oleh peneliti dengan mengacu Tabel 4.1 menunjukkan
pada tinjauan pustaka. Pengolahan data
bahwa umumnya responden
dilakukan dengan cara manual yang
selanjutnya disajikan dalam bentuk mempunyai umur 18-59 tahun
master tabel: umur, pendidikan, laju sebanyak 31 orang ( 81,58%)
filtrasi glomerulus, kadar ureum, kadar
sedangkan yang berumur > 60
kreatinin dan pekerjaan dikelompokkan
berdasarkan hasil observasi. tahun sebanyak 4 orang (10,53%)
dan yang berumur < 18 tahun
HASIL
sebanyak 3 orang (7,89%).
Penelitian ini dilaksanakan di RS
b. Pendidikan
Tk II Pelamonia Makassar mulai tanggal
Tabel 4.2 Distribusi Responden
3 Mei hingga 4 Juni 2019. Responden
Menurut Pendidikan RS Tk II
adalah pasien Gagal Ginjal Kronik Pelamonia Makassar
dengan CAPD yang memeriksakan
dirinya di RS Tk II pelamonia Makassar

17
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

Frekuensi Jumlah bekerja sebagai petani dan ada yang


Pendidikan (f) (%)
belum bekerja masing-masing
SD 3 7,89
SMP 5 13,16 sebanyak 5 orang (13,16%).
SMA 11 28,95 d. GFR
PT 19 50
Total 38 100,0 Tabel 4.4 Distribusi Responden
Sumber : Data Sekunder Tahun 2021 Menurut GFR di Rs Tk II Pelamonia
Makassar
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
Frekuensi Jumlah
umumnya pendidikan responden
GFR (f) (%)
responden adalah perguruan tinggi Stadium I 0 0
sebanyak 19 orang (50%), SMA Stadium II 0 0
Stadium III 0 0
sebanyak 11 orang (28,95%), SMP
Stadium IV 7 18,42
sebanyak 5 orang (13,16%) Stadium V 31 81,58
sedangkan paling sedikit yang Total 38 100,0
Sumber : Data Sekunder Tahun 2021
berpendidkan SD sebanyak 3 orang
(7,89%). Tabel 4.4 menunjukkan bahwa

c. Pekerjaan umumnya GFR responden adalah


2
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut <15 ml/min/1,73 m ) dalam stadium V
Pekerjaan Di RS Tk II Pelamonia sebanyak 31 orang (81,58%), GFR
Makassar
responden (15-29 ml/min/1,73 m2)
Jumlah
Pekerjaan Frekuensi (f) (%) dalam stadium IV adalah 7 orang
Petani 5 13,16
(18,42%) sedangkan stadium I (GFR
Pedagang 8 21,05
PNS 14 36,84 >90 ml/min/1,73m2), stadium II (GFR
Karyawan 60-89 ml/min/1,73 m2), stadium III
6 15,79
Swasta
(GFR 30-59 ml/min/1,73 m2) tidak
Belum
5 13,16
Bekerja terdapat responden yang
Total 38 100,0 menggunakan CAPD.
Sumber : Data Sekunder Tahun 2021
e. Kadar Ureum
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa
Tabel 4.5
umumnya pekerjaan responden Distribusi Responden Menurut
adalah PNS sebanyak 14 orang Kadar Ureum Responden
di RS Tk II Pelamonia
(36,84%) sedangkan pedagang Makassar
sebanyak 8 orang (21,05%),
Kadar Frekuensi Jumlah
karyawan swasta sebanyak 6 orang Ureum (f) (%)
(15,79%), paling sedikit yang Rendah 0 0

18
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

Normal 0 0 Ginjal Kronik dengan Continuous


Tinggi 38 100,0 Ambultory Peritonial Dialisis
Total 38 100,0
1. Umur
Sumber : Data Sekunder Tahun
Berdasarkan table 4.1
2021
karakteristik pasien Gagal Ginjal
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Kronik menurut umur, dari 38
tidak terdapat responden yang kadar responden yang diteliti dalam
ureum rendah dan kadar ureum penelitian ini bahwa pada umur 18-59
normal. Semua kadar ureum tahun terdapat 31 responden
responden adalah tinggi (>40 mg/dl) (81,58%) yang menderita Gagal
yaitu sebanyak 38 orang (100%) Ginjal Kronik dengan CAPD.
Hal ini tidak sesuai dengan
f. Kadar Kreatinin
indikasi penggunaan CAPD pada
Tabel 4.6
Distribusi Responden Menurut Kadar pasien GGK menurut America Nurses
Kreatinin Responden
Nephrologi Assosiation (2013) yang
di RS Tk II Pelamonia Makassar
lebih ditujukan pada pasien pediatrik,
Kadar Frekuensi Jumlah
pre- transplantasi, pasien dengan
Kreatinin (f) (%)
Rendah 0 0 diabetes, penyakit kardiovaskuler dan
Normal 0 0 gerontik. Menurut FMC (2016) pada
Tinggi 38 100,0
pasien pediatrik dan gerontik ada
Total 38 100,0
Sumber : Data Sekunder Tahun kesulitan pada akses vaskuler saat
2021 terapi hemodialisa, serta tingginya
angka kegagalan pemasangan
Tabel 4.6 menunjukkan
cimino. Sehingga 80% pasien
bahwa tidak terdapat responden
pediatrik menggunakan CAPD
yang kadar kreatinin rendah dan
sebagai dialisis sebelum melakukan
kadar kreatinin normal. Semua kadar
trasplantasi dan 78% dari pengguna
kreatinin responden adalah tinggi
CAPD berusia >60 tahun.
(>1,5 mg/dl) yaitu sebanyak 38
Sedangkan menurut William L
orang (100%)
Henrick, dkk. (2012) dalam bukunya
PEMBAHASAN Principles and Practice of Dialysis.
Pada pembahasan ini akan CAPD menjadi salah satu alternatif
diuraikan karakteristik Pasien Gagal dialisis bagi pasien yang tinggal jauh

19
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

dari unit renal dialisis. Keterbatasan Gagal Ginjal Kronik dengan


unit renal menjadi kendala bagi CAPD di RS Tk II Pelamonia
pasien gagal ginjal terminal untuk Makassar, peneliti
menjalani terapi hemodialisa. Selain menyimpulkan bahwa pemilihan
biaya yang mahal, lokasi yang jauh CAPD sebagai terapi dialisis
menjadi penyebab ketidakpatuhan dalam rentang umur 18-59 tahun
pasien menjalani hemodialisa. CAPD lebih dikarenakan jauhnya akses
dikembangkan untuk mengatasi ke unit renal hemodialisa, pasien
kendala pada penggunaan GGK mengalami kesulitan untuk
hemodialisa. Prinsip penggunaan melakukan terapi hemodialisa
CAPD adalah dialisis mandiri, secara kontinyu, sehingga CAPD
dilakukan sendiri oleh pasien menjadi pilihan.
sehingga pasien tidak membutuhkan 2. Pendidikan
tenaga medis untuk pelaksanaannya. Berdasarkan table 4.2
Hasil penelitian yang dilakukan karakteristik pasien Gagal Ginjal
oleh Elisabeth Heryanti, dkk (2010) Kronik dengan CAPD menurut
tentang Kejadian Peritonitis pada pendidikan didapatkan 19
Pasien Continuous Ambulatory responden (50%) yang memiliki
Peritonial Dialisis: Identifikasi pendidikan perguruan tinggi
Mikroorganisme dan Sensitifitas menderita Gagal Ginjal Kronik
Antibiotik di RSUP Sanglah Denpasar dengan CAPD sebagai terapi
Bali didapatkan hasil dari 77 dialisis.
responden yang menggunakan Menurut Notoadmodjo (2010),
CAPD menunjukkan bahwa sebagian konsep dasar pendidikan adalah
besar responden berusia 40-59 tahun suatu proses belajar yang berarti di
(54%) tetap memilih penggunaan dalam pendidikan itu terjadi proses
CAPD dengan resiko kejadian pertumbuhan, perkembangan, atau
peritonitis dan migrasi kateter/aliran perubahan kearah yang lebih
tidak lancar karena kurangnya akses dewasa, lebih baik, dan lebih
ke unit hemodialisa. matang pada diri individu, kelompok
Berdasarkan teori, penelitian atau masyarakat yang sedang
sebelumnya serta hasil penelitian belajar, baik actual maupun
yang dilakukan pada pasien potensial.

20
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

Menurut teori yang Wahidin Sudirohusosdo Makassar


dikemukakan oleh William L berdasarkan pendidikan maka
Hendrik, dkk. (2012) dalam bukunya peneliti menyimpulkan bahwa orang
berjudul Principles and Practice of yang berpendidikan tinggi
Dialysis. Dilihat dari prosedur kerja cenderung memiliki kesiapan fisik
CAPD yang merupakan proses dan mental yang lebih baik
dialisis mandiri maka diperlukan sehingga mampu melaksanakan
kesiapan fisik dan mental pasien prosedur mandiri CAPD serta lebih
untuk pelaksanaanya. Hal- hal yang mudah mendapatkan akses
perlu diperhatikan dalam prosedur informasi yang dibutuhkan tentang
pengguaan CAPD yaitu perawatan CAPD dibandingkan orang yang
kateter, prosedur penggantian berpendidikan rendah.
cairan dialisis, keseimbangan 3. Pekerjaan
cairan, pengawasan tanda-tanda Berdasarkan tabel 4.3
vital, serta mengetahui tanda karakteristik pasien Gagal Ginjal
terjadinya komplikasi pada Kronik dengan CAPD berdasarkan
penggunaan CAPD. pekerjaan bahwa terdapat 14 orang
Hasil penelitian ini sesuai (36,84%) yang memiliki pekerjaan
dengan penelitian yang dilakukan sebagai PNS yang menderita gagal
oleh Rostantina (2009). Tentang ginjal kronik dan menjalani CAPD.
persepsi klien dengan gagal ginjal Pekerjaan dan pendapatan
kronik yang menjalani CAPD keluarga sangat erat hubungannnya
terdapat perubahan citra diri di dengan status kesehatan keluarga,
RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo setelah diketahui angka kematian
Jakarta didapatkan hasil dari 43 yang disebabkan oleh penyakit
responden yang menjalani CAPD degenerative meningkat pada status
menunjukkan bahwa sebagian ekonomi rendah. Demikian
besar responden berpendidikan sebaliknya kesehatan berpengaruh
tinggi sebesar 56%. terhadap pendapatan keluarga.
Berdasarkan teori, hasil Terganggunya kesehatan
penelitian sebelumnya setra hasil menurunkan pendapatan keluarga
penelitian yang dilakukan terhadap disisi lain meningkatkan biaya
pasien Gagal Ginjal di RSUP Dr.

21
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

pengobatan/perawatan. (Maryani, Kronik dengan CAPD berdasarkan


2015) GFR didapatkan 31 orang (81,58%)
Hasil penelitian ini sesuai penderita Gagal Ginjal Kronik
dengan penelitian yang dilakukan dengan CAPD yang memiliki (GFR
oleh Rostantina (2013). Tentang <15 ml/min/1,73 m2) dan ini
persepsi klien dengan gagal ginjal merupakan gagal ginjal terminal
kronik yang menjalani CAPD yang sudah berada dalam tahap
terdapat perubahan citra diri di stadium V. Pada stadium IV terdapat
RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo 7 orang (18,42%) sedangkan
Jakarta didapatkan hasil dari 43 stadium I (GFR >90 ml/min/1,73m2),
responden yang menjalani CAPD stadium II (GFR 60-89 ml/min/1,73
menunjukkan bahwa sebagian m2), stadium III (GFR 30-59
2
besar responden bekerja sebagai ml/min/1,73 m) tidak terdapat
PNS/TNI/POLRI sebesar 48%. responden yang menggunakan
Berdasarkan teori, hasil CAPD.
penelitian sebelumnya serta dari Menurut Thomas (2010)
hasil penelitian terhadap pasien Glomerular Filtration Rate (GFR)
Gagal Ginjal Kronik dengan CAPD adalah hitungan yang menandai
di RS Tk II Pelamonia Makassar tingkat efisiensi penyaringan bahan
berdasarkan pekerjaan peneliti ampas dari darah oleh ginjal. Gagal
menyimpulkan bahwa 14 responden ginjal terminal terjadi apabila 90%
(36,84%) yang memiliki pekerjaan dari nefron telah hancur nilai GFR
sebagai PNS memilih CAPD hanya 10% dari keadaan normal.
sebagai terapi dialisis dikarenakan Pada keadaan ini kadar kreatinin
tugas yang diemban di daerah dan BUN akan meningkat dengan
masing-masing serta keterbatasan sangat mencolok terhadap GFR
unit renal sehingga penderita yang mengalami penurunan. Pasien
mengalami kesulitan untuk mulai mengalami gejala azotemia
mengikuti hemodialisa secara karena ginjal sudah tidak mampu
kontinyu. lagi menjaga homeostasis cairan
4. GFR dan elektrolit dalam tubuh. Pasien
Berdasarkan tabel 4.4 akan meninggal kecuali bila
karakteristik pasien Gagal Ginjal

22
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

mendapat pengobatan dalam bentuk penyakit dasar, evaluasi


transplantasi ginjal atau dialisis. pemburukan fungsi ginjal,
Menurut Cronin et al (2014) memperkecil resiko krdiovaskuler.
pada stadium paling dini penyakit GFR 60-89 ml/min/1,73 m2 terapi
ginjal kronik, terjadi kehilangan daya menghambat perburukan fungsi
cadang ginjal (Renal Reserve), pada ginjal berupa pengobatan penyakit
keadaan ini GFR masih normal. pencetus. GFR 30-59 ml/min/1,73
Kemudian secara perlahan tapi m2 , evaluasi dan terapi komplikasi.
pasti, akan terjadi penurunan fungsi GFR 15-29 ml/min/ 1,73 m2
nefron yang progresif, yang ditandai persiapan untuk terapi pengganti
dengan peningkatan kadar urea dan ginjal. Gagal Ginjal Terminal (GFR
kreatinin serum. Sampai pada GFR <15 ml/min/1,73 m2) transplantasi
sebesar 60%, pasien masih belum dan terapi pengganti ginjal berupa
merasakan keluhan (asimtomatik), hemodialisa atau peritoneal dialisis.
tapi sudah terjadi peningkatan kadar Hasil penelitian ini sesuai
urea dan kreatinin serum. Sampai dengan penelitian yang dilakukan
pada GFR sebesar 30%, mulai oleh Ridlawan & Eva (2010) tentang
terjadi keluhan pada pasien seperti Analisis Faktor- Faktor yang
nokturia, badan lemah, mual, nafsu Mempengaruhi Kepatuhan Asupan
makan kurang dan penurunan berat Cairan pada Pasien Gagal Ginjal
badan. Sampai pada GFR dibawah Kronik dengan CAPD Di RSUD Prof.
30% pasien memperlihatkan tanda Dr. Margono Purwokerto, dari 51
dan gejala uremia yang nyata. Pada responden terdapat 46 responden
kondisi ini pasien baru ke rumah (90%) dengan nilai GFR <15
2
sakit untuk memeriksakan ml/min/1,73 m .
kondisinya sehingga pasien gagal Berdasarkan teori, penelitian
ginjal yang terdeteksi di rumah sakit sebelumnya serta hasil penelitian
umumnya sadium IV dan stadium V terhadap pasien Gagal Ginjal Kronik
Hal ini sesuai dengan teori yang dengan CAPD berdasarkan GFR di
dikemukkan oleh Rutamadji (2014) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
tentang rencana terapi Gagal Ginjal terdapat 31 responden (81,58%)
Kronik berdasarkan derajatnya yaitu memiliki GFR <15 ml/min/1,73 m2
GFR >90 ml/min/1,73m2 terapi peneliti menyimpulkan bahwa gagal

23
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

ginjal stadium awal bersifat kadarnya semakin meninggi.


asimtomatik sehingga umumnya Keadaan lain seperti masukan
pasien gagal ginjal stadium lanjutlah protein, obat steroid dan dehidrasi
yang terdeteksi di rumah sakit, (kekurangan cairan tubuh akibat
penggunaan terapi pengganti ginjal diare, keringat berlebihan, dan
berupa peritoneal dialisis merupakan kurang minum) juga akan
salah satu penatalaksanaan pada menyebabkan tingginya kadar ureum
pasien gagal ginjal terminal sehingga dalam darah. (Rutamadji, 2014)
umumnya pengguna CAPD adalah Menurut Roesma (2016)
pasien dengan nilai GFR <15 penggunaan CAPD pada pasien
ml/min/1,73 m2. hiperuremia jauh lebih efektif karena
5. Kadar Ureum CAPD bekerja berdasarkan prinsip-
Berdasarkan tabel 4.5 hasil prinsip yang sama seperti pada
penelitian pada penderita Gagal bentuk dialisis lainnya, yaitu difusi
Ginjal Kronik dengan CAPD dan osmosis. Tetapi karena CAPD
berdasarkan kadar ureum merupakan terapi dialisis yang
didapatkan 38 responden (100%) kontinyu, kadar produk limbah
yang memiliki kadar ureum tinggi nitrogen dalam serum berada dalam
(>40 mg/dl). keadaan yang stabil. Nilainya
Ureum merupakan sisa bergantung pada fungsi ginjal yang
metabolisme (pembakaran) protein. masih tersisa, volume dialisa setiap
Dalam keadaan normal, kadar hari, kecepatan produk limbah
ureum darah selalu konstan. Jika tersebut diproduksi. Selain itu
terjadi produksi yang berlebihan, pembatasan makanan lebih minimal
misalnya makanan yang kita dibandingkan hemodialisa.
konsumsi terlalu tinggi kadar Hasil penelitian ini sesuai
proteinnya maka ginjal akan bekerja dengan penelitian yang dilakukan
keras untuk mengeluarkannya dari oleh Ridlawan & Eva (2014) tentang
tubuh. Namun, apabila terjadi Analisis Faktor- Faktor yang
kerusakan pada ginjal maka akan Mempengaruhi Kepatuhan Asupan
terjadi penumpukan ureum di dalam Cairan pada Pasien Gagal Ginjal
darah. Ginjal lantas tidak mampu Kronik dengan CAPD Di RSUD Prof.
membuang ureum tersebut sehingga Dr. Margono Purwokerto terdapat 51

24
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

responden (100%) yang memiliki fungsi dari massa otot yang sedikit
kadar ureum tinggi. sekali mengalami perubahan.
Berdasarkan teori, penelitian Sebagai petunjuk kasar, peningkatan
sebelumnya serta hasil penelitian kadar kreatinin 2X lipat dari normal
terhadap pasien Gagal Ginjal Kronik serum mengidentifikasikan
dengan CAPD berdasarkan kadar penurunan fungsi ginjal sebesar 50%
ureum di RSUP Dr Wahidin demikian juga peningkatan kadar
Sudirohusodo terdapat 38 kreatinin 3X lipat dari normal serum
responden (100%) yang memiliki mengindikasikan penurunan ginjal
kadar ureum tinggi (>40 mg/dl) sebesar 75%. Apabila sekitar 90%
peneliti menyimpulkan bahwa dari massa nefron telah hancur
penggunaan CAPD pada pasien maka nilai GFR hanya mungkin
hiperuremia dianggap jauh lebih sekitar 10% dari keadaan normal
efektif meskipun prosesnya dan bersihan kreatinin mungkin
membutuhkan waktu sedikit lebih sebesar 5-10 ml per menit atau
lama namun hasil laboratoriumnya kurang. Pada keadaan ini kadar
lebih stabil /tidak mengalami kreatinin akan meningkat sangat
fluktuasi. mencolok dari nilai normal.
6. Kadar Kreatinin (Rutamadji, 2014)
Berdasarkan table 4.6 Hasil penelitian ini sesuai
karakteristik pasien Gagal Ginjal dengan penelitian yang dilakukan
Kronik dengan CAPD menurut kadar oleh Ridlawan & Eva (2014) tentang
kreatinin terdapat 38 responden Analisis Faktor- Faktor yang
(100%) memiliki kadar kreatinin Mempengaruhi Kepatuhan Asupan
tinggi (>1,3 mg/dl). Cairan pada Pasien Gagal Ginjal
Kreatinin merupakan produk Kronik dengan CAPD Di RSUD Prof.
akhir dari metabolisme kreatinin Dr. Margono Purwokerto, terdapat
(otot) yang dilepaskan dari otot 51 responden (100%) memiliki kadar
dengan kecepatan yang sama. kreatinin tinggi.
Serum kreatinin merupakan tes yang Berdasarkan teori, penelitian
cermat untuk menilai status fungsi sebelumnya serta hasil penelitian
ginjal, oleh karena kecepatan terhadap pasien Gagal Ginjal Kronik
produksinya terutama merupakan dengan CAPD berdasarkan kadar

25
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

kreatinin di RS Tk II Pelamonia 6. Karakteristik kadar kreatinin pada


Makassar terdapat 38 responden Gagal Ginjal Kronik dengan CAPD
(100%) memiliki kadar kreatinin tinggi
tinggi peneliti menyimpulkan bahwa Saran bagi Rumah sakit sebaiknya
pengguna CAPD memiliki penurunan memberikan penyuluhan kepada pasien
fungsi ginjal sekitar 90%. yang beresiko terkena gagal ginjal
kronik serta melengkapi sistem
SIMPULAN DAN SARAN
pencatatan data tentang berat badan,
Berdasarkan hasil penelitian
pendidikan dan pekerjaan.
tentang Karakteristik Pasien Gagal
Bagi penelitian selanjutnya
Ginjal Kronik dengan Kontinius
diharapkan mengadakan penelitian lebih
Ambulatori Peritonial Dialisis di RS Tk II
lanjut mengenai status kesehatan
Pelamonia makassar, maka dapat
pasien setelah menggunakan CAPD
diambil kesimpulan sebagai berikut :
dan perawatan pasien CAPD.
1. Karakteristik umur paling banyak
Institusi pendidikan sebaiknya
menderita Gagal Ginjal Kronik
melakukan penelitian secara
dengan CAPD adalah umur 18-59
berkesinambungan, sehingga diperoleh
tahun.
informasi yang lengkap tentang
2. Karakteristik pendidikan paling
penggunaan CAPD dan standar
banyak menderita Gagal Ginjal
prosedur tindakan keperawatan pasien
Kronik dengan CAPD adalah
CAPD.
pendidikan perguruan tinggi
Data hasil pengukuran kadar ureum dan
3. Karakteristik pekerjaan paling
kreatinin setiap sampel berasal dari
banyak menderita Gagal Ginjal
mesin yang sama
Kronik dengan CAPD adalah
pekerjaan sebagai PNS
DAFTAR PUSTAKA
4. Karakteristik GFR responden paling
I American Nurses Nephrology
banyak menderita Gagal Ginjal Asosiation (ANNA). 2013. Peritonial
Kronik dengan CAPD adalah pada Dyalisis Fact Sheet. Pitmn NJ: USA.
stadium V Antho. 2016. Pengertian Pendidikan
5. Karakteristik kadar ureum pada Menurut Ahli.
(http://www.belajarpsikologi.com
Gagal Ginjal Kronik dengan CAPD
diakses 15November 2022).
tinggi

26
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

Budiman, Chandra. 2012. Ilmu apd.htm di akses 18 November


Kedokteran Pencegahan dan 2022).
Komunitas, Cetakan I. Penerbit
Maryani, Linda., Rezki Muliani. 2010.
Buku Kedokteran, EGC: Jakarta.
Epidemiologi Kesehatan. Graha
Corwin, Elizabeth J. 2012. Buku Saku Ilmu: Jakarta.
Patofisiologi. EGC: Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Cronin, Susan et al. 2014. End Satge Metodologi Penelitian Kesehatan.
Renal Disease Breafing Book For Rinke Cipta: Jakarta.
State And Federal Policymaker, A
Nurhalimah. 2017. Studi Kasus Drug
Guide to Kidney Disease
Releted Problem Kategori
Awareness and Education.
Penyesuaian Dosis Pasien Gagal
American Nephrology Nurses
Ginjal Kronik di Ruang
Asosiation: USA.
Hemodialisa.
Fresenius Medical Care (FMC). 2018. (http://ejurnal.fikk.ung.ac diakses 4
ESRD patients in 2018 A Global Desember 2022).
Perspective. (www.fmc-ag.com
Nurhidayah, Rieke Endah. 2014. Ilmu
diakses 3 Desember 2022).
Prilaku dan Pendidikan Kesehatan
Guyton AC and Hall JE. 2016. Texsbook untuk Perawat. Usu press: Jakarta.
of Medical Physiology, 12th ed.
Saunders : Philadelphia.
Nursalam, Pariani. 2010. Metodologi
Litbang Depkes. 2018. Hubungan
Riset Keperawatan. Salemba
Pengetahuan, Sikap dan Prilaku
Medika: Jakarta.
Kepatuhan Pasien GGK dalam
Menjalankan Terapi Hemodialisa di Roesma, Jose. 2016. Ginjal Peritonial
Unit Hemodialisa RSPAD Gatot Dialysis & Bagaiman Cara
Subroto Jakarta. Kerjanya. Makalah disajikan dalam
(www.litbang.depkes.go.id di akses pelatihan Tingkat Dasar
tanggal 18 November 2022) Penggunaan CAPD, Jakarta 14
Desember 2021.
Lamb E et al. 2015. Kidney Function
Test. In: Burtis, Ashwood, Burn Rutamadji, Albert Tri. 2014. Cronik
(eds). Teksbook of Clinical Kidney Disease. Makalah disajikan
Chemistry and Molecular dalam pelatihan Tingkat Dasar
Diadnostic. Elseiver Inc : Penggunaan CAPD. Jakarta 14
Philadelphia. Desember 2021.
Lestari, Cindy 2017. Aborsi di Sastroasmoro, Sudigdo. dan Sofyan
Indonesia, Gagal Ginjal Terminal? Ismail. 2014. Dasar- Dasar
Hemodialisa Bukan satu-satunya Metodologi Penelitian Klinis.
Solusi!. Sagung Seto: Jakarta.
(http://www.renalpatients.com.uk/c

27
Garuda Pelamonia Jurnal keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 1, Februari 2022

Sobihin. 2013. Peritonial Dialysis


(http://b11nk.wordpress.com/2013/
hemodialisa diakses 14 November
2021).

Suhardjono. 2016. Fresenius


Fundamental in Peritonial Dyalisis.
Makalah disajikan dalam pelatihan
Tingkat Dasar Penggunaan CAPD,
Jakarta 14 Desember 2021.

Suparlan. 2014. Pengertian Pendidikan.


(http://www.kangmoes.com.
diakses 15 November 2019).

Suyanto. 2011. Metode dan Aplikasi


Penelitian Keperawatan. Nuha
Medika: Yogyakarta.

Thomas L. 2014. Cinical Laboratory


Diagnostic, Use and Assesment of
Clinical Laboratory Result. TH-
Books Verlagegesellchaft in:
Clinical Laboratory News : USA.

United State Renal Date System


(USRDS). 2015. Insident and
Prevalens ESRD. (www.usrds.org
dikses 3 Desember 2021).

United State Renal Date System


(USRDS). 2012. Pediatric ESDR-
Annual Date Report
(www.usrds.org diakses 3
Desember 2021).

Yosep, Iyus. 2013. Keperawatan Jiwa


(Edisi Refisi). Refika Aditama:
Bandung.

28

Anda mungkin juga menyukai