Anda di halaman 1dari 37

MODUL AJAR

BAB 4 : MITIGASI DAN ADAPTASI KEBENCANAAN

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Mulyadi, S. Pd.
Satuan Pendidikan : SMAN 4 Bandar Lampung
Kelas / Fase : XI (Sebelas) - F
Mata Pelajaran : Geografi
Prediksi Alokasi Waktu : 8 pekan
Tahun Penyusunan : 2023/2024

B. KOMPETENSI AWAL
Bab 4 membahas mitigasi dan adaptasi kebencanaan. Posisi strategis Indonesia tidak hanya
memberikan dampak yang sangat mendukung kehidupan, namun juga memberikan kerawanan
terhadap bencana. Letak astronomis, geografis, dan geologis telah memberikan warna
kebencanaan yang berbeda-beda di berbagai wilayah di Indonesia. Hari ini kebencanaan tidak
hanya dipandang sebagai hal yang menakutkan, namun juga sebagai anugerah dan berkah yang
harus dihadapi oleh manusia terutama yang hidup di bumi ini terutama pada daerah rawan
bencana.

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Berkebhinekaan global (berpartisipasi menentukan pilihan dan keputusan untuk
kepentingan bersama melalui proses bertukar pikiran).
 Bergotong royong (membangun tim dan mengelola kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.
 Pribadi yang kreatif (Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk karya).
 Bernalar kritis (Menganalisis dan mengevaluasi penalaran yang digunakannya dalam
menemukan dan mencari solusi).

D. SARANA DAN PRASARANA


1. Gawai 4. Buku Teks
2. Laptop/Komputer PC 5. Papan tulis/White Board
3. Akses Internet 6. Infokus/Proyektor/Pointer

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik Kelas XI SMAN Bandar Lampug

F. MODEL PEMBELAJARAN
Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning
(PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).
KOMPONEN INTI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menjelaskan konsep bencana, mitigasi dan adaptasi
 Menerapkan konsep-konsep kebencanaan dalam kehidupan nyata
 Menganalisis dampak kebencanaan terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan aspek
lainnya, dan
 Merancang projek sederhana untuk mitigasi atau adaptasi bencana di lingkungan sekitar.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Masyarakat yang telah mengenali tingkat kerawanan bencana di wilayahnya akan memahami
langkah mitigasi bencana yang harus dikuasai. Lebih jauh lagi, masyarakat juga akan dapat
melakukan adaptasi bencana untuk mempertahankan hidupnya. Mereka yang tinggal di daerah
rawan bencana harus siap menghadapi, mengantisipasi, dan beradaptasi dengan bencana.
Kesiapsiagaan bencana berarti manusia memiliki rangkaian upaya untuk mengantisipasi
bencana melalui perencanaan dan pengorganisasian yang tepat guna dan berdaya guna.
Mengantisipasi bencana merupakan kegiatan memperhitungkan atau meramalkan kebencanaan
yang akan terjadi.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Pertanyaan pemantik yang diberikan adalah “Bagaimana pengertian bencana? Apa saja jenis-
jenis bencana? Apa saja dampak positif dan negatif bencana? Bagaimana persebaran bencana?
Bagaimana kegiatan mitigasi bencana? Bagaimana adaptasi bencana masyarakat?”.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-1
Pengertian dan Dinamika Bencana
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran.
 Mengawali pembelajaran dengan melakukan berbagai permainan untuk membuat peserta
didik fokus. Salah satu permainan yang dapat dilakukan yaitu memperdengarkan suara
sirene berbagai jenis mobil. Peserta didik mendengarkan sirene dan menyebutkan jenis
sirenenya. Suara sirine dapat berupa file audio maupun suara yang dibuat oleh guru atau
peserta didik.
Kegiatan Inti (90 Menit)
 Menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana
 Kelas dibagi menjadi 3 atau 6 kelompok.
 Setiap kelompok mengamati Gambar 4.1 Kerusakan Akibat Bencana dan Gambar 4.2
Penduduk Usia Tua dan Anak-Anak Sebagai Kelompok Rentan (pada Buku Siswa).
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berkelompok agar terjadi diskusi.
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya bagaimana respon
manusia terhadap bencana di wilayah tempat tinggal? Bagaimana potensi penduduk
terdampak bencana di wilayah tempat tinggal?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah.
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah dinamika bencana dan penyelesaiannya. Peserta didik
dapat mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, sumber berita online, dll.
Ingatkan mereka untuk menyaring informasi agar tidak mencantumkan berita bohong
(hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya.
 Peserta didik membuat kesimpulan tentang kerentanan bencana, kapasitas bencana, dan
ancaman bencana.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.
Kegiatan Penutup (10 Menit)
 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya.
 Guru memberikan perenungan bagi peserta didik. Contoh perenungan yang dapat
disampaikan, yaitu: “Kita bersyukur karena Indonesia berada di wilayah yang rentan dengan
kebencanaan. Keberadaan letak Indonesia memungkinkan untuk penduduk Indonesia
menjadi sadar dan sigap terhadap situasi kebencanaan. Bangsa Indonesia dapat beradaptasi
dan bangkit kembali setelah mengalami kejadian yang penuh dengan tekanan, tragedi, dan
trauma”.
 Guru meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa
manfaatnya bagiku) yang didapatkannya.
 Guru meminta peserta didik mencari informasi tentang Bencana Gempa Bumi dan Tsunami:
sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi untuk pembelajaran berikutnya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-2
Bencana Gempa Bumi dan Tsunami: sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran,
 Peserta didik diajak mengingat kembali materi sebelumnya dan ditanggapi oleh guru dan
peserta didik lainnya.
 Mengawali pembelajaran dengan berbagai permainan, seperti permainan tebak kata. Peserta
didik memperhatikan gambar dan mencoba menebak kata yang tersembunyi.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana.
 Kelas dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang mengkaji sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana gempa bumi dan tsunami.
 Setiap kelompok mengamati sebaran potensi gempa bumi dan tsunami melalui peta, dampak
gempa bumi dan tsunami melalui data bencana terbaru, mitigasi bencana gempa bumi dan
tsunami, serta adaptasi bencana gempa bumi dan tsunami.
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berkelompok agar terjadi diskusi.
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya seperti apakah pola
persebaran wilayah potensi gempa vulkanik dan gempa tektonik di Indonesia? Apa faktor
terbesar yang mempengaruhi tingginya wilayah terdampak bencana gempa bumi dan
tsunami? Apakah di beberapa wilayah apakah sudah mengalami satu siklus mitigasi
bencana? dimana saja? dan apa alasannya? Bagaimana adaptasi penduduk terhadap bencana
gempa bumi dan tsunami? Setelah membandingkan data mitigasi dan adaptasi bencana,
adakah ketimpangan pengetahuan kebencanaan dari penduduk di beberapa wilayah rawan
bencana di Indonesia?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah gempa bumi dan tsunami serta penyelesaiannya. Peserta
didik dapat mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, sumber berita online, dan
lain-lain. Ingatkan mereka untuk menyaring informasi agar tidak mencantumkan berita
bohong (hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya.
 Peserta didik membuat kesimpulan sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi bencana gempa
bumi/tsunami di Indonesia.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya.
 Guru memberikan perenungan kepada peserta didik, seperti: “Kita bersyukur karena
meskipun terlihat membahayakan, namun getaran gempa dapat mendorong bahan mineral
dan batu mulia yang bernilai tinggi naik ke permukaan bumi, sehingga dapat lebih mudah
ditambang. Hal tersebut sangat berguna bagi lingkungan dan manusia”.
 Guru meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa
manfaatnya bagiku) yang didapatkannya.
 Meminta peserta didik mencari informasi tentang Bencana Letusan Gunung Api; sebaran,
dampak, mitigasi, dan adaptasi untuk pembelajaran berikutnya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-3
Bencana Letusan Gunung Api: sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran,
 Peserta didik diajak mengingat kembali materi sebelumnya dan ditanggapi oleh guru dan
peserta didik lainnya.
 Mengawali pembelajaran dengan berbagai permainan ice breaking, seperti permainan tebak
nama Kota/Kabupaten/Propinsi lokasi wisata gunung/ pegunungan di Indonesia. Peserta
didik memperhatikan nama-nama wisata gunung dan berusaha menjawab lokasinya.
- Umbul Sidomukti, Lereng Gunung Ungaran – Semarang
- Ngarai Sianok, Bukittinggi – Sumatera Barat
- Dataran Tinggi Dieng – Jawa Tengah
- Taman Langit Gunung Banyak – Batu, Malang
- Telaga Sarangan – Magetan, Jawa Timur
- Paropo – Sumatera Utara
- Kampung Tradisional Wae Rebo – NTT

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana
 Kelas dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok yang mengkaji sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana letusan gunung api.
 Setiap kelompok mencermati sebaran potensi letusan gunung api melalui peta, dampak
letusan gunung api melalui data bencana terbaru, mitigasi bencana letusan gunung api, dan
adaptasi bencana letusan gunung api.
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berpasangan agar terjadi diskusi
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya seperti apakah pola
persebaran wilayah potensi gempa vulkanik dan gempa tektonik di Indonesia? Apa faktor
terbesar yang mempengaruhi tingginya wilayah terdampak bencana letusan gunung api?
Apakah di beberapa wilayah sudah mengalami satu siklus mitigasi bencana? Dimana saja
dan apa alasannya? Bagaimana adaptasi penduduk terhadap bencana letusan gunung api?
Setelah membandingkan data mitigasi dan adaptasi bencana, adakah ketimpangan
pengetahuan kebencanaan dari penduduk di beberapa wilayah rawan bencana di Indonesia?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah Bencana Letusan Gunung Api, sebaran, dampak,
mitigasi dan adaptasi serta penyelesaiannya. Peserta didik dapat mencari informasi dari
berbagai sumber seperti buku, sumber berita online, dan lain-lain. Ingatkan mereka untuk
menyaring informasi agar tidak mencantumkan berita bohong (hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya
 Peserta didik membuat kesimpulan sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi bencana letusan
gunung api di Indonesia.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya.
 Guru memberikan perenungan kepada peserta didik, seperti: “Kita bersyukur karena
Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Renungkan dampak positif dan negatif terhadap
adanya gunung berapi”.
 Meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa manfaatnya
bagiku) yang didapatkannya.
 Guru meminta peserta didik mencari informasi tentang Bencana Tanah Longsor: sebaran,
dampak, mitigasi, dan adaptasi untuk pembelajaran berikutnya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-4
Bencana Tanah Longsor: sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran,
 Peserta didik diajak mengingat kembali materi sebelumnya dan ditanggapi oleh guru dan
peserta didik lainnya.
 Mengawali pembelajaran dengan ice breaking. Salah satunya ialah dengan permainan teka-
teki. Peserta didik memperhatikan pertanyaan dan berusaha menjawab pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan ialah permainan logika, seperti:
- Mana yang lebih berat, kapas 100 kg atau besi 100 kg? Sama aja, sama-sama 100 kg
- Apakah huruf keempat dalam abjad? Huruf a
- KRL bergerak ke arah timur dari barat dengan kecepatan 70 km per jam. Bila angin dari
arah berlawan berhembus dengan kecepatan 40 km per jam, maka ke mana arah asapnya?

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana
 Kelas dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang mengkaji sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana tanah longsor.
 Setiap kelompok mengamati sebaran potensi tanah longsor melalui peta, dampak tanah
longsor melalui data bencana terbaru, mitigasi bencana tanah longsor, dan adaptasi bencana
tanah longsor.
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berpasangan agar terjadi diskusi
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya bagaimana pola
persebaran wilayah potensi tanah longsor di Indonesia? Apa faktor terbesar yang
mempengaruhi wilayah dapat terdampak bencana tanah longsor? Bagaimana adaptasi
penduduk terhadap bencana tanah longsor? Setelah membandingkan data mitigasi dan
adaptasi bencana, adakah ketimpangan pengetahuan kebencanaan dari penduduk di beberapa
wilayah rawan bencana tanah longsor di Indonesia?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah Bencana Tanah Longsor: sebaran, dampak, mitigasi,
dan adaptasi serta penyelesaiannya. Peserta didik dapat mencari informasi dari berbagai
sumber seperti buku, sumber berita online, dan lain-lain. Ingatkan mereka untuk menyaring
informasi agar tidak mencantumkan berita bohong (hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya.
 Peserta didik membuat kesimpulan sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi bencana tanah
longsor di Indonesia.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya.
 Guru memberikan perenungan, seperti: “Kita bersyukur karena meskipun terlihat
membahayakan namun tanah longsor yang terjadi dapat memotivasi para peneliti atau ahli
geologi untuk meneliti struktur dan kondisi tanah di berbagai tempat terdampak bencana
tanah longsor. Hal ini biasanya dilakukan oleh para ahli geologi. Selain itu, penduduk yang
tinggal di daerah tanah longsor juga memiliki sikap waspada dan siaga. Peristiwa tanah
longsor meningkatkan kesadaran kita bahwa ada kecenderungan bencana tanah longsor
terjadi karena penebangan hutan secara liar serta perluasan lahan terbangun”.
 Meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa manfaatnya
bagiku) yang didapatkannya.
 Guru meminta peserta didik mencari informasi tentang Bencana Banjir: sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi untuk pembelajaran berikutnya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-5
Bencana Banjir: sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran,
 Peserta didik diajak mengingat kembali materi sebelumnya dan ditanggapi oleh guru dan
peserta didik lainnya.
 Melakukan permainan ice breaking, seperti permainan teka-teki psikologi. Peserta didik
memperhatikan pertanyaan dan berusaha memilih jawaban yang paling mereka inginkan.
Ada sebuah cangkir keramik putih polos yang siap untuk kamu hias dengan lapisan cat
warna biru. Pola seperti apakah yang akan kamu pilih? garis-garis, bulat-bulat, garis
berombak, atau kotak-kotak seperti papan catur. Makna di balik jawaban teka-teki
psikologi:
- Garis-garis: kamu bisa memecahkan masalah dengan cepat dan tajam, membuatmu
menjadi tumpuan harapan dalam kesulitan.
- Bulat-bulat: kamu memiliki kemampuan artistik bahkan eksentrik, sedikit aneh tapi kamu
sering memiliki jawaban unik untuk pemecahan masalah.
- Garis berombak: kamu punya segudang cinta untuk dilimpahkan pada orang-orang di
sekitarmu.
- Kotak-kotak seperti papan catur: kamu selalu tampak seperti punya waktu dan perhatian
untuk dibagikan pada semua orang sehingga sering melupakan masalah sendiri.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana.
 Kelas dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang mengkaji sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana banjir.
 Setiap kelompok mengamati sebaran potensi banjir melalui peta, dampak banjir melalui data
bencana terbaru, mitigasi bencana banjir, adaptasi bencana banjir.
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berpasangan agar terjadi diskusi.
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya seperti apa pola
persebaran wilayah potensi banjir di Indonesia? Apa faktor terbesar yang mempengaruhi
wilayah dampak terdampak bencana banjir? Bagaimana adaptasi penduduk terhadap
bencana banjir? Setelah membandingkan data mitigasi dan adaptasi bencana, adakah
ketimpangan pengetahuan kebencanaan dari penduduk di beberapa wilayah rawan bencana
banjir di Indonesia?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah Bencana Banjir: sebaran, dampak, mitigasi, adaptasi,
dan penyelesaiannya. Peserta didik dapat mencari informasi dari berbagai sumber seperti
buku, sumber berita online, dan lain-lain. Ingatkan mereka untuk menyaring informasi agar
tidak mencantumkan berita bohong (hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya.
 Peserta didik membuat kesimpulan sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi bencana banjir
di Indonesia.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya.
 Guru memberikan perenungan kepada peserta didik. Contoh: “Kita bersyukur karena
meskipun terlihat membahayakan namun bencana banjir ternyata memiliki dampak positif,
yaitu dapat menyuburkan tanah di daerah sepanjang aliran karena banjir mengangkut tanah
yang subur dari hulu. Hal tersebut sangat berguna bagi lingkungan dan manusia.”
 Meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa manfaatnya
bagiku) yang didapatkannya.
 Peserta didik diminta untuk mencari informasi tentang Bencana Rob: sebaran, dampak,
mitigasi dan adaptasi untuk pembelajaran berikutnya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-6
Bencana Rob: sebaran, dampak, mitigasi dan adaptasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran.
 Peserta didik diajak mengingat kembali materi sebelumnya dan ditanggapi oleh guru dan
peserta didik lainnya.
 Melakukan ice breaking. Salah satunya adalah melakukan permainan, seperti: permainan tes
psikologi. Peserta didik memperhatikan pertanyaan dan b erusaha me milih jawaban se cara
refleks. Pada suatu hari yang cerah, kamu sedang berjalan kaki di suatu daerah yang belum
pernah kamu kunjungi. Di tengah perjalanan, kamu menjumpai sebuah rumah yang pintunya
setengah terbuka.Namun, kenapa ya pintu itu setengah terbuka? Kira-kira, apa yang ada
dalam pikiran kalian? Pilih salah satu:
- Apakah rumah itu dirampok?
- Wah, pemiliknya pasti lupa mengunci pintu!
- Pemilik rumahnya pasti ada di dalam, sedang menyapu lantai di sekitar pintu masuk
 Makna di balik jawaban yang dipilih:
- Apakah rumah itu dirampok: menggambarkan bahwa kamu adalah orang yang tidak
sempat panik karena sibuk mencari solusi.
- Wah, pemiliknya pasti lupa mengunci pintu!: menggambarkan bahwa kamu adalah orang
yang sangat santai, bahkan dalam situasi genting.
- Pemilik rumahnya ada di dalam, sedang menyapu lantai di sekitar pintu masuk
menggambarkan bahwa kamu adalah orang yang terlihat santai tapi tidak pernah lengah.
bencana banjir rob? Bagaimana adaptasi penduduk terhadap bencana banjir rob? Setelah
membandingkan data mitigasi dan adaptasi bencana, adakah ketimpangan pengetahuan
kebencanaan dari penduduk di beberapa wilayah rawan bencana di Indonesia?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah bencana rob dan penyelesaiannya. Peserta didik dapat
mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, sumber berita online, dan lain-lain.
Ingatkan mereka untuk menyaring informasi agar tidak mencantumkan berita bohong
(hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya.
 Guru meminta peserta didik untuk membuat kesimpulan sebaran, dampak, mitigasi dan
adaptasi bencana banjir rob di Indonesia.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana
 Kelas dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang mengkaji sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana banjir rob.
 Setiap kelompok untuk sebaran potensi banjir rob melalui peta, dampak banjir rob melalui
data bencana terbaru, mitigasi bencana banjir rob, dan adaptasi bencana banjir rob.
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berpasangan agar terjadi diskusi
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya seperti apakah pola
persebaran wilayah potensi banjir rob di Indonesia? Apa faktor terbesar yang mempengaruhi
wilayah dapat terdampak

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya.
 Guru memberikan perenungan kepada peserta didik. Contoh perenungan yang dapat
disampaikan yaitu: “Kita bersyukur karena meskipun terlihat membahayakan namun banjir
rob dapat mendorong pengembangan potensi wisata pesisir pantai. Banjir rob juga dapat
dijadikan sebagai alat ukur dari tingkat pemanasan global yang terjadi, karena saat air laut
melebihi batas normal hakekatnya adalah telah terjadi penambahan intensitas pemanasan
global.”
 Meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa manfaatnya
bagiku) yang didapatkannya.
 Meminta peserta didik mencari informasi tentang Bencana Kekeringan: sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana untuk pembelajaran berikutnya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-7
Bencana Kekeringan: sebaran, dampak, mitigasi dan adaptasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran,
 Peserta didik diajak mengingat kembali materi sebelumnya dan ditanggapi oleh guru dan
peserta didik lainnya.
 Ice breaking untuk membuat peserta didik fokus. Salah satunya dengan melakukan
permainan teka-teki yang jenaka atau membuat yel-yel kelas.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana.
 Membagi kelas menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang mengkaji sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana kekeringan.
 Setiap kelompok mengamati sebaran potensi kekeringan melalui peta, dampak kekeringan
melalui data bencana terbaru, mitigasi bencana kekeringan, dan adaptasi bencana
kekeringan.
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berpasangan agar terjadi diskusi
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya seperti apakah pola
persebaran wilayah potensi kekeringan di Indonesia? Apa faktor terbesar yang
mempengaruhi wilayah dapat mengalami bencana kekeringan? Bagaimana adaptasi
penduduk terhadap bencana kekeringan? Setelah membandingkan data mitigasi dan adaptasi
bencana, adakah ketimpangan pengetahuan kebencanaan dari penduduk di beberapa wilayah
rawan bencana di Indonesia?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah kekeringan dan penyelesaiannya. Peserta didik dapat
mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, sumber berita online, dan lain-lain..
Ingatkan mereka untuk menyaring informasi agar tidak mencantumkan berita bohong
(hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya.
 Peserta didik membuat kesimpulan sebaran, dampak, mitigasi dan adaptasi bencana
kekeringan di Indonesia.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya
 Guru melakukan perenungan kepada peserta didik. Contoh: “Kita bersyukur karena
meskipun terlihat membahayakan namun kekeringan juga dapat memberikan dampak positif
”.
 Meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa manfaatnya
bagiku) yang didapatkannya.
 Meminta peserta didik mencari informasi tentang Bencana Kebakaran Hutan/Lahan:
sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi untuk pembelajaran berikutnya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-8
Bencana Kebakaran Hutan/Lahan: sebaran, dampak, mitigasi dan adaptasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran,
 Peserta didik diajak mengingat kembali materi sebelumnya dan ditanggapi oleh guru dan
peserta didik lainnya.
 Ice breaking untuk membuat peserta didik fokus. Salah satunya dengan melakukan
permainan teka-teki yang jenaka atau membuat yel-yel kelas.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana
 Kelas dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang mengkaji sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana kebakaran hutan/lahan.
 Setiap kelompok mengamati sebaran potensi kebakaran hutan/lahan melalui peta, dampak
kebakaran hutan/lahan melalui data bencana terbaru, mitigasi bencana kebakaran
hutan/lahan, adaptasi bencana kebakaran hutan/lahan.
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berpasangan agar terjadi diskusi
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya seperti apakah pola
persebaran wilayah potensi kebakaran hutan/ lahan di Indonesia? Apa faktor terbesar yang
mempengaruhi wilayah dapat mengalami bencana kebakaran hutan/lahan? Bagaimana
adaptasi penduduk terhadap bencana kebakaran hutan/lahan? Setelah membandingkan data
mitigasi dan adaptasi bencana, adakah ketimpangan pengetahuan kebencanaan dari
penduduk di beberapa wilayah rawan bencana di Indonesia?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah kebakaran hutan/ lahan dan penyelesaiannya. Peserta
didik dapat mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, sumber berita online, dan
lain-lain.. Ingatkan mereka untuk menyaring informasi agar tidak mencantumkan berita
bohong (hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya.
 Peserta didik membuat kesimpulan sebaran, dampak, mitigasi dan adaptasi bencana
kebakaran hutan/lahan di Indonesia.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya
 Guru memberikan perenungan. Contoh perenungan yang dapat disampaikan, yaitu: “Kita
mendapatkan hikmah bahwa bencana kebakaran hutan/lahan kemudian menjadi
penyeimbang manusia untuk mempertimbangkan kembali pembangunan yang telah
membuka lahan hutan. Pemanfaatan hutan yang berkelanjutan adalah hal yang sangat
penting dipertimbangkan dan dilaksanakan secara terukur dan terarah sehingga selaras
dengan jalannya pembangunan di Indonesia”.
 Meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa manfaatnya
bagiku) yang didapatkannya.
 Meminta peserta didik mencari informasi tentang Bencana Angin Puting Beliung: sebaran,
dampak, mitigasi, dan adaptasi untuk pembelajaran berikutnya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-9
Bencana Angin Puting Beliung: sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran,
 Peserta didik diajak mengingat kembali materi sebelumnya dan ditanggapi oleh guru dan
peserta didik lainnya.
 Ice breaking untuk membuat peserta didik fokus. Salah satunya ialah dengan meminta
beberapa peserta didik menceritakan hal terlucu ataupun hal terkonyol yang dialami olehnya
sebelum mempelajari Geografi.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana.
 Kelas dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang mengkaji sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana angin puting beliung.
 Meminta peserta didik dalam masing-masing kelompok untuk sebaran potensi angin puting
beliung melalui peta, dampak angin puting beliung melalui data bencana terbaru, mitigasi
bencana angin puting beliung, adaptasi bencana angin puting beliung.
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berpasangan agar terjadi diskusi
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya seperti bagaimana pola
persebaran wilayah potensi angin puting beliung di Indonesia? Apa faktor terbesar yang
mempengaruhi wilayah dapat mengalami bencana angin puting beliung? Bagaimana
adaptasi penduduk terhadap bencana angin puting beliung? Setelah membandingkan data
mitigasi dan adaptasi bencana, adakah ketimpangan pengetahuan kebencanaan dari
penduduk di beberapa wilayah rawan bencana angin puting beliung di Indonesia?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah bencana angin puting beliung dan penyelesaiannya.
Peserta didik dapat mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, sumber berita
online, dan lain-lain. Ingatkan mereka untuk menyaring informasi agar tidak mencantumkan
berita bohong (hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya.
 Peserta didik membuat kesimpulan sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi bencana angin
puting beliung di Indonesia.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya
 Guru memberikan perenungan kepada peserta didik. Contoh perenungan yang dapat
disampaikan: “Kita mendapatkan pengetahuan mengenali tanda terjadinya bencana angin
puting beliung, yaitu satu hari sebelumnya udara pada malam hingga pagi hari terasa panas
dan gerah. Angin puting beliung memang bersifat merusak namun masih jauh lebih baik
dibandingkan dengan angin taifun yang potensi terjadinya di Indonesia lebih kecil.
Kerusakan yang disebabkan oleh angin taifun tentu lebih besar. Angin puting beliung juga
mengajarkan manusia untuk terampil dalam membuat bangunan permukiman yang dapat
beradaptasi dengan bencana ini.”
 Meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa manfaatnya
bagiku) yang didapatkannya.
 Meminta peserta didik mencari informasi tentang jenis bencana non alam untuk
pembelajaran berikutnya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-10
Bencana Non Alam: sebaran, dampak, mitigasi dan adaptasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran,
 Peserta didik diajak mengingat kembali materi sebelumnya dan ditanggapi oleh guru dan
peserta didik lainnya.
 Mengawali pembelajaran dengan kegiatan yang dapat mencairkan suasana. Salah satunya
ialah dengan meminta beberapa peserta didik menceritakan berita internasional terbaru yang
diketahui olehnya.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana.
 Kelas dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang mengkaji sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana kegagalan teknologi, modernisasi serta wabah penyakit.
 Setiap kelompok mengamati sebaran potensi kegagalan teknologi, modernisasi serta wabah
penyakit melalui peta, dampak kegagalan teknologi, modernisasi serta wabah penyakit
melalui data bencana terbaru, mitigasi bencana kegagalan teknologi, modernisasi serta
wabah penyakit, dan adaptasi bencana kegagalan teknologi, modernisasi serta wabah
penyakit.
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berpasangan agar terjadi diskusi
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya seperti apakah pola
persebaran wilayah potensi kegagalan teknologi, modernisasi serta wabah penyakit di
Indonesia? Apa faktor terbesar yang mempengaruhi tingginya wilayah dapat mengalami
bencana kegagalan teknologi, modernisasi serta wabah penyakit? Bagaimana adaptasi
penduduk terhadap bencana kegagalan teknologi, modernisasi serta wabah penyakit? Setelah
membandingkan data mitigasi dan adaptasi bencana, adakah ketimpangan pengetahuan
kebencanaan dari penduduk di beberapa wilayah rawan bencana kegagalan teknologi,
modernisasi serta wabah penyakit di Indonesia?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah bencana non alam dan penyelesaiannya. Peserta didik
dapat mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, sumber berita online, dan lain-
lain. Ingatkan mereka untuk menyaring informasi agar tidak mencantumkan berita bohong
(hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya.
 Peserta didik membuat kesimpulan sebaran, dampak, mitigasi dan adaptasi bencana
kegagalan teknologi, modernisasi serta wabah penyakit di Indonesia.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya.
 Guru memberikan perenungan. Contoh perenungan yang dapat disampaikan, yaitu: “Kita
mendapatkan hikmah bahwa bencana kegagalan teknologi, modernisasi, serta wabah
penyakit mengajarkan kita untuk memiliki daya bangkit dari situasi yang tidak nyaman.
Kontribusi semua warga negara menjadi hal penting dalam membangun kekuatan negara
NKRI yang kita cintai ini.”
 Meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa manfaatnya
bagiku) yang didapatkannya.
 Peserta didik mencari informasi tentang jenis bencana sosial untuk pembelajaran berikutnya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-11
Bencana Sosial: sebaran, dampak, mitigasi, dan adaptasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
 Seorang peserta didik berpartisipasi dalam memimpin doa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran,
 Peserta didik diajak mengingat kembali materi sebelumnya dan ditanggapi oleh guru dan
peserta didik lainnya.
 Ice breaking dengan berbagai cara. Salah satunya dengan meminta beberapa peserta didik
menceritakan hal terinspiratif bagi dirinya.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menunjukkan peta konsep terkait dengan Mitigasi dan Adaptasi Bencana
 Kelas dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang mengkaji sebaran, dampak,
mitigasi, dan adaptasi bencana konflik sosial dan aksi teror.
 Setiap kelompok mengamati sebaran potensi konflik sosial dan aksi teror melalui peta,
dampak konflik sosial dan aksi teror melalui data bencana terbaru, mitigasi bencana konflik
sosial dan aksi teror, serta adaptasi bencana konflik sosial dan aksi teror.
 Peserta didik mencatat hasil pengamatannya pada lembar observasi/buku tugas. Pengamatan
dilakukan secara berkelompok agar terjadi diskusi.
 Peserta didik merumuskan pertanyaan yang akan didalami, misalnya seperti apa pola
persebaran wilayah potensi konflik sosial dan aksi teror di Indonesia? Apa faktor terbesar
yang mempengaruhi suatu wilayah mengalami bencana konflik sosial dan aksi teror?
Bagaimana adaptasi penduduk terhadap bencana konflik sosial dan aksi teror? Setelah
membandingkan data mitigasi dan adaptasi bencana, adakah ketimpangan pengetahuan
kebencanaan dari penduduk di beberapa wilayah rawan bencana konflik sosial dan aksi teror
di Indonesia?
 Guru menjaga agar peserta didik tidak membuat pertanyaan yang bersifat dasar (LOTS)
dengan memberi satu contoh pertanyaan HOTS.
 Setiap kelompok merumuskan satu pertanyaan/rumusan masalah.
 Secara bergantian, setiap kelompok memaparkan rumusan masalah
 Guru memberi tanggapan terhadap rumusan masalah dan memberi saran perbaikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
 Peserta didik mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab
rumusan pertanyaan terkait masalah bencana konflik sosial dan aksi teror dan
penyelesaiannya. Peserta didik dapat mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku,
sumber berita online, dan lain-lain. Ingatkan mereka untuk menyaring informasi agar tidak
mencantumkan berita bohong (hoax).
 Guru mengingatkan peserta didik agar mengasosiasikan data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjawab rumusan pertanyaan.
 Setiap kelompok mempresentasikan/menyampaikan data dan informasi yang sudah
diperoleh. Guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk berani menyampaikan hasil
kerja kelompoknya dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Aktivitas ini bertujuan
untuk membuka wawasan bagi kelompok yang lain dalam memahami rumusan masalah dan
jawabannya.
 Guru meminta peserta didik untuk membuat kesimpulan sebaran, dampak, mitigasi dan
adaptasi bencana konflik sosial dan aksi teror di Indonesia.
 Peserta didik mendesain dan membagikan hasil kerjanya di akun media sosial yang mereka
miliki.
 Guru mengingatkan peserta didik terkait keamanan digital agar peserta didik menggunakan
tautan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan sumber yang valid.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru meminta peserta didik untuk saling mengoreksi dinamika kelompok, apakah diskusi
sudah berjalan dengan baik?
 Peserta didik memberikan gagasan/masukan terhadap kegiatan dinamika kelompok
berikutnya.
 Guru memberikan perenungan. Contoh perenungan yang dapat disampaikan: “Kita
mendapatkan hikmah bahwa bencana konflik sosial dan aksi teror mengajarkan kita untuk
menata hubungan sosial warga negara dengan menjiwai semboyan negara Indonesia, yaitu
Bhinneka Tunggal Ika. Dengan melakukan pembelajaran kembali terhadap tatanan sosial
yang kita bangun bersama, maka makna nasionalisme yang menjadi jati diri bangsa akan
kembali kokoh. Kehidupan beragama yang rukun akan mendatangkan perdamaian.
 Guru meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu dan AMBAK (apa
manfaatnya bagiku) yang didapatkannya.
 Doa dan salam penutup.

PERTEMUAN KE-12
Diskusi Kelompok Ayo Berpikir Kritis
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuanpembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai denganProfil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusandalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


Pada bagian ini, Anda sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran diminta untuk aktif menggali
kemampuan peserta didik dalam bekerjasama mendiskusikan deforestasi luas lahan hutan di
Kalimantan Selatan. Diharapkan guru dapat mengarahkan peserta didik untuk:
 mengidentifikasi apa saja permasalahan kehutanan di Kalimantan Selatan berikut faktor
penyebab dan dampaknya,
 mencari data terkait jumlah rangkaian laporan kejadian deforestasi di Kalimantan Selatan,
 mendiskusikan rencana perbaikan dari kerusakan yang diakibatkan oleh deforestasi hutan di
Kalimantan Selatan, dan
 mempresentasikan hasil pekerjaan di diskusi besar.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dandiakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-13
Diskusi Kelompok Ayo Berpikir Kritis
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuanpembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai denganProfil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusandalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


Pada bagian ini, Anda sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran diminta untuk aktif menggali
kemampuan peserta didik dalam bekerjasama mendiskusikan kebakaran di Blora. Diharapkan
guru dapat mengarahkan peserta didik untuk:
 mengidentifikasi apa saja faktor penyebab kebakaran di Blora,
 mencari data terkait kebakaran di Blora dan wilayah sekitarnya,
 mendiskusikan rencana perbaikan dari kerusakan yang diakibatkan oleh kebakaran di Blora,
 mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dandiakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-14
Diskusi Kelompok Ayo Berpikir Kreatif
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuanpembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai denganProfil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusandalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


Pada bagian ini, Anda sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran diminta untuk aktif menggali
kemampuan peserta didik dalam bekerjasama mendiskusikan menggali sebab dan dampak dari
pembangunan permukiman yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Malang.
Diharapkan guru dapat mengarahkan peserta didik untuk:
 mengidentifikasi masalah yang muncul di DAS Brantas Malang,
 membandingkan pelaksanaan konsep adaption by reaction, adaption by adjustment dan
adaptation by withdrawal pada Daerah Aliran Sungai di wilayah selain DAS Brantas,
 memilih satu dari konsep adaptation by reaction, adaptation by adjustment, dan adaptation
by withdrawal untuk diterapkan sebagai solusi dari DAS Brantas, Malang. Adaptation by
reaction atau adaptasi dengan reaksi adalah tipe adaptasi perilaku dimana manusia
menyesuaikan aktivitasnya sesuai dengan lingkungan yang ada. Adaptation by adjustment
atau adaptasi dengan perubahan adalah tipe adaptasi perilaku dimana manusia mengubah
lingkungan sesuai dengan aktivitas dan kebutuhan mereka. Adaptation by withdrawal adalah
tipe adaptasi perilaku dimana manusia meninggalkan lingkungannya dan mencari
lingkungan yang baru untuk menunjang aktivitas mereka
 mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas atau dibuat dalam bentuk poster/majalah
dinding sekolah.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dandiakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-15
Diskusi Kelompok Ayo Berkolaborasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuanpembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai denganProfil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusandalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


Pada bagian ini, Anda sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran diminta untuk aktif menggali
kemampuan peserta didik dalam bekerjasama mendiskusikan bencana longsor warga di
Kampung Jati Radio, Desa Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat tanggal 12
Maret 2017. Diharapkan guru dapat mengarahkan peserta didik untuk:
 mengidentifikasi apa saja faktor penyebab tanah longsor di Desa Cililin, Kabupaten
Bandung Barat, Jawa Barat
 mencari data terkait jumlah dampak tanah longsor dan potensi tanah longsor di Kabupaten
Bandung Barat dan sekitarnya.
 mendiskusikan rencana mitigasi setelah bencana tanah longsor di Desa Cililin, Kabupaten
Bandung Barat, Jawa Barat
 mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas atau mengunggah melalui media sosial
yang dimiliki.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dandiakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-16
Diskusi Kelompok Ayo Menerapkan Konsep
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuanpembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai denganProfil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusandalam satuan
pendidikan.
Kegiatan Inti (90 Menit)
Pada bagian ini, Anda sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran diminta untuk aktif menggali
kemampuan peserta didik dalam menggali potensi bencana di wilayah tempat tinggal.
Diharapkan guru dapat mengarahkan peserta didik untuk:
 menggunakan konsep keruangan dengan menggunakan peta dasar wilayah tempat tinggal
yang tersedia.
 mencari data terkait informasi kebencanaan berupa sebaran, dampak, mitigasi serta adaptasi
bencana yang sudah dilakukan di wilayah tempat tinggalnya.
 mendiskusikan evaluasi proses mitigasi dan adaptasi bencana yang sudah dilakukan di
wilayah tempat tinggalnya.
 menguasai keterampilan dalam memahami potensi bencana di wilayah tempat tinggalnya
serta mampu mengomunikasikan potensi bencana tersebut terhadap orang di sekitar.
 mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas atau mengunggah di media sosial yang
dimiliki.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dandiakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-17
Diskusi Infografis
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuanpembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai denganProfil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusandalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


Aktivitas ini dapat digunakan di awal atau sebagai rangkuman materi karena bertujuan
membantu peserta didik memahami materi secara keseluruhan. Infografis yang berjudul
Ancaman Bencana di Indonesia dan Penanggulangannya dimulai dengan gambar peta sebaran
kejadian bencana Indonesia Tahun 2020. Peserta didik dapat merefleksikan kejadian bencana
lokal di wilayahnya dan membandingkan kejadian bencana di wilayah lain. Apakah skala
bencana di lokal wilayah tergolong tinggi? atau tergolong rendah? Di wilayah mana sajakah di
Indonesia yang memiliki angka ancaman bencana dengan kategori tinggi? Adakah wilayah di
Indonesia yang tergolong aman dari bencana?
Setelah mengenali sebaran ancaman bencana di Indonesia, kemudian peserta didik menelaah
jumlah kejadian bencana yang paling banyak terjadi di Indonesia. Manakah dari kategori
bencana alam geologis yang paling banyak terjadi di Indonesia di Tahun 2020? Apakah gempa
bumi? erupsi gunung api? ataukah tanah longsor? Manakah dari kategori bencana alam
hidrologis yang paling banyak ditemukan di Indonesia pada tahun 2020? Apakah banjir?
kekeringan? ataukah gelombang pasang dan abrasi? Manakah dari kategori bencana alam
klimatologis yang paling banyak terjadi di Indonesia pada tahun 2020? Apakah kebakaran
hutan dan lahan? Ataukah angi putting beliung? Lalu bila ditemukan kejadian bencana alam
yang paling banyak terjadi di Indonesia, maka apakah dampaknya juga besar bagi alam dan
manusia yang terdampak? leh karena itu disertakan pula macam-macam dampak bencana alam
dan peserta didik dapat mengidentifikasi, apa saja jenis dampak yang disebabkan oleh bencana
alam geologis, bencana alam hidrologis dan bencana alam klimatologis?
Selain kejadian bencana alam juga terjadi bencana non alam yang sangat krusial yang terjadi di
Tahun 2020 hingga saat ini yaitu bencana pandemi COVID 19. Dampak yang ditimbulkan
dapat didiskusikan bersama oleh peserta didik untuk dibandingkan dengan data dampak
kejadian bencana alam.
Hakekat membaca data infografis berupa peta sebaran ancaman bencana, jumlah kejadian dan
dampak bencana dapat menjadi dasar bagi upaya penanggulangan bencana baik secara lokal
maupun nasional. Oleh karena itulah ditampilkan tahapan mitigasi bencana sehingga peserta
didik dapat mensinkronisasikan tahapan mitigasi dan adaptasi bencana terhadap kondisi
kebencanaan di wilayahnya masing-masing.
Diharapkan guru dapat mengarahkan peserta didik untuk:
 untuk mengidentifikasi data pada infografis berupa peta dan angka.
 mendiskusikan hubungan antar data infografis dengan proyek perencanaan penanggulangan
bencana secara lokal kewilayahan,
 mencari solusi yang terbaik dalam upaya menanggulangi bencana lokal kewilayahan secara
terstruktur dan sistematis.
 mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas atau mengunggah di media sosial.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dandiakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-18
Kunci Jawaban
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuanpembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai denganProfil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusandalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


Adapun materi uji kompetensi yang terdapat pada Buku Siswa berupa 15 soal pilihan ganda
dengan kunci jawaban tersebut di bawah ini:
1. B 2. C 3. B 4. D 5. E 6. D 7. B 8. A
9. C 10. E 11. D 12. B 13. A 14. C 15. A

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dandiakhiri dengan berdoa.

E. ASESMEN / PENILAIAN
Dalam pembelajaran Mitigas dan Adaptasi Kebencanaan, penilaian Keterampilan menjadi hal
utama dan disusul dengan penilaian pengetahuan. Hal ini dapat dipahami mengingat
pembelajaran terkait geografi selalu menekankan Keterampilan peserta didik dalam membaca,
menuliskan ide, berdiskusi kelompok dan mempublikasi yang diperkuat dengan pengetahuan.
Penilaian sikap juga diperlukan di bagian ini, meskipun tidak dalam porsi yang setara dengan
kedua penilaian lainnya.

Penilaian Pengetahuan
Proses perolehan nilai pengetahuan Bab 4 diperoleh dari Keterampilan proses dan
Keterampilan konsep yang disajikan dalam ilustrasi berikut ini.

Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam memahami
materi yang dipelajari dalam setiap pertemuan, seperti yang tersebut dalam bagian uji
kompetensi. Guru dapat menilai dari setiap aktivitas dalam pembelajaran. Guru dapat menilai
kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan atau menganalisa persoalan. Guru dapat
memberi skor pada setiap tugas dan keaktifan peserta didik dalam menjawab dan berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan secara kuantitatif dengan rentang 0–100.
Terdapat 8 tujuan pembelajaran dalam Bab 4 yang dijadikan sebagai indikator pada rubrik
Penilaian Pengetahuan
Tabel 4.1. Indikator Penilaian Pengetahuan Bab 4
No Tujuan Pembelajaran No. Indikator Teknik Penilaian
1 Menjelaskan konsep bencana, mitigasi dan 4.A1 Tes Lisan
adaptasi
2 Menerapkan konsep-konsep kebencanaan dalam 4.A2 Tes Lisan
kehidupan nyata
3 Menganalisis dampak kebencanaan terhadap 4.A3 Penugasan
kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan aspek
lainnya
... ... ... ...

Kemudian indikator pembelajaran dimasukkan kedalam rubrik penilaian pengetahuan khusus


Bab 4 sebagai berikut:
Tabel 4.2. Rubrik Penilaian Pengetahuan Bab 4
Indikator Indikator Indikator Indikator
4.A1 4.A2 4.A3 …
No Nama Peserta Didik
Nilai Tes Nilai Tes Teknik
Penugasan
Lisan Lisan Penilaian
1
2
Dst

Penilaian Keterampilan
Proses perolehan nilai Keterampilan tujuan pembelajaran Bab 4 diperoleh dari Keterampilan
proses dan Keterampilan konsep yang disajikan dalam ilustrasi berikut ini.

Penilaian keterampilan juga dilakukan berdasarkan pengamatan guru terutama terhadap


keterampilan peserta didik dalam menjalani kegiatan pembelajaran di sekolah. Penilaian
didasarkan pada keterampilan-keterampilan sesuai contoh indikator pada Keterampilan proses
atau indikator lain yang relevan dapat ditentukan masing-masing guru. Terdapat 7 indikator
Keterampilan proses yang dapat dijadikan sebagai dasar indikator penilaian Keterampilan yaitu
kemampuan membaca, menuliskan, bekerja berkelompok dan bekerja mandiri, serta
kemampuan mengkomunikasikan ide. Berikut adalah contoh pembuatan indikator Penilaian
Keterampilan.
Tabel 4.3. Indikator Penilaian Keterampilan Bab 4
No Indikator Keterampilan No. Indikator Teknik Penilaian
1 Mampu mengomunikasikan ide dan gagasan 4. B1 Pengamatan Guru
dengan terarah dan sistematis
2 Mampu menyampaikan hasil diskusi kelompok 4.B2 Pengamatan
secara tegas dan lugas Teman Sebaya
3 Mampu merespons pertanyaan yang pada sesi 4.B3 Pengamatan Guru
diskusi
4 Mampu menggunakan media informasi secara 4.B4 Pengamatan Guru
bijak
... ... ... ...

Kemudian indikator pembelajaran dimasukkan kedalam rubrik penilaian keterampilan Bab 4


sebagai berikut:
Tabel 4.4. Rubrik Penilaian Keterampilan Bab 4
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
Nama 4.B1 4.B2 4.B3 4.B4 …
No Peserta
Didik Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan Teknik
Guru Teman Sebaya guru guru Penilaian
1
2
Dst

Penilaian Sikap
Proses perolehan nilai sikap tujuan pembelajaran Bab 4 diperoleh dari keterampilan proses dan
keterampilan konsep yang disajikan dalam ilustrasi berikut ini.

Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap peserta didik, baik pengamatan
langsung maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam
setiap pertemuan terhadap peserta didik dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan
pengamatan tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap peserta didik seharihari
baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat yang telah terkonfirmasi.
Mampu mengkaitkan mitigasi dan adaptasi bencana di Indonesia dan dunia dengan kebesaran
Tuhan YME serta mampu mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan YME adalah
merupakan indikator sikap spiritual. Berjiwa mandiri menjadi indikator sikap intelektual.
Bernalar kritis dan kreatif adalah indikator sikap intelektual Sedangkan mau bergotong royong
dan menerima perbedaan budaya termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Indikator sikap dapat mengacu pada sikap peserta didik saat proses pembelajaran yang
mengacu pada 6 elemen profil pelajar pancasila. Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni
Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2), serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di
setiap akhir pertemuan dilakukan dengan merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat
menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 4.5. Rubrik Penilaian Sikap Bab 3
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
Nama 1 2 3 4 1
Peserta Pengamatan
Didik Pengamatan Pengamatan Pengamatan Teknik
Teman
Guru Guru Guru Penilaian
sebaya

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


PENGAYAAN
https://bpbd.kendalkab.go.id/pengetahuan/id/20150806002/tsunami
Untuk menambah wawasan kalian tentang bencana Tsunami, silahkan klik tautan di atas.
https://bpbd.kendalkab.go.id/pengetahuan/id/20150808002/tanah_longsor
Untuk menambah wawasan kalian tentang bencana Bencana Tanah Longsor, silahkan klik
tautan di atas.
https://bpbd.kendalkab.go.id/pengetahuan/id/20150803007/kekeringan
Untuk menambah wawasan kalian tentang bencana Kekeringan, silahkan klik tautan di atas.
https://www.youtube.com/watch?v=DeafytS3Rjw
Untuk menambah wawasan kalian tentang Kegiatan Mitigasi Bencana Gempa Bumi, silahkan
klik tautan di atas.
https://www.youtube.com/watch?v=VNRcA95ursQ
Untuk menambah wawasan kalian tentang Adaptasi dan Mitigasi Bencana, silahkan klik tautan
di atas.

Potensi Ancaman Bencana


https://bnpb.go.id/potensi-ancaman-bencana
Definisi Bencana
https://www.bnpb.go.id/definisi-bencana
Bencana Gempa Bumi
https://bpbd.kendalkab.go.id/pengetahuan/id/20150803005/gempa
Gunung Meletus
https://bpbd.kendalkab.go.id/pengetahuan/id/20150806001/gunung_meletus
Bencana Banjir
https://bpbd.kendalkab.go.id/pengetahuan/id/20150803008/banjir
Bencana Banjir
https://bpbd.kendalkab.go.id/pengetahuan/id/20150803008/banjir
Kebakaran Hutan
https://bpbd.kendalkab.go.id/pengetahuan/id/20150831001/kebakaran
Jenis dan Karakteristik Bencana Alam
https://www.zonageografi.com/2021/02/jenis-dan-karakteristik-bencana-alam.html

REMEDIAL
1. Bila kesulitan mendapatkan data pengamatan secara primer maka digunakan data sekunder
yang berasal dari instansi pemerintah.
2. Unjuk hasil kerja kelompok menggunakan akun media sosial, namun bila terkendala, maka
dapat menggunakan media lain seperti majalah dinding sekolah atau di lingkungan sekitar.
3. Memanfaatkan media pembelajaran misalnya memutar video melalui media audio visual
terkait pembelajaran. Apabila terdapat kendala, dapat memanfaatkan media di lingkungan
sekitar.

G. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Dalam memfasilitasi proses pembelajaran Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan, apakah saya
sebagai guru sudah:
 konsisten memberi keteladanan pada peserta didik dalam sikap dan perilaku sehari-hari
secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
 menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada saya sebagai guru, melainkan berpusat pada
peserta didik secara baik? (Sangat baik/baik/ sedang/kurang baik)
 menggunakan pembelajaran secara konstektual secara baik? (Sangat baik/
baik/sedang/kurang baik)
 apa yang perlu saya tingkatkan dalam proses pembelajaran pada Bab Mitigasi dan Adaptasi?
LAMPIRAN- LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

1. Perhatikan peta di bawah ini!

Kabupaten Banyuwangi memiliki bentuk lahan yang beragam seperti dataran tinggi, dataran
rendah, gunung api, laut, danau, dan pantai.
Berdasarkan kondisi geografisnya, potensi bencana apa yang paling mungkin terjadi di
kabupaten Banyuwangi bagian selatan?
A. Badai angin muson
B. Gelombang tinggi
C. Kebakaran hutan
D. Banjir bandang
E. Likuifikasi lahan
2. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Industri kelapa sawit
2. Kegiatan bongkar muat kapal
3. Proyek reklamasi pantai
4. Pembangunan bendungan
5. Penambangan emas
Aktivitas di atas memiliki nilai positif pada bidang ekonomi dan transportasi. Apabila ditelusuri
lebih dalam, untuk jangka waktu yang lebih lama tentunya terdapat beberapa kegiatan yang
berdampak buruk bagi lingkungan.
Cermatilah dengan saksama kegiatan mana yang dapat menyebabkan dari kerusakan lahan?
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 5
D. 4 dan 1
E. 5 dan 2
3. Siklus musim di Indonesia berganti sebanyak dua kali dalam setahun. Musim hujan yang
dimulai pada bulan oktober hingga maret, sedangkan musim kemarau dimulai pada bulan april
hingga september. Diketahui bahwa karakteristik tanaman padi membutuhkan banyak air dan
masa tanam yang berlangsung selama 4 bulan. Proses penjemuran pasca panen juga menjadi
poin penting agar hasil panen tersebut dapat disimpan dalam jangka panjang.
Berdasarkan deskripsi di atas, bulan apakah yang paling tepat untuk menanam padi?
A. November
B. Desember
C. Februari
D. Agustus
E. September
4. Kota Surabaya merupakan salah satu kota dengan aktivitas penduduk yang padat. Mobilitas dan
arus balik yang tinggi dari wilayah Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, dan Mojokerto menyebabkan
kemacetan pada pagi dan sore hari. Kegiatan pemerintahan, ekonomi, dan industri juga
mendominasi Kota Surabaya sehingga dapat memengaruhi perkembangan kota-kota
disekitarnya.
Faktor apakah yang menyebabkan Kota Surabaya menjadi pusat kegiatan dari wilayah
sekitarnya?
A. Wilayah dan administrasi
B. Pusat wisata dan edukasi
C. Posisi geografis dan iklim
D. Kelengkapan infrastruktur
E. Kemajuan ilmu teknologi
5. Isu gempa megathrust yang dapat terjadi di wilayah selatan jawa mengakibatkan peningkatan
kewaspadaan bagi pemerintah, para ahli, dan juga masyarakat. Gempa megathrust diperkirakan
dapat menimbulkan getaran yang cukup kuat hingga menyebabkan gelombang tsunami.
Berkaitan dengan potensi bencana alam tersebut, bagaimanakah langkah pra mitigasi yang
dapat dilakukan masyarakat di sekitar pantai selatan jawa, kecuali….
A. memakai alat peringatan dini
B. memasang rambu evakuasi
C. menyiapkan tempat evakuasi
D. melakukan sosialisasi bencana
E. merelokasi lahan mangrove
6. Penanggulangan bencana nasional menurut UU No.24 2007 menyebutkan bahwa,
penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi bencana meliputi: (a)
kesiapsiagaan (b) peringatan dini dan (c) mitigasi bencana.
Berikut ini manakah yang termasuk dalam tindakan kesiapsiagaan dalam mewaspadai bencana
gunung api?
A. Pengambilan tindakan oleh masyarakat
B. Analisis hasil pengamatan gejala bencana
C. Pengambilan keputusan oleh bnpb
D. Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan
E. Penyebaran informasi status bencana
7. Pantai Watu Bengkung adalah salah satu pantai yang berlokasi di Malang. topografi di sekitar
pantai merupakan lahan yang berbukit bukit. Apabila terjadi gempa bumi yang cukup kuat dan
disusul dengan kondisi air laut yang surut secara mendadak, bagaimana tindakan yang dapat
diambil pada kondisi tersebut?
A. Keluar dari kendaraan dan menepi
B. Menuju lokasi bukit bukit tertinggi
C. Menghindari wilayah rawan longsor
D. Berlindung dari runtuhan material
E. Menuju hilir sungai yang terdekat
8. Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal no. 8 Dan 9!

Berdasarkan peta persebaran gunung api di atas, apakah dampak yang dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari dari banyaknya persebaran gunung api tersebut, kecuali....
A. pemusatan penduduk di Jawa dan ketimpangan sosial
B. banyaknya sumber daya alam berupa mineral tambang
C. tanah pertanian yang subur dan hasil panen melimpah
D. munculnya keragaman kenampakan alam dan jenis tanah
E. perlunya pengetahuan tentang kebencanaan dan mitigasi
9. Berdasarkan gambar pada no. 8 mengapa wilayah pulau Kalimantan tidak memiliki gunung
api?
A. Terdapat banyak rekahan lempeng
B. Memiliki banyak patahan lempeng
C. Tidak ditemukan zona subduksi
D. Berada pada lempeng samudera
E. Memiliki jenis tanah yang keras
10. Perhatikan pernyataan berikut!
1. Terdengar suara gemuruh
2. Hewan-hewan turun menuju dataran rendah
3. Sering terjadi gempa dengan skala kecil hingga besar
4. Sumber air mulai mengering dan panas
5. Tercium bau menyengat belerang
Apabila terjadi fenomena seperti pernyataan di atas, bagaimana tindakan dan antisipasi pertama
yang dapat dilakukan untuk menyikapi hal tersebut….
A. bersikap tenang dan menjalankan aktivitas normal
B. melakukan pengecekan di sekitaran sumber air
C. mendirikan tenda evakuasi di tempat yang terbuka
D. menyebarkan informasi ke berbagai media sosial
E. berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang
11. Perhatikan gambar dibawah ini!

Kondisi permukaan di daerah ibu kota merupakan daerah cekungan dan terdapat 13 aliran
sungai yang melewati wilayah tersebut. Apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi
maka dapat dipastikan akan terjadi banjir.
Bagaimanakah upaya apa yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bencana banjir di
wilayah tersebut?
A. membangun kawasan pemukiman di sekeliling hutan
B. melakukan reboisasi tumbuhan mangrove di pantai
C. membangun breakwater di sekitar wilayah pesisir
D. melakukan normalisasi sungai dan kedalaman sungai
E. meningkatkan proses pengolahan limbah buangan
12. Pada tahun 2019 lalu sungai Bengawan Solo mengalami kerusakan ekosistem, penurunan
kualitas air, penurunan kadar oksigen, dan munculnya berbagai penyakit pada penduduk
sekitar. Selain itu, sungai Bengawan Solo juga menunjukkan adanya perubahan warna dan bau
yang cukup menyengat.
Berdasarkan kasus tersebut bagaimanakah tindak lanjut yang tepat untuk mengatasi masalah
tersebut….
A. mengembangkan sistem aliran ganda
B. memperketat instalasi pengolahan limbah
C. melakukan penjaringan sampah bertahap
D. menyebar benih ikan dan tumbuhan air
E. pemantauan pada aktivitas mencari ikan
13. Hujan deras yang mengguyur wilayah pegunungan selama 6 jam lebih dapat berpotensi terjadi
bencana alam. Tanah longsor sangat berpotensi terjadi pada tebing tebing curam yang minim
vegetasi. Kejadian ini akan berisiko bagi pengguna jalan dan penduduk sekitar. Keputusan apa
yang dapat diambil untuk mewaspadai diri ketika hendak bepergian apabila peristiwa diatas
terjadi?
A. menunda perjalanan hingga esok hari
B. menepi di bahu jalan hingga hujan reda
C. tetap berlindung di dalam rumah
D. mendirikan rumah di sekitar tebing
E. menanam vegetasi penahan tanah
14. Peristiwa likuifaksi di Palu mengakibatkan sejumlah wilayah hancur rata dengan tanah dan
jatuhnya korban jiwa. Berkaca pada kondisi Indonesia yang memiliki potensi tinggi terhadap
bencana alam, proses evakuasi dan tempat penampungan korban selamat pasca bencana bisa
dikatakan cukup memprihatinkan. Kekurangan bahan makanan, air bersih, pakaian, dan
kebutuhan tenda sebagai tempat tinggal sementara mengakibatkan kesulitan yang
berkepanjangan.
Dari kondisi tersebut, evaluasi apakah yang dapat dilakukan pada proses mitigasi bencana di
Indonesia?
A. Peningkatan kualitas pendidikan bencana
B. Penerapan standar bangunan yang tinggi
C. Pematangan kesiapsiagaan bencana alam
D. Pengembangan peta kerawanan bencana
E. Analisis lanjutan terhadap risiko bencana
15. Pada tahun 2007 lalu, peristiwa meletusnya gunung Merapi mengakibatkan jatuhnya banyak
korban jiwa. Kerugian materi diperkirakan sebesar ratusan juta rupiah. Kerusakan lahan dan
tanaman tidak dapat dihindarkan karena adanya aliran lava yang membakar habis segala yang
ada di hadapannya. Kejadian bencana tersebut cukup memprihatinkan bagi masyarakat
setempat terutama juga bagi keluarga korban yang meninggal dunia.
Evaluasi apakah yang dapat dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dari kasus
bencana alam tersebut?
A. Evakuasi penduduk harus dilakukan dengan cepat
B. Gotong royong masyarakat harus ditingkatkan dimaksimalkan
C. Penyediaan bahan makan dan kebutuhan sekunder untuk pengungsi
D. Sosialisasi pembangunan desa pasca terkena bencana gunung meletus
E. Pemberian tindakan secara psikologis kepada keluarga korban bencana
LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Bahan Bacaan Guru


 Nisa Maulia, 2021, Buku Panduan Guru Geografi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.
 Samadi. 2019. Geografi untuk SMA kelas XI peminatan ilmu-ilmu sosia. Bogor: Quadra.
 Budi Raharjo Agung. 2016. Geografi XI. Surakarta : Mediatama.
 Bappenas. 2014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2014-
2019. Jakarta.
 Bappenas. 2020. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-
2024. Jakarta.
 https://gurugeografi12.com/materi-11-1-posisi-strategis-indonesia-sebagai-poros-maritim-dunia
(diakses pada 4 Juni 2021).
 https://supplychainindonesia.com/rancangan-arsitektur-tol-laut-indonesia (diakses pada 4 Juli
2021).

Bahan Bacaan Siswa


 Budi Handoyo, 2021, Geografi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
 Materi pembelajaran posisi geografis Indonesia (https://tinyurl.com/GeografisIndonesia)
 https://gurugeografi12.com/materi-11-1-posisi-strategis-indonesia-sebagai-poros-maritim-dunia/
(diakses pada 4 Juli 2021).
 https://geograph88.blogspot.com/2019/05/dampak-letak-astronomis-indonesia-bagi.html
(diakses pada 4 Juli 2021).
 www.kominfo.go.id/content/detail/8231/menuju-poros-maritim-dunia/0/kerja_nyata (diakses
pada 4 Juni 2021).
 www.kompas.com/skola/read/2019/12/06/160300969/indonesia-sebagai-poros-maritim-
dunia?page=all (diakses pada 4 Juli 2021).
 http://lipi.go.id/berita/Inilah-Tantangan-Pengelolaan-Sumber-Daya-Maritim-Indonesia/17660
(diakses pada 4 Juli 2021).

Materi Pengayaan
Bagi siswa yang memiliki kemampuan dan daya serap di atas rata-rata diberikan bacaan artikel
studi kasus untuk review dan dilakukan penyimpulan.
 https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/mewujudkan-indonesia-sebagai-poros-
maritim-dunia/ (diakses pada 4 Juli 2021).
 https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/indonesia-poros-maritim-dunia
(diakses pada 4 Juli 2021).
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM

bauksit, suatu mineral yang susunanya didominasi oleh oksida aluminium dengan warna
kekuningan atau putih.
biomassa, jenis energi biotik yang terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari
organisme yang hidup atau belum lama mati.
cagar alam, kondisi alam yang memiliki sifat khas dan keunikan flora dan fauna di dalamnya.
cliff, daerah pantai yang bertemu dengan tebing yang curam akan membentuk wilayah pantai terjal.
dangkalan, wilayah laut dangkal yang menghubungkan wilayah daratan yang besar, wilayah
daratan yang dimakasud bisa berupa negara, kawasan, maupun benua.
dataran rendah, relief dari daratan yang memiliki ketinggian kurang dari 200 mdpl.
energi air, salah satu sumber daya alam abiotik yang dapat dimanfaatkan indonesia dengan
memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki air.
energi matahari, energi terbarukan yang bersumber dari radiasi sinar dan panas yang dipancarkan
matahari.
eucaliptus, tanaman bahan utama untuk minyak kayu putih.
fauna, segala jenis hewan yang hidup di dunia.
fauna endemik, hewan yang hanya ditemukan di wilayah tertentu dan tidak dapat ditemukan di
daerah lain.
flora, sekelompok tanaman atau tumbuhan.
flora endemik, sekelompok jenis tanaman yang hidup di daerah tertentu.
garis bujur, garis khayal yang membagi secara vertikal menghubungkan kutub utara dengan kutub
selatan.
gempa bumi tektonik, gempa bumi yang terjadi akibat dari proses pelepasan tenaga dari bumi
karena pergeseran lempeng tektonik.
gunung, relief permukaan bumi yang berupa cembungan dan pada umumnya terbentuk dari proses
vulkanisme dan tektonisme.
hujan, fenomena alam berupa perubahan titik-titik air menjadi air yang jatuh dari atmosfer ke
permukaan bumi.
hutan, hamparan lahan yang luas dalam satu kesatuan ekosistem yang berisi sumber daya hayati.
hutan musim, hutan campuran pada daerah yang memiliki curah hujan tahunan 1.500 – 4.000 per
tahun.
hutan hujan tropis, hutan yang didalamnya memiliki banyak berbagai variasi tumbuhan dan
kerapatan yang tinggi.
hutan konservasi, hutan yang memiliki fungsi utama pengawetahan/pemeliharaan keanekaragaman
flora dan fauna beserta ekosistemnya.
hutan mangrove/bakau, hutan yang tumbuh di sepanjang pantai (estuari) pada daerah tropis yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
hutan produksi, kawasan hutan yang mempunya fungsi untuk memproduksi hasil hutan seperti
kayu, rotan, dan gaharu.
hutan sabana, hutan dengan mayoritas tumbuhannya berupa semak belukar dan diselingi padang
rumput dan tanaman berduri.
hutan lindung, hutan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dilindungi karena ekosistem di
dalamnya berperan penting dalam keseimbangan lingkungan.
iklim, keadaan rata-rata suhu udara, curah hujan, penyinaran matahari, kelembaban dan tekanan
udara dalam waktu yang lama di wilayah yang luas.
kawasan bioregional, kawasan daratan dan perairan yang memiliki batasan didasarkan pada batas
geografik.
konservasi, pengelolaan biosfer secara aktif dengan tujuan menjaga keanekaragaman flora dan
fauna.
lamun, tumbuhan yang sepenuhnya sudah beradaptasi dengan terendamnya air laut.
letak astronomis, berarti letak suatu wilayah berdasarkan sistem koordinat (garis bujur dan garis
lintang).
letak geologis, letak suatu wilayah yang didasarkan oleh struktur batu-batuan di dalam bumi serta
fenomena geologi di wilayah tersebut.
masyarakat adat, salah satu aktor pengelola konservasi di indonesia dengan sistem kearifan lokal.
metode eksitu, metode pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di luar habitat asli flora
dan fauna.
metode insitu, metode pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan langsung di habitat asli
flora dan fauna bersangkutan.
nikel, suatu logam mengkilat dengan warna putih keperak-perakan.
over eksploitasi, proses pengambilan sumber daya terbarukan sampai sumber daya tersebut menjadi
berkurang.
pariwisata, segala aktivitas wisata yang didukung dengan sarana prasarana untuk kepentingan
hiburan atau kepentingan pribadi lainnya.
poros maritim, wahana strategis untuk mewujudkan perbaikan transportasi kelautan, keamanan
maritim, pengembangan industri perikanan dan perkapalan.
pegunungan, barisan atau kumpulan dari beberapa gunung dengan kemiringan lereng yang lebih
besar daripada daratan dan ketinggan diatas 1000 meter.
perbukitan, daerah yang memiliki ketinggian antara 500 sampai 750mdpl dengan kemiringan
lereng yang hampir sama dengan pegunungan.
pertambangan, kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari
dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual yang terletak di permukaan, di bawah
permukaan bumi, dan di bawah permukaan air.
sumber daya alam, segala potensi benda mati dan makhluk hidup yang mendukung kelangsungan
hidup manusia dalam mencukupi kebutuhannya.
tektonisme, proses pergerakan lempeng bumi yang menyebabkan terjadinya patahan dan lipatan di
permukaan bumi.
terumbu karang, bangunan kapur yang diciptakan oleh jasad hidup seperti alga berkapur dan
karang batu.
taiga, salah satu bioma dengan hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum.
taman hutan raya, kawasan pelestarian hutan yang digunakan untuk mengoleksi flora dan fauna
asli atau berasal dari tempat lain.
taman nasional, tempat luas baik di darat atau di laut yang mendapatkan perlindungan pemerintah
dengan tujuan tertentu.
taman safari, lingkungan buatan yang persis dengan tempat flora dan fauna berasal yang digunakan
untuk menjaga keanekaragaman hayati.
vulkanisme, peristiwa naiknya magma yang ada di dalam perut bumi menuju ke permukaan bumi
vavilov, pusat sebaran keanekaragaman genetik tumbuhan budidaya.
wilayah ethiopian, wilayah persebaran fauna di dunia yang meliputi benua afrika, dari sebelah
selatan gurun sahara, madagaskar dan selatan saudi arabia.
wilayah paleartik, wilayah persebaran fauna yang luas meliputi hampir seluruh benua eropa, rusia,
daerah dekat kutub utara sampai pegunungan himalaya, kepulauan inggris di eropa barat
sampai jepang, selat bering di pantai pasifik, dan benua afrika paling utara.
wilayah neartik, wilayah persebaran fauna di dunia meliputi kawasan amerika serikat, amerika
utara dekat kutub utara, dan greenland.
wilayah neotropikal, wilayah persebaran fauna di dunia yang meliputi amerika tengah, amerika
.selatan, dan sebagian besar meksiko.
wilayah australian, wilayah persebaran fauna di dunia yang meliputi kawasan australia, selandia
baru, irian, maluku, dan pulau- pulau sekitarnya.
wilayah oceanik, wilayah persebaran fauna yang meliputi selandia baru dan pulaupulau kecil di
sekitar oceania.
wilayah anatartik, wilayah persebaran fauna di dunia yang meliputi benua antartika dan pulau-
pulau kecil di sekitarnya.
zona netritis, daerah peisisir yang terkadang kering sehingga menjadi daratan serta terkadang basah
tertutup air.
zona oriental, wilayah persebaran fauna yang meliputi wilayah india, indochina (kamboja, laos,
vietnam), serta indomalayan (malaysia, sumatra, jawa, kalimantan, dan filipina).

LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku
 Budi Handoyo, 2021, Geografi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
 Nisa Maulia, 2021, Buku Panduan Guru Geografi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.
 Samadi. 2019. Geografi untuk SMA kelas XI peminatan ilmu-ilmu sosia. Bogor: Quadra.
 Budi Raharjo Agung. 2016. Geografi XI. Surakarta : Mediatama.

Website
 https://gurugeografi12.com/materi-11-1-posisi-strategis-indonesia-sebagai-poros-maritim-dunia/
 https://s.id/DampakLetakAstonomisIndonesia
 www.kominfo.go.id/content/detail/8231/menuju-poros-maritim-dunia/0/kerja_nyata
 www.kompas.com/skola/read/2019/12/06/160300969/indonesia-sebagai-poros-maritim-
dunia?page=all
 http://lipi.go.id/berita/Inilah-Tantangan-Pengelolaan-Sumber-Daya-Maritim-Indonesia/17660

Anda mungkin juga menyukai