Anda di halaman 1dari 33

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:2015

PADA PT. BUKIT ASIN

Oleh :
KELOMPOK 3C
Anisa Valentina 121250020
Paisal Akbar 121250062
Belva Quenna Nusa 121250068
Melani Aulia Lubis 121250094
Bonardo Sitanggang 121250112
Ramadanti Nadya Ardhana 121250136
Talitha Rizq Mahesti 121250138
Chahrul Joshua 121250139

Dosen Pengampu :
Bambang Prasetio, S.Hut., M.Em.
Nabila Putriyandri Alifa, S.T., M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
KATA
PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak rahmat, hidayah, dan hikmat-Nya sehingga kami
dapat menyusun laporan “Analisis Sistem Manajemen PT. Bukit Asin ” ini
dengan baik.
Laporan yang telah kami susun secara maksimal dengan mendapat bantuan dan
dukungan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan laporan ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
2. Orang Tua yang telah memberikan dukungan serta memberikan doa
untuk kelancaran dalam penyusunan laporan.
3. Pak Bambang Prasetio, M.EM., selaku dosen pengajar mata kuliah
Sistem Manajemen Lingkungan di Institut Teknologi Sumatera.
4. Ibu Nabila Putriyandri Alifa, S.T., M.Sc., selaku dosen pengajar mata
kuliah Sistem Manajemen Lingkungan di Institut Teknologi Sumatera.
5. Seluruh teman-teman Prodi Teknik Lingkungan angkatan 2021 Institut
Teknologi Sumatera.
Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikiran yang
telah diberikan kepada kami. Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari
bahwa hasil laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian. Akhir kata Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat untuk
kelompok kami khususnya.

Lampung Selatan, Mei 2023

Kelompok 3 C
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
Klausul 4 ................................................................................................................. 4
Konteks Organisasi ................................................................................................. 4
4.1. Organisasi Dan Konteksnya ......................................................................... 4
4.2. Kebutuhan dan Harapan Pihak Yang Berkepentingan ................................. 5
4.3. Lingkup Sistem Manajemen Lingkungan .................................................... 6
4.4. Sistem Manajemen Lingkungan ................................................................... 8
Klausul 5 ................................................................................................................. 9
Kepemimpinan ........................................................................................................ 9
5.1. Kepemimpinan Dan Komitmen ................................................................... 9
5.3 Peran, Tanggungjawab dan Kewenangan Organisasi.................................. 14
Klausul 6 ............................................................................................................... 18
Perencanaan .......................................................................................................... 18
6.1 Manajemen Resiko Dan Peluang ................................................................ 18
6.2 Tujuan Lingkungan Dan Perencanaan ........................................................ 20
Klausul 7 ............................................................................................................... 22
Dukungan .............................................................................................................. 22
7.1 Sumber daya ................................................................................................ 22
7.2 Kompetensi ................................................................................................. 23
7.3 Kepedulian .................................................................................................. 25
7.4 Komunikasi ................................................................................................. 26
7.5 Informasi Terdokumentasi........................................................................... 28
Klausul 8 ............................................................................................................... 30
Operasi .................................................................................................................. 30
8.1 Perencanaan Operasional dan Pengendalian ............................................... 30
8.2 Kesiagaan dan Tanggap Darurat ................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 33
Klausul 4

Konteks Organisasi

4.1. Organisasi Dan Konteksnya

PT Bukit Asin merupakan industri pertambangan batu bara yang pertama di


Kota Bandar Lampung, Indonesia. PT Bukit Asin didirikan pada tahun 2000,
tanggal 06 Desember yang di pelopori oleh Paisal akbar, Melani Aulia, M.
Fadly Rezky, Talitha Rizq, Annisa Valentina, Chahrul Joshua, Bonardo
Sitanggang, Belva Quenna, dan Ramadanti Nadya, dengan harapan produksi
batu bara di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan domestik, dan memberi
keuntungan ekonomi di bidang industri batu bara untuk Indonesia. Semenjak
revolusi industri di Eropa tahun 1800an, perkembangan industrialisasi saat ini
begitu pesat dan merupakan syarat mutlak dalam pembangunan di setiap
negara. Saat ini perkembangan industri selalu diikuti dengan perkembangan
teknologi yang kian hari kian berkembang. Pergeseran teknologi dari tenaga
manusia ke tenaga mesin sudah cukup dirasakan dampak positifnya yaitu
kemudahan-kemudahannya dalam upaya pencapaian produktifitas yang
setinggi-tingginya akan tetapi apabila dalam penggunaan teknologi tersebut
tidak memperhatikan aspek lingkungan maka akan timbul dampak negatif yaitu
adanya pencemaran lingkungan. Namun dewasa ini semua perusahaan sudah
mulai sadar pentingnya masalah lingkungan dan mereka berusaha untuk
mencapai dan menunjukkan kinerja lingkungan yang baik dengan
mengendalikan dampak dari kegiatan produk atau jasanya pada lingkungan,
dengan memperhitungkan kebijakan dan tujuan lingkungannya.

Sementara pertumbuhan industri yang cepat sangat menguntungkan untuk


perluasan lapangan kerja dan export, pola dan kecepatan pertumbuhan sektor
industri telah meningkatkan kekhawatiran akan masa depan penggunaan
sumber daya alam serta biaya sosial dan ekonomi akibat kecenderungan
meningkatnya pencemaran dari kegiatan ini. Tidak efisiennya penggunaan
dan Industri besar merupakan sumber yang penting bagi pencemaran lokal dan
merupakan sumber yang harus diperhitungkan bagi pencemaran udara
regional. Pencemaran industri ini dikombinasikan dengan pencemaran sumber
di perkotaan, merupakan ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan
manusia. Penggunaan bahan kimia yang terus meningkat dan tersebar luas di
semua sektor telah diikuti oleh akumulasi efek negatifnya, termasuk
pencemaran pada tanah, air dan udara yang pada akhirnya bahan-bahan tersebut
dapat masuk ke dalam rantai makanan yang dapat mengancam kesehatan
manusia dan lingkungan. Untuk menjamin pengelolaan bahan kimia agar
ramah lingkungan dan dicapainya derajat keamanan yang tinggi, dengan
berpijak pada prinsip-prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
peningkatan kualitas hidup manusia, maka diperlukan peningkatan upaya
pengelolaan baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Apabila
pengelolaan dan penggunaan bahan kimia berbahaya dan beracun tidak benar
atau terjadi penyalahgunaan maka zat-zat tersebut dapat mengakibatkan
dampak yang merugikan kesehatan manusia dan kerusakan lingkungan. Yang
paling penting dalam pembangunan industri adalah bagaimana meningkatkan
dampak positif dan menekan dampak negatif Dampak positif pembangunan
industri adalah kesejahteraan rakyat dan dampak negatifnya terjadi
pencemaran dan kerusakan lingkungan dimana-mana. Hal ini disebabkan
industri sangat berpotensi merusak lingkungan. Dampak negatif pembangunan
industri dapat ditekan dengan berbagai macam peraturan perundangan yang
sifatnya memaksa. Untuk memaksa kegiatan industri memperhatikan
lingkungan, perlu pengawasan yang ketat setiap waktu. Oleh karena itu yang
paling baik adalah dengan menyadarkan pihak industri bahwa fungsi
lingkungan sangat penting bagi kesejahteraan manusia. Dengan pelaksanaan
sistem manajemen lingkungan ISO 14001 industri dapat menjamin
konsumennya dan masyarakat luas bahwa mereka benar-benar melindungi
lingkungan.

4.2. Kebutuhan dan Harapan Pihak Yang Berkepentingan

Memahami kebutuhan dan harapan dari pihak berkepentingan (stakeholder)


merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan industri batu bara.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan tambang batubara harus memahami
kebutuhan dan harapan dari para pemangku kepentingan seperti masyarakat
lokal, pemerintah, investor, dan lain sebagainya. Hal ini akan membantu
perusahaan untuk menentukan tindakan yang perlu diambil untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan tersebut.

Tabel.1 Kebutuhan dan harapan dari masing-masing pihak

No Pihak Kebutuhan dan Harapan


Terkait

1 Karyawan Bekerja dengan aman dan nyaman, mendapat pelatihan kerja


dan K3

2 Konsumen pasokan batubara yang andal dan berkualitas tinggi dengan


harga yang kompetitif.

3 Pesaing Dapat bersaing secara profesional

4 Pemerintah Mematuhi persyaratan dan ketentuan pemerintah serta


mengirimkan laporan secara berkala kepada pihak terkait

4.3. Lingkup Sistem Manajemen Lingkungan

Visi dan misi PT Bukit Asin digunakan sebagai dasar dan


penentu arah perusahaan agar sesuai dengan tujuan dan harapan. Visi
yang merupakan pandangan umum yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut : PT Bukit Asin dapat menjadi perusahaan batu bara menjadi
perusahaan energy kelas dunia yang ramah lingkungan dengan
menerapkan teknologi yang terus dikembangkan. Sedangkan misi
yang merupakan strategi dalam mencapai visi PT Bukit Asin adalah
mengelola sumber energy dengan mengembangkan kompetensi
korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah
maksimal bagi stakeholder dan lingkungan. PT. Bukit Asin berada di
jalan Jl. Raya Palas Bangunan, Kec. Bangunan, Kota Bandar
Lampung, Lampung. Lokasi PT Bukit Asin sangat strategis, yaitu
berada di wilayah industrial dan dekat dengan bypass jalan Bandar
Lampung sehingga mempermudah akses transportasi karyawan atau
tamu ke perusahaan.
Standar ISO 14001 merupakan dokumen spesifikasi atau
dokumen persyaratan sistem manajemen lingkungan. Dokumen ini
berisi unsur-unsur yang harus dipenuhi perusahaan bila ingin
menetapkan sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14001.
Unsur-unsur yang dirinci dalam ISO 14001 harus diterapkan,
didokumentasikan dan dilaksanakan sehingga lembaga sertifikasi
sistem manajemen lingkungan, selaku pihak ketiga nantinya akan
memberikan sertifikat SML kepada perusahaan berdasarkan bukti
yang dapat dipertanggungjawabkan, bahwa perusahaan tersebut telah
menetapkan sistem manajemen lingkungan dengan baik. ISO 14001
didesain pula untuk perusahaan yang ingin memberikan pernyataan
diri yang diberikan kepada pihak kedua tanpa keterlibatan pihak
ketiga, yang menyatakan bahwa perusahaan telah menjalankan
dengan baik ketentuan-ketentuan di dalam standard ISO 14001.
Tantangan utama bagi perusahaan yang menerapkan Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001 dalam melaksanakan kegiatan
agar berkelanjutan, antara lain bagaimana menetapkan aspek
lingkungan menjadi bagian integral dari kegiatan dunia usaha
sehingga masalah tersebut bukan sebagai bagian yang terpisah dari
kegiatan bisnis yang menimbulkan biaya tambahan.
PT. BUKIT ASIN adalah salah satu perusahaan besar yang
berkembang dan bergerak di bidang industri pertambangan yang
berada di jalan Jl. Raya Palas Bangunan, Kec. Bangunan, Kota Bandar
Lampung, Lampung. bergerak di bidang industri batubara yaitu
mengolah sbahan bakar fosil menjadi sumber energi terbarukan dan
bahan bakar. Sebagaimana tercantum dalam kebijakan LK3, PT.
BUKIT ASIN bertekad untuk memelihara sistem pengelolaan
lingkungan sesuai standart ISO 14001 dalam segala kegiatan
operasionalnya. Komitmen terhadap lingkungan diwujudkan melalui
peningkatan kinerja lingkungan dengan penerapan sistemmanajemen
lingkungann ISO 14001 dengan baik, yang diakui baik secara nasional
ataupun internasional, sesuai peraturan guna memenuhi ketentuan
perundangan dan kebijakan pemerintah. Komitmen ini dibuktikan
dengan terakreditasinya sertifikat ISO 14001 pada tahun 2005 dari
lembaga SGS. Dengan perolehan sertifikat SML ISO 14001 dapat
meningkatkan citra dan memberi jaminan, bahwa PT. BUKIT ASIN
telah melaksanakan dan menerapkan sistem manajemen lingkungan.

4.4. Sistem Manajemen Lingkungan

Industri batubara adalah industri yang memiliki dampak besar terhadap


lingkungan. Oleh karena itu, sistem manajemen lingkungan menjadi sangat
penting dalam industri ini untuk memastikan bahwa dampak negatif
lingkungan dapat diminimalkan. Sistem manajemen lingkungan adalah suatu
pendekatan yang sistematis dalam mengelola dampak lingkungan dari kegiatan
bisnis. Fitriyanti, R. (2018). Dalam pengoprasiannya, beberapa sertifikasi yang
telah dikantongi oleh PT. Bukit Asin adalah ISO 9001, ISO 14001, ISO 17025
yang terdiri di Sertifikat Laboratorium Kalibrasi, Sertifikat Laboratorium
Lingkungan, kemudian juga telah mendapat sertifkasi dari IIW (International
Institute of Welding).

Lingkup sistem manajemen lingkungan dalam industri batubara harus


mencakup seluruh tahap kegiatan, mulai dari eksplorasi, penambangan,
pengangkutan, hingga penjualan batubara. Hal ini termasuk pemantauan emisi
gas rumah kaca dan partikel debu, manajemen air limbah dan limbah padat,
serta pengelolaan tanah dan vegetasi. Selain itu, sistem manajemen lingkungan
juga harus mencakup perencanaan tanggap darurat dalam menghadapi insiden
lingkungan.

Adapun batasan lingkup yang ditentukan oleh PT. Bukit Asin sebagai berikut :

1. memperbaiki kinerja lingkungannya.


2. mengurangi emisi gas rumah kaca.
3. mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam.
4. mengurangi risiko kecelakaan lingkungan.
Dalam rangka meningkatkan kinerja lingkungan, PT. Bukit Asin harus terus
memperbaiki sistem manajemen lingkungan yang ada dan melaksanakan audit
internal secara teratur untuk mengevaluasi kinerja lingkungannya. Selain itu,
perusahaan juga harus melibatkan pihak-pihak terkait dalam pengambilan
keputusan terkait lingkungan dan meningkatkan transparansi dalam pelaporan
kinerja lingkungannya.

Klausul 5

Kepemimpinan

5.1. Kepemimpinan Dan Komitmen

Untuk mencapai visi dan misi perusahaan perlu dukungan dari sumber daya
manusia yang dimiliki, Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki komitmen
organisasional yang tinggi akan bersinergi dengan organisasi, karena komitmen
organisasi karyawan yang tinggi menunjukkan keinginannya untuk tetap tinggal
pada organisasi sehingga akan berusaha bekerja secara optimal untuk bertahan pada
organisasi. Komitmen organisasional yaitu sebuah dorongan dari seorang individu
untuk berusaha agar dapat menunjang kesuksesan organisasi dengan
mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan karyawan itu
sendiri. Karyawan dengan komitmen yang tinggi diharapkan dapat memberikan
kinerja yang optimal, selain itu komitmen organisasional memiliki dampak kepada
karyawan untuk berusaha keras agar dapat mengikuti aturan-aturan yang diberikan
perusahaan, pernyataan ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Luthan
komitmen organisasional adalah sikap yang mencerminkan bentuk kesetiaan
karyawan terhadap organisasi serta proses berkelanjutan yang menunjukkan
kepedulian mereka terhadap organisasi. Dari banyaknya faktor yang mempengaruhi
organisasi komitmen organisasional adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan organisasi dalam menghadapi lingkungan yang lebih kompleks,
karyawan yang memiliki komitmen organisasional yang kuat akan mendorong
karyawan untuk serius dalam bekerja, keseriusan karyawan akan membangun
kesetiaan untuk perusahaan. Komitmen organisasi merupakan tingkat dimana
pekerja mengidentifikasi sebuah organisasi, tujuan dan harapannya untuk tetap
menjadi anggota (Robbins dan Judge, dalam Mahardika dan Wibawa:2019).
Sedangkan Meyer dan Allen menyatakan komitmen organisasional bagaimana
perasaan karyawan terhadap organisasi, percaya bahwa mereka harus bekerja lebih
keras dan setia kepada organisasi. Semakin tinggi komitmen karyawan maka
semakin tinggi pula komitmen organisasinya (dalam Ridwal, 2018). Komitmen
yang dimiliki anggota perusahaan PT. Bukit Asin cukup tinggi karena mayoritas
karyawan yang bekerja memiliki hubungan kerja dengan perusahaan hingga masa
pensiun. PT. Bukit Asin merupakan perusahaan pertambangan batubara yang
kegiatannya adalah penambangan batubara (eksploitasi & eksplorasi) serta
pengiriman (ekspor) ke berbagai negara asia seperti india dan jepang, PT. Bukit
Asin juga melakukan pengiriman ke berbagai daerah di dalam negeri untuk pasokan
Batubara

Hasil studi empiris menunjukkan faktor yang dapat mempengaruhi


komitmen organisasional yaitu: Person Organization Fit (P-O Fit), Psychological
Empowerment, Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Imbalan Moneter,
Kepemimpinan Partisipatif, Manfaat Hubungan, Kepercayaan, Kemampuan
Menghargai, Kepuasan Kerja (dalam, Yusuf dan Syarif, 2018:62-70). Berdasarkan
hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh budaya organisasional dan
kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasional yang telah
dikaji memiliki kesenjangan pada hasil yang diperoleh antara lain hasil penelitian
Purnamasari dan Sriathi (2019) yang menyatakan bahwa budaya organisasional
berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan Rosyidah, dkk (2018) menjelaskan budaya
organisasional tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional.
Hasil penelitian Purnamasari dan Sriathi (2019) yang menyatakan Gaya
kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap komitmen
organisasional, berbeda dengan hasil penelitian Syarief, dkk (2017) yang
menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap komitmen organisasional. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi komitmen organisasional adalah budaya organisasional, karena
budaya organisasional adalah sebuah identitas yang ada dalam organisasional
karena membedakan budaya organisasional dengan perusahaan lainnya. Budaya
organisasional dapat membantu mengarahkan karyawan dalam organisasi untuk
dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan bentuk budaya organisasional yang
perusahaan inginkan. Karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasi akan
mengamalkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan budaya organisasional pada
perusahaan dengan sebaik-baiknya, karena ingin untuk tetap tinggal dalam
perusahaan, bekerja lebih keras dan setia pada organisasinya.

PT. Batubara memiliki nilai budaya untuk mendukung visi sebagai


perusahaan baja yang unggul serta terus tumbuh dan berkembang secara
berkesinambungan untuk menjadi perusahaan yang terbaik dalam bidangnya,
dengan memberikan makna kejayaan untuk semua pihak. Maka dalam
penerapannya diterapkan nilai budaya berupa:

1. Competence : mencerminkan kemampuan akan diri sendirii serta semangat untuk


mmeningkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan mental demi peningkatan
kinerja berkesinambungan.

2. Integrity : mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan,


aturan, dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku, melalui loyalitas profesi
dala memperjuangkan kepentingan perusahaan dan kebersamaan.

3. Reliable : mencerminkan kesiapan, kecepaan, dan tanggap dalam merespon


komitmen dan janji, dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk
meningkatkan kepuasan dan kepercayaan konsumen.

4. Innovative : mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan


gagasan baru dan implementasi yag lebih baik dalam memerbaiki kualitas proses
dan hasil kerja di atas standar.

Pada suatu perusahaan pemimpin akan mempengaruhi perilaku


bawahannya, karena tata cara dan berperilaku seorang pemimpin secara Gaya
kepemimpinan adalah sikap dan perilaku yang dilakukan dengan mengintegrasikan
tujuan organisasi dan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Wicaksono,
dalam Purnamasari dan Sriathi, 2019). Seorang pemimpin di dalam memimpin pasti
memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi karyawan
yang dipimpinnya. Kepemimpinan transformasional memiliki peran penting dalam
mendukung komitmen karyawan karena dapat memberikan arahan kepada
perubahan yang lebih baik. Peran seorang pemimpin adalah dapat mengarahkan
anggotanya dalam kegiatan organisasi yang mana bila seorang pemimpin dapat
mengayomi bawahannya maka bawahan akan memiliki semangat untuk dapat
bekerja secara bersungguh-sungguh. Tipe kepemimpinan transformasional
membantu seorang bawahan dalam meningkatkan motivasinya sehingga bawahan
yang dipimpin dapat menghasilkan produktivitas dan komitmen organisasional
yang baik yang diinginkan perusahaan. Kepemimpinan transformasional, yaitu
memberikan dorongan dan semangat kepada bawahannya untuk mencapai tujuan,
pemimpin yang berkomitmen untuk memperhatikan masalah yang dihadapi oleh
pengikut mereka dan perkembangan kebutuhan setiap pengikut. (Robbins dan
Ridwal, 2018). Ketika bawahan terdapat kendala dalam menyelesaikan
pekerjaannya pemimpin akan membantu memberikan masukan, serta langkah-
langkah dalam menyelesaikan masalah, begitu juga ketika ada masalah yang
dihadapi satuan kerja pemimpin mengajak kepada semua bawahannya berkumpul
untuk membicarakan lebih lanjut masalah yang dihadapi, pemimpin tersebut
mendorong bawahannya agar percaya dapat menghadapi masalah tersebut,
pemimpin juga memberikan solusi penyelesaian masalah yang dihadapi.
Bersadarkan uraian diatas adanya budaya organisasional dan gaya kepemimpinan
transformasional dari seorang pemimpin diperkirakan dapat mempengaruhi
komitmen organisasional yang dimiliki karyawan. Maka perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut komitmen organisasional yang ada pada karyawan sehingga dapat
mengetahui bentuk komitmen organisasional yang ada unuk mencapai tujuan
organisasi pada perkembangan PT Bukit Asin Bandar Lampung

5.2 Kebijakan Lingkungan

Dengan program-program ini, perusahaan PT. Bukit Asin dapat memastikan


komitmen dalam mematuhi persyaratan ISO 14001 dan menerapkan sistem
manajemen lingkungan yang efektif. Dalam rangka untuk memastikan bahwa
kebijakan lingkungan perusahaan batubara dapat dilaksanakan secara efektif,
manajemen perusahaan harus memberikan dukungan dan komitmen penuh.
Manajemen perusahaan harus memperlihatkan kepemimpinan yang kuat dengan
memberikan sumber daya yang cukup dan memastikan bahwa semua karyawan
memahami kebijakan lingkungan.

Penetapan kebijakan PT. Bukit Asin harus sesuai strategi perusahaan dan
memastikan komitmen perusahaan untuk mematuhi persyaratan yang ditetapkan
oleh 14001, seperti:

1. Mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin terjadi selama


seluruh siklus produksi batubara, dari eksplorasi, penambangan, hingga
pengolahan.
2. Mencakup aspek penting seperti pencegahan polusi, pengurangan emisi gas
rumah kaca, pengelolaan limbah, konservasi sumber daya alam, dan
pengurangan dampak lingkungan lainnya.
3. kebijakan lingkungan harus didasarkan pada prinsip-prinsip tanggung
jawab sosial dan keberlanjutan.
4. Mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat lokal, ekonomi, dan
lingkungan.
5. Kebijakan dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam operasi
perusahaan.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh PT. Bukit Asin dalam melaksanakan
kebijakan lingkungan:

1. Sosialisasi dan Pelatihan

Program sosialisasi dan pelatihan dapat dilakukan untuk memastikan seluruh


karyawan memahami dan berkomitmen dalam menerapkan standar ISO 14001.
Pelatihan dapat dilakukan oleh tenaga ahli atau sumber daya internal yang
memiliki kompetensi di bidang lingkungan. Dalam pelatihan ini, karyawan akan
diajarkan tentang prinsip-prinsip ISO 14001, pentingnya kepatuhan terhadap
persyaratan, serta bagaimana menerapkan sistem manajemen lingkungan yang
efektif.

2. Pembentukan Tim Khusus


Perusahaan dapat membentuk tim khusus untuk mengelola sistem manajemen
lingkungan dan memastikan persyaratan ISO 14001 terpenuhi. Tim ini terdiri
dari karyawan yang memiliki kompetensi di bidang lingkungan dan memahami
persyaratan ISO 14001. Tim ini bertanggung jawab untuk menyusun rencana
tindakan, melaksanakan audit internal, serta mengkoordinasikan pengendalian
risiko lingkungan.

3. Penerapan Pemantauan Lingkungan yang Teratur

Perusahaan dapat melaksanakan pemantauan lingkungan yang teratur untuk


memastikan kepatuhan terhadap persyaratan ISO 14001. Pemantauan ini dapat
mencakup pengukuran emisi gas buang, pengukuran kualitas air, serta
pengukuran kualitas udara di sekitar lokasi tambang. Hasil pemantauan tersebut
dapat digunakan untuk menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan.

4. Pelaporan Kinerja Lingkungan

Perusahaan dapat melaporkan kinerja lingkungan secara periodik kepada pihak


yang berkepentingan, termasuk regulator dan masyarakat. Laporan tersebut
harus mencakup hasil pemantauan lingkungan, tindakan perbaikan yang telah
dilakukan, serta rencana tindakan di masa depan. Pelaporan yang transparan dan
akurat dapat membantu membangun kepercayaan pihak berkepentingan dan
meningkatkan citra perusahaan.

5. Penerapan Pengendalian Risiko Lingkungan

Perusahaan harus menerapkan pengendalian risiko lingkungan yang efektif


untuk menghindari kemungkinan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan memastikan bahwa operasi
perusahaan selalu mematuhi persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan,
serta melakukan tindakan perbaikan jika ditemukan ketidaksesuaian atau risiko
lingkungan yang baru.

5.3 Peran, Tanggungjawab dan Kewenangan Organisasi

Sistem Manajemen Lingkungan PT. Bukit Asin ini dilaksanakan serta


dikembangkan dengan melibatkan struktur organisasi yang jelas, teknologi yang
mendukung serta kemampuan finansial yang mencukupi. Aspek-aspek yang terlibat
dalam sistem manajemen lingkungan ini memiliki tanggung jawab serta
kewenangan sesuai perannya masing-masing dalam membantu mengkoordinasi
pelaksanaan sistem. Untuk mempermudah dalam pelaksanaan Sistem Manajemen
Lingkungan, PT. Bukit Asin memutuskan untuk menetapkan Manajer Representatif
(MR) yang berfokus pada lingkungan. Sistem Manajemen Lingkungan PT. Bukit
Asin memiliki komponen yang formal maupun informal. Komponen formal ialah
sistem manajemen yang sudah terstruktur sedangkan komponen informal ialah
pengelompokan sosial antara pimpinan dan karyawan perusahaan. Komponen
formal ini berbentuk tatanan hirarki dan menggambarkan tugas wewenang serta
tanggung jawab untuk semua jenjang jabatan dalam hal pengelolaan dan
pelaksanaan kerja yang berkaitan dengan lingkungan. PT, Bukit Asin berusaha
menyediakan dan meningkatkan sumber daya manusia yang memadai, teknologi,
prasarana dan sarana, serta biaya pengelolaan lingkungan. Struktur organisasi PT.
Bukit Asin merupakan struktur organisasi yang fungsional dimana pembagian unit
dilakukan berdasarkan fungsi kerjanya.

Gambar 5.3 Struktur Organisasi PT. Bukit Asin

Bentuk organisasi perusahaan di PT. Bukit Asin adalah piramida. Bentuk ini banyak
diterapkan pada sebuah perusahaan, bentuk ini cocok untuk lingkungan yang
birokratis dimana pengambil keputusan dipegang oleh setiap orang diatasnya.
Semakin keatas, semakin sedikit jumlah anggotanya tetapi semakin besar tanggung
jawabnya. Kepemimpinan tertinggi berada pada Direktur Utama yang dibawahi
oleh direksi-direksi. Tiap direksi dibawahi oleh Kepala Departemen dan Kepala
Biro. Kepala Biro membawahi Kepala Seksi juga staff. Dari susunan organisasi ini,
masing-masing bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang yang sudah
dipercayakan. Apabila salah satu komponen tidak melaksanakan tugasnya dengan
baik, maka akan berakibat pada komponen lainnya. Berikut penjelasan tugas serta
wewenang tiap komponen yang bertanggung jawab dalam struktur organisasi PT.
Bukit Asin :

1. Tanggung jawab dan wewenang Direktur Utama

a). Sebagai perwakilan dari perusahaan dalam berbagai macam kegiatan


kerjasama yang bisa menguntungkan bagi perusahaan;
b). Dapat menjadikan perusahaannya sebagai suri tauladan dalam
menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan yang membuat perusahaan
lebih unggul dalam berbagai aspek;
c). Melakukan tinjauan manajemen untuk Sistem Manajemen Lingkungan
yang berkelanjutan; dan
d). Direktur utama bertanggung jawab atas kerugian perusahaan yang di
sebabkan oleh direktur tidak menjalankan tugas dan wewenang sesuai yang
diberikan, sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas atas kerugian PT, direktur akan diminta pertanggungjawabannya
baik perdata maupun pidana.Tetapi jika kerugian PT disebabkan oleh
kerugian bisnis dan direktur tetap menjalankan kewajibannya maka direktur
tidak dapat disalahkan atas kerugian PT.

2. Tanggung jawab dan wewenang Direksi

a. Memimpin dan mengendalikan suatu kegiatan berdasarkan bidang


masing-masing.
b. Direktur direksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama sesuai
bidang keahliannya masing-masing; dan
c. Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan
Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta
mewakili Perseroan, baik didalam maupun diluar.

3. Tanggung jawab dan wewenang Manajemen Lingkungan Representatif

a) Mengoordinasikan pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan;


b) Menetap dan memelihara Sistem Manajemen Lingkungan; dan
c) Memberikan konsultasi ataupun kritik saran mengenai Sistem
Manajemen Lingkungan ke semua bagian departemen.

4. Tanggung jawab dan wewenang Kepala Departemen

a) Menerapkan kebijakan lingkungan pada tiap program kerjanya


untuk mencapai tujuan dan target lingkungan pada setiap
departemen;
b) Menjamin pelaksanaan pencegahan pencemaran di setiap
departemen; dan
c) Bertanggung jawab dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, serta memelihara dan mengawasi program kerja
sistem manajemen lingkungan yang telah ditetapkan dengan MR
atau dengan direksi masing-masing departemen.
5. Tanggung jawab dan wewenang Kepala Biro
a) Menerapkan beberapa program kerja untuk mencapai tujuan dan target
lingkungan dalam setiap biro;
b) Menjamin pelaksanaan pencegahan pencemaran lingkungan pada setiap
biro; dan
c) Bertanggung jawab dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, serta memelihara dan mengawasi program kerja sistem
manajemen lingkungan yang telah ditetapkan dengan MR atau dengan
kepala departemen masing-masing.
6. Tanggung jawab dan wewenang Kepala Bagian
a) Menerapkan program kerja untuk mencapai tujuan dan target lingkungan
perusahaan setiap bagian;
b) Menjamin pelaksanaan pencegahan pencemaran di setiap bagian; dan
c) Bertanggung jawab dalam mempersiapkan, melaksanakan,
mengoordinasikan, serta memelihara dan mengawasi program kerja sistem
manajemen lingkungan yang telah ditetapkan dengan MR atau dengan
kepala biro masing-masing.
7. Tanggung jawab staff ataupun karyawan
a) Mematuhi semua peraturan serta persyaratan lingkungan yang telah
ditetapkan perusahaan;
b) Melakukan pengecekan terhadap kondisi lingkungan sekitar kerja, serta
memperbaiki kerusakan yang ada; dan
c) Melakukan pencegahan dan penanggulangan terhadap kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan, serta keselamatan dan
kesehatan kerja.
Peran, tugas dan tanggung jawab setiap orang di perusahaan telah
didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh individu yang berkaitan
dengan perusahaan oleh Manajemen Representatif. Komunikasi seperti ini biasa
dilakukan pada rapat internal ataupun personal. Manajemen Representatif
melaporkan kinerja Sistem Manajemen Lingkungan kepada manajemen paling
tidak 6 bulan sekali atau jika mendesak dan diperlukan (kondisional). Dalam
pelaporan kinerja ini, terdapat pengajian ulang untuk memperbaiki Sistem
Manajemen Lingkungan perusahaan.

Klausul 6

Perencanaan

6.1 Manajemen Resiko Dan Peluang

PT. Bukit Asin dapat mengendalikan dan menentukan dampak penting pada
lingkungan dari mengidentifikasi aspek lingkungan yang sesuai. Selama proses
penyusunan tujuan lingkungan, PT. Bukit Asin selalu mempertimbangkan berbagai
aspek yang sangat berikatan dengan dampak yang penting. Penentuan aspek
lingkungan PT. Bukit Asin memperhatikan berbagai isu lingkungan, diantaranya:

o Pencemaran Udara dan Debu


o Kesehatan pekerja/karyawan dan masyarakat sekitar yang terpengaruh.
o Kemampuan sumber daya dalam menerpkan SML.
o Pengaruh terhadap lingkungan. Penentuan aspek lingkungan yang akan
diterapkan di PT. Bukit Asin perlu memperhatikan prosedur berikut:
1. Pengisian form identifikasi dan penilaian aspek serta dampak
lingkungan pada unit pekerjaan yang bersangkutan.
2. Pemerikasaan penilaian form oleh tim ISO 14001 PT. Bukit Asin.
3. Pengisian fotm identifikasi dan aspek seta dampak lingkungan
penting oleh tim ISO 14001 PT. Bukit Asin.
4. Hasil penilaian kemudian akan dijumlahkan, aspek dan dampak
lingkungan penting selanjutnya akan dikembangkan menjadi
perencanaan tujuan, sasaran dan program.
5. Dilakukan tindakan pengurangan resiko untuk kriteria penting dan
perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut.
Setelah diidentifikasi, maka hasil identifikasi aspek lingkungan di
dokumentasikan pada formulir. Biaya yang dialokasikan untuk perencanaan
penanggulangan dampak lingkungan dari kegiatan di PT. Bukit Asin sebesar Rp
25 .000.000,00 sesuai siklus dalam melakukan perbaikan berkelanjutan yakni
tiap 6 bulan. Hasil identifikasi aspek lingkungan masing-masing departemen
atau bagian tersebut akan dievaluasi dan selanjutnya mendapatkan persetujuan
Manajemen Lingkungan Representatif. Apabila terjadi pembangunan baru dan
atau perubahan dalam kegiatan produk atau jasa yang berpengaruh terhadap
lingkungan, Kepala Departemen atau Bagian yang bertanggung jawab akan
melakukan perubahan dan atau penambahan aspek lingkungan. Setiap
perubahan dan atau penambahan aspek lingkungan dari masing-masing unit
kerja harus mendapat persetujuan Manajemen Lingkungan Representatif dan
harus terus dievaluasi.
6.2 Tujuan Lingkungan Dan Perencanaan
Berdasarkan kebijakan lingkungan yang telah dibuat maka perlu
dirumuskan, ditetapkan, dan dikembangkan tujuan, sasaran dan program.
Pertimbangan yang digunakan oleh PT. Bukit Asin untuk menetapkan tujuan dan
sasaran sebagai berikut:
1. Peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
2. Aspek lingkungan yang signifikan
3. Pilihan teknologi
4. Kondisi finansial
5. Operasional perusahaan
6. Persyaratan bisnis
7. Pandangan pihak-pihak terkait yang berkompeten

Tujuan dan sasaran yang dibuat akan didokumentasikan dan dipelihara pada
setiap level agar dapat dievaluasi dan diperbarui secara berkala sesuai dengan
kondisi pertumbuhan perusahaan. Evaluasi terhadap perusahaan dapat
mencakup evaluasi tentang konsistensi pelaksanaan perencanaan terhadap
komitmen yang telah dibuat maupun tentang ketaatan perusahaan terhadap
peraturan perundangan dan persyaratan lainnya. Setiap elemen dalam
perusahaan harus melaporkan kinerja dari program yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan agar dapat dievaluasi
dan diketahui efektivitas program. Agar pelaksanaan program selalu relevan
dengan kondisi perusahaan maka perlu dikaji ulang secara berkala dan dilakukan
pembaruan untuk menyelesaikan program yang sesuai dengan kebutuhan PT.
Bukit Asin dalam kegiatan produksi barang. Program manajemen lingkungan
dapat ditambahkan ketika diperlukan untuk memastikan bahwa majemen
lingkungan akan dapat diterapkan untuk pembangunan atau kegiatan baru, atau
modifikasi kegiatan dan produk. Dalam Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
ISO 14001:2015 sangat penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
operasional adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Aspek Lingkungan: Pertama-tama, perusahaan batubara


harus mengidentifikasi aspek lingkungan dari kegiatan
operasionalnya. Hal ini dapat meliputi penggunaan energi,
penggunaan air, emisi gas buang, pengelolaan limbah, pengelolaan
limbah padat, dan lain sebagainya.
2. Penilaian Dampak Lingkungan: Setelah mengidentifikasi aspek
lingkungan, perusahaan batubara perlu melakukan penilaian
dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan pada lingkungan,
seperti dampak pada kualitas udara, air, tanah, flora dan fauna, serta
dampak pada masyarakat sekitar.
3. Rencana Pengendalian Dampak Lingkungan: Setelah menilai
dampak lingkungan, perusahaan batubara perlu merencanakan
tindakan pengendalian dampak lingkungan. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan,
mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam, mengurangi
limbah dan emisi, dan sebagainya.
4. Pelatihan dan Kesadaran Karyawan: Perusahaan batubara juga perlu
memastikan bahwa karyawan yang terlibat dalam operasional
perusahaan memiliki pengetahuan dan kesadaran yang cukup
tentang SML dan pentingnya menjaga lingkungan. Pelatihan dan
kesadaran ini dapat membantu karyawan memahami kontribusi
mereka terhadap lingkungan dan bertanggung jawab dalam menjaga
lingkungan.
5. Monitoring dan Evaluasi: Terakhir, perusahaan batubara perlu
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
operasionalnya secara teratur. Hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa perusahaan tetap memenuhi persyaratan SML ISO
14001:2015, menjaga kinerja lingkungan yang baik, dan terus
memperbaiki sistem manajemen lingkungannya.

Dalam perencanaan operasional, perusahaan PT. Bukit Asin harus


terus memperbaiki dan mengoptimalkan operasinya untuk mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan. Perusahaan harus memiliki
perencanaan yang baik dan memastikan bahwa setiap tindakan yang diambil
memperhatikan dampak lingkungan yang mungkin timbul. Dengan
demikian, perusahaan PT. Bukit Asin dapat beroperasi secara bertanggung
jawab dan berkelanjutan dalam memenuhi persyaratan SML ISO
14001:2015.

Klausul 7

Dukungan

7.1 Sumber daya


PT Bukit Asin telah menentukan sumberdaya yang diperlukan untuk
menetapkan, menerapkan, memelihara, dan memperbaiki sistem
manajemen lingkungan. Sumber daya dan alokasi pada perusahaan ini
sudah ditinjau secara periodik, termasuk dalam hubungannya dengan
tinjauan manajemen untuk memastikan kecukupannya. Tenaga kerja
merupakan seluruh karyawan PT. Bukit Asin memiliki dedikasi tinggi
terhadap perusahaan dan menjunjung tinggi kualiatas barang hasil
perusahaan. Mitra bisnis, PT. Bukit Asin senanatiasa menjalin hubungan
baik dengan dengan para rekan bisnis dengan memberikan pemasokan
barang yang berkualitas. Bidang pemasaran, perusahaan melakukan
pembagunan yang kuat untuk barang yang dihasilkan agar dapat bersaing di
pasaran. Program jasa, meningkatkan nilai produk dengan melakukan
program pendidikan kepada masyarakat.

Dalam hal menetapkan dan memelihara sumber daya untuk


memastikan hasil pemantauan maka perusahaan PT Bukit Asam
memastikan :

1. sumber daya telah sesuai dengan tipe yang spesifik dari kegiatan
pemantauan yang dilakukan
2. sumber daya dipelihara untuk memastikan kesesuaian berkelanjutan
terhadap tujuan perusahaan ini
3. menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti kesesuaian
antara pemantauan dengan pengukuran sumber daya

7.2 Kompetensi
Kompetensi seseorang ditentukan dari pelatihan serta pengalaman
yang sudah dilalui seseorang itu dan organisasi juga harus menyimpan
rekaman yang terkait dengan kompetensi tersebut. Organisasi harus
mengidentifikasi keperluan pelatihan yang terkait dengan aspek lingkungan
dan sistem manajemen lingkungan. Organisasi harus memberikan pelatihan
atau cara lain untuk memenuhi keperluan tersebut. Organisasi harus
menetapkan, menerapkan, atau memelihara prosedur untuk memastikan
orang yang bekerja untuk atau atas nama organisasi memahami tentang
pentingnya kebijakan lingkungan dan persyaratan sistem manajemen
lingkungan, serta peran. tanggung jawab mereka dan dampak yang mungkin
terjadi jika prosedur ini tidak dilakukan. Organisasi harus dapat
mengidentifikasi pengetahuan, pemahaman serta keterampilan setiap
individu yang bertanggung jawab dan berwewenang untuk melaksanakan
tugas atas nama organisasi. Pengetahuan, pemahaman serta keterampilan ini
dapat dilakukan dengan program pelatihan yang berkaitan dengan sistem
manajemen lingkungan :
1. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan bagi seluruh staff dan
karyawan;
2. Merancang pelatihan sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan;
3. Melakukan pelatihan serta mendokumentasikan dan memonitor
hasil pelatihan yang diterima; dan
4. Mengevaluasi pelatihan yang telah dilakukan terhadap kebutuhan
yang telah ditetapkan.
Pengetahuan, pemahaman, keterampilan, atau kemampuan
memungkinkan individu untuk mendapatkan kompetensi yang diperlukan
berkaitan dengan kinerja lingkungan. Semua personil yang bekerja di bawah
kendali organisasi yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi kinerja
lingkungan organisasi, termasuk kemampuannya untuk memenuhi
kewajiban penaatan, sebaiknya kompeten berdasarkan pelatihan,
pendidikan, pengalaman, atau kombinasi diantaranya, sebagaimana
ditentukan oleh organisasi. Untuk memastikan PT. Bukit Asin memiliki
personil yang kompeten maka telah dilakukan :
1. memastikan tiap personil yang melaksanakan pekerjaan dibawah
kendali kompeten berdasarkan pendidikan dan pelatihan yang
sesuai
2. mengadakan pelatihan bagi tiap personil terkait dengan aspek
lingkungan dan sistem manajemen lingkungan
3. evaluasi rutin mengenai keefektifan dari tindakam yang
dilakukan

Organisasi harus dapat memastikan bahwa semua karyawan yang


bekerja untuk atau atas nama organisasi menyadari pentingnya kebijakan
lingkungan dengan persyaratan sistem manajemen lingkungan, peran serta
tanggung jawab mereka dalam sistem manajemen lingkungan tersebut.
Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan perusahaan, kepedulian
dan kompetensi setiap pimpinan dan karyawan sangat dperlukan ini
bertujuan untuk melaksanakan program kerja perusahaan dan mampu
menyelesaikan masalah yang muncul terkait dengan lingkungan di setiap
lokasi kerja. Untuk meningkat rasa kepedulian dan kompetensi ini, diadakan
berbagai pelatihan. Prosedur penentuan kebutuhan dan pelaksanaan
pelatihan pada PT. Bukit Asin.

Sejalannya program pelatihan ini diberlakukan juga beberapa


ketentuan supaya tujuan dari pelatihan ini dapat terbentuk. Beberapa
ketentuan yaitu sebagai berikut :

1. Pelatihan ini dapat bersifat formal (kelas) dan pelatihan informal


(briefing);
2. Semua karyawan (termasuk karyawan baru ataupun lama) harus
mendapatkan pelatihan sesuai dengan peran dan tanggung jawab
dalam melaksanakan dan memelihara berjalannya Sistem
Manajemen Lingkungan;
3. Karyawan yang bekerja pada aspek serta dampak lingkungan akan
mendapatkan pelatihan khusus dan lebih spesifik;
4. Paling sedikit 1 tahun sekali masing-masing bagian/bidang yang
menimbulkan dampak lingkungan mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan lingkungan bagi karyawan yang bekerja di bagian atau
bidangnya;
5. Kepala Departemen Sumber Daya Manusia mengevaluasi
kebutuhan pelatihan lingkungan seluruh bagian/bidang,
mengidentifikasi tipe pelatihan (internal atau ekstemal), memilih
dan menetapkan instruktur, menyusun jadwal dan rencana
pelatihan (biaya, tempat, waktu, kegiatan);
6. Seluruh peserta pelatihan yang bersifat internal dan eksternal
diharuskan menyerahkan ke Kepala Departemen Sumber Daya
Manusia salinan sertifikat pelatihan atau bukti keikutsertaan
lainnya; dan
7. Departemen Sumber Daya Manusia bertanggungjawab
menyimpan dan memelihara seluruh catatan pelatihan karyawan
yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Lingkungan dan
memperbaiki data pelatihan karyawan setiap terjadi penambahan
atau perubahan.

7.3 Kepedulian
Manajemen puncak dari PT. Bukit Asin memiliki tanggung jawab
utama untuk membangun kepedulian dalam organisasi dalam kaitan sistem
manajemen lingkungan dan kinerja lingkungan, dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan mempromosikan perilaku yang mendukung
komitmen kebijakan lingkungan organisasi. Untuk memastikan PT. Bukit
Asin mencapai aspek kepedulian terhadap nilai lingkungan maka telah
diberlakukan beberapa hal berikut :
1. mengadakan pelatihan atau pendidikan mengenai aspek lingkungan
aktual atau potensial yang penting dan dampak lingkungan terkait
kegiatan kerja.
2. indentifikasi resiko dan peluang dampak lingkungan untuk
kemudian ditinjau kembali penanganannya jika diperlukan
3. mentoring dan evaluasi pada tiap kontribusi personil terharap
efektivitas sistem manajemen lingkungan terkait

7.4 Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu penunjang penting untuk
berjalannya sebuah Sistem Manajemen Lingkungan yang baik dalam sebuah
perusahaan, komunikasi antar pihak dalam perusahaan maupun pihakpihak
terkait yang berada di luar perusahaan sangat diperlukan. PT. Buit Asin
dibagi menjadi komunikasi terhadap pihak internal dan eksternal. Di PT.
Bukit Asin sudah terdapat komunikasi internal dan eksternal sebagai syarat
ISO 14001. Upaya dalam membentuk komunikasi yang terintegrasi PT.
Bukit Asin melakukan beberapa hal berikut :

1. Internal
Penyediaan informasi yang layak bagi seluruh personil untuk
mencapai peningkatan kinerja lingkungan dilakukan fokus grup diskusi
secara berkala untuk meninjau tiap kegiatan peningkatan kinerja lingkungan
Berikut ini adalah prosedur komunikasi internal pada PT. Bukit Asin dari
manajemen puncak kepada seluruh karyawan :
a.) Setiap kepala departemen wajib mengkomunikasikan kebijakan
lingkungan serta prosedurnya dan mengkomunikasikan peran dan
tanggung jawab kepada seluruh karyawan yang berada dalam
departemennya satu kali tiap semester (enam bulan);
b.) Kepala seksi/bagian bertanggung jawab untuk
mengkomunikasikan target lingkungan hidup juga kinerja
lingkungan perusahaan dan prosedur lingkungan pada karyawan
mereka satu kali setiap semester (enam bulan); dan
c.) Metode yang dipakai dalam komunikasi internal ini diserahkan
kepada pimpinan tiap departemen yang bersangkutan. Disamping
itu, prosedur yang dimiliki PT Jayamahe Steel untuk komunikasi
internal dari karyawan kepada manajemen puncak ialah sebagai
berikut :
• Semua karyawan bertanggung jawab untuk melaporkan
keadaan lingkungan yang berpotensi berbahaya dan
darurat. Hal ini dapat dilaporkan kepada kepala bagian,
kepala departemen dan kemudian disampaikan pada
manajer lingkungan;
• Manajer lingkungan perusahaan berkewajiban menyusun
dan memelihara laporan mengenai kinerja lingkungan.
Manajer lingkungan juga dapat melakukan investigasi
pada laporan yang dapat dilakukan selama enam bulan
sekali; dan
• Hasil dari investigasi atau perbaikan terhadap laporan
kinerja lingkungan merupakan tanggung jawab manajer
departemen. Hal ini dilakukan selama enam bulan sekali.
2. Eksternal
memilih informasi terkait untuk selanjutnya disampaikan pada pihak
terkait yang dituju melakukan publikasi mengenai peningkatan kinerja
lingkungan melalui situs web, iklan, dan media masa lain.
Metode komunikasi dengan pihak luar pada PT Bukit Asin meliputi
prosedur untuk menerima, mendokumentasikan, dan menanggapi kritik dan
saran dari pihak-pihak yang berkepentingan. Maka dari itu PT. Bukit Asin
menggunakan beberapa metode dalam menerapkan komunikasi eksternal,
metode tersebut meliputi open house, media massa, atau diskusi formal
dengan pihak pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui pandangan orang,
PT. Bukit Asin menggunakan metode berupa surat kabar, survei, dan
pertemuan formal dengan pihak luar atau pertemuan informal dengan
masyarakat sekitar perusahaan. Berikut adalah prosedur untuk mengelola
komunikasi dengan pihak luar :
• Pertanyaan, kritik atau saran dan komunikasi dari pihak luar (yang
diterima lewat surat, fax, telepon atau personal) mengenai Sistem
Manajemen Lingkungan perusahaan atau kinerja lingkungannya
dapat diterima oleh Manajemen

7.5 Informasi Terdokumentasi


PT Bukit Asin telah mengembangkan dan memelihara informasi
terdokumentasi yang cukup untuk memastikan sistem manajemen
lingkungannya beroperasi secara efektif, dipahami oleh personil yang
bekerja di bawah kendali organisasi dan pihak berkepentingan lain serta
proses yang terkait dengan sistem manajemen lingkungan dilaksanakan
sesuai rencana. Dimana penyimpanan dokumentasi ini di pegang oleh
perusahaan dan dalam pengaksesan menenai dinformasi dokumentasi ini
hanaya dapat diakases oleh perusahaan dalam upaya pemantauan secara
berkala terhadap kinerja peningkatan nilai lingkungan, PT. Bukit Asin
melakukan dokumentasi informasi pada tiap kegiatan seperti dokumen
kompetensi pelatihan, hasil evaluasi kinerja lingkungan, hasil audit
lapangan, serta hasil tinjauan manajemen.
Tujuan dokumentasi adalah untuk menyediakan informasi penting
bagi para karyawan dan pihak-pihak berkepentingan. Supaya Sistem
Manajemen Lingkungan perusahaan dapat dilaksanakan dan dipelihara
dengan baik, maka diperlukan sebuah metode yang menyediakan informasi
mengenai Sistem Manajemen Lingkungan ini secara terperinci dan spesifik
kapanpun dibutuhkan perusahaan. Oleh sebab itu, proses pendokumentasian
diperlukan dalam proses pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan.
Dokumentasi sistem manajemen lingkungan ini dapat berupa kebijakan
lingkungan, tujuan serta target perusahaan, penjabaran ruang lingkup Sistem
Manajemen Lingkungan, dan dokumen keefektifan Sistem Manajemen
Lingkungan. Dokumen-dokumen ini dapat disimpan dalam media kertas,
elektronik, ataupun poster yang bermanfaat dan mudah dimengerti oleh para
pembaca dan dapat diakses oleh semua orang yang melakukan operasi
tersebut dan kompleksitas serta tingkat kepentingan lingkungan dari operasi
tersebut. Suatu pendekatan yang umum dipakai untuk menetapkan
pengendalian operasional termasuk :
b) Memilih metode pengendalian
c) Memilih kriteria operasi yang dapat diterima;
d) Menetapkan prosedur, sesuai kebutuhan, yang menentukan
bagaimana operasi yang akan direncanakan, dilaksanakan dan
dikendalikan; dan
e) Mendokumentasikan prosedur tersebut, sesuai kebutuhan, dalam
bentuk instruksi, tanda, formulir, video, foto-foto dan sebagainya.
Selain prosedur, instruksi kerja, dan mekanisme pengendalian
lainnya, pengendalian operasional termasuk ketentuan untuk pengukuran
dan evaluasi serta untuk penentuan apakah kriteria operasi dipenuhi.
Organisasi dapat memilih prosedur untuk meningkatkan kemampuannya
untuk melaksanakan pengendalian secara konsisten. Pengendalian
operasional dapat menjadi komponen yang penting dari program lingkungan
organisasi. Pengendalian operasional sebaiknya disampaikan dalam
pelatihan kepada orang-orang yang telibat dalam fungsi pengendalian untuk
memastikan bahwa pengendalian operasional sesuai yang direncanakan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun prosedur untuk
mengendalikan operasi sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan proses yang dapat menimbulkan aspek
lingkungan yang memiliki dampak signifikan pada lingkungan dan
kemudian mempertimbangkan tipe dan metode pengendalian yang
dibutuhkan untuk mencegah atau mengelola dampak tersebut.
2. Menyiapkan sketsa prosedur dan mengkaji ulang prosedur tersebut
dengan beberapa orang yang akan melaksanakan prosedur tersebut.
Hal ini untuk memastikan bahwa prosedur akurat dan dapat
diterapkan.
Klausul 8

Operasi

8.1 Perencanaan Operasional dan Pengendalian


PT. Bukit Asin telah menentukan sumberdaya yang diperlukan
untuk menetapkan, menerapkan, memelihara, dan memperbaiki sistem
manajemen lingkungan. Sumber daya dan alokasi pada perusahaan ini
sudah ditinjau secara periodik, termasuk dalam hubungannya dengan
tinjauan manajemen untuk memastikan kecukupannya. dalam upaya
perencanaan operasi dan pengendalian PT. Bukit Asin secara berkala telah
melakukan berbagai metode seperti berikut :
• melakukan pengecekan pada bahan baku batu bara sebelum
masuk kedalam proses pengolahan
• melakukan pemantauan pada hasil kinerja tiap mesin pada
proses pengolahan (quality control) untuk meminimalisir hasil
produksi yang kurang baik
• memastikan limbah hasil produksi terkelola dengan baik
• membuat laporan hasil produksi secara. berkala untuk
memastikan pasokan bahan baku dan hasil produksi sesuai
Prosedur ini juga dapat mengendalikan kemungkinan terjadinya
penyimpangan kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan. Prosedur
tersebut juga berfungsi untuk mengidentifikasikan aspek lingkungan
dari barang dan jasa yang digunakan oleh organisasi.

8.2 Kesiagaan dan Tanggap Darurat


PT Bukit Asam memegang tanggung jawab pada keselamatan setiap
pekerjanya, untuk itu perusahaan ini telah membuat berbagai kebijakan
guna mendukung serta memastikan keselamatan. kerja bagi para
pekerjanya

untuk memastikan dan menjamin keselamatan kerja di PT. Bukit Asin,


maka perusahaan ini telah memberlakukan beberapa kebijakan sebagai
berikut:
a. komitmen menciptakan lingkungan kerja yang aman,
sehat, dan nyaman bagi seluruh pekerja dengan
memberikan pelatihan tanggap darurat pada setiap
pekerja.
b. memastikan daftar personil kerja dan instansi
pertolongan eksternal terdata dengan baik
c. membuat markah/papan peringatan pada kawasan
produksi yang beresiko tinggi terjadi kecelakaan
d. menentukan rute evakuasi dan titik kumpul keadaan
darurat
e. menyediakan kebutuhan pasca darurat untuk selanjutnya
dilakukan evaluasi
Usaha penanggulangan keadaan darurat tersebut bertujuan untuk
meminimalkan cidera dan korban jiwa, kerusakan dan pencemaran
terhadap lingkunga. Prosedur menghadapi keadaan darurat dengan
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Organisasi harus mempunyai prosedur untuk mengidentifikasi
kecelakaan dan keadaan darurat yang mempunyai potensial, untuk
mencegah serta untuk menghilangkan dampak lingkungan yang
ditimbulkan.
2. Prosedur tersebut harus diuji untuk menilai kelengkapan prosedur. Uji
coba prosedur kesiagaan dan tanggap darurat tidak harus melibatkan
masyarakat sekitar, tergantung kondisi spesifik lokasinya.
Oleh karena itu, kesiagaan terhadap situasi darurat hanya dapat
dilakukan dengan pelatihan, simulasi simulasi di lapangan, Pemeliharaan
alat-alat secara Prima dan uji coba alat-alat secara periodic. Suatu kondisi
darurat adalah keadaan yang belum terjadi dan diharapkan tidak terjadi
tetapi jika tidak ada persiapan yang memadai dalam arti tata cara,
peralatan manusia maka dalam banyak kasus keadaan darurat
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan pengetahuan dan
keterampilan dalam menghadapi suatu jenis kondisi darurat harus
dikuasai walaupun hal tersebut tidak pernah terjadi. dengan daftar potensi
darurat, perusahaan mengetahui jenis-jenis dampak dan sumbernya
sehingga dapat dibuat skenario penanganannya jika itu terjadi.
Latihan secara berkala akan dilakukan untuk memastikan bahwa
prosedur kesiagaan dan ketanggapan darurat yang dibuat tersebut telah
sesuai dengan kebutuhan an-nasr hadap penanggulangan potensi keadaan
darurat yang mungkin terjadi. di prosedur tersebut memuat tindakan
pencegahan pencemaran dan usaha mengurangi dampak buruk bagi
lingkungan Prosedur kesiagaan dan ketanggapan darurat ini akan ditinjau
ulang dan diperbaiki secara berkala. prosedur ini juga telah diuji coba
dengan cara dipraktekkan. perbaikan prosedur tersebut dilakukan setelah
kecelakaan atau kejadian darurat sesungguhnya. sebagai cara untuk
menghindari terjadinya resiko atau keadaan yang tidak terkait kondisi
operasional perusahaan PT. Bukit Asin faktor mengenai pengguna
maupun prosedur prosedur kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, R., Putero, S. H., Suyatna, H., Astuti, P., Saptoadi, H.,
Ridwan, M. M., & Susilo, B. (2018). Pengembangan UMKM antara
konseptual dan pengalaman praktis. Ugm Press.

Elfarina, D. D., Baraba, R., & Annisa, N. N. (2023). PENGARUH


KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL
TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
(OCB)(Studi Kasus Pada Karyawan LAZISMU Kabupaten
Purworejo). VOLATILITAS, 5(1).

Fitriyanti, R. (2018). Pertambangan Batubara: Dampak Lingkungan,


Sosial Dan Ekonomi. Jurnal Redoks, 1(1).

Prasmoro, A. V., & Hasibuan, S. (2018). Optimasi Kemampuan


Produksi Alat Berat Dalam Rangka Produktifitas Dan Keberlanjutan Bisnis
Pertambangan Batubara: Studi Kasus Area Pertambangan Kalimantan
Timur. Jurnal Operations Excellence: Journal of Applied Industrial
Engineering, 10(1), 1-16.

Suharto, R. B., Hilmawan, R., & Yudaruddin, R. (2015). Sumber


daya alam untuk kesejahteraan penduduk lokal: Studi analisis dampak
pertambangan batu bara di empat kecamatan area Kalimantan Timur,
Indonesia. Jurnal Organisasi Dan Manajemen, 11(2), 127-137.

Anda mungkin juga menyukai