Oleh :
K1B120068
Pembimbing :
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : K1B120068
klinik pada Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. I
Umur : 9 tahun
Alamat : Moramo
Agama : Islam
Suku : Moramo
Pekerjaan : -
No. RM : 05 10 xx
ANAMNESIS
Keluhan utama : Benjolan di bawah dagu
PAGE \* MERGEFORMAT 19
Riwayat Sosial ekonomi : pasien merupakan siswa sekolah dasar. Pasien
mengonsumsi makan dan minum seperti nasi, sayur dan ikan. Asuransi
kesehatan pasien dari BPJS
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Tanda vital
Nadi : 59 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,3oC
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephal
tekan (-)
wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi jantung I dan II murni reguler, bising (-), batas
Status Lokalis :
leher:
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (28/11/2022)
Darah Rutin
WBC 7,6 x 10^3/uL
RBC 4.36 x 10^6/uL
HB 11,5 g/dL
PLT 298 x 10^3/uL
PAGE \* MERGEFORMAT 19
RESUME
DIAGNOSA KERJA
DIAGNOSA BANDING
Lipoma
Kista Dermoid
TATALAKSANA
Dokumentasi Operasi
FOLLOW UP
A:
Post eksisi kista duktus
thyroglossus
Rabu, S : nyeri luka post op (-) P:
30/11/2022 O : KU sedang, Compos mentis - Cefixim tab 100 mg
TD : 115/80 mmHg 2x1
N : 100 kali/menit - Asam mefenamat
P : 24 kali/menit tab 500 mg 3x1/2
S : 36,2ºC
A:
Post eksisi kista duktus
thyroglossus
PAGE \* MERGEFORMAT 19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
tiroid berasal dari foramen caecum, yaitu pertemuan dua pertiga anterior dan
sepertiga posterior lidah. Dari titik ini dan seterusnya, tiroid kemudian turun
50% kasus, sementara kelenjar tiroid membentuk dirinya sendiri. Sisa dari
saluran diperkirakan akan hilang pada minggu kesepuluh kehamilan. Jika ada
setiap bagian dari tiroglosal duktus menjadi pintu gerbang pembentukan kista
duktus tiroglosus.1
B. Definisi
asimtomatik yang paling sering ditemukan di daerah leher (7%). Kista duktus
tiroglosus yang menetap sepanjang alur penurunan kelenjar tiroid, yaitu dari
PAGE \* MERGEFORMAT 19
C. Epidemiologi
dunia. Mereka memiliki dominasi yang sama antara individu pria dan wanita.
Meskipun dikenal sebagai massa pediatrik yang paling umum, mereka juga
hadir pada orang dewasa dengan frekuensi yang bervariasi. Jenis kista ini
terkait erat dengan tulang hyoid. Mereka sekitar 20% sampai 25% hadir di
tingkat suprahyoid, 15% sampai 20% hadir di tingkat hyoid, dan 25% sampai
ditemukan di semua usia. Predileksi umur terbanyak antara umur 0-20 tahun
yaitu 52%, umur sampai 5 tahun terdapat 38%. Sistrunk (1920) melaporkan
31 kasus dari 86.000 pasien anak. Tidak terdapat perbedaan risiko terjadinya
kista berdasarkan jenis kelamin dan umur yang bisa didapat dari lahir sampai
70 tahun, rata-rata pada usia 5,5 tahun.1,2 Penulis lain mengatakan predileksi
usia kurang dari 10 tahun sebesar 31,5%, pada dekade ke dua 20,4%, dekade
ke tiga 13,5% dan usia lebih dari 30 tahun sebesar 34,6%. Waddell
D. Etiologi
sekum di lidah hingga lokasi tiroid di leher. Tiroid mulai berkembang pada
minggu ketiga kehamilan sebagai hasil median dari faring primitif. Tiroid
dan sepertiga posterior lidah. Dari sana, tiroid turun ke leher, melewati
anterior dan berhubungan erat dengan tulang hyoid yang sedang berkembang.
ketujuh kehamilan.5
pada sekitar 50% orang. Duktus tiroglosus biasanya berinvolusi pada minggu
kesepuluh kehamilan. Jika ada bagian dari duktus yang tetap ada, sekresi dari
tiroglosus. 5
E. Patofisiologi
duktus tiroglosus. Kista ini terbentuk akibat kegagalan involusi dari duktus
PAGE \* MERGEFORMAT 19
tiroglossus. Pada proses perkembangan , Kelenjar thyroid berkembang mulai
medial, tumbuh ke bawah dari pangkal lidah. Proses tumbuh ke bawah ini
ini bermuara pada lidah berhubungan dengan foramen secum. Ujung bawah
terbelah menjadi dua lobus dan akhirnya terletak berhubungan dengan trachea
tetapi bagian terbawah sering tetap ada dalam bentuk lobus piramidalis
kelenjar limfe di leher, jika sering terjadi peradangan, maka epitel duktus juga
F. Manifestasi Klinis
leher, dapat di atas atau di bawah tulang hioid. Benjolan membesar dan tidak
teraba kistik, berbatas tegas, bulat, mudah digerakkan, tidak nyeri, warna sama
dengan kulit sekitarnya dan bergerak saat menelan atau menjulurkan lidah.
Diameter kista berkisar antara 2-4 cm, kadangkadang lebih besar. Kebanyakan
kasus kista duktus tiroglosus tidak diperhatikan dan tidak didiagnosa sampai
umur dewasa. Duktus yang paten ini bisa menetap selama beberapa tahun atau
kista.4
Pasien secara klasik datang dengan massa yang bergerak dan tidak
mungkin berada di luar garis tengah. Kista umumnya bergerak ke atas selama
yang dekat dengan tulang hyoid. Tanda Ini dianggap sebagai tanda diagnostik
yang dapat diandalkan karena dapat membedakannya dari massa leher pada
garis tengah lainnya seperti massa pada kelenjar limfe atau kista dermoid. 7
Kista duktus atau sinus ini bisa mengakibatan penghasilan sekresi oral
terinfeksi. Bila terinfeksi, benjolan akan terasa nyeri dan menjadi lebih besar.
tiroglosus yang terinfeksi bisa presentasi seperti infeksi saluran nafas atas
G. Diagnosis
PAGE \* MERGEFORMAT 19
Diagnosis biasanya dapat dibuat dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik. Jika kelenjar tidak dapat diraba, USG, tiroid scan atau CT
scan dapat membantu. Diagnosis biasanya dapat dicapai secara rawat jalan. 4
2. Oleh karena itu, USG, CT scan, thyroid scan, atau MRI mungkin
capsular enhancement. 4
lokasi mereka sepanjang garis keturunan embriologi tiroid. Hal ini juga
dapat digunakan untuk menunjukkan posisi dan fungsi tiroid yang normal
5. Pemeriksaan lainnya:
a Pada pasien dengan riwayat abses leher berulang lateral, di mana anomali
H. Penatalaksanaan
nyeri akut dan komplikasi yang lain ( obstruksi jalan pernafasan dan
macamnya, antara lain insisi dan drainase, aspirasi perkutan, eksisi sederhana,
reseksi dan injeksi dengan bahan sklerotik. Dengan cara-cara tersebut angka
kista dengan foramen sekum serta otot lidah sekitarnya kurang lebih 1 cm
diangkat. Cara ini dapat menurunkan angka kekambuhan menjadi 2-4%. Cara
Sistrunk4
PAGE \* MERGEFORMAT 19
terlentang, kepala dan leher hiperekstensi.
2. Dibuat irisan melintang antara tulang hioid dan kartilago tiroid sepanjang
lubang fistula.
3. Irisan diperdalam melewati jaringan lemak dan fasia; fasia yang lebih
sekum dijahit, otot lidah yang longgar dijahit, dipasang drain dan irisan
I. Komplikasi
infeksi kista duktus tiroglosus. Apabila terjadi infeksi, kista menjadi semakin
besar and akhirnya membentuk pus. Ruptur secara spontan akan terjadi dan
Perhatikan bahwa :
3. Infeksi luka juga dapat terjadi ketika pecah kista atau ketika faring
dimasukkan.4
J. Prognosis
sekitar 5%. Kambuh 9 adalah sekitar 3-5% dan meningkat dengan eksisi
BAB III
PAGE \* MERGEFORMAT 19
ANALISA KASUS
KASUS TEORI
Pasien An.I usia 9 tahun datang ke Kista duktustiroglosus adalah salah
IGD RS Aliyah II dengan keluhan satu massa kongenital tersering yang
benjolan yang timbul sejak 2 bulan ditemukan pada midline leher. Kista ini
yang lalu di bawah dagu terbentuk akibat kegagalan involusi dari
duktus tiroglossus. Kasus ini lebih
sering terjadi pada anak-anak,
walaupun dapat ditemukan di semua
usia. Predileksi umur terbanyak antara
umur 0-20 tahun yaitu 52%, umur
sampai 5 tahun terdapat 38%.
Benjolan muncul secara perlahan dan Keluhan yang sering terjadi adalah
mulai membesar sejak beberapa adanya benjolan di garis tengah leher,
minggu terakhir. Benjolan dirasakan dapat di atas atau di bawah tulang
pasien seperti terasa sedikit mengganjal hioid. Benjolan membesar dan tidak
yang timbul hanya saat pasien menelan menimbulkan rasa tertekan di tempat
tapi tidak mengganggu aktivitas pasien timbulnya kista. Konsistensi massa
dalam melakukan kegiatan sehari hari. teraba kistik, berbatas tegas, bulat,
Keluhan lain yang dirasakan seperti mudah digerakkan, tidak nyeri, warna
nyeri (–) demam (-), batuk (-), sesak (-) sama dengan kulit sekitarnya dan
mual dan muntah (-), penurunan berat bergerak saat menelan atau
badan (-), benjolan di tempat lain (-), menjulurkan lidah. Diameter kista
BAB dan BAK dalam batas berkisar antara 2-4 cm, kadangkadang
normal.Pemeriksaan fisik didapatkan lebih besar. Kebanyakan kasus kista
teraba massa kista dengan diameter 2 x duktus tiroglosus tidak diperhatikan dan
2 cm berbatas tegas dan mudah tidak didiagnosa sampai umur dewasa.
digerakan dengan permukaan licin, Duktus yang paten ini bisa menetap
nyeri tekan (-). selama beberapa tahun atau lebih
sehingga terjadi sesuatu stimulus yang
bisa mengakibatan pembesaran kista
Riwayat operasi kista duktus Prognosis kista duktus tiroglosus
thyroglossus cenderung mengalami kekambuhan
dalam beberapa bulan bila dilakukan
eksisi biasa. Kekambuhan kista duktus
tiroglosus setelah dilakukan eksisi
dengan teknik Sistrunk dilaporkan
sekitar 0% sampai8%.
Prosedur ini diperkenalkan oleh
Walter Elis Sistrunk pada tahun 1920,
yaitu melepaskan bagian tengah tulang
hioid dan eksisi kista duktus tiroglosus
sampai seproksimal mungkin. Prosedur
ini dapat menurunkan angka rekurensi
menjadi sekitar 4%. 14-16 Kegagalan
pelepasan tulang hioid untuk
membebaskan duktus secara simultan
merupakan penyebab terjadinya
rekurensi terbesar pasca operasi.
Kekambuhan setelah operasi juga
meningkat bila pembedahan tidak
maksimal atau jika terinfeksi ulang
Terapi Indikasi pembedahan pada kasus kista
Eksisi kista duktus thyroglossus duktus tiroglosus adalah adanya
keluhan ukuran kista yang bertambah
besar, kosmetik, riwayat massa yang
terinfeksi serta kemungkinan
terjadinya degenerasi maligna
menjadi kanker.
Penatalaksanaan kista duktus
tiroglosus bervariasi dan banyak
macamnya, antara lain insisi dan
drainase, aspirasi perkutan, eksisi
sederhana, reseksi dan injeksi dengan
bahan sklerotik.
Sistrunk (1920) memperkenalkan
teknik baru berdasarkan embriologi,
yaitu kista beserta duktusnya, korpus
hioid, traktus yang menghubungkan
kista dengan foramen sekum serta
otot lidah sekitarnya kurang lebih 1
cm diangkat. Cara ini dapat
menurunkan angka kekambuhan
menjadi 2-4%
PAGE \* MERGEFORMAT 19
DAFTAR PUSTAKA
[Internet]. 2020;(February):0–4.
Anat. 2013;35(10):875–81.
3. Wardhana KP. Pria dengan Kista pada Duktus. J Medula Unila. 2016;4(3):5–
8.
4. Hafni. Kista Duktus Tiroglosus. Tinj Pustaka Dlama Cermin Dunia Kedokt.
2016;Desember(144):12–4.
Management. 2022;3–6.