Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI PESAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi


Dosen pengampu : Triyono, S.Sos.I., M.Si.

Disusun oleh :
1. Asma Shofiyana 211141015
2. Sekar Wulan Ndari Angger Noviyanti 211141023
3. Maulida Safarina Ilannur 211141030
4. Fadila Putri Nuraini 211141036
5. Rinjania Zahira Sarasvati Devi 211141042

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Psikologi Pesan" ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Psikologi Komunikasi yang diampu oleh Baak Triyono, S. Sos.I., M. Si.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem Komunikasi
Kelompok bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Triyono, S. Sos.I, M. Si., selaku
dosen mata kuliah Psikologi Komunikasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Sukoharjo, 9 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I (Pendahuluan)
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II (Pembahasan)
1. Pengertian pesan
2. Psikologi Pesan
3. Pesan Linguistik
4. Pesan Non verbal
5. Organisasi, Struktur dan Imbauan Pesan
BAB III (Penutup)
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pesan merupakan elemen penting dalam komunikasi manusia. Pesan yang
efektif dapat membantu meningkatkan pemahaman, mengurangi konflik, membangun
hubungan yang kuat, dan memperkuat empati dan kepercayaan antara individu atau
kelompok. Psikologi pesan adalah cabang psikologi yang mempelajari cara manusia
memproses, memahami, dan memproduksi pesan komunikasi baik secara verbal
maupun nonverbal.
Pentingnya pesan dalam komunikasi manusia terletak pada kemampuan pesan
tersebut untuk mempengaruhi pemikiran, emosi, dan perilaku orang lain. Psikologi
pesan mempelajari bagaimana orang mengolah pesan komunikasi, mulai dari proses
input atau penerimaan pesan, pengolahan informasi, dan respons yang dihasilkan.
Pemahaman tentang psikologi pesan membantu kita dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal dan membantu mencegah kesalahpahaman atau konflik
dalam hubungan antar individu atau kelompok. Oleh karena itu, pemahaman tentang
psikologi pesan dapat menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan di
berbagai profesi, seperti terapi, pemasaran, pendidikan, dan media.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Pesan?
2) Apa yang dimaksud dengan Psikologi Pesan?
3) Apa itu pesan linguistik?
4) Apa itu pesan Non verbal?
5) Bagaimana Organisasi, Struktur dan Imbauan yang terdapat dalam pesan?
C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian pesan, psikologi pesan, pesan linguistik, dan pesan
Non verbal.
2) Mengetahui apa saja Organisasi, struktur dan Imbauan dalam pesan.
BAB 2
PEMBAHASAN

I. Pengertian Pesan
Pesan adalah perintah, Nasehat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat
orang lain. Pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan yakni apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.
Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan,
nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.
Pesan mempunyai tiga komponen yakni ; makna, simbol yang digunakan
untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting
adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan obyek (benda), gagasan, dan
perasaan, baik ucapan(percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya).
Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat
anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatap muka, dan
sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, film, dan sebagainya.
Menurut Widjaja pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan ini mempunyai arti pesan (tema) yang sebenarnya menjadi
pengaruh di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan prilaku komunikan. Pesan
dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikan
akan selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu. Penyampaian pesan dapat
melalui lisan, tatap muka, langsung atau menggunakan media/saluran.

II. Pengertian Psikologi Pesan


Psikologi pesan adalah proses komunikasi yang berhubungan dengan pesan
yang dikirim oleh komunikator kepada komunikan. Psikologi pesan melalui teori
sematik umum Alfred Kojibski yang menganalisis penjelasan bahasa, bahasa dan
persepsi dan pemikiran, hubungan antara makna, dan proses pengkodean. Menurut
Alfred Korzybski dalam J.D. Parera (2004), semantik umum merupakan kajian
mengenai kecakapan seseorang untuk menyimpan pengalaman dan pengetahuan
melalui fungsi bahasa sebagai penghubung waktu, di mana bahasa mengingat waktu
dan bahasa menghubungkan kehidupan manusia.
Pesan terbagi menjadi dua yaitu, Pesan linguistik dan Pesan Non verbal.
Ethos adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator
Komponen Kreadibilitas menurut Effendy :
1. Competence (Kemampuan/Kewenangan)
2. Integrity (Integritas/Kejujuran)
3. Good Will (Tenggang Rasa)

III. Pesan Linguistik


Pesan Verbal atau pesan linguistik adalah pesan yang digunakan dalam
komunikasi dan menggunakan bahasa sebagai media. Pesan Verbal juga bisa
dimaksud dengan pesan yang diungkapkan melalui bahasa yang menggunakan kata-
kata sebagai media penyimpanan gagasan, ide dan informasi.

BAHASA memiliki 2 pengertian yaitu secara fungsional dan formal. Menurut


definisi fungsional bahasa diartikan sebagai "alat yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan"
Sedangkan Definisi formal menyatakan bahasa sebagai semua kalimat yang
terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa.

Ada 3 unsur dalam tata bahasa, yaitu :


1. fonologi: tentang bunyi-bunyi dalam bahasa,
2. sintaksis: cara pembentukan kalimat, dan
3. semantic:leksikal arti kata atau gabungan kata-kata.

Menurut George A.Miller ada 5 tahapan untuk mampu menggunakan bahasa tertentu
1). informasi fanologis tentang bunyi-bunyi tertentu dalam bahasa
2). memiliki pengetahuan sintaksis tentang tata cara pembentukan Kalimat
3). mengetahui secara leksial arti kata atau gabungan kata
4). memiliki pengetahuan konseptual tentang dunia tempat tinggal kita dan dunia yang
dibicarakan
5). mempunyai sistem kepercayaan untuk menilai apa yang kita dengar

Bagaimana kita dapat berbahasa?


 Teori belajar
Asosiasi : melazimkan suatu bunyi dengan objek tertentu
Imitasi : menirukan pengucapan dan struktur kalimat yang didengar
Peneguhan : ungkapan kegembiraan saat mengucapkan kata dengan benar
 Teori Behaviorisme = Pengetahuan bawaan
 Teori Nativisme = Memperoleh pengetahuan tentang bahasa, ketika bahasa
yang didengar membangkitkan respon bawaan dari kemampuan berbahasa

PROSES BERPIKIR DAN REALITAS


• Principle of linguistic relativity : Bahasa menyebabkan kita memandang realitas
sosial dengan cara tertentu.
• whorfian hypotesis: pandangan kita tentang dunia dibentuk oleh bahasa, dan karena
bahasa berbeda pandangan tentang dunia pun berbeda.
Dalam menyajikan realitas bahasa memiliki 3 keterbatasan :
1. Prinsip non identity (A is not A)
2. Prinsip non all ness (A is not all A)
3. Prinsip self-reflexive ness

KATA-KATA DAN MAKNA


Kata-kata tidak bermakna namun manusia lah yang memberi makna. Makna
terbentuk karena pengalaman individu. Kesamaan makna karena kesamaan
pengalaman masa lalu disebut isomorfisme.

IV. Pesan Non verbal


Pesan nonverbal adalah segala bentuk komunikasi selain kata-kata yang
digunakan untuk menyampaikan informasi, emosi, atau niat. Pesan nonverbal dapat
disampaikan melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, intonasi suara, gerakan tangan,
postur tubuh, jarak antar individu, dan lain sebagainya.

Komunikasi nonverbal dapat memberikan informasi yang sama pentingnya


dengan komunikasi verbal. Misalnya, ketika seseorang tersenyum, orang lain
mungkin merasa bahwa dia ramah dan bersahabat. Demikian juga, ketika seseorang
menunjukkan postur tubuh yang tegang atau terkejut, dapat memberikan petunjuk
bahwa mereka sedang merasa cemas atau terkejut.

Pesan nonverbal juga dapat memberikan informasi tambahan atau menegaskan


pesan verbal yang disampaikan. Misalnya, jika seseorang mengatakan "saya baik-baik
saja" dengan senyum di wajahnya, pesan verbal tersebut lebih ditekankan dengan
senyum yang menunjukkan bahwa dia benar-benar baik-baik saja.

Pesan nonverbal juga dapat mengekspresikan perasaan atau niat yang tidak
ingin diungkapkan melalui kata-kata. Misalnya, seseorang mungkin menatap ke
bawah atau menghindari tatapan mata ketika mereka merasa malu atau tidak nyaman
dalam suatu situasi.

Namun, perlu diingat bahwa pesan nonverbal dapat memiliki arti yang
berbeda-beda di berbagai budaya atau konteks sosial. Sebagai contoh, dalam beberapa
budaya, mengangkat alis dapat diartikan sebagai ekspresi yang mengungkapkan
keheranan atau keterkejutan, sementara di budaya lain hal tersebut dapat diartikan
sebagai tanda mengabaikan atau tidak peduli.

Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman atau konflik, penting


bagi individu untuk memperhatikan dan memahami pesan nonverbal yang
disampaikan oleh orang lain, serta menyadari bagaimana pesan nonverbal yang
mereka sendiri sampaikan dapat dipahami oleh orang lain.

V. Organisasi, Struktur dan Imbauan Pesan


Menurut beighley (Jalaludin Rakhmat, 2008) meninjau berbagai penelitian
yang membandingkan efek pesan tersusun. Beberapa penelitian menelaah efek
organisasi pesan pada pengingatan dan perubahan sikap bahwasannya orang lebih
mudah mengingat pesan yang tersusun, walaupun organisasi pesan kelihatan tidak
mempengaruhi kadar perubahan sikap akan tetapi pengingatan tampaknya tidak
terpengaruh oleh organisasi pesan, tetapi perubahan sikap sangat dipengaruhinya.
Menurut Rakhmat (Jalaludin Rakhmat, 2008) retorika
mengenal enam macam organisasi pesan: “deduktif, induktif, kronologis, logis,
spesial dan topikal”
1. Pola Deduktif
Pada penyimpulan deduktif menjelaskan gagasan utama, kemudian
memperjelas dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti.
2. Pola Induktif
Pola induktif merupakan kebalikan dari pola deduktif, namun
keduanya memiliki kesamaan untuk menghadirkan pesan. Pola induktif
merangkai pesan dengan gagasan utama di awal kemudian perincian-
perincian tema dan penyimpulan.
3. Pola Kronologis
Dalam pola kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu
terjadinya peristiwa.
4. Pola Logis
Dalam urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau
akibat ke sebab.
5. Pola Spasial
Dalam urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat
6. Pola Topikal
Dalam urutan topikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan.
Klasifikasinya, dari yang penting kepada yang kurang penting, dari
yang mudah kepada yang sukar, dan dari yang dikenal kepada yang
asing.
Struktur Pesan
Pesan yang disampaikan kepada khalayak, dimana pesan tidak sepaham dengan kita,
dan sebagai komunikator kita harus menentukan bagian-bagian yang penting dari pesan yang
kita terima tersebut.
Imbauan Pesan
imbauan pesan, efektifitas komunikasi tentu ada tujuan yang hendak dicapai oleh
komunikator terhadap komunikan. Tujuan itu ialah mempengaruhi orang lain, maka selaku
komunikator dituntut untuk menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong perilaku
komunikan.
Terkait dengan imbauan pesan secara umum terdiri dari lima indikator yaitu imbauan
rasional, imbauan emosional, imbauan takut, imbauan ganjaran dan imbauan motivasional.
a. Imbauan Rasional
Imbauan rasional didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya
makhluk rasional yang baru beraksi pada imbauan emosional bila imbauan rasional
tidak ada, menggunakan rasional artinya meyakinkan orang lain dengan pendekatan
logis atau penyajian bukti-bukti. Imbauan rasional biasanya menggunakan silogisme,
yaitu rangkaian pengambilan kesimpulan melewati premis mayor dan premis minor.
b. Imbauan Emosional
Imbauan emosional, menggunakan pernyataan-pernyataan atau bahasa yang
menyentuh emosi komunikate. Menurut lewan dan stotland (Jalaludin Rakhmat 2008)
menunjukkan bahwa “pengaruh imbauan emosional sangat dipengaruhi oleh
pengalaman sebelumnya, dengan demikian efek imbauan emosional akan kurang kuat
bila topik yang dibicarakan bukan sesuatu yang baru artinya, komunikate bereaksi
berdasarkan kerangka rujukan yang sudah mapan.
c. Imbauan Takut
Imbauan takut adalah imbauan yang menggunakan pesan mencemaskan,
mengancam, atau meresahkan. Bila komunikate mempunyai kepribadian yang tidak
mudah terlibat secara personal dalam satu pernyataan, maka kurang terpengaruh oleh
imbauan pesan yang tinggi. Begitu pula komunikate yang memiliki tingkat kecemasan
yang rendah sangat efektif dipengaruhi imbauan takut yang tinggi. Tampaknya
imbauan takut harus digunakan secara hati-hati.
d. Imbauan Ganjaran
Imbauan ganjaran menggunakan rujukan yang menjanjikan komunikate
sesuatu yang diperlukan atau diinginkan. Sangat sedikit penelitian yang membuktikan
dampak penggunaan ganjaran dalam situasi komunikasi yang persuasif.
e. Imbauan Motivasional
Imbauan motivasional menggunakan imbauan motif (motive appeals) yang
menyentuh kondisi intern dalam diri manusia. Dengan menggunakan berbagai
mazhab psikologi. Motif dapat mengklasifikasikan pada dua kelompok besar; motif
biologis dan motif psikologis. Manusia bergerak bukan saja didorong oleh kebutuhan
biologis seperti lapar dan dahaga, tetapi juga karena dorongan psikologis seperti rasa
ingin tahu, kebutuhan akan kasih sayang dan keinginan untuk memuja.
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan

Setiap manusia telah dikaruniai Tuhan untuk mengendalikan orang lain


layaknya robot yang kita kendalikan dengan remote control. Namun, manusia
mengendalikan orang lain dengan cara mengucapkan sebuah kata-kata dan atau
Imbauan kepada orang yang mendengarkannya atau disebut dengan komunikate.
Setiap kata-kata Kita (Komukator) yang disampaikan kepada komunikate bisa
mengendalikan komunikate tersebut hanya dengan sebuah kaimat-kaimat yang
dilontarkan Komunikator yang punya kredibiitas tinggi adalah orang yang bisa
mengendaikan orang lain.

Dalam berkomunikasi, saat komunikator menyampaikan pesan yang


mengandung arti dan maksud pesan tersebut, maka sebagai seorang komunikate harus
paham dengan psikologi pesan. Sehingga, apapun pesan yang disampaikan dan
bagaimanapun pesan yang diuraikan oleh komunikator dalam kondisi tertentu,
komunikate dapat menangkap isi pesan tersebut sesuai dengan makna dan maksud
sebenarnya yang dinginkan oleh komunikator. Dalam hal itu, setidaknya kedua belah
pihak (Komunikator dan Komunikate) luga harus memahami bagaimana pesan dalam
bentuk Verbal (Linguistik) dan nonverbal. Namun begitu dalam proses pemaknaan
tersebut, makna pesan ditentukan oleh seorang komunikator itu sendiri. Kata-kata
tidak memiliki makna apapun, hanya orang tersebut yang bisa memaknai dan
mengerikan apa maksud kata tersebut.

Dalam komunikasi interpersonal, seorang komunikator menggunakan pesan


Iinguistic untuk menyatakan fakta, Ilmu ataupun keadaan. Sedangkan pesan
nonverballebih mendekati kepada persaan yang disampaikan kepada komunikate.
Dalam komunikasi, dapat diketahui bahwa pesan nonverbal selalu tidak terlepas dari
proses komunikasi, bahkan seorang yang tidak dapat berbahasa pun menggunakan
pesan nonverbal dalam komunikasinya. Pesan nonverbal juga dianggap lebih
terpercaya daripada pesan verbal, jika terdapat keudakcocokan makna diantara
keduanya, makna yang dikirim melalui pesan nonverbal dianggap lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, A. & Purnamasari, A. "The Role of Nonverbal Communication in Effective
Communication".
Zikri Fachrul Nurhadi, Achmad Wildan Kurniawan. "Kajian tentang efektivitas pesan dalam
komunikasi".
Ni Desak, D. Retno. N, Hadawiyah, P. Anggi. A.L, I Wayan. A.P, Eny S., Agus S. “Psikologi
Komunikasi"
Dr. H. M. Husni Ritonga, M.A (2019). Psikologi Komunikasi. Perdana Mulya Sarana.

Anda mungkin juga menyukai