Anda di halaman 1dari 10

PERATURAN POKOK

GEREJA PROTESTAN MALUKU


(KETETAPAN SINODE GPM NOMOR: 08/SND/37/2016)
Tentang
SINODE
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Yang dimaksudkan dalam peraturan ini, dengan:
a. SINODE adalah badan pengambilan keputusan tertinggi dalam jenjang kepemimpinan Gereja
Protestan Maluku.
b. MAJELIS PEKERJA LENGKAP SINODE, selanjutnya disebut MPL Sinode adalah badan
pengambilan keputusan di bawah Sinode.
c. MAJELIS PEKERJA HARIAN SINODE, selanjutnya disebut MPH Sinode adalah majelis
pelaksana harian pelayanan dalam Gereja Protestan Maluku.
d. MAJELIS PERTIMBANGAN MPH SINODE GPM, selanjutnya disebut MP MPH GPM
adalah penasehat Majelis Pekerja Harian Sinode GPM.
e. SEKRETARIAT UMUM, adalah unsur staf perangkat pelaksana dari Majelis Pekerja Harian
Sinode yang dipimpin oleh Sekretaris Umum.
f. DEPARTEMEN, adalah unsur pelaksana program-program MPH Sinode yang berada di
bawah koordinasi Sekretaris Umum.
g. BADAN NON DEPARTEMEN, adalah unsur pembantu dari Majelis Pekerja Harian Sinode
yang setingkat dengan Departemen, dibentuk oleh Majelis Pekerja Harian Sinode untuk
menangani bidang-bidang tertentu yang kedudukannya dapat bersifat sementara atau permanen
di bawah koordinasi Sekretaris Umum.
h. BIRO, adalah bagian dari Departemen dan merupakan unsur staf untuk pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan tertentu.
i. Majelis Ketua adalah Pimpinan Persidangan Sinode yang dipilih dan ditetapkan oleh
Persidangan Sinode dari anggota biasa persidangan.
j. Panitia Nominasi adalah Panitia yang dibentuk oleh Persidangan Sinode; terdiri dari Ketua, para
Wakil Ketua, Sekretaris Umum dan Wakil Sekretaris Umum MPH Sinode terpilih ditambah
Ketua-Ketua Klasis.
k. Pola Induk Pelayanan dan Rencana Induk Pengembangan Pelayanan selanjutnya disebut PIP-
RIPP adalah garis-garis besar kebijakan pelayanan 10 (sepuluh) tahunan.
BAB II
CIRI SINODE
Pasal 2
Sinode GPM bercirikan kebersamaan dan persekutuan sebagai Keluarga Allah yang saling berbagi
dan menopang dari Jemaat-jemaat Gereja Protestan Maluku sebagai wujud Pertanggungjawaban
Iman seluruh anggotanya di bawah Terang Firman Allah yang terdapat di dalam Alkitab, dan
dalam tuntunan Roh Kudus.
BAB III
KELEMBAGAN PELAYANAN GPM
Dl TINGKAT SINODE
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
Kelembagaan GPM di tingkat Sinode terdiri dari:
a. Sinode
b. Majelis Pekerja Lengkap Sinode
c. Majelis Pekerja Harian Sinode
d. Majelis Pertimbangan MPH Sinode

PP SINODE – Gereja Protestan Maluku (Jemaat Allang Asaude) 1


Bagian Kedua
Sinode

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 4

Sinode sebagai badan pengambilan keputusan tertinggi dalam jenjang kepemimpinan Gereja
Protestan Maluku, yang diwujudkan dalam persidangan.

Paragraf 2
Tugas dan Wewenang Sinode

Pasal 5
Tugas dan wewenang Sinode:

a. Menetapkan Tata Gereja dan Peraturan Pokok GPM.


b. Menetapkan Pokok-Pokok Pengakuan Iman, Ajaran dan Liturgi Gereja.
c. Menetapkan PIP/RIPP Gereja Protestan Maluku untuk dipedomani oleh seluruh perangkat dan
anggota Gereja selama 10 (sepuluh) tahun.
d. Mengevaluasi dan meninjau kembali pokok-pokok kebijaksanaan yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan oleh seluruh perangkat dan anggota GPM.
e. Membahas pertanggungjawaban umum pelayanan dan keuangan tahun terakhir MPH Sinode
dalam satu masa bakti.
f. Membahas dan Menetapkan program dan anggaran tahun pertama MPH Sinode GPM.
g. Memilih dan mengangkat MPH Sinode dan Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM untuk
masa bakti 5 (lima) tahun.
h. Menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan secara berjenjang, dengan
mendengar secara sungguh-sungguh pertimbangan MP MPH Sinode GPM.

Pasal 6

(1) Sinode diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun.


(2) Penyelenggaraan sinode sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) berlangsung pada bulan
november tahun terakhir masa bakti.
(3) Apabila terdapat hal-hal yang prinsipil menyangkut eksistensi kelangsungan perkembangan
Gereja Protestan Maluku yang mendesak, dapat dilaksanakan Sinode Luar Biasa.
(4) Sinode Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan atas:
a. Prakarsa MPH Sinode, dan
b. Permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) anggota MPL Sinode.

Paragraf 3
Penanggungjawab dan Pimpinan Sinode

Pasal 7

(1) MPH GPM bertanggungjawab atas terselenggaranya Sinode.


(2) Sinode dipimpin oleh MPH pada awal persidangan, dan selanjutnya diserahkan kepada Majelis
Ketua.
(3) Majelis Ketua sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) terdiri dari Ketua MPH, dan 4 (empa)
orang yang dipilih dari peserta biasa sinode, dengan memperhatikan keterwakilan laki-laki dan
perempuan, selanjutnya memimpin dan mengatur mekanisme sidang sampai selesainya sidang.
(4) Pengaturan lebih lanjut tugas-tugas Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur
lebih lanjut dengan Tata Tertib Sinode.

PP SINODE – Gereja Protestan Maluku (Jemaat Allang Asaude) 2


Paragraf 4
Peserta Sinode

Pasal 8

(1) Persidangan Sinode dihadiri oleh:


a. Peserta Biasa
b. Peserta Luar Biasa
(2) Peserta Biasa adalah:
a. Majelis Pekerja Harian Sinode.
b. Ketua Klasis
c. Utusan Jemaat-Jemaat melalui Klasis, dengan ketentuan 7 (tujuh) orang anggota yang
terdiri dari 4 (empat) orang Penatua atau Diaken dan 2 (dua) Pendeta atau Penginjil, serta
satu orang peserta biasa sidang MPL, dengan memperhatikan keterwakilan laki-laki dan
perempuan.
(3) Peserta Luar Biasa adalah:
a. Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM;
b. Staf MPH Sinode;
c. Wakil/Utusan GPM pada Badan/ Lembaga Oikumenis;
d. Ketua Badan Pembantu di tingkat Sinode;
e. Rektor dan para Dekan di lingkungan UKIM;
f. Para Undangan lainnya yang dianggap perlu oleh MPH Sinode.

Pasal 9
(1) Peserta Biasa mempunyai hak bicara dan hak suara.
(2) Peserta Luar Biasa mempunyai hak bicara.

Paragraf 5
Sahnya Sinode

Pasal 10
Sinode dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Peserta
Biasa.

Bagian Ketiga
Majelis Pekerja Lengkap Sinode
Pasal 11
(1) MPL adalah badan pengambilan keputusan di bawah Sinode, yang diwujudkan dalam
persidangan.
(2) Majelis Pekerja Lengkap Sinode terdiri dari:
a. MPH Sinode;
b. Utusan Klasis-Klasis.
Pasal 12

Tugas dan wewenang Majelis Pekerja Lengkap Sinode:


a. Menetapkan Peraturan-peraturan Organik;
b. Memberikan persetujuan perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga yang jangka waktunya
melampaui masa bakti MPH Sinode;
c. Mengevaluasi hasil-hasil pelaksanaan Keputusan Persidangan Sinode dan Persidangan Majelis
Pekerja Lengkap Sinode;
d. Mengawasi Pelaksanaan Pelayanan Gereja dan Pelaksanaan Amanat Pelayanan Gereja
Protestan Maluku.
e. Menetapkan arah kebijakan strategis penyelenggaraan pelayanan gereja berdasarkan PIP-RIPP
sebagai pedoman penyusunan renstra jemaat dan prolita klasis;
f. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Gereja Protestan Maluku untuk tahun
berikutnya;

PP SINODE – Gereja Protestan Maluku (Jemaat Allang Asaude) 3


g. Menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh MPH Sinode, dengan
mendengar secara sungguh-sungguh pertimbangan MP MPH Sinode GPM.

Pasal 13

Persidangan Majelis Pekerja Lengkap Sinode diadakan sekali dalam setahun.

Pasal 14

(1) Sidang Majelis Pekerja Lengkap GPM dihadiri oleh:


a. Peserta Biasa
b. Peserta Luar Biasa
(2) Peserta Biasa adalah:
a. MPH Sinode.
b. Utusan dari Klasis-Klasis, yaitu Ketua Klasis, seorang anggota MPK yang adalah seorang
Penatua atau Diaken yang dipilih oleh Persidangan Klasis, dengan memperhatikan
keterwakilan laki-laki dan perempuan.
(3) Peserta Luar Biasa adalah:
a. Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM;
b. Staf Majelis Pekerja Harian Sinode;
c. Para Ketua Badan Pembantu di tingkat Sinode;
d. Undangan Iainnya yang dianggap perlu oleh MPH Sinode.

Pasal 15

(1) Peserta Biasa mempunyai hak bicara dan hak suara.


(2) Peserta Luar Biasa mempunyai hak bicara.

Pasal 16

(1) Persidangan MPL Sinode dinyatakan sah, apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah peserta biasa.
(2) Keputusan diambil secara musyawarah mufakat.

Bagian Keempat
Majelis Pekerja Harian Sinode

Pasal 17

Majelis Pekerja Harian Sinode adalah pelaksana harian pelayanan GPM dipilih dan ditetapkan
dalam Sinode.

Pasal 18

Tugas dan Wewenang Majelis Pekerja Harian Sinode:


a. Menjalankan kepemimpinan sehari-hari Gereja Protestan Maluku dalam kurun waktu antara
dua Persidangan Sinode (5 tahun);
b. Melaksanakan keputusan-keputusan Persidangan Sinode, Majelis Pekerja Lengkap Sinode
dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh pertimbangan dan saran-saran Majelis
Pertimbangan MPH Sinode GPM;
c. Mengorganisir seluruh potensi Gereja Protestan Maluku guna mendukung pelayanan Gereja
Protestan Maluku sebagaimana ditetapkan dalam Tata Gereja Protestan Maluku dan Peraturan-
peraturan GPM;
d. Memimpin penggembalaan seluruh warga Gereja Protestan Maluku sebagai satu kawanan
domba Allah yang bersekutu, bersaksi dan melayani berdasarkan panggilan Kasih Yesus
Kristus, Kepala Gereja;

PP SINODE – Gereja Protestan Maluku (Jemaat Allang Asaude) 4


e. Menyelenggarakan Administrasi Gereja Protestan Maluku pada tingkat Sinodal dan
menetapkan mekanisme penyelenggaraan administrasi dalam lingkungan Gereja Protestan
Maluku;
f. Mengangkat dan memberhentikan pegawai organik;
g. Menetapkan MPK dan MJ;
h. Memfasilitasi Majelis Pekerja Klasis dan Majelis Jemaat dalam penyusunan Renstra Jemaat
dan Klasis serta penjabaran program tahunan.
Pasal 19
(1) Susunan Majelis Pekerja Harian Sinode terdiri 9 (sembilan) orang anggota dengan perincian:
a. Seorang Ketua;
b. 2 (dua) orang Wakil Ketua;
c. Seorang Sekretaris Umum;
d. Seorang Wakil Sekretaris Umum; dan
e. 4 (empat) orang Anggota.
(2) Komposisi keanggotaan MPH Sinode dipilih dengan memperhatikan keterwakilan laki-laki dan
perempuan.
(3) Anggota MPH Sinode dipilih dari antara para Pendeta/Penginjil, Penatua dan Diaken yang
menghadiri Persidangan Sinode, dengan ketentuan 7 (tujuh) orang Pendeta/Penginjil dan 2
(dua) orang Penatua/Diaken.
(4) Kriteria Pemilihan MPH Sinode ditetapkan dalam Peraturan Organik GPM, dan disahkan oleh
Sinode.
(5) Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris Umum dan Wakil Sekretaris Umum dipilih secara langsung
dalam Persidangan Sinode; sedangkan anggota MPH lainnya dipilih melalui Panitia Nominasi.
Pasal 20
Pembagian tugas di antara MPH Sinode ditetapkan oleh MPH Sinode.
Pasal 21
Rapat-rapat MPH Sinode diatur dan ditetapkan oleh MPH Sinode.
Pasal 22
Perangkat Kepengurusan di lingkup MPH Sinode:
1. Di bawah Sekretaris Umum terdapat seperangkat unsur pelaksana yang terdiri dari
Departemen dan Badan/Lembaga Non Departemen yang susunan tugas dan tanggung
jawabnya diatur dengan Keputusan MPH Sinode.
2. a. Pembentukan Departemen dan Badan/Lembaga Non Departemen sedapat-dapatnya
disesuaikan dengan Bidang-bidang berdasarkan PIP-RIPP GPM.
b. Biro adalah unsur pelaksana program di lingkungan Departemen dan dibentuk dengan
Keputusan MPH Sinode atas usul Sekretaris Departemen.
3. Departemen dipimpin oleh Sekretaris Departemen, sedangkan biro dipimpin oleh seorang
Kepala Biro.
Bagian Kelima
Majelis Pertimbangan
Pasal 23
Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM berfungsi sebagai Penasehat MPH Sinode GPM.
Pasal 24
(1) Susunan Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM terdiri dari sebanyak-banyaknya 7 (tujuh)
orang dengan perincian:
a. Seorang Ketua
b. Seorang Wakil Ketua
c. Seorang Sekretaris
d. 4 (empat) orang Anggota
(2) Komposisi Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM dipilih dengan memperhatikan
keterwakilan laki-laki dan perempuan.
(3) Keanggotaan Majelis Pertimbangan GPM terdiri dari:
a. Unsur mantan Ketua/Wakil Ketua MPH Sinode, Rektor UKIM, Dekan Fakultas Teologi
UKIM dan anggota Jemaat/tokoh-tokoh anggota Gereja Protestan Maluku.

PP SINODE – Gereja Protestan Maluku (Jemaat Allang Asaude) 5


b. Anggota Jemaat/Tokoh Warga GPM dipilih dengan memperhitungkan Spiritualitas dan
Profesionalisme.
(4) Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM dipilih oleh Persidangan Sinode melalui Panitia
Nominasi.
Pasal 25
Tugas dan wewenang Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM adalah menyampaikan saran-saran
dan pertimbangan-pertimbangan kepada MPH Sinode GPM, diminta atau tidak diminta.
BAB IV
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 26
(1) Segala Keputusan dalam Sinode, Persidangan Majelis Pekerja Lengkap Sinode maupun
didalam rapat-rapat Majelis Pekerja Harian Sinode dan Majelis Pertimbangan MPH Sinode
GPM, diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila tidak terdapat pemufakatan dalam musyawarah pada sidang-sidang dan rapat-rapat
tersebut sebagaimana diatur dalam ayat (1) pasal ini, maka keputusan dapat diambil
berdasarkan suara terbanyak.
BAB V
MASA JABATAN
Pasal 27
(1) Masa Jabatan Majelis Pekerja Lengkap Sinode adalah 5 (lima) tahun.
(2) a. Masa Jabatan Majelis Pekerja Harian Sinode adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih
kembali sesudah masa jabatan tersebut.
b. MPH Sinode yang telah menjalani masa jabatanya dua periode berturut-turut tidak dapat
dipilih kembali.
c. Anggota MPH Sinode yang adalah Penatua dan/ atau Diaken yang telah berakhir masa
tugasnya dan tidak terpilih lagi sebagai Penatua dan atau Diaken akan melakukan
kepemimpinannya sampai dilaksanakannya penetapan MPH yang baru.
(3) Masa Jabatan Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM adalah 5 (lima) tahun.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal (5), huruf f diberlakukan pada Sinode ke-37.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
(1) Dengan berlakunya Peraturan Pokok ini maka semua peraturan/ketentuan yang ada tentang
Sinode Gereja Protestan Maluku, dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI: AMBON


PADA TANGGAL: 01 FEBRUARI 2016

PERSIDANGAN XXXVII SINODE GEREJA PROTESTAN MALUKU

MAJELIS KETUA SEKRETARIS

1. Pdt. Dr.J.Chr. Ruhulessin, M. Si


2. Pdt. H. Siahaya, S.Si
3. Pdt. G. Akerina, M.Th
4. Pdt. Ny. T. Let-let

PP SINODE – Gereja Protestan Maluku (Jemaat Allang Asaude) 6


5. Pnt. Th. Tiwery Pdt. W. B. Pariama, S.Th

MEMORI PENJELASAN
PERATURAN POKOK GEREJA PROTESTAN MALUKU
(KETETAPAN SINODE GPM NOMOR: 08/SND/37/2016)

Tentang

SINODE

I. PENJELASAN UMUM

1. Peraturan Gereja Protestan Maluku ini disebut Peraturan Pokok Tentang Sinode Gereja Protestan
Maluku, karena Peraturan ini hanya mengatur hal-hal pokok dari perangkat pengemban
kepemimpinan Gereja Protestan Maluku yang disebut SINODE.
Disebut ketentuan pokok karena banyak hal yang masih memerlukan pengaturan lebih lanjut
dalam Peraturan-Peraturan Organik Gereja Protestan Maluku
Peraturan-peraturan Organik Gereja Protestan Maluku yang mengatur hal-hal yang masih perlu
diatur secara tersendiri itu berbentuk keputusan atau ketetapan Persidangan Sinode, Keputusan
Majelis Pekerja Lengkap Sinode ataupun Keputusan Majelis Pertimbangan GPM. Dari Peraturan
Pokok ini masih terdapat beberapa hal yang harus diatur lagi dengan Peraturan Khusus masing-
masing dalam bentuk dan jenjang yang berbeda menurut urutan hierarkis dari Badan-Badan
Sinodal yang dimaksud di atas. Produk Badan-Badan Sinodal yang masih harus memuat aturan-
aturan khusus yang dikehendaki oleh Peraturan/Ketentuan Pokok ini.
2. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan SINODE ialah Persidangan Sinode sebagai badan
pengambilan keputusan tertinggi dalam jenjang kepemimpinan Gereja Protestan Maluku disertai
Badan-Badan Sinodal lainnya seperti tersebut dalam pasal 3 Peraturan ini. Oleh karena itu,
rumusan dalam peraturan ini lebih memenuhi makna dari sistem “Presbiterial Sinodal” yang
dianut Gereja Protestan Maluku.
3. Selain daripada SINODE, Badan-Badan Sinodal itu adalah kesatuan pengemban kepemimpinan
Gereja Protestan Maluku. Dalam menjalankan tugas umum bersama itu, maka harus ada
ketentuan yang merupakan manifestasi dari kesatuan dan kebersamaan Gereja Protestan Maluku.
Ketentuan ini dirumuskan dalam pasal 2 berkaitan dengan ciri Sinode Gereja Protestan Maluku.
Dengan ciri itu, maka SINODE merupakan bagian dari persekutuan orang-orang percaya yang
mempertang-gungjawabkan imannya dalam wadah Gereja Protestan Maluku. Kebersamaan ini
pula diwujudkan dalam satu wilayah kerja bagi semua Badan Sinodal tersebut yaitu wilayah
kerja Sinode Gereja Protestan Maluku sebagaimana diatur dalam pasal 2 Peraturan ini.
4. a. Dalam Peraturan ini ditetapkan juga satu Badan pada tingkat Sinodal, yaitu Majelis
Pertimbangan MPH Sinode GPM. Badan ini penting untuk memelihara dan mengemban
prinsip-prinsip kepemimpinan Gereja Protestan Maluku. Eksistensinya perlu diatur dalam
Peraturan Pokok Tentang Sinode. Badan ini harus diangkat oleh Persidangan Sinode sebagai
penasehat MPH Sinode GPM. Kedudukan Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM setingkat
atau sejajar dengan Majelis Pekerja Harian (MPH)Sinode.
b. Badan ini menjalankan tugasnya secara institusional atau secara kolektif, bukan orang per
orang dari anggota-anggota Majelis ini dalam memberikan pertimbangan atau saran.
c. Pemberian pertimbangan atau saran oleh Majelis Pertimbangan dilakukan baik diminta
maupun tidak diminta. Majelis Pertimbangan MPH Sinode GPM memberikan saran atau
pemikiran berkaitan dengan ajaran, peraturan dan masalah-masalah yang muncul dalam
gereja. Pemberian Pertimbangan dimaksud disampaikan secara tertulis. Dalam hal-hal
tertentu, Majelis Pertimbangan dapat pula menyampaikan pendapatnya melalui Ketua, wakil
Ketua dan atau Sekretaris Umum Majelis Pekerja Harian Sinode.

Usulan supaya Badan diganti dengan Majelis didasarkan pada pertimbangan bahwa:
- memiliki unsur kolektivitas yang lebih kuat dan dinamis
- sharing visi atau penyatuan visi dan aksi
- selalu ada komunikasi interaksi di antara anggota majelis

PP SINODE – Gereja Protestan Maluku (Jemaat Allang Asaude) 7


- Konsistensi penyebutan mulai dari Jemaat - Klasis - dan Sinode

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Huruf a – i: Cukup Jelas
Huruf j: Keputusan Panitia Nominasi adalah final.

Pasal 2 s/d Pasal 3


Cukup Jelas

Pasal 4

Yang dimaksudkan dengan kedudukan pada paragraph satu, pasal 4 ialah Sinode sebagai lembaga
pengambilan keputusan tertinggi.

Pasal 5

Huruf e, Laporan Pelayanan dan Keuangan MPH Sinode tahun terakhir disatukan dengan Laporan
pertanggungjawaban Sinode.

Pasal 6
Ayat (1): Dalam ayat ini ditetapkan masa persidangan sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima)
tahun. Sebelum tahun 1990 dalam Tata Gereja yang lama, penentuan masa-masa sidang
antar waktu Persidangan Sinode 4 (empat) tahun sekali. Penentuan masa sidang antar
waktu Persidangan Sinode 5 (lima) tahun sekali ini dilakukan dengan mempertimbangkan:
(1) masa berlaku PIP dan RIPP GPM untuk kurun waktu 10 (sepuluh) tahun; (2) sebagai
bagian dari Gereja-Gereja di Indonesia (anggota PGI), GPM berusaha menempatkan diri
dalam semangat oikumenis dan mekanisme penjabaran Pokok Tugas Panggilan Bersama
(PTPB) PGI yang ditetapkan dalam Sidang Raya PGI. Dalam rangka itu, maka diharapkan
Sinode GPM akan berlangsung setelah Sidang Raya PGI.
Dengan perubahan masa Sidang 5 (lima) tahun sekali, maka masa jabatan kepemimpinan
badan-badan Gereja di semua aras dan jenjang kepemimpinan menjadi 5 (lima) tahun
(Penatua/Diaken, Komisi-Komisi, dan seterusnya).
Ayat (2): Bulan November, Jika terjadi sesuatu hal maka paling lambat sinode berlangsung dua (2)
bulan setelah bulan yang telah ditentukan. Yang dimaksudkan dengan sesuatu hal adalah
bencana alam, konflik, kondisi dan situasi yang dinilai tidak memungkinkan
diselenggarakannya sidang sinode.
Ayat (3): Persidangan Sinode Luar Biasa dapat dilakukan untuk membahas hal-hal yang
berhubungan dengan Penyimpangan terhadap Ajaran Gereja, Pemahaman Iman, Peraturan
dan Pergantian Antar Waktu (untuk yang berhalangan tetap).

Pasal 7
Ayat (1) & (2): Cukup Jelas
Ayat (3) huruf c: pencantuman unsur laki-laki dan perempuan adalah untuk menegaskan bahwa
laki-laki dan perempuan bersama-sama bertanggungjawab menggumuli dan menentukan
arah pelayanan gereja.
Ayat (4): Cukup Jelas
Pasal 8

Ayat (2), Huruf c: Yang dimaksudkan dengan satu orang peserta biasa sidang MPL adalah seorang
penatua dan atau diaken.
Pasal 9 dan Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11

PP SINODE – Gereja Protestan Maluku (Jemaat Allang Asaude) 8


Majelis Pekerja Lengkap terbatas kewenangannya antara lain, Majelis ini tidak dapat memutuskan
hal-hal yang prinsipal menyangkut eksistensi Gereja Protestan Maluku, seperti: Dasar, Tujuan,
Azas, Pembubaran Gereja Protestan Maluku, dan sebagainya. Di lain pihak, Majelis ini tidak
merupakan pelaksana kewenangan dari seluruh warga Gereja Protestan Maluku. Majelis ini
dirupakan oleh Majelis Pekerja Harian Sinode, bersama para Ketua Klasis dan Seorang
Penatua/Diaken sebagaimana disebutkan dalam Pasal 12 ayat 1 huruf b dan c sebagai perluasan
dari Sistem Presbiterial Sinodal.
Pasal 12 s/d Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Huruf a : Cukup Jelas
Huruf b : Cukup Jelas
Huruf c : Cukup Jelas
Huruf d : Cukup Jelas
Huruf e : Cukup Jelas
Huruf f : MPHS dapat memperpanjang usia pensiun untuk jabatan strategis pegawai organic untuk
jangka waktu tertentu karena kebutuhan gereja.
Huruf g: MPH Sinode menetapkan Ketua dan Sekretaris Klasis, sedangkan anggota MPK lainnya
dipilih dan ditetapkan oleh Persidangan Klasis. Berdasarkan hal itu maka MPH Sinode
mengeluarkan Surat Keputusan. Pelantikan Ketua Majelis Jemaat oleh MPH Sinode
dapat dimandatkan kepada Majelis Pekerja Klasis.
Pasal 19
Ayat (1): Dalam ayat ini ditetapkan keanggotaan MPH Sinode sebanyak 9 (sembilan) orang dgn
perincian :
- seorang Ketua
- 2 orang Wakil Ketua
- seorang Sekretaris Umum
- seorang Wakil Sekretaris Umum
- 4 orang Anggota yang menjalankan tugas secara full timer (penuh waktu). Pengertian full
timer dalam ayat ini tidak dimaksudkan adanya keharusan melepaskan jabatan pengabdian
pada tempat lain, terutama bagi Penatua/Diaken yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.
Pengertian full timer dalam ayat ini diartikan sebagai melaksanakan tugas secara sungguh-
sungguh berdasarkan uraian tugas yang telah disepakati bersama dalam rapat MPH Sinode.
Berdasarkan Uraian tugas, maka seorang anggota MPH Sinode dapat mengalokasikan waktu
bagi pelaksanaan tugasnya secara efektif untuk memenuhi pengabdian dan panggilannya
untuk melayani
Ayat (2): Cukup Jelas
Ayat (3): Didasarkan pada pertimbangan bahwa anggota MPH Sinode yang adalah Penatua dan
atau Diaken bekerja part time bukan full time.
Ayat (4), Kriteria, Prosedur dan Tata Cara Pemilihan MPHS:
- Dibahas dan ditetapkan pada MPL terakhir menjelang SS
- Dibawa ke SS dan ditetapkan untuk menjadi produk SS guna memilih MPHS tanpa
pembahasan.
Pasal 20 s/d Pasal 27
Cukup Jelas

DITETAPKAN DI: AMBON


PADA TANGGAL: 01 FEBRUARI 2016

PERSIDANGAN XXXVII SINODE GEREJA PROTESTAN MALUKU

MAJELIS KETUA SEKRETARIS

1. Pdt. Dr.J.Chr. Ruhulessin, M. Si

PP SINODE – Gereja Protestan Maluku (Jemaat Allang Asaude) 9


2. Pdt. H. Siahaya, S.Si
3. Pdt. G. Akerina, M.Th
4. Pdt. Ny. T. Let-let
5. Pnt. Th. Tiwery Pdt. W. B. Pariama, S.Th

PP SINODE – Gereja Protestan Maluku (Jemaat Allang Asaude) 10

Anda mungkin juga menyukai