Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN 5
PENENTUAN KONSENTRASI GULA DALAM DARAH

Dosen Pengampu:
Mieke Alvionita, S.Pd., M.Si
Prof. Dr. Muntholib, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 3 / OFF J
Fakhzah Aliifatudz Dzakirah (210332626412)
Dwi Novita Alfiana (210332626437)
Citra Pramestiardhiani Pangestuti (210332626452)
Muhammad Arga Iqbal (210332626459)*

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2024
I. TUJUAN
Dapat menentukan kadar glukosa di dalam darah
II. DASAR TEORI
Karbohidrat yang termasuk ke dalam kelompok mudah dicerna dalam tubuh
adalah glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa dan pati. Glukosa merupakan senyawa
penting bagi tubuh yang berfungsi sebagai sumber energi. Glukosa (C 6H12O6) adalah
monosakarida enam karbon (hexona) yang digunakan sebagai energi oleh sel
heterotrofilik (Romadhani, R. P. et al 2017). Glukosa memiliki gugus -CHO yang
merupakan salah satu bagian dari suatu aldehida, dan bentuk yang paling stabil berupa
aldosa. Dalam hal ini, glukosa memiliki gugus pereduksi sehingga dapat bereaksi
dengan gula lain membentuk gula disakarida.
Darah oxalated merupakan darah yang ditambahkan dengan antikoagulan
darah. Antikoagulan darah adalah suatu zat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
pembekuan darah. Contoh antikoagulan darah yang dapat digunakan adalah
Trisodium Sitrat, Double Oxalate, Heparin, EDTA (Ethylendiamine Tetraacetic Acid)
dan Natrium Oxalate (Sutrisna, N. 2017). Umumnya oksalat digunakan untuk
menyediakan plasma dalam pengujian glukosa. Kelebihan oksalat akan menyebabkan
hemolisis dan pelepasan hemoglobin ke dalam plasma. Oksalat yang digunakan bisa
menggunakan Sodium Oksalat ataupun Pottasium Oksalat. Oksalat ini akan
menghilangkan/mengikat ion kalsium (Ca2+) dari plasma darah, sehingga menghambat
pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin
pada pembekuan darah (Nugraha, G. 2022).
Kadar glukosa normal dalam darah adalah 80-100 mg per 100 mL darah (Tim
Dosen KBK Biokimia, 2018). Kadar glukosa yang terlalu tinggi dalam darah
menunjukkan bahwa seseorang menderita diabetes. Sedangkan, apabila kadar
glukosanya terlalu rendah dalam darah menunjukkan bahwa seseorang menderita
hipoglikemia. Hipoglikemia merupakan penyakit dimana kadar glukosa dalam darah
di bawah kadar normal (<70 mg/dl) (Fahmi, dkk., 2020).
Protein dan glukosa merupakan komponen utama yang terlarut dalam plasma
darah. Kedua komponen ini memiliki karakteristik yang sama. Sehingga, untuk
menentukan kadar glukosa dalam darah harus diperoleh filtrat yang bebas protein.
Pada proses pemisahan ini dapat menggunakan metode Somogy-Nelson, dengan
prinsip mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat menggunakan reagen Nelson.
Glukosa mempunyai gugus aldehid bebas yang dalam larutan berupa enediol. Dengan
bantuan ion hidroksida, enediol akan mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+. Tembaga(I)
oksida (Cu2O) akan bereaksi dan mereduksi arsenomolibdat untuk membentuk
senyawa kompleks molibdenum blue berwarna hijau-kebiruan yang dapat diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm. Kadar glukosa dalam darah dapat
diketahui dari jumlah molibdenum blue yang terbentuk (Anggraini & Damayanti,
2019). Konsentrasi glukosa nantinya dapat ditentukan melalui kurva standar glukosa.

III. METODE PENELITIAN


(SESUAI JURNAL YA ;))

IV. ANALISIS PROSEDUR

Diagram Alir Analisis Tahapan


1. Pembuatan filtrat darah bebas protein
0,1 mL darah yang “oxalated” Untuk darah yang ter-”oxaleted dapat
mencegah terjadinya pembekuan
darah akibat berikatannya Ca2+
dengan C2O42-
Untuk mengencerkan/ menurunkan
→ Ditambahkan 1.90 mL H2O
konsentrasi sampel darah dan
melarutkan pengotor yang larut dalam
air
→ Divortex hingga homogen Untuk menghomogenkan larutan
sampel
→ Ditambahkan 1,5 mL Untuk memberikan suasana basa dan
mengendapkan zat besi dalam
Ba(OH)2 0,3 N
hemoglobin

Fe2+(aq) + 2OH-(aq) → Fe(OH)2(s)

Mengisolasi protein dengan cara


mengendapkannya bertujuan untuk
tidak mempengaruhi absorbansi 540
nm dan mudah dalam bereaksi dengan
reagen Nelson
→ Divortex hingga homogen Untuk menghomogenkan larutan
sampel
Untuk mengendapkan kelebihan Ba2+
→ Ditambahkan 1,5 mL ZnSO4
menjadi BaSO4
5,0%
→ Divortex hingga homogen Untuk menghomogenkan larutan
sampel
→ Dibiarkan selama 3 menit Untuk mengoptimalkan pengendapan
protein
→ Disentrifuga selama 20 menit Untuk memisahkan zat berdasarkan
massa jenisnya, massa jenis protein
lebih besar dibandingkan glukosa,
sehingga protein akan mengendap dan
diperoleh filtrat darah bebas protein
Hasil
2. Pembuatan larutan standar glukosa
Larutan glukosa standar
→ Dibuat larutan glukosa Supaya dapat membuat kurva

standar dengan konsentrasi kalibrasi dan memperoleh persamaan


linear antara absorbansi dan
0,02 ; 0,04 ; 0,06 ; 0,08 ; 0,1
konsentrasi
mg/mL
Hasil
3. Pembuatan kurva standar protein dan penentuan kadar glukosa darah
Larutan glukosa standar + sampel
darah
→ Diisi 7 tabung reaksi Untuk dapat membandingkan hasil

dengan perbandingan berbeda absorbansi yang berbeda antara larutan


standar dengan sampel darah
→ Ditambahkan 1,0 mL Untuk mereduksi Cu2+ menjadi Cu+

pereaksi Nelson dan untuk mengubah glukosa menjadi


asam glukonat
→ Divortex hingga homogen Untuk menghomogenkan larutan
sampel
→ Diinkubasi dalam penangas Untuk mempercepat laju reaksi

air mendidih selama 20 menit redoks dan membuktikan adanya gula


pereduksi
→ Dipindahkan tabung ke Untuk menghentikan jalannya reaksi

dalam gelas piala yang berisi redoks dan agar reaksi menjadi stabil

air dingin hingga suhu tabung

mencapai 25℃
→ Ditambahkan 1,00 mL Untuk mereduksi kembali

pereaksi warna arsenomolibdat arsenomolibdat menjadi senyawa


kompleks molibdenum blue berwarna
biru-kehijauan yang akan diukur
absorbansinya
→ Dibaca absorbansi dengan Untuk mengetahui dan menganalisis

spektrofotometer pada panjang hasil absorbansi dari larutan standar


dan sampel darah
gelombang 540 nm
Hasil

V. DATA PENGAMATAN

VI. ANALISIS DATA


Data-data yang didapatkan pada pengukuran absorbansi pada panjang
gelombang 540 nm diperoleh kurva standar sebagai berikut:
Dari kurva standar glukosa diatas didapatkan persamaan garis lurus y= 14,734x +
0,051 dan dapat diperoleh konsentrasi sampel sebagai berikut:
y = 14,734x + 0,051
0,201 = 14,734x + 0,051
14,734x = 0,201 - 0,051
14,734x = 0,15
x = 0,01018 mg/mL

Dari perhitungan konsentrasi diatas didapatkan konsentrasi sampel adalah 0,01018


mg/mL. Kecilnya kadar sampel dapat disebabkan oleh pengenceran sampel sehingga
dapat dihitung konsentrasi awal dapat dihitung:
Msampel X Vsampel = Mawal X Vawal
Msampel X 0,1 mL = 0.01018 mg/mL x 5 mL
Msampel =0,509 mg/mL = 50 mg/dL

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan uji penentuan kadar glukosa darah. Darah yang
digunakan dalam percobaan ini adalah darah ayam. Percobaan penentuan kadar
glukosa darah ini didasarkan pada hasil reduksi ion Cu2+ oleh glukosa dalam suasana
basa dengan reagen arsenomolibdat yang memberikan warna biru. Reaksi ini
dilakukan dalam suasana basa karena reaksi reduksi dapat berjalan dengan baik dalam
suasana basa. Proses yang terjadi pada metode ini yaitu oksidasi glukosa menjadi
asam glukonat dan reduksi ion Cu 2+ menjadi ion Cu+. Selanjutnya diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm dengan menggunakan
spektrofotometer. Pada penentuan kadar glukosa darah ini diawali dengan membuat
filtrat darah bebas protein kemudian penentuan kadar glukosa darah.
Pada penentuan filtrat darah bebas protein, mula-mula dimasukkan 0,1 ml darah
yang telah ditambahkan natrium oksalat kedalam tabung sentrifuge yang telah diisi
dengan 1,9 ml H2O. Penambahan natrium oksalat berfungsi agar darah tidak terjadi
pembekuan. Darah mengandung ion Ca2+ yang dapat membentuk benang-benang
fibrin yang menyebabkan darah membeku jika tidak ditambahkan dengan natrium
oksalat. Penambahan H2O berfungsi untuk melarutkan albumin darah dan untuk
mengencerkan darah. Kemudian ditambahkan 1,5 mL larutan Ba(OH) 2 0,3 N, warna
larutan darah yang semula berwarna merah menjadi berwarna merah kecoklatan.
Ba(OH)2 berfungsi memberi suasana basa dan untuk mengendapkan kelebihan
oksalat, setelah itu ditambahkan dengan ZnSO4 yang berfungsi untuk mendenaturasi
protein. Hasil pengamatan menunjukkan warna larutan menjadi coklat muda. Sesuai
dengan persamaan reaksi berikut :
Ba(OH)2 (aq) + ZnSO4 (aq) → Zn(OH)2 (s) + BaSO4 (s)
Larutan Zn(OH)2 berfungsi bersifat seperti koloid yang menyebabkan protein
dapat terkoagulasi. Kemudian dibiarkan 3 menit agar endapan yang terbentuk
sempurna, kemudian dilanjutkan dengan sentrifugasi larutan selama 20 menit.
Sentrifugasi larutan ini bertujuan untuk memisahkan protein dengan glukosa. Protein
akan terletak pada lapisan bawah karena memiliki massa jenis yang lebih besar
daripada glukosa yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan coklat dan filtrat
menjadi tidak berwarna. Filtrat yang diperoleh dianalisis lebih lanjut dengan standar
glukosa dan larutan blanko.
FIltrat darah bebas protein yang diperoleh dimasukkan dalam tabung reaksi
sebanyak 1 ml. Kemudian ditambahkan pereaksi Nelson. Pereaksi Nelson merupakan
campuran 25 bagian Nelson A dengan 1 bagian Nelson B yang diaduk hingga
homogen. Pereaksi Nelson ini berfungsi sebagai oksidator pada reaksi reduksi ion
kupri oleh gula pereduksi menjadi kuprooksida yang dapat membentuk endapan merah
bata. Setelah itu diinkubasi dalam air mendidih selama 20 menit. Hal ini bertujuan
untuk mempercepat laju reaksi reduksi Cu 2+ menjadi Cu+. Hasil pengamatan
menunjukkan larutan menjadi berwarna hijau. Setelah itu ditambahkan pereaksi warna
arsenomolibdat yang berfungsi untuk melarutkan kuprooksida, dan untuk
mengoksidasi Mo, sehingga dihasilkan warna biru. Penambahan reaksi warna ini pada
prinsipnya agar dapat dibaca absorbansinya dalam spektrofotometer, karena
spektrofotometer ini menggunakan cahaya tampak. Dari hasil pembacaan pada
spektrofotometer, diperoleh absorbansi filtrat bebas protein sebesar 0,201.
Untuk menentukan kadar glukosa dalam darah diperlukan absorbansi kelima
standar glukosa dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 dan larutan blanko.
Penentuan absorbansi standar glukosa dan larutan blanko seperti pada penentuan
absorbansi sentrat darah bebas protein. Langkah-langkah dalam Penentuan absorbansi
kelima standar glukosa, larutan blanko dan sentrat darah bebas protein ini dilakukan
dalam waktu yang bersamaan. Hasil pengamatan diperoleh absorbansi standar glukosa
dan dibuat kurva dengan konsentrasi diperoleh:

y = 14,734x + 0,051
0,201 = 14,734x + 0,051
14,734x = 0,201 - 0,051
14,734x = 0,15
x = 0,01018 mg/mL

Dari perhitungan konsentrasi diatas didapatkan konsentrasi sampel adalah


0,01018 mg/mL. Kecilnya kadar sampel dapat disebabkan oleh pengenceran sampel
sehingga dapat dihitung konsentrasi awal dapat dihitung:
Msampel X Vsampel = Mawal X Vawal
Msampel X 0,1 mL = 0.01018 mg/mL x 5 mL
Msampel = 0,509 mg/mL = 50 mg/dL

Pada kurva diatas diperoleh kurva standar yang kurang baik atau nilai
absorbansinya yang sangat tinggi. Seharusnya data absorbansi gula standar jika
pengencerannya sesuai, didapat absorbansi tidak lebih dari 1. Kesalahan ini mungkin
disebabkan ketika pengenceran gula yang tidak teliti dari praktikan atau faktor yang
lainnya. Dari analisis data pada kurva diatas diperoleh kadar glukosa darah pada
ayam adalah 0,509 mg/mL.

VIII. KESIMPULAN
1. Prinsip pemisahan glukosa dari protein dengan cara penambahan pereaksi
Ba(OH)2 dan ZnSO4 dimana protein akan terdenaturasi dan mengendap
sehingga diperoleh filtrat darah bebas protein.
2. Penentuan kadar glukosa dalam darah dilakukan dengan menggunakan metode
spektrofotometri dengan panjang gelombang 540 nm
3. Kadar sampel filtrat darah bebas protein dihasilkan sebesar 0,509 mg/mL
dengan nilai absorbansi sampel tersebut adalah 0,201.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Anggraini, D.I., Damayanti, D. 2019. STUDI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK
ETANOL KUBIS (Brassica oleracea L.) DAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.)
SECARA IN VITRO. As-Syifaa Jurnal Farmasi, 11(1), 30-37.
Fahmi, N.F., Firdaus, N., Putri, N. 2020. PENGARUH WAKTU PENUNDAAN TERHADAP
KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DENGAN METODE POCT PADA
MAHASISWA. Jurnal Nursing Update, 11(2).
Nugraha, G. 2022. Teknik Pengambilan dan Penanganan Spesimen Darah Vena Manusia Untuk
Penelitian. 2022. Jakarta: LIPI Press.
Romadhoni, R. P., Purbaningtias, T. E., Muhaimin., & Fauzi’ah, L. 2017. Determination Of
Reduction Sugar Form Banana (Musa Acuminat A Balbisiana Colla) With Different
Cooking Process By Uv-Visible Spectrophotometer. Artikel ini disajikan dalam The
2nd International Seminar on Chemical Education. Islamic University Indonesia,
Yogyakarta, 12 September 2017.
Sutrsina, N. 2017. Perbandingan Morfologi Eritrosit Menggunakan Antikoagulan Edta Dan
Filtrat Bawang Putih Sebagai Antikoagulan Alternatif. Skripsi. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Tim Dosen KBK Biokimia. 2018. Petunjuk Praktikum Biokimia Umum. Malang: Universitas
Negeri Malang.

X. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan bagian-bagian darah dan tentukan dimana letak glukosa dalam darah?
Jawab:
Komponen darah manusia terdiri atas plasma darah, sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan trombosit (keping darah/platelet). Plasma darah terdiri dari air, gula,
lemak, protein, dan garam, serta hormon, oksigen, dan zat-zat lain. Sel darah merah atau
eritrosit adalah sel yang paling melimpah dalam darah, yang bertugas untuk mengangkut
oksigen ke paru-paru. Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melawan infeksi.
Trombosit atau keping darah merupakan komponen yang bertugas dalam pembekuan darah.
Glukosa dalam darah berada dalam plasma darah, yang terdiri dari 8 persen dari isi plasma.
Plasma juga menyumbang sekitar 55 persen dari cairan darah pada manusia.

2. Berapa kadar gula normal pada mamalia, unggas, dan hewan pemamah biak?
Jawab:
Kadar glukosa darah normal pada ternak ruminansia sanagtlah bervariasi yaitu antara 40-
60 mg/dL dan 35-55 mg/dL. Kadar gula normal pada mamalia, unggas, dan hewan
pemamah biak berbeda-beda. Kadar gula normal pada manusia adalah antara 70-100
mg/dL. Kadar gula normal pada unggas, seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba, adalah
antara 70-100 mg/dL. Kadar gula normal pada hewan pemamah biak, seperti rusa, kancil,
dan antelop, adalah antara 70-100 mg/dL.

3. Sebutkan minimal 2 penyakit yang dapat dideteksi karena kadar glukosa darah yang
tidak normal?
Jawab:
Diabetes: Kadar glukosa yang terlalu tinggi dalam darah.
Hipoglikemia: Apabila kadar glukosanya terlalu rendah dalam darah. Hipoglikemia
merupakan penyakit dimana kadar glukosa dalam darah di bawah kadar normal (<70
mg/dl).
XI. DOKUMENTASI

Pembuatan filtrat darah bebas protein


Pembuatan larutan standar glukosa

Pembuatan kurva standar protein dan penentuan kadar glukosa darah

Anda mungkin juga menyukai