PERCOBAAN 5
PENENTUAN KONSENTRASI GULA DALAM DARAH
Dosen Pengampu:
Mieke Alvionita, S.Pd., M.Si
Prof. Dr. Muntholib, S.Pd., M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 3 / OFF J
Fakhzah Aliifatudz Dzakirah (210332626412)
Dwi Novita Alfiana (210332626437)
Citra Pramestiardhiani Pangestuti (210332626452)
Muhammad Arga Iqbal (210332626459)*
dalam gelas piala yang berisi redoks dan agar reaksi menjadi stabil
mencapai 25℃
→ Ditambahkan 1,00 mL Untuk mereduksi kembali
V. DATA PENGAMATAN
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan uji penentuan kadar glukosa darah. Darah yang
digunakan dalam percobaan ini adalah darah ayam. Percobaan penentuan kadar
glukosa darah ini didasarkan pada hasil reduksi ion Cu2+ oleh glukosa dalam suasana
basa dengan reagen arsenomolibdat yang memberikan warna biru. Reaksi ini
dilakukan dalam suasana basa karena reaksi reduksi dapat berjalan dengan baik dalam
suasana basa. Proses yang terjadi pada metode ini yaitu oksidasi glukosa menjadi
asam glukonat dan reduksi ion Cu 2+ menjadi ion Cu+. Selanjutnya diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm dengan menggunakan
spektrofotometer. Pada penentuan kadar glukosa darah ini diawali dengan membuat
filtrat darah bebas protein kemudian penentuan kadar glukosa darah.
Pada penentuan filtrat darah bebas protein, mula-mula dimasukkan 0,1 ml darah
yang telah ditambahkan natrium oksalat kedalam tabung sentrifuge yang telah diisi
dengan 1,9 ml H2O. Penambahan natrium oksalat berfungsi agar darah tidak terjadi
pembekuan. Darah mengandung ion Ca2+ yang dapat membentuk benang-benang
fibrin yang menyebabkan darah membeku jika tidak ditambahkan dengan natrium
oksalat. Penambahan H2O berfungsi untuk melarutkan albumin darah dan untuk
mengencerkan darah. Kemudian ditambahkan 1,5 mL larutan Ba(OH) 2 0,3 N, warna
larutan darah yang semula berwarna merah menjadi berwarna merah kecoklatan.
Ba(OH)2 berfungsi memberi suasana basa dan untuk mengendapkan kelebihan
oksalat, setelah itu ditambahkan dengan ZnSO4 yang berfungsi untuk mendenaturasi
protein. Hasil pengamatan menunjukkan warna larutan menjadi coklat muda. Sesuai
dengan persamaan reaksi berikut :
Ba(OH)2 (aq) + ZnSO4 (aq) → Zn(OH)2 (s) + BaSO4 (s)
Larutan Zn(OH)2 berfungsi bersifat seperti koloid yang menyebabkan protein
dapat terkoagulasi. Kemudian dibiarkan 3 menit agar endapan yang terbentuk
sempurna, kemudian dilanjutkan dengan sentrifugasi larutan selama 20 menit.
Sentrifugasi larutan ini bertujuan untuk memisahkan protein dengan glukosa. Protein
akan terletak pada lapisan bawah karena memiliki massa jenis yang lebih besar
daripada glukosa yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan coklat dan filtrat
menjadi tidak berwarna. Filtrat yang diperoleh dianalisis lebih lanjut dengan standar
glukosa dan larutan blanko.
FIltrat darah bebas protein yang diperoleh dimasukkan dalam tabung reaksi
sebanyak 1 ml. Kemudian ditambahkan pereaksi Nelson. Pereaksi Nelson merupakan
campuran 25 bagian Nelson A dengan 1 bagian Nelson B yang diaduk hingga
homogen. Pereaksi Nelson ini berfungsi sebagai oksidator pada reaksi reduksi ion
kupri oleh gula pereduksi menjadi kuprooksida yang dapat membentuk endapan merah
bata. Setelah itu diinkubasi dalam air mendidih selama 20 menit. Hal ini bertujuan
untuk mempercepat laju reaksi reduksi Cu 2+ menjadi Cu+. Hasil pengamatan
menunjukkan larutan menjadi berwarna hijau. Setelah itu ditambahkan pereaksi warna
arsenomolibdat yang berfungsi untuk melarutkan kuprooksida, dan untuk
mengoksidasi Mo, sehingga dihasilkan warna biru. Penambahan reaksi warna ini pada
prinsipnya agar dapat dibaca absorbansinya dalam spektrofotometer, karena
spektrofotometer ini menggunakan cahaya tampak. Dari hasil pembacaan pada
spektrofotometer, diperoleh absorbansi filtrat bebas protein sebesar 0,201.
Untuk menentukan kadar glukosa dalam darah diperlukan absorbansi kelima
standar glukosa dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 dan larutan blanko.
Penentuan absorbansi standar glukosa dan larutan blanko seperti pada penentuan
absorbansi sentrat darah bebas protein. Langkah-langkah dalam Penentuan absorbansi
kelima standar glukosa, larutan blanko dan sentrat darah bebas protein ini dilakukan
dalam waktu yang bersamaan. Hasil pengamatan diperoleh absorbansi standar glukosa
dan dibuat kurva dengan konsentrasi diperoleh:
y = 14,734x + 0,051
0,201 = 14,734x + 0,051
14,734x = 0,201 - 0,051
14,734x = 0,15
x = 0,01018 mg/mL
Pada kurva diatas diperoleh kurva standar yang kurang baik atau nilai
absorbansinya yang sangat tinggi. Seharusnya data absorbansi gula standar jika
pengencerannya sesuai, didapat absorbansi tidak lebih dari 1. Kesalahan ini mungkin
disebabkan ketika pengenceran gula yang tidak teliti dari praktikan atau faktor yang
lainnya. Dari analisis data pada kurva diatas diperoleh kadar glukosa darah pada
ayam adalah 0,509 mg/mL.
VIII. KESIMPULAN
1. Prinsip pemisahan glukosa dari protein dengan cara penambahan pereaksi
Ba(OH)2 dan ZnSO4 dimana protein akan terdenaturasi dan mengendap
sehingga diperoleh filtrat darah bebas protein.
2. Penentuan kadar glukosa dalam darah dilakukan dengan menggunakan metode
spektrofotometri dengan panjang gelombang 540 nm
3. Kadar sampel filtrat darah bebas protein dihasilkan sebesar 0,509 mg/mL
dengan nilai absorbansi sampel tersebut adalah 0,201.
X. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan bagian-bagian darah dan tentukan dimana letak glukosa dalam darah?
Jawab:
Komponen darah manusia terdiri atas plasma darah, sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan trombosit (keping darah/platelet). Plasma darah terdiri dari air, gula,
lemak, protein, dan garam, serta hormon, oksigen, dan zat-zat lain. Sel darah merah atau
eritrosit adalah sel yang paling melimpah dalam darah, yang bertugas untuk mengangkut
oksigen ke paru-paru. Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melawan infeksi.
Trombosit atau keping darah merupakan komponen yang bertugas dalam pembekuan darah.
Glukosa dalam darah berada dalam plasma darah, yang terdiri dari 8 persen dari isi plasma.
Plasma juga menyumbang sekitar 55 persen dari cairan darah pada manusia.
2. Berapa kadar gula normal pada mamalia, unggas, dan hewan pemamah biak?
Jawab:
Kadar glukosa darah normal pada ternak ruminansia sanagtlah bervariasi yaitu antara 40-
60 mg/dL dan 35-55 mg/dL. Kadar gula normal pada mamalia, unggas, dan hewan
pemamah biak berbeda-beda. Kadar gula normal pada manusia adalah antara 70-100
mg/dL. Kadar gula normal pada unggas, seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba, adalah
antara 70-100 mg/dL. Kadar gula normal pada hewan pemamah biak, seperti rusa, kancil,
dan antelop, adalah antara 70-100 mg/dL.
3. Sebutkan minimal 2 penyakit yang dapat dideteksi karena kadar glukosa darah yang
tidak normal?
Jawab:
Diabetes: Kadar glukosa yang terlalu tinggi dalam darah.
Hipoglikemia: Apabila kadar glukosanya terlalu rendah dalam darah. Hipoglikemia
merupakan penyakit dimana kadar glukosa dalam darah di bawah kadar normal (<70
mg/dl).
XI. DOKUMENTASI