Anda di halaman 1dari 15

Pengolahan Sirup Pisang

Fatahillah Pringgo Adji, 20834, STPK

ABSTRAK

Pengolahan buah-buahan menjadi sirup memiliki tujuan dan manfaat untuk memperpanjang umur
simpan dan meningkatkan nilai ekonomi dari harga jual buah-buahan. Selain proses pembuatan sirup
dilakukan juga beberapa analisis guna mengetahui kadar gula reduksi, gula total dan sukrosa. Bahan
yang digunakan adalah 1 Kg pisang ambon yang sudah matang, gula pasir 1 Kg, 2 liter air dan ½
asam sitrat. Metode yang analisis yang digunakan adalah metode Nelson-Somogyi atau
spektrofotometri. Dengan menggunakan cara Spektrofotometri Visible/Cahaya Tampak. Dalam
praktikum ini juga akan dilakukan uji viskositas pada sirup buah dengan menggunakan alat Portable
Viscotester Low Range Type VT-03. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi gula terhadap mutu sirup buah pisang yang dihasilkan. Hasil yang didapatkan adalah
untuk persamaan regresi yang didapat dalam kurva standar glukosa adalah y = 5,8329x + 0,0352 dan
R2= 0,9719. Dimana nilai 0,0352 berperan sebagai interpes dan nilai 5,8329x berperan sebagai slop.
Untuk analisis gula reduksi dan gula total didapatkan nilai rerata secara berturut-turut adalah 29,16%
dan 62,5%. Dan untuk rerata pada viskositas (poise) dan viskositas (cP) secara berturut-turut adalah
0,62 poise dan 62,33 cP
Kata kunci: karbohidrat, gula reduksi, viskositas.

PENDAHULUAN
Tanaman pisang merupakan jenis tanaman dataran rendah yang mudah tumbuh di daerah tropis
seperti Indonesia. Tanaman pisang tumbuh dengan baik pada pH 4,5-7,5 dan hanya dibutuhkan
waktu sekitar 10 hingga 12 bulan untuk berproduksi. Produksi buah pisang rata-rata 63.166 ton per
tahun (Indriani, 2017).

Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi
dibandingkan dengan buah-buahan lain. Menurut (Sunandar, 2017) dalam Jurnal Ilmiah Pengabdian
kepada Masyarakat menyebutkan bahwa pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi,
dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif
sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.

Menurut (Wilar, 2014) buah pisang memiliki banyak manfaat, secara khusus untuk kesehatan dari
makanan berbahan dasar pisang diantaranya mengurangi depresi karena pisang mengandung
tryptophan, sejenis protein yang diatur tubuh menjadi serotonin, diketahui dapat membawa efek relax,
menambah suasana hati pada umumnya menjadi lebih baik.

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama
bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah . Karbohidrat tersusun sebagai polihidroksi
aldehid atau polihidroksi keton. Di alam, karbohidrat merupakan hasil sintesa CO2 dan H2O dengan
pertolongan sinar matahari dan hijau daun. Hasil fotosintesis ini kemudian mengalami polimerisasi
menjadi pati dan senyawa bermolekul besar lain yang menjadi cadangan makanan pada tanaman
(Anggraini, 2017).
Sebagai zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah sebagai penghasil energi dalam proses
metabolisme tubuh. Hasil metabolisme antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan
glikogen merupakan karbohidrat yang disintesis dalam hati. Amilum, selulosa, glikogen, sukrosa dan
glukosa merupakan karbohidrat yang terpenting dalam kehidupan manusia (Makahity, 2019).

Sukrosa adalah disakarida yang apabila dihidrolisis berubah menjadi dua molekul monosakarida
yaitu glukosa dan fruktosa. Sukrosa merupakan senyawa kimia yang termasuk dalam golongan
karbohidrat, memiliki rasa manis, berwarna putih, bersifat anhydrous dan kelarutannya dalam air
mencapai 67,7% pada suhu 20°C. Hidrolisis sukrosa juga dikenal dengan invers sukrosa dan hasilnya
berupa campuran glukosa dan fruktosa disebut “gula invert”(Hutajulu, 2020).

Menurut kementrian kesehatan republik Indonesia metode Nelson-Somogyi didasarkan pada


reaksi reduksi pereaksi tembaga sulfat oleh gula-gula pereduksi. Gula pereduksi mereduksi pereaksi
tembaga (II) basa menjadi tembaga (I) oksida (Cu2O). Cu2O ini bersama dengan arsenomolibdat
membentuk senyawa komplek berwarna. Intensitas warna menunjukkan banyaknya gula pereduksi
dengan pengujian menggunakan λ=520 nm (Dasyanti, 2013).

Menurut (Astuti, 2014) viskositas adalah suatu hambatan yang menahan zat cair, secara
molekuler disebabkan oleh gerakan berpindah dari suatu lapisan ke lapisan lain dalam zat cair dan
resultan dari gerakan tersebut menghasilkan hambatan. Kekentalan dapat diukur secara absolute
atau relative.Unit absolute mempunyai satuan poise, sedangkan yang relative didasarkan atas
besarnya volume yang dapat mengalir pada waktu tertentu dan dalam keadaan yang ditentukan.

Peningkatan viskositas sirup juga berkaitan dengan peningkatan total padatan terlarut dan kadar
sukrosa sirup. Semakin tinggi total padatan terlarut dan kadar sukrosa sirup maka semakin meningkat
viskositas sirup yang dihasilkan. Menurut (Pratama, 2012) bahwa meningkatnya total padatan terlarut
akan mengakibatkan tingginya total gula. Gula (sukrosa) yang terlarut dalam suatu larutan memiliki
jumlah padatan terlarut yang lebih tinggi, semakin tinggi konsentrasi gula yang masuk kedalam bahan
maka jumlah gula yang terukur akan semakin besar.

Cara mengukur besarnya viskositas suatu fluida dapat dilakukan melalui pengaliran fluida didalam
pipa kapiler, tabung logam silindrik (spindel) yang diputar dalam fluida yang bersangkutan, benda
dimasukkan ke dalam cairan yang akan diukur viskositasnya dan seterusnya. Berdasarkan
pernyataan (Dewantoro, 2019) beberapa hal yang ikut mempengaruhi peningkatan viskositas tinggi
antara lain massa gula yang ditambahkan, lama perebusan, serta bahan lain yang secara tidak
langsung ikut meningkatkan viskositas pada sirup ketika bahan tersebut ditambahkan.

BAHAN DAN METODE

Berikut ini adalah alat, bahan dan metode yang digunakan pada praktikum Pengolahan sirup
pisang :

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Pengolahan sirup pisang diantaranya : Spektrofotometer,
tabung reaksi, kuvet, penangas air, oven, pipet, portable viscotester Low Range Type VT-03/04 Rion
Co, Ltd, terdiri dari tabung silindrik logam, penghitung rotasi, pencatat waktu, potensiometer yang
dapat diatur tegangannya, gelas piala, gelas ukur, timbangan dan termometer.

Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Pengolahan sirup pisang diantaranya : Gula standar,
reagen nelson, reagen arsenomolibdat, aquadest, pisang, sirup pisang dan kertas tissue.

Metode
Adapun metode yang digunakan adalah :
1. Penentuan gula reduksi cara spektrofotometri (Metode Nelson-Somogyi)

Buat larutan gula standar (10 mg glukosa anhidrat/100 ml)asetat


glasial.

Dari larutan glukosa standar tersebut dilakukan 6 macam pengenceran


sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi 0, 2, 4, 6, 8
dan 10 mg/100 ml.

Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, masing-masing diisi dengan satu


macam larutan glukosa standar di atas sebanyak 1 ml, dan satu
tabung lagi diisi dengan 1 ml air suling sebagai blanko.

Tambahkan ke dalam masing-masing tabung di atas 1 ml reagensia


Nelson (lihat acara II) dan panaskan semua tabung di atas pada
penangas air mendidih selama 20 menit.

Ambil semua tabung dan segera dinginkan bersama-sama dalam


gelas piala berisi air dingin, hingga suhu tabung mencapai 25 o C.

Setelah dingin tambahkan 1 ml reagensia Arsenomolibdat (lihat acara


II), gojog sampai semua endapan Cu 2 O yang ada larut kembali

Setelah semua endapan Cu 2 O larut sempurna, tambahkan 7 ml air


air suling gojoglah sampai homogen.

Teralah “Optical Density” (OD) masing-masing larutan tersebut pada


panjang gelombang 540 nm.

Buatlah kurva standard yang menunjukkan hubungan antara


konsentrasi glukosa dan OD/serapan/absorbansi.
a. Penentuan Gula Reduksi (kadar gula sebelum inversi)

Timbang bahan padat yang sudah dihaluskan atau bahan cair


sebanyak 2,5-25 g tergantung kadar gula reduksinya, dan pindahkan
ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan 50 ml aquades. Tambahkan
bubur Al(OH)3 (lihat acara II) atau larutan Pb-asetat (lihat acara II).
Penambahan bahan penjernih ini diberikan tetes demi tetes sampai
penetesan dari reagensi tidak menimbulkan pengeruhan lagi.
Kemudian tambahkan aquadest sampai tanda dan disaring.

Filtrat ditampung dalam labu takar 200 ml. Untuk menghilangkan


kelebihan Pb tambahkan Na 2 CO 3 anhidrat atau K atau Na-oksalat
anhidrat atau larutan Na-fosfat 8% secukupnya, kemudian ditambah
aquades sampai tanda, digojog dan disaring. Filtrat bebas Pb bila
ditambah K atau Na-oksalat atau Na-fosfat atau Na 2 CO 3 tetap
jernih.

Filtrat bebas Pb diatas diambil 1 ml dan dimasukkan dalam tabung


reaksi bersih.

Tambahkan 1 ml reagensia Nelson, dan selanjutnya diperlakukan


seperti pada penyiapan kurva standar di atas.

Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan OD larutan contoh


dan kurva standar larutan glukosa.

Hitung kadar gula reduksi. Faktor pengenceran untuk prosedur pada


petunjuk ini adalah 200 kali.
b. Penentuan kadar gula total (kadar gula setelah inversi)

Diambil 50 ml filtrat bebas Pb yang sudah diperlakukan seperti pada


penentuan gula reduksi dari cara no. 2 di atas, dan dimasukkan dalam
erlenmeyer, kemudian ditambahkan 25 ml aquadest dan 10 ml HCl
30%.

Dipanaskan di atas penangas air pada suhu 60-70 o C selama 10


menit kemudian didinginkan cepat-cepat sampai suhu 20 o C.

Dinetralkan dengan NaOH 45%, kemudian diencerkan dalam labu


takar 250 ml.

Diambil 1 ml larutan tersebut dan dimasukkan dalam tabung reaksi


yang bersih, ditambahkan 1 ml reagensia Nelson, selanjutnya
diperlakukan seperti penyiapan kurva standar.

Jumlah gula total dapat ditentukan berdasar OD larutan contoh dan


kurva standar larutan glukosa.

Hitung kadar gula reduksi. Contoh Faktor Pengenceran pada prosedur


di atas adalah 1000 kali (perhitungan faktor pengenceran dimulai dari
preparasi sampel pada penentuan gula reduksi).

Kadar sukrosa = dapat dihitung dengan menghitung selisih antara gula


reduksi sesudah inversi (gula total) dengan gula reduksi sebelum
inversi dikalikan faktor konversi sebesar
2. Metode Pengujian Viskositas Pada Sirup Buah Pisang

Rakit semua bagian viskosimeter pada penyangga, pastikan sesuai


posisi sehingga datar air, lihat tanda pada water pass.0.95

Pasang spindel / rotor pada alat dengan posisi tegak lurus sehingga
tepat pemasangannya (terdapat 3 rotor, pilih sesuai kekentalan bahan
yang diuji).

Bahan ditempatkan pada silinder alat sampai rotor tercelup (biasanya


penuh ± 200 ml).

Tempatkan silinder sampel di bawah rotor dan terendam, kemudian


power di-on-kan. Ditunggu sampai konstan skalanya, kemudian baca
skalanya (pembacaan disesuaikan dengan rotor yang digunakan).

Jika sudah dibaca skalanya kemudian di-off-kan.

Setiap akan menguji sampel lain, rotor dibersihkan menggunakan


kertas tissue.

Ulangi pengujian tersebut minimal 3 kali..

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pembacaan pada spektrofotometer menunjukkan hasil berdasarkan Tabel 1. Dimana
berdasarkan data di tabel maka terbentuklah Kurva Standar Glukosa yang ada pada Grafik 1. Grafik
Persamaan Regresi.

Tabel 1. Konsentrasi glukosa dan nilai absorbansi larutan induk

No. Konsentrasi (mg/mL) (X) Absorbansi (Y)

1 0 0

2 0.02 0.2006

3 0.04 0.2618

4 0.06 0.4096

5 0.08 0.4535
6 0.1 0.6353

Berdasarkan grafik regresi yang didapatkan, menunjukkan bahwa persamaan regresinya adalah y
= 5,8329x + 0,0352 dan R2= 0,9719. Dimana nilai 0,0352 berperan sebagai interpes dan nilai 5,8329x
berperan sebagai slop. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
glukosa standar, maka semakin tinggi pula nilai absorbansi yang didapat.

Analisa gula dengan menggunakan metode Nelson-Somogyi tertera pada tabel 2 dan tabel 3.
Data yang didapat adalah nilai Y sebagai absorbansi dan dilakukan perhitungan menggunakan
persamaan regresi untuk mendapatkan nilai X sebagai konsentrasi. Untuk nilai yang didapatkan pada
kadar gula reduksi dan kadar gula total dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus kadar
gula reduksi dan kadar gula total. Pada analisis gula reduksi pengujian pada pengulangan 1 & 3
didapatkan konsentrasi yang sama yaitu 0,05 dan kadar gula reduksinya pun otomatis memiliki nilai
yang sama yaitu 31,25%. Sedangkan, pada analisis gula total pada setiap pengulangan didapatkan
konsentrasi dan kadar gula total yang sama, yaitu secara berturut-turut 0,05 dan 62,5%.

Tabel 2. Nilai absorbansi gula reduksi pada sampel sirup pisang

Ulangan Absorbansi (Y) Konsentrasi (X) Kadar gula reduksi


(%)

1 0.3329 0,05 31,25

2 0.3056 0,04 25

3 0.3805 0,05 31,25

Rerata 29,16%

Tabel 3. Nilai absorbansi gula total pada sampel sirup pisang

Ulangan Absorbansi (Y) Konsentrasi (X) Kadar gula total (%)

1 0.3432 0,05 62,5

2 0.3298 0,05 62,5

3 0.3603 0,05 62,5

Rerata 62,5%

Berdasarkan analisis gula reduksi dan gula total didapatkan nilai rerata secara berturut-turut
adalah 29,16% dan 62,5%. Untuk kadar sukrosa dapat dihitung dengan menghitung selisih antara
gula reduksi sesudah inversi (gula total) dengan gula reduksi sebelum inversi dikalikan faktor konversi
sebesar 0.95. Nilai 0,95 digunakan sebagai faktor konversi karena yang kita cari adalah kadar
sukrosanya. Sukrosa terdiri dari glukosa dan fruktosa, sehingga ketika mengukur kadar gula total
semua akan direduksi menjadi glukosa. Oleh karena itu dilakukan perbandingan berat molekul total
dengan berat molekul sukrosa. Berat molekul glukosa dan fruktosa adalah 180 dan berat molekul
sukrosa adalah 342, sehingga didapatkan berat molekul total sebesar 360. Lalu dilakukan
perbandingan berat molekul sukrosa/berat molekul total (342/360) sama dengan 0,95. Karena
penghitungan tersebut digunakan faktor konversinya 0,95. Maka didapatkan kadar sukrosa dari sirup
pisang yang dibuat sebesar 31,67%.

Berdasarkan SNI 01-3544-1994, sirup adalah produk dengan kadar gula yang tinggi yaitu antara
55%-65%. Adapun syarat utama pada komposisi sirup glukosa menurut SNI 01- 2978-1992 yaitu
untuk kadar air maksimal sebesar 20%, kadar abu maksimal sebesar 1% dan kadar gula pereduksi
minimal sebesar 30%. Berdasarkan kedua SNI tersebut dapat dikatakan bahwa rerata kadar gula
reduksi dan gula total pada sirup buah pisang yang kita buat sudah sesuai dengan SNI yang berlaku.
Tabel 4. Hasil pengujian viskositas pada sampel sirup pisang

Ulangan Viskositas (mPa.S) Viskositas (Poise) Viskositas (cP)

1 62 0,62 62

2 65 0,65 65

3 60 0,60 60

Rerata 62,33 0,62 62,33

Tabel 4 menunjukkan bahwa rerata pada viskositas (poise) dan viskositas (cP) secara berturut-
turut adalah 0,62 poise dan 62,33 cP. Kemudian untuk viskositas (mPa.S) didapatkan rerata sebesar
62,33 mPa.

KESIMPULAN
Pada praktikum kali mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan sirup pisang dan
mengetahui pengaruh konsentrasi gula terhadap mutu sirup buah pisang yang dihasilkan. sirup
adalah produk dengan kadar gula yang tinggi yaitu antara 55%-65%. Syarat utama pada komposisi
sirup glukosa adalah untuk kadar air maksimal sebesar 20%, kadar abu maksimal sebesar 1% dan
kadar gula pereduksi minimal sebesar 30%. Persamaan regresi yang didapat dalam kurva standar
glukosa adalah y = 5,8329x + 0,0352 dan R2= 0,9719. Dimana nilai 0,0352 berperan sebagai interpes
dan nilai 5,8329x berperan sebagai slop. Untuk analisis gula reduksi dan gula total didapatkan nilai
rerata secara berturut-turut adalah 29,16% dan 62,5%. Dan untuk rerata pada viskositas (poise) dan
viskositas (cP) secara berturut-turut adalah 0,62 poise dan 62,33 cP.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, S., & Patadjai, A. B. Studi Penambahan Tepung Sagu Termodifikasi Terhadap Kualitas
Sensorik Dan Fisikokimia Otak-Otak Cumi. Jurnal Sains Dan Teknologi Pangan, 2(3).
Astuti, I. M., & Rustanti, N. (2014). Kadar Protein, Gula Total, Total Padatan, Viskositas Dan Nilai Ph
Es Krim Yang Disubstitusi Inulin Umbi Gembili (Dioscorea Esculenta). Journal of Nutrition
College, 3(3), 331-336
Dasyanti, N. L. M. (2013). Metode Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Karbohidrat. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, Politeknik Kesehatan Denpasar: Denpasar, 22
Dewantoro, A. A., Kurniasih, R. A., & Suharto, S. (2019). Aplikasi Gelatin Sisik Ikan Nila (Oreochromis
Niloticus) Sebagai Pengental Sirup Nanas. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan, 1(1), 37-46.
Hutajulu, M. F. (2020). Pengaruh Perbandingan Sukrosa dan Sirup Glukosa Serta Konsentrasi Sari
Buah Senduduk Bulu (Clidemia hirta L.) Terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Hard
Candy.
Indriani, E. (2017). Pembuatan Sirup Glukosa dari Pati Kulit Pisang Raja dengan Menggunakan Enzim
Amilase yang Diisolasi dari Akar Rimpang Serai (Cymbopogon Citratus).
Makahity, A. M., Dulanlebit, Y. H., & Nazudin, N. (2019). Analisis Kadar Karbohidrat, Vitamin C, Β-
Karoten Dan Besi (Fe) Pada Buah Kersen (Muntingia Calabura L) Secara Spektrofotometri
UV-VIS. Molluca Journal of Chemistry Education (MJoCE), 9(1), 1-8.
Pratama, S. B., Wijana, S., & Mulyadi, A. F. (2012). Studi pembuatan sirup tamarillo (Kajian
perbandingan buah dan konsentrasi gula). Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen
Agroindustri, 1(3), 181-194.
Sunandar, A., Sumarsono, R. B., Benty, D. D. N., & Nurjanah, N. (2017). Aneka Olahan Pisang
Sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Jual Pisang Dan Pendapatan Masyarakat. Abdimas
Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 1(1).
Wilar, G., Indriyati, W., & Subarnas, A. (2014). Pemanfaatan dan pengolahan limbah kulit pisang
menjadi permen kulit Pisang yang berkhasiat antidepresi dalam upaya pemberdayaan
kesehatan dan perekonomian masyarakat desa di Kecamatan Karang Tengah Kabupaten
Cianjur. Dharmakarya, 3(1).

LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan Nilai Absorbansi Gula Reduksi pada Sampel Sirup Pisang

Konsentrasi (X)
1 . Y = 5,8329 × + 0,0352
0,3329 = 5,8329 x + 0,0352
5,8329 X = 0,3329 – 0,0352
5,8329 X = 0,2977
0,2977
X= = 0,05
5,8329
2. Y = 5,8329 × + 0,0352
0,3056 = 5,8329 x + 0,0352
5,8329 X = 0,3056 – 0,0352
5,8329 X = 0,2704
0,2704
X= = 0,04
5,8329
3. Y = 5,8329 × + 0,0352
0,3805 = 5,8329 x + 0,0352
5,8329 X = 0,3805 – 0,0352
5,8329 X = 0,3453
0,3453
X= = 0,05
5,8329

Kadar Gula reduksi (%)


faktor Pengenceran
Konsentrasi (x) × × 100 %
Berat Bahan(Mg)
12500
1. 0,05 × × 100 % = 31,25 %
2000 Mg
12500
2. 0,04 × × 100 % = 25 %
2000 Mg
12500
3. 0,05 × × 100 % = 31,25 %
2000 Mg
Rerata
31,25 %+25 % +31,25 %
=
3
= 29,16 %
Perhitungan Nilai Absorbansi Gula Total pada Sampel Sirup Pisang
Konsentrasi (X)
1 . Y = 5,8329 × + 0,0352
0,3432= 5,8329 x + 0,0352
5,8329 X = 0,3432 – 0,0352
5,8329 X = 0,308
0,308
X= = 0,05
5,8329
2. Y = 5,8329 × + 0,0352
0,3298 = 5,8329 x + 0,0352
5,8329 X = 0,3298 – 0,0352
5,8329 X = 0,2946
0,2946
X= = 0,05
5,8329

3. Y = 5,8329 × + 0,0352
0,3603 = 5,8329 x + 0,0352
5,8329 X = 0,3603 – 0,0352
5,8329 X = 0,3251
0,3251
X= = 0,05
5,8329

Kadar Gula Total (%)


F . aktor Pengenceran
Konsentrasi (x) × × 100 %
Berat Bahan( Mg)
25000
1. 0,05 × × 100 % = 62,5 %
2000 Mg
25000
2. 0,05 × × 100 % = 62,5 %
2000 Mg
25000
3. 0,05 × × 100 % = 62,5 %
2000 Mg
Rerata
62,5 %+62,5 % +62,5 %
=
3
= 62,5 %

Kadar Sukrosa
Kadar sukrosa = (Rerata nilai gula total % – Rerata nilai gula reduksi %) x faktor koreksi
= (62,5 % - 29,16%) x 0,95
= 33,34 x 0,95
= 31,67%
Perhitungan uji viskositas
1 mPa.S = 0,01 pouise
1 mPa.S = 1 cP
Viskositas (Poise)
a. 62 mPa.S x 0,01 Pouise = 0,62 pouise
b. 65 mPa.S x 0,01 Pouise = 0,65 pouise
c. 60 mPa.S x 0,01 Pouise = 0,60 pouise
Viskositas (cP)
a. 62 mPa.S x 1 cP = 62 cP
b. 65 mPa.S x 1 cP = 65 cP
c. 60 mPa.S x 1 cP = 60 cP
LAMPIRAN PERCOBAAN
LAMPIRAN JURNAL

Anda mungkin juga menyukai