Anda di halaman 1dari 7

Prediksi Awal Bulan

Ramadhan 1445 H
admin February 22, 2024 8 min read

Ahad, tanggal 10 Maret 2024 bertepatan tanggal 29 Syaban 1445 H yang ditetapkan berdasarkan hasil
rukyat pada bulan sebelumnya. Laporan rukyatul hilal dari seluruh kawasan Indonesia sangat penting
karena akan menjadi dasar menetapkan kapan jatuhnya awal bulan dalam kalender ibadah kita.
Kecuali berkaitan dengan penetapan hari raya juga sangat terkait kapan penetapan ibadah sunah
lainnya yang mengikuti tanggal seperti puasa yaumil bit dan pelaksanaan rukyat bulan berikutnya.
Demikian halnya dengan penetapan awal bulan Ramadhan 1445 H tahun ini rukyatul hilal akan
diselenggarakan secara serentak di berbagai tempat di Indonesia oleh pemerintah melalui Kemanterian
Agama dan ormas-ormas terutama Nahdlatul Ulama yang menggunakan rukyat sebagai dasar
penetapan awal bulannya.

Data hilal menunjukkan ijtimak atau konjungsi akhir Syaban 1445 H terjadi pada Ahad, 10 Maret
2024 pukul 16.02 WIB. Peta visibilitas hilal secara global pada hari ijtimak dan sehari pasca ijtimak
ditunjukkan pada diagram sebagai berikut :
Ijtimak / Konjungsi / New Moon
Ahad, 10 Maret 2024 @ 16:02 WIB @ 17:02 WITA @ 18:02 WIT atau
Ahad, 10 Maret 2024 @ 09:02 UT

Visibilitas Hilal pada hari pelaksanaan rukyat di Indonesia saat Matahari terbenam di seluruh dunia
yang ditunjukkan pada gambar peta visibilitas di atas yang mengacu pada Kriteria Visibilitas Hilal
Odeh (2005) berdasarkan software Accurate Times baik pada hari saat konjungsi maupun sebelumnya.
KETERANGAN KRITERIA ODEH (2005)

 E adalah wilayah mustahil dapat melihat hilal, sebab Bulan terbenam lebih dulu dari Matahari.
 D adalah wilayah hilal tidak mungkin dapat dilihat walaupun menggunakan alat bantu optik,
hilal masih dibawah limit Danjon.
 C adalah wilayah hilal mungkin dapat dilihat menggunakan teropong walau sangat sulit
sekalipun kondisi cerah dan diperlukan kecermatan dalam pengamatan.
 B adalah wilayah hilal mungkin dapat dilihat dengan mata telanjang pada kondisi langit yang
sangat cerah dan dan diperlukan kecermatan dalam pengamatan.
 A adalah wilayah hilal mudah dilihat menggunakan mata telanjang pada kondisi cerah.

Prediksi Awal Ramadhan 1445 H di Indonesia

Diagram posisi hilal pada hari ijtimak dan sehari pasca ijtimak.

1. Pedoman Almanak Taqwin Standard Indonesia dan Sidang Isbat


Tepat tanggal 22 Februari 2022 Pemerintah melalui Pertemuan
Tim Unifikasi Kalender Hijriyah di Hotel Sahid Serpong
memutuskan kriteria awal bulan yang dikenal sebagai Kriteria
Rekomendasi Jakarta 2017 AKA “MABIMS-364” akhirnya
resmi diberlakukan di Indonesia menggantikan kriteria
sebelumnya yang dikenal sebagai Kriteria Imkan Rukyat
“MABIMS238” menyusul negara Malaysia yang telah lebih
awal meresmikan disusul Singapura dan Brunei. Kriteria baru
MABIMS ini merupakan adopsi dari Kriteria Rekomendasi
Jakarta 2017 yang sudah disahkan secara resmi menjadi kriteria
baru MABIMS yang menyakatan “Awal bulan baru dimulai
jika tinggi Hilal minimal 3° dan elongasi minimal 6,4°“. Garis-garis Panduan Kriteria memang
belum disusun, namun mengacu pada garis panduan MABIMS terdahulu kriteria baru ini lebih hanya
mengganti angka tinggi 2 menjadi 3 dan elongasi dari 4 menjadi 6,4 serta menghilangkan umur Bulan.
Sehingga aturannya tentua tidak jauh berbeda. Ada satu hal yang mungkin harus disepakati lagi yaitu
markas perhitungan harus 1 titik sehingga tidak muncul dualisme kesimpulan awal bulan karena
mengacu pada markas masing-masing.

Setiap tahun pemerintah melalui Kementerian Agama dan Tim Hisab Rukyat aka. Badan Hisab
Rukyat (BHR) menyusun taqwim standard penetapan awal bulan Hijriyah melalui rangkaian kegiatan
Musyawarah Kerja (Muker) Hisab Rukyat. Kegiatan yang digelar setahun sekali tersebut
menghadirkan pakar-pakar falak ahli hisab rukyat seluruh Indonesia untuk bersama-sama menyusun
Taqwim Hijriyah nasional. inilah yang nantinya akan menjadi acuan pengaturan hari-hari libur
keagamaan dan hari besar keagamaan yang sering disebut sebagai “tanggal merah”. Taqwin hasil
muker inilah juga yang menjadi acuan kapan awal bulan dimulai dan kapan kegiatan rukyat dilakukan.

Berdasarkan data astronomis awal Ramadhan 1445 H ketinggian dan elongasi hilal di seluruh kawasan
Indonesia masih belum memenuhi syarat kriteria awal bulan. Juga menurut kurva visibilitas
berdasarkan Kriteria Odeh (2005) kondisi tersebut jelas mustahil hilal bisa dirukyat pada hari ijtimak
sekalipun menggunakan alat bantu bantu optik. Mengacu pada Kriteria MABIMS-364 sebagai
standard kriteria yang baru maka dengan melihat posisi hilal di kawasan Indonesia paling Barat yaitu
kota Sabang syarat dan kondisi kriteria belum terpenuhi maka Taqwin Standard Indonesia dan Sidang
ISbat menetapkan awal Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

2. Pedoman Rukyatul Hilal Nahdlatul Ulama


Penetapan awal bulan menggunakan rukyatul hilal
banyak digunakan oleh sebagaian masyarakat
Indonesia, salah satunya adalah ormas Nahdlatul
Ulama (NU). Dalam setiap penetapan awal bulan
komariyah NU selalu menggunakan prinsip
“Rukyatul Hilal” dengan berpandu pada “hisab
imkanur-rukyat”. Artinya kesaksian rukyat bisa saja
ditolak ketika secara hisab hilal dianggap belum
mungkin untuk dirukyat (belum imkan). Sehingga
secara teknis ada 2 metode dalam penetapan awal
bulan di NU yaitu “rukyat” dan “istikmal” sementara
kedudukan hisab hanyalah sebagai alat bantu.

Sejak tahun 1992 bersamaan ditetapkannya kriteria MABIMS-234, NU menyepakati menggunakan


kriteria imkanur-rukyat (IRNU) tersebut sebagai pedoman hisab taqwimnya. Menurut NU awal bulan
dimulai ketika ada kesaksian rukyat hilal yang memenuhi syarat. Syarat tersebut adalah perukyat
dianggap ‘adil’ dan posisi hilal sudah memenuhi syarat imkanurrukyat. Awalnya hanya kriteria
ketinggian minimal 2° sebagai syarat kesaksian rukyat bisa diterima tanpa elongasi maupun umur hilal.
Namun terhitung mulai Ramadhan 1443 H, NU mengganti kriteria tersebut menyesuaikan kriteria baru
MABIMS yaitu ketinggian minimal 3° dan elongasi minimal 6,4° dengan menambah catatan yaitu
tinggi hilal adalah toposentris sedangkan elongasinya adalah geosentris. Untuk rukyat kali ini posisi
hilal tidak memenuhi syarat untuk bisa dirukyat sehingga NU akan menetapkan ikhbar awal
Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 berdasarkan istikmal.
2. Pedoman Hisab Muhammadiyah dan Persis
Penggunaan hisab sebagai dasar penetapan awal
bulan di Indonesia diadopsi oleh Muhammadiyah
dan Persis. Muhammadiyah mendasarkan penetapan
awal bulan dengan prinsip “Hisab Wujudul Hilal”
yang menyatakan bahwa “awal bulan dimulai jika
sudah terjadi ijtimak dan Bulan terbenam setelah
Matahari“. Pada hari ke-29 akhir bulan tersebut di
Yogyakarta posisi hilal untuk kota Yogyakarta
sudah di atas ufuk sehingga dianggap “sudah wujud”.
Dengan pedoman ini Muhammadiyah menetapkan
awal Ramadhan 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret
2024.

Sementara Almanak Persatuan Islam (Persis)


berdasarkan kriteria yang mengadopsi Kriteria LAPAN (2010) (beda tinggi Bulan-Matahari > 4° dan
elongasi > 6,4°) dengan beberapa penyesuaian parameter sehingga tampil sama dengan Kriteria baru
MABIMS. Kriteria Hisab Persis menyatakan bahwa “awal bulan dimulai jika saat Matahari terbenam
tinggi Bulan > 3° dan elongasinya > 6,4°“. Berdasar hisab di titik Barat kawasan Asia Tenggara,
syarat tinggi dan elongasi belum terpenuhi sehingga Almanak dan Surat Edaran Persis menetapkan
awal Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2023.

4. Kriteria Lain-lain
Kecuali kriteria-kriteria tersebut, di Indonesia juga berkembang beberapa kriteria yang digunakan oleh
tarekat dan kelompok-kelompok kecil umat Islam dalam menentukan kapan jatuhnya awal bulan
Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah. Kebanyakan diantaranya merupakan “kriteria warisan” yang
menjadi pegangan atau kebiasaan yang didapatkan secara turun-temurun dari guru atau leluhurnya
dalam menentukan jatuhnya awal bulan tersebut. Cara-cara tersebut kadang dianggap tidak lazim
namun ternyata masih banyak yang mengamalkannya hingga sekarang diantaranya :

 Pengamal Rukyat Hilal Hakiki melakukan rukyat hilal berdasarkan penglihatan mata langsung
sehingga kemungkinan bisa mundur sehari dari penetapan pemerintah.
 Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Mangkunegaran dan Pakualaman menggunakan
Kalender Jawa Aboge/Asopon yang dibuat oleh Sultan Agung berdasarkan hisab urfi sehingga
menurut kalender tersebut awal Ramadhan 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
 Tarekat Naqsabandiyah Padang menggunakan hitungan berdasarkan tabel yang disusun oleh
gurunya terdahulu dahulu.
 Tarekat An-Nadzir di Gowa, Sulawesi menggunakan pengamatan terhadap pasang-surut air
laut.
 Beberapa kelompok tarekat lain mendasarkan penetapan awal bulan menurut kebijakan
pemimpinnya baik yang konon berdasarkan
‘wangsit’ maupun mimpi.

5. Menurut Kriteria Kalender Hijriyah Global versi


Unifikasi
Pada tahun 2016 diadakan Kongres Taqwin Hijriyah
di Istambul Turki yang membahas mengenai kriteria
kalender dan menyepakati digunakannya kriteria
kalender Unifikasi yaitu konsep “satu hari satu
tanggal“. Adapun kaidah kalender yang disahkan
dalam muktamar internasional Turki ini adalah bahwa “Seluruh dunia dinyatakan memulai bulan baru
secara serentak, apabila terjadi imkanur rukyat di belahan Bumi maupun di muka Bumi sebelum
tengah malam 00:00 GMT (07:00 WIB) dengan ketentuan :

1. Sudut elongasi Bulan-Matahari pasca ghurub minimal 8°


2. Tinggi Bulan di atas horizon saat gurub minimal 5° .

Selanjutnya terdapat pengecualian, yaitu apabila imkanur rukyat pertama di muka bumi terjadi setelah
lewat jam 12:00 malam 00:00 GMT (07:00 WIB) maka awal bulan dimulai apabila terpenuhi dua
syarat berikut :

 Imkanur rukyat memenuhi 5-8 (ketinggian hilal 5° dan elongasi 8° ) dan telah terjadi konjungsi
sebelum fajar di New Zealand yaitu kawasan paling Timur di muka Bumi.
 Imkanur rukyat harus terjadi di daratan Amerika, bukan di wilayah lautan.

Pada hari terjadinya ijtimak karena elongasi dan tinggi hilal telah memenuhi syarat ketentuan tersebut
maka menurut Kalender Hijriyah Unifikasi awal bulan jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.

6. Kriteria Rukyat Hilal Arab Saudi


Arab Saudi memiliki kalender resmi yang dinamakan kalender Ummul Qura untuk kepentingan
administratif. Kriteria yang digunakan adalah “Telah terjadi ijtimak dan Bulan terbenam setelah
Matahari terbenam di Makkah” maka sore itu dinyatakan sebagai awal bulan baru. Sementara untuk
keperluan ibadah khususnya penetapan awal dan akhir Ramadhan serta awal Zulhijjah Saudi tetap
berdasarkan rukyatul hilal. Penetapan awal bulan di Saudi juga banyak diikuti oleh negara lain
termasuk sebagian warna negara Indonesia. Sayangnya penetapan awal bulan di Saudi sering hanya
berdasarkan klaim rukyat yang tidak dapat diterima secara sains hanya mendasarkan pada kecocokan
dengan kalender semata. Berdasarkan posisi hilal pada akhir bulan ini di Saudi kriteria kalender
Ummul Qura terpenuhi sehingga awal Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024.

7. Kriteria Awal Bulan Negara-negara Lain


Menurut catatan Moonsighting Committee Worldwide (MCW) ternyata penetapan awal bulan
berbeda-beda di tiap-tiap negara. Ada yang masih teguh mempertahankan rukyatul hilal ada pula yang
mulai beralih menggunakan hisab atau perhitungan. Berikut ini beberapa gambaran penetapan awal
bulan Hijriyah yang resmi digunakan di beberapa negara :

1. Rukyatul Hilal berdasarkan kesaksian serta dilakukan pengkajian ulang terhadap hasil rukyat
secara ilmiah antara lain dilakukan oleh negara-negara : Banglades, India, Pakistan, Oman,
Maroko, Trinidad dan Brunei Darussalam.
2. Rukyatul Hilal berdasarkan kesaksian tanpa verifikasi hasil rukyat secara ilmiah antara lain
dilakukan oleh negara Saudi dan Indonesia.
3. Mengikuti Saudi Arabia misalnya negara : Qatar, Kuwait, Emirat Arab, Bahrain, Yaman dan Turki,
Iraq, Yordania, Palestina, Libanon dan Sudan.
4. Hisab dengan kriteria bulan terbenam setelah Matahari dengan diawali ijtimak terlebih dahulu
(moonset after sunset). Kriteria ini digunakan oleh Saudi Arabia pada kalender Ummul Qura
namun khusus untuk Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah menggunakan pedoman rukyat.
5. Hisab bulan terbenam minimal 5 menit setelah matahari terbenam dan terjadi setelah ijtimak
digunakan oleh negara Mesir.
6. Menunggu berita dari negeri tetangga : diadopsi oleh Selandia Baru mengikuti Australia dan
Suriname mengikuti negara Guyana.
7. Mengikuti negara Muslim yang pertama kali berhasil rukyat : Kepulauan Karibia
8. Hisab dengan tinggi bulan, elongasi, umur bulan atau selisih waktu terbenamnya bulan dan
matahari : diadopsi oleh Algeria, Turki, Tunisia, Malaysia dan Singapura.
9. Ijtimak Qablal Fajr atau terjadinya ijtimak sebelum fajar diadopsi oleh negara Libya.
10. Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam di Makkah dan bulan terbenam sesudah matahari
terbenam di Makkah : diadopsi oleh komunitas muslim di Amerika Utara dan Eropa (ISNA)
11. Nigeria dan beberapa negara lain tidak tetap menggunakan satu kriteria dan berganti dari tahun ke
tahun
12. Menggunakan Rukyat Mata Telanjang : Namibia, Angola, Zimbabwe, Zambia, Mozambique,
Botswana, Swaziland dan Lesotho.
13. Jamaah Ahmadiyah, Bohra, Ismailiyah, serta beberapa jamaah (tarekat) lainnya masih
menggunakan hisab urfi yang sangat sederhana.

KESIMPULAN
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa penetapan awal bulan Ramadhan 1445 H di
Indonesia berpotensi terjadi perbedaan sebegai berikut :

1. Muhammadiyah : awal Ramadhan 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.


2. Kalender Islam Global : awal Ramadhan jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
3. Kalender Islam Jawa : awal Ramadhan jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
4. Sidang Isbat Pemerintah, termasuk NU dan Persis : awal Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa, 12
Maret 2024.
5. Arab Saudi : awal Ramadhan jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
6. Negara-negara MABIMS : awal Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Perbedaan penetapan awal mulainya puasa Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha adalah suatu
keniscayaan yang tidak dapat dipungkiri, oleh sebab itu jangan jadikan perbedaan menjadi pemecah
belah umat, bersikaplan saling toleransi demi terjalinnya ukhuwah Islamiyah.

Yogyakarta, Maret 2024

Mutoha Arkanuddin
Penggiat Ilmu Falak dan Astronomi
Ketua Lembaga Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)
Anggota Tim Badan Hisab Rukyat (BHR) Kemenag RI

Anda mungkin juga menyukai