Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : FERENGKI WAHYUDI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042847986

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4476 / AUDIT SDM

Kode/Nama UPBJJ : 18 / PALEMBANG

Masa Ujian : 2023.1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban :
1. Untuk menghitung take home pay (penghasilan bersih) yang diterima Uti pada akhir bulan
Juni 2020, kita perlu mengurangi potongan-potongan dari gaji pokok dan menambahkan
bonus yang diberikan oleh perusahaan. Berikut adalah perhitungannya:
- Gaji Pokok: Rp 10.000.000
- Potongan Koperasi: Rp 70.000
- Potongan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan: Rp 100.000
- Potongan PPh 21%: Rp 170.000
- Total Potongan: Rp 70.000 + Rp 100.000 + Rp 170.000 = Rp 340.000
- Take Home Pay sebelum bonus: Rp 10.000.000 - Rp 340.000 = Rp 9.660.000
Bonus loyalitas: Jumlah bonus yang diberikan tidak disebutkan dalam pertanyaan. Silakan
menyediakan informasi mengenai jumlah bonus yang diberikan agar perhitungan take home
pay dapat dilakukan dengan akurat.
Jika Anda memberikan informasi jumlah bonus, saya dapat membantu Anda menghitung
take home pay Uti pada akhir bulan Juni 2020.

2. Departemen/unit kerja SDM (Sumber Daya Manusia) adalah bagian dalam suatu organisasi
yang bertanggung jawab dalam mengelola aspek-aspek yang terkait dengan karyawan atau
sumber daya manusia. Departemen SDM memiliki peran penting dalam menjaga hubungan
kerja yang harmonis antara organisasi dan karyawan, serta mengoptimalkan potensi
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa departemen/unit kerja SDM yang
umum ditemui di berbagai organisasi antara lain:
 Rekrutmen dan Seleksi: Departemen ini bertanggung jawab dalam menarik calon
karyawan potensial, melakukan proses seleksi yang efektif untuk memilih karyawan
yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai organisasi. Mereka memastikan bahwa
perusahaan memiliki tenaga kerja yang berkualitas dan kompeten.
 Pengembangan Karyawan: Departemen ini fokus pada pengembangan keterampilan
dan pengetahuan karyawan agar mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Mereka menyusun program pelatihan, pengembangan karir, dan mengelola proses
pembelajaran organisasi.
 Penggajian dan Manfaat Karyawan: Departemen ini bertanggung jawab untuk
mengelola sistem penggajian karyawan, termasuk perhitungan gaji, manfaat karyawan,
dan administrasi terkait. Mereka juga dapat menangani kebijakan kompensasi dan
tunjangan karyawan.
 Manajemen Kinerja: Departemen ini berfokus pada penilaian kinerja karyawan dan
pengelolaan proses evaluasi kinerja. Mereka membantu dalam mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan karyawan serta memberikan umpan balik yang konstruktif
untuk meningkatkan kinerja individu dan organisasi secara keseluruhan.
 Hubungan Industri dan Ketenagakerjaan: Departemen ini mengelola hubungan antara
organisasi dengan serikat pekerja atau asosiasi profesi. Mereka memastikan pemenuhan
hak-hak karyawan, memfasilitasi negosiasi perjanjian kerja, dan menangani isu-isu
ketenagakerjaan.

Penilaian perspektif dari efektivitas organisasi dapat mencakup beberapa aspek yang
melibatkan departemen/unit kerja SDM, antara lain:
 Kinerja Karyawan: Salah satu penilaian penting adalah sejauh mana departemen SDM
berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung kinerja optimal karyawan. Ini
meliputi penilaian terhadap produktivitas, kualitas kerja, dan pencapaian target individu
dan tim.
 Kepuasan Karyawan: Efektivitas organisasi juga dapat diukur melalui tingkat kepuasan
karyawan. Departemen SDM harus mampu menciptakan kebijakan dan program yang
memenuhi kebutuhan karyawan, mempromosikan keseimbangan kerja-kehidupan,
serta memberikan dukungan dan penghargaan yang memadai.
 Retensi Karyawan: Kemampuan departemen SDM dalam mempertahankan karyawan
yang berkualitas juga menjadi pertimbangan dalam penilaian efektivitas organisasi.
Jika tingkat pergantian karyawan rendah, hal ini dapat mengindikasikan bahwa
departemen SDM efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang memadai,
memenuhi kebutuhan karyawan, dan menawarkan peluang pengembangan karir yang
baik.
 Kesehatan Organisasi: Departemen SDM juga memiliki peran penting dalam menjaga
kesehatan dan keberlanjutan organisasi. Mereka harus mampu mengelola konflik di
tempat kerja, mengatasi masalah kinerja, dan membangun budaya kerja yang positif.
Efektivitas departemen SDM dapat dilihat dari sejauh mana mereka mampu
menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, mengurangi tingkat stres dan konflik,
serta meningkatkan tingkat motivasi dan keterlibatan karyawan.
 Efisiensi dan Pengelolaan Sumber Daya: Departemen SDM juga harus dapat mengelola
sumber daya manusia dengan efisien. Ini meliputi pengelolaan anggaran SDM,
perencanaan kebutuhan karyawan, pengaturan jadwal kerja yang optimal, dan
pengelolaan administrasi terkait. Departemen SDM yang efektif mampu
mengalokasikan sumber daya secara bijaksana dan memastikan penggunaan yang
efisien.
Selain itu, penting juga untuk mencatat bahwa efektivitas organisasi tidak hanya bergantung
pada departemen SDM saja. Terdapat banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi
efektivitas organisasi, termasuk kepemimpinan, strategi bisnis, budaya perusahaan, dan
faktor eksternal seperti kondisi pasar dan persaingan. Oleh karena itu, penilaian efektivitas
organisasi harus mempertimbangkan berbagai aspek dan melibatkan kolaborasi antara
departemen SDM dengan departemen dan unit kerja lainnya dalam organisasi.

3. Audit ketaatan internal dan eksternal merupakan proses pemeriksaan yang dilakukan untuk
memastikan bahwa praktek kebijakan perusahaan telah mematuhi persyaratan hukum,
peraturan, kebijakan internal, serta standar yang berlaku terkait pengelolaan SDM. Berikut
adalah penjelasan mengenai kedua jenis audit tersebut:
 Audit Ketaatan Internal:
Audit ketaatan internal dilakukan oleh tim internal yang berfungsi sebagai pemeriksa
independen dalam organisasi. Tim ini dapat berasal dari departemen audit internal atau
unit khusus yang ditugaskan untuk melakukan audit ketaatan. Tujuan utama audit
ketaatan internal adalah untuk mengevaluasi efektivitas dan kecukupan kebijakan dan
prosedur internal yang telah ditetapkan perusahaan.
Selama audit ketaatan internal, tim auditor akan menganalisis kepatuhan terhadap
kebijakan SDM yang berlaku di perusahaan, seperti kebijakan perekrutan, pelatihan,
manajemen kinerja, kompensasi, dan manajemen konflik. Mereka akan memeriksa
apakah kebijakan ini diterapkan secara konsisten dan sesuai dengan ketentuan hukum,
peraturan perusahaan, serta nilai dan norma yang telah ditetapkan.
Hasil audit ketaatan internal dapat membantu perusahaan mengidentifikasi kelemahan
dan kesenjangan dalam implementasi kebijakan SDM serta memberikan rekomendasi
perbaikan yang diperlukan. Audit ketaatan internal juga berfungsi sebagai alat
pengendalian internal untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan dan
kebijakan yang berlaku.
 Audit Ketaatan Eksternal:
Audit ketaatan eksternal dilakukan oleh pihak independen yang tidak terkait langsung
dengan perusahaan, seperti lembaga audit eksternal atau badan pemeriksaan yang
ditunjuk oleh pemerintah atau regulator. Audit ini bertujuan untuk memverifikasi
ketaatan perusahaan terhadap persyaratan hukum, peraturan pemerintah, dan kebijakan
yang berlaku.
Pada audit ketaatan eksternal, auditor akan memeriksa dokumen, catatan, dan proses
yang terkait dengan pengelolaan SDM, termasuk perizinan tenaga kerja, kepatuhan
terhadap upah minimum, pemenuhan hak-hak pekerja, dan aspek lain yang diatur oleh
undang-undang ketenagakerjaan dan peraturan pemerintah terkait.
Hasil dari audit ketaatan eksternal akan menjadi dasar untuk menentukan apakah
perusahaan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah atau regulator
terkait pengelolaan SDM. Jika ada pelanggaran yang ditemukan, perusahaan dapat
diberikan rekomendasi perbaikan atau mungkin dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.

Referensi:
Albrecht, W. S., Stice, E. K., Stice, J. D., & Swain, M. R. (2018). Auditing: Concepts for a
Changing Environment (10th ed.). Cengage Learning.
Pickett, K. H., & Pickett, M. A.

Anda mungkin juga menyukai