Anda di halaman 1dari 5

Nama:

NIM:
Prodi:

UAS FILSAFAT MORAL


Analisis Persoalan Dugaan Ujaran Kebencian dan Penyebaran Hoaks oleh Bima
dalam Video TikTok tentang Lampung dari Perspektif (Prinsip Sikap Baik)

I. Pengantar
Dalam tulisan ini, saya akan memaparkan sebuah persoalan moral mengenai dugaan
pelanggaran ujaran kebencian dan penyebaran hoaks dengan nuansa SARA yang dilakukan oleh
Bima dalam video TikTok tentang Lampung. Persoalan moral ini saya ambil dari kasus konkret
yang terjadi ketika Bima, pemilik akun @awbimaxreborn, mengunggah video berjudul "Alasan
Kenapa Lampung Gak Maju-maju" yang viral di platform TikTok. Tulisan ini akan mengulas
persoalan tersebut melalui lensa prinsip sikap baik, yang merupakan salah satu prinsip moral yang
telah saya pelajari selama satu semester ini. Prinsip sikap baik menekankan pentingnya memiliki
sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, toleransi, dan menghormati
keberagaman.

Tulisan ini terdiri dari empat bagian utama. Bagian pertama akan melakukan deskripsi
lengkap mengenai kronologi dan konteks kasus yang terjadi. Bagian kedua akan menyajikan
pemaparan pro dan kontra terkait permasalahan moral yang timbul dari tindakan Bima. Bagian
ketiga akan menganalisis persoalan tersebut berdasarkan prinsip sikap baik. Saya memilih prinsip
ini karena ia memberikan kerangka panduan yang relevan untuk membaca persoalan dugaan
pelanggaran ujaran kebencian dan penyebaran hoaks dengan nuansa SARA. Setelah persoalan ini
dianalisis secara lebih mendalam melalui argumentasi pro-kontra dan prinsip sikap baik, pada
bagian keempat saya akan menyampaikan pendapat pribadi atau usulan jalan tengah yang dapat
diusahakan untuk menghindari atau mengatasi persoalan ini. Pendekatan tersebut diharapkan
mampu menjaga keberagaman, mengedepankan nilai-nilai yang saling menghormati, dan
merangkul sikap baik dalam berkomunikasi dan berinteraksi di dunia digital. Melalui tulisan ini,
saya berharap dapat memberikan sudut pandang yang komprehensif dan solusi yang memungkinkan
dalam menangani persoalan moral terkait dugaan pelanggaran ujaran kebencian dan penyebaran
hoaks dengan nuansa SARA dalam konteks video TikTok tentang Lampung yang dilakukan oleh
Bima.

II. Deskripsi persoalan

1
Nama:
NIM:
Prodi:

Dalam bagian ini, kita akan melihat secara lengkap kronologi dan konteks kasus yang terjadi
terkait dugaan pelanggaran ujaran kebencian dan penyebaran hoaks dengan nuansa SARA oleh
Bima dalam video TikTok tentang Lampung.

- Siapa? Pelaku dalam kasus ini adalah Bima Yudho Saputro, pemilik akun TikTok
@awbimaxreborn, yang mengunggah video berjudul "Alasan Kenapa Lampung Gak Maju-
maju".
- Apa? Video tersebut memuat sejumlah kritikan terhadap kondisi Provinsi Lampung, yang
mencakup isu-isu terkait infrastruktur, pendidikan, tata kelola, dan ketergantungan pada
sektor pertanian.
- Kapan? Video tersebut diunggah pada tanggal 7 April 2023 di platform TikTok.
- Di mana? Video ini diunggah dan menyebar melalui platform TikTok, suatu media sosial
berbasis video.
- Mengapa? Bima mengunggah video tersebut dengan niat untuk mengkritik dan
menyampaikan pendapatnya mengenai beberapa masalah yang dianggapnya menjadi
hambatan bagi kemajuan Provinsi Lampung.
- Bagaimana? Dalam video berdurasi 3 menit 28 detik, Bima menjelaskan empat poin kritis
terkait infrastruktur terbatas, jalan rusak, penyaringan peserta didik yang dipandang banyak
kecurangan, tata kelola yang lemah, dan ketergantungan yang berlebihan pada sektor
pertanian di Lampung.

III. Argumentasi pro-kontra


Dalam persoalan moral ini, terkait dengan dugaan pelanggaran ujaran kebencian dan
penyebaran hoaks dengan nuansa SARA dalam video TikTok tentang Lampung yang dilakukan
oleh Bima, terdapat sisi positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan. Berikut ini adalah
pemaparan rinci mengenai sisi-sisi tersebut. Dalam pandangan beberapa pihak, terdapat beberapa
aspek yang dianggap sebagai sisi positif dari tindakan Bima dalam video tersebut. Pertama, video
tersebut memunculkan perbincangan dan kesadaran akan isu-isu penting yang terkait dengan
kondisi Lampung, seperti infrastruktur terbatas, pendidikan, tata kelola, dan ketergantungan pada
sektor pertanian. Hal ini dapat memicu kesadaran publik untuk memperhatikan dan mendiskusikan
permasalahan tersebut secara lebih luas.

Namun, di sisi lain, tindakan Bima juga memiliki sisi negatif yang signifikan. Pertama,
penggunaan diksi "Dajjal" oleh Bima dalam video tersebut menuai kontroversi dan dianggap

2
Nama:
NIM:
Prodi:

sebagai ujaran kebencian yang merendahkan dan menyinggung kelompok agama tertentu. Hal ini
dapat menciptakan ketegangan dan memperburuk hubungan antar masyarakat yang beragam agama
di Lampung. Selain itu, video ini juga diduga menyebar informasi yang tidak akurat atau hoaks
terkait dengan kondisi Lampung, seperti pernyataan mengenai infrastruktur dan pendidikan yang
belum diverifikasi kebenarannya. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpercayaan
terhadap informasi yang disampaikan di media sosial.

Bagi Bima sebagai pelaku, tindakannya dalam video tersebut mungkin memberikan
kepuasan pribadi karena dapat mengekspresikan kritik dan pendapatnya terhadap isu-isu yang ia
anggap penting. Selain itu, popularitas dan viralitas video tersebut mungkin juga memberikan
pengaruh positif dalam hal meningkatkan jumlah pengikut atau perhatian terhadap akun media
sosial Bima. Di sisi lain, tindakan Bima dalam video tersebut dapat merugikan beberapa pihak.
Pertama, masyarakat Lampung secara umum dapat merasa tersudutkan dan merasa bahwa citra dan
reputasi provinsi mereka telah tercemar oleh kritikan yang disampaikan dalam video tersebut. Tidak
hanya itu, penggunaan diksi "Dajjal" dan dugaan ujaran kebencian dapat menyinggung kelompok
agama tertentu, yang dapat menciptakan konflik dan ketidakharmonisan antar kelompok
masyarakat.

IV. Analisis persoalan menurut Prinsip Sikap Baik


Dalam menganalisis persoalan moral ini, saya akan menggunakan prinsip sikap baik sebagai
landasan nilai yang relevan. Prinsip sikap baik menekankan pentingnya memiliki niat dan perilaku
yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain serta bertindak secara moral. Saya memilih prinsip
sikap baik karena dalam persoalan ini terdapat aspek penggunaan ujaran kebencian, penyebaran
hoaks, dan konten dengan nuansa SARA. Prinsip ini mengajarkan pentingnya menghormati dan
menghargai keberagaman, serta mempromosikan sikap saling pengertian dan kerjasama untuk
mencapai kebaikan bersama.

Dalam analisis praktis, pertama-tama kita perlu mengidentifikasi dampak dari tindakan
Bima dalam video TikTok tersebut. Deskripsi kronologi dan konteks kasus yang telah diuraikan
sebelumnya memberikan gambaran tentang bagaimana tindakan tersebut memicu perdebatan dan
kontroversi di masyarakat. Dari sisi pro, beberapa argumen yang muncul adalah bahwa Bima telah
mengangkat isu-isu yang penting terkait dengan kondisi Lampung, seperti infrastruktur terbatas,
pendidikan, tata kelola, dan ketergantungan pada sektor pertanian. Hal ini dapat mendorong
kesadaran dan perhatian publik terhadap masalah-masalah tersebut.

3
Nama:
NIM:
Prodi:

Namun, dari sisi kontra, tindakan Bima memiliki dampak negatif yang signifikan.
Penggunaan diksi "Dajjal" dan dugaan ujaran kebencian dapat menciptakan ketegangan dan
merusak hubungan antar masyarakat yang beragam agama di Lampung. Hal ini bertentangan
dengan prinsip sikap baik yang menekankan pentingnya saling menghormati dan mempromosikan
kerjasama antar individu dengan latar belakang yang berbeda. Dalam analisis ini, prinsip sikap baik
menuntut agar kita menjaga sikap saling menghormati, menghindari penggunaan bahasa yang
merendahkan atau menyinggung kelompok agama tertentu, serta bertanggung jawab dalam
menyebarkan informasi yang akurat dan terverifikasi.

V. Pendapat pribadi
Pendapat pribadi saya mengenai persoalan moral ini adalah bahwa meskipun Bima
mengangkat isu-isu yang penting terkait dengan kondisi Lampung, penggunaan ujaran kebencian
dan penyebaran hoaks dengan nuansa SARA adalah tindakan yang tidak dapat diterima. Prinsip
sikap baik menekankan pentingnya saling menghormati dan mempromosikan kerjasama antar
individu dengan latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa tindakan
Bima melanggar prinsip-prinsip tersebut. Untuk mengantisipasi dan mengatasi persoalan moral ini,
langkah-langkah berikut dapat diupayakan. Pertama, penting bagi Bima dan individu lainnya untuk
meningkatkan kesadaran akan dampak kata-kata dan tindakan mereka terhadap orang lain, terutama
terkait dengan isu-isu sensitif seperti agama dan suku.

Kedua, penting bagi kita sebagai konsumen konten digital untuk tetap kritis dalam
memeriksa kebenaran dan validitas informasi sebelum menyebarkannya. Mengembangkan literasi
digital yang baik dan kemampuan memilah informasi yang akurat dapat membantu mengurangi
penyebaran hoaks dan membangun kepercayaan dalam masyarakat. Partisipasi aktif dalam
memperbaiki kondisi dan masalah yang diangkat oleh Bima juga dapat menjadi langkah yang
positif. Bekerjasama dengan pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait untuk mengatasi
isu-isu seperti infrastruktur, pendidikan, tata kelola, dan ketergantungan pada sektor pertanian dapat
memberikan solusi yang lebih konstruktif daripada hanya mengkritik tanpa tindakan konkret.

Terakhir, edukasi tentang pentingnya sikap saling menghormati, kerjasama, dan pemahaman
lintas budaya dan agama juga perlu ditingkatkan. Sekolah, lembaga pendidikan, dan media sosial
dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan nilai-nilai tersebut dan membentuk sikap
yang lebih inklusif dan toleran dalam masyarakat. Dengan mengupayakan langkah-langkah ini, kita
dapat mengantisipasi dan mengatasi persoalan moral seperti yang diangkat dalam kasus ini, sambil

4
Nama:
NIM:
Prodi:

tetap memperhatikan prinsip sikap baik dan menjaga kerukunan serta kesejahteraan bersama dalam
masyarakat yang beragam.

VI. Penutup
Dalam tulisan ini, kami telah memaparkan persoalan moral yang timbul dari kasus dugaan
pelanggaran ujaran kebencian dan penyebaran hoaks dengan nuansa SARA yang dilakukan oleh
Bima dalam video TikTok tentang Lampung. Melalui analisis pro-kontra dan nilai-prinsip moral,
kami menyadari pentingnya menghormati dan mempromosikan kerjasama dalam menghadapi isu-
isu yang kompleks. Dalam mengatasi persoalan ini, kesadaran individu, literasi digital, partisipasi
aktif, dan edukasi tentang toleransi perlu ditingkatkan. Dengan langkah-langkah ini, kami berharap
mampu membangun masyarakat yang inklusif, beradab, dan berkelanjutan.

Daftar acuan

ADYATI, A. A., & RUSDIANA, E. (2019). PENANGANAN PENYEBARAN HOAX YANG


MENGANDUNG UJARAN KEBENCIAN PADA MEDIA SOSIAL DIKEPOLISIAN DAERAH
JAWA TIMUR. NOVUM: JURNAL HUKUM, 6(3).

Juditha, C. (2018). Interaksi komunikasi hoax di media sosial serta antisipasinya. Jurnal
Pekommas,, 3(1), 31-44.

Rahmadhany, A., Safitri, A. A., & Irwansyah, I. (2021). Fenomena penyebaran hoax dan hate
speech pada media sosial. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis, 3(1), 30-43.

Bakri, S., Zulhazmi, A. Z., & Laksono, K. (2019). Menanggulangi hoaks dan ujaran kebencian
bermuatan isu suku, agama, ras, dan antargolongan di tahun politik. Al-Balagh: Jurnal Dakwah
Dan Komunikasi, 4(2), 199-234.

Rangkuti, R., Maulida, D. E., Andira, M. A., & Balqis, S. (2023). A SOCIOLINGUISTIC CASE
STUDY: ILLOCUTIONARY SPEECH ACTS ANALYSIS ON BIMA YUDHO SAPUTRO’S
CRITICISM OF LAMPUNG GOVERNMENT. Journal of Mandalika Literature, 3(1), 286-294.

Yusuf Perdana, Y. P. (2022). INTERNALISASI KARAKTER DISIPLIN LAKON BANJARAN


BIMA SEBAGAI UPAYA MENGATASI LEARNING LOSS PADA PEMBELAJARAN
SEJARAH LOKAL LAMPUNG PASCA PANDEMI.

Anda mungkin juga menyukai