Kerusuhan Mei 1998 Terhadap Etnis Tionghoa Di Indonesia Wujud Penyalahgunaan HAM Oleh Warga Indonesia
Kerusuhan Mei 1998 Terhadap Etnis Tionghoa Di Indonesia Wujud Penyalahgunaan HAM Oleh Warga Indonesia
B. Aturan Hukum
1. Diskriminasi pada Mei 1998 dipicu oleh Inpres No. 14 Tahun 1967
Dimana dalam hal ini instrumen Presiden menginstruksikan kepada
masyarakat Indonesia yang beretnis Tionghoa untuk tidak melaksanakan
perayaan kebudayaan, adat istiadat dan hari besarnya di ruang yang
terbuka.
2. Selain itu Inpres No. 14 Tahun 1967 juga menginstruksikan untuk
mengasimilasikan budaya cina dengan warga indonesia, hal ini dinilai
diskriminatif krena terdapat unsur pemaksaan secara sepihak.
3. Kerusuhan Mei 1998 ini memicu keluarga korban menggugat dengan
pasal UU No. 26 Tahun 2000 namun penyidikan yang dilakukan oleh
komnas HAM selalu dikembalikan oleh kejaksaan agung karena dianggap
tidak memenuhi syarat penyidikan. Hal ini tentu melanggar hak
konstitusional sebagai warga negara Indonesia sesuai pasal 28D ayat 1
serta 28H ayat 2, 28I ayat 2 UUD 1945 yang berupa kepastian hukum.
4. Melalui Pers KOMNAS Perempuan, KOMNAS Perempuan menyatakan
bahwa Presiden akan melanjutkan perlindungan bagi hak-hak korban yang
telah ditemukan oleh Tim Gabungan Penemu Fakta.
5. Dipicu terjadinya peristiwa aib kemanusiaan di Indonesia yang pada 13-15
Mei 1998 persetujuan pembentukan komisi nasional anti kekerasan
terhadap perempuan dilegitimasi melalui Keputusan Presiden nomor 181
tahun 1998.
6. Korban perkosaan massal dipulihkan oleh relawan peduli kekerasan
seksual namun tidak mendapat kepastian hukum
C. Ringkasan kasus
Karena menurunnya suatu rasa nasionalisme saat itu merupakan salah satu pemicu
konflik. Tidak ada rasa kepedulian saudara setanah air dan mementinhkan etnisnya
sendjruu yanh palinh benar. Pada dasarnya kerusuhan yanh terjadi merupakan kebencian
pada suatu etnis, dan hal ini merupakan hal yang tidak baik karena dapat kiya krtahuui
Indonesia adalah negara yanh memiliki bannyak suku, bangsa, etnis, dan bahasa. Tidak
hanya itu, pastinya krrusuhan ini merupakan salah satu kepentinhan suatu oknum yanh
memmanfaatkann situasi masyrakat dan memmpenharuho agar tujuannya pribadi tercapai
karena hal ini bergerak dalam bidamh usaha dan ingin persaingannya dalam bisnis
berkurang. Terkhusus kerusuhann rasial yanh telah twrjadi kepada etnis tionghoa
tepatnya pada tahun 174p atau lebih dikenal dengan tragedi Angke. Kerusuhan pada
etnis tionghoa terjadi juga pada mei 1998 yakni 13-15 mei 1998 di Ibukota Jakarta.
Kerusuhann ini dibarengi oleh penjarahan toko toko dan perusakan yanh dilakukann
dengan penuh kebencian kepada etnis tionghoa. Terdapat pada kawasan pertukangan
merupakan suatu kawasan usaha, disini terjadi penyerangan dan perusahakan sehingga
mengakibatkan kerugiann secara materi dan massa mennjarah seluruuh harta benda yanh
berada pada dalam toko.
Pada malam itu massa yang berkumpul pada pagi hari tepatnha pukul 09.00 WIB,
kerusuhan yang dilakukan di hero kreo kemudian mennjarah dan mengambil seluruh
barang yang berapa pada toko Hero. Tidaka hanya itu saja yanh dilakukann pasti para
oknum tersebut melakkulan perusakan toko. Pada saat waktu tersebut bahwa ada banyak
orang yanh berdemomstrasi dan sekitar 700 orang dan 2 yang menjadi seoranh
provokator yannh membakar bengkel pada etnis cina. Setelah itu pada keesokan harinya
situasi dan kondisi komplek pertukangan tidak ada satupun aktivitas yang dilakukan dan
hanya beberapaa oranh yannh kembali mengecek barang-baranh yanh ada pada tokonya
masing-masing. Saat inipun datang para aparat yang menjaga situasi agar tetap kondusif
dari bahaya sweeping dari para oknum yanb telah mennyeramh komplek pertukangan.
Setelah semua telah kembali pada fase situasi yang normal para warga pertukangan
kembali memmbuka tokonya pada jamm 07.00 WIB, tetapi tetap waspada twrhada oranh
asinh yanh datang di daerah mereka. Langkah yang mereka lakukan agar tetap
terciptanya lingkungan yannh aman merekapun memperkerjakkan para warga pribumi
karwna dapat memmberikan rasa aman dan dapat menambah jejarinh usaha kepada
warga sekitar area pertukangan.
Daftar Pustaka
Hutahaean, J. (2014). Dampak Kerusuhan Mei 1998 Terhadap Pengu-Saha Etnis Tionghoa Di
Petukangan Jakarta Tahun 1998-2003. Journal of Indonesian History, 3(1), 27–33.