Anda di halaman 1dari 33

MODUL AJAR PROGRAM KEAHLIAN BUSANA DASAR POLA (DP)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran

Dosen Pengampu:

Dr. Yusmerita, M.Pd

Vina Oktaviani, M.Pd

Oleh:

Wardatul Jannah
NIM. 21075196

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
BIDANG KEAHLIAN : SENI DAN EKONOMI KREATIF

MATA PELAJARAN : DASAR-DASAR BUSANA

FASE/KELAS : E/X (SEPULUH)

NAMA PENYUSUN : LUH NUSARI, S.Pd.,M.Pd

INSTANSI : SMK NEGERI 2 SINGARAJ


I. TUJUAN PEMBELAJARAN

8.1 Memahami konsep pengukuran tubuh dan penerapannya


Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
8.1.1 Mengidentifikasi jenis dan bagian tubuh yang akan diukur
8.1.2 Menentukkan titik tubuh pada dummy
8.1.3 Menentukkan body line pada dummy dan model
8.1.4 Melakukan pengukuran tubuh

II. LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 1
A. Kegiatan Pembuka
1) Peserta didik bersama guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa,presensi dan
membuat kesepakatan terkait aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan
2) Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik yang disampaikan guru
a) Siapa yang pernah diukur tubuhnya ketika menjahit baju?
b) Bagaimana cara penjahit mengukur tubuh pelanggan?
c) Pada saat mengukur, apakah penjahit tersebut mengikat bagian-bagian khusus
dari tubuh kalian?
3) Sebagai asesmen awal, peserta didik diminta untuk
a) Menentukkan titik tubuh dan garis body line pada dummy yang dibawa oleh
guru b) Mengukur tubuh peserta lainnya sesuai pengalamannya
Selanjutnya guru mengobservasi untuk melihat kemampuan awal peserta didik
dalam memahami bagian-bagian tubuh yang diukur
B. Kegiatan Inti
1) Peserta didik mendapatkan pemaparan materi jenis-jenis ukuran tubuh, bagian-bagian
tubuh yang diukur dan titik tubuh pada dummy menggunakan slide power point melalui
laptop dan LCD, sebagaimana materi yang ada di dalam handout yang telah dipelajari.
Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang materi jenis-jenis ukuran tubuh, bagian-
bagian tubuh yang diukur dan titik tubuh pada dummy
2) Peserta didik berdiskusi dalam kelompok (4 orang) selama 30 menit untuk membahas
materi menentukkan titik tubuh sebagaimana yang ditampilkan guru dilayar
menggunakan LCD
(Aktif menyimak untuk memahami dan menganalisis informasi, gagasan, emosi,
keterampilan dan keprihatinan yang disampaikan oleh orang lain dan kelompok
menggunakan berbagai simbol dan media secara efektif, serta menggunakan berbagai
strategi komunikasi untuk menyelesaikan masalah guna mencapai berbagai tujuan
bersama
– Dimensi gotong royong dari P3)
Hasil diskusi dipresentasikan oleh perwakilan di depan kelas dan kelompok
lain menyampaikan tanggapan
3) Peserta didik menyimak penguatan dari guru terkait hasil penyampaian presentasinya
4) Peserta didik mempraktekkan cara menentukkan titik tubuh dengan menggunakan media
dummy sebagaimana yang ada di LK.1 (Menentukan prioritas pribadi, berinisiatif
mencari dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik sesuai tujuan di
masa depan – Dimensi mandiri dari P3)
5) Peserta didik menerima masukkan dari guru sebagai penguatan
C. Kegiatan Penutup
1) Peserta didik mendengarkan pertanyaan reflektif yang diajukan oleh guru, antara lain.
➢ Bagian mana dari materi yang telah dipelajari paling
menarik
➢ Bagian mana dari materi yang telah dipelajari yang belum
dipahami
2) Peserta didik menyimak informasi yang diberikan oleh guru tentang materi
menentukkan garis body line pada dummy dan mencari informasi tentang garis body line
pada bidang busana untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan 2
A. Kegiatan Pembuka
1) Peserta didik bersama guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa,presensi dan
membuat kesepakatan terkait aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan
2) Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik yang disampikan guru
a) Siapa yang masih ingat tentang penentuan titik tubuh?
b) Apa hubungannya antara menentukkan titik tubuh dengan menentukkan body
line?
Selanjutnya guru mengobservasi untuk melihat kemampuan awal peserta didik
dalam memahami bagian-bagian tubuh yang diukur
B. Kegiatan Inti
1) Peserta didik memperhatikan ketika guru mempraktikkan cara menentukan body line pada
dummy. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru terkait penentuan
body line secara lisan
2) Peserta didik secara berpasangan mempraktekkan cara menentukkan body line
dengan
menggunakan media dummy
3) Peserta didik secara berpasangan dan bergantian mempraktekkan cara menentukkan body
line dengan menggunakan model sebagaimana yang ada di LK.2 (Menentukan prioritas
pribadi, berinisiatif mencari dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
spesifik sesuai tujuan di masa depan – Dimensi mandiri dari P3). Hasil observasi guru
menjadi dasar pengelompokkan kompetensi siswa. Peserta didik yang kompeten diberikan
pengayaan mendampingi peserta didik yang kurang
C. Kegiatan Penutup
1) Peserta didik dan guru saling merefleksi terkait pelaksanaan pembelajaran yang
terjadi; apakah pembelajarannya menyenangkan, seberapa paham peserta didik pada materi
pembelajaran, adakah materi yang belum dipahami, dan seberapa banyak materi yang
belum dipahami peserta didik.
2) Peserta didik diminta untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari kemudian diberikan
penguatan dan informasi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan mendatang
Pertemuan 3
A. Kegiatan Pembuka
1) Peserta didik bersama guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa, presensi dan
membuat kesepakatan terkait aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan
2) Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik sekaligus sebagai asesmen awal yang
disampikan guru dengan menggunakan alar peraga dummy.
a) Mana yang namanya lingkar badan dan peserta didik diminta menunjukkan pada dummy
yang disedikan oleh guru.
b) Apakah kalian tahu nama alat yang digunakan untuk mengukur, sambil
guru menunjukkan alat yang dimaksud
B. Kegiatan Inti
1) Dengan menggunakan gadget masing-masing, peserta didik mengamati tayangan video
tentang cara mengukur tubuh melalui link https://youtu.be/Bn0SVH4wq3Q, selanjutnya
peserta didik diminta untuk mempraktikkan cara mengukur tubuh pada dummy
2) Peserta didik memperhatikan cara guru mengambil ukuran tubuh wanita menggunakan
model, kemudian peserta didik secara berpasangan dan bergantian mempraktekkan cara
mengukur model menggunakan panduan LK.3 (Menentukan prioritas pribadi, berinisiatif
mencari dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik sesuai tujuan di
masa depan – Dimensi mandiri dari P3). Hasil observasi guru menjadi dasar
pengelompokkan kompetensi siswa. Peserta didik yang kompeten diberikan pengayaan
mendampingi peserta didik yang kurang
C. Kegiatan Penutup
1) Peserta didik mendengarkan pertanyaan reflektif yang diajukan oleh guru, antara lain.
➢ Dari seluruh materi,materi mana yang sudah dipahami dan yang belum dipahami
➢ Apakah semua peserta didik sudah memahami materi yang disampaikan?
2) Peserta didik menerima informasi dari guru tentang materi pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya yaitu pola dasar teknik konstruksi.

III. ASESMEN (AWAL DAN AKHIR PEMBELAJARAN)

Asesmen awal : 1. Menentukkan titik tubuh dan garis body line pada dummy
yang dibawa oleh guru
2. Mengukur tubuh peserta lainnya sesuai pengalamannya
Asesmen Proses : 1. Diskusi dan Presentasi
2. Praktik

Asesmen Akhir : 1. Pertemuan 1


3) Unjuk kerja menentukkan titik tubuh pada dummy
2. Pertemuan 2
4) Unjuk kerja menentukkan body line pada dummy
3. Pertemuan 3
5) Unjuk kerja mengukur tubuh wanita
IV. LAMPIRAN

1. Lembar Kerja Peserta didik


1. Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1
Nama :
Kelas :
No.Absen :
Berdasarkan uraian materi, peserta didik diberi tugas untuk menentukkan titik tubuh
dengan menggunakan media dummy!

2. Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 2


Nama :
Kelas :
No.Absen :
Berdasarkan uraian materi, peserta didik diberi tugas untuk mempraktikkan cara menentukkan
body line dengan menggunakan model

3. Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 3


Nama :
Kelas :
No.Absen :

Perhatikan gambar di bawah ini. Isi kolom sesuai petunjuk!

No. Uraian Nama Ukuran dan Cara Mengukurnya

2
3

8
9

10

11

12

13
2. Instrumen Penilaian
1) Diskusi dan Presentasi
➢ Instrumen aktivitas peserta didik dalam kegiatan diskusi

Alternatif Jawaban
No Pernyataan
SA A CA KA SKA
1. Peserta didik tidak terpengaruh dengan situasi di luar
kelas
2. Peserta didik berdiskusi dengan peserta didik lain
tentang materi yang disampaikan
3. Peserta didik spontan bekerja apabila diberikan tugas
4. Peserta didik menjawab pertanyaan temannya
5. Peserta didik membantu temannya yang mengalami
kesulitan dalam memecahkan masalah
6. Peserta didik bertanya dengan temannya terkait
dengan hal yang belum dimengerti
7. Peserta didik mencoba memperbaiki kesalahan
temannya dalam memecahkan masalah
8. Peserta didik bekerja sesuai dengan hasil diskusi
dengan temannya
9. Peserta didik mengungkapkan pendapat dalam
diskusi
10. Peserta didik berusaha memperbaiki pendapat
temannya yang kurang tepat
11. Peserta didik mencatat hasil tugas kelompok
12. Peserta didik memecahkan masalah dalam kelompok
13. Peserta didik membuat kesimpulan dalam kelompok
14. Peserta didik mengancungkan tangan untuk
memberikan tanggapan terhadap presentasi
kelompok lainnya
15. Peserta didik memberikan tanggapan terhadap
jawaban yang diberikan oleh penyaji

Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Aktif
SKA = Sangat Kurang Aktif
➢ Instrumen Sikap Selama Berdiskusi Sebagai Bukti Dimensi Gotong-royong
No Kriteria Skor
1 Sikap bekerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok
Sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama. 1
Sedikit usaha untuk bekerjasama. 2
Sudah ada usaha untuk bekerjasama. 3
Menunjukkan adanya usaha bekerjasama 4
2 Sikap disiplin dalam kegiatan pembelajaran maupun mengumpulkan tugas yang
diberikan
Sama sekali tidak disiplin 1
Menunjukkan ada sedikit sikap disiplin. 2
Menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap disiplin 3
Peserta didik menunjukkan adanya usaha untuk selalu disiplin 4
3 Sikap jujur dalam melaksanakan tugas atau tes yang diberikan
Tidak pernah berperilaku jujur 1
Jarang berperilaku jujur 2
Sering berprilaku jujur 3
Selalu berprilaku jujur 4
4 Sikap kritis dalam berpikir saat mengajukan pertanyaan atau memecahkan
permasalahan
Tidak menunjukkan sama sekali sikap kritis 1
Menunjukkan ada sedikit sikap kritis 2
Menunjukkan sudah ada sikap kritis 3
Menunjukkan usaha untuk sikap kritis 4
2) Rubrik Penilaian Asesmen Akhir dan Sebagai Bukti Dimensi Mandiri
Komponen/Sub Rentang
No Indikator
Komponen Penilaian Nilai
1 Persiapan Kerja Bobot 10
a. Penggunaan alat dan Penggunaan alat dan bahan sesuai
bahan prosedur 91 - 100
Penggunaan alat dan bahan kurang
sesuai prosedur 80 - 90
Penggunaan alat dan bahan tidak
70 - 79
sesuai prosedur
b. Ketersediaan alat dan Ketersediaan alat dan bahan lengkap 91 - 100
bahan Ketersediaan alat dan bahan cukup
80 - 90
lengkap
Ketersediaan alat dan bahan kurang 70 - 79
lengkap
2 Proses dan Hasil Kerja Bobot 60
a. Kemampuan Kemampuan tinggi 91 - 100
Kemampuan cukup 80 - 90
Kemampuan kurang 70 - 79
b. Kelengkapan lengkap 91 - 100
cukup lengkap 80 - 90
kurang lengkap 70 - 79
d. Ketepatan tepat 91 - 100
cukup tepat 80 - 90
kurang tepat 70 - 79
e. Hasil pembuatan rapih 91 - 100
cukup rapih 80 - 90
kurang rapih 70 - 79
3 Sikap kerja Bobot 20
a. Keterampilan dalam Bekerja dengan terampil 91 -100
bekerja Bekerja dengan cukup terampil 80 - 90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan dalam Bekerja dengan disiplin 91 - 100
bekerja Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
Bekerja dengan kurang disiplin 70 - 79
c. Tanggung jawab Bertanggung jawab 91 - 100
dalam bekerja Cukup bertanggung jawab 80 - 90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
d. Konsentrasi dalam Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
bekerja Bekerja dengan cukup konsentrasi 80 - 90
Bekerja dengan kurang konsentrasi 70 – 79

4 Waktu Bobot 10
Komponen/Sub Rentang
No Indikator
Komponen Penilaian Nilai
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 91 - 100
Selesai tepat waktu 80 - 90
Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79

Nilai Akhir = Rentang Nilai x 100


Bobot

3. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


A. Analisa Bentuk Tubuh
Macam-macam Bentuk Tubuh
Bentuk tubuh adalah karakteristik dan ukuran badan seseorang,
padanan katanya adalah perawakan/bodi atau postur tubuh
seseorang. Bentuk tubuh ideal dari abad ke abad berbeda. Bentuk
tubuh seseorang dalam busana akan mempengaruhi pada
pembuatan pola dasar yang digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi tampilan kelemahan dari tubuh seseorang tersebut agar
terlihat ideal. Dengan mengetahui dari macam-macam bentuk tubuh,
kita akan dapat mengetahui lebih banyak saat memilih jenis pakaian
yang seseuai untuk tubuh kita terutama bagi para wanita, dengan
mengetahui bentuk tubuh maka kita akan dapat menyembunyikan
kekurangan dan menutupinya sehingga akan tampak lebih baik.
Setiap bentuk tubuh wanita berbeda dan ada banyak model bentuk
yang membuat kita unik untuk kita tampil berbeda. Pada
kenyataannya model memiliki bentuk tubuh yang bermacam-macam,
sebagian orang berpendapat bahwa bentuk tubuh

1. Bentuk geometrik tubuh


Gambar 1. Bentuk tubuh
a. Bentuk tubuh segitiga
Buah apel biasanya berbentuk kecil di atas, serta melebar di
bawah. Ciri fisik yang menonjol ialah bagian bahu sempit,
pinggang lebar, mambesar di bagian pinggul
b. Bentuk tubuh segitiga terbalik
Bentuk tubuh segitiga terbalik menonjolkan ciri fisik yang lebar
di atas dan sempit di bawah. Pemilik tubuh bentuk segitiga
terbalik ini umumnya berbahu lebar, bisa melebihi lebar
pinggulnya dengan ukuran dada yang tidak terlalu besar.
Bagian bawah lebih besar daripada bagian atasnya, bahu tidak
lebar, pinggang kecil, dan paha serta panggul yang berisi/besar
c. Bentuk tubuh persegi (rectangle)
Bentuk tubuh persegi dapat dikenali dari proporsi tubuhnya
yang tampak sama dari bagian atas hingga bawah. Hal ini
dikarenakan lebar pinggang yang nyaris sama dengan lebar
pinggul. Lebar bahunya pun hamper sama atau sama dengan
lebar pinggang dan pinggul, sehingga dapat dikatakan bentuk
tubuh persegi ini tidak memiliki lekuk tubuh yang signifikan
d. Bentuk tubuh jam pasir (hourglass)
Bentuk tubuh jam pasir ini adalah bentuk tubuh ideal, yang
dapat dikenali dari proporsi antara tubuh bagian atas dan
bawah yang seimbang. Biasanya dalam dunia dressmaking,
bentuk tubuh jam pasir ini dapat dikenali dari ukuran lingkar
badan yang sama atau hampir sama dengan lingkar panggul,
serta ukuran lingkar pinggang yang kecil
e. Bentuk berlian (diamond)
Bentuk tubuh diamond atau berlian cenderung ke arah
gemuk, tapi dengan cara berdandan yang tepat, akan dapat
terlihat cantik dan seksi
f. Bentuk tubuh oval
Bentuk tubuh oval pada bagian payudara lebih besar
daripada bagian tubuh lain. Pinggul akan sempit dan bagian
tengah tubuh akan terlihat penuh. Wanita dengan bentuk
tubuh ini cenderung menambah berat badan di perut mereka
sebelum di tempat lain
2. Bentuk perut dan punggung

Gambar 2. Bentuk Perut dan Punggung


3. Bentuk bahu

Gambar 3. Bentuk Bahu


4. Bentuk dada dan perut

Gambar 4. Bentuk Dada dan Perut


5. Bentuk punggung

Gambar 5. Bentuk Punggung

B. Anatomi Tubuh dan Titik Tubuh


Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh pada
model/pelanggan yang akan di ukur, maka perlu diperhatikan
1. Memahami macam-macam bentuk model/pelanggan
2. Memahami titik point atau titik fokus garis batas ukuran untuk
tiap-tiap bagian tubuh
3. Melakukan praktik pengukuran yang dibutuhkan sesuai desain
dan ukuran model/pelanggan
4. Membuat catatan ukuran dan catatan lain yang dibutuhkan dalam
pengukuran
5. Membuat catatan dari hasil analisa dari hasil pengukuran dengan
bentuk tubuh dan desain model/pelanggan
Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh berdasarkan
kebiasaan berpakaian, yang perlu diperhatikan adalah
1. Menentukan teknik dan melakukan analisis sesuai letak titik
dan garis tubuh berdasarkan kebiasaan berpakaian
2. Menyesuaikan ukuran dan model/desain dengan kebiasaan
berpakaian pada model/pelanggan
3. Kekurangan dari bentuk tubuh yang disebabkan karena kebiasaan
berpakaian hendaknya dapat ditutupi dengan pemilihan model
busana yang tepat
Sikap kerja yang diperlukan dalam menganalisa bentuk tubuh. Harus
bersikap.
1. Teliti dalam menganalisa bentuk tubuh
2. Memperlihatkan sikap sopan dan santun dalam menganalisa
bentuk model, baik bahasa, tutur kata maupun perlakuan
3. Percaya diri dan fokus pada saat menganalisa bentuk model
Menentukan titik tubuh adalah langkah awal untuk menentukan
garis tubuh dalam pengambilan ukuran. Sebelum melakukan
pengukuran dan pembuatan pola busana, kita perlu mempelajari
dimana letak titik tubuh yang akan di ukur, agar pada saat
menganalisa bentuk tubuh dan pada saat mengukur tubuh, kita
akan tau dimana garis tubuh tersebut dimulai dan dimana garis
tubuh itu berakhir, disamping itu dengan mempelajari titik tubuh,
kita akan mampu mengidentifikasi tentang dimulai dari mana dan
berakhir dimana suatu ukuran yang kita ambil.
Diawali dengan mengenal titik tubuh pada boneka, kemudian kita
akan lebih mudah mencoba menentukan titik-titik tubuh tersebut
pada model atau model yang akan kita buatkan pola busananya.
Apabila kita akan melakukan pemberian tanda titik tubuh pada
model atau dummy, kita dapat membubuhkan tanda dengan
menggunakan alat bantu seperti spidol tekstil, kertas berwarna yang
ada perekat atau lemnya, atau alat bantu lain yang dapat digunakan
untuk memberi tanda yang dapat dilihat dengan jelas pada saat
memasang bodi line/garis tubuh.

Gambar 6. Titik Tampak Depan dan Tampak Belakang


Sumber: Pribadi

Gambar 7. Titik Tampak Samping


Sumber: Pribadi
Keterangan:
1. Titik puncak kepala
2. Titik dahi
3. Titik tulang punggung belakang
4. Titik leher pada bahu
5. Titik leher muka
6. Titik bahu
7. Titik bawah lengan bagian muka
8. Titik bawah lengan bagian belakang
9. Titik puncak (payudara)
10. Titik siku
11. Titik pergelangan tangan
12. Titik tinggi panggul
13. Titil lutut
Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh yang akan di
ukur, maka keterampilan yang diperlukan oleh seorang guru adalah
1. Memahami macam-macam bentuk model/pelanggan
2. Memahami titik point garis batas ukuran untuk tiap-tiap bagian
tubuh
3. Melakukan praktik pengukuran yang dibutuhkan sesuai desain
dan ukuran model/pelanggan
4. Membuat catatan ukuran dan catatan lain yang
dibutuhkan dalam pengukuran
5. Membuat catatan dari hasil analisa dari hasil pengukuran dengan
bentuk tubuh dan desain model/pelanggan

C. Garis Tubuh
Menentukan titik dan letak garis tubuh harus sesuai dengan
perspektif tubuh. Untuk memudahkan mengukur dan untuk
mengetahui dengan pasti letak titik- titik dan garis tubuh yang akan
di ukur, perlu dibuat garis tubuh dengan menggunakan pita kecil
atau pita body line pada tubuh yang akan di ukur. Fungsi dari
memberi tanda garis tubuh dengan pita body line tersebut adalah
untuk mengetahui.
• Letak bagian–bagian tubuh
• Letak titik (point) dan garis tubuh, yang diperlukan untuk
pengambilan ukuran dan pembuatan pola pakaian dengan teknik
konstruksi
1. Alat dan Bahan yang Diperlukan Untuk pembuatan garis tubuh
pada boneka jahit (dres form)
a. Boneka jahit (dress form/dummy)

Gambar 8. Boneka Jahit (Dress Form/Dummy)

b. Kapur jahit

Gambar 9. Kapur Jahit

c. Body line type (pita dari bahan saten lebar 0.3-0,5 cm)
yaitu pita berperekat yang dapat digunakan langsung
menempel, atau dapat menggunakan pita biasa dan jarum
pentul sebagai penyematnya. Cara meletakan body line adalah
dengan cara ditempelkan dengan bantuan jarum pentul yang
tidak berkepala dan pendek dengan ukuran 2 cm sampai 2,5
cm. Hindari penggunaan jarum pentul yang berlebihan, karena
akan mengganggu kelenturan jatuhnya pita pada body dummy.
d. Jarum pentul tanpa kepala
Digunakan untuk menyematkan pita yang tidak mempunyai
perekat

Gambar 10. Jarum Pentul Tanpa Kepala


2. Urutan Kerja Meletakkan Garis Tubuh (Body Line) pada boneka
jahit (Dummy)
Cara meletakan pita pada body line adalah dengan cara
ditempelkan langsung (body line type) pada dress form yang
menghubungkan titik point yang telah dibuat. Sedangkan pita
yang tidak berperekat dapat ditempelkan dengan bantuan jarum
pentul yang tidak berkepala (2 cm sampai 2,5 cm) sebagai
penyematnya. Hindari penggunaan jarum pentul yang berlebihan,
karena akan mengganggu kelenturan jatuhnya pita pada body
dress form / dummy. Urutan kerja pemasangan body line dapat
diikuti materi sebagaimana yang dipaparkan di bawah ini.
• Menentukan Titik (poin) pada tubuh yang akan di ukur dan
di pasang body line
• Garis tengah muka (TM) atau centre front line
(CF)
• Garis tengah belakang (TB) atau centre back line
(CB)
• Garis lingkar badan atau bust
line
• Garis lingkar pinggang atau waist line
• Garis lingkar panggul atau hip line
• Garis lingkar leher atau neck line
• Garis kerung lengan atau arm
hole
• Garis bahu dan garis sisi atau shoulder line and side
line
• Garis prinses bagian muka atau front princes line
• Garis prinses bagian belakang back princes
line
Sebelum meletakkan body line pada dummy, yakinkan titik-titik
(poin) yang akan di ukur sudah di beri tanda dengan benar sebab
tanda ini nantinya yang akan dijadikan sebagai patokan dalam
pemasangan body line. Untuk melihat ketepatan letak garis atau
titik yang telah di pasang, lihatlah dari jarak jauh kira-kira 2
meter sampai 2,5 meter.
3. Kriteria Pemasangan Body Line
a. Ikuti urutan kerja pemasangan body line yang sudah di
tulis sebelumnya, apa bila tidak sesuai urutan, akan ada
bagian pita yang terganggu oleh pita yang lain
b. Garis lingkar harus rata apa bila dilihat dari muka sisi dan
belakang
c. Garis prinses dimulai dari pertengahan bahu melalui titik
puncak payudara dan lurus ke bawah
d. Garis bahu haruslah terlihat segaris, yang dapat di lihat dari
bagian muka dan dari bagian belakang. Apa bila garis bahu
hanya dapat di lihat dari bagian depan saja, berarti letak garis
bahu belum benar, artinya terlalu maju ke depan. Apa bila
garis atau pita hanya terlihat dari belakang saja berarti
pemasangan garis bahu belum benar, artinya terlalu ke
belakang. Seharusnya dapat dilihat dari muka dan dari
belakang
e. Garis sisi harus lurus dan segaris dengan garis bahu
f. Kerung lengan mengikuti bentuk lengan
Perlu diperhatikan sebelum melakukan pengukuran, dalam
menentukan letak titik dan garis tubuh harus berdasarkan kebiasaan
berpakaian, maka yang adaharus dilakukan adalah posisi titik dan
garis tubuh dibuat tidak berpedoman pada bentuk tubuh normal,
tetapi disesuaikan dengan kebiasaan model dalam berpakaian,
misalnya model yang tubuhnya terbiasa miring ke kiri atau ke kanan,
sehingga letak garis tengah belakang dan garis lingkar badan, maka
dalam mengukur harus disesuaikan dengan bentuk model, tentunya
tidak sama dengan bentuk tubuh normal, karena salah satu tujuan
berpakaian adalah menutupi kekurangan si pemakai sehingga
membuat nyaman pemakainya

Gambar 11. Body Line Pada Dummy


D. Mengambil Ukuran
1. Alat Ukur
Sebelum mengukur tubuh, kita perlu menyiapkan alat yang
dibutuhkan, antara lain.
a. Buku catatan
b. Alat tulis (pulpen/pensil)
c. Peterban
d. Pita ukuran (meteran)
e. Penggaris (kalau diperlukan)
f. Daftar jenis ukuran atau daftar macam-macam ukuran yang
akan diambil
g. Model/orang yang akan atau pakaian jadi, yang dijadikan
pedoman untuk ukuran
h. Kertas karton atau sejenisnya untuk alat bantu pada saat
mengukur laingkar pinggul
2. Pengukuran Pelanggan
Ukuran pada pembuatan pola busana adalah bilangan yang
menunjukkan besar kecilnya satuan ukuran atau satuan suatu
benda. Dalam pembuatan busana ukuran sangat diperlukan
dengan tujuan untuk pembuatan pola dan untuk melakukan
penilaian hasil akhir dari busana yang dibuat supaya dapat
diketahui hubungan antara ukuran pola, bentuk badan dan
bentuk pakaian. Fungsi ukuran adalah
• Sebagai data dalam pembuatan pola dasar, baik pola dasar flat
pattern maupun pola pulir
• Sebagai dasar untuk pengembangan desain-desain baru
• Merupakan refrensi di dalam pengecekan pola
• Membantu didalam pengepasan
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengambil
ukuran tubuh. Lakukanlah persiapan sebelum melakukan
pengukuran, jagalah etika dalam mengukur pelanggan
1) Persiapan mengukur
• Buku catatan ukuran
• Alat tulis (pulpen/pensil)
• Peterban/pita kecil
• Pita ukuran (meteran)
• Penggaris (kalua diperlukan)
• Daftar jenis ukuran atau daftar macam-macam ukuran yang
akan diambil
• Model/orang yang akan diukur
• Kertas karton atau sejenisnya untuk alat bantu pada saat
mengukur lingkar panggul
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, ada beberapa hal yang
perlu menjadi perhatian, sebagaimana yang tercantum di bawah
ini.
• Model yang akan di ukur sebaiknya memakai busana yang pas
badan seperti baju senam atau baju renang atau memakai
kamisol
• Sebelun mengambil ukuran pastikan model berdiri dengan
posisi yang benar, yaitu
o Badan tegak dan lurus (tidak memiringkan badan, tidak
menundukkan kepala, tidak membesarkan dada dan juga
tidak membungkuk
o Garis pandang sejajar dengan letak tinggi mata
o Kedua kaki rapat
o Tangan lurus pada sisi
2) Etika mengukur
a) Posisi di depan sebelah kanan model yang di ukur
b) Ujung pita ukuran yang ber angka kecil ada di tangan kiri
c) Bila pita ukuran di lingkarkan atau di gantung pada leher,
maka pita ukuran yang ber angka kecil, ada di tangan kanan
d) Pastikan pita ukuran tidak terlipat atau tidak melintir
e) Mulailah mengukur dengan sopan dan teliti
f) Usahakan model tidak berpindah tempat atau berputar
mengikuti keinginan yang mengukur
g) Jangan memasang pita ukuran di sekeliling tubuh dengan
ketat, sehingga menekan otot
h) Sebaiknya letakkan pita ukuran dengan tekanan yang ringan
dan merata, untuk mendapatkan ukuran yang benar
i) Akan lebih lengkap lagi apabila kita juga mengetahui berat
badan model, supaya dapat diketahui apakah model
mempunyai tubuh yang seimbang antara berat badan dengan
tinggi badan
3) Latihan mengukur
Sebelum mengukur model atau mengukur model sebaiknya
lakukan latihan sesering mungkin tentang bagai mana cara
mengukur dan dimana letak atau tempat- tempat yang perlu di
ukur. Untuk itu lakukan lah latihan mengukur dengan
menggunakan boneka jahit atau dummy

Keterangan:

1. Lingkar badan 1
2. Lingkar badan 2
3. Lingkar pinggang
4. Lingkar panggul 1
5. Lingkar panggul 2

Gambar 13. Ukuran lingkar


4) Persiapan mengukur

Tampak Depan Tampak Belakang


Gambar 12. Pemasangan Tali Sebelum Pengukuran
5) Meletakkan pita ukur
Perhatikan letak pita ukuran atau garis tubuh yang akan di
ukur. Pita ukuran haruslah dipasang atau diletakkan rata dari
muka sampai ke belakang. Berikut ini adalah gambar tentang
cara mengambil ukuran
6) Cara mengambil ukuran
a) Lingkar leher
b) Lingkar badan

c) Lingkar pinggang

d) Lingkar panggul
e) Tinggi panggul

f) Panjang punggung

g) Lebar punggung
h) Panjang sisi

Diukur dengan menyelakan


penggaris ke bawah sampai ke
bawah veter ban pinggang
dikurangi 2 sampai 3 cm.

i) Panjang muka

j) Lebar muka
k) Tinggi dada

l) Panjang bahu

Diukur dari lekuk leher di bahu


atau bahu yang paling tinggi
sampai titik bahu yang terendah
atau paling ujung.

m) Lingkar lubang lengan


n) Pajang lengan

Diukur dari puncak


lengan ke bawah
sampai panjang yang
diinginkan.

o) Lebar dada
Diukur jarak dari kedua puncak
buah dada. Ukuran ini tergantung
dari (B.H.) bustehouder atau
kutang pendek yang dipakai.
Ukuran ini tidak dipakai untuk
konstruksi pola hanya untuk
ukuran pemeriksa.
GLOSARIUM

1. Analisis : Pemahaman konsep


2. Body line : Garis tubuh
3. Flat pattern : Pola datar
4. Peterban : Pita kecil untuk mengikat bagian tubuh sebagai
tanda letak tubuh
5. Refrensi : Suatu informasi yang dapat dijadikan sebagai
rujukan atau sumber acuan untuk mempertegas
suatu pernyataan yang disampaikan

Daftar Pustaka
Darmini Novi Ni Putu, 2020. Modul Pendampingan Rangkuman Materi Konten E -
Learning Mata Kuliah Desain dan Kontruksi Busana Wanita. Singaraja: Program
studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Undiksha Singaraja.
Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 3 Untuk Menengah Kejuruan .
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah, Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan, Dasar dan Menengah, Departemen Pend idikan Nasional.
Prihati Sri, Modul Blus pada UpReskiling online
Sumber gambar dokumen penulis

Anda mungkin juga menyukai