Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Aufanda Raditya N. A.

NIM : 21102030012
PERODI : PMI
FAKULTAS : FDK

TUGAS RESUME PENANGGULANGAN KEKERASAN SEKSUAL


Kekerasan seksual adalah tindakan yang merendahkan, menghina, menyerang, dan
melakukan perbuatan lain terhadap tubuh seseorang dengan pemaksaan dan adanya relasi
kuasa. Menurut Komnas Perempuan, terdapat 15 bentuk kekerasan seksual yang diamati
selama 15 tahun (1998-2013), antara lain:
1. Perkosaan
2. Intimidasi seksual (ancaman / Percobaan seksual)
3. Pelecehan seksual
4. Eksploitasi seksual.
5. Perdagangan perempuan untuk tujuan seksual.
6. Prostitusi paksa.
7. Perbudakan seksual
8. Pemaksaan perkawinan
9. Pemaksaan kehamilan
10. Pemaksaan aborsi
11. Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi
12. Penyiksaan seksual
13. Penghukuman tidak manusiawi
14. Prakhk tradisi bernuansa seksual.
15. Kontrol seksual.
Pelecehan seksual dapat berupa perilaku atau pendekatan yang tidak diinginkan terkait
dengan seks yang dapat terjadi dimana saja. Tindakan seksual tidak selalu perbuatan yang
dapat menyentuh anggota tubuh, bisa juga melalui pembicaraan, cat calling, dan sebagainya,
seperti:
1. Fisik (sentuhan meraba, atau mengelus)
2. Lisan (Komentar bagian tubuh)
3. Emosional (ajakan terus menerus)
4. Visual (memotret tanpa izin)
5. Nonverbal (tatapan bernafsu)
Jika Anda mengalami hal tersebut, segera hubungi orang yang dipercaya atau lembaga
perlindungan seperti LPPM, pusat layanan terpadu UN Suka, atau DPL.
TUGAS RESUME TATA TERTIB LALU LINTAS
A. Etika berlalu lintas
1. Etika : kesopanan, sopan santun.
2. Lalu lintas : gerak pindah orang, barang, benda dan satu tempat ke tempat lain.
3. Etika berlalu lintas : Tingkah laku para pemakai jalan dalam melaksanakan UU
dan peraturan lalu lintas serta norma-norma sopan santun sesama pemakai jalan.
B. Faktor Penyebab kecelakaan.
1. Faktor pengemudi : tidak disiplin, emosional, daya konsentrasi kurang. kurang
terampil, ngantuk, mabuk.
2. Faktor kendaraan : Ban pecah, rem, lampu tak berfungsi melebihi muatan, tidak
layak jalan.
3. Faktor jalan : Jalan sempit, bergelombang, tikungan dan tanjakan.
4. Faktor cuaca : Hujan, licin, kabut.
C. Tindakan yang dilakukan saat mengalami kecelakaan lalu lintas
1. Jangan panik dan emosi.
2. Bersikap tenang dan waspada.
3. Jangan menyalahkan orang lain.
4. Jangan melarikan diri, dan bila terdapat korban segera menolong dan melaporkan
ke pos polisi terdekat atau menghubungi dengan alat komunikasi yang ada.
D. Proses Hukum kecelakaan lalu lintas,
Kejadian kecelakaan, polisi mendatangi TKP, mengamankan barang bukti, keterangan
saksi, keterangan korban, berkas perkara, kejaksaan, pengadilan, vonis hukuman.
E. Tata cara berlalu lintas (Pasl 105 UU LLAS NO 2 th 2009)
1. Berperilaku tertib.
2. Mencegah kejadian yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan lalu
lintas serta merusak jalanan.
F. Kewajiban Pengemudi saat berkendara
1. Wajib mengemudikan kendaraan bermotornya dengan wajar dan penuh
konsentrasi.
2. Wajib mengutamakan keselamatan diri dan pejalan.
3. Wajib mematuhi ketentuan tentang persyaratan teknis dan layak jalan.
4. Wajib mematuhi ketentuan:
a. Rambu perintah atau rambu larangan
b. Marka jalan
c. Alat pemberi isyarat lalu lintas
d. Gerakan lalu lintas
e. Berhenti dan parkir
f. Peringatan dengan bunyi dan sinar
g. Kecepatan maksimal atau minimal
5. Pada saat diadakan pemeriksaan kendaraan bermotor dijalan wajib:
a. STNK dan STCK
b. SIM
c. Bukti lulus berkala
d. Tanda bukti lain yang sah
6. Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor roda 4 atau lebih di jalan
atau penumpang yang duduk di sampingnya wajib menggunakan sabuk
pengaman.
7. Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor dan penumpang wajib
mengenakan helm berstandart SNI .
8. Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tanpa spion samping dilarang
membawa penumpang lebih dari satu orang.

TUGAS RESUME PELATIHAN ABCD


(ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT)
A. Sejarah
Pendekatan ABCD diperkenalkan pada tahun 1993 oleh John L. McKnight & John P.
Kreztmann dari Institute for Policy Research di Universitas Nortwestern di Evanston,
Illinois. Mereka memperkenalkan pendekatan ABCD melalui buku mereka "Building
communities Mobilizing a community's ASSETS" pada tahun yang sama.
B. ABCD
1. Asset Based comunity Development merupakan salah satu strategi Pembangunan
berbasis masyarakat yang berkelanjutan.
2. ABCD berkaitan dengan bagaimana cara menghubungkan aset mikro dengan
lingkungan mikro
3. Keunggulan ABCD terletak pada keyakinan bahwa masyarakat memiliki
kemampuan untuk memajukan pembangunan dengan cara mengenali dan
menggunakan sumber daya yang tersedia, serta merespons dan menciptakan
peluang ekonomi lokal.
4. ABCD muncul sebagai jalan alternatif atas pendekatan pengembangan masyarakat
berbasis pemecahan masalah atau kebutuhan yang selama ini digunakan.
C. 4 Pilar ABCD
1. Berfokus pada aset dan kekuatan masyarakat, dibandingkan masalah dan
kebutuhan.
2. Mengidentifikasi dan memotivasi potensi, keahlian, dan motivasi individu dan
komunitas.
3. Kekuatan berada pada komunitas, dimana mereka membangun dan mendorong
komunitas dari dalam ke luar.
4. Didorong oleh hubungan.
a. Sesuatu yang kita miliki akan meningkatkan kualitas hidup kita.
Contoh : keterampilan dan bakat.
b. Sekumpulan orang yang memiliki kesamaan keinginan dan tinggal disuatu
wilayah.
c. Landasan, pondasi, dasar, basis.
d. Proses perubahan yang berjalan secara bertahap dan kompleks.
Pendekatan ABCD menitik beratkan pada kekuatan, kapansitas, dan aset
komunitas.
D. Prinsip Dasar ABCD
1. Setengah terisi (half full).
Fokus pada apa yang dimiliki - perubahan yang terjadi selalu berasal dari usaha
masyarakat sendiri.
2. Semua punya potensi (Nobody no has no potential).
Setiap warga memiliki bakat, prasarana, kemampuan yang dapat dikembangkan.
3. Partisipasi (participation).
Sumbangan warga pada pencapaian kepentingan bersama “Pemberdayaan
masyarakat".
4. Kemitraan (partnership).
5. Penyimpangan positif (positive deviance).
Strategi yang tidak secara umum dilakukan tetapi dapat membawa perubahan
yang diharapkan.
E. Metode Tahapan ABCD
1. Mengumpukan pengalaman mengenai keberhasilan masyarakat dan
mengidentifikasi kapasitas masyarakat yang berkontribusi terhadap suatu
keberhasilan.
2. Mengorganisasi kelompok inti untuk melanjutkan sebuah proses.
3. Memetakan secara lengkap kapasitas aset individu, asisiasi, dan institusi lokal.
4. Membangun hubungan antar aset lokal untuk pemecahan masalah yang saling
menguntungkan di masyarakat.
5. Mengadakan pertemuan deliberative / kelompok perwakilan seluas mungkin untuk
membangun visi dan rencana komunitas.
6. Memanfaatkan kegiatan investasi dan sumber daya dari luar masyarakat untuk
mendukung pembangunan berbasis aset yang ditentukan secara lokal.

Anda mungkin juga menyukai