Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK JALANAN

KELOMPOK 1 KOMUNITAS : LIA OKTAVIANI ( 08210100171)


ANITA SARI (08210100163) GITA RIA SONATA ( 08210100172)
CHESNYA YUVI F.S(08210100164) MELLISA MENTARI (08210100173)
NURHIKMAH ( 08210100165) BENY PERMADI ( 08210100174)
IMAM GUNAWAN (08210100166) RAHAYU APRIYANTI ( 08210100175)
MAYA NOVITASARI ( 08210100167) ULFA PUSPITASARI ( 08210100176)
LIZA ERAWATI S (08210100169) IRFAN PURNAWAN ( 08210100179)
MARIA DAMAISIA T ( 08210100169)
DWI SAKTI W (08210100170)
Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia
merupakan persoalan sosial yang kompleks. Hidup menjadi
anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang
menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak
bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang
menjadi “masalah” bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat
dan negara. Namun, perhatian terhadap nasib anak jalanan
tampaknya belum begitu besar dan solutif. Padahal mereka
adalah saudara kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus
dilindungi, dijamin hak-haknya, sehingga tumbuh-kembang
menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan
bermasa depan cerah.
DEFINISI ANAK JALANAN

Anak jalanan atau gelandangan adalah mereka yang tidak


memiliki tempat tinggal tetap, yang secara yuridis tidak
berdomisili secara otentik. Disamping itu mereka merupakan
kelompok yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan layak,
menurut ukuran masyarakat pada umumnya dan sebagian
besar dari mereka tidak mengenal nilai-nilai keluhuran
(Sudarsono, 2009).
A. Tanda dan Gejala Anak Jalanan
1) Orang dengan tubuh yang kotor sekali,
2) Rambutnya seperti sapu ijuk
3) Pakaiannya compang-camping dengan membawa
bungkusan besar yang berisi macam- macam barang
4) Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri
5) Sukar diajak berkomunikasi
6) Pribadi tidak stabil

7) Tidak memiliki kelompok (Suyanto, 2010)


Faktor-Faktor yang Memengaruhi Munculnya Anak Jalanan

a. Tingkat Mikro (Immediate Causes)


Faktor pada tingkat mikro ini yaitu faktor yang berhubungan dengan
anak dan keluarganya.

b.Tingkat Messo (Underlying Causes)


Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada tingkat messo ini
yaitu faktor yang ada di masyarakat.

c. Tingkat Makro (Basic Causes)


Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada tingkat makro
yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur makro
Karakteristik Anak Jalanan

a) Chidren of the street


Anak yang hidup/tinggal di jalanan dan tidak ada hubungan dengan keluarganya. Kelompok ini
biasanya tinggal di terminal, stasiun kereta api, emperan toko dan kolong jembatan.
b) Children on the street
Anak yang bekerja di jalanan. Umumnya mereka adalah anak putus sekolah, masih ada
hubungannya dengan keluarga namun tidak teratur yakni mereka pulang ke rumahnya secara
periodik.
c) Vulberable children to be street children
Anak yang rentan menjadi anak jalanan. Umumya mereka masih sekolah dan putus sekolah, dan
masih ada hubungan teratur (tinggal) dengan orang tuanya.
Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Jalanan

Perlindungan terhadap anak dan kesejahteraan anak di Indonesia telah tercantum dalam
Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Undang-Undang RI
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan Undang-Undang kehidupan tidak
layak dan mengalami masalah sosial. Yang dimaksud masalah sosial, seperti kemiskinan,
ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial, penyimpangan perilaku, korban
bencana, serta korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.

Startegi penanganan anak Jalanan

Penanganan anak jalanan yang dilakukan melalui dua cara yaitu penanganan secara preventif
dan penanganan secara represif. Penanganan secara preventif kegiatan yang dilakukan yaitu
sosialisasi dan pemberian bantuan kepada orang tua anak jalanan. Penanganan secara represif
yang dilakukan yaitu razia atau penjaringan, pemberian bantuan bagi anak jalanan serta
pembinaan dan pelatian.
Asuhan Keperawatan Pada Anak Jalanan

1. Pengkajian
a) Faktor predisposisi
 Genetik
 Neurobiologis : penurunan volume otak dan perubahan sistem neurotransmiter.
 Teori virus dan infeksi

b) Faktor presipitasi
 Biologis

 Sosial kultrul

 Psikologis

c) Penilaian terhadap stressor

d) Sumber koping

• Disonasi kognitif ( gangguan jiwa aktif )


• Pencapaian wawasan
• Kognitif yang konstan
• Bergerak menuju prestasi kerja

e)Mekanisme koping
Diagnosa Keperawatan

1. Harga Diri Rendah


2. Isolasi Sosial
3. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
4. Resiko perilaku kekerasan/Perilaku kekerasan
5. Gangguan Proses Pikir: Waham
6. Resiko Bunuh Diri
7. Defisit Perawatan Diri
Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1. Harga Diri Rendah


Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan dengan
orang lain dan lingkungan.
Tujuan khusus :

Klien dapat membina hubungan saling percaya


Tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
2. Jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
3. Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
4. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
5. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
6. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2.Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
2.3. Utamakan memberi pujian yang realistis
2.4. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
ke rumah
4.Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
Tindakan :
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5.Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


Tindakan :
2. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
3. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
4. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
5. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
Penutup

A. Kesimpulan

Masalah anak jalanan adalah masalah yang sangat kompleks yang menjadi masalah kita bersama.
Masalah ini tidak dapat ditangani hanya oleh satu pihak saja melainkan harus ditangani bersama-sama
oleh berbagai pihak yang perduli permasalahan ini juga dapat diatasi dengan suatu program yang
komprehensi dan tidak akan dapat tertangani secara efektif bila dilaksanakan secara persial. Dengan
demikian kerja sama antara berbagai pihak, pemerintah, LSM, masa media mutlak diperlukan.

Khusus mengenai aspek hukum yang melindungi anak jalanan yang terpaksa bekerja juga merupakan
komponen yang perlu diperhatikan karena masih lemahnya peraturan dan perundang-undangan yang
mengatur masalah ini.

B. Saran

Saran saya dalam menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan adanya semacam kampanye
kepada masyarakat luas untuk peduli dan meningkatkan kesadaran terhadap anak anak jalanan yang ada
di Indonesia ini melalui poster, iklan layanan dan sebagainya
Daftar Pustaka

•Bagong suyanto dan Hariadi Sri Sanituti, Krisis dan child abuse kajian sosiologi tentang
kasus pelanggaran hak anak dan anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus
(Surabaya: Airlangga university press, 1999), hal 41-42.

•Suyanto, Bagong. (2010). Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Anda mungkin juga menyukai