Anda di halaman 1dari 14

Makalah Psikologi Komunitas

Forced Field Analysis


“Komunitas Mahasiswa yang Memiliki Perilaku Konsumtif”

Dosen Pengampu :
Dra. Zahrotul Uyun, M.Si

Disusun oleh :

Afif Az-Zahro (F100170132)


Monica Huaida Hanifah (F100170070)
Fatimah (F100180029)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
Pendahuluan

Pesatnya perkembangan tren, akan membuat aktifitas berbelanja


sering digunakan sebagai alat untuk memuaskan emosional, tak jarang
didapati seorang akhirnya juga membeli barang yang tidak begitu
dibutuhkan. Permasalahan yang terjadi ketika adanya online shop ini ialah
terjadi pada konsumen itu sendiri, dimana kita sebagai konsumen bisa
melakukan proses berbelanja itu kapanpun kita mau, dengan mengaktifkan
hp (handphone) kita sudah dapat memesan barang yang kita pilih dan
boleh jadi karena kemudahannya kita tidak lagi mempertimbangkan
terlebih dahulu demi memenuhi kebutuhan emosi semata. (Sipunga dalam
Renaldy, Dewi dan Hidayatulah 2018),
Menurut Khairunnisa (dalam Wahyuni, Irfani, Syahrina dan
Marian 2019) Berbelanja secara online banyak diminati oleh sebagian
besar masyarakat karena dianggap lebih mudah untuk memperoleh barang
yang diinginkan cukup dengan memilih gambar yang tersedia di account
online shop lalu memesannya secara langsung dan membayar dengan cara
transfer langsung, hal ini sangat mudah sekali digunakan.
Para remaja ingin menunjukkan diri bahwa mereka juga dapat
mengikuti mode yang sedang update padahal mode selalu berubah,
sehingga para remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya,
sehingga menyebabkan mereka mengkonsumsi barang dan jasa tanpa
berpikir panjang. Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam
gaya hidup sekelompok remaja, dalam perkembangannya mereka akan
menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif jika tidak
ditangani. (Dikria dan Mintarti W 2016).
Menurut Farhan dan Reza (2015) Bagi sebagian besar mahasiswa,
masa kuliah adalah saat pertama mereka mengelola keuangannya sendiri
tanpa adanya pengawasan dari orang tua (Sabri et al. 2008). Mahasiswa
akan menghadapi permasalahan yang mungkin baru dan menghadapi
lingkungan yang baru tanpa adanya pengawasan dan dukungan dari orang
tua. Mahasiswa harus bisa secara mandiri mengatur keuangannya dengan
baik dan juga harus bisa bertanggung jawab atas keputusan yang telah
mereka buat. Permasalahan-permasalahan keuangan yang sering timbul
pada mahasiswa adalah mereka belum memiliki pendapatan, sebagian dari
mahasiswa masih bergantung kepada orang tua. Selain itu, sikap boros dari
mahasiswa merupakan permasalahan yang sering dihadapi.

Disini kami akan menganalisis masalah sosial yang terjadi pada kelompok
mahasiswa yang berperilaku konsumtif di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Metode yang kami gunakan adalah Forced Field Analysis atau analisis kekuatan
lapangan.

Metode Penelitian

Metode analisis masalah sosial yang disampaikan dalam paper ini berasal
dari Kurt Lewin, yang dinamakan Force Field Analysis atau Analisis Kekuatan
Lapangan. Tahapan dalam metode ini meliputi pemilihan masalah, melacak
penyebab-penyebabnya, mengidentifikasi faktor penyebab spesifik yang akan
dikaji lebih lanjut, menganalisa kekuatan-kekuatan pendukung yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah serta kekuatan-kekuatan penghambat
yang membuat masalah sulit diatasi, dan terakhir menyiapkan aksi intervensi.
Metode ini menarik dan menantang. Untuk melaksanakan metode ini, kita harus
memberikan komitmen amal sosial, dan rasa hormat mendalam terhadap
komunitas atau populasi yang kita pilih untuk bekerjasama dalam semangat
kemitraan partisipatif yang setara.

A. Pembahasan

Langkah 1: Mengidentifikasi Masalah

Komunitas / populasi : Mahasiswa Psikologi UMS


Penyebab utama timbulnya masalah perilaku konsumtif yang terjadi di
kalangan mahasiswa Psikologi UMS

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut, yaitu


Mahasiswa menjadi memiliki sifat boros, mahasiswa tidak memiliki
pemasukan atau uang yang seharusnya bisa menjadi tabungan, yang mana
tabungan tersebut bisa menjadi simpanan dana darurat, kemudian dengan
intensitas pembelian yang tinggi, mahasiswa memiliki berbagai barang
yang tidak terpakai.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara penerapan yang efektif dalam menjalankan program


edukasi dampak perilaku konsumtif pada mahasiswa.

C. Nama Program Prevensi

Adapun tema atau nama program prevensi yang diupayakan, yaitu


"Edukasi Perilaku Konsumtif pada Komunitas Mahasiswa Psikologi"

D. Alasan Program Prevensi

Penyelenggaraan program prevensi, berdasarkan faktor yang


menyebabkan perilaku konsumtif tersebut terjadi pada mahasiswa
psikologi UMS, yaitu dengan mudahnya teman-teman mahasiswa untuk
membeli sesuatu barang tanpa memikirkan keperluan, esensi maupun
kebutuhan jangka panjang. Oleh karena itu kami berupaya memberikan
sebuah program edukasi yang diharapkan agar mahasiswa lebih
memahami adanya masalah tersebut dan disertai bagaimana cara
mengatasinya, serta nantinya ikut berpatisipasi dalam menyadarkan
masyarakat kaitannya dalam perilaku konsumtif.

E. Tujuan Program Prevensi


Tujuan Utama

Memberikan pemahaman pada mahasiswa mengenai perilaku konsumtif;


mulai dari ciri-ciri perilaku konsumtif, bentuk perilaku, dampak, dan bagaimana
cara mengatasi perilaku tersebut, seperti berlatih untuk membangun pola pikir
positif, memulai untuk menabung, membangun aset untuk jangka panjang, dan
sebagainya.

Tujuan Kasus

1. Menumbuhkan pemahaman dan kesadaran mahasiswa terhadap


dampak perilaku konsumtif
2. Mengurangi presentase perilaku konsumtif pada mahasiswa

F. Manfaat Program Prevensi


1. Mahasiswa dapat menumbuhkan pola pikir positif yang diikuti
dengan perilaku yang lebih produktif
2. Mengurangi tingkat perilaku konsumtif pada individu seorang
mahasiswa
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan pada mahasiswa tentang
perilaku konsumtif.

BAB II

METODE KEGIATAN

Metode yang digunakan dalam membantu mengatasi permasalahan diatas,


yaitu melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Analisis permasalahan
2. Identifikasi permasalahan
3. Perencanaan program prevensi
4. Pelaksanaan program prevensi :
a) Memberikan pretest sebelum pemberian materi
b) Memberikan materi dengan judul “Pentingnya memiliki kesadaran
terhadap perilaku konsumtif”
c) Memberikan posttest sesudah materi diberikan
d) Diskusi, melalui kelompok kecil
e) Evaluasi program prevensi.

BAB III

PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan program prevensi berupa edukasi dengan tema


“edukasi perilaku konsumtif pada komunitas mahasiswa psikologi” ini diadakan
secara bertahap, dengan menggunakan platform online, yaitu whatsapp group.
Kegiatan yang dilakukan secara bertahap ini, meliputi :

Senin, 7 Juni 2021

- Pukul 11.00 - 11.30 : Pembukaan dan perkenalan

Diletakkan dasar bagi pengembangan hubungan antarpribadi (working


relationship) yang baik, yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah
pada penyelesaian masalah

- Pukul 11.30 - 12.00 : Penjelasan masalah

Masing-masing konseling mengutarakan masalahnya sambil mengungkapkan


pikiran dan perasaannya secara bebas.

- Pukul 12.00 - 13.00 : Penggalian latar belakang masalah

Lebih menyajikan gambaran lengkap mengenai kedudukan masalah dalam


keseluruhan situasi hidup masing-masing.

- Pukul 13.00 - 13.30 : Penyelesaian masalah

Konselor dan para konseli bagaimana persoalan tersebut dapat diatasi.


- Pukul 13.30 - 14.30 : Penutup

Bilamana kelompok sudah siap untuk melaksanakan apa yang telah


diputuskan bersama, maka proses konseling dapat diakhiri dan kelompok
dibubarkan pada pertemuan terakhir.

BAB IV

RESUME KEGIATAN KONSELING KELOMPOK

Pertemuan II

Hari/ Tanggal : Selasa, 8 juni 2021

Waktu : 13.00-13.45 WIB

Pemimpin Kelompok : Afif Az-Zahro

Masalah yang muncul :

1. AA: Tidak bisa menabung, Uang saku habis untuk bermain game dan pulsa Hp

2. FLB : Kecanduan “game Online’, boros dalam menggunakan pulsa Hp, uang
saku selalu habis sebelum akhir bulan.

3. RWP : Sering gonta-ganti Hp, dan sering mengikuti mode fashion

4. MPD : Sering membeli CD/DVD artis idolanya, yang membuat uang


tabungannya habis

5. MSE : Sering menghabiskan pulsa untuk internetan

6. DF: Bila melihat barang yang unik tertarik untuk membelinya, meskipun harus
memakai uang saku padahal uang saku itu untuk waktu satu bulan

7. FAG : Uang tabungan habis untuk bermain futsal, game online

8. PRHH : Uang saku selalu habis untuk jajan dan tidak bisa menabung
9. SRI : Suka bermain game online yang membuat uang sakunya tidak tersisa,
boros dalam mengkonsumsi barang-barang.

10. WKJ : boros dalam memakai pulsa, sering membeli baju dan sering
menghabiskan waktu di warnet

Masalah yang dibahas :

Masalah yang akan dibahas sesuai kesepakatan anggota kelompok, yaitu

masalah RWP yaitu “Sering gonta-ganti Hp, dan sering mengikuti mode fashion”

Deskripsi permasalahan :

RWP adalah termasuk anak dari keluarga yang mampu. Semua


keinginannya selalu di penuhi oleh orang tuanya. RWP sering pergi ke mall atau
shopping center. Setiap pergi ke tempat itu, ada saja barang yang ingin dia beli.
Biasanya RWP ingin membeli barang seperti: jam, baju pernak-pernik aksesoris,
tas dll. Apabila orang tuanya tidak membelikan barang yang di inginkannya, RWP
akan marah. Selain itu RWP sering menghamburkan uangnya untuk keperluan
yang kurang penting seperti mentratrik teman-temannya. Sebenarnya RWP ingin
dirinya di anggap lebih oleh teman-temannya. RWP sendiri menyadari bahwa
sifatnya itu kurang baik. Namun sering kali dia tidak bisa menahan keinginnya
untuk membeli barang yang dia inginkan.

Masukan dari Anggota Kelompok :

1) Berusaha menghargai uang, dan mengerti apabila tidak di belikan barang yang
di inginkannya tidak boleh marah (SRI)

2) Jangan menghamburkan uang, lebih baik di tabung untuk keperluan masa


depan (FAG)

3) Berpikir lebih jernih sebelum membeli barang (MPD)

4) Berusaha untuk hemat dan tidak boleh berfoya-foya (DF)


5) Apabila ingin di anggap lebih oleh teman, maka belajar yang tekun agar
berprestasi (FLB)

6) Lebih menghargai uang yang di berikan orang tua dengan tidak boros (WKJ)

7) Berusaha untuk hidup sederhana, dan jangan sering pergi ke mall (MSE)

8) Sebisa mungkin mengendalikan keinginan yang tidak penting (PRHH)

9) Lebih bisa mengontrol diri (AA)

Rencana Tindakan :

RWP akan berusaha untuk berubah, sebisa mungkin menhargai uang hasil
kerja orang tuanya, hidup lebih hemat dan berusaha untuk mengendalikan diri
unatuk tidak membeli barang yang kurang penting.

Pertemuan : III

Hari/ Tanggal : Rabu, 9 juni 2021

Waktu : 10.35-11.20 WIB

Pemimpin Kelompok : Afif Az-Zahro

Masalah yang muncul :

1. AA: Tidak bisa menabung, Uang saku habis untuk bermain game dan pulsa Hp

2. FLB : Kecanduan “game Online’, boros dalam menggunakan pulsa Hp, uang
saku selalu habis sebelum akhir bulan.

3. RWP : Sering gonta-ganti Hp, dan sering mengikuti mode fashion

4. MPD : Sering membeli CD/DVD artis idolanya, yang membuat uang


tabungannya habis

5. MSE : Sering menghabiskan pulsa untuk internetan


6. DF: Bila melihat barang yang unik tertarik untuk membelinya, meskipun harus
memakai uang saku padahal uang saku itu untuk waktu satu bulan

7. FAG : Uang tabungan habis untuk bermain futsal, game online

8. PRHH : Uang saku selalu habis untuk jajan dan tidak bisa menabung

9. SRI : Suka bermain game online yang membuat uang sakunya tidak tersisa,
boros dalam mengkonsumsi barang-barang.

10. WKJ : boros dalam memakai pulsa, sering membeli baju dan sering
menghabiskan waktu di warnet

Deskripsi permasalahan :

SRI memiliki ketergantungan terhadap game online dengan rata-rata


bermain hampir setiap hari dan itu dilakukan di warnet, selain itu SRI juga boros
161 terhadap pemakaian pulsa handphone. SRI termasuk siswa yang sangat
memperhatikan penampilan dan hal itu membuatnya tergolong konsumtif karena
dia sering membeli parfum, sabun muka dll. SRI juga sangat mengikuti gaya atau
trend fashion, dia sering pergi ke mall untuk sekedar cuci mata ataupun membeli
sesuatu. Dengan kebiasaan-kebiasaan itu SRI selalu di marahi orang tuanya
karena uang sakunya selalu habis dan dia selalu minta uang lagi kepada orang
tuanya.

Masukan dari Anggota Kelompok :

1) Merubah kebiasaan yang kurang berguna dengan kegiatan yang


lebihbermanfaat (AA)

2) Mengendalikan diri, dan lebih hemat dalam segala hal (RWP)

3) Jangan terlalu mengikuti trend karena akan membuat kita jadi boros (PRHH)

4) Jangan terlalu boros (WKJ)

5) Lebih hemat dan berlatih untuk hidup sederhana wajar (MSE)


6) Gunakan uang saku untuk kebutuhan yang penting (DF)

7) Jangan sering pergi ke mal agar tidak terpengaruh untuk membeli sesuatu
(MPD)

8) Ubah kebiasaan, jangan sering mengikuti hawa nafsu (FAG)

9) Lebih teliti menggunakan uang (FLB)

Rencana Tindakan :

SRI akan sedikit demi sedikit mengurangi kebiasaannya bermain game

online selain itu dia akan memakai pulsa dan barang-barang seperti parfum

sehemat mungkin. SRI juga akan menggunakan uang sakunya dengan hemat dan

berusaha bisa menyisihkan uang saku

BAB V

HASIL

NO Resp Pemahaman Perasaan Tindakan


AA Tahu cara kita agar Senang karena Hemat saat
tidak boros pulsa belum pernah internetan
mengikuti kegiatan
seperti ini.
FLB Tahu manfaat Senang karena bisa Tahu waktu kalau
hemat pulsa memberi saran pada kita sedang
teman internetan
RWP Menghindari boros Merasa senang Bisa tahu kapan
memakai pulsa dan kita harus
lebih hemat internetan
MSD Memperoleh Merasa senang Melaksanakan
pemahaman tentang karena tahu saran dari teman-
penyelesaian bagaimana bersikap teman
masalah yang saya terhadapa
alami permasalahan ini
MPE Paham akan Merasa senang Lebih hemat
masalah MSP
dan tahu cara
penyelesaiannya
DF Jangan terlalu boros Menyenangkan bisa Tidak kecanduan
menggunakan pulsa ikut kegiatan ini internet
FAG Kalau internetan Merasa senang Lebih hemat saat
sekiranya ada hal internetan
yang pentig saja
PRHH Menambah Senang bisa Bisa mengatur
pengetahuan membantu teman waktu kapan
tentang cara agar harus internetan
menghemat pulsa
SRI Menggunakan pulsa Menyenangkan Lebih
sebaik mungkin karena kita bisa mengendalikan
berdisku diri untuk tidak
internetan terlalu
sering
WKJ Jangan lama-lama Merasa senang bisa Tahu kapan kita
kalau internetan ikut kegiatan ini harus internetan
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku konsumtif dapat terjadi karena berbagai faktor, untuk itu perlu
penanganan yang sesuai untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya diberikan
pemahaman dasar mengenai bagaimana sebab maupun dampak jika seseorang
memiliki perilaku konsumtif. Pada lingkup mahasiswa, perilaku konsumtif
menjadi perhatian khusus, yang mana jika dibiarkan akan berdampak buruk
pada kondisi mahasiswa itu sendiri. Maka dengan adanya program preventif
diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan pada mahasiswa
terhadap bagaiman menyikap keberadaan perilaku konsumtif yang terjadi pada
lingkungan pertemanan maupun pada diri sendiri.

B. Saran

Dapat diupayakan secara berkala kegiatan seperti konseling kelompok


maupun diskusi pada kelompok kecil, yang mana membahas seputar perilaku
konsumtif seiring perkembangan teknologi. Apapaun metode yang digunakan
dapat menyesuaikan, Hal ini dapat memberikan kesadaran dan menumbuhkan
perilaku yang lebih produktif serta memberikan solusi yang relevan dalam
mengurangi perilaku konsumtif pada lingkup mahasiswa.
Daftar Pustaka

Renaldy, M., Dewi, R. S., & Hidayatullah, M. S. (2018). HUBUNGAN


KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KONSUMEN ONLINE
SHOP MELALUI SOSIAL MEDIA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI
PSIKOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT. Jurnal Kognisia .

Irfani, H., Syahrina, I. A., Wahyuni, R., & Mariana, R. (2019). PENGARUH
GAYA HIDUP DAN LITERASI KEUANGAN TERHADAP PERILAKU
KONSUMTIF BERBELANJA ONLINE PADA IBU RUMAH TANGGA DI
KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG. Jurnal Benefita , 548-
559.

Dikria, o., & Mintarti W, S. U. (2016). PENGARUH LITERASI KEUANGAN


DAN PENGENDALIAN DIRI TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF
MAHASISWA JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2013. Jurnal
Pendidikan Ekonomi

Margaretha, F., & Pambudhi, R. A. (2015). TINGKAT LITERASI KEUANGAN


PADA MAHASISWA S-1 FAKULTAS EKONOMI. 76-85.

Anda mungkin juga menyukai