Anda di halaman 1dari 11

CONTOH SATUAN ACARA PENYULUHAN YANG

DILAKUKAN OLEH MAHASISWA KEPERAWATAN KOMUNITAS

RANCANGAN KEGIATAN (PRE PLANNING)


PENYULUHAN PENGARUH SOSIAL MEDIA PADA SISWA
SMK VETERAN SUKOHARJO
KABUPATEN SUKOHARJO

Hari : Rabu
Tanggal : 29 November 2017
Waktu : 09.55 s/d Selesai
Tempat : SMK Veteran Sukoharjo
Topic kegiatan : Penyuluhan tentang Pengaruh Sosial Media bagi Kesehatan Jiwa pada
Remaja

A. LATAR BELAKANG
Penggunaan teknologi dengan fitur canggih yang memadai menjadi sulit untuk
dipisahkan dengan kehidupan para pelajar.Pembaharuan dan penyempurnaan gadget yang
semakin hari semakin canggih membuatnya semakin digemari. Contohnya yang sedang
tren saat dikalangan para pelajar adalah Blackberry Messenger(BBM). BBM menjadi alat
komunikasi pengganti SMS maupun telepon pada masa kini dengan fitur yang canggih
didalamnya yang dapat mengirim pesan, suara, gambar, maupun file lagu membuat
aplikasi ini digilai oleh kalangan pelajar.

Para pelajar tersebut pun mempunyai ketertarikan tersendiri akan hal-hal yang
baru, mereka langsung berbondong-bondong membuat akun diaplikasi media sosial yang
lebih keren .Dengan berbincang-bincang melalui media sosial ataupun messenger
mempunyai keseruan tersendiri.Disamping itu pelajar mempunyai uang saku yang
terbatas, jika harus mengobrol di cafe, bertemu langsung atau hanya sekedar menelpon
berjam-jam membuat mereka harus mengeluarkan uang lebih untuk hal tersebut. Dengan
menggunakan sosial media ataupun messenger tersebut mereka akan lebih hemat dalam
hal waktu dan uang mereka.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, para siswa paham akan dampak dari penggunaan social
media bagi kejiwaan mereka.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan agar para siswa mampu:
- Mengulang kembali pengertian dari social media
- Menyebutkan pengaruh social media bagi kejiwaan remaja
- Mengetahui cara mengatasi kecenderungan remaja di sosial media
- Mengetahui peran orang tua terhadap kecenderungan remaja di sosial media

C. PESERTA
Siswa SMK Veteran Sukoharjo

D. KEPANITIAAN
Ketua : Agung Mugi D
Sekretaris : Devi Windhatyara
Bendahara : Selvina Farida
Seksi Acara : Nurul Hanifah
Seksi Humas : Agung Mugi D
Seksi Dokumentasi : Vita Ayuningtyas
Seksi Evaluasi : Anita Wulan N
Seksi Perlengkapan :Fitriyani Sinta D
Seksi Konsumsi : Nurul Hanifah

E. SETTING ACARA
 Acara
1) Pembukaan oleh Pembawa Acara
2) Sambutan-sambutan
- Ketua panitia selama 5 menit
- Wakil dari pendidikan 5 menit
3) Penyuluhan pengaruh social media oleh petugas mahasiswa selama 15 menit
4) Tanya jawab 30 menit di pandu mahasiswa keperawatan

 Setting tempat
Panitia

Audiens Audiens

Audiens Audiens

 Petugas-petugas acara
Pembawa acara :
Moderator : Selvina Farida
Notulen : Fitriyani Sinta D
Penyaji : Agung Mugi D
Wakil pendidikan : Bpk. Wakil Iqbal Mubarak, SKM

F. METODE
Diskusi dan Tanya jawab

G. MEDIA
Leaflet dan Power Point

H. RENCANA EVALUASI KEGIATAN


1. Evaluasi struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan 4 hari sebelum kegiatan dan informasi ke pengurus 2 hari
sebelum kegiatan
2. Evaluasi Proses
 Peserta yang hadir 90 %
 Tempat: SMK Veteran Sukoharjo
 Peserta yang aktif bertanya hanya 70 %
3. Evaluasi hasil
 Siswa mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali definisi social media
 Siswa mampu menyebutkan dampak social media
 Siswa mampu menjelaskan cara mengatasi kecenderungan remaja di sosial media

Panitia Penyuluhan Kelompok Pada Komunitas

Ketua Sekretaris

Agung Mugi D Devi Windhatyara


NIM: 05.066 NIM: B11515848

Mengetahui,
a.n. PJMK Keperawatan Poltekkes Bhakti Mulia

Dewi Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kes,

Lampiran Materi:
PENGARUH SOSIAL MEDIA BAGI KESEHATAN JIWA PADA REMAJA

A. Pengertian Sosial Media

Media sosial (Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara
online di dunia maya (internet).Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi,
berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun
jaringan (networking). Menurut Wikipedia, media sosial adalah sebuah media online,
dengan para penggunanya (users) bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog,
jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet
yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generatedcontent" (Kaplan, Andreas
M.; Michael Haenlein [2010] "Usersoftheworld, unite! The
challengesandopportunitiesofSocial Media". Business Horizons 53(1): 59–68).

Ciri-ciri kecanduan social media:

1. Saat makanan di restoran dihidangkan, hal pertama yang anda lakukan adalah
mengambil ponsel, memfotonya, dan memasukkannya di Instagram, atau Twitter.
2. Hal pertama yang anda lakukan saat bangun tidur adalah mengambil ponsel anda
(bahkan ponsel anda ditaruh disamping tempat tidur anda, atau bahkan dibawah
bantal!) dan mengecek komentar, retweet, atau like.
3. Anda menyempatkan diri meng-update status Facebook, atau men-tweetkegiatan
anda saat di tengah-tengah momen penting bersama keluarga.
4. Anda menyapa teman anda di suatu acara melalui Twitter mention.
5. Anda mengecek media sosial terlebih dahulu sebelum pergi ke toilet, atau bahkan,
anda men-posting foto diri anda saat sedang di… toilet.
6. Di saat seseorang bertanya “bagaimana harimu?” atau “bagaimana liburan
kamu?”, jawaban anda adalah “kamu gak liat fesbuk/instag/tuiter aku?”. Lalu
anda berpikir untuk menghapus orang tersebut dari koneksi anda, karena
beranggapan tidak ada gunanya jika dia tidak mengikuti update anda.
7. Anda men-Like status update anda di Facebook anda sendiri, memfavorit kicauan
anda sendiri di Twitter, men-Like foto Instagram anda sendiri, men-pinfoto diri
anda sendiri di Pinterest.
8. Anda melakukan check-in di pom bensin sebelum berangkat kerja, check-in lagi
setelah sampai di kantor, check-in lagi saat makan siang di kantin, check-in lagi
setelah sampai di rumah. Tetapi saat mau membuka pintu rumah, anda baru sadar
bahwa anda ketinggalan kunci rumah. Ha!
9. Hal pertama yang anda lakukan saat mendengar seseorang yang terkenal
meninggal adalah mencari informasi atau karirnya di Google, dan terburu-buru
ingin mengganti status belasungkawa yang paling unik dan paling gaul.
10. Saat seseorang melucu terhadap anda, bukannya tertawa tapi anda malah hanya
berkata LOL! Lalu anda menertawakan kejeniusan anda sendiri karena
menggunakan kata-kata LOL tersebut.
11. Anda selalu mencoba untuk menjadi orang yang pertama! Orang yang pertama
memposting di suatu forum, orang yang pertama men-update status atau berkicau
tentang suatu berita, orang yang pertama mem-posting foto pada event yang
ramai.
12. Anda mengucapkan kata-kata “hashtag” pada percakapan sehari-hari!
Inti dari semua gejalanya adalah penarikan diri dari dunia sosial yang nyata untuk
dunia sosial yang maya.

B. Pengaruh Media Sosial Bagi Remaja


1. Pengaruh Positif :
a. Sebagai media penyebaran informasi
b. Memudahkan dalam memperoleh informasi.
c. Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial
d. Memperluas jaringan pertemanan
e. Remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui
teman-teman
f. Media sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat,
perhatian dan empati.
2. Pengaruh Negatif
a. Membuat remaja lebih mementingkan diri sendiri
b. Kecanduan situs jejaring sosial
c. Menjadi malas belajar
d. Bagi remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs media sosial
e. Membuat waktu terbuang dengan sia-sia
f. Kejahatan dunia maya
g. Cedera pada tangan
h. Merusak mata
i. Menyebabkan kurangnyasopan santun remaja saat ini.

C. Pengaruh Sosial Media Bagi Kesehatan Jiwa pada Remaja


Jika kamu merupakan salah satu orang yang selalu nggak bisa menahan diri untuk
nggak selfie saat memegang smartphone, hal itu harus kamu waspadai karena
ternyata keseringan selfie bisa berdampak buruk.Simak ulasan berikut:
1. Mempunyai Obsesi Besar Untuk Tampil Sempurna
Orang yang punya kebiasaan sering selfie akan berdampak pada gangguan
psikologisnya. Mereka akan punya obsesi berlebih disbanding manusia lain.
Semakin sering mekakuan selfie, maka semakin besar pula obsesi kamu untuk
selalu tampil sempurna dan mengesankan di depan orang lain.

Seorang psikolog bernama Jill Weber mengungkapkan bahwa di sisi lain


selfie membuat harga diri kamu mulai terikat untuk menjadi komentar tiap
orang dan “Like” yang kamu dapatkan ketika mem-posting foto selfie kamu.
Ini yang mengakibatkan kamu ingin tampil lebih sesempurna mungkin,
yang akhirnya membuat kamu cenderung melakukan semau hal untuk tampil
lebih sempurna, mulai dari menghamburkan uang untuk memborong baju,
membeli seperangkat alat make-up yang menurut kamu bisa bikin kamu cantik
maksimal, dan hal yang paling ekstrim hingga melakukan operasi plastik.
2. Gila Akan Pujian
Apalagi tujuan selfie secakep mungkin hingga kamu memilih satu dari
ribuan foto yang diambil untuk di-posting selain untuk mendapat pujian dari
orang-orang.

Pujian-pujian yang diberikan oleh teman di dunia maya saat kamu mem-
posting foto selfie di media sosial pastinya akan membuat kamu senang.

Tapi jangan terlalu terlena dengan pujian tersebut, ini hanya akan
membuat kamu jadi terlalu mencintai diri sendiri dan gila akan pujian.
Memang tidak ada salahnya sih mencintai diri sendiri, sah-sah saja. Namun,
yang jadi masalahnya adalah jika kamu sudah terlalu gila akan pujian, dan fakir
pujian.

3. Memiliki Kepribadian Terlalu Narsis


Keseringan selfie akan menimbulkan pribadi yang terlalu narsis dan inilah
yang dianggap sebagai gangguan mental yang nggak jauh beda kayak orang
gila oleh para peneliti. Kamu tidak perlu kaget karena, kepribadian terlalu
narsis ini merupakan salah satu gangguan mental di mana pengidapnya
mempunyai ego yang tinggi dan kebutuhan yang mendalam akan dikagumi
orang lain.

Bahkan orang narsis percaya bahwa mereka bisa lebih unggul dalam segi
fisik dan daya tarik daripada orang lain, tidak jarang hal ini mengakibatkan
terjadinya suka merendahkan, sombong dan merasa paling wah.
4. Psikopat
Psikopat?Hal ini sudah gak bisa dianulir lagi, wabah selfie ini kian
menggila setelah fitur kamera depan handphone mulai muncul. Tidak cuma
wanita, sejumlah pria juga keranjingan dengan tren ini.

Namun, Ohio State University telah merilis bahwa pria yang gemar
memotret diri sendiri berpotensi memiliki pribadi psikopat.Pria yang sering
selfie cenderung melihat diri sendiri dari segi ketampanan dan minim rasa
empati.

5. Selfie Itu Candu


Selain psikopat, ada lagi yang paling berbahaya dari dampak sering foto
selfie.Selfie bikin kamu kecanduan, kamu bisa ketagihan untuk terus-terusan
foto selfie. Jika sehari saja kamu nggak berfoto selfie dan mem-posting ke
jejaring sosial, rasanya ada yang kurang. Dan greget ingin upload foto selfie
gaya baru.

Tapi, kamu perlu hati-hati.Jika kamu sudah mengalami tanda-tanda


tersebut dipastikan kamu sudah mulai kecanduan selfie.Hal inilah yang bisa
menjadi salah satu pemicu ketidakseimbangan kesehatan mental.

Bahkan, secara psikologis kamu akan merasa rendah diri jika nggak
melakuklan foto selfie dengan gaya terupdate. Kamu juga akan merasa minder
jika wajah kamu nggak sebaik yang kamu harapkan sehingga mengandalkan
fitur edit untuk mempercantik penampilanmu.

6. Selfie itu menipu


Pelaku selfie terutama kaum hawa, pastinya selalu ingin dinilai indah di
mata orang lain dengan melakukan berbagai pose indah dan manis. Gaya
apapun selalu ia tiru, mulai dari pose moyongin bibir, senyum 3 jari, muka
sedih, muka sok imut, muka sok jutek dan lain sebagainya.

Akan tetapi, kenyataannya terkadang foto selfie tersebut bertolak belakang


dengan kondisi aslinya. Dari mulai ingin terlihat cantik dengan memanfaatkan
fitur edit face, sampai ingin memamerkan kondisi kehidupannya yang ingin
dianggap ‘wah’. Padahal realitanya nggak sekira yang dibayangkan.Jadi, kamu
nggak seharusnya mengira bahwa setiap foto selfie memang benar-benar indah
dan cantik.

7. Mengundang Kejahatan
Foto selfie yang disebarkan ke jejaring sosial bisa mengundang
kejahatan.Buktinya, tidak sedikit wanita yang memamerkan foto selfie-nya
dengan pakaian terbuka sehingga mempengaruhi orang lain untuk
memanfaatkan peluang itu. Hal ini tentu perlu diperhatikan oleh kamu-kamu
yang hobi selfie, kalau tidak mau jadi korban pelecehan seksual.

Biasanya orang-orang yang yang tidak punya kegiatan dan tidak


membiasakan diri melakukan kegiatan akan lebih terpengaruh karena lebih
fokus melakukan selfie. Hal itulah yang bisa dimanfaatkan orang untuk
kejahatan, karena orang yang sering selfie hanya fokus kepada satu yaitu
dandan dan banyak pujian.

D. Cara Mengatasi Kecenderungan Remaja di Sosial Media


1. Batasi diri sendiri dalam pengunaan medsos
2. Dapat memilah berbagai informasi
3. Pandai pandai dalam memilih teman
4. Ubah pola kebiasaan online
Jika kebiasaan para kalangan remaja menghabiskan waktu seharian untuk
online di media sosial yang belum tentu arahnya, maka kita harus mulai
merubah kebiasaan itu dengan membuat pola baru dimana misalnya, membaca
email sebagai prioritas, dilanjutkan dengan membaca informasi berita setelah
itu kita harus mulai berani untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak menjadi
prioritas, namun aturan yang dibuat itu harus dipatuhi (Selvi, 2013)
5. Atur ulang jadwal rutinitas
Biasanya para remaja yang kecanduan di media sosial tidak mempunyai
jadwal yang teratur dalam kesehariannya. Oleh karena itu, para remaja harus
mulai mengatur ulang jadwal rutinitasnya dengan baik dan seimbang, antara
kewajiban dan hak (Eko, 2013)

E. Peran Orang Tua Terhadap Sosial Media pada Remaja


1. Mungkin bagi orang tua yang belum mengerti tentang teknologi internet,
mempelajarinya merupakan tantangan tersendiri. Tetapi, agar dapat memantau
anaknnya,
2. Para orang tua harus mengerti tentang internet. Belajarlah tentang bagaimana
menggunakan email, chating atau memiliki akun media sosial. Dengan
mengetahuinya, para orang tua juga dapat mengajari anaknya tentang hal ini.
Bahkan orang tua dapat menjadi teman anaknya dimedia sosial, sehingga bisa
sekaligus memantau setiap update yang dilakukan anaknya di media sosial.
Orang tua juga seharusnya memberitahukan tentang bahaya yang mengintai
dalam penggunaan media sosial. Orang tua harus mengingatkan anakya bahwa
walaupun media sosial menarik, mereka harus mewaspadai bahaya media
sosial. Salah satu caranya adalah dengan mengingatkan agar mereka tidak
memberitahukan data pribadi secara lengkap kepada orang yang baru dikenal
dan jangan mencantumkannya dalam profil pribadi. Peran orang tua
selanjutnya adalah memberitahukan anaknya agar tidak menerima semua orang
yang ingin menjadi teman dalam situs media sosialnya (Eko, 2013)
3. Mengarahkan anak ke hal atau kegiatan yang lebih bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahlan. 2011. “Solusi Pencegahan Dampak Negatif.” http://ahlan-kurniawan.blogspot.com,


diakses 8 september 2017.

Alvin. 2014. “Jumlah Pengguna Instagram.” http://www.merdeka.com, diakses 8 september


2017.

Eko, Listiyono. 2013. “Pengaruh Media Sosial Bagi Dunia Remaja.” http://ekolistiyono.my.id,
diakses 10 september 2017.

Fadhli. 2013. “Dampak Mesia Sosial Terhadap Kalangan Remaja.”


http://tscumum2011.blogspot.com, diakses 7 September 2017.

Harianti. 2013. “Data Jumlah Pengguna Media Sosial Di Indonesia.” http://harianti.com, diakses
5 september 2017.

Jessica. 2013. “Dampak Dari Media Sosial.” http://tikomjessicadevina.blogspot.com, diakses 2


september 2017.
Lukman. 2009. “Dampak Media Sosial.” http://lumansupra.wordpress.com, diakses 9 september
2017.

Refri. 2013. “Mengatasi Dampak Media Sosial.” http://refrisavitri.blogspot.com, diakses 10


september 2017.

Sedulur. 2012. “Macam-Macam Jejaring Sosial Sosial.” http://sedulur-kabeh.blogspot.com,


diakses 1 september 2017.

Selvi. 2013. “Solusi Untuk Mengatasi Dampak Media Sosial.” http://muda.kompasiana.com,


diakses 9 september 2017.

Wahyu. 2013. “Dampak Terhadap Media Sosial.” http://wahyufianlagi.blogspot.com, diakses 10


September 2017.

Zukhria. 2013. “Dampak Positif Dan Negatif Media Sosial.”


http://dampakpositifdannegatifsitus.blogspot.com, diakses 7 september 2017.

Anda mungkin juga menyukai