Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH TEORI KONSULTASI DAN SUPERVISI

NAMA : SAMUEL CHRISTIAN PARDEDE

NIM : 180902035

Tahapan Konsultasi Dalam Menangani Masalah Anak Jalanan :

A. Konsep Anak Jalanan Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang


Perlindungan Anak,
Yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Departemen Sosial Republik Indonesia membagi anak jalanan ke dalam


beberapa tipe,
yaitu :
1. Anak jalanan yang masih memiliki dan tinggal dengan orang tua.
2. Anak jalanan yang masih memiliki orang tua tetapi tidak tinggal dengan
orang tua.
3. Anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua tetapi tinggal dengan
keluarga.
4. Anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua dan tidak tinggal dengan
keluarga.
B. Tahapan Konsultasi Penanganan Masalah Anak Jalanan
adalah sebagai berikut :

1. Prakontrak,

 Sebagai konsultan, saya tentu harus lebih dahulu mengobservasi kehidupan


salah seorang klien di jalanan untuk mendapatkan gambaran umum dari anak
jalanan sebelum melakukan konsultasi

 Kemudian setelah paham mana objek sasaran yang harus ditangani


masalahnya, saya akan mendatangi salah seorang klien ke rumahnya.
Tujuannya adalah untuk memberikan rasa aman kepada si klien karena akan
lebih santai dan mudah dalam menggali informasi Ketika berada di tempat
kediaman sendiri.

 Setelah itu saya akan memperkenalkan profil diri sampai kepada disiplin ilmu,
dan kemampuan-kemampuan lain saya yang akan diterapkan dalam proses
konsultasi masalah si klien.

 Untuk mendapatkan kepercayaan si klien saya akan mencoba menjalin


komunikasi yang akrab layaknya teman sebaya agar si klien tidak merasa
terancam Ketika di wawancarai mengenai masalah masalahnya.

2. Kontrak dan eksplorasi hubungan

 Dalam hal ini saya sebagai konsultan akan menjalin komunikasi secara
formal dan terarah kepada si klien terkait apa capaian yang menjadi
target selama proses penanganan masalah berlangsung.

 Si klien harus mempersiapkan dirinya sebaik mungkin baik secara fisik


maupun mental jika ingin masalahnya cepat terselesaikan. Saya juga
akan memberitahukan sikap-sikap dan perilaku yang harus diterapkan
selama proses penanganan berlangsung untuk menjaga kekondusifan
selama penanganan berlangsung agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan yang bisa mengganggu jalannya proses penanganan
masalah.
3. Kontrak,
Dalam proses konsultasi akan ada beberapa tahapan penanganan yang akan saya
berikan sebagai konsultan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1.) Penanganan dalam hal pendidikan
2.) Penanganan dalam hal keterampilan
3.) Penanganan dalam hal sikap dan perilaku

 Proses penanganan ini akan berlangsung selama 3 bulan dan proses konsultasi akan
dilakukan 3 kali dalam seminggu. Tujuannya adalah agar ada rentang waktu untuk
penyesuaian dengan lingkungan klien semisal setelah hari pertama dilakukan
konsultasi.
 Selama proses itu berlangsung, si klien harus focus terhadap rencana penanganan dan
mengikuti setiap aturan main yang saya berikan sebagai konsultan
 Selama 3 bulan akan ada total 30 kali konsutasi secara tatap muka. Yakni setiap
minggunya akan berlangsung sebanyak 3 kali yakni di hari selasa, kamis dan sabtu.

 Setelah penanganan berjalan selama 3 bulan, setelah itu akan ada proses terminasi
yang akan memutus layanan penanganan terhadap si klien. Selama hal itu berlangsung
maka saya sebagai konsultan akan sembari mengevaluasi apa kelebihan dan
kekurangan dari penanganan yang saya tawarkan kepada si klien serta apa-apa saja
kendala yang dihadapi si klien Ketika mendapatkan layanan penanganan tersebut

4. Identifikasi masalah

Setelah menjalin wawancara dan menggali informasi dari si klien,


Anak jalanan ternyata berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Mereka
menghadapi berbagai masalah yaitu :

1) Keterbatasan dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar. Anak jalanan tidak mampu
memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal yang manusiawi.
2) Kesehatan buruk
3) Partisipasi pendidikan rendah
4) Kondisi sosial, mental dan spiritual tidak kuat/rapuh.
5. Analisis masalah

Adapun analisis masalahnya adalah sebagai berikut :

1) Keterbatasan dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar.

Anak jalanan pada umumnya tidak mampu memenuhi kebutuhan makan, pakaian,
dan tempat tinggal yang manusiawi. Umumnya mereka makan 2 kali sehari, dan
jarang ada makanan tambahan. Selanjutnya, dilihat dari pemenuhan kebutuhan
pakaian, umumnya mereka memiliki pakaian 2 stel. Kemudian dilihat dari
kebutuhan tempat tinggal, sebagian mereka menempati “rumah” dengan kondisi
semi permanen dan tidak permanen. Bahkan, sebagian menempati lorong-lorong
pasar sebagai “rumah” mereka.

Kebanyakan orang tua anak jalanan bekerja sebagai buruh, kuli bangunan, tukang
becak, pedagang/sektor informal dan buruh serabutan. Di salah satu lokasi,
ditemukan orang tua anak jalanan sebagian besar pengamen. Kondisi tersebut
mengakibatkan tumbuh kembang anak jalanan (terutama mental dan sosial) tidak
optimal. Hal ini akan berdampak pada kapasitas kecerdasan mereka yang rendah,
sikap dan perilaku implusif, agresif serta mental mereka rapuh ketika mereka
memasuki dunia dewasa

2) Kesehatan buruk.
Anak jalanan rentan terhadap penyakit kulit, ISPA, dan diare. Kehidupan yang
tidak teratur dan akrab dengan sumbersumber polusi, merupakan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap status kesehatan mereka. Selain itu, mereka rentan
mengidap penyakit menular seksual, akibat dari pergaulan bebas dengan lawan
jenis dan kelompok risiko tinggi menularkan penyakit menular seksual.

3) Partisipasi pendidikan rendah


Anak jalanan tidak mampu berpartisipasi dan mengakses sistem pendidikan.
Karena itu, sebagian besar mereka berpendidikan rendah. DO pada jenjang SD
dan tidak pernah sekolah. Sebenarnya mereka ingin sekali bersekolah, tapi kondisi
ekonomi dan sosial keluarga tidak lagi memungkinkan mereka bersekolah
4) Kondisi sosial, mental dan spiritual tidak kuat/rapuh.

a) Anak jalanan hidup di dalam komunitasnya sendiri.

Mereka kebanyakan tinggal di wilayah yang kurang menyatu dengan wilayah


lain. Jadi wilayah tinggal mereka relatif tertutup dari komunitas luar. Di
dalam komunitas itu, anak jalanan bersosialisasi dan mengembangkan pola relasi
sosial berdasarkan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam komunitas mereka.
Proses sosialisasi tersebut berlangsung bertahun-tahun dan bahkan sebagian anak
jalanan mengikuti cara hidup orang tuanya.

Pada beberapa kasus, orang tua anak jalanan pernah menjadi anak jalanan juga
ketika seusia anaknya, yaitu melakukan kegiatan mengamen dan mengamis.
Proses sosialisasi tersebut membentuk sikap mental dan spiritual mereka yang
seringkali tidak sesuai dan bahkan bertentangan/melanggar aturan dan hukum
yang berlaku. Oleh karena itu, berkata kasar, jorok, tidak santun yang menurut
masyarakat umumnya tidak baik bagi mereka merupakan sesuatu yang baik.

jadi, disini ada perbedaan pemahaman baik dan buruk antara masyarakat
umum dan anak jalanan. hubungan anak dengan orang tua umumnya baik. mereka
sebagian besar kembali ke orang tua setelah melakukan aktivitas di jalanan.
sebagian besar anak merasa bangga dengan orang tuanya sebagai pekerja keras
dan sayang kepada mereka.
Orang tua anak mengetahui kegiatan anaknya dan memberikan dukungan
dengan menyiapkan keperluan anak untuk melakukan aktivitas di jalanan.
sebagian anak jalanan mengalami tekanan psikis akibat perlakuan dari orang
tuanya dan orang dewasa lain. Mereka mendapatkan perlakuan salah, tindakan
kekerasan, penelantaran dan eksploitasi secara ekonomi.

Ditemukan kasus dimana anak jalanan ditargetkan setiap hari membawa uang
jumlah tertentu ketika kembali kerumah. Bila uang yang dibawa pulang kurang
dari target, anak mendapatkan hukuman, seperti dimarahi, dipukul, tidak boleh
tidur di rumah dan tidak diberi makan. Tekanan psikis dari orang tua tersebut
makin bertambah, ketika mereka mendapatkan perlakuan dari orang-orang dewasa
di jalanan dan oknum petugas. Sebagian anak jalanan mendapatkan perlakuan
kurang bersahabat oleh oknum petugas Satpol PP
B) Sebagian anak sudah menyalahgunakan NAPZA dan pergaulan bebas
dengan lawan jenisnya.
Kondisi ini juga menggambarkan rapuhnya mental dan spritual anak jalanan,
baik karena tekanan ekonomi maupun hubungan sosial yang buruk di lingkungan
keluarga maupun di dalam komunitas mereka. Banyak diantara teman si klien
yang sudah menggunakan NAPZA dan terjerumus ke pergaulan bebas. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan si anak jalanan tadi dalam menyikapi
pengaruh buruk yang dating dari luar sehingga mereka tidak bisa membedakan
mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang tidak seharusnya dilakukan.

6. Umpan balik dan perencanaan,

a) Penanganan pendidikan dalam hal pengetahuan

Penanganan pendidikan dalam hal pengetahuan berupa memberikan klien


suatu pendidikan atau pengetahuan bagi anak jalanan dalam lingkup pendidikan
formal maupun informal, anak jalanan diharapkan mampu menyerap pengetahuan
yang diberikan. Pengetahuan yang dimaksudkan adalah merupakan hasil dari tahu dan
mengerti. Hal ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap
objek tertentu. Jadi yang dimaksud sebagai pengetahuan adalah proses seseorang
yang tadinya tidak tahu menjadi tahu setelah seseorang itu menjalani pendidikan, baik
itu secara formal, informal, maupun non formal. Dari adanya pendidikan dalam hal
pengetahuan anak jalanan yang tadinya tidak tahu, tidak mau tahu, menjadi mengerti
dan tahu sehingga mereka memperoleh manfaat yang mereka rasakan dari
pengetahuan yang mereka dapat setelah dilakukan penanganan.

b) Penanganan pendidikan dalam hal keterampilan


Pendidikan dalam hal keterampilan disini adalah pelatihan dalam
menghasilkan suatu karya oleh si klien. Jadi pendidikan dalam lingkup
keterampilan adalah suatu proses yang dimana si klien dapat menghasilkan karya dari
pendidikan yang dia dapatkan. Keterampilan-keterampilan yang ada hubungannya
dengan siap pakai, muthakhir dan dibutuhkan masyarakat, memperoleh prioritas
utama bagi orang-orang dewasa dalam rangka pencarian nafkah atau pekerjaan
dengan lingkup besar seperti industri atau perusahaan.

c) Penanganan pendidikan dalam hal sikap dan perilaku


Dalam hal ini saya akan membangun kerangka berpikir si klien dalam
memberikan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak
dan bersikap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini
menyangkut tentang mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh
dilakukan ketikda dihadapkan pada kehidupan bermasyarakat

7. Penerapan rencana,

Adapun perencanaan yang saya tetapkan dalam penanganan masalah klien


adalah sebagai berikut :
 Konsulti atau si klien dalam hal ini akan mengikuti proses penanganan yang sudah
ada didalam kontrak yakni dalam waktu 3 bulan saya sebagai konsultan akan
mengarahkan si klien dalam menangani masalah-masalahnya.
 Selama proses itu berlangsung, si klien harus focus terhadap rencana penanganan dan
mengikuti setiap aturan main yang saya berikan sebagai konsultan
 Selama 3 bulan akan ada total 30 kali konsutasi secara tatap muka. Yakni setiap
minggunya akan berlangsung sebanyak 3 kali yakni di hari selasa, kamis dan sabtu.
 Selama proses penanganan berlangsung, maka si klien tidak diperkenankan untuk
bermain dengan temannya ataupun mengerjakan pekerjaan lain selain dari apa yang
saya arahkan sebagai konsultan.
 Dalam hal ini saya akan lebih membangun konsep berpikirnya tentang hidup, dan apa
apa saja yang harus dilakukan selagi kita masih hidup. Serta apa yang harus dilakukan
agar kehidupan kita bisa semakin baik.
 Saya juga akan memotivasi dan mensugesti si klien bahwa dia pasti bisa menjalankan
semua proses penanganan yang saya tawarkan. Saya juga akan memberikan beberapa
reward atau hadiah Ketika semisal selama proses penanganan berlangsung si klien
bisa tetap konsisten dan berkomitmen untuk menyelesaikan penanganan sampai ke
tahap akhir.

8. Evaluasi rencana,

 Selama proses penanganan masalah berlangsung, maka saya sebagai konsultan


akan menjelaskan potensi potensi yang ada setelah proses penanganan
masalah selesai dan memberitahukan seberapa besar pengaruh layanan
penanganan ini terhadap kehidupan si klien.
 Saya sebagai konsultan akan mensugesti dan memotivasi bahwasanya setelah
penanganan ini selesai maka kehidupan si klien akan jauh lebih baik dari
sebelumnya.
 Penanganan ini juga akan sekaligus memberitau dan memberikan jalan tentang
apa yang harus dia lakukan selama hidupnya sebagai seorang anak.
9. Kesimpulan dan pengakhiran hubungan,

 Untuk tahap akhirnya, layanan penanganan masalah yang saya tawarkan ini
adalah suatu upaya yang saya lakukan agar si klien bisa menolong dirinya
sendiri untuk menemukan solusi atas dirinya sendiri melalui rencana
penanganan yang sudah saya tetapkan sebagai konsultan.
 Dalam hal ini, tujuan dari rencana penanganan tersebut adalah untuk
membuka mata dan pikiran si klien tentang definisi hidup. Dan apa yang harus
dilakukan dalam hidup, serta untuk mengembalikan jati diri si klien sekaligus
untuk mengembalikan keberfungsian sosial si klien.

 Setelah semua proses perencanaan dibuat, dan proses penanganan berlangsung


cukup baik maka setelahnya akan ada tahap terminasi dimana layanan
penanganan masalah terhadap si klien akan diputuskan dan dalam hal ini saya
sebagai konsultan akan mensugesti dan memotivasi si klien untuk menerapkan
apa yang dia dapatkan selama proses penanganan masalah berlangsung.

 Hal ini akan memberikan gambaran kepada saya sebagai konsultan dan si
klien sebagai konsulti tentang seberapa efektif tawaran rencana penanganan
yang saya berikan, apa kekurangan dan kelebihan perencanaan tersebut dan
apa potensi yang bisa dimanfaatkan dari diri si klien maupun saya sebagai
konsulti.

 Adapun tujuan utama dari rencana penanganan ini adalah agar si klien bisa
bertumbuh dan berkembang sama seperti anak anak pada umumnya yang
berhak mendapatkan akses terhadap berbagai lini dan aspek dalam kehidupan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai