Anda di halaman 1dari 10

REVIEW BAB VI

PENGANTAR ILMU NEGARA

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Negara


Dosen Pengampu : Dr. Hariyanto, S. H. I, M. Hum. , M. Pd

Disusun
oleh:
1. Aurellya Yoshi Prahesta

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI'AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2024
ISI POKOK TUGAS

1. Kelemahan dan Kelebihan Bab VI


Kelemahan :
Poin 1 : Dibagian Unsur Negara Secara Sosiologis
Yaitu tidak adanya penejelasan dari masing masing poin secera meluas
dan mendalam agar dapat dipahami mahasiswa, poin ini harusnya
dijelaskna secara meluas walaupun dari poin tersebut secara garis besar
dapat dipahami mudah akan tetapi jika tidak dijelaskan mendalam dan
meluas maka akan menimbulkan perbedaan pandangan terkait konsep
tersebut.

Poin 2: Dibagian Unsur Negara


Yaitu tidak adanya materi mengenai prinsip unsur negara modern yang
disajikan, padahal materi ini harus dimasukan karena memang sangat
berpengaruh didalam materi unsur – unsur negara dan menjadikan
mahasiswa mengetahui akan adanaya prinsip modern unsur negara.

Poin 3; Dibagian Unsur Negara


Yaitu tidak mencantumnkan syarat unsur negara hubungan dengan
negara lain, walaupun bukan termasuk dalam unsur negara tapi layak
untuk dibaca bagi mahasiswa terkait unsur negara terhadap hubungan
dengan negara lain.

Poin 4 ; Dibagian Unsur Negara Pemerintah, Negara yang belum


merdeka, seperti negara dominion, negara mandat, atau negara di
bawah perwalian
Yaitu belum diterangkan secara meluas dan mendalam terkait hal
tersebut, dimateri hanya kilasan informasi yang menjadikan kurangnya
pemahaman terkait hal tersebut mengenai unsur negara kepada
mahasiswa didalam buku tersebut.
Kelebihan ;
Poin 1 ; Unsur Negara Secara Klasik Wilayah
Ini sudah mencakup luas dan mendalam dalam memberikan informasi
terhadap mahasiswa seperti disebutkan apa saja yang didalam unsur
tersebut yaitu wilayah yang kemudian didetailkan dengan : Pengertian,
pembagian, batas wilayah menurut ahli, dan pandangan menganai
wilayah secara tradisional dan modern

Poin 2 : Unsur Negara Secara Sosiologis


Ini sudah mencakup secara garis besar dan mudah dipahami karena
memang sudah sering mendengar dan membaca yaitu seperti .
Faktor sosial yang meliputi:
a. Unsur masyarakat.
b. Unsur ekonomis.
c. Unsur kultural.
2. Faktor Alam yang meliputi:
a. Unsur wilayah.
b. Unsur bangsa.
Mahasiswa lebih paham dibagian ini karena dasarnya mereka tahu dari
setiap unsur yang disajikan diatas.

Poin 3 : Unsur Negara secara keseluruhan


Dari disajikan table oleh penulis ini menjadi hal yang sangat mudah
untuk dipahami bagi mahasiswa karena memuat informasi garis besar
unsur – unsur negara saja tanpa penjelasan seperti dari segi klasik,
yuridis, sosiologis dan konsep hukum internasional.

Point 4 : Unsur Negara Menurut Konsep Hukum Internasional


Dari materi yang disajikan sudah lengkap dari masing – masing poin
yang ada seperti, Konvensi Montevideo pada tahun 1933, yang
merupakan Konvensi Hukum Internasional, bahwa negara harus
mempunyai empat unsur konsititutif, Lessa Francis Lawrence
Oppenheim dan Hersch Lauterpacht menerangkan unsur negara,
pemaknaan pemerintah berbagai sudut pandang ( internasional / tidak ).
Dalam arti sempit / luas dan materi pengakuan dari negara lain dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu pengakuan de facto (fakta) dan
pengakuan de jure (hukum).
2. Kualitas Materi
Dari yang dicantumkan seperti :
1. - Unsur Negara Klasik
- Unsur Negara Yuridis
- Unsur Negara Sosiologis
- Unsur Negara secara Konsep Hukum Internaisonal
Dari sekian materi yang ada didalam pembahasan tersebut dapat ditarik
garis besar mengenai segi kualitas materi yang disajikan yaitu
bahwasanya materi yang disajikan sudah meluas dan mendalam dari
satu poin ke poin lainya akan tetapi didalam poin tersebut ada beberapa
hal informasi dipoin tersebut yang tidak dijelaskan secara mendetail
seperti di konsep sosiologis.
Dan untuk poin unsur Negara secara Konsep Hukum Internaisonal dan
unsur Negara Klasik ini sendiri memiliki kelebihan didalam
pembahasan, mengapa demikian ? karena didalam materi tersebut
dijelaskan secara konkret dan sistematis membuat peserta didik /
mahasiswa lebih mudah dalam memahami konsep materi tersebut
secara berururtan.
3. Masukan atau saran
Poin 1: Dibagian Unsur Negara
Yaitu tidak adanya materi mengenai prinsip unsur negara modern yang
disajikan, padahal materi ini harus dimasukan karena memang sangat
berpengaruh didalam materi unsur – unsur negara dan menjadikan
mahasiswa mengetahui akan adanaya prinsip modern unsur negara.
Konsep afektivitas memegang peran utama dalam syarat berdirinya
negara. 1Afektivitas bertujuan untuk memberikan kepastian hukum
dalam situasi nyata. Alasan penggunaanprinsip ini adalah karena tidak
adanya lembaga terpusat yangmampu memaksakan hak dan kewajiban
di tingkat internasional.2 Oleh sebab itu, prinsip efektivitas
merupakansyarat pengakuan status hukum. Dalam kaitannya dengan
penentuan unsur-unsur berdirinya negara, prinsip efektivitas bertujuan
untuk landasanmenghadapi gugatan pihak lain. Pendiri negara
sudahmelakukan perhitungan terhadap tindakan-tindakan mereka saat
menyatakan berdirinya suatu negara. Andai kata penentuansyarat
wilayah misalnya, dilakukan menurut suatu perjanjiansebagai landasan
hukum, maka prinsip efektivitas ini menjadi tak begitu penting. Dalam
kasus kolonisasi, ketidakmapuan pemerintahan bekerja secara efektif
merupakan kompensasi dari adanya “right of external self-
determination.3”Di dalam praktik, prinsip efektivitas ini tak hanya
berlaku untuk penentuan unsur-unsur berdirinya negara. Misalnya,
dalam kasus Ethiopia, Austria, Czechoslovakia, Poland, the Baltic
States, Guinea-Bissau, dan Kuwait diakui sebagai negara sementara
keberadaan unsur-unsur pendiriannya tidak efektif. Kemudian dalam
kasus Rhodesia, Taiwan, dan the Turkish Republic of Northern Cyprus,
sekalipun unsur-unsurnya efektif, akan tetapi tak dapat diakui sebagai

1
Ibid., hlm. 49.
2
Ibid., hlm. 50.
3
Ibid., hlm 104
negara4. Ada banyak istilah untuk menyebut negara dalam kondisi ini,
seperti de facto state, quasi state, unrecognized state 5, unacknowledged
condition6, pseudo state7, isolated state8, ostracised state9, dan separatist
state10.
Rerensinya:
https://layanan.hukum.uns.ac.id/data/RENSI%20file/Buku
%20ISHARYANTO/14.%20BUKU%20ILMU%20NEGARA
%20%282016%29.pdf

Poin 2 ; Dibagian Unsur Negara


Yaitu tidak mencantumnkan syarat unsur negara hubungan dengan
negara lain, walaupun bukan termasuk dalam unsur negara tapi layak
untuk dibaca bagi mahasiswa terkait unsur negara terhadap hubungan
dengan negara lain.
Sebagian ahli menyebutkan syarat ini merupakan unsur deklaratif, dan
bukan unsur konstitutif berdirinya suatu negara. Hal ini karena
kemampuan menjalin hubungan dengan negara lain lebih merupakan
konsekuensi lahirnya suatu negara dibandingkan sebagai syarat
pendiriannya.11 Bahkan, syarat ini tak hanya diperuntukkan bagi negara,
akan tetapi juga untuk organisasi internasional, termasuk bagian dari
pengaturankonstitusional seperti halnya dalam sistem federasi.12

4
Crawford J., op.cit., hlm. 97
5
C. King, Eurasia’s Nonstate States, East European Constitutional Review, Vol. 10, 2001, hlm. 99
6
R. Baker, “Challenges to Traditional Concepts of Sovereignty”, Public Administration and
Development, The International Journal of Management Research and Practice, Vol. 20, 2000,
hlm. 7
7
V. Kolossov / J. O’Loughlin, “Pseudo-States as Harbingers of a NewGeopolitics: The Example of
the Trans-Dniester Moldovan Republic (TMR)”, Geopolitics, Vol. 3, 1998, hlm.. 155.
8
D. Geldenhuys, “Isolated States: A Comparative Analysis”, dalam S. Smith et al. (eds.), 1990,
Cambridge Studies in International Relations: 15, Cambridge et al., hlm. 4.
9
Ibid., hlm. 16
10
D. Lynch, “Separatist states and post-Soviet conflicts, International Affairs, Vol. 78, 2002, hlm.
831.
11
Michael Redman, loc.cit.
12
David Raic, op.cit., hlm. 74.
Referensinya:
https://layanan.hukum.uns.ac.id/data/RENSI%20file/Buku
%20ISHARYANTO/14.%20BUKU%20ILMU%20NEGARA
%20%282016%29.pdf
DAFTAR PUSTAKA

Wahyono, Padmo, Konsep Yuridis Negara Hukum Republik


Indonesia, Jakarta: Rajawal Pers, 1982.

Soehino. Ilmu Negara. Cetakan Pertama, Yogyakarta: Liberty,2000


Saragih, Moh. Koesnardi dan Bintan R. Ilmu Negara. Edisi Revisi. Jakarta:
Gaya Media Pratama, 1995
Asshddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara . Jilid II. jakarta :
konstitusi press, 2006.
Busroh , Abu Daud. Ilmu Negara . Jakarta : Bumi Aksara, 2001.

I Dewa Gede Atmadja, Ilmu Negara, Sejarah, Konsep Negara Dan Kajian
Kenegaraan, Edisi Revisi, Malang, Setara Press,2012.

C.T.S. Kansil, Ilmu Negara Umum Dan Indonesia, Jakarta, Pradnya Paramita, 2004.

M. Solly Lubis, Ilmu Negara, Bandung, Mandar Maju, 1996.

Moh. Kusnardi, Bintan R Saragih, Ilmu Negara, Jakarta, Gaya Media Pratama,
1988.
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Jakarta, Rajawali Press, 2010.

Pudja Pramana KA, Ilmu Negara, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009.


Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di
Indonesia Untuk Mencapai Tujuan Negara Hukum, Kertha Semaya Journal
Ilmu Hukum, Volume Nomor 7,2020.
Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk
Mewujudkan Indonesia Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal,
Volume 2, Nomor 2, 2017
https://osf.io/preprints/2g5ws/
https://books.google.com/books?
hl=id&lr=&id=7RnpEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA28&dq=jurnal+unsur
+unsur+negara+&ots=vRAQW9WmjN&sig=ZpgPFaaGD2lqoRWeQRzI
wZyUmls
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/lexprivatum/article/view/51207/44065
https://fh.unmul.ac.id/upload/file/download/08-01-2023-ilmu-negara-unsur-unsur-
negara.pdf

Anda mungkin juga menyukai