Anda di halaman 1dari 11

DINAMIKA NEGARA DAN PARADIGMA KEKUASAAN

DISUSUN OLEH :

FAHAD MUHAMMAD

2310111073

DOSEN PENGAMPU :

MENIK CHUMAIDAH, S.H, M.Hum

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Hakekat dan Bentuk Ilmu negara....................................................................................6
2.2 Negara Menurut Para Ahli................................................................................................7
2.3 Aliran Dan Metode dalam Ilmu negara............................................................................8
2.4 Konsep Kekuasaan Menurut Para Ahli.............................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunianikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, dan
terus dapat menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Jember.

Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan sebuah tugas dari Dosen Ilmu Negara. Adapun
tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pada pembelajaran yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang
berguna bagi bangsa dan negara.

Dengan tersusunya karya tulis ilmiah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, demi kesempurnaan karya tulis ilmiah
ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila
terdapat kesalahan.

Demikian, semoga karya tulis ilmiah dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami
sendiri umumnya para pembaca karya tulis ilmiah ini.

Terima kasih.

Penulis

Fahad Muhammad

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah pemikiran politik telah menciptakan landasan bagi perkembangan ilmu negara.
Dari pemikiran para filsuf klasik seperti Plato dan Aristoteles hingga pemikiran modern oleh
tokoh-tokoh seperti Machiavelli, Georg Jellinek, Hobbes, Logemann dan Locke, pemikiran
politik telah membentuk dasar bagi konsep kekuasaan dan struktur negara. Ilmu negara,
sebagai cabang ilmu politik, telah berkembang seiring waktu untuk memahami dinamika
pemerintahan, kebijakan publik, dan struktur kekuasaan. Teori-teori politik, administrasi
negara, dan konsep-konsep seperti legitimasi dan otoritas memainkan peran penting dalam
menggambarkan ilmu negara.

Dalam studi kekuasaan merupakan aspek integral dari ilmu negara. Perspektif-
perspektif kekuasaan seperti kekuasaan politik, ekonomi, dan budaya memengaruhi
hubungan antara pemerintahan dan masyarakat. Teori-teori seperti kekuasaan terpusat dan
terdesentralisasi, kekuasaan formal dan informal, serta dinamika antara penguasa dan yang
dikuasai menjadi fokus kajian. Dinamika ilmu negara tercermin dalam perubahan sosial dan
politik dalam masyarakat. Transisi politik, revolusi, dan perkembangan sosial ekonomi dapat
mempengaruhi paradigma ilmu negara dan cara pandang terhadap kekuasaan.

Era globalisasi membawa dampak signifikan terhadap struktur kekuasaan di tingkat


nasional dan internasional. Ilmu negara harus mempertimbangkan interkoneksi antar negara
dan organisasi internasional dalam konteks analisisnya terhadap dinamika kekuasaan.
Tantangan-tantangan kontemporer seperti perubahan iklim, globalisasi ekonomi, dan
perubahan teknologi memperumit dinamika ilmu negara dan kekuasaan. Pemerintahan harus
terus beradaptasi dengan perubahan ini untuk mempertahankan stabilitas dan keadilan.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan meneliti Dinamika Negara dan


Kekuasaan, maka peneliti akan mengambil judul penelitian “Dinamika Negara dan Sudut
Pandang Kekuasaan”

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Identifikasi suatu hakekat dan ilmu negara dan bentuk negara


2. Analisa istilah ilmu negara menurut para ahli
3. Analisa suatu aliran dan metode hubungan ilmu negara
4. Identifikasi konsep kekuasaan menurut para ahli

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui objek ilmu negara dan bentuk bentuk negara


2. Untuk mengetahui istilah ilmu negara menurut para ahli
3. Untuk mengetahui hubungan aliran aliran dalam metode ilmu negara
4. Untuk mengetahui konsep kekuasaan menurut para ahli

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakekat dan Bentuk Ilmu negara

Hakekat negara adalah penjelasan mengenai negara yang mencakup pengertian, sifat,
fungsi, dan unsur-unsur negara. Sedangkan ilmu negara adalah ilmu yang mempelajari asal-
usul, tujuan formasi, dan lenyapnya negara secara umum, abstrak belum konkert, dan
universal. Ilmu negara juga mencakup penyelidikan tentang sifat hakikat, struktur, bentuk,
asal mula, ciri-ciri serta seluruh persoalan di sekitar negara. Objek dari ilmu negara adalah
negara dalam pengertian yang abstrak, umum, dan universal tentunya belum menunjuk suatu
wilayah negara tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam hakikat negara meliputi:

1. Rakyat : Semua orang yang secara nyata berada dalam suatu wilayah negara, tunduk dan
patuh pada peraturan dalam negara tersebut.

2. Wilayah: Unsur mutlak yang harus dimiliki suatu negara, karena merupakan landasan
material atau landasan fisik negara. Wilayah negara dapat dibedakan atas wilayah daratan,
wilayah lautan, dan wilayah udara.

3. Pemerintahan: Unsur yang memegang kekuasaan untuk menjalankan roda pemerintahan.


Pemerintah merupakan unsur yang memegang kekuasaan untuk membuat undang-undang
dan melaksanakannya dengan.

4. Kedaulatan: Kekuasaan tertinggi dalam suatu negara untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan.

5. Pengakuan dari Negara Lain: Meski bukan unsur yang mutlak, pengakuan dari negara lain
menjadi unsur yang memperkuat terbentuknya suatu negara. Pengakuan itulah yang
menerangkan bahwa suatu negara telah berdiri sehingga negara tersebut dikenal.

Selain unsur-unsur di atas, ada juga unsur tambahan yang disebut unsur deklaratif, yang
meliputi penduduk, warga negara, dan pemerintahan yang berdaulat. Selain itu terdapat suatu
bentuk bentuk negara yang Bentuk-bentuk negara yang umum dikenal di dunia saat ini adalah
sebagai berikut:

6
1. Negara Kesatuan (Unitaris): Bentuk negara yang kekuasaan tertingginya berada di
pemerintahan pusat. Negara kesatuan hanya menggunakan satu kebijakan terhadap masalah
yang dihadapi seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, keamanan, dan pertahanan. Contoh
negara kesatuan yaitu Inggris Raya, Prancis, Indonesia, dan Maladewa.

2. Negara Serikat (Federasi): Bentuk negara yang di dalamnya terdapat beberapa negara yang
memiliki pemerintahan sendiri dan terikat dalam satu kesatuan negara. Pemerintah pusat
mempunyai kedaulatan terhadap negara bagian dalam urusan dalam maupun luar. Contoh
negara federasi yaitu Amerika Serikat, Rusia, Brasil, dan Jerman.

3. Negara Konfederasi: Bentuk negara yang terdiri dari beberapa negara atau wilayah yang
memiliki pemerintahan sendiri dan hanya terikat dalam satu kesatuan negara untuk
kepentingan tertentu. Contoh negara konfederasi yaitu Swiss dan Uni Eropa.

4. Negara Kepulauan: Bentuk negara yang terdiri dari beberapa pulau atau kepulauan. Contoh
negara kepulauan yaitu Indonesia, Filipina, dan Jepang.

5. Negara Monarki: Bentuk negara yang kepala negaranya adalah seorang raja atau ratu.
Contoh negara monarki yaitu Inggris Raya, Jepang, dan Thailand.

6. Negara Republik: Bentuk negara yang kepala negaranya dipilih oleh rakyat melalui proses
pemilihan. Contoh negara republik yaitu Amerika Serikat, Indonesia, dan Prancis.

7. Negara Otoriter: Bentuk negara yang kekuasaannya dipegang oleh satu orang atau
kelompok kecil yang tidak dipilih oleh rakyat. Contoh negara otoriter yaitu Korea Utara,
China, dan Rusia.

Bentuk negara dapat berbeda-beda di setiap negara, tergantung pada sejarah, budaya, dan
kebutuhan masyarakatnya.

2.2 Negara Menurut Para Ahli

Menurut Plato, negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju dan berevolusi terdiri
dari orang-orang (Individu-Individu), menurut logemann, negara adalah suatu organisasi
kemasyarakatan yang mempunyai tujuan dengan kekuasaanya, mengatur serta
menyelenggarakan suatu masyarakat atau lapangan kerja. Negara menurut para ahli
didefinisikan sebagai suatu organisasi yang menguasai wilayah dan sekelompok orang dalam
suatu wilayah. Max WeberNegara adalah suatu masyarakat yang memonopoli penggunaan
kekerasan fisik yang sah dalam suatu wilayah, MacIver, Negara adalah asosiasi yang

7
menyelenggarakan ketertiban di dalam suatu wilayah, dan untuk dapat mewujudkannya,
pemerintah diberi kekuatan memaksa, Miriam Budiardjo, Negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang mempunyai kedaulatan,
Karl Marx, Negara adalah alat kelas yang berkuasa untuk menindas dan mengatur kelas,
Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah
berdiam di suatu wilayah, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara adalah organisasi
kesusilaan yang muncul sebagai sintesis antara kemerdekaan individu dengan kemerdekaan
negara, Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak,
M. Nasroen, Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup dan realisasi ide negara yang
muncul dari suatu kemauan. Selain itu, ada juga pendapat ahli Indonesia seperti M. Nasroen,
R. Djokosutono, Farid S., G. Pringgodigdo, dan Wirjono Prodjodikoro yang mendefinisikan
konsep negara sesuai pemikiran mereka.

2.3 Aliran Dan Metode dalam Ilmu negara

Aliran dan metode ilmu negara secara (Normatif dan Yuridis) yaitu mengkaji
fenomena negara dari sudut pandang normatif dan hukum. Dalam hal tersebut memiliki
beberapa metode antara lain, metode deduksi, metode filosofis, metode sistematis, metode
hukum.

Aliran Metode (Empiris dan Genetis) yaitu mengkaji negara secara empiris atau realita,
metode ini berangkat dari metode: metode historis, metode dialektika, metode fungsional, dan
metode sinkretis.

Beberapa diantaranya terdapat aliran klasik, positivisme, fungsionalisme, strukturalisme,


marxis, feminisme. Hubungan yang terdapat pada Ilmu Negara tidak juga lepas dari
hubungan yang erat dengan ilmu hukum, khususnya Hukum Tata Negara (HTN) yang
berfungsi untuk mengkaji negara dalam pengertian yang konkert dan objek yang dikaji adalah
negara tertentu, lembaga, tugas dan wewenang lembaga, dan Hukum Administrasi Negara
(HAN) yang berfungsi untuk menerapkan aspek ilmu negara menjadi dasar dalam
penyelesaian masalah hukum internasional mengenai unsur unsur negara, pengakuan, dan
kedaulatan teritorial, Ilmu negara juga memiliki hubungan dengan ilmu politik “Focus Of
Interest” yang dimana lembaga di negara sebagai institusi dan mengkaji negara dalam
keadaan bergerak (dinamis), sosiologi, dan sejarah Hubungan antara ilmu negara dan ilmu
hukum terutama terkait dengan objek kajiannya yang sama, yaitu negara dan hukum tata

8
negara, Sedangkan hubungan antara ilmu negara dengan ilmu politik, sosiologi, dan sejarah
terkait dengan metode dan pendekatan yang digunakan dalam mempelajari negara

2.4 Konsep Kekuasaan Menurut Para Ahli

Kekuasaan dapat diartikan sebagai hak untuk bertindak atau kewenangan yang
diperoleh seseorang atau kelompok untuk menjalankan tindakan sesuai dengan kewenangan
yang dimiliki. Kekuasaan juga dapat berbentuk hubungan sosial, dan terdapat berbagai jenis
kekuasaan seperti kekuasaan memberi penghargaan, kekuasaan yang memaksa, kekuasaan
yang sah, kekuasaan memberi referensi, dan kekuasaan ahli. Dalam ilmu sosial dan politik,
kekuasaan juga diartikan sebagai produksi sosial yang menentukan kapasitas, tindakan, dan
kepercayaan. Secara umum, kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak
lain. Beberapa ahli memiliki pandangan yang berbeda mengenai konsep kekuasaan. Menurut
Max Weber, kekuasaan adalah sebuah kesempatan yang dimiliki oleh seseorang atau
kelompok dengan tujuan untuk memenuhi keinginan atau kehendaknya. Sementara itu,
Montesquieu membagi kekuasaan menjadi tiga golongan, yaitu kekuasaan legislatif,
kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif. Selain itu, menurut French & Raven, terdapat
lima jenis kekuasaan, yaitu kekuasaan memberi penghargaan, kekuasaan yang memaksa,
kekuasaan yang sah, kekuasaan memberi referensi, dan kekuasaan ahli. Secara umum,
kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok,
keputusan, atau kejadian. Teori lainnya teori kekuasaan negara terdapat teori teokrasi yang
dimana negara mendapat kekuasaan dari tuhan, teori kekuatan yang dimana kekuasaan negara
dipegang oleh orang yang kuat secara jasmani atau ekonominya, teori perjanjian sosial yang
dimana negara memiliki kekuasaan karena adanya perjanjian Masyarakat.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu negara adalah ilmu yang menyelidiki suatu negara secara abstrak dan tidak
nyata, tentunya ilmu ini belum menunjuk suatu negara tertentu dan bersifat umum, dan
universal. Ilmu negara menggunakan pendekatan yuridis dan memiliki hubungan yang erat
dengan ilmu hukum, khususnya Hukum Tata Negara (HTN) dan Hukum Administrasi Negara
(HAN). Kekuasaan dapat diartikan sebagai hak untuk bertindak atau kewenangan yang
diperoleh seseorang atau kelompok untuk menjalankan tindakan sesuai dengan kewenangan
yang dimiliki. Terdapat berbagai jenis kekuasaan, seperti kekuasaan memberi penghargaan,
kekuasaan yang memaksa, kekuasaan yang sah, kekuasaan memberi referensi, dan kekuasaan
ahli. Secara umum, kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi individu,
kelompok, keputusan, atau kejadian.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://fahum.umsu.ac.id/bentuk-negara-indonesia-negara-kesatuan-dan-republik/ (Diakses
pada 20 Januari 2024)

https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/06/153000769/bentuk-negara-dan-bentuk-
pemerintahan-pengertian-dan-macamnya?page=all (Diakses pada 22 januari 2024)

https://www.idntimes.com/news/indonesia/yogama-wisnu-oktyandito/pengertian-negara-
menurut-para-ahli (Diakses pada 22 Januari 2024)

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/27/150000469/pengertian-negara-menurut-
para-ahli (Diakses pada 22 Januari 2024)

https://www.hukumonline.com/klinik/a/hubungan-ilmu-negara-dengan-ilmu-hukum-
lt62c7e256c17e9 (Diakses pada 23 januari 2024)

https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-kekuasaan-menurut-ahli-dan-
sumber-kekuasaan-213Faywlga7 (Diakses pada 23 Januari 2024)

https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/07/140026469/definisi-kekuasaan-menurut-
para-ahli (Diakses pada 23 Januari 2024)

https://www.hukumonline.com/klinik/infografik/hubungan-ilmu-negara-dan-ilmu-hukum-
lt62de63648f548/ (Diakses pada 24 Januari 2024)

11

Anda mungkin juga menyukai