Anda di halaman 1dari 4

Lembar Ujian Tengah Semester (UTS)

Nama : Mutiara Azra Lubis


NIM : 0203222123
Mata Kuliah : Ilmu Negara
Dosen Pengampu : Muhammad Zuchri Nasuha Lubis, S.H., M.Si.
Jurusan : Hukum Tata Negara (Siyasah)
Semester/Kelas : III/D
Tanggal Dikumpul : 1 November 2023

A. Penguasaan Materi Perkuliahan


1. Tuliskan 10 buah istilah dalam ilmu negara beserta definisinya dari materi
perkuliahan yang telah Saudara pelajari!
2. Salah satu unsur berdirinya sebuah negara adalah adanya pengakuan dari negara
lain. Seberapa signifikan pengaruh pengakuan dari negara lain terhadap eksistensi
sebuah negara? Jelaskan pendapat saudara!

B. Daya Analisis
Berdasarkan artikel yang telah ditentukan, lakukan analisis berdasarkan:
1. Apa yang menjadi latar belakang masalahnya?
2. Apa yang menjadi rumusan masalahnya?
3. Metode penelitian apa yang digunakan Penulis?
4. Apa yang Saudara pahami berdasarkan pembahasan artikel?
5. Bagaimana kesimpulan dari isi artikel?

JAWABAN

No. 1.

1. George Jellinek
ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian-pengertian pokok dan sendi pokok
Negara pada umumnya
2. M. Solly Lubis, SH
ilmu Negara mempelajari Negara secara umum mengenai asal usul, wujud, lenyapnya,
perkembangan dan jenis-jenisnya. obyek ilmu Negara bersifat abstrak dan umum, tak
terikat oleh ruang, tempat, waktu dan bersifat universal.
3. Dipolo GS
ilmu Negara adalah ilmu yang menyelidiki dan mempelajari hal ikhwal dan seluk beluk
Negara
4. Moh. Koesnardi
ilmu Negara adalah pengetahuan yang menyelidiki azas-azas pokok dan pengertian pokok
tentang Negara dan hokum tata Negara
5. Suhino
ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari , menyelidiki , atau membicarakan tentang
Negara
6. Van Der Pot
ilmu Negara adalah peraturan peraturan yang menentukan badan badan yang diperlukan
pada wewenangnya masing-masing, hubungannya satu dengan yang lain dan
hubungannya dengan individu2, definisi ini menyinggung tentang warga Negara yang
bersifat dinamis.
7. Prof Drs. C.S.T. Kansil, SH
ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki/mempelajari sendi sendi pokok
(asas asas pokok) dan pengertian pokok tentang Negara
8. Ramdlan naming
ilmu yang mempelajari, mengkaji dan menyelidiki segala sesuatu yang menyangkut
Negara
9. Prof. Mr. R. Kranenburg
menyelidiki symbol, sifat, dan wujud suatu Negara
10. Max Boli Sobon, SH
ilmu yang mempelajari bahan bahan mengenai kenegaraan yang tidak hanya ditunjukan
kepada Negara Negara tertentu yang konkrit melainkan lebih ditunjukan kepada bentuk
dan hakikat Negara pada umumnya diseluruh dunia.

No. 2

Wilayah, penduduk, dan pemerintahan merupakan unsur mutlak yang wajib dipenuhi
dalam pendirian suatu negara. Sedangkan pengakuan dari negara lain, tidak mutlak
menjadi syarat berdirinya sebuah negara. Namun, tetap menjadi syarat penting yang
harus dipenuhi.Mengapa pengakuan dari negara lain menjadi syarat penting bagi
berdirinya sebuah negara? Menurut Syafrizal, dkk dalam buku Pengantar Ilmu Sosial
(2021), pengakuan dari negara lain menjadi syarat penting berdirinya sebuah negara,
karena unsur ini menjelaskan keberadaan suatu negara. Unsur deklaratif bersifat politik.
Artinya keberadaan atau keberlangsungan suatu negara di dunia internasional didasarkan
pada pengakuan dari negara lain.

Dikutip dari buku Ilmu Pemerintah (2019) karya Inu Kencana Syafiie, unsur deklaratif bisa
diartikan sebagai kerelaan negara lain untuk mengakui kemerdekaan suatu negara
beserta pemerintahannya yang sah.

Ini ditujukkan dengan penukaran duta besar dan konsul antarnegara di berbagai bidang,
seperti ekonomi, sosial, dan budaya.

Dilansir dari jurnal Pengakuan dalam Pembentukan Negara Ditinjau dari Segi Hukum
Internasional (2020) oleh Elsa Libella dkk, para pakar hukum internasional menyepakati
bahwa pengakuan merupakan hal terpenting dalam hubungan internasional.

Sebab tak ada negara yang mampu hidup sendiri tanpa bantuan atau menjalin hubungan
dengan negara lainnya, terlebih lagi di era globalisasi saat ini. ada tiga alasan mengapa
pengakuan dari negara lain menjadi syarat penting bagi berdirinya sebuah negara, yaitu:

1. Pengakuan negara lain menjelaskan keberadaan suatu negara


2. Menjadi bukti bahwa negara lain mengakui kemerdekaan dan pemerintahan yang sah
dari suatu negara
3. Pengakuan dari negara lain merupakan hal terpenting dalam menjalin hubungan
internasional.

No. 1

Negara merdeka di dunia ini, lebih-lebih setelah berakhirnya Perang Dunia kedua
cenderung menyebut dirinya Negara demokrasi. Rudolf Scholten, dan Barbara Rosenberg
menyebutkan “democracy needs to give people certainty and security in their lives.”1
Negara demokrasi termasuk dalam kategori negara modern. Negara modern adalah
negara yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya dan mengedepankan
prinsip persamaan, dimana setiap warga Negara memiliki kesamaan hak dan kedudukan
dalam pemerintahan. Setiap warga Negara memiliki kekuasaan yang sama untuk
memerintah. Kekuasaan rakyat inilah yang menjadi sumber legitimasi dan legalitas
kekuasaan Negara.

No. 2

Setiap warga Negara memiliki kekuasaan yang sama untuk memerintah. Kekuasaan
rakyat inilah yang menjadi sumber legitimasi dan legalitas kekuasaan Negara.
Agar penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan secara efektif, maka menurut Mahfud
MD, negara menganut sistem demokrasi perwakilan yang bertujuan agar kepentingan dan
kehendak warga negara tetap menjadi bahan pembuatan keputusan melalui orang-orang
yang mewakili mereka. Dalam gagasan demokrasi perwakilan, kedaulatan sebagai
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, tetapi dijalankan oleh wakil-wakil rakyat yang
duduk pada lembaga negara yang telah terpilih melalui pemilu.2 Di sisi lain John Locke
dalam Deliar Noer menyatakan walaupun kekuasaan telah diserahkan kepada organ
negara, masyarakat sebagai kesatuan politik masih dapat menyampaikan aspirasi dan
tuntutan.3 Bentuk aspirasi dan tuntutan rakyat tersebut disampaikan dalam berbagai
aktivitas penyelenggaraan pemerintahan baik menyangkut bidang legislatif, eksekutif dan
yudisial. Salah satu bentuk aspirasi rakyat yang ingin dikritisi dalam persoalan ini adalah
strategi pemikiran politik rakyat dalam kerangka penegasan dan penguatan sistem
presidensial di Indonesia, yang juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hak
asasi manusia khususnya dalam konteks hak politik rakyat

No. 3

Pengumpulan data dan analisis dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan
yuridis normatif yaitu data berupa bahan hukum dikumpulkan dari peraturan perundang-
undangan yang relevan dan bahan hukum dari berbagai kepustakaan, baik berupa asas,
konsep dan teori hukum yang sesuai dengan persoalan hukum ketatanegaraann yang
diangkat. Setelah data berupa bahan hukum terkumpul dengan sistematis, maka langkah
selanjutnya bahan hukum dianalisis secara yuridis normatif artinya berbagai bahan hukum
dianalisis secara hukum normatif yaitu dengan analisis kritis yang berisi kajian hukum
mendalam termasuk membandingkan berbagai bahan hukum yang ada. Langkah
berikutnya dilakukan pemaparan analisis hukum yang dideskripsikan secara deskriptif
kualitatif.

No. 4

Negara dengan fase transisi demokrasi yang menerapkan sistem demokrasi presidensial
dengan berbasis multi partai, cenderung dapat mengakibatkan kebuntuan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Secara konstitusional, sistem presidensial ditandai dengan kedudukan yang sama kuat
antara parlemen dengan eksekutif. Artinya parlemen tidak dapat dibubarkan oleh
eksekutif, dan sebaliknya eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen. Bila ada suatu
negara secara konstitusional menganut sistem presidensial, tetapi dalam praktiknya
eksekutif dijatuhkan atau diberhentikan oleh parlemen, hal tersebut dapat dikatakan quasi
presidensial. Dengan penyederhanaan partai dalam pemilu akan dapat menjamin
stabilitas dalam hubungan eksekutif dan parlemen dalam penyelenggaraan negara.
Penerapan sistem pemilu dengan perimbangan suara, tidak dapat membentuk kualitas
parlemen yang tangguh, karenanya pilihan sistem distrik adalah suatu keniscayaan, yakni
menerapkan sistem mayoritas suara dalam partai kepada calon anggota parlemen.
Pemikiran politik dalam kerangka penegasan dan penguatan sistem presidensial dalam
praktik ketatanegaraan adalah bagian dari hak politik rakyat yang dijamin oleh HAM.

No. 5

Indonesia menganut sistem demokrasi perwakilan yang mengedepankan kepentingan


warga negara dalam keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Dalam penelitian ini akan
dibahas mengenai strategi pemikiran politik rakyat dalam kerangka penegasan dan
penguatan sistem presidensial di Indonesia. Pengumpulan data dan analisis dalam
penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dengan mengumpulkan
bahan hukum dari berbagai kepustakaan, baik berupa asas, konsep dan teori hukum yang
sesuai dengan persoalan hukum ketatanegaraan yang diangkat. Analisis dilakukan secara
yuridis normatif dan pemaparan analisis hukum dideskripsikan secara deskriptif kualitatif.
Secara konstitusional, sistem presidensial ditandai dengan kedudukan yang sama kuat
antara parlemen dengan eksekutif. Sistem ketatanegaraan Indonesia berada pada fase
transisi demokrasi yang menerapkan sistem demokrasi presidesial dengan berbasis multi
partai. Dengan penyederhanaan partai dalam pemilu akan dapat menjamin stabilitas
dalam hubungan eksekutif dan parlemen dalam penyelenggaraan negara. Penerapan
sistem pemilu dengan perimbangan suara, tidak dapat membentuk kualitas parlemen yang
tangguh. Pemikiran politik dalam kerangka penegasan dan penguatan sistem
presidensialpresidensial dalam praktek ketatanegaraan adalah bagian dari hak politik
rakyat yang dijamin oleh HAM.

Anda mungkin juga menyukai