Anda di halaman 1dari 162

SKRIPSI

ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA

TERHADAP SISTEM APLIKASI SERVICE DESK (SASD)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

BELLA MARISELA CAROLINE


1113093000014

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H
SKRIPSI

ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA

TERHADAP SISTEM APLIKASI SERVICE DESK (SASD)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

BELLA MARISELA CAROLINE


1113093000014

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H
SKRIPSI

ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA

TERHADAP SISTEM APLIKASI SERVICE DESK (SASD)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

BELLA MARISELA CAROLINE


1113093000014

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H
ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA
TERHADAP SISTEM APLIKASI SERVICE DESK (SASD)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Bella Marisela Caroline


1113093000014

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

M. Qomarul Huda, Ph.D Rinda Hesti Kusumaningtyas, MMSI


NIP. 19670412 200312 1 001 NIP. 19810929 200912 2 002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Nia Kumaladewi, MMSI


NIP. 19750412 200710 2 002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Sistem Aplikasi


Service Desk (SASD) yang ditulis oleh Bella Marisela Caroline, NIM
1113093000014 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam siding Munaqosah Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
hari Selasa, 06 Februari 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Nur Aeni Hidayah, MMSI Yusuf Durachman, M.Sc, MIT


NIP. 19750818 200501 2 008 NIP. 19710522 200604 1 002

Pembimbing I Pembimbing II

M. Qomarul Huda, Ph.D Rinda Hesti Kusumaningtyas, MMSI


NIP. 19670412 200312 1 001 NIP. 19810929 200912 2 002

Mengetahui,

Dekan Ketua
Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Sistem Informasi

Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si Nia Kumaladewi, MMSI


NIP. 19720816 199903 1 003 NIP. 19750412 200710 2 002

iii
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 31 Januari 2018

BELLA MARISELA CAROLINE


1113093000014

iv
ABSTRAK

Bella Marisela Caroline – 1113093000014. Analisis Penerimaan Pengguna


Terhadap Sistem Aplikasi Service Desk (SASD) dibawah bimbingan M. Qomarul
Huda, dan Rinda Hesti Kusumaningtyas.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai institusi pendidikan saat ini telah
menerapkan Sistem Aplikasi Service Desk (SASD) sebagai single point of contact
dimana seluruh permasalahan layanan TI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
sebelumnya dilaporkan secara manual diubah menjadi menggunakan SASD yang
dikelola pihak PUSTIPANDA. Namun dalam penerapannya masih banyak
kelemahan yang dirasakan pengguna sehingga cenderung memilih cara manual
dibandingkan menggunakan SASD. Sehingga perlu dilakukan penelitian terkait
penerimaan pengguna terhadap SASD, karena penerimaan pengguna merupakan
salah satu faktor penting dalam keberhasilan penerapan sistem. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerimaan pengguna terhadap SASD
dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan
pengguna terhadap SASD menggunakan model Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology (UTAUT) dengan teknik analisis PLS-SEM, yang selanjutnya
dapat dihasilkan rekomendasi untuk pihak PUSTIPANDA untuk pengembangan
SASD selanjutnya. Hasilnya, dari kelima hipotesis yang diajukan seluruhnya
diterima, performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating
conditions memiliki pengaruh yang sigfnifikan terhadap behavioral intention dan
behavioral intention memiliki pengaruh yang signifikan terhadap use behavior.
Kata kunci : Penerimaan pengguna, Sistem Aplikasi Service Desk, UTAUT,
PLS-SEM.

BAB I-V + 110 Halaman + xv + 20 Gambar + 22 Tabel + Daftar Pustaka +


Lampiran

Pustaka Acuan (58, 1980-2017)

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat, dan

hidayah-Nya yang sungguh melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Sistem Aplikasi

Service Desk (SASD)” dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para

pengikutnya hinga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk dapat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami, MT selaku

Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Bapak Ir. Muhammad Qomarul Huda, M.Kom., Ph.D sebagai Dosen

Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dan arahan kepada

penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak untuk

seluruh waktu, tenaga, kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan

senantiasa memberikan dukungan moril serta membagikan banyak

pengetahuan agar penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Ibu Rinda Hesti Kusumaningtyas, MMSI sebagai Dosen Pembimbing II

yang selalu ada setiap saat, tidak pernah lelah menyemangati penulis,

vi
mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih

atas kesabarannya dalam membimbing penulis, selalu memberi masukkan

yang positif, arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi

ini dengan baik.

5. Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan.

6. Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak

membantu penulis dalam perkuliahan, terutama dalam menyelesaikan

administrasi yang berkaitan dengan skripsi.

7. Seluruh karyawan PUSTIPANDA yang telah membantu penulis untuk

memperoleh data-data selama proses penelitian skripsi ini.

8. Kedua orang tua penulis, Bapak Raden Soeharto dan Ibu Sulistyowati.

Terima kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan mendidik

penulis dari lahir hingga saat ini, terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih

yang mama dan papa berikan untukku. Terima kasih untuk doa-doa yang

selalu mengiri langkahku disegala cuaca, saat senang maupun sedih, my

human diary that will never be replaced, no words can describe how

grateful I am to have you both in my life.

9. Kakak dan adikku tersayang, Fredy dan Ferry. Terima kasih telah mengisi

hari-hari penulis sehingga penulis tidak pernah merasa kesepian, semoga

kalian akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang mengiringi

langkah penulis kedepannya.

vii
10. Kepala divisi PSDM HIMSI UIN Jakarta Periode 2014-2015, yang senyum

dan kehadirannya pernah menjadi bagian penting dalam hidup penulis,

semoga selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia.

11. Sahabat sejak awal dunia perkuliahanku, Prima, Hersy dan Sota. Terima

kasih karena telah menerima penulis apa adanya, selalu ada setiap saat dan

memberikan pengaruh yang positif, tidak pernah bosan mendengar keluh

kesah penulis. Terima kasih juga untuk teman-teman grup NASGOR GX

PEDES dan Rangers yang selalu menghibur penulis dengan canda dan

tawanya.

12. My all time favorite girls since elementary school, Disya and Prisal. Thank

you for being there through the thick and thin.

13. Teman-teman seperjuangan skripsi yang selalu berbagi ilmu dan banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, Kak Rosalina, Kak Ayu,

Luqman, Putra, Affan, Faizal, Ryo, Tris, Kamal, Ojan, Ridwan dan lainnya.

14. Seluruh teman-teman Sistem Informasi 2013 yang telah mewarnai dunia

perkuliahan penulis, teirma kasih untuk segala kenangannya, semangat yang

diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

15. Seluruh responden penelitian yang telah membantu dalam mengisi

kuesioner penelitian ini.

Penulis memohon kepada Allah SWT agar seluruh dukungan, bantuan, dan

bimbingan dari semua pihak dibalas pahala yang berlipat ganda. Selain itu, penulis

menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari

kata sempurna sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan

viii
dan dapat disampaikan melalui bellamarisela@mhs.uinjkt.ac.id. Akhir kata,

semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sekaligus menambah ilmu

bagi kita semua. Amiiin yaa Rabbal Alamin.

Jakarta, 31 Januari 2018

BELLA MARISELA CAROLINE


1113093000014

ix
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
PERNYATAAN..................................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ...................................................... 6
1.4 Tujuan dan Sasaran Penelitian .................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................... 7
1.6 Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 8
1.7 Metodologi Penelitian ............................................................................... 10
1.8 Sistematika Penelitian ............................................................................... 11
BAB II: KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 13
2.1 Definisi Analisis ........................................................................................ 13
2.2 Definisi Penerimaan Pengguna ................................................................. 13
2.3 Konsep Dasar Sistem Aplikasi Service Desk ............................................ 14
2.3.1 Defisini Sistem Aplikasi ................................................................. 14
2.3.2 Definisi Service Desk ...................................................................... 15
2.4 Teori Penerimaan Pengguna...................................................................... 18
2.4.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) .. 19
2.5 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 24
2.6 Klasifikasi Data ......................................................................................... 26

x
2.7 Populasi dan Teknik Sampling .................................................................. 27
2.8 Skala Likert ............................................................................................... 30
2.9 PLS-SEM (Partial Least Square - Structural Equation Modeling) .......... 31
2.9.1 SmartPLS ........................................................................................ 36
2.10 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 38
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 42
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................... 42
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 42
3.3 Prosedur Penelitian .................................................................................... 43
3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44
3.4.1 Wawancara ...................................................................................... 45
3.4.2 Studi Literatur ................................................................................. 45
3.4.3 Pembuatan Kuesioner...................................................................... 51
3.4.4 Survei .............................................................................................. 53
3.5 Metode Analisis Data ................................................................................ 54
3.5.1 Analisis dan Interpretasi Hasil ........................................................ 54
3.6 Model Penelitian dan Pengembangan Hipotesis ....................................... 56
3.6.1 Model Penelitian ............................................................................. 56
3.6.2 Indikator Penelitian ......................................................................... 57
3.6.3 Hipotesis Penelitian......................................................................... 59
BAB IV: PEMBAHASAN.................................................................................... 61
4.1 Gambaran Umum Institusi ........................................................................ 61
4.1.1 Sejarah PUSTIPANDA ................................................................... 61
4.1.2 Visi PUSTIPANDA ........................................................................ 63
4.1.3 Misi PUSTIPANDA ....................................................................... 63
4.1.4 Sasaran Mutu PUSTIPANDA ......................................................... 64
4.1.5 Struktur Organisasi PUSTIPANDA ................................................ 65
4.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................. 68
4.1.7 Service Desk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................... 76
4.2 Hasil Analisis ............................................................................................ 78
4.2.1 Hasil Analisis Demografis .............................................................. 78

xi
4.2.2 Hasil Analisis Pengukuran Model (Outer Model) .......................... 83
4.2.3 Hasil Analisis Model Struktural (Inner Model) .............................. 90
4.3 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis ............................................. 96
4.3.1 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Data Demografis ....... 96
4.3.2 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Model Pengukuran
(Outer Model) ............................................................................................ 99
4.3.3 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Struktural Model (Inner
Model) ..................................................................................................... 100
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 106
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 106
5.2 Saran ........................................................................................................ 108

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Model Penerimaan Pengguna ............................................................... 18

Tabel 2.2 Konstruk Ekspektansi Kinerja ............................................................. 21

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 38

Tabel 3.1 Penelitian Sejenis ................................................................................. 46

Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan ................................................................................. 52

Tabel 3.3 Jumlah Kuesioner ................................................................................. 54

Tabel 3.4 Definisi Variabel UTAUT .................................................................... 57

Tabel 3.5 Definisi Indikator .................................................................................. 57

Tabel 4.1 Hasil Awal Uji Loading Factor dengan SmartPLS 3.0 ....................... 84

Tabel 4.2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator .................. 85

Tabel 4.3 Hasil Uji Composite Reliability dengan SmartPLS 3.0 ........................ 86

Tabel 4.4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) dengan SmartPLS ........ 86

Tabel 4.5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) ................................ 87

Tabel 4.6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lacker’s) .... 88

Tabel 4.7 Hasil Uji Path Coefficient .................................................................... 90

Tabel 4.8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) ............................. 91

Tabel 4.9 Hasil Uji T-Test dengan SmartPLS 3.0 ............................................... 92

Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size dengan SmartPLS 3.0 ....................................... 93

Tabel 4.11 Hasil Uji Predictive Relevance dengan SmartPLS 3.0 ...................... 93

Tabel 4.12 Hasil Uji Relative Impact dengan SmartPLS 3.0 ............................... 94

Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Analisis Struktural Model ........................................ 95

Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotetsis dengan SmartPLS 3.0 .......................................101

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Jumlah Komplain dari Pengguna SASD ................................. 4

Gambar 1.2 Model Penelitian ................................................................................ 9

Gambar 2.1 Struktur Service Desk ....................................................................... 16

Gambar 2.2 Model UTAUT ................................................................................. 20

Gambar 2.3 Klasifikasi Komponen Model Struktural ......................................... 37

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ........................................................................... 44

Gambar 3.2 Model Persamaan Struktural ............................................................ 55

Gambar 3.3 Model Penelitian .............................................................................. 56

Gambar 3.4 Model Penelitian dengan Hipotesis .................................................. 59

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PUSTIPANDA ................................................. 67

Gambar 4.2 Tampilan Utama Service Desk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .... 77

Gambar 4.3 Diagram Jenis Kelamin Responden ................................................. 78

Gambar 4.4 Diagram Usia Responden ................................................................. 79

Gambar 4.5 Diagram Status Pekerjaan Responden .............................................. 80

Gambar 4.6 Diagram Unit Kerja Responden ....................................................... 80

Gambar 4.7 Diagram Tingkat Pendidikan Terakhir Responden .......................... 81

Gambar 4.8 Diagram Latar Belakang Pendidikan di Bidang TI Responden ....... 82

Gambar 4.9 Diagram Pengetahuan Responden mengenai Keberadaan SASD .... 82

Gambar 4.10 Diagram Pengalaman Responden dalam Menggunakan SASD ..... 83

Gambar 4.11 Hasil Analisis Outer Model dengan SmartPLS 3.0 ........................ 89

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Dosen Pembimbing .......................................................... xvi


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ................................................................ xvii
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ................................................... xviii
Lampiran 4 Kuesioner ................................................................................ xix
Lampiran 5 Data Hasil Pre-Test ................................................................. xxii
Lampiran 6 Hasil Wawancara .................................................................... xxiii

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi (TI) merupakan suatu bagian yang sangat penting bagi

perusahaan atau lembaga dan merupakan suatu nilai investasi untuk menjadikan

perusahaan atau lembaga tersebut menjadi lebih baik. Perusahaan atau lembaga

menempatkan teknologi informasi sebagi suatu hal yang dapat mendukung untuk

mencapai sasaran visi, misi dan tujuan perusahaan atau organisasi tersebut (Candra

et al., 2015). Penerapan teknologi informasi (TI) baru pada organisasi bukanlah hal

yang mudah karena penerapan teknologi akan mempengaruhi keseluruhan

organisasi, terutama bagi sumber daya manusia. Penerapan TI dapat dikatakan

sukses ketika organisasi yang mengadopsi inovasi TI tersebut telah mendapatkan

manfaat dari penerapan TI pada organisasinya (Huda & Hussin, 2016).

Menurut Venkatesh (2003) agar teknologi dapat meningkatkan produktivitas,

teknologi harus diterima dan digunakan oleh anggota organisasi sebagai pengguna.

Kemauan pengguna dalam meneriman teknologi merupakan salah satu kunci awal

bagi keberhasilan implementasi teknologi. Beberapa penelitian menunjukan bahwa

kegagalan pada penerapan teknologi informasi saat ini lebih karena aspek perilaku

pengguna teknologi informasi. Faktor pengguna merupakan faktor penentu

keberhasilan aplikasi sistem informasi yang akan diterapkan (Bendi & Aliyanto,

2014)

1
Untuk mengetahui keberhasilan dari implementasi teknologi informasi

seperti pada sistem yang baru diimplementasikan pada organisasi perlu adanya

analisis tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem baru tersebut. Terdapat

banyak model untuk menganalisis tingkat penerimaan pengguna, salah satunya

adalah Unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT). UTAUT

merupakan sebuah model untuk menjelaskan perilaku pengguna terhadap teknologi

informasi (Venkatesh et al., 2003). Model ini merupakan kombinasi dari delapan

model penerimaan teknologi yang telah berhasil dikembangkan sebelumnya. Model

UTAUT menunjukan bahwa niat untuk berperilaku (behavioral intention) dan

perilaku untuk menggunakan suatu teknologi (use behavior) dipengaruhi oleh

ekpektansi kinerja (performance expectancy), ekpektansi usaha (effort expectancy),

pengaruh sosial (social influence), dan kondisi pendukung (facilitating conditions).

Keempat Faktor tersebut dimoderasi oleh faktor jenis kelamin (gender), usia (age),

pengalaman (experience) dan kesukarelaan menggunakan (voluntariness of use).

Studi empiris yang mengadopsi model ini telah banyak dilakukan, dan

mendapatkan temuan yang beragam (Bendi & Andayani, 2013).

Dalam bidang pendidikan, penggunaan TI turut memberikan manfaat yang

besar bagi berbagai kegiatan terkait proses belajar mengajar, administrasi, serta

sebagai media pengenalan dan promosi dari pihak perguruan tinggi terhadap

masyarakat. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai

salah satu perguruan tinggi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki visi untuk

menjadi universitas kelas dunia dan universitas riset dengan keunggulan integrasi

keilmuan, ke-Islaman, dan ke-Indonesiaan, dimana TI/SI menjadi bagian penting

2
untuk mewujudkan visi tersebut, terutama bagi Pusat Teknologi Informasi dan

Pangkalan Data (PUSTIPANDA). PUSTIPANDA merupakan salah satu unit

pelayanan terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertugas sebagai

pelaksana pengemban dan pemeliharaan terkait Information and Communication

Technology (ICT). PUSTIPANDA memiliki visi “UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menjadi universitas digital kelas dunia untuk mendukung integrasi keilmuan,

keislaman, dan keindonesiaan”, dengan sasaran mutu atau target sebagai berikut:

1. Membuat sistem Information and Communications Technology (ICT)

yang berorientasi kepada kebutuhan stakeholder dan shareholder UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Meningkatkan kualitas prasarana, SDM, dan layanan Information and

Communications Technology (ICT) di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Mengembangkan dan mengimplementasikan tata kelola IT sesuai dengan

standarisasi nasional dan internasional.

Dengan sasaran mutu dan visi yang sejalan untuk mendukung visi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dari tahun ke tahun PUSTIPANDA terus melakukan

pengembangan dengan membuat produk-produk TI untuk memberikan layanan

terbaik dan sesuai dengan harapan penggunanya, meliputi dosen, mahasiswa,

pegawai, serta masyarakat yang berhubungan dengan UIN Jakarta. Dalam

penggunaannya tentu memerlukan pemeliharaan dan tidak luput dari berbagai

masalah. Masalah teknis yang muncul sering kali tidak pasti dan membutuhkan

penanganan yang cepat dan tanggap agar masalah tidak menumpuk serta mencegah

3
adanya komplain dari user (pengguna). Maka untuk meningkatkan kinerja

PUSTIPANDA dalam memenuhi kebutuhan user sesuai dengan sasaran mutu

PUSTIPANDA, dalam hal ini terkait penanganan laporan masalah dari user,

PUSTIPANDA membuat satu sistem yaitu Sistem Aplikasi Service Desk (SASD).

Data Jumlah Komplain Pengguna SASD


450
394
400
350
300 277

250 226
200
150
100 70
45 40
50 17 13 9
0
Agustus September Oktober

Pegawai Dosen Mahasiswa

Gambar 1.1 Bagan Data Jumlah Komplain dari User (Pengguna) SASD (Sumber:

PUSTIPANDA UIN JAKARTA, Agustus – Oktober 2017)

SASD diharapkan dapat memudahkan user apabila mengalami masalah

teknis dalam penggunaan produk-produk PUSTIPANDA, dimana user mencakup

mahasiswa, pegawai dan dosen. Dapat dilihat melalui gambar 1.1 berdasarkan hasil

olahan data dari pihak PUSTIPANDA, jumlah komplain yang masuk melalui

SASD pada periode Agustus 2017- Oktober 2017. Dari gambar1.1 dapat diketahui

jumlah komplain terbanyak terjadi pada bulan September, yaitu pada masa awal

perkuliahan setelah libur semester lalu berdasarkan penggunanya jumlah komplain

terbanyak berasal dari mahasiswa pada periode tersebut.

4
Sebelum terdapat SASD ini seluruh masalah yang dialami oleh user

disampaikan melalui telepon atau mendatangi kantor PUSTIPANDA secara

langsung. Implementasi SASD diharapkan dapat merubah hal tersebut, dimana

pelaporan masalah berpusat menggunakan SASD sehingga memudahkan pihak

PUSTIPANDA dalam menyelesaikan masalah yang dilaporkan. Namun melalui

wawancara awal yang penulis lakukan terhadap beberapa pengguna SASD masih

banyak yang belum mengetahui bagaimana cara menggunakan SASD, contoh lain

pula kurangnya sosialisasi mengenai penggunaan SASD membuat user kesulitan

menggunakan SASD bahkan cenderung tidak tertarik menggunakan SASD dan

memilih cara manual untuk melaporkan masalah, selain itu masih banyak yang

belum mengetahui mengenai keberadaan SASD.

Kurangnya penerimaan pengguna telah lama menjadi hambatan bagi

keberhasilan sistem informasi. Pentingnya penerimaan pengguna dalam

menentukan keberhasilan sistem dan melalui studi pendahuluan sampai saat ini

belum pernah dilakukan penelitian terkait tingkat penerimaan user terhadap SASD.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penerimaan Pengguna terhadap

Sistem Aplikasi Service Desk (SASD)” studi kasus pada UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan bahwa permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah

5
bagaimana menganalisis tingkat penerimaan pengguna untuk mengetahui

bagaimana penerimaan pengguna terhadap SASD serta faktor-faktor apa saja yang

sebenarnya mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap SASD dengan

menggunakan model UTAUT.

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Adapun ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Penelitian ini akan dilakukan terhadap teknologi Sistem Aplikasi Service

Desk (SASD) pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Secara teori, penelitian akan menggunakan model Unified theory of

acceptance and use of technology (UTAUT) mengacu pada penelitian

Venkatesh et al (2003), yang terdiri dari 6 variabel yaitu performance

expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions,

behavioral intention dan use behavior.

c. Secara metodologi, penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif

dengan teknik pengumpulan data survei (kuesioner) kepada end user

(pengguna akhir) dalam penelitian ini yaitu meliputi pegawai, dosen, serta

mahasiswa pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai pengguna dari

sistem aplikasi service desk yang dikelola oleh PUSTIPANDA UIN Jakarta.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random

sampling, dengan analisis data menggunakan PLS-SEM dengan SmartPLS

3.0.

6
1.4 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Sebagaimana telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, penelitian ini dilakukan

dengan tujuan:

a. Mengetahui seberapa jauh penerimaan pengguna Sistem Aplikasi Service

Desk (SASD) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan model

UTAUT

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna

terhadap terhadap Sistem Aplikasi Service Desk (SASD) menggunakan

model UTAUT.

c. Memberikan masukan atau rekomendasi kepada pihak PUSTIPANDA

sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan SASD kedepannya.

Mengacu pada tujuan penelitian diatas, sasaran pelaksanaan penelitian ini

adalah:

a. Diketahuinya tingkat penerimaan terhadap Sistem Aplikasi Service Desk

(SASD) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berdasarkan model UTAUT

b. Diketahuinya faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan

pengguna terhadap Sistem Aplikasi Service Desk (SASD) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta berdasarkan model penelitian yang diajukan.

1.5 Manfaat Penelitian

Sangat besar harapan penulis bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat pada

pihak lain. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

diantaranya:

7
a. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi arsip

dokumen akademik yang bisa bermanfaat sebagai landasan untuk

penelitian selanjutnya.

b. Secara metode, dapat menjadi referensi penelitian di program studi

informasi dengan pendekatan kuantitatif.

c. Secara praktis, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan

untuk acuan dalam mengembangkan Sistem Aplikasi Service Desk pada

PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selanjutnya.

1.6 Pertanyaan Penelitian

Model dari penelitian ini (Gambar 1.1) diadopsi dari model penelitian Venkatesh,

et al., (2003), yaitu model Unified theory of acceptance and use of technology

(UTAUT) yang terdiri dari 6 variabel yaitu performance expectancy, effort

expectancy, social influence, facilitating conditions, behavioral intention dan use

behavior.

8
Gambar 1.2 Model Penelitian (diadopsi dari Venkatesh et al., 2003)

Berdasarkan tujuan dan sasaran penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana penerimaan pengguna terhadap system aplikasi service desk

(SASD) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap

service desk (SASD) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

Berdasarkan beberapa faktor yang terdapat dalam model yang digunakan

sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1.1, terdapat lima faktor yang diasumsikan

memiliki pengaruh

9
Q1: Ekspektansi kinerja (Performance Expectancy) yang dimiliki oleh

pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap niat untuk

menggunakan (behavioral intention) SASD?

Q2: Ekspektansi usaha (Effort Expectancy) yang dimiliki oleh pengguna

berpengaruh secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan

(behavioral intention) SASD?

Q3: Faktor sosial (Social Influence) yang dimiliki oleh pengguna

berpengaruh secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan

(behavioral intention) SASD?

Q4: Kondisi-kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions) yang

dimiliki oleh pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap

perilaku penggunaan (Use Behavior) SASD?

Q5: Niat pengguna untuk menggunakan (behavioral intention) SASD

berpengaruh secara signifikan terhadap niat perilaku penggunaan

(Use Behavior) SASD?

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Unified theory of acceptance and use of

technology (UTAUT) untuk mengetahui penerimaan pengguna (Venkatesh et al.,

2003) yang terdiri dari enam variabel yaitu, performance expectancy (PE), effort

expectancy (EE), social influence (SI), facilitating conditions (FC), behavioral

intention (BI) dan use behavior (UB). Pengumpulan data dilakukan melalui survei

dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner dirancang dalam bentuk pertanyaan

10
terbuka berdasarkan variabel dan indikator pada model UTAUT. Selain itu studi

literatur dan wawancara juga dilakukan peneliti untuk memperkuat latar belakang

serta teori-teori pada penelitian ini.

Responden pada penelitian ini adalah pengguna Sistem Aplikasi Service Desk

(SASD) yang terdiri dari mahasiswa, pegawai, dan dosen. Sampel diambil dengan

menggunakan teknik stratified random sampling yaitu pemilihan sejumlah sampel

dari suatu populasi secara acak dan berdasar pada strata tertentu (Sugiyono, 2011).

Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner secara langsung (tatap muka) dan

tidak langsung melalui media sosial whatsapp, line dan juga e-mail dengan

menggunakan google forms untuk pengisian kuesioner secara online. Setelah semua

kuesioener terkumpul dilakukan penyaringan dan klasifikasi menggunakan

perangkat lunak pengolahan angka MS.Excell 2013.

Selanjutnya untuk proses analisis secara kuantitatif peneliti menggunakan

pendekatan PLS-SEM dengan software SmartPLS versi 3.0 (Henseler et al., 2009;

Hair et al., 2011; Yamin dan Kurniawan, 2011; Ghozali, 2015). Selanjutnya

interpretasi dilakukan berdasarkan hasil analisis tersebut.

1.8 Sistematika Penelitian

Dalam penyusunan laporan penelitian, pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan secara singkat mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan

11
masalah, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, hipotesa

penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung

dalam menganalisis tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem

aplikasi service desk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan profil singkat perusahaan dan membahas hasil-

hasil yang diperoleh dari hasil penelitian analisis tingkat penerimaan

pengguna terhadap sistem aplikasi service desk.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan

masalah serta beberapa saran untuk pengembangan sistem aplikasi

service desk.

12
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), analisis merupakan penguraian

terhadap suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri

serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan (https://kbbi.web.id/analisis).

Selain itu pengertian lain, analisis adalah kegiatan berfikir dengan tujuan

untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat diketahui

tanda-tanda komponen, bagaimana hubungannya satu sama lain dan apa saja fungsi

masing-masing dalam suatu keseluruhan yang terpadu (Komaruddin, 2001)

2.2 Definisi Penerimaan Pengguna

Dillon & Morris (1996) mendefinisikan Penerimaan pengguna sebagai

kemauan dari sekelompok pengguna dalam menggunakan teknologi informasi

untuk mendukung pekerjaannya. Kurangnya penerimaan pengguna adalah

hambatan yang signifikan bagi keberhasilan penerapan suatu sistem informasi baru.

Bahkan pengguna sering tidak mau menggunakan sistem informasi yang telah

disediakan, padahal bila pengguna tersebut mau menggunakan akan menghasilkan

keuntungan bagi pengguna tersebut. Oleh karena itu penerimaan pengguna telah

dipandang sebagai salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan atau

kegagalan suatu proyek sistem informasi (Dillon & Morris, 1996).

13
2.3 Konsep Dasar Sistem Aplikasi Service Desk

2.3.1 Defisini Sistem Aplikasi

Sistem merupakan satu jaringan kerja yang terdiri dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

bertujuan untuk menyelesaikan satu sasaran tertentu (Yasin, 2012). Sistem juga

dapat diartikan sebagai entitas atau satuan yang terdiri dari dua atau lebih

komponen atau subsistem (sistem yang lebih kecil) yang saling terhubung dan

terkait untuk mencapai suatu tujuan (Tantra, 2012).

Aplikasi merupakan suatu program yang dikembangkan dalam rangka

memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan pekerjaan tertentu. Jadi

aplikasi merupakan sebuah program yang dibuat dalam sebuah perangkat lunak

dengan komputer untuk memudahkan pekerjaan atau tugas-tugas seperti penerapan,

penggunaan dan penambahan data yang dibutuhkan (Yuhefizar, 2012).

Sehingga dapat disimpulkan sistem aplikasi merupakan suatu program yang

didalamnya terdapat komponen-komponen yang saling terhubung untuk melakukan

suatu kegiatan tertentu yang dirancang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2.3.1.1 Aplikasi berbasis Web

Aplikasi berbasis web merupakan sistem perangkat lunak yang berdasarkan pada

teknologi dan standar World Wide Web Consortium (W3C). Mereka menyediakan

sumber daya web spesifik seperti konten dan layanan melalui sebuah antarmuka

pengguna dan browser web.perangkat lunak (Simarmata, 2010). Aplikasi berbasis

web memudahkan dalam penyimpanan data di dalam database dan dapat digunakan

untuk membantu kegiatan operasional organisasi. Aplikasi berbasis web dapat

14
diakses dengan menggunakan browser tanpa harus menginstall aplikasi tersebut dan

cenderung lebih ringan dan dapat diakses dimanapun, kapanpun selama tersedia

koneksi internet.

2.3.2 Definisi Service Desk

Service Desk merupakan suatu unit fungsional yang terdiri dari sejumlah

karyawan/pegawai yang berdedikasi untuk menangani berbagai layanan. Sering

dilakukan melalui panggilan telepon, web interface, atau events infrastruktur yang

otomatis dilaporkan oleh suatu sistem (Suradi, Suryanto, & Amborowati, 2013).

Selain itu menurut Long (2012), service desk adalah titik utama (single of

point contact) dimana staff internal perusahaan akan pertama kali menghubungi

unit fungsional ini saat mempunyai pertanyaan atau masalah yang berhubungan

dengan TI. Permintaan dilakukan oleh user kepada service desk biasanya berupa

akses informasi, penanganan masalah atau knowledge sharing.

15
2.3.2.1 Struktur Service Desk

SERVICE DESK

END USER

NETWORKING SYSTEM

TELECOMMUNICATION BUSINESS

Gambar 2.1 Struktur Service Desk (Trimawangsari, 2010)

Gambar di atas mendeskripsikan struktur dan posisi service desk dalam suatu

organisasi perusahaan. Service desk adalah lapisan pertama yang harus dihubungi

oleh end user bila mereka medapatkan masalah pada bidang teknologi informasi.

Service desk akan berupaya menanganinya, tapi bila gagal akan mengirimkan ke

lapisan yang lebih senior. Selama itu, service desk akan menjadi koordinator dari

penanganan masalah. End user dilarang untuk menghubungi secara langsung

lapisan support yang lebih dalam (tanpa melalui service desk).

Pada umumnya, di dalam service desk memiliki tingkatan-tingkatan sebagai

berikut:

16
a. Frontliner

Semua inquiry calls yaitu pelaporan problem dan request oleh user diterima oleh

frontliner yang biasanya juga terbagi dua macam:

1. Dispatcher merupakan frontliner yang bertugas untuk menerima layanan

problem, mengudentifikasi dan meneruskannya tanpa harus mencoba

menyelesaikan problem.

2. Resolver merupakan frontliner yang menerima laporan problem yang tidak

dapat diidentifikasi oleh dispatcher.

b. Second level

Memliki kemampuan teknis yang lebih spesifik untuk menangani problem

misalnya hardware atau software dekstop. Apabila second level belum dapat

menyelesaikan problem itu juga maka akan diteruskan ke third level.

c. Third level

Third level adalah divisi IT yang lain di luar ruang lingkup perusahaan misalnya

vendor lain yang dapat membantu menyelesaikan problem tersebut.

2.3.2.2 Kelebihan Service Desk


Service desk memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1. Service desk dapat memberikan solusi atas pertanyaan-pertanyaan maupun

keluhan yang masuk dalam waktu yang lebih singkat.

2. Service desk dapat mengecek status permasalahan yang ada dan mengatur

pembagian kerja staff.

3. Service desk meningkatkan efisiensi perusahaan dalam menangani pertanyaan

dan keluhan dari pengguna.

17
4. Service desk dapat memberikan laporan kinerja sistem dan perangkat teknologi

informasi kepada pimpinan.

2.4 Teori Penerimaan Pengguna

Terdapat beberapa teori penerimaan pengguna, berikut dijelaskan pada tabel 2.1

macam-macam teori penerimaan pengguna terkait teknologi informasi.

Tabel 2.1 Model Penerimaan Pengguna (Sundaravej, 2010)

Model Konstruk
Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Attitude
Fishbein dan Ajzen (1975). Subjective norm
Technology Acceptance Model (TAM) oleh Perceived Usefulness
Davis (1989) Perceived Ease of Use
Model of PC Utilization (MPCU) oleh Social Factors
Thompson et al. (1991), disesuaikan dari teori Affect
sikap dan perilaku oleh Triandis (1980) untuk Perceived Consequences (Complexity, Job-
memprediksi perilaku penggunaan PC. Fit, Long-Term Consequences of Use)
Facilitating Conditions
Habits
Theory of Planned Behavior (TPB) oleh Ajzen Attitude
(1991) Subjective norm
Perceived Behavioral Control
Innovation Diffusion Theory (IDT) oleh Relative Advantage*
Rogers (1962), diadopsi untuk inovasi sistem Compatibility*
informasi oleh Moore dan Benbasat (1991). Complexity*
Observability*
Trialability*
Image
Voluntariness of Use
* Konstruk Roger
Motivational Model (MM) oleh Davis et al. Extrinsic Motivation
(1992) Intrinsic Motivation
Kombinasi TAM and TPB (C-TAM-TPB) Perceived Usefulness
oleh Taylor dan Todd (1995). Perceived Ease of Use
Attitude
Subjective norm
Perceived Behavioral Control
Social Cognitive Theory (SCT) oleh Bandura Encouragement by Others
(1986) diterapkan pada sistem informasi oleh Others’ Use
Compeau dan Higgins (1995) untuk Support
menentukan penggunaannya. Self-Efficacy
Performance Outcome Expectations
Personal Outcome Expectations
Affect
Anxiety

18
Technology Acceptance Model 2 (TAM2) oleh Perceived Usefulness
Venkatesh dan Davis (2000) Perceived Ease of Use
Subjective Norm*
Experience*
Voluntariness*
Image*
Job Relevance*
Output Quality*
Result Demonstrability*

* Tambahan pada TAM 2


Unified Theory of Acceptance and Use of Performance Expectancy
Technology Model (UTAUT) oleh Venkatesh Effort Expectancy
et al. (2003) mengintegrasikan teori dan Social Influence
model di atas untuk mengukur niat dan Facilitating Conditions
penggunaan pengguna terhadap teknologi

Pada penelitian ini menggunakan model Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology Model (UTAUT).

2.4.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) merupakan salah

satu teori penerimaan teknologi yang dikembangkan oleh Venkatesh et al (2003).

Model UTAUT adalah salah satu yang paling komprehensif, kuat, dan up-to-date.

UTAUT menyatukan delapan teori penerimaan teknologi yang sudah ada

sebelumnya, yaitu theory of reasoned action (TRA), technology acceptance model

(TAM), motivational model (MM), theory of planned behavior (TPB), combined

TAM and TPB, model of PC utilization (MPTU), innovation diffusion theory (IDT)

dan social cognitive theory (SCT) yang mencakup elemen-elemen penting dari

model-model tersebut seperti performance expectancy, effort expectancy, social

influence, facilitating conditions, self-efficacy, attitude toward using technology,

dan anxiety. UTAUT telah terbukti lebih berhasil dalam menjelaskan hingga 70

19
persen varian niat (intention) jika dibandingkan kedelapan teori yang lain dalam

scenario penerimaan teknologi (Venkatesh et al, 2003 dalam Yeow et al., 2008)

Gambar 2.2 Model UTAUT (Ventakesh, et al., 2003)

Pada gambar 2.2 merupakan model UTAUT oleh Venkatesh, et al (2013).

Model ini terdiri dari empat variabel independen (performance expectancy, effort

expectancy, social influence, facilitating conditions) dan 2 variabel dependen

(behavioral intention dan use behavior), serta empat variabel moderator (gender,

age, experience, voluntariness of use).

2.3.1.1 Ekspektansi Kinerja (Perfomance Expectancy)

Ventakesh, et al. (2003) mendefinisikan Ekspektansi kinerja (perfomance

expectancy) sebagai tingkat dimana seseorang (pengguna) percaya dengan

menggunakan suatu sistem tertentu akan membantunya dalam meningkatkan

performa pekerjaannya. Terdapat lima konstruk berbeda yang berkaitan dengan

ekspektansi kinerja, yaitu:

20
Tabel 2.2 Konstruk Ekspektansi Kinerja

Konstruk Definisi Referensi


Persepsi Terhadap Kegunaan Seberapa jauh individu Davis (1989); Davis et al.
(Perceived Usefulness) percaya bahwa menggunakan (1989)
suatu sistem tertentu akan
meningkatkan kinerjanya
(Ventakesh, et al., 2003)
Motivasi Ekstrinsik (Extrinsic Merupakan persepsi ketika Davis et al. (1992)
Motivation) pengguna ingin melakukan
aktivitas karena menganggap
aktivitas tersebut berperan
penting untuk mencapai hasil
yang memiliki nilai
(Ventakesh, et al., 2003).
Kesesuaian Pekerjaan (Job Merupakan bagaimana Davis, et al. (1992)
Fit) kemampuan-kemampuan dari
suatu sistem meningkatkan
performa pekerjaan individual
(Ventakesh, et al., 2003).
Keuntungan Relatif (Relative Merupakan tingkatan dimana Moore dan Benbasat (1991)
Advantage) penggunaan suatu inovasi
dianggap lebih baik dari pada
menggunakan sistem
sebelumnya (Ventakesh, et
al., 2003).
Ekspektasi Terhadap Hasil Konstruk ini berhubungan Compeau dan Higgins (1995);
(Outcome Expectations) dengan pengaruh yang didapat Compeau, et al. (1999)
dari perilaku individu.
Berdasarkan pada bukti
empiris, konstruk ini terbagi
menjadi ekspektasi kinerja
(perfomance expectations)
dan ekpektasi personal
(personal expectations).

2.3.1.2 Ekspektansi Usaha (Effort Expectancy)

Ekspektansi usaha (effort expectancy) didefinisikan sebagai sejauh mana tingkat

ekspektasi yang dimiliki seorang individu terhadap kemudahan dalam penggunaan

teknologi, dimana penggunaan sistem dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu)

individu dalam melakukan pekerjaannya (Ventakesh, et al., 2003). Ekspektansi

usaha (effort expectancy) pada UTAUT mirip dengan persepsi kemudahan

21
(perceived ease of use) pada TAM. Terdapat tiga konstruk berbeda yang berkaitan

dengan ekspektansi usaha yaitu persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy

of use-PEOU) dari model TAM, kompleksitas dari model of PC utilitazation

(MPCU), dan kemudahan penggunaan dari teori difusi inovasi (IDT) (Ventakesh,

et al. 2003).

2.3.1.3 Pengaruh Sosial (Social Influence)

Pengaruh sosial merupakan tingkat dimana seorang individu menganggap bahwa

orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem baru. Dalam

konsep ini terdapat gabungan variabel-variabel yang diperoleh dari model

penelitian sebelumnya tentang model penerimaan dan penggunaan teknologi.

Adapun variabel tersebut adalah:

1. Norma subyektif (subjective norms)

2. Faktor-faktor sosial (social factors)

3. Gambaran (image).

Pengaruh sosial merupakan faktor penentu terhadap tujuan perilaku dalam

menggunakan teknologi informasi yang direpresentasikan sebagai norma subyektif

dalam TRA, TAM, TPB, faktor sosial dalam MPCU, serta citra dalam teori difusi

inovasi (IDT) (Ventakesh, et al. 2003). Moore dan Benbasat (1991) menyatakan

bahwa pada lingkungan tertentu, penggunaan teknologi informasi akan

meningkatkan status (image) seseorang di dalam sistem sosial.

Menurut Ventakesh dan Davis (2000), pengaruh sosial mempunyai dampak

pada perilaku individual melalui tiga mekanisme yaitu ketaatan (compliance),

internalisasi (internalization), dan identifikasi (identification). Pada UTAUT,

22
pengaruh sosial (social influence) mirip dengan norma subjektif (subjective norm)

pada TAM2.

2.3.1.4 Kondisi yang Memfasilitasi (Facilitating Conditions)

Kondisi yang memfasilitasi penggunaan teknologi informasi adalah tingkat dimana

seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasi dan teknis ada untuk mendukung

penggunaan sistem. Triandis (1980). Dalam konsep ini terdapat gabungan variabel-

variabel yang diperoleh dari model penelitian sebelumnya tentang model

penerimaan dan penggunaan teknologi. Adapun variabel tersebut adalah:

1. Kontrol Perilaku Persepsian (Perceived Behavioral Control)

2. Kondisi-kondisi yang Memfasilitasi (Facilitating Conditions)

3. Kompatibilitas (Compatibility).

2.3.1.5 Minat Pemanfaatan (Behavioral Intentions)

Minat pemanfaatan teknologi informasi (behavioral intention) didefinisikan

sebagai tingkat keinginan atau niat pemakai menggunakan sistem secara terus

menerus dengan asumsi bahwa mereka mempunyai akses terhadap informasi.

Seseorang akan berminat menggunakan suatu teknologi informasi yang baru

apabila si pengguna tersebut meyakini dengan menggunakan teknologi informasi

tersebut akan meningkatkan kinerjanya, menggunakan teknologi informasi dapat

dilakukan dengan mudah, dan si pengguna tersebut mendapatkan pengaruh

lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi tersebut.

Dalam konsep dasar model-model user acceptance yang telah

dikembangkan, behavioral intention menjadi konstruk intervening (variabel antara)

dari hubungan reaksi pengguna atas penggunaan teknologi informasi dengan actual

23
use (use behavior). Peran behavioral intention sebagai prediktor use behavior telah

diterima secara luas dalam berbagai model user acceptance (Venkatesh et al., 2003

dan Dasgupta et al., 2007 dalam Bendi & Aliyanto, 2014)

2.3.1.6 Perilaku Pengguna (Use Behaviour)

Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior) didefinisikan sebagai

intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi.

Triandis (1980) mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan ekspresi dari

keinginan atau minat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi

oleh faktor-faktor sosial, perasaan (affect), dan konsekuensi-konsekuensi yang

dirasakan (perceived consequences). Perilaku penggunaan teknologi informasi

sangat bergantung pada evaluasi pengguna dari sistem tersebut. Jadi, dengan kata

lain, penggunaan sistem adalah indikator dari penilaian kinerja terhadap

pemanfaatan dan penerimaan sebuah teknologi informasi. Sebuah teknologi

informasi itu baik atau buruk sangat tergantung pada apa yang dirasakan oleh

pengguna setelah menggunakan teknologi informasi tersebut. (Jati, 2012).

2.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang bersifat sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2009). Terdapat beberapa metode

pengumpulan data penelitian yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data primer mengugnakan

sejumlah item pertanyaan atau pertanyaan dengan format khusus. Metode

24
pengumpulan data dengan kuesioner ini paling umum digunakan dalam

studi lapangan atau survei (Abdillah & Jogiyanto, 2015).

2. Wawancara

Wawancara banyak digunakan dalam penelitian eksploratif dan studi

lapangan, pada prinsipnya tidak berbeda dengan kuesioner yang

menggunakan format pertanyaan terbuka. Wawancara bertujuan untuk

mendapatkan informasi secara langsung kepada responden atau partisipan

(Abdillah & Jogiyanto, 2015).

3. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang banyak dilakukan dalam

desain eksperimentasi (lab, dan lapangan) dan studi kualitatif. Metode ini

tepat digunakan ketika metode kuesioner dan wawancara tidak mampu

mengungkap data dan informasi sesungguhnya dan data yang digali tersebut

justru diragukan validitasnya (Abdillah & Jogiyanto, 2015).

4. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada dengan

menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang

berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik penelitian baik

dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir, 2009)

25
2.6 Klasifikasi Data

Menurut Hasan (2009) data dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria,

yaitu berdasarkan susunan, sifat, waktu pengumpulan dan sumbernya. Berikut

dijelaskan lebih rinci:

1. Klasifikasi data menurut susunannya

a. Data acak atau data tunggal, merupakan data yang belum tersusun atau

dikelompokkan kedalam kelas-kelas interval.

b. Data berkelompok, merupakan data yang sudah tersusun atau

dikelompokkan kedalam kelas-kelas interval. Data kelompok disusun

dalam bentuk distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.

2. Klasifikasi data menurut sifatnya

a. Data kuantitatif, merupakan data yang berhubungan dengan bilangan,

dapat dilihat secara statistik.

b. Data kualitatif, merupakan data yang tidak berhubungan dengan

bilangan, berwujud kata-kata dan kalimat.

3. Klasifikasi data menurut waktu pengumpulan

a. Data berkala, merupakan data yang terkumpul dari waktu ke waktu

untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan.

b. Data cross section, merupakan data yang terkumpul pada suatu waktu

tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan keadaan atau

kegiatan pada waktu itu.

4. Klasifikasi data menurut sumbernya

26
a. Data primer, merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya, biasa disebut juga data asli atau data baru.

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari

sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari

perpustakaan atau laporan-laporan penelitian terdahulu. Data sekunder

disebut juga data tersedia.

2.7 Populasi dan Teknik Sampling

Populasi berasal dari bahasa inggris, yaitu “population” yang berarti jumlah

penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer dipakai untuk

menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.

Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa sikap hidup dan

sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian

(Bungin, 2006). Selain itu Menurut Sugiyono (2011) pada bukunya yang berjudul

Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagian

populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang

dikehendaki dari suatu populasi. (Prasetyo & Jannah, 2006). Penyampelan

27
merupakan bagian penting dalam proses penelitian karena menentukan keakuratan

dan ketepatan penentuan sumber data dan informasi bagi proses analisis dan

pengambilan kesimpulan. Secara umum, prosedur penarikan sampel terdiri atas

teknik sampe probabilitas dan non-probabilitas (Abdillah dan Jogiyanto, 2015).

Penarikan sampel probabilitas dilakukan dengan memilih atau mengambil

sampel dari suatu populasi yang diketahui informasinya, dimana pemilihan sampel

secara acak dan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh unit/entitas

dalam populasi terpilih. Teknik penyampelan acak ini juga memiliki keunggulan

dalam hal akurasi dan presisi sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi. Berikut

macam-macam teknik dalam penyampelan probabilitas:

1. Penyampelan acak sederhana (Simple random sampling)

Teknik ini dilakukan dengan memilih atau mengambil sejumlah sampel

dari suatu populasi secara acak tanpa ada aturan tertentu untuk memilih.

Teknik ini cocok untuk penelitian dengan populasi yang homogen.

2. Penyampelan acak berstrata (Stratified random sampling)

Merupakan pemilihan sejumlah sampel dari suatu populasi secara acak dan

berdasar pada strata tertentu. Dalam teknik ini dibagi lagi kedalam dua

bagian yaitu:

a. Proportionate Stratified random sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2011).

b. Disproportionate Stratified Random Sampling

28
Teknik ini tidak memperhatikan jumlah pada masing-masing strata,

digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata

tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 2011).

3. Cluster sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel probabilitas

yang memilih subpopulasi yang disebut cluster. Kemudian, setiap elemen

didalam kelompok (cluster tersebut) dipilih sebagai anggota sampel.

Penarikan sampel non-probabilitas tidak memberi kesempatan yang sama

kepada seluruh unit/entitas dalam suatu populasi terpilih sebagai sampel penelitian.

Terdapat kelemahan pada prosedur penyampelan ini yaitu presisi dan akurasi sulit

dicapai sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi. Berikut macam-macam

teknik dalam penyampelan non-probabilitas:

a Convenience Sampling

Merupakan teknik pemilihan sampel ketika peneliti tidak memiliki data

tentnag populasi dan kemudian peneliti memilih sampel berdasarkan

prinsip kemudahan dalam mengambil sampel.

b Purposive Sampling

Merupakan teknik pemilihan sampel bertujuan yang dilakukan ketika

peneliti tidak memiliki data populasi dan memilih sampel berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu dan peneliti mengarahkan sampel sesuai dengan

tujuan penelitian.

c Quota Sampling

Merupakan penarikan sampel berdasarkan kuota dan memiliki kriteria

tertentu.

29
d Snowball Sampling

Metode penarikan sampel dimana peneliti menentukan responden

berdasarkan rekomendasi responden lain.

2.8 Skala Likert

Skala likert merupakan skala yang biasa digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang (Sugiyono, 2011). Nama skala ini diambil dari

nama Rensis Likert, pendidik dan ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert

telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat sejak tahun

1932.

Sewaktu menanggapi pertanyaan atau pernyataan dalam skala likert,

responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan atau

pernyataan dengan memilih salah satu dari pilhian yang tersedia. Skala ini di-design

untuk memeriksa seberapa kuat subjek menyepakati atau tidak (Sekaran et al.,

2011). Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti : [1] sangat

setuju, [2] setuju, [3] netral/tidak tahu, [4] tidak setuju, dan [5] sangat tidak setuju

(Syofian et al., 2015).

Selain pilihan dengan lima skala kadang digunakan juga skala dengan tujuh

atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa

karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut

sangat mirip (Dawes, 2008).

30
2.9 PLS-SEM (Partial Least Square - Structural Equation Modeling)

PLS pertama kali diperkenalkan kepada publik secara umum oleh Wold pada tahun

1974. PLS-SEM merupakan satu dari berbagai motode yang digunakan untuk

menganalisis dan dinilai cukup kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data

(data interval, data nominal, dan rasio) serta syarat asumsi yang fleksibel (Yamin

dan Kurniawan, 2011). PLS bertujuan untuk membantu peneliti dalam

mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi dan dapat juga digunakan

untuk mengkonfirmasi teori (Ghozali, 2015).

Menurut Yamin dan Kurniawan (2011) terdapat beberapa alasan mengapa

saat ini PLS-SEM populer digunakan oleh para peneliti dan praktisi, yaitu sebagai

berikut:

1. Algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk hubungan antara indikator

dengan konstruk latennya yang bersifat reflektif saja tetapi algoritma PLS

juga dapat dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif.

2. PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang

kecil.

3. PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri

atas banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam

estimasi data.

4. PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew)

Selain itu PLS-SEM dapat dipandang sebagai gabungan regresi dan analisis

faktor. PLS-SEM tetap dapat menghasilkan estimasi meskipun untuk ukuran

sampel kecil (Sholihin & Ratmono, 2013) Analisis PLS-SEM biasanya terdiri dari

31
dua sub model yaitu model pengukuran (measurement model) atau sering disebut

outer model dan model struktural (structural model) atau sering disebut inner model

(Hair et al., 2012; Ghozali, 2015).

a. Analisis Model Pengukuran (outer model)

Model pengukuran menunjukan bagaimana variabel manifest atau

observed variabel merepresentasikan variabel laten untuk diukur. Analisis

terhadap model pengukuran meliputi empat tahap pemeriksaan. Empat

tahap pengujian itu terdiri dari individual item reliability, internal

consistency reliability, average variance extracted, dan discriminant

validity (Hair et al., 2012; Ghozali, 2015). Ketiga pengukuran pertama

dikelompokkan dalam convergent validity. Convergent validity mengukur

besarnya korelasi antara indikator dengan variabel laten.

Pada uji convergent validity dari pemeriksaan individual item

reliability, dapat dilihat dari nilai standardized loading factor.

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi antara

setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya. Nilai loading

factor diatas 0,7 dapat dikatakan ideal, artinya bahwa indikator tersebut

dikatakan valid sebagai indikator yang mengukur konstruk jika angkanya

antara 0,5 – 0,6 dikatakan cukup (Ghozali, 2015).

Selanjutnya melihat internal consistency reliability dari nilai

composite realibility. Composite realibility lebih baik dalam mengukur

internal consistency dibandingkan cronbach’s alpha dalam model SEM

dikarenakan composite reliability tidak mengasumsikan kesamaan boot

32
dari setiap indikator. Cronbach’s alpha cenderung menaksir lebih rendah

construct reliability dibandingkan composite realibility. Nilai batas 0,7 ke

atas berarti dapat diterima dan diatas 0,8 dan 0,9 berarti sangat

memuaskan.

Ukuran lain dari convergent validity adalah nilai average variance

extracted (AVE). Nilai ini menggambarkan besaran varian atau keragaman

variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstruk laten. Nilai AVE

minimal 0,5 menunjukkan ukuran convergent validity yang baik. Artinya,

variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari

indikator-indikatornya.

Discriminat validity dievaluasi melalui cross loading, kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstruk.

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi indikator dengan

konstruknya dan konstruk blok lainnya. Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok

lainnya, hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada

blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya. Ukuran discriminant

validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya atau nilai AVE lebih

tinggi dari kuadrat korelasi antar konstruk.

b. Analisis model struktural (Inner model)

Analisis model struktural dilakukan melalui enam tahapan pengujian, yaitu

pengujian path coefficient (β), coefficient of determination (R2), t-test

33
menggunakan metode bootstrapping, effect size (f2), predictive relevance

(𝑄 2 ), dan relative impact (𝑞 2 ) (Hair et al., 2012; Ghozali, 2015).

1. Uji Path Coefficient (β)

Uji path coefficient dilakukan dengan melihat signifikansi hubungan

antar konstruk. Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path

coefficient) yang menggambarkan kekuatan hubungan antara

konstruk. Path coefficient diuji (β) diuji dengan nilai ambang batas

0,1 untuk menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud

mempunyai pengaruh di dalam model.

2. Uji Coefficient of Determination (R2)

Mengevaluasi coefficient of determination (R²) untuk menjelaskan

varian dari tiap target endogeneous variable dengan standar

pengukuran sekitar 0,67 sebagai kuat, sekitar 0,33 moderat, dan 0,19

atau dibawahnya menunjukkan tingkat varian lemah.

3. Uji T-test

Melihat nilai t-test dengan metode bootstrapping menggunakan uji

two-tailed dengan tingkat signifikansi 5% untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian akan diterima jika

memiliki t-test lebih besar dari 1,96.

4. Uji Effect Size (f2)

Pengujian (effect size) untuk memprediksikan pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai

ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,015 untuk

34
menengah, dan 0,35 untuk pengaruh besar. dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

Dimana:

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model.

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model.

5. Predictive Relevance (𝑄 2 )

Menguji (predictive relevance) dengan metode blindfolding

untuk memberikan bukti bahwa variabel tertentu yang digunakan

dalam model mempunyai keterkaitan (predictive relevance) dengan

variabel lainnya dalam model dengan ambang batas pengukuran

diatas nol.

6. Relative Impact (𝑞 2 )

Pengujian q² (relative impact) masih dengan metode blindfolding

untuk mengukur relatif pengaruh sebuah keterkaitan prediktif

sebuah variabel tertentu dengan variabel lainnya dengan nilai

ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk

35
pengaruh menengah/sedang, dan 0,35 untuk pengaruh besar. Rumus

yang digunakan untuk perhitungan q² adalah sebagai berikut.

Dimana:

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model.

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model.

Pada PLS-SEM juga diatur mengenai penentuan sampel untuk penelitian,

yaitu 10 kali dari jumlah maksimum anak panah (jalur) yang mengarah pada

variabel laten (10 time rule of thumb) (Hair, et al., 2013 dalam Sholihin dan

Ratmono, 2013).

2.9.1 SmartPLS

SmartPLS merupakan salah satu software yang biasa digunakan dalam analisis

menggunakan PLS-SEM, software ini dikembangkan oleh University of Hamburg,

Jerman (Ghozali, 2015). Terdapat beberapa komponen pada SmartPLS yaitu:

1. Variabel Laten

Variabel yang tidak dapat diamati dan diukur secara langsung (Santoso,

2012). Variabel laten ini terbagi menjadi dua yaitu variabel eksogen (bersifat

36
independen) dan variabel endogen (bersifat dependen), dimana variabel

eksogen adalah variabel yang mempengaruhi variabel endogen.

2. Observed Variable

Biasa dikenal variabel manifest adalah variabel yang besaran kuantitatifnya

dapat diketahui secara langsung, misalnya dari skor respons subjek terhadap

instrumen pengukuran. Berikut dapat dilihat pada gambar 2.3 contoh

penggunaan konstruk pada model struktural menggunakan SmartPLS 3.0.

Gambar 2.3 Klasifikasi Komponen Model Struktural (Hussein, 2015)

37
2.10 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

No Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian


1. Penerapan Metode Independen: 1. Adanya pengaruh yang signifikan
UTAUT dalam Performance peformance expectancy, effort
Memahami Expectancy, Effort expectancy,social influence, facilitating
Penerimaan dan Expectancy, Social conditions terhadap behavioral intention
Penggunaan Influence dan to use the system.
Website KKN Facilitating Condition
LPPM UNISI
(Prasetyo, 2017) Dependen:
Behavioral Intention
to Use The System
2. Analisis Penerapan Independen: 1. Performance expectancy, effort
Sistem Informasi Performance expectancy, social influence, dan
Dosen dan Expectancy, Effort attitude toward using technology
Karyawan Expectancy, Social memiliki pengaruh yang positif
(SIMDOSKAR) Influence, Attitude terhadapt behavioral intention to use
menggunakan Toward Using the system
Model Unified Technology dan
Theory of Facilitating
Acceptance and Conditions
Use of Technology
(UTAUT) Dependen:
Terhadap Perilaku behavioral intention
Pengguna (Rahmi to use the system
et al., 2017)
3. Briding the divide: Independen: 1. Effort expectancy dan facilitating
Using UTAUT to Performance conditions berpengaruh secara positif
predict Expectancy, Effort memprediksi intention to use tablet
multigenerational Expectancy, Social dengan dikontrol variabel moderator
tablet adoption Influence dan age, gender dan pengalaman
practices (Conrad Facilitating Condition menggunakan tablet.
et al., 2015)
Dependen:
Behavioral Intention

Moderator:
Age, gender, user
experience
4. Analisis Independen: 1. Performance expectancy, attitude
Penerimaan Performance toward using, Social Influence, anxiety,
Teknologi Sistem Expectancy, Effort self efficacy dan Facilitating Condition
Ujian Online untuk Expectancy, attitude mempengaruhi penerimaan system
Meningkatkan toward using, Social ujian online sedangkan effort
Kualitas Layanan Influence, anxiety, self expectancy tidak.
Teknologi efficacy dan
(Setyowati, 2015) Facilitating Condition

38
Dependen:
Use Behavior

5. Analisis Independen: 1. Pada model TAM konstruk perceived


Perbandingan Perceived ease of use, usefulness yang paling berpengaruh
Metode TAM dan perceived usefulness, menjelaskan kesuksesan penerapan SIA,
UTAUT dalam performance pada model UTAUT konstruk
Mengukur Expectancy, Effort performance expectancy dan facilitating
Kesuksesan Expectancy, Social condition yang paling berpengaruh
Penerapan Sistem Influence dan
Informasi Facilitating Condition
Akademik (Hamrul
et al., 2013) Dependen:
Actual System Use

6. User Acceptance of Independen: 1. Performance Expectancy, Effort


Desktop Based Performance Expectancy, attitude toward using, self
Computer Software Expectancy, Effort efficacy berpengaruh terhadap variabel
Using UTAUT behavioral intention.
Expectancy, Attitude
Model and addition 2. Variabel moderator:
Toward Using, Social
of New Moderators  gender dan organizational impact
(Sharma & Kumar, Influence, Anxiety, memiliki pengaruh pada performance
2012) Self Efficacy dan expectancy
Facilitating Condition  age memiliki pengaruh pada effort
expectancy dan attitude toward using
Dependen:  memorability dan education memiliki
Behavioral Intention, pengaruh pada effort expectancy
actual use  experience memiliki pengaruh
terhadap facilitating conditions
 individual impact memiliki pengaruh
Moderator: pada attitude toward using
Age, gender,
educational
qualification,
organizational
impact, individual
impacts,
memorability,
experience
7. Assessing User Independen: 1. Performance expectancy dan social
Acceptance toward Performance influence mempunyai hubungan yang
Blog Technology Expectancy, Effort signifikan dengan behavioral intention,
Using the UTAUT sedangkan effort expectancy tidak.
Expectancy, Social
Model (Pardamean 2. Behavioral intention tidak memiliki
& Susanto, 2012) Influence hubungan yang signifikan dengan level
actual usage dari blog sebagai alat
Dependen: pembelajaran.
Behavioral Intention,
use behavior

Moderator:
Age, experience

39
8. A Study on User Independen: 1. Facilitating Conditions dan Behavioral
Behavior for I Pass Perfomance Intentions berpengaruh signifikan
by UTAUT: Using Expectancy, Effort terhadap Use Behavior
Taiwan’s MRT as Expectancy, Social mengindikasikan bahwa meskipun
an example (Wu et Influence, Facilitating adanya organisasi dan teknikal support
al., 2010) Condition infrastruktur dari penggunaan I Pass,
niat perilaku akan secara positif
Dependen: mempengaruhi perilaku pengguna.
Behavioral Intention, 2. Effort Expectancy dan Social Influence
Use Behavior berpengaruh signifikan terhadap
Behavioral Intention
Moderator:
Age, gender, user
experience,
voluntariness
9. Empirical Independen: 1. Perfomance Expectancy, Effort
Validation of Perfomance Expectancy, self-efficacy, anxiety
Unified Theory of Expectancy, Effort berpengaruh secara signifikan terhadap
Acceptance and Expectancy, Social behavioral intention
Use of Technology Influence, Facilitating
Model (Sundaravej, Condition, Attitude
2010) toward Using
Technology, Self-
efficacy, anxiety

Dependen:
Behavioral Intention

10. UTAUT Model for Independen: 1. Performance expectancy, social


Understanding Perfomance influence dan facilitating condition
Learning Expectancy, Effort berpengaruh secara signifikan (α =
Management Expectancy, Social 0.05) terhadap behavioral intention.
System (Sedana & Influence, Facilitating Selain itu juga behavioral intention
Wijaya, 2010) Condition berpengaruh secara signifikan
terhadap use behavior
Dependen:
Behavioral Intention,
Use Behavior
11 User acceptance of Independen: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Online Banking Performance walaupun responden sangat percaya
Service in Australia Expectancy, Effort bahwa menggunakan online banking
Expectancy, Social service akan bermanfaat bagi
(Yeow et al., 2008)
Influence, Facilitating kehidupan mereka sehari-hari, banyak
Conditions, Self- masalah (seperti kekhawatiran akan
Efficacy, Anxiety, keaman dan kecemasan akan teknologi)
Attitude toward Using mengurangi tingkat self-efficacies
OBS, Perceived mereka. Rekomendasi diberikan untuk
Credibility mempromosikan lingkungan yang
aman, efisien dan kondusif bagi
Dependen:

40
Behavioural Intention pengguna dalam mengadopsi online
to Use OBS banking service.

41
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat cross-sectional

untuk menganalisis tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem aplikasi service

desk (SASD), dan menguji hipotesis terkait dengan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap SASD. Dengan menggunakan

pedekatan kuantitatif maka diperlukan metode pengumpulan data dan analisis data

untuk menyelesaikan penelitian ini. Salah satu bentuk pendekatan kuantitatif pada

penelitian ini adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui survei dengan

menggunakan kuesioner dan analisis data yang dilakukan secara statistik dengan

menggunakan aplikasi pengolah data statistik SmartPLS.

Peneliti juga melakukan wawancara tidak terstruktur kepada beberapa

responden yang merupakan pengguna SASD, hasil dari wawancara tersebut

ditujukan sebagai data tambahan dalam diskusi penelitian ini.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini terbagi pada 3 kelompok pengguna yaitu, mahasiswa,

dosen dan pegawai. Untuk menentukan jumlah sampel dilakukan berdasarkan

kriteria jumlah sampel dengan pendekatan Structural Equation Model (SEM), yaitu

minimal 10 kali dari jumlah maksimum anak panah (jalur) yang mengarah pada

variabel laten (10 time rule of thumb) dimana pada penelitian ini terdapat lima jalur

42
(hipotesis) sehingga sampel minimum adalah 50. Populasi pengguna SASD terdiri

dari mahasiswa 24.246, pegawai 571, dan dosen 961 (Sumber UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta). Namun karena jumlah masing-masing populasi tidak

seimbang dimana jumlah pegawai dan dosen sangat kecil jika dibandingkan strata

mahasiswa, hal ini sejalan dengan latar belakang data jumlah komplain yang masuk

dimana komplain yang masuk melalui SASD didominasi oleh mahasiswa dengan

presentase 82,2% maka digunakan teknik stratified random sampling (berdasarkan

strata pengguna yang terdiri dari mahasiswa, pegawai dan dosen). Berdasarkan

jumlah populasi, responden pada penelitian ini lebih didominasi oleh mahasiswa

yang berada pada rentang umur 17-25 tahun, sebagaimana menurut McKnight et al.

(2002a) mahasiswa umumnya mandiri dan lebih terbiasa dengan layanan teknologi

yang berbasis internet dan lebih berpendidikan dari pengguna biasa (Susanto et al.,

2013), sehingga mahasiswa dapat digunakan sebagai responden.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini melalui beberapa tahapan yang diawali dengan wawancara untuk

mendapatkan informasi yang dilanjutkan dengan identifikasi dan perumusan

masalah, hingga akhirnya interpretasi hasil dan didapatkan kesimpulan. Gambar 3.1

menunjukan secara spesifik prosedur penelitian yang peneliti gunakan sebagai

penuntun dasar pada tahapan penelitian.

43
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

wawancara, studi literatur dan survei dengan menyebarkan kuesioner.

44
3.4.1 Wawancara

Wawancara ini dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk mengumpulkan data-

data yang berkaitan dengan penelitian ini. Wawancara dilakukan kepada salah satu

staf PUSTIPANDA dan beberapa pengguna SASD. Berikut kesimpulan hasil yang

didapat dari wawancara:

1. Peneliti mendapatkan informasi seputar awal mula adanya SASD di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan bagaimana penerapannya saat ini.

2. Peneliti mendapatkan informasi awal bagaimana pandangan pengguna

terhadap penerapan SASD secara umum.

3.4.2 Studi Literatur

Peneliti mengkaji beberapa literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

Diantaranya buku-buku seputar metode penelitian kuantitatif, Unified Theory of

Acceptance and Use of Technology (UTAUT), SmartPLS untuk mengolah data.

Selanjutnya peneliti juga membaca artikel terkait penerimaan pengguna, serta

jurnal-jurnal yang membahas penelitian penerimaan pengguna sebelumnya. Studi

literatur ini dilakukan selain sebagai sumber informasi juga sebagai referensi untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam penelitian sebelumnya.

Berikut beberapa jurnal penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya akan

dijelaskan dalam tabel 3.1.

45
Tabel 3.1 Ringkasan Penelitian Sejenis Terdahulu

No Penelitian Ruang Lingkup, Variabel Hasil Penelitian Perbedaan


Karakteristik, dan dengan
Teknik Analisis penelitian ini
1. Penerapan 1. Penerimaan Independen: 1. Adanya pengaruh 1. Variabel
Metode UTAUT teknologi website Performance yang signifikan dependen
dalam KKN oleh Expectancy, Effort peformance 2. Software
expectancy, effort yang
Memahami mahasiswa UNISI Expectancy, Social
expectancy,social digunakan
Penerimaan dan 2. Survei skala 5 poin Influence dan influence,
Penggunaan 3. Menggunakan uji t- Facilitating 3. Karakteristik
facilitating
Website KKN test Condition conditions terhadap responden
LPPM UNISI 4. Software SPSS 15.0 behavioral
(Prasetyo, 2017) Dependen: intention to use the
Behavioral system.
Intention to Use The
System
2 Analisis 1. Untuk mengetahui Independen: 1. Performance 1. Variabel
Penerapan seberapa besar performance expectancy, effort independen
Sistem pengaruh expectancy, effort expectancy, social dan dependen
Informasi Dosen SIMDOSKAR expectancy, social influence, dan 2. Teknik
dan Karyawan yang ada di influence, attitude attitude toward sampling
(SIMDOSKAR) Universitas toward using using technology
menggunakan Muhammadiyah technology dan memiliki pengaruh
Model Unified Bengkulu. facilitating yang positif
Theory of 2. Sampel pada 33 conditions terhadapt
Acceptance and responden dengan behavioral
Use of teknik simple Dependen: intention to use the
Technology random sampling behavioral system
(UTAUT) 3. Teknik analisis intention to use the
Terhadap PLS-SEM system
Perilaku 4. Menggunakan
Pengguna software SmartPLS
(Rahmi et al.,
2017)
3. Bridging the 1. Memprediksi Independen: 1. Effort expectancy 1. Variabel
divide: Using adopsi tablet pada Performance dan facilitating dependen dan
UTAUT to 899 responden usia Expectancy, Effort conditions variabel
berpengaruh secara
predict 19-99 tahun, 365 Expectancy, Social moderator
positif memprediksi
multigeneration perempuan (40,6%) Influence dan intention to use 2. Software yang
al tablet dan 470 laki-laki Facilitating tablet dengan digunakan
adoption (52.3%) di Condition dikontrol variabel 3. Karakteristik
practices Amerika. moderator age, responden
(Conrad et al, 2. Menggunakan Dependen: gender dan 4. Teknik
2015) network quota Behavioral pengalaman analisis
menggunakan
sampling Intention
tablet.
3. Survei skala 5 poin
4. Teknik regresi Moderator:
linier

46
5. Software SPSS Age, gender, user
experience
4. Analisis 1. Bertujuan untuk Independen: 1. Performance 1. Variabel
Penerimaan mengetahui Performance expectancy, attitude independen
Teknologi perilaku pengguna Expectancy, Effort toward using, 2. Software yang
Sistem Ujian terhadap Expectancy, attitude Social Influence, digunakan
Online untuk penerimaan system toward using, Social anxiety, self
Meningkatkan ujian online pada Influence, anxiety, efficacy dan
Kualitas SMKN 1 Pacitan, self efficacy dan Facilitating
Layanan responden kelas X Facilitating Condition
Teknologi tahun ajaran Condition mempengaruhi
(Setyowati, 2013/2014 penerimaan system
2015) 2. Survei Dependen: ujian online
3. Teknik analisis Use Behavior sedangkan effort
SEM expectancy tidak.
4. Software AMOS
5. Analisis 1. Mengukur Independen: 1. Pada model TAM 1. Variabel
Perbandingan kesuksesan Perceived ease of konstruk perceived dependen dan
Metode TAM penerapan sistem use, perceived usefulness yang independen
paling berpengaruh
dan UTAUT informasi akademin usefulness, 2. Software yang
menjelaskan
dalam pada mahasiswa, performance kesuksesan digunakan
Mengukur staf, dan dosen di Expectancy, Effort penerapan SIA,
Kesuksesan STMIK Dipanegara Expectancy, Social pada model
Penerapan Makassar Influence dan UTAUT konstruk
Sistem 2. Menggunakan Facilitating performance
Informasi penggabungan Condition expectancy dan
facilitating
Akademik model TAM dan
condition yang
(Hamrul et al., UTAUT Dependen: paling berpengaruh
2013) 3. Menggunakan Actual System Use
teknik analisis SEM
4. Software AMOS
dan SPSS

6. User 1. Menganalisis Independen: 1. Performance 1. Variabel


Acceptance of penerimaan Performance Expectancy, Effort independen
Desktop Based pengguna terhadap Expectancy, Effort Expectancy, dan dependen
Computer empat software attitude toward 2. Software yang
Expectancy, attitude
Software Using computer berbasis using, self efficacy digunakan
UTAUT Model desktop (MS. toward using, Social berpengaruh 3. Poin skala
and addition of Word, Tally, Adobe Influence, anxiety, terhadap variabel likert
New Moderators Photoshop, MS. self efficacy dan behavioral
(Sharma & Access) dengan Facilitating intention.
Kumar, 2012) responden 120 Condition 2. Variabel
mahasiswa dari moderator:
berbagai universitas  gender dan
Dependen:
2. Menggunakan 7 organizational
poin skala likert Behavioral impact memiliki
3. Software PSPP Intention, actual use pengaruh pada
data editor Moderator: performance
Age, gender, expectancy
educational  age memiliki
qualification, pengaruh pada
organizational effort expectancy

47
impact, individual dan attitude
impacts, toward using
memorability,  memorability dan
experience education
memiliki
pengaruh pada
effort expectancy
 experience
memiliki
pengaruh
terhadap
facilitating
conditions
 individual impact
memiliki
pengaruh pada
attitude toward
using
7. Assessing User 1. Menyelidiki Independen: 1. Performance 1. Variabel
Acceptance penerimaan siswa Performance expectancy dan moderator
toward Blog terhadap teknologi Expectancy, Effort social influence 2. Metode yang
Technology blog dengan mempunyai digunakan
Expectancy, Social
Using the presentase hubungan yang 3. Software yang
UTAUT Model responden 75,5% Influence signifikan dengan digunkan
(Pardamean & laki-laki dan24,5% behavioral
Susanto, 2012) perempuan Dependen: intention,
2. Menggunakan Behavioral sedangkan effort
gabungan metode Intention, use expectancy tidak.
kuantitatif dan behavior 2. Behavioral
kualitatif intention tidak
3. Menggunakan memiliki hubungan
Moderator: yang signifikan
penelitian survei
Age, experience dengan level actual
dengan kuesioner
usage dari blog
skala 6 poin
sebagai alat
4. Software SPSS 19 pembelajaran.
8. A Study on User 1. Investigasi terhadap Independen: 1. Facilitating 1. Karakteristik
Behavior for I perilaku pengguna Perfomance Conditions dan responden
Pass by UTAUT: dalam Expectancy, Effort Behavioral 2. Variabel
Intentions
Using Taiwan’s menggunakan I Expectancy, Social moderator
berpengaruh
MRT as an Pass untuk MRT di Influence, signifikan terhadap 3. Software yang
example (Wu et Taiwan Facilitating Use Behavior digunakan
al, 2010) 2. Penyebaran Condition mengindikasikan
kuesioner secara Dependen: bahwa meskipun
langsung Behavioral adanya organisasi
3. Menggunakan Intention, Use dan teknikal
support
teknik analisis Behavior
infrastruktur dari
SEM, penggunaan I Pass,
confirmational Moderator: niat perilaku akan
factor analysis Age, gender, user secara positif
(CFA) experience, mempengaruhi
4. Software LISREL voluntariness perilaku pengguna.

48
2. Effort Expectancy
dan Social
Influence
berpengaruh
signifikan terhadap
Behavioral
Intention

9. Empirical 1. Validasi Independen: 1. Perfomance 1. Variabel


Validation of penerimaan Perfomance Expectancy, Effort independen
Unified Theory teknologi Expectancy, Effort Expectancy, self- 2. Skala poin
efficacy, anxiety pengukuran
of Acceptance Blackboard pada Expectancy, Social
berpengaruh secara
and Use of 294 mahasiswa Influence, signifikan terhadap
Technology yang terdiri dari Facilitating behavioral
Model pria (50,38%) dan Condition, attitude intention
(Sundaravej, wanita (49.62%) toward using
2010) 2. Voluntariness technology,
berada pada tingkat Self-efficacy,
50% anxiety
3. Menggunakan skala
likert 7 poin Dependen:
4. Menggunakan Behavioral
teknik analisis Intention
SEM,
confirmational
factor analysis
(CFA)

10. UTAUT Model 1. Menganalisis Independen: 1. Performance 2. Teknik


for faktor-faktor dalam Perfomance expectancy, social sampling
Understanding penerimaan dan Expectancy, Effort influence dan 3. Karakteristik
facilitating
Learning penggunaan Exelsa Expectancy, Social responden
condition
Management di kalangan Influence, berpengaruh secara
System (Sedana mahasiswa Facilitating signifikan (α =
& Wijaya, 2010) Universitas Sanata Condition 0.05) terhadap
Dharma. behavioral
2. Menggunakan Dependen: intention. Selain itu
purposive smapling Behavioral juga behavioral
intention
3. Teknik analisis Intention, Use
berpengaruh secara
PLS-SEM Behavior signifikan terhadap
4. Software SmartPLS use behavior
2.0

11. User 1. Untuk Independen: 1. Hasil penelitian 1. Variab


acceptance of menyelidiki Performance menunjukkan el
Online sisi negatif Expectancy, Effort bahwa walaupun indepe
dan positif Expectancy, Social responden sangat nden
Banking
yang Influence, percaya bahwa dan
Service in mempengaru Facilitating menggunakan depend
Australia hi Conditions, Self- online banking en
penerimaan Efficacy, Anxiety, service akan

49
(Yeow et al., pengguna Attitude toward bermanfaat bagi 2. Cara
2008) terhadap Using OBS, kehidupan mereka penyaji
online Perceived sehari-hari, banyak an hasil
banking Credibility masalah (seperti
service kekhawatiran akan
(OBS) Dependen: keaman dan
dengan Behavioural kecemasan akan
jumlah Intention to Use teknologi)
responden OBS mengurangi tingkat
penelitian self-efficacies
190 mereka.
pengguna Rekomendasi
OBS di diberikan untuk
Australia mempromosikan
2. Menggunaka lingkungan yang
n 5 poin aman, efisien dan
skala likert kondusif bagi
3. Hasil pengguna dalam
ditampilkan mengadopsi online
secara banking service.
deskriptif
dengan nilai
mean dan
standar
deviasi

50
3.4.3 Pembuatan Kuesioner

Berdasarkan model UTAUT yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

pembuatan kuesioner untuk mengetahui tingkat penerimaan pengguna serta faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap sistem aplikasi

service desk. Kuesioner terdiri dari enam pertanyaan mengenai profil responden, 1

pertanyaan mengenai pengalaman menggunakan layanan IT dan dua pertanyaan

mengenai pengalaman menggunakan SASD, serta 21 pertanyaan pengujian yang

telah disesuaikan dengan variabel yang ada di model UTAUT. Daftar pertanyaan

dapat dilihat pada tabel 3.2, selengkapnya format kuesioner dapat dilihat dibagian

lampiran.

Peneliti menggunakan skala likert pada kuesioner penelitian ini yang berarti

skala penilaiannya menggunakan lima pilihan jawaban yang terdiri dari sangat tidak

setuju dengan bobot nilai 1, tidak setuju dengan bobot nilai 2, netral (tidak tahu)

dengan bobot nilai 3, setuju dengan bobot nilai 4 dan sangat setuju dengan bobot

nilai 5. Selanjutnya, untuk menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner ini, peneliti

mengadopsi sejumlah item indikator dari sejumlah penelitian terkait sebelumnya.

Tabel 3.2 menunjukan indikator dan daftar pertanyaan pengujian. Selanjutnya,

peneliti juga melakukan pengujian pendahuluan (pre-test) terhadap desain awal

kuesioner kepada dua dosen, dua pegawai, dan 26 mahasiswa, tujuannya untuk

memperoleh masukan perbaikan sebelum kuesioner tersebut disebarkan. Hasil pre-

test ini dapat dilihat dibagian lampiran.

51
Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan

Variabel Kode Pertanyaan


Ekpektansi Kinerja PE1 Penggunaan sistem aplikasi service desk akan
(Performance Expectancy) meningkatkan efektifitas saya dalam pelaporan
masalah.
PE2 Saya menggunakan sistem aplikasi sevice desk karena
kualitas sistem terus diperbaiki.
PE3 Sistem aplikasi service desk membuat penanganan
masalah saya menjadi lebih cepat.
PE4 Sistem aplikasi service desk lebih baik dari sistem
pelaporan masalah secara manual.
PE5 Sistem aplikasi service desk membantu saya untuk
lebih mudah dalam proses pelaporan masalah.
Ekpektansi Usaha (Effort EE1 Penggunaan sistem aplikasi service desk jelas dan
Expectancy) mudah dimengerti.
EE2 Sistem aplikasi service desk mempersulit saya dalam
proses pelaporan masalah.
EE3 Sistem aplikasi service desk lebih efisien dalam segi
tenaga dan waktu untuk proses pelaporan masalah.
Pengaruh Sosial (Social SI1 Orang disekitar saya, mempengaruhi saya harus
Influence) menggunakan sistem aplikasi service desk.
SI2 Orang yang penting bagi saya, mempengaruhi bahwa
saya harus menggunakan sistem aplikasi service desk.
SI3 Secara umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mendukung penggunaan sistem aplikasi service desk
(contoh: adanya pemberithuan untuk menggunakan
service desk, panduan menggunakan sistem).
Kondisi yang Memfasilitasi FC1 Saya memiliki pengetahuan yang cukup untuk
(Facilitating Conditions) menggunakan sistem aplikasi service desk.
FC2 Saya memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menggunakan sistem aplikasi service desk (contoh:
laptop/handphone/komputer, dll).
FC3 Terdapat staf yang membantu saya ketika mengalami
kesulitan menggunakan sistem aplikasi service desk.
FC4 Penggunaan sistem aplikasi service desk sesuai
dengan cara kerja saya.

52
Niat Perilaku (Behavioral BI1 Saya berniat untuk menggunakan sistem aplikasi
Intention) service desk untuk selanjutnya.
BI2 Saya memperkirakan bahwa saya akan menggunakan
sistem aplikasi service desk untuk selanjutnya
BI3 Saya berencana untuk menggunakan sistem aplikasi
service desk seterusnya.
Perilaku Pengguna (User UB1 Saya memilih menggunakan sistem aplikasi service
Behavior) desk kapanpun saya mempunyai masalah terkait
layanan IT di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
UB2 Saya senang menggunakan sistem aplikasi service
desk.
UB3 Saya sudah beberapa kali menggunakan sistem
aplikasi service desk.

3.4.4 Survei

Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung dan tidak

langsung. Penyebaran langsung dilakukan oleh peneliti untuk mencari responden

yang tepat melalui tatap muka secara langsung. Penyebaran tidak langsung

dilakukan peneliti melalui media sosial seperti whatsapp dan line dengan bantuan

fitur google forms untuk pengisiannya. Penyebaran kuesioner ini dilakukan dalam

kurun waktu dua minggu yaitu dimulai pada tanggal 27 Oktober 2017 sampai

dengan 9 November 2017.

Selanjutnya, semua kuesioner yang terkumpul akan disaring dan

diklasifikasikan menggunakan software pengolah angka MS.Excell 2013. Dalam

kurun waktu penyebaran kuesioner, peneliti berhasil memperoleh 146 kuesioner.

63 kuesioner diantaranya berasal dari penyebaran secara langsung dan 78 sisanya

berasal dari penyebaran secara tidak langsung. Dari 146 kuesioner tersebut, 5

diantaranya dinyatakan tidak valid karena data tidak lengkap, dan terjadi double

53
input di google forms. Sehingga kuesioner yang dinyatakan valid untuk digunakan

sebanyak 141 kuesioner. Berdasarkan hasil data kuesioner yang berhasil peneliti

dapatkan, rinciannya dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Jumlah Kuesioner

Metode penyebaran ∑Valid ∑Tidak Ket.


Valid
Penyebaran secara langsung 63 2 Data tidak lengkap
Penyebaran secara tidak
78 3 Double input pada google forms
langsung
Total 141 5

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis dan Interpretasi Hasil

Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis pada penelitian ini, analisis data

dibagi menjadi dua yaitu analisis deskriptif dan analisis inferential. Pertama,

peneliti melakukan analisis deskriptif data demografis dengan menggunakan

perangkat lunak Ms. Word 2013. Data responden dikelompokkan berdasarkan usia,

jenis kelamin, status pekerjaan, unit kerja, tingkat pendidikan terakhir, latar

belakang pendidikan bidang TI, pengetahuan mengenai keberadaan sistem, dan

pengalaman penggunaan sistem. Selanjutnya dilakukan pengolahan data secara

inferential untuk menganalisa data dan menguji hipotesis pada penelitian ini dengan

pendekatan PLS-SEM menggunakan software SmartPLS versi 3.0. Berikut model

UTAUT pada SEM sebelum di analisis pada gambar 3.2.

54
Gambar 3.2 Model Persamaan Struktural

Pada analisis dengan menggunakan SmartPLS terdiri dari dua sub model

yaitu model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model). Model

pengukuran (outer model) bertujuan untuk menilai validitas dan reliabilitas model,

sebagaimana dijelaskan lebih lanjut di bab 2. Pada outer model terdiri dari empat

tahap pengujian yaitu individual item reliability, internal consistency reliability,

average variance extracted, dan discriminant validity. Analisis model struktural

(inner model) ini bertujuan untuk melihat hubungan antar variabel laten. Uji inner

model terdiri dari enam tahapan pengujian, yaitu pengujian path coefficient (β),

coefficient of determination (R²), t-test menggunakan metode bootstraping, effect

size ( ), predictive relevance ( ), dan relative impact (q²)

55
3.6 Model Penelitian dan Pengembangan Hipotesis

3.6.1 Model Penelitian

Gambar 3.3 Model Penelitian

Berdasarkan studi literatur awal yang telah peneliti lakukan, model dari penelitian

ini (Gambar 3.1) diadopsi dari model penelitian Unified Theory of Acceptance and

Use of Technology (UTAUT) oleh Venkatesh, et al., (2003), yang terdiri dari 6

variabel, empat variabel independen yaitu performance expectancy, effort

expectancy, social influence, facilitating conditions, dan dua variabel dependen

behavioral intention dan use behavior. Namun pada penelitian ini peneliti tidak

menggunakan variabel moderator (gender, age, experience, dan voluntariness of

use). Variabel gender (jenis kelamin), age (usia) dan experience (pengalaman)

ditampilkan sebagai karakteristik responden. dan variabel voluntariness of use

(kesukarelaan) tidak digunakan juga karena penggunaan SASD bersifat mandatory

(wajib) bagi pengguna, sehingga tidak diperlukan pengukuran. Penelitian ini juga

merujuk pada penelitian sebelumnya yang tidak menggunakan moderator (Sedana

& Wijaya, 2010; Sundaravej, 2010; Hamrul et al., 2013; Setyowati, 2015; Rahmi

56
et al., 2017) selain itu didalam penelitian Baru et al, (2014) yang juga meniadakan

variabel moderator karena sistem bersifat mandatory (wajib). Berikut mengenai

definisi masing-masing variabel.

Tabel 3.4 Definisi Variabel UTAUT

Variabel Definisi Referensi

Perfomance Tingkat kepercayaan pengguna pada sejauh


Expectancy mana penggunaan sistem dapat mempengaruhi
kinerjanya.

Effort Expectancy Tingkat kemudahan terkait penggunaan sistem.

Social Influence Tingkat sejauh mana seseorang merasakan


bahwa orang-orang yang dianggapnya penting,
percaya bahwa ia seharunya menggunakan
sistem yang baru.
Facilitating Tingkat sejauh mana seseorang meyakini bahwa Venkatesh, et al.
Conditions infrastruktur organisasi dan teknis yang ada (2003)
mendukung penggunaan sistem.
Behavioral Niat perilaku untuk menggunakan sistem baru
Intention dipengaruhi oleh sikap pengguna dan dirasakan
kegunaan sistem yang menyatakan tingkat
penerimaan.
Use Behavior Ukuran penggunaan aktual sistem yang
menyatakan tingkat penggunaan.

3.6.2 Indikator Penelitian

Berikut adalah penjabaran dari indikator UTAUT yang digunakan dalam

penelitian ini pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Definisi Indikator

Variabel Indikator Definisi Referensi


Ekpektansi Perceived Pengguna percaya menggunakan Venkatesh, et al., (2003),
Kinerja usefulness sistem aplikasi service desk dapat Wu, et al., (2010),
(Performance meningkatkan kinerjanya. Sundaravej (2010)
Expectancy

57
Extrinsic Pengguna akan senang
motivation menggunakan sistem aplikasi
service desk bila kualitas sistem
terus ditingkatkan.
Job-fit Sistem aplikasi service desk
meningkatkan efisiensi dalam
proses pelaporan masalah
pengguna
Relative Sistem aplikasi service desk lebih
advantage baik daripada sistem sebelumnya.

Outcome Sistem aplikasi service desk


expectations sudah sesuai dengan apa yang di
harapkan.
Penggunan yakin bahwa Davis (1989),
Ekpektansi Perceived ease menggunakan sistem aplikasi Venkatesh, et al., (2003),
Usaha (Effort of use service desk itu mudah. Wu, et al., (2010),
Expectancy) Sundaravej (2010)
Complexity Pengguna merasa dipersulit untuk
proses pelaporan masalah dengan
menggunakan sistem aplikasi
service desk
Ease of use Sistem aplikasi service desk
mengurangi upaya (tenaga dan
waktu) dalam proses pelaporan
masalah
Pengaruh Subjective Persepsi pengguna bahwa orang Thompson, et al.,
Sosial (Social Norm yang penting baginya berpikir (1991), Venkatesh, et al.,
Influence) bahwa dia harus menggunakan (2003), Wu, et al.,
atau tidak menggunakan sistem. (2010), Sundaravej
Social Factors Internalisasi personal sebagai (2010)
referensi budaya subyektif
kelompok dalam situasi sosial
secara spesifik.

Tingkat dimana pengguna merasa


Kondisi yang Perceived bahwa mereka bisa menggunakan Thompson, et al.,
Memfasilitasi behavioral sistem aplikasi service desk (1991), Venkatesh, et al.,
(Facilitating control (2003), Wu, et al.,
Conditions) Facilitating Tingkat di mana pengguna (2010), Sundaravej
conditions percaya bahwa perangkat lunak (2010)
dan perangkat keras yang ada
mendukung penggunaan sistem
aplikasi service desk

Compatibility Sistem aplikasi service desk yang


ada sudah umum digunakan,
sesuai dengan kebutuhan dan
nilai yang ada pada pengguna.
Pengguna mempunyai keinginan
Repurchase Davis (1989), Ajzen
untuk menggunakan kembali
intentions (1991), Wu et al.,
sistem aplikasi service desk.

58
Niat Perilaku (2010), Sundaravej
Positive word- Pengguna lain membicarakan hal
(Behavioral (2010)
of-mouth yang positif mengenai sistem
Intentions)
communication aplikasi service desk.
(BI)

Service quality Kualitas pelayanan sistem


aplikasi service desk sudah baik.

Tingkat dimana pengguna


merasa senang untuk
Usage time
menggunakan sistem aplikasi
Perilaku Davis (1989), Ajzen
service desk
Pengguna (1991), Wu et al., (2010)
(Use Pengguna sudah menggunakan
Usage
Behavior) sistem aplikasi service desk
frequency
(UB) berulangkali

3.6.3 Hipotesis Penelitian

Model dari penelitian ini (Gambar 1.1) diadopsi dari model penelitian Venkatesh,

et al., (2003), yang terdiri dari 6 variabel yaitu performance expectancy, effort

expectancy, social influence, facilitating conditions, behavioral intention dan use

behavior.

Gambar 3.4 Model Penelitian dengan Hipotesis

59
H1: Ekspektansi kinerja (Performance Expectancy) yang dimiliki oleh

pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan

(behavioral intention).

H2: Ekspektansi usaha (Effort Expectancy) yang dimiliki oleh pengguna

berpengaruh secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan

(behavioral intention) SASD.

H3: Faktor sosial (Social Influence) yang dimiliki oleh pengguna berpengaruh

secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention)

SASD.

H4: Kondisi-kondisi yang membantu (Facilitating Conditions) yang dimiliki

oleh pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku penggunaan

(Use Behavior) SASD.

H5: Niat pengguna untuk menggunakan (behavioral intention) SASD

berpengaruh secara signifikan terhadap niat perilaku penggunaan (Use

Behavior) SASD.

60
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Institusi

4.1.1 Sejarah PUSTIPANDA

PUSTIPANDA (Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data) merupakan salah

satu unit pelayanan terpadu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Cikal bakal

berdirinya PUSTIPANDA diawali dengan dibentuknya bagian sistem informasi

dengan satu sub bagian sistem informasi. Dengan memfokuskan pada layanan data

dan akademik yaitu memproses data nilai dari manual dengan media kertas ke

dalam sebuah sistem komputer. Pada tahun 2002 seiring dengan perubahan IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. maka terjadi

perubahan pula pada struktur organisasi bagian Sistem Informasi. Hal ini dilakukan

untuk merespon kebutuhan UIN akan pemanfaatan sistem dan teknologi informasi

yang lebih baik dalam menghadapi persaingan global.

Pada tahun 2003 di bagian Sistem Informasi dibentuk sub-sub bagian yang

lebih spesifik, antara lain: Hubungan Masyarakat; Pengembangan Sistem; dan

Pengolahan Data. Pada sub bagian Pengembangan Sistem, bertanggung jawab

dalam implementasi pemanfaatan teknologi informasi dengan mulai

dikembangkannya sebuah sistem komputerisasi akademik yang lebih integratif,

yang menangani seluruh administrasi secara menyeluruh yang disebut Simperti

(Sistem Informasi Perguruan Tinggi). Februari tahun 2010, dengan diterbitkannya

Surat Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pusat Komputer atau

lebih dikenal (Puskom) resmi berdiri. Pendirian Puskom bertujuan untuk

61
mengakselerasi pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung visi UIN

Jakarta menjadi world class university. Puskom merupakan metamorfosis dari Sub-

bag Pengembangan Sistem, Bagian Sistem Informasi, Biro Perencanaan, Keuangan

dan Sistem informasi. Puskom mulai melakukan beberapa pembenahan di bidang

pengembangan sistem, jaringan dan data center secara global di lingkungan

universitas.

Tahun 2013, sesuai dengan perkembangan universitas dan arah

pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi maka pada akhir tahun

2013 dilakukan perubahan nama Puskom menjadi PUSTIPANDA (Pusat Teknologi

Informasi dan Pangkalan Data). Serta dilakukan penambahan dan pengembangan

divisi yang ada di dalamnya yaitu yang sebelumnya terdiri dari 3 divisi (Support,

Development, Operational) menjadi 5 divisi (IT Support, IT Development, IT

Operation, IT Data Center & Security, IT Service Management)

(www.pustipanda.uinjkt.ac.id). Adapun core business dari PUSTIPANDA antara

lain:

1. Pelaksana pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi

2. Pelaksana pengembangan dan pemeliharaan jaringan

3. Pelaksana pelayanan sistem informasi dan jaringan

4. Pelaksana kerjasama antar Pusat Komputer dan Sistem Informasi

perguruan tinggi dan / atau badan lain di dalam dan di luar negeri

5. Pelaksana administrasi Pusat Komputer

Produk-produk yang sudah dibuat oleh PUSTIPANDA selama 4 tahun

terakhir ini adalah:

62
1. Academic Information System (AIS), alamat https://ais.uinjkt.ac.id

2. Sistem SPMB Mandiri, alamat http://spmb.uinjkt.ac.id

3. Service Desk UIN Jakarta, alamat http://servicedesk.uinjkt.ac.id

4. E-Journal, alamat http://journal.uinjkt.ac.id

5. Insitutional Repository, alamat http://repository.uinjkt.ac.id

6. Sistem Informasi RBA, alamat http://sirba.uinjkt.ac.id

7. Sistem Laporan Kinerja Pegawai (e-LKP), alamat http://lkp.uinjkt.ac.id

8. Host to Host Real Time Payment, pembayaran online untuk SPMB,

perkuliahan, dll

9. Website Portal UIN Jakarta

10. Peningkatan infrastruktur jaringan dan wireless di lingkungan kampus 1

dan kampus 2

4.1.2 Visi PUSTIPANDA

Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPANDA) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta memiliki visi “UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi

Universitas digital kelas dunia untuk mendukung integrasi keilmuan, keislaman,

dan keindonesiaan” (www.pustipanda.uinjkt.ac.id).

4.1.3 Misi PUSTIPANDA

Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPANDA) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (www.pustipanda.uinjkt.ac.id) memiliki misi, yang terdiri

dari:

63
1. Meningkatkan performa sistem informasi perguruan tinggi yang innovative,

creative, high availability, high reliability, secure, fast, informed,

documented, and integrated dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu

bidang pendidikan, pengajaran, penelitian, publikasi ilmiah, pengabdian

masyarakat dan organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Meningkatkan mutu tata kelola universitas dengan pemanfaatan teknologi

Information and Communications Technology (ICT).

3. Meningkatkan penelitian di bidang ICT dalam rangka menjaga bussiness

continuity dan knowledge share pengembangan Information and

Communications Technology (ICT).

4.1.4 Sasaran Mutu PUSTIPANDA

Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPANDA) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (www.pustipanda.uinjkt.ac.id) memiliki sasaran mutu, yang

terdiri dari:

1. Membuat sistem Information and Communications Technology (ICT) yang

berorientasi kepada kebutuhan stakeholder dan shareholder UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Meningkatkan kualitas prasarana, SDM, dan layanan Information and

Communications Technology (ICT) di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Mengembangkan dan mengimplementasikan tata kelola IT sesuai dengan

standarisasi nasional dan internasional.

64
4.1.5 Struktur Organisasi PUSTIPANDA

Sesuai Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013,

susunan organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:

A. Organ Pengelola

1. Rektor dan Wakil Rektor

B. Fakultas

1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

2. Fakultas Adab dan Humaniora

3. Fakultas Ushuluddin

4. Fakultas Syariah dan Hukum

5. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

6. Fakultas Dirasat Islamiyah

7. Fakultas Psikologi

8. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

9. Fakultas Sains dan Teknologi

10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

11. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

C. Sekolah Pascasarjana

D. Biro

1. Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian

2. Biro Perencanaan dan Keuangan

3. Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama

65
E. Lembaga

1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)

a) Pusat Penelitian dan Penerbitan

b) Pusat Pengabdian kepada Masyarakat

c) Pusat Studi Gender dan Anak

d) Pusat Layanan Kerjasama Internasional

e) Pusat Layanan Hubungan Masyarakat dan Bantuan Hukum

2. Lembaga Penjaminan Mutu (LPM)

a) Pusat Pengembangan Standar Mutu

b) Pusat Audit dan Pengendalian Mutu

F. Unit Pelaksana Teknis

1. Pusat Perpustakaan

2. Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPANDA)

3. Pusat Pengembangan Bahasa

4. Pusat Mahad Al-Jamiah

5. Pusat Pengembangan Bisnis

Berdasarkan struktur organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah dipaparkan sebelumnya maka dapat dilihat pada gambar 4.1 secara lebih

spesifik struktur organisasi PUSTIPANDA sebagai salah satu unit pelaksana

teknis yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

66
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PUSTIPANDA (www.pustipanda.uinjkt.ac.id)

67
4.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala PUSTIPANDA

a. Melakukan kerjasama dengan pihak luar untuk pengembangan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) universitas.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kinerja

PUSTIPANDA.

c. Melakukan pembinaan SDM yang ada di PUSTIPANDA.

d. Melakukan perencanaan pengembangan TIK untuk mendukung

aktivitas pembelajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan

urusan administrasi di lingkungan universitas

e. Melaporkan kegiatan sesuai tugas dan fungsi pokok kepada pimpinan

f. Memberikan desposisi kepada bawahan dan unit-unit lain

g. Memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PUSTIPANDA yang

sudah diamanatkan universitas

h. Mengendalikan implementasi tugas dan fungsi seluruh divisi yang ada

i. Mengusulkan program-program kerja yang berhubungan dengan

pengembangan sistem, jaringan komputer

j. Menindaklanjuti desposisi dari pimpinan

k. Menyusun rencana strategis dan rencana operasional PUSTIPANDA

l. Mewakili UIN untuk pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan

sistem dan jaringan komputer.

m. Melakukan koordinasi secara vertikal dengan pimpinan universitas dan

unit-unit kerja di lingkungan universitas.

68
n. Melaksanakan pekerjaan lain untuk kepentingan lembaga yang

ditugaskan pimpinan

2. Staf Administrasi

a. Melakukan kegiatan administrasi keuangan.

b. Membuat surat (undangan /surat tugas/SK/surat keterangan)

c. Mendokumentasikan kegiatan PUSTIPANDA

d. Menyusun SOP PUSTIPANDA

e. Melayani permintaan pekerjaan berkaitan dengan PUSTIPANDA

f. Melakukan koordinasi langsung dengan Kepala PUSTIPANDA dan

koordinator bidang lainnya dalam pelaksanaan tugas keseharian.

g. Melaksanakan pekerjaan lain untuk kepentingan lembaga yang

ditugaskan pimpinan.

3. Koordinator Bidang IT Development

a. Menyusun rencana pengembangan sistem informasi perguruan tinggi

UIN baik itu jangka panjang (5 tahun), dan juga jangka pendek (1

tahun).

b. Melaksanakan program pengembangan sistem informasi sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan

c. Melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan sistem informasi

(persemester)

69
d. Melakukan pembenahan sistem informasi baik itu yang bersifat ad-hock

maupun hasil dari evaluasi berkala sesuai dengan kebutuhan stakeholder

e. Mengintegrasikan semua sistem yang sekarang masih berada di unit-

unit sesuai dengan misi lembaga yaitu membentuk one stop data center

f. Mengembangkan sistem pengamanan data dan sistem informasi yang

dikembangkan.

g. Memberikan bantuan teknis operasional sistem informasi manajemen

kepada unit-unit yang membutuhkan.

h. Menyusun SOP pelaksanaan sistem informasi (Sistem Informasi

Perguruan Tinggi)

i. Mendokumentasikan semua kegiatan pengembangan sistem sesuai

dengan standar pengembangan

j. Melakukan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan

pengembangan sistem informasi

k. Melakukan koordinasi langsung dengan Kepala PUSTIPANDA dan

koordinator bidang lainnya dalam pelaksanaan tugas keseharian.

l. Melaksanakan pekerjaan lain untuk kepentingan lembaga yang

ditugaskan pimpinan.

4. Staff Bidang IT Development

a. Melaksanakan program pengembangan sistem informasi sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan

70
b. Melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan sistem informasi

(persemester)

c. Melakukan pembenahan sistem informasi baik itu yang bersifat ad-hock

maupun hasil dari evaluasi berkala sesuai dengan kebutuhan stakeholder

d. Mengintegrasikan semua sistem yang sekarang masih berada di unit-

unit sesuai dengan misi lembaga yaitu membentuk one stop data center

e. Mengembangkan sistem pengamanan data dan sistem informasi yang

dikembangkan.

f. Memberikan bantuan teknis operasional sistem informasi manajemen

kepada unit-unit yang membutuhkan.

g. Menyusun SOP pelaksanaan Sistem Informasi Perguruan Tinggi

h. Mendokumentasikan semua kegiatan pengembangan sistem sesuai

dengan standar pengembangan

i. Melakukan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan

pengembangan sistem informasi

j. Melakukan koordinasi langsung dengan Koordinator Tim IT

Development dalam pelaksanaan tugas keseharian.

k. Melaksanakan pekerjaan lain untuk kepentingan lembaga yang

ditugaskan pimpinan.

5. Koordinator Bidang IT Operation & Networking

a. Menyusun rencana pengembangan sistem jaringan jangka pendek

(pertahun) dan jangka panjang (perlima tahun).

71
b. Mengendalikan langsung operasionalisasi sistem jaringan di lingkungan

universitas dan seluruh unit yang ada, yaitu: intranet, internet dan

hotspot.

c. Melakukan troubleshooting jika terjadi masalah pada jaringan internet

dan intranet

d. Berkoordinasi langsung dengan perusahaan penyedia layanan internet

e. Menata dan merawat sistem cabling dan switching.

f. Mengelola bandwidth, routing dan firewall.

g. Melakukan mapping topologi jaringan secara lengkap

h. Menyusun SOP yang berhubungan dengan masalah jaringan dan

internet

i. Melakukan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan jaringan dan

internet

j. Mendokumentasikan semua kegiatan, seperti perubahan-perubahan

topology, password dll

k. Melakukan koordinasi langsung dengan Kepala PUSTIPANDA dan

koordinator bidang lainnya dalam pelaksanaan tugas keseharian.

l. Melaksanakan pekerjaan lain untuk kepentingan lembaga yang

ditugaskan pimpinan.

6. Koordinator Bidang IT Security & Data Center

a. Menyusun rencana pengembangan sistem jaringan jangka pendek

(pertahun) dan jangka panjang (perlima tahun).

72
b. Menyusun SOP yang berhubungan dengan masalah jaringan dan

internet

c. Melakukan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan jaringan,

security dan internet

d. Mendokumentasikan semua kegiatan, seperti perubahan-perubahan

topology, password dll

e. Melakukan Monitoring dan Maintenance server

f. Melakukan analisis keamanan website

g. Melakukan koordinasi langsung dengan Kepala PUSTIPANDA dan

koordinator bidang lainnya dalam pelaksanaan tugas keseharian.

h. Melaksanakan pekerjaan lain untuk kepentingan lembaga yang

ditugaskan pimpinan.

7. Staf Bidang IT Security & Data Center

a. Menyusun SOP yang berhubungan dengan masalah jaringan dan

internet

b. Melakukan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan jaringan,

security dan internet

c. Mendokumentasikan semua kegiatan, seperti perubahan-perubahan

topology, password dll

d. Melakukan Monitoring dan Maintenance server

e. Melakukan analisis keamanan website

73
f. Melakukan koordinasi langsung dengan Koordinator Tim IT Security &

Data Center dalam pelaksanaan tugas keseharian.

g. Melaksanakan pekerjaan lain untuk kepentingan lembaga yang

ditugaskan pimpinan.

8. Koordinator Bidang IT Support

a. Melakukan pelayanan-pelayanan harian sistem informasi kepada para

stakeholder

b. Berkoordinasi dengan bidang dan divisi lain dalam hal layanan kepada

stakeholder

c. Melakukan troubeshooting pertamakali jika terjadi gangguan terhadap

layanan maupun aplikasi

d. Membantu melayani permintaan data dan informasi oleh semua unit

kerja yang membutuhkan demi kemajuan universitas.

e. Menyusun SOP yang berhubungan dengan layanan sistem informasi

untuk para stakeholder

f. Mendokumentasikan semua kegiatan, masalah yang berhubungan

dengan tugas layanan

g. Melakukan koordinasi langsung dengan Kepala PUSTIPANDA dan

koordinator bidang lainnya dalam pelaksanaan tugas keseharian.

h. Melaksanakan pekerjaan lain untuk kepentingan lembaga yang

ditugaskan pimpinan.

74
9. Staf Bidang IT Support

a. Melakukan pelayanan-pelayanan harian Simperti kepada para

stakeholder

b. Berkoordinasi dengan bidang dan divisi lain dalam hal layanan kepada

stakeholder

c. Melakukan troubeshooting pertamakali jika terjadi gangguan terhadap

layanan maupun aplikasi

d. Membantu melayani permintaan data dan informasi oleh semua unit

kerja yang membutuhkan demi kemajuan universitas.

e. Melaporkan hasil kerja ke kepala lembaga secara berkala (per-bulan)

dalam bentuk lisan dan tertulis.

f. Melakukan koordinasi langsung dengan sekretaris lembaga dalam

pelaksanaan tugas keseharian.

g. Mendokumentasikan semua kegiatan, masalah yang berhubungan

dengan tugas layanan (Simperti dan lain-lain)

h. Melakukan koordinasi langsung dengan Koordinator Tim IT Support

dalam pelaksanaan tugas keseharian.

i. Melaksanakan pekerjaan lain untuk kepentingan lembaga yang

ditugaskan pimpinan.

10. Staf Gugus PUSTIPANDA

a. Melakukan pelayanan-pelayanan harian sistem informasi (seperti

Simpeg, E-Letter, dan Simak BMN) di di unit kerja.

75
b. Mengelola Website serta media social elektronik lainnya di unit kerja.

c. Mendokumentasikan dan membackup data website/ media elektronik

lainnya.

d. Melakukan troubeshooting pertamakali jika terjadi gangguan terhadap

layanan maupun aplikasi.

e. Membantu melayani permintaan data dan informasi di unit kerja.

f. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Tim IT Support

PUSTIPANDA dalam pelaksanaan tugas layanan sistem informasi.

g. Melakukan koordinasi langsung dengan Kepala Sub Bagian Umum

Fakultas dalam pelaksanaan tugas keseharian.

h. Melaksanakan pekerjaan lain untuk kepentingan lembaga yang

ditugaskan pimpinan.

4.1.7 Service Desk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Service desk bermula pada tahun 2013, dimana pada saat itu dikenal dengan help

desk online. Fungsi utamanya sebagai single of point contact yang melayani

berbagai keluhan terkait layanan IT di UIN Syarif hidayatullah Jakarta. Namun

sejak tahun 2016 terjadi perubahan penerapan sistem baru yaitu service desk.

Service desk merupakan salah satu produk layanan yang dikelola oleh Pusat

Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPANDA) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Sistem aplikasi service desk (SASD) dapat diakses dengan dua jalur yaitu

melalui servicedesk.uinjkt.ac.id atau email servicedesk@uinjkt.ac.id. Permintaan

76
layanan pada SASD sendiri sifatnya dapat berupa insiden atau request. Terdapat 8

jenis layanan IT yang ditangani oleh SASD, yaitu:

1. E-Campus

2. Email

3. Internet and Networking

4. Data Center

5. Website and Blog

6. Hosting and Subdomain

7. Development

8. Data

Gambar 4.2 Tampilan Utama Service Desk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

77
4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Hasil Analisis Demografis

Pada tahap ini peneliti menganalisis jawaban responden pada kuesioner, terkhusus

pada bagian profil responden serta mengenai penggunaan sistem aplikasi service

desk yang akan menghasilkan analisis demografis. Peneliti berhasil mengumpulkan

data responden dalam dua minggu (27 Oktober 2017 - 9 November 2017), sebanyak

141 data valid. Informasi demografis yang dihasilkan meliputi jenis kelamin, status

pekerjaan, unit kerja, tingkat pendidikan terakhir, latar belakang pendidikan formal

bidang TI, pengetahuan mengenai SASD, dan pengalaman menggunakan SASD.

Berikut disajikan hasil analisis demografis:

1. Jenis Kelamin

Pada penelitian ini dari jumlah 141 data responden didominasi oleh laki-

laki sebanyak 81 orang (57%) dan sisanya perempuan sebanyak 60 orang

(43%), sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4.3.

Perempuan
43%

Laki-laki
57%

Gambar 4.3 Diagram Jenis Kelamin Responden

78
2. Usia

Gambar 4.4 menunjukan rentang usia responden penelitian ini sebagian

besar berada pada rentang usia 17-25 tahun sebanyak 128 responden (91%),

diikuti rentang usia lebih dari 45 tahun sebanyak enam orang (4%),

dilanjutkan rentang usia 36-45 tahun sebanyak empat orang responden

(3%), dan tiga orang responden dengan rentang usia 26-35 tahun (2%).

2% 3%

4%
17-25

26-35

36-45

91% >45

Gambar 4.4 Diagram Usia Responden

3. Status Pekerjaan

Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa responden pada penelitian

ini didominasi oleh mahasiswa sebanyak 128 orang (91%), dilanjutkan

dosen sebanyak sembilan orang (6%) dan pegawai sebanyak empat orang

(3%). Mayoritas responden pada penelitian ini adalah mahasiswa karena

jumlah populasinya paling banyak jika dibandingkan dengan pegawai dan

dosen.

79
Dosen Pegawai
6% 3%

Mahasiswa
91%

Gambar 4.5 Diagram Status Pekerjaan Responden

4. Unit Kerja

Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa responden terbanyak dari

penelitian ini berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi dengan jumlah 43

responden (31%). Sedangkan responden lain tersebar pada sebelas fakultas

dan unit kerja lain yang ada di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sedangkan responden paling sedikit berasal dari pegawai Pusat Layanan

Kerja Sama Internasional (PLKI di Rektorat) dan PUSTIPANDA dengan

total 4 responden (1%) masing-masing.

F. Ush F. Psi PLKI


FKIK 5% 3% 1%
FST
FDI 9% 31%
2%

FITK
14% PUSTIPANDA
FAH FISIP 1%
3% 8%
FEB FSH
FIDKOM
12% 6%
5%

Gambar 4.6 Diagram Unit Kerja Responden

80
5. Tingkat Pendidikan Terakhir

Gambar 4.7 menunjukan bahwa responden pada penelitian ini sebagian

besar didominasi oleh lulusan SMA sebanyak 128 responden (91%),

dilanjutkan lulusan S2 sebanyak 5 orang (3%), lalu lulusan S1, dan S3

dengan jumlah yang sama pada masing-masing kategori yaitu sebanyak 4

orang (3%).

S1 S2 S3
3% 3% 3%

SMA
91%

Gambar 4.7 Diagram Tingkat Pendidikan Terakhir Responden

6. Latar Belakang Pendidikan Formal di Bidang Teknologi Informasi

Pada gambar 4.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 86 responden (61%) tidak

memiliki latar belakang pendidikan dibidang teknologi informasi, dan

sebanyak 55 responden (39%) memiliki latar belakang formal pendidikan

dibidang teknologi informasi.

81
YA
39%

TIDAK
61%

Gambar 4.8 Diagram Latar Belakang Pendidikan di Bidang TI Responden

7. Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 4.9 dari jumlah 141 responden, mayoritas sudah

mengetahui mengenai keberadaan sistem aplikasi service desk (SASD)

yaitu sebanyak 102 responden (72%), sisanya sebanyak 39 orang (28%)

belum mengetahui mengenai adanya SASD.

TIDAK
28%

YA
72%

Gambar 4.9 Diagram Pengetahuan Responden mengenai Keberadaan

SASD

82
8. Pengalaman Penggunaan Sistem

Berdasarkan gambar 4.10 sebanyak 88 responden (62%) sudah pernah

menggunakan sistem aplikasi service desk (SASD), sedangkan sisanya

sebanyak 53 responden (38%) belum pernah menggunakan SASD.

TIDAK
38%

YA
62%

Gambar 4.10 Diagram Pengalaman Responden dalam Menggunakan SASD

4.2.2 Hasil Analisis Pengukuran Model (Outer Model)

Pada tahap ini dilakukan analisis pengukuran model (measurement model) dimana

analisis pengukuran model ini terdiri dari empat tahap pengujian. Empat tahap

pengujian itu terdiri dari individual item reliability, internal consistency reliability,

average variance extracted, dan discriminant validity. Berikut hasil analisis

pengukuran model dijelaskan dalam empat tahap.

1. Uji Individual Item Reliability

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi antara

setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan melihat

nilai outer loading. Nilai outer loading diatas 0,7 dapat dikatakan baik,

83
artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk.

Tabel 4.1 Hasil Awal Uji Loading Factor dengan SmartPLS 3.0

Behavioral Effort Facilitating Performance Social Use


Indikator Intention Expectancy Conditions Expectancy Influence Behavior
(BI) (EE) (FC) (PE) (SI) (UB)
BI1 0.934
BI2 0.942
BI3 0.925
EE1 0.741
EE2 0.450
EE3 0.897
FC1 0.670
FC2 0.419
FC3 0.640
FC4 0.854
PE1 0.741
PE2 0.695
PE3 0.860
PE4 0.795
PE5 0.864
SI1 0.857
SI2 0.818
SI3 0.758
UB1 0.807
UB2 0.863
UB3 0.673

Mengacu pada standar nilai outer loading, setelah melalui pengujian pada

SmartPLS 3.0, dengan hasil pada tabel 4.1, dilakukan penghapusan pada

lima indikator yang memiliki outer loading dibawah 0,7 yaitu EE2, FC1,

FC2, PE2, dan UB3 karena setelah penghapusan kelima indikator tersebut

setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 3.0, seluruh outer loading

sudah memenuhi syarat >0,7.

84
Tabel 4.2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

Behavioral Effort Facilitating Performance Social Use


Indikator Intention Expectancy Conditions Expectancy Influence Behavior
(BI) (EE) (FC) (PE) (SI) (UB)
BI1 0.934
BI2 0.942
BI3 0.925
EE1 0.768
EE2*
EE3 0.899
FC1 0.776
FC1*
FC2*
FC4 0.915
PE1 0.784
PE2*
PE3 0.856
PE4 0.807
PE5 0.876
SI1 0.857
SI2 0.818
SI3 0.758
UB1 0.892
UB2 0.888
UB3*
Keterangan:
* : Dihapus

Tabel 4.2 menunjukan hasil uji loading factor setelah penghapusan lima

indikator yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah penghapusan semua

nilai outer loading diatas 0,7 sehingga hasil uji loading factor sudah valid

dan dapat dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya.

2. Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite reliability

(CR). Hasil uji ini menunjukan nilai konsistensi dari masing-masing

85
indikator dalam mengukur konstruknya dengan batas ambang yang

diharapkan di atas 0,7. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.3 bahwa nilai

CR dari semua variabel di atas 0,7 sehingga memenuhi syarat dan valid

untuk digunakan dalam model penelitian ini.

Tabel 4.3 Hasil Uji Composite Reliability dengan SmartPLS 3.0

Variabel Composite Reliability


Behavioral Intention 0.953
Effort Expectancy 0.822
Facilitating Conditions 0.836
Performance Expectancy 0.900
Social Influence 0.853
Use Behavior 0.884

3. Uji Average Variance Extracted (AVE)

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat nilai

average variance extracted (AVE), dimana nilai AVE menggambarkan

besaran varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat

dikandung oleh variabel laten (konstruk). Nilai AVE minimal 0,5

menunjukan ukuran convergent validity yang baik. Artinya, variabel laten

(konstruk) dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari

indikator-indikatornya.

Tabel 4.4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) dengan SmartPLS

Variabel Average Variance Extracted (AVE)


Behavioral Intention 0.872
Effort Expectancy 0.699
Facilitating Conditions 0.720
Performance Expectancy 0.692
Social Influence 0.659
Use Behavior 0.792

86
Hasilnya nilai AVE pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.4

yang menunjukan bahwa nilai AVE setiap variabel sudah di atas 0,5

sehingga dapat dikatakan baik, memenuhi syarat dan tidak ada masalah

dalam uji nilai AVE.

4. Uji Discriminant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading, pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi

indikator dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya. Bila korelasi

antara indikator dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan

konstruk blok lainnya, hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi

ukuran pada blok mereka lebih baik dari blok lainnya.

Tabel 4.5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) dengan SmartPLS 3.0
Behavioral Effort Facilitating Performance Social Use
Indikator
Intention Expectancy Conditions Expectancy Influence Behavior
BI1 0.934 0.530 0.405 0.509 0.461 0.570
BI2 0.942 0.534 0.447 0.513 0.513 0.583
BI3 0.925 0.490 0.456 0.494 0.552 0.592
EE1 0.368 0.768 0.574 0.536 0.467 0.375
EE3 0.538 0.899 0.383 0.682 0.282 0.556
FC1 0.232 0.323 0.776 0.193 0.412 0.284
FC4 0.511 0.561 0.915 0.516 0.490 0.445
PE1 0.496 0.651 0.428 0.784 0.386 0.599
PE3 0.467 0.537 0.364 0.856 0.335 0.609
PE4 0.362 0.528 0.277 0.807 0.269 0.452
PE5 0.452 0.714 0.415 0.876 0.437 0.544
SI1 0.387 0.164 0.298 0.209 0.857 0.304
SI2 0.390 0.228 0.473 0.276 0.818 0.325
SI3 0.516 0.556 0.497 0.513 0.758 0.512
UB1 0.572 0.480 0.368 0.582 0.384 0.892
UB2 0.537 0.535 0.423 0.613 0.487 0.888

87
Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai cross loading

indikator yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih

tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya.

Selanjutnya dengan memeriksa cross loading Fornell-Lacker’s yaitu

dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE, dimana nilai akar AVE

harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk dengan konstruk

lainnya.

Tabel 4.6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-

Lacker’s) dengan SmartPLS 3.0

Behavioral Effort Facilitating Performance Social Use


Intention Expectancy Conditions Expectancy Influence Behavior
Behavioral
0.934
Intention
Effort
0.555 0.836
Expectancy
Facilitating
0.467 0.544 0.848
Conditions
Performance
0.541 0.736 0.454 0.832
Expectancy
Social
0.545 0.422 0.534 0.435 0.812
Influence
Use
0.623 0.570 0.444 0.671 0.488 0.890
Behavior

Tabel 4.6 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya. Sehingga berdasarkan

hasil pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada

masalah dalam uji discriminant validity.

88
Gambar 4.11 Hasil Analisis Outer Model dengan SmartPLS 3.0

Gambar 4.11 menunjukan hasil analisis setelah melalui analisis outer model.

Berdasarkan empat tahap yang telah dilakukan pada analisis pengukuran model

(outer model) sebelumnya, dapat diketahui bahwa model yang diajukan dalam

penelitian ini sudah memiliki karakteristik yang baik secara statistik, sesuai dengan

syarat pada masing-masing tahapan yang ada pada pengukuran model (individual

item reliability, internal consistency reliability, average variance extracted, dan

discriminant validity). Sehingga dapat diambil kesimpulan dari hasil analisis

pengukuran model bahwa model tersebut memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke

tahap pengujian model struktural (inner model).

89
4.2.3 Hasil Analisis Model Struktural (Inner Model)

Pada tahap analisis model struktural ini dilakukan enam tahap pengujian, yang

terdiri dari pengujian path coefficient (β), coefficient of determination (R²), t-test

menggunakan metode bootstraping, effect size ( ), predictive relevance ( ), dan

relative impact (q²)

1. Uji Path Coefficient (β)

Uji path coefficient dilakukan dengan melihat signifikansi hubungan antar

konstruk. Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstruk. Pengujian ini

dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 0,1, dimana jalur

(path) dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika hasil nilai uji path

coefficient berada diatas 0,1.

Tabel 4.7 Hasil Uji Path Coefficient

Hubungan antar Variabel (Dependen → Independen) Path Coefficient (β)


Behavioral Intention → Use Behavior 0.532
Effort Expectancy → Behavioral Intention 0.264
Facilitating Conditions → Use Behavior 0.196
Performance Expectancy → Behavioral Intention 0.195
Social Influence → Behavioral Intention 0.349

Hasilnya dari 5 jalur yang ada pada model penelitian ini, seluruhnya

memiliki pengaruh yang signifikan, dapat dilihat pada tabel 4.7 hasil nilai

uji path coefficient semuanya memiliki nilai diatas 0,1.

2. Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target variabel

endogen (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam

90
model) dengan standar pengukuran sekitar 0,670 dinyatakan sebagai kuat,

sekitar 0,333 dinyatakan sebagai moderat, dan 0,190 atau di bawahnya

menunjukan tingkat varian yang lemah.

Tabel 4.8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square


Behavioral Intention 0.442
Use Behavior 0.418

Melalui tabel 4.8 dapat dilihat hasil uji coefficient of determination, dimana

R2 dari behavioral intention (BI) memiliki nilai 0,442, sedangkan R2 dari use

behavior (UB) memiliki nilai 0,418. Maka dapat diartikan bahwa variabel

eksogen performance expectancy (PE), effort expectancy (EE), dan social

influence (SI) menjelaskan secara moderat (44,2%) varian dari BI,

selanjutnya variabel eksogen facilitating condition (FC) juga menjelaskan

secara moderat (41,8 %) varian dari UB.

3. Uji T-test

Pada pengujian t-test ini dilakukan dengan menggunakan metode

bootstrapping pada SmartPLS 3.0, menggunakan uji two-tailed dengan

tingkat signifikansi 5% untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Pada

tingkat signifikansi 5% hipotesis akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 1,96.

91
Tabel 4.9 Hasil Uji T-test dengan SmartPLS 3.0

Hubungan antar Variabel


T-test
(Dependen → Independen)
Behavioral Intention -> Use Behavior 6.954
Effort Expectancy -> Behavioral Intention 2.675
Facilitating Conditions -> Use Behavior 2.165
Performance Expectancy -> Behavioral Intention 2.090
Social Influence -> Behavioral Intention 5.248

Melalui tabel 4.9 dapat dilihat hasil uji t-test, dimana seluruh

hasilnya sudah berada diatas 1,96 sehingga menyatakan bahwa kelima

hipotesis pada penelitian ini diterima.

4. Uji Effect Size ( )

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai

ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk menengah, dan

0,35 untuk pengaruh besar. dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.

Dimana:

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke model.

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari model.

92
Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size dengan SmartPLS 3.0

f2 Analisis
No Jalur
R2-in R2-ex ∑ f2 f2
H1 PE → BI 0.442 0.426 0.02867 kecil
H2 EE → BI 0.442 0.412 0.05376 kecil
H3 SI → BI 0.442 0.347 0.17025 menengah
H4 FC → UB 0.418 0.389 0.04983 kecil
H5 BI → UB 0.418 0.446 - 0.04811 kecil

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.10, hasil dari pengujian terhadap

5 jalur yang ada pada penelitian ini. Dimana SI→BI memiliki pengaruh

yang menengah sedangkan PE→BI, EE→BI, FC→UB, BI→UB memiliki

pengaruh yang kecil.

5. Uji Predictive Relevance ( )

Pada tahap ini dilakukan pengujian dengan metode blindfolding untuk

memberikan bukti bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model

mempunyai keterkaitan secara prediktif (predictive relevance) dengan

variabel lainnya dalam model dengan ambang batas pengukuran di atas nol.

Tabel 4.11 Hasil Uji Predictive Relevance dengan SmartPLS 3.0

Variabel Endogen Q-square


Behavioral Intention 0,354
Use Behavior 0,307

Dapat dilihat pada tabel 4.11 bahwa hasil nilai 𝑄 2 dari semua

variabel memiliki nilai diatas 0 sehingga dapat diartikan memiliki

keterkaitan secara prediktif .

93
6. Uji Relative Impact (q²)

Pada tahap ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur

relatif pengaruh sebuah keterkaitan prediktif sebuah variabel tertentu

dengan variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 0,02 untuk

pengaruh kecil, 0,15 untuk pengaruh menengah/ sedang, dan 0,35 untuk

pengaruh besar. Rumus yang digunakan dalam perhitungan q² adalah

sebagai berikut.

Dimana:

Nilai q² yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke model.

Nilai q² yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari model.

Tabel 4.12 Hasil Uji Relative Impact dengan SmartPLS 3.0

q2 Analisis
No Jalur
Q2-in Q2-ex ∑ q2 q2
H1 PE → BI 0.354 0.343 0.017 Kecil
H2 EE → BI 0.354 0.329 0.039 Kecil
H3 SI → BI 0.354 0.277 0.119 Kecil
H4 FC → UB 0.307 0.289 0.026 Kecil
H5 BI → UB 0.307 0.145 0.234 Menengah

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.12, hasil dari pengujian q²

terhadap 5 jalur pada penelitian ini menunjukan bahwa BI → UB memiliki

pengaruh menengah dan sisanya PE→BI, EE→BI, FC→UB, SI→BI

memiliki pengaruh yang kecil.

94
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Analisis Struktural Model

f2 q2 Analisis
β t-test R2 Q2
No Jalur R2-in R2-ex ∑ f2 Q2-in Q2-ex ∑ q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

Predictive
H1 PE → BI 0.195 2.090 0.442 0.442 0.426 0.02867 0.354 0.354 0.343 0.017 Sign Diterima M k k
Relevance
Predictive
H2 EE → BI 0.264 2.675 0.442 0.442 0.412 0.05376 0.354 0.354 0.329 0.039 Sign Diterima M k k
Relevance
Predictive
H3 SI → BI 0.349 5.248 0.442 0.442 0.347 0.17025 0.354 0.354 0.277 0.119 Sign Diterima M m k
Relevance
Predictive
H4 FC → UB 0.196 2.165 0.418 0.418 0.389 0.04983 0.307 0.307 0.289 0.026 Sign Diterima M k k
Relevance
- Predictive
H5 BI → UB 0.532 6.954 0.418 0.418 0.446 0.307 0.307 0.145 0.234 Sign Diterima M k m
0.04811 Relevance

Keterangan:
Sign : Signifikan
Insign : Insignifikan
K : Kuat
M : Moderat
L : Lemah
b : Besar
m : Menengah
k : Kecil

95
4.3 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis

4.3.1 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Data Demografis

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan gambar 4.3 yang ada pada sub bab hasil analisis demografis

diatas, dapat diketahui bahwa pada penelitian ini dari jumlah 141 data

responden lebih didominasi oleh laki-laki sebanyak 81 orang (57%) dan

sisanya perempuan sebanyak 60 orang (43%). Hal ini terjadi karena pada

saat pelaksanaan penyebaran kuesioner secara langsung, peneliti lebih

banyak menjumpai responden dengan gender laki-laki, dan secara tidak

langsung (online via google form) responden dengan gender laki-laki lebih

banyak berpastisipasi untuk mengisi kuesioner.

2. Usia

Berdasarkan gambar 4.4 yang ada pada sub bab hasil analisis demografis

diatas, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar

berada pada rentang usia 17-25 tahun sebanyak 128 responden (91%),

diikuti rentang usia lebih dari 45 tahun sebanyak enam orang (4%),

dilanjutkan rentang usia 36-45 tahun sebanyak empat orang responden

(3%), dan tiga orang responden dengan rentang usia 26-35 tahun (2%). Hal

ini disebabkan karena mayoritas pengguna SASD adalah mahasiswa dengan

populasi sebanyak 24.246 yang berada pada rentang usia 17-25 tahun,

sedangkan pegawai dan karyawan hanya berjumlah 1530 orang

(www.uinjkt.ac.id, data kepegawaian pusat 2017).

96
3. Status Pekerjaan

Berdasarkan gambar 4.5 yang ada pada sub bab hasil analisis demografis

diatas, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini didominasi oleh

mahasiswa sebanyak 128 orang (91%), dilanjutkan dosen sebanyak

sembilan orang (6%) dan pegawai sebanyak empat orang (3%). Hal ini

sejalan dengan data jumlah mahasiswa dengan total jumlah populasi sebesar

24.246 orang sedangkan pegawai dan dosen yang berjumlah 1530 orang.

4. Unit Kerja

Berdasarkan gambar 4.6 yang ada pada sub bab hasil analisis demografis

diatas, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini berasal dari

Fakultas Sains dan Teknologi dengan jumlah 43 responden (31%)

dilanjutkan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebanyak 19

responden (14%). Responden paling sedikit didapatkan dari pegawai bagian

Rektorat dan PUSTIPANDA dengan jumlah dua orang. Mayoritas

responden adalah mahasiswa yang tersebar diseluruh fakultas sehingga

jumlah responden dari masing-masing fakultas lebih banyak, sedangkan

responden dari Rektorat dan PUSTIPANDA sangat kecil karena hanya

terdiri dari pegawai.

5. Tingkat Pendidikan Terakhir

Berdasarkan gambar 4.7 yang ada pada sub bab hasil analisis demografis

diatas, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar

didominasi oleh lulusan SMA sebanyak 128 responden (91%), dilanjutkan

97
lulusan S2 sebanyak 5 orang (3%), lalu lulusan S1, dan S3 dengan jumlah

yang sama pada masing-masing kategori yaitu sebanyak 4 orang (3%). Hal

ini disebabkan karena mayoritas responden pada penelitian ini adalah

mahasiswa aktif S1 yang memiliki tingkat pendidikan terakhir adalah SMA.

6. Latar Belakang Pendidikan Formal di Bidang Teknologi Informasi

Pada gambar 4.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 86 responden (61%) tidak

memiliki latar belakang pendidikan dibidang teknologi informasi, dan

sebanyak 55 responden (39%) memiliki latar belakang formal pendidikan

dibidang teknologi informasi. Hal ini sejalan dengan banyaknya responden

yang berasal dari Fakultas yang tidak terdapat pembelajaran mengenai

teknologi informasi, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri

merupakan Universitas Islam Negeri yang didominasi dengan Fakultas

dengan pendidikan ke-Islaman sebagai dasarnya.

7. Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 4.9 yang ada pada sub bab hasil analisis demografis

diatas, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini dari jumlah 141

responden, mayoritas sudah mengetahui mengenai keberadaan sistem

aplikasi service desk (SASD) yaitu sebanyak 102 responden (72%), sisanya

sebanyak 39 orang (28%) belum mengetahui mengenai adanya SASD. Hal

ini menunjukan bahwa sebenarnya SASD sudah cukup dikenal oleh para

pengguna.

98
8. Pengalaman Penggunaan Sistem

Berdasarkan gambar 4.10 yang ada pada sub bab hasil analisis demografis

diatas, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini sebanyak 88

responden (62%) sudah pernah menggunakan sistem aplikasi service desk

(SASD), sedangkan sisanya sebanyak 53 responden (38%) belum pernah

menggunakan SASD. Hal ini disebabkan karena SASD merupakan aplikasi

yang hanya digunakan ketika pengguna mempunyai masalah terkait layanan

IT yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga hanya yang

memiliki masalah atau request layanan tertentu kepada pihak

PUSTIPANDA saja yang menggunakan SASD.

4.3.2 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Model Pengukuran (Outer

Model)

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran yang telah dijabarkan sebelumnya,

terdapat beberapa poin untuk diperhatikan pada tahapan analisis pengukuran model,

yaitu:

1) Pada analisis model pengukuran didapatkan hasil akhir yang

menunjukan bahwa model penelitian ini sudah memenuhi syarat dan

memiliki karakteristik yang baik sehingga dapat melanjutkan ke tahap

analisis struktural model (uji inner model).

2) Terdapat lima indikator yang dihapus yaitu EE2, FC1, FC2, PE2, dan

UB3 dalam model penelitian ini mengacu pada standar nilai outer

loading.

99
Berdasarkan dua poin tersebut dengan hasil yang sudah memenuhi syarat

namun masih adanya penghapusan lima indikator peneliti beranggapan hal ini

disebabkan oleh penggunaan item pertanyaan pada kuesioner penelitian ini belum

cukup tepat, khususnya pada kelima indikator yang dihapus. Selain itu luasnya

penyebaran populasi sehingga dalam pengisian kuesioner yang dilakukan

responden tidak semua dapat dilakukan secara langsung dan didampingi oleh

peneliti (55,3% dilakukan secara online), hal ini memungkinkan adanya salah

pemaknaan item pertanyaan pada kuesioner.

Sehingga untuk menanggapinya perlu dilakukan peninjauan kembali atau

dengan dilakukan pengembangan lebih lanjut di masa akan datang terhadap

instrumen pada penelitian ini (khususnya terkait penggunaan kelima indikator EE2,

FC1, FC2, PE2, dan UB3 yang dihapus). Karena meskipun peneliti telah berusaha

sebaik mungkin dalam pebuatan instrumen serta pelaksanaan kuesioner terhadap

responden, masih terdapat banyak hal yang berada diluar kendali dan ekspektasi

peneliti terlebih pada pelaksanaannya di lapangan.

4.3.3 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Struktural Model (Inner

Model)

Pada bagian ini akan disajikan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil 6 tahapan

pengujian yang ada pada analisis struktur model yaitu, pengujian path coefficient

(β), coefficient of determination (R²), t-test menggunakan metode bootstraping,

effect size ( ), predictive relevance ( ), dan relative impact (q²). Berikut adalah

bahasan interpretasi hasil analisis struktural mode yang dilakukan dengan

100
mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan pada sub bab sebelumnya dan lebih rinci berdasarkan tabel 4.12

mengacu pada nilai t-test yang menandakan diterima atau tidaknya hipotesis.

Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotetsis dengan SmartPLS 3.0

Hipotesis Analisis
β t-test
No Jalur β t-test

H1 PE → BI 0.195 2.090
Signifikan Diterima
H2 EE → BI 0.264 2.675
Signifikan Diterima
H3 SI → BI 0.349 5.248
Signifikan Diterima
H4 FC → UB 0.196 2.165
Signifikan Diterima
H5 BI → UB 0.532 6.954
Signifikan Diterima

H1 Apakah Performance Expectancy (PE) berpengaruh secara signifikaan

terhadap niat perilaku Behavioral Intention (BI)?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.14 menunjukan bahwa H1 hubungan

PE→BI diterima, sehingga dapat diartikan bahwa PE memiliki pengaruh

positif terhadap BI. Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient

(β) 0,195 yang berarti PE juga berpengaruh secara signifikan terhadap BI sesuai

dengan penelitian awal yang dilakukan Venkatesh et al. (2003), hal ini juga

sejalan dengan penelitian terdahulu lainnya (Prasetyo, 2017; Rahmi et al.,

2017; Sharma & Kumar, 2012; Sedana & Wijaya, 2010; Sundavarej, 2010; )

dimana PE berpengaruh secara signifikan terhadap BI. Pada penelitian ini

101
penggunaan SASD dapat membantu dan mempermudah pengguna dalam

proses pelaporan masalah karena pelaporan masalah dapat dilakukan kapanpun

dan dimanapun sehingga berpengaruh kepada niat pengguna untuk

menggunakan SASD. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dalam

penelitian ini.

H2 Apakah Effort Expectancy (EE) berpengaruh secara signifikan terhadap

minat pemanfaatan Behavioral Intention (BI) ?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.14 menunjukan bahwa H2 hubungan

EE→BI diterima, sehingga dapat diartikan bahwa EE memiliki pengaruh

positif terhadap BI. Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient

(β) 0,264 yang berarti PE juga berpengaruh secara signifikan terhadap BI. Hal

ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang relevan (Prasetyo, 2017; Rahmi et

al., 2017; Conrad et al., 2015; Sharma & Kumar, 2012; Sundaravej, 2010; Wu

et al., 2010). Selanjutnya berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan

peneliti lakukan dalam tahap awal penerapan sistem, kemudahan dalam

menggunakan SASD menjadi aspek penting bagi pengguna, semakin kecil

upaya yang dikeluarkan atau semakin mudahnya sistem mendorong pengguna

untuk menggunakan sistem. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima

dalam penelitian ini.

H3 Apakah Social Influence (SI) berpengaruh secara signifikan terhadap

Behavioral Intention (BI)?

102
Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.14 menunjukan bahwa H3 hubungan

SI→BI diterima, sehingga dapat diartikan bahwa SI memiliki pengaruh positif

terhadap BI. Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β)

0,349 yang berarti SI juga berpengaruh secara signifikan terhadap BI. Hal ini

sejalan dengan penelitian awal Venkatesh et al. (2003) serta penelitian

terdahulu yang relevan (Prasetyo, 2017; Rahmi et al., 2017; Pardamean &

Susanto, 2012; Sedana & Wijaya, 2010). Selanjutnya berdasarkan pengamatan

langsung yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa penerapan SASD yang

berada di lingkungan Universitas tentunya membuat pengaruh orang sekitar

sangatlah kuat, hal-hal positif yang disampaikan dari satu pengguna kepada

lainnya mempengaruhi dalam memutuskan untuk menggunakan SASD. Selain

itu penggunaan SASD dalam proses pelaporan masalah bersifat wajib dari

pihak PUSTIPANDA sebagaimana menurut Venkatesh et al. (2003)

menyatakan bahwa pengaruh social influence pada behavioral intention akan

semakin kuat pada keadaan yang diwajibkan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa H3 diterima dalam penelitian ini.

H4 Apakah Facilitating conditions (FC) berpengaruh secara signifikan

terhadap Use Behavior (UB)?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.14 menunjukan bahwa H4 hubungan

FC→UB diterima, sehingga dapat diartikan bahwa FC memiliki pengaruh

positif terhadap UB. Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient

103
(β) yaitu 0,196 yang berarti FC juga berpengaruh secara signifikan terhadap

BI. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang relevan (Prasetyo, 2017;

Conrad et al., 2015; Setyowati, 2015; Sedana & Wijaya, 2010; Sundaravej,

2010; Wu et al., 2010; Venkatesh et al. 2003). Selanjutnya berdasarkan

pengamatan langsung yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa kondisi yang

mendukung (infrastruktur teknis) sangat penting dan berpengaruh terhadap

penggunaan SASD, untuk mengakses SASD bisa dilakukan melalui email atau

browser yang ada pada handphone pengguna selain itu pengetahuan yang

cukup yang dimiliki pengguna mendukung pada niat pengguna untuk

menggunakan SASD terlebih pengguna sudah terbiasa mengakses layanan

berbasil teknologi di UIN seperti AIS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4

diterima dalam penelitian ini.

H5 Apakah Behavioral Intention (BI) berpengaruh secara signifikan terhadap

Use Behavior (UB) ?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.14 menunjukan bahwa H5 hubungan

BI→UB diterima, sehingga dapat diartikan bahwa BI memiliki pengaruh

positif terhadap UB. Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient

(β) 0,532 merupakan hasil nilai yang paling tinggi disbanding dengan yang lain

sehingga BI berpengaruh secara signifikan terhadap UB. Hal ini sejalan dengan

penelitian terdahulu yang relevan (Sedana & Wijaya, 2010; Wu et al, 2010).

Selanjutnya berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti

menunjukan niat pengguna untuk menggunakan SASD mempengaruhi

104
perilaku penggunaan SASD sebenarnya, yang dapat dibuktikan dengan melihat

variabel-variabel independen yang berhubungan dengan variabel dependen

behavioral intention, dimana dari hasil pengujian tersebut keempat hipotesis

diterima sehingga ditemukan bahwa pengguna merasakan manfaat dari SASD

yang mempermudah mereka dalam proses pelaporan dan penyelesain laporan

masalah, sehingga penggunaan SASD sangat menguntungkan bagi pengguna.

Sesuai dengan penelitian Venkatesh et al. (2003) dimana niat untuk

menggunakan sistem (behavioral intention) memiliki pengaruh langsung pada

penggunaan yang sebenarnya (use behavior). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa H5 diterima dalam penelitian ini.

105
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengolahan data dari 141 responden yang berpartisipasi

terdiri dari mahasiswa, pegawai, dan dosen di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta bahwa sebanyak 102 responden (72%) sudah mengetahui

keberadaan SASD dan 53 responden (38%) sisanya belum mengetahui. Dari

jumlah tersebut sebanyak 88 responden (62%) sudah pernah menggunakan

SASD.

2. Adanya 5 indikator yang dihapus dari total jumlah 21 indikator yang ada

pada model penelitian ini, yaitu indikator EE2, FC1, FC2, PE2, dan UB3.

Peneliti beranggapan hal ini disebabkan oleh penggunaan item pertanyaan

pada kuesioner indikator tersebut belum cukup tepat. Selain itu luasnya

penyebaran populasi sehingga dalam pengisian kuesioner yang dilakukan

responden dimana responden berasal dari latar belakang bidang pendidikan

yang berbeda, tidak semua pengisian kuesioner dapat dilakukan secara

langsung (55,3% dilakukan secara online) dan tidak didampingi oleh

peneliti, hal ini memungkinkan adanya salah pemaknaan oleh responden

terhadap item pertanyaan pada kuesioner.

106
3. Kelima hipotesis pada penelitian ini diterima, yaitu, PE→BI, EE→BI,

SI→BI, FC→UB, BI→UB. Maka dapat diartikan bahwa perfomance

expectancy, effort expectancy, facililtating conditions, social influence dan

behavioral intention terbukti berpengaruh secara signifikan dalam

pengukuran tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem aplikasi service

desk di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Berdasarkan pada hasil analisis data variabel yang memiliki pengaruh

terbesar terhadap penerimaan SASD adalah behavioral intention,

selanjutnya social influence, effort expectancy, facilitating conditions dan

terakhir perfomance expectancy.

Berdasarkan beberapa hasil temuan tersebut juga peneliti menganggap

penelitian ini sudah memberikan manfaat dan berkontribusi pada beberapa hal

yaitu:

b. Secara teori, penelitian ini telah menambahkan referensi penggunaan

model UTAUT, sehingga akhirnya penelitian ini dapat menjadi

alternatif secara teoritis bagi peneliti selanjutnya atau pihak lainnya

dalam memahami penerimaan pengguna terhadap penerapan sebuah

sistem.

c. Secara metodologi, Penelitian ini juga berperan dalam mendorong

pemanfaatan metode kuantitatif dalam penyusunan skripsi di Program

Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dimana

kebanyakan skripsi masih menggunakan metode kualitatif.

107
d. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi para pengambil keputusan atau tingkat manajerial

tertinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya pihak

PUSTIPANDA (Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data)

selaku pengelola SASD dalam rencana pengembangan SASD

kedepannya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti akan memaparkan

beberapa saran terkait untuk PUSTIPANDA serta pihak-pihak yang berniat

melakukan penelitian selanjutnya (khususnya dengan topik sejenis), yaitu:

1. Diharapkan bagi pihak PUSTIPANDA (Pusat Teknologi Informasi dan

Pangkalan Data), untuk bisa terus meningkatan dan mengembangkan

penerimaan pengguna SASD kedepannya diantaranya dengan

mengembangkan variabel performance expectancy seperti meningkatkan

manfaat dari penggunaan SASD sehingga mencakup layanan akademik dan

kepegawaian. Mengembangkan variabel social influence secara konsisten

menghimbau para pengguna layanan PUSTIPANDA untuk terus

menggunakan SASD seperti memberi pemberitahuan melalui e-mail

bagaimana penggunaan SASD juga didukung dengan ditingkatkannya

kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) seperti menyediakan

perangkat yang dapat mengakses SASD disetiap fakultas di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, sehingga akan meningkat pula keyakinan pengguna

108
bahwa penggunaan SASD mudah sejalan dengan variabel effort expectancy,

melalui pengembangan empat variabel tersebut dapat meningkatkan faktor

behavioral intention dimana mayoritas pengguna sudah mengetahui

mengenai keberadaan SASD dan menerima dengan memilih menggunakan

SASD, serta merasakan manfaat dari penggunaan SASD sebenarnya

sehingga kedepannya dapat tercapai keberhasilan penerapan SASD yang

sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

2. Untuk peneliti selanjutnya atau pihak-pihak yang tertarik untuk melakukan

penelitian selanjutnya (khususnya yang tertarik pada topik sejenis) dapat

lebih memperhatikan tata bahasa yang digunakan sehingga kuesioner

mudah dipahami oleh responden dengan latar belakang pendidikan yang

beragam sehingga tidak terjadi salah pemahaman mengenai item pertanyaan

pada kuesioner untuk menghindari adanya penghapusan indikator serta

menambahkan variabel atau indikator lain untuk mengetahui lebih dalam

lagi kebutuhan pengguna sistem yang sesungguhnya. Selanjutnya untuk

pengumpulan data (penyebaran kuesioner) lebih baik dilakukan secara

langsung dengan pendampingan terhadap responden serta memperhatikan

penyebaran data agar responden merata sehingga hasil dapat

digeneralisasikan dengan lebih baik.

109
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Willy dan Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS) Alternatif
Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Ed.1.
Yogyakarta: ANDI

Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and


Human Decision Process, 179-211.

Baru, S. A., Abdullah, L., & YUSOFF, A. A. D. H. (2014). Modeling Student


Acceptance Of Virtual Learning Environment (VLE). Journal of Business
and Social Development, 2(2), 36-47.

Bendi, R. J., & Aliyanto, A. (2014). Analisis Pengaruh Perbedaan Gender pada
Model UTAUT. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi
Terapan 2014 (SEMANTIK 2014).

Bendi, R. J., & Andayani, S. (2013). Analisis Perilaku Penggunaan Sistem


Informasi. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan
2013, 277-281.

Burhan Bungin. (2006). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo.

Candra, R. K., Atastina, I., & Firdaus, Y. (2015). Audit Teknologi Informasi
Menggunakan Framework Cobit 5 Pada Domain Dss (Deliver, Service, And
Support)(Studi Kasus: Igracias Telkom University). eProceedings of
Engineering, 2(1).

Compeau, D. R., and Higgins, C. A. (1995). Application of Social Cognitive


Theory to Training for Computer Skills. Information Systems Research
(6:2), pp. 118-143.

Davis, F. D. (1989). User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of


Two Theoretical Models. Management Science, 35, 982-1004.

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., and Warshaw, P. R. (1992). Extrinsic and Intrinsic
Motivationto Use Computers in the Workplace. Journal of Applied Social
Psychology (22:14), pp. 1111- 1132.

Dawes, John (2008). Regression Shrinkage and Selection via the Lasso". Journal of
the Royal Statistical Society. Series B (Methodological) 58 (1): 267–288.

Dillon, Andrew & Morris, Michael G. (1996). User Acceptance of Information


Technology: Theories and Models.

110
http://www.ischool.utexas.edu/~adillon/BookChapters/User%20acceptanc
e.htm

Ghozali, Imam., Hengky Latan. (2015). Partial Least Squares Konsep, Teknik dan
Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0 Untuk Penelitian Empiris.
Edisi 2. Semarang: Universitas Diponegoro. ISBN: 979.704.300.2

Hair, J. F., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2011). PLS-SEM: Indeed a silver bullet.
Journal of Marketing theory and Practice, Vol. 19 No. 2, 139-152.

Hair, J. F., Sarstedt, M., Ringle, C. M., & Mena, J. A. (2012). An assessment of the use
of partial least squares structural equation modeling in marketing research.
Journal of the academy of marketing science, Vol. 40 No. 3, 414-433.

Hamrul, H., Soedijono, B., & Amborowati, A. (2013). Analisis Perbandingan


Metode TAM dan UTAUT dalam Mengukur Kesuksesan Penerapan Sistem
Informasi Akademik. Seminar Nasional Informatika 2013.

Hasan, Iqbal. (2009). Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta:


Bumi Aksara.

Henseler, J., Ringle, C. M., & Sinkovics, R. R. (2009). The Use of Partial Least
Squares Path Modeling in International Marketing. Advances in
International Marketing, 20(1), 277-319.

Huda, M. Q., & Hussin, H. (2016, October). Evaluation model of Information


Technology innovation effectiveness case of higher education institutions in
Indonesia. In Informatics and Computing (ICIC), International Conference
on (pp. 221-226). IEEE.

Hussein, A. S. (2015). Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial


Least Squares (PLS) dengan SmartPLS 3.0. Malang: Universitas Brawijaya.

Jati, N. J., & Laksito, H. (2012). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Minat Pemanfaatan Dan Penggunaan Sistem E-Ticket. Diponogoro
Journal of Accounting, 1-15.

Komaruddin. (2001). Ensiklopedia Manajemen. Edisi XI. Jakarta: Aksara Bumi.

Long, J. O. (2012). “ITIL 2011 At A Glance”. Springer New York Heidelberg


Dordrecht London, USA.

Magsamen-Conrad, Kate. (2015) Bridging the Divide: Using UTAUT to predict


multigenerational tablet adoption practices. Media and Communications
Faculty Publications. Paper 37.

111
Moore,G . C., and Benbasat, I. (1991). Developmento f an Instrument to Measure
the Perceptions of Adopting an Information Technology Innovation.
Information Systems Research (2:3), pp. 192-222.

Morris, M. G., and Venkatesh, V. (2000). Age Differences in Technology Adoption


Decisions: Implications for a Changing Workforce. Personnel Psychology
(53:2), pp. 375-403.

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: GhaliaIndonesia

Pamugar, H., Winarno, W. W., & Najib, W. (2014). Model Evaluasi Kesuksesan
dan Penerimaan Sistem Informasi E-Learning pada Lembaga Diklat
Pemerintah. Scientific Journal of Informatics.

Pardamean, B., & Susanto, M. (2012). Assessing User Acceptance Toward Blog
Technology Using the UTAUT Model. International journal of
mathematics and computers in simulation, 1(6), 203-212.

Prasetyo, B. H., & Anubhakti, D. (2011). Kajian Penerimaan Sistem E-Learning


dengan Menggunakan Pendekatan UTAUT Studi Kasus Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Budi Luhur. BIT VOL 8 No. 2.

Prasetyo, D. Y. (2017). Penerapan Metode UTAUT (Unified Theory of Acceptance


and Use of Technology) dalam Memahami Penerimaan dan Penggunaan
Website KKN LPPM UNISI. Jurnal SISTEMASI, Volume 6, Nomor 2, 26-
34.

Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah. 2006). Metode Penelitian Kuantitatif,


Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Puspitasari, N., Permanasari, A. E., & Nugroho, H. A. (2013) Analisis Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Menggunakan Metode
UTAUT dan TTF. Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi
Informasi (JNTETI), 2(4).
Raditya, N. (2014). Analisis Technology Acceptance Model (Tam) Terhadap
Penggunaan Sistem Informasi di Nusa Dua Beach Hotel & DPS, 167-184.

Rahmi, Y., Soedijono, B., & Al Fatta, H. (2017). Analisis Penerapan Sistem
Informasi Dosen dan Karyawan (SIMDOSKAR) menggunakan Model
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Terhadap
Perilaku Pengguna. Informasi Interaktif, 2(2), 109-117.

Saputro, A. N. (2010). Analisis Persepsi Penerapan Sistem Informasi pada PT. UPS
dengan Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM).

112
Sedana, I. N., & Wijaya, S. W. (2010). UTAUT Model for Understanding Learning
Management System. Internetworking Indonesia Journal.

Sekaran, Uma & Roger, Bougie. (2011). Research Methods for Business: A sill
Building Approach (5th Ed). United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.

Setyowati, W., Winarno, W. W., & Sudarmawan, S. (2015). Analisis Penerimaan


Teknologi Sistem Ujian Online untuk Meningkatkan Kualitas Layanan
Teknologi, 3(1), 1-2.

Sharma, A. K., & Kumar, D. (2012). User acceptance of desktop based computer
software using UTAUT model and addition of new
moderators. International Journal Of Computer Science & Engineering
Technology, 509-515.

Sholihin, M., & Ratmono, D. (2013). Analisis SEM-PLS Dengan WarpPLS


3.0. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Penerbit Alfabeta.

Sundaravej, T. (2010). Empirical Validation of Unified Theory of Acceptance and


Use of Technology Model. Journal of Global Information Technology
Management, 13(1), 5-27.

Suradi, A., Suryanto, M., & Amborowati, A. (2013). Analisis Kematangan Tata
Kelola Informasi Service Desk dan Insiden di Yayasan Pangudi Luhur
Yogyakarta. Jurnal Teknologi Informasi, Vol. VIII.

Susanto, A., Lee, H., Zo, H., & Ciganek, A. P. (2013). User acceptance of Internet
banking in Indonesia: initial trust formation. Information Development,
29(4), 309-322.

Syofian, S., Setiyaningsih, T., & Syamsiah, N. (2015). Otomatisasi metode


penelitian skala likert berbasis web. Prosiding Semnastek.

Tantra, Rudy. (2012). Manajemen Proyek Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi


Offset.

Thompson, R. L., Higgins, C. A., & Howell, J. M. (1991). Personal computing:


toward a conceptual model of utilization. MIS quarterly, 125-143.

Triandis, H. C. (1980). Interpersonal Behavior, Brooke/ Cole, Monterey, CA.

113
Trimawangsari, Maria Betha. 2010. Pengembangan Aplikasi Webtools Helpdesk
Support dengan Online Attendance dan Real-Time Report pada PT. Dexa
Medica. Depok: Universitas Gunadarma.

Wu, M. Y., Yu, P. Y., & Weng, Y. C. (2012). A Study on User Behavior for I Pass
by UTAUT: Using Taiwan. Asia Pacific Management Review, 17(1), 91-
110.

www.kbbi.web.id/analisis

www.pustipanda.uinjkt.ac.id

www.uinjkt.ac.id

Yamin, S., & Kurniawan, H. (2011). Generasi Baru Mengolah Data dengan Partial
Least Square Path Modeling. Jakarta: Salemba Infotek.

Yasin, Verdi. (2012). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak (Software.


Reengineering). Jakarta : Prestasi Pustaka.

Yeow, P. H., Yuen, Y. Y., Tong, D. Y. K., & Lim, N. (2008). User acceptance of
online banking service in Australia. Communications of the
IBIMA, 1(22), 191-197.

Yuhefizar. (2012). CMM Website Interaktif MCMS Joomla (CMS). Jakarta:


Gramedia.

114
LAMPIRAN
SK Bimbingan Skripsi
Surat Ijin Penelitian
Surat Keterangan Penelitian
Kuesioner Penelitian
Hasil Data Pre-Test

1. Hasil Analisis Demografis Pre-Test pada 30 Responden di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Kategori Item Jumlah


Jenis Kelamin Perempuan 13
Laki-laki 17
Usia 17 – 25 27
26 – 35 1
36 – 45 1
>45 1
Status Pekerjaan Mahasiswa 26
Karyawan 2
Dosen 2
Unit Kerja FST 28
PUSTIPANDA 1
REKTORAT 1
Tingkat Pendidikan SMA 26
Terakhir S1 2
S2 1
S3 1
Latar Belakang Ya 30
Pendidikan Bidang IT Tidak 0
Pengetahuan mengenai Ya 30
keberadaan SASD Tidak 0
Pengalaman Ya 22
menggunakan SASD Tidak 8
2. Hasil Analisis Model Pengukuran (Outer Model)

Dengan Melihat nilai outer loading pada tabel dibawah ini, semua indikator

mempuanya nilai outer loading diatas 0,5.

Behavioral Effort Facilitating Performance Social Use


Intention Expectancy Conditions Expectancy Influence Behavior
BI1 0.889
BI2 0.928
BI3 0.905
EE1 0.687
EE2 0.532
EE3 0.934
FC1 0.969
FC2 0.937
FC3 0.871
FC4 0.786
PE1 0.601
PE2 0.673
PE3 0.820
PE4 0.711
PE5 0.887
SI1 0.903
SI2 0.857
SI3 0.505
UB1 0.713
UB2 0.840
UB3 0.619

Selain itu dapat dilihat melalui nilai CR semuanya berada diatas 0,7 dan nilai

AVE semuanya berada diatas 0,5, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Composite Average Variance


Variabel
Reliability Extracted (AVE)

Behavioral Intention 0.934 0.824

Effort Expectancy 0.772 0.543

Facilitating Conditions 0.940 0.799


Performance Expectancy 0.860 0.556

Social Influence 0.811 0.602

Use Behavior 0.771 0.532

Diuji melalui analisis perbandingan cross loading dengan nilai kuadrat AVE juga

telah memenuhi syarat, sebagai berikut:

Behavioral Effort Facilitating Performance Social Use


Intention Expectancy Conditions Expectancy Influence Behavior
Behavioral
0.908
Intention
Effort
0.653 0.737
Expectancy
Facilitating
-0.037 -0.349 0.894
Conditions
Performance
0.488 0.619 -0.285 0.745
Expectancy
Social
0.627 0.382 -0.253 0.495 0.776
Influence
Use Behavior 0.631 0.463 -0.117 0.562 0.707 0.730

Total dari 21 indikator seluruhnya memiliki nilai outer loading diatas 0,5, dengan

5 indikator nilai berada diantara 0,5 – 0,7 yaitu EE1, EE2, PE1, PE2, SI3 dan UB3.

Namun kelima indikator tersebut tetap dipertahankan karena loading factor > 0,5

telah dianggap signifikan secara praktikal (Jogiyanto, 2015; Puspitasari et al, 2013;

Ghozali, 2015). Selain itu berdasarkan nilai, CR, AVE dan cross loading juga telah

memenuhi syarat sehingga indikator pertanyaan ini dianggap sudah memenuhi

syarat untuk digunakan sebagai instrument penelitian.


Wawancara

Responden : Bapak Abdullah

Jabatan : Support Coordinator PUSTIPANDA

Pewawancara : Bella Marisela Caroline

Tanggal : 26 September 2017

Tempat : Akademik Pusat UIN Jakarta

Q: Bagaimana sejarah awal mula penerapan system aplikasi service desk (SASD)?

A: Awal mulanya itu dengan adanya help desk online pada tahun 2013 namun

sejak tahun 2016 dirubah menjadi menggunakan SASD.

Q: Apa fungsi dari SASD?

A: SASD ini sebagai single point of contact media pengaduan masalah bisa berupa

request insiden atau pelaporan seputar layanan yang mencakup 8 layanan IT,

yaitu e-campus. e-mail, internet and networking, data center, website and blog,

hosting and subdomain, development, dan data. Request pengaduan ini dapat

dilakukan melalui dua channel yaitu melalui servicedesk.uinjkt.ac.id atau email

servicedesk@uinjkt.ac.id.

Q: Apakah fungsi SASD ini sama bagi setiap pengguna?

A: Sama, pengguna dari SASD ini ada mahasiswa, pegawai dan dosen. Untuk

setiap masalahyang berulang akan kami petakan dan tampilkan di frequently

asked questions (FAQ).

Q: Apa tujuan dari penerapan SASD?


A: SASD ini bertujuan untuk membantu pengguna agar dalam proses pengaduan

masalah mereka tidak perlu datang ke PUSTIPANDA dan melakukan

pengaduan secara manual sehingga lebih efektif dan efisien. Sedangkan untuk

kedepannya tujuan SASD ini bukan hanya untuk melayani keluhan seputar IT

di UIN Jakarta saja, namun akan di integrasikan dengan layanan akademik dan

kepegawaian seperti single sign on system.

Q: Apa saja kendala yang ada dalam penerapan SASD?

A: Masih menjadi tantangan bagi kami untuk lebih mengenalkan SASD kepada

para pengguna. Karena masih banyaknya pengguna yang belum mengetahui

tentang SASD dan terus berdatangan ke PUSTIPANDA untuk melaporkan

masalah mereka secara manual. Dari situ baru kami arahkan untuk

menggunakan SASD. Namun kadang banyak juga yang tidak sabaran

meskipun sudah menggunakan SASD ketika masalah mereka sedang dalam

proses penanganan mereka tetap datang ke PUSTIPANDA untuk menanyakan

secara langsung atau melalui telfon. Padahal untuk memantau apakah masalah

mereka sudah selesai atau belum bisa dilakukan melalui SASD langsung.

Selain itu juga dalam mengembangkan SDM yang mengelola SASD sendiri

masih dilakukan pelatihan.


Responden : Atthiya Prima Sari (Mahasiswa)

Pewawancara : Bella Marisela Caroline

Tanggal : 14 September 2017

Q: Apakah kamu mengetahui tentang SASD?

A: Ya, tahu.

Q: Apakah kamu pernah menggunakan SASD?

A: Ya, pernah.

Q: Apakah kamu merasakan manfaat dengan diterapkannya SASD? manfaat apa

yang kamu rasakan?

A: Ya, memudahkan dalam proses pengaduan masalah apabila saya mengalami

masalah dengan layanan TI di UIN Jakarta, seperti AIS dan e-mail kampus,

saya tidak perlu repot-repot datang ke PUSTIPANDA. Pengaduan bisa

dilakukan kapanpun dan dari manapun.

Q: Saat menggunakan SASD, apakah menemukan masalah atau kendala?

A: Ya, ada. Kadang proses penyelesaian masalah cukup lama dan tampilannya

pada awal menggunakan sedikit membingungkan.

Q: Apakah kamu merasa puas dan akan terus menggunakan SASD untuk

melakukan pengaduan masalah?

A: Ya, cukup puas. Saya akan menggunakan SASD karena lebih efektif dan

efisien.

Q: Apa harapan kamu untuk SASD kedepannya?

A: Sebaiknya disediakan petunjuk bagaimana proses dan alur penggunaan SASD

dan proses penangan masalahnya selalu di update.


Responden : Fauzan Arifin (Mahasiswa)

Pewawancara : Bella Marisela Caroline

Tanggal : 14 September 2017

Q: Apakah kamu mengetahui tentang SASD?

A: Ya, tahu.

Q: Apakah kamu pernah menggunakan SASD?

A: Tidak pernah

Q: Apakah kamu merasakan manfaat dengan diterapkannya SASD? manfaat apa

yang kamu rasakan?

A: Tidak, menurut saya lebih cepat apabila melaporkan masalah secara langsung

karena bisa langsung ditangani oleh PUSTIPANDA. Selain itu kurangnya

pengetahuan bagaimana menggunakan SASD dan kurangnya penyuluhan dari

pihak PUSTIPANDA untuk menggunakan SASD sehingga saya tidak begitu

tertarik untuk menggunakan SASD.

Q: Apa harapan kamu untuk SASD kedepannya?

A: Sebaiknya PUSTIPANDA melakukan penyuluhan kepada para pengguna agar

tertarik menggunakan SASD.


Responden : Hersy Ayu Qadrya (Mahasiswa)

Pewawancara : Bella Marisela Caroline

Tanggal : 14 September 2017

Q: Apakah kamu mengetahui tentang SASD?

A: Ya, tahu.

Q: Apakah kamu pernah menggunakan SASD?

A: Ya, pernah.

Q: Apakah kamu merasakan manfaat dengan diterapkannya SASD? manfaat apa

yang kamu rasakan?

A: Ya, proses pengaduan masalah menjadi lebih cepat dan responnya juga cepat,

bisa dilakukan dari mana saja tanpa mendatangi PUSTIPANDA

Q: Saat menggunakan SASD, apakah menemukan masalah atau kendala?

A: Ya, ada. Saat awal menggunakan saya bingung bagaimana cara

menggunakannya, karena tidak ada petunjuk, tapi karena saya terbiasa dengan

layanan berbasis teknologu saya dengan cepat terbiasa.

Q: Apakah kamu merasa puas dan akan terus menggunakan SASD untuk

melakukan pengaduan masalah?

A: Ya, cukup puas. Saya akan menggunakan SASD untuk seterusnya.

Q: Apa harapan kamu untuk SASD kedepannya?

A: Sebaiknya dilakukan pengembangan lagi agar interfacenya bisa lebih user

friendly untuk semua pengguna

.
Responden : Ahmad Fadhil (Mahasiswa)

Pewawancara : Bella Marisela Caroline

Tanggal : 15 September 2017

Q: Apakah kamu mengetahui tentang SASD?

A: Tidak tahu.

Q: Apakah kamu pernah menggunakan SASD?

A: Tidak pernah, saya terbiasa melakukan pengaduan masalah ke PUSTIPANDA

dengan cara manual mendatangi PUSTIPANDA

Q: Apakah kamu keberatan jika menggunakan SASD?

A: Tidak, apabila ada pemberitahuan dan penyuluhan dari pihak PUSTIPANDA

mengenai SASD dan cara menggunakannya.

Q: Apakah kamu merasa ada manfaat yang kamu dapatkan apabila menggunakan

SASD?

A: Ya, ada. Karena dengan menggunakan SASD saya tidak perlu menghabiskan

waktu untuk mendatangi PUSTIPANDA.

Q: Apa harapan kamu untuk SASD kedepannya?

A: Lebih digencarkan lagi tentang penggunaan SASD, bisa dilakukan melalui

email mahasiswa sehingga pengguna tidak harus mendatangi PUSTIPANDA

terlebih dahulu untuk mengetahui untuk menggunakan SASD.


Responden : Indah Kusuma Dewi (Pegawai PLKI UIN Jakarta)

Pewawancara : Bella Marisela Caroline

Tanggal : 15 September 2017

Q: Apakah kamu mengetahui tentang SASD?

A: Ya, tahu.

Q: Apakah kamu pernah menggunakan SASD?

A: Ya, pernah.

Q: Apakah kamu merasakan manfaat dengan diterapkannya SASD? manfaat apa

yang kamu rasakan?

A: Ya, sebagai pegawai saya memiliki banyak pekerjaan, dengan menggunakan

SASD saya bisa menghemat waktu saya dalam melakukan pengaduan masalah

kepada pihak PUSTIPANDA.

Q: Saat menggunakan SASD, apakah menemukan masalah atau kendala?

A: Tidak ada.

Q: Apakah kamu merasa puas dan akan terus menggunakan SASD untuk

melakukan pengaduan masalah?

A: Saya puas dan akan menggunakan SASD setiap melakukan pengaduan masalah

terkait layanan IT di UIN Jakarta.

Q: Apa harapan kamu untuk SASD kedepannya?

A: Semoga SASD bisa mencakup layanan kepegawaian juga.

Anda mungkin juga menyukai