Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Tantangan Dan Hambatan Dalam Daya Saing Anak-Anak / Siswa

Dosen Pembimbing : Dr.Muzakkar

DI SUSUN OLEH :

Aminah
Abdurrahman
Muktar
Yusnidar
Arfida

PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tantangan dan Hambatan dalam
daya saing anak-anak / Siswa” tanpa ada hambatan apapun dan selesai sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan dapat menjadi pengetahuan baru
bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa
adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami sadari bahwa
makalah ini belum baik, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk makalah berikutnya.

Lhokseumawe, 26 Desember 2023

Penyusun,
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................... 0

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5

A. Pengertian Tantangan dalam Saing Siswa ...................................................................... 5

B. Terbatas Akses Terhadap Sumber Belajar Berkualitas ................................................... 5

C. Kendala Finansial dan Sosial Ekonomi .......................................................................... 6

D. Kompetensi Akademik dan Non Akademik ................................................................... 7

E. Pengetian Hambatan dalam Saing Siswa ........................................................................ 8

F. Metode Pembelajaran Konvensional dan kurang Inovatif .............................................. 8

G. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai .............................................................. 10

H. Lemahnya hubungan Industri dan Sekolah ................................................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, dunia tengah menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan majunya
teknologi informasi, terbukanya pasar bebas, dan meningkatnya persaingan. Era
globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya
saing tinggi. Oleh karena itu, meningkatkan daya saing siswa menjadi tantangan
penting bagi dunia pendidikan. Daya saing siswa merupakan kemampuan untuk
bersaing di tingkat nasional maupun global. Daya saing ditentukan oleh kompetensi
akademik dan non-akademik siswa. Kompetensi akademik meliputi penguasaan materi
pelajaran, sedangkan kompetensi non-akademik mencakup keterampilan berpikir kritis,
kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan bekerja sama.

Peningkatan daya saing siswa akan membuat mereka mampu bersaing dalam
melanjutkan pendidikan ataupun memasuki dunia kerja. Siswa yang memiliki daya
saing tinggi diharapkan dapat menjadi motor penggerak pembangunan dan kemajuan
bangsa di masa depan. Oleh karena itu, mengkaji berbagai tantangan dan hambatan
dalam peningkatan daya saing siswa menjadi penting dilakukan.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai tantangan dan
hambatan yang dihadapi dalam upaya peningkatan daya saing siswa di Indonesia.
Melalui makalah ini, penulis berupaya menganalisis akar permasalahan yang
menghambat peningkatan kualitas dan kemampuan siswa dalam bersaing di tingkat
nasional dan global.

Melalui identifikasi yang komprehensif, diharapkan makalah ini dapat memberikan


gambaran yang jelas mengenai akar permasalahan daya saing siswa di Indonesia.
Dengan demikian, solusi yang tepat dan efektif dapat dirumuskan untuk meningkatkan
kualitas siswa agar mampu bersaing di tingkat global.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Terbatasnya akses terhadap sumber belajar berkualitas
2. Metode pembelajaran konvensional dan kurang inovatif
3. Kompetensi akademik dan non-akademik yang rendah
4. Metode pembelajaran konvensional dan kurang inovatif
5. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai
6. Lemahnya hubungan industri dan sekolah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui terbatasnya akses sumber belajar
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran dan kurang inovatif
3. Untuk Memahami kompetensi akademik dan non akademik
4. Untuk mengetahui metode pembelajaran konvensional
5. Untuk Memahami sarana sekolah dan lemah nya hubungan industri
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tantangan dalam Saing Siswa


Tantangan dalam daya saing siswa dapat didefinisikan sebagai berbagai kendala,
hambatan, dan permasalahan yang dihadapi siswa dalam upaya meningkatkan
kemampuan bersaing baik di tingkat nasional maupun global.1

Beberapa pengertian tantangan daya saing siswa:

• Tantangan daya saing siswa adalah kesulitan yang dihadapi siswa untuk
mengasah kompetensi dan memperoleh keterampilan yang dibutuhkan agar
mampu bersaing dengan siswa lainnya.
• Tantangan daya saing siswa merupakan halangan yang berasal dari faktor internal
siswa maupun eksternal dari sistem pendidikan untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang memiliki keunggulan kompetitif.
• Tantangan daya saing siswa mencakup berbagai kendala dalam peningkatan
prestasi akademik dan non-akademik, perolehan keterampilan abad 21, serta
pengembangan diri siswa untuk siap bersaing di era globalisasi.

B. Terbatas Akses Terhadap Sumber Belajar Berkualitas


Banyak perpustakaan sekolah di Indonesia yang memiliki koleksi buku terbatas
dan kurang bervariasi. Buku-buku yang tersedia umumnya buku pelajaran standar yang
jumlahnya tidak mencukupi untuk seluruh siswa. Minimnya buku pengayaan dan
referensi yang relevan menghambat siswa untuk belajar lebih dalam.2

Sebagian besar sekolah di Indonesia tidak memiliki langganan jurnal ilmiah


online maupun akses ke database artikel internasional. Hal ini disebabkan karena
kendala biaya langganan yang mahal. Akibatnya siswa kesulitan mengakses artikel dan
penelitian terbaru.

Fasilitas internet di banyak sekolah masih berkecepatan rendah dan tidak stabil.
Siswa menjadi sulit mengakses bahan belajar daring dan memanfaatkan konten digital.

1 ISA, Salsha Fairuz Putri; DEWI, Dinie Anggraeni. Peran Dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Mengembangkan Karakter Siswa Di Era Globalisasi. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN, 2021, 6.1:
66-71.
2 Prastowo, A. (2018). Sumber belajar dan pusat sumber belajar: Teori dan Aplikasinya di Sekolah/Madrasah.

Kencana.
Keterbatasan perangkat teknologi seperti komputer dan proyektor juga menghambat
metode pembelajaran digital.

Buku berbahasa Inggris sangat terbatas di perpustakaan sekolah, padahal


penting untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris siswa. Jurnal internasional
berbahasa Inggris juga sulit diakses karena kendala biaya langganan.

Sekolah di perkotaan umumnya memiliki akses sumber belajar lebih baik


dibandingkan sekolah di daerah rural yang jauh dari perkotaan. Ketimpangan distribusi
ini perlu diatasi agar kesempatan belajar siswa merata.

C. Kendala Finansial dan Sosial Ekonomi


Kondisi sosial ekonomi orang tua dan kendala finansial yang dialami banyak
siswa menjadi salah satu tantangan utama dalam peningkatan daya saing. Banyak siswa
yang berasal dari keluarga kurang mampu sehingga orang tua tidak sanggup membiayai
pendidikan dengan baik, terutama di jenjang yang lebih tinggi.3

Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai kendala finansial dan sosial
ekonomi yang dihadapi siswa:

1. Minimnya subsidi biaya pendidikan bagi siswa kurang mampu

Banyak siswa dari keluarga pra-sejahtera yang tidak mampu membayar biaya
sekolah. Minimnya beasiswa atau subsidi biaya pendidikan dari pemerintah
menyebabkan banyak siswa putus sekolah.

2. Terbatasnya akses les/kursus tambahan

Biaya les atau kursus di luar sekolah cukup mahal sehingga sulit diakses siswa
dari keluarga tidak mampu. Padahal les/kursus dapat meningkatkan prestasi
akademik dan keterampilan siswa.

3. Kesulitan membeli buku, alat tulis, dan seragam sekolah

Pengadaan buku, alat tulis, dan seragam sekolah memerlukan biaya tambahan
yang cukup besar bagi orang tua siswa kurang mampu.

3 Nurachma, Y. A., & Arief, S. (2017). Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kelompok teman sebaya dan
financial literacy terhadap perilaku konsumtif pada siswa kelas XI IPS SMA kesatrian 1 Semarang tahun ajaran
2015/2016. Economic Education Analysis Journal, 6(2), 489-500.
4. Terbatasnya akses teknologi dan internet

Siswa miskin umumnya tidak mampu membeli laptop atau smartphone serta
berlangganan internet untuk menunjang pembelajaran daring.

5. Motivasi belajar rendah akibat tekanan ekonomi

Tekanan ekonomi keluarga berdampak pada motivasi belajar siswa. Banyak


siswa dari keluarga miskin yang memiliki motivasi belajar rendah.

D. Kompetensi Akademik dan Non Akademik


Kompetensi akademik adalah kemampuan siswa dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah. Kompetensi
akademik meliputi penguasaan materi pelajaran seperti matematika, IPA, IPS, bahasa,
dan literasi. Kompetensi non-akademik adalah kemampuan dan keterampilan umum
siswa di luar bidang keilmuan formal yang dipelajari di sekolah. Kompetensi non-
akademik mencakup keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kemampuan
berkomunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan. 4

Kompetensi akademik dan non-akademik siswa dikatakan rendah apabila hasil


penilaian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum menguasai standar
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah maupun kebutuhan zaman saat
ini. Rendahnya kedua kompetensi ini menjadi tantangan bagi upaya peningkatan daya
saing siswa.5

Penjelasan mengenai kompetensi akademik dan non-akademik yang rendah:

1. Kompetensi akademik yang rendah

Kompetensi akademik adalah kemampuan siswa dalam penguasaan ilmu


pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah seperti
matematika, IPA, IPS, bahasa, dan literasi. Kompetensi akademik dikatakan rendah
apabila siswa belum menguasai standar kompetensi akademik yang ditetapkan dalam
kurikulum sekolah. Hal ini terlihat dari nilai ulangan dan ujian siswa yang masih di
bawah standar kelulusan.

4 Yulista, K., Samiha, Y. T., & Zainuri, A. (2020). Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Prestasi Non Akademik Siswa SMP. Studia Manageria, 2(2), 129-148.
5 Ratnasari, N. D. (2023). Manajemen Kesiswaan dalam Pengembangan Kompetensi Non Akademik (Studi

Kasus di SMAN Pilangkenceng) (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo).


2. Kompetensi non-akademik yang rendah

Kompetensi non-akademik adalah kemampuan dan keterampilan umum siswa


di luar bidang keilmuan formal seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kerja
sama, dan kepemimpinan. Kompetensi non-akademik dikatakan rendah apabila siswa
belum menunjukkan keterampilan non-akademik sesuai standar yang dibutuhkan untuk
bersaing dan berhasil di era global saat ini. Rendahnya kedua kompetensi ini menjadi
tantangan utama bagi upaya peningkatan daya saing siswa baik di tingkat nasional
maupun global.

E. Pengetian Hambatan dalam Saing Siswa


Hambatan dalam daya saing siswa dapat didefinisikan sebagai berbagai kendala
dan permasalahan yang bersifat struktural serta sistemik yang menghambat upaya
peningkatan daya saing siswa.6

• Hambatan daya saing siswa adalah permasalahan yang bersumber dari kebijakan
dan sistem pendidikan yang membatasi pengembangan kompetensi siswa agar
mampu bersaing secara global.
• Hambatan daya saing siswa merupakan kendala yang berasal dari infrastruktur,
kelembagaan, dan kebijakan di tingkat makro yang menghambat upaya
peningkatan kualitas siswa dalam menghadapi persaingan global.
• Hambatan daya saing siswa mencakup berbagai kelemahan dalam kurikulum,
metode mengajar, fasilitas pendidikan, serta kebijakan pemerintah di bidang
pendidikan yang tidak mendukung peningkatan daya saing siswa secara optimal.

F. Metode Pembelajaran Konvensional dan kurang Inovatif


Metode pembelajaran konvensional adalah metode mengajar yang sudah lazim
digunakan, seperti ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Metode ini bersifat teacher-
centered, dimana guru menjadi pusat pembelajaran sedangkan siswa bersifat pasif.
7
Metode pembelajaran dikatakan kurang inovatif jika dalam pelaksanaannya masih
berpegang teguh pada metode lama yang monoton, kurang melibatkan siswa secara
aktif, dan belum memanfaatkan perkembangan teknologi.

6 Zakaria, W., Yuniati, U., & Puspitasari, E. E. (2023). Strategi Membangun Brand Image Dalam Meningkatkan
Daya Saing Lembaga Pendidikan. Indonesian Journal of Digital Public Relations (IJDPR), 1(2), 64-75.
7 Nurviyantati, R. S. (2015). Perbedaan Metode Pembelajaran Mind Mapping Dengan Menggunakan Media

Power Point Dan Metode Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Smp
Negeri 1 Durenan Trengalek.
Ciri-ciri metode pembelajaran konvensional dan kurang inovatif antara lain:

- Lebih berpusat pada guru, siswa cenderung pasif


- Penggunaan metode ceramah yang berlebihan
- Minim variasi metode dan media pembelajaran
- Kurang melibatkan aktivitas dan kreativitas siswa
- Belum memanfaatkan teknologi seperti internet, game, dan simulasi digital
Metode seperti ini kurang efektif untuk meningkatkan partisipasi, motivasi, dan daya
saing siswa. Oleh karena itu diperlukan inovasi metode pembelajaran agar lebih
interaktif dan menyenangkan.

Berikut ini penjelasan mengenai metode pembelajaran konvensional dan kurang


inovatif:

1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara mengajar dimana guru menyampaikan materi
pelajaran secara lisan kepada siswa. Metode ini bersifat teacher-centered, kurang
melibatkan siswa. Jika berlebihan akan membuat siswa pasif dan bosan.
2. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dilakukan dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan
siswa menjawab. Kelemahannya adalah kurang melatih keterampilan berpikir tingkat
tinggi jika hanya menanyakan hal-hal yang bersifat hafalan.8
3. Metode penugasan
Metode penugasan adalah pemberian tugas oleh guru untuk diselesaikan siswa.
Namun, tugas yang diberikan cenderung rutin dan kurang menantang kreativitas siswa.
4. Minim penggunaan media dan teknologi
Metode konvensional jarang memanfaatkan media seperti video, simulasi
komputer, atau media interaktif lainnya yang dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Metode-metode tersebut perlu diperkaya dengan berbagai inovasi agar proses


pembelajaran lebih inspirasional dan menyenangkan bagi siswa.

8Wanarti, P. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting Terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika Kelas X AV di SMK Negeri 2 Surabaya. J
Pendidik Tek Elektro, 3.
G. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Sarana pendidikan meliputi antara
lain buku, alat tulis, alat olahraga, alat praktikum, alat peraga, dan media pembelajaran
lainnya.9

Prasarana pendidikan adalah fasilitas dasar yang secara tidak langsung


menunjang jalannya proses pendidikan di sekolah. Prasarana pendidikan meliputi
lahan, bangunan sekolah, ruang kelas, lapangan olahraga, instalasi daya dan jaringan
internet, toilet, dan lain-lain.

Sarana dan prasarana pendidikan dikatakan kurang memadai jika kondisinya


belum mencukupi atau belum sesuai standar untuk mendukung proses pembelajaran
yang efektif. Beberapa contoh ketidakmemadaian sarana dan prasarana pendidikan
antara lain:

1. Ruang kelas yang sempit dan pengap

Ruang kelas yang kecil dan pengap akan membuat siswa cepat lelah dan kurang
berkonsentrasi. Sirkulasi udara yang buruk juga berisiko menyebarkan penyakit.

2. Meja dan kursi yang rusak

Meja dan kursi siswa yang rusak atau tidak ergonomis akan berdampak pada
postur tubuh siswa dan mengganggu konsentrasi belajar.

3. Perpustakaan sekolah dengan koleksi buku terbatas

Koleksi buku di perpustakaan yang kurang lengkap dan ketinggalan zaman


tidak akan menarik minat baca siswa.

4. Laboratorium yang kurang alat praktikum

Tanpa kelengkapan alat, siswa tidak bisa melakukan kegiatan praktikum dengan
baik untuk memahami pelajaran.

9Sinta, I. M. (2019). Manajemen sarana dan prasarana. Jurnal Isema: Islamic Educational Management, 4(1),
77-92.
5. Lapangan olahraga yang tidak memadai

Lapangan olahraga yang tidak standar akan menyulitkan siswa dalam


berolahraga dan mengembangkan minat bakatnya.

6. Jaringan internet lambat dan tidak stabil

Internet sekolah yang lambat akan menghambat pemanfaatan konten digital


dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan mutlak
diperlukan demi terciptanya lingkungan belajar yang layak bagi siswa.

H. Lemahnya hubungan Industri dan Sekolah


Lemahnya hubungan industri dan sekolah dapat diartikan sebagai kurang kuat
dan kurang optimalkannya kerja sama antara pihak sekolah dengan industri dalam
upaya pengembangan kualitas pendidikan dan lulusan.

Berikut ini beberapa poin yang menunjukkan lemahnya hubungan industri dan sekolah:

• Minimnya kegiatan prakerin

Kegiatan prakerin atau praktik kerja industri bagi siswa sangat terbatas.
Padahal prakerin dapat memberikan pengalaman kerja nyata bagi siswa.

• Kurangnya kunjungan atau studi lapangan ke industri

Kunjungan siswa ke industri jarang dilakukan sehingga siswa kurang


memahami dinamika dunia kerja.

• Keterbatasan program magang di industri10

Program magang merupakan sarana efektif bagi siswa untuk mempelajari


keterampilan spesifik dari industri, namun pelaksanaannya masih jarang.

10Lisdiantini, N., Azis, A., Syafitri, E. M., & Thousani, H. F. (2022). Analisis Efektifitas Program Magang Untuk
Sinkronisasi Link And Match Perguruan Tinggi Dengan Dunia Industri (Studi Terhadap Program Magang
Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Madiun). Ecobisma (Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan
Manajemen), 9(2), 22-31.
• Rendahnya keterlibatan industri dalam pengembangan kurikulum

Dunia industri kurang dilibatkan dalam pengembangan kurikulum sekolah


kejuruan, sehingga kurikulum belum selaras dengan kebutuhan industri.

• Minimnya sharing session dari praktisi industri

Pembelajaran akan lebih kontekstual jika ada sesi berbagi dari praktisi
industri, namun hal ini masih jarang terjadi.

Dengan memperkuat hubungan industri dan sekolah pada aspek-aspek tersebut, maka
lulusan sekolah akan lebih siap masuk ke dunia kerja.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat beberapa tantangan dan
hambatan utama yang dihadapi dalam upaya meningkatkan daya saing siswa di
Indonesia, antara lain:

Tantangan utama daya saing siswa berasal dari faktor internal siswa, meliputi
rendahnya kompetensi akademik dan non-akademik, kurangnya penguasaan
keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreativitas, dan literasi digital, serta
motivasi belajar yang lemah akibat tekanan ekonomi.

Hambatan utama daya saing siswa bersumber dari faktor eksternal yaitu
kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan yang belum optimal, seperti kurikulum
yang ketinggalan zaman, metode pembelajaran yang kurang inspiratif, minimnya
pelatihan karakter dan kewirausahaan, fasilitas pendidikan yang belum memadai, serta
lemahnya hubungan industri dan sekolah.

Tantangan dan hambatan tersebut perlu segera diatasi melalui berbagai langkah
strategis dan terobosan kebijakan agar kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus
ditingkatkan. Dengan demikian, daya saing siswa Indonesia akan meningkat dan
mampu bersaing di tingkat global.
Daftar Pustaka

ISA, Salsha Fairuz Putri; DEWI, Dinie Anggraeni. Peran Dan Tantangan Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Karakter Siswa Di Era
Globalisasi. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN, 2021, 6.1: 66-71.
Lisdiantini, N., Azis, A., Syafitri, E. M., & Thousani, H. F. (2022). Analisis Efektifitas Program
Magang Untuk Sinkronisasi Link And Match Perguruan Tinggi Dengan Dunia Industri
(Studi Terhadap Program Magang Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Madiun). Ecobisma (Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 9(2),
22-31.
Nurachma, Y. A., & Arief, S. (2017). Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kelompok
teman sebaya dan financial literacy terhadap perilaku konsumtif pada siswa kelas XI
IPS SMA kesatrian 1 Semarang tahun ajaran 2015/2016. Economic Education Analysis
Journal, 6(2), 489-500.
Nurviyantati, R. S. (2015). Perbedaan Metode Pembelajaran Mind Mapping Dengan
Menggunakan Media Power Point Dan Metode Pembelajaran Konvensional Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Durenan Trengalek.
Prastowo, A. (2018). Sumber belajar dan pusat sumber belajar: Teori dan Aplikasinya di
Sekolah/Madrasah. Kencana.
Ratnasari, N. D. (2023). Manajemen Kesiswaan dalam Pengembangan Kompetensi Non
Akademik (Studi Kasus di SMAN Pilangkenceng) (Doctoral dissertation, IAIN
Ponorogo).
Sinta, I. M. (2019). Manajemen sarana dan prasarana. Jurnal Isema: Islamic Educational
Management, 4(1), 77-92.
Wanarti, P. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar
Elektronika Kelas X AV di SMK Negeri 2 Surabaya. J Pendidik Tek Elektro, 3.
Yulista, K., Samiha, Y. T., & Zainuri, A. (2020). Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Prestasi Non Akademik Siswa SMP. Studia Manageria, 2(2), 129-148.
Zakaria, W., Yuniati, U., & Puspitasari, E. E. (2023). Strategi Membangun Brand Image
Dalam Meningkatkan Daya Saing Lembaga Pendidikan. Indonesian Journal of Digital
Public Relations (IJDPR), 1(2), 64-75.

Anda mungkin juga menyukai