SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Pada Program Studi Ekonomi Syariah
Oleh :
SAEFUL ANWAR
NIM. 2015.2.4.1.00382
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Materai 6000
SAEFUL ANWAR
NIM. 2015.2.4.1.00382
ii
PERSETUJUAN
Oleh :
NIM. 2015.2.4.1.00382
SAEFUL ANWAR
NIM. 2015.2.4.1.00382
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II
iii
NOTA DINAS
Kepada Yth.
Dekan FEBI
IAI Bunga Bangsa Cirebon
di
Cirebon
Assalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh
Pembimbing I Pembimbing II
iv
PENGESAHAN
Sidang Munaqosah,
Ketua Sekertaris
Merangkap Anggota Merangkap Anggota
Penguji I Penguji II
.......................................... .........................................
NIDN. NIDN.
v
KATA PENGANTAR
vi
3. KOSPIN Cipta Dana Cabang Perumnas yang telah bersedia
memberikan ijin dan fasilitas selama penyusun melakukan
penelitian.
4. Bapak Iwan Sartono dan Almh. Ibu Romlah selaku orangtua
kandung penyusun yang tidak pernah putus memberikan
doa, kekuatan dan dukungan.
5. Bapak Hj.Gushartoyo dan Keluarga yang telah memberikan
bantuan dan dukungan terhadap saya hingga bisa sekolah ke
perguruan tinggi.
6. Dan Terimakasih kepada semua pihak tidak sempat
disebutkan namanya yang telah memberikan dukungan,
bantuan, semangat dan doa.
Dengan segala keterbatasan, penulis sampaikan permohonan
maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kekurangan.
Semoga karya tulis kecil ini dapat memberi manfaat dikemudian
hari bagi siapa saja yang membutuhkannya. Aamiin.
Saeful Anwar
NIM.2015.2.4.1.00382
vii
ABSTRAK
viii
dari data buku-buku literature yang ada kaitannya dengan judul
skripsi ini, perpustakaan, media cetak, dan media elektronik.
Sample penelitian diambil dari beberapa informan. Setelah data
terkumpul dilakukan tahap analisis data yang dikumpulkan melalui
teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan menggunakan
instrumen penelitian untuk memperoleh kesimpulan penelitian.
Produk Tabungan haji ini adalah sebuah produk yang
dimiliki oleh perbankan syariah, hanya saja Koperasi Kospin Cipta
Dana yang mampu membuat terobosan terkait produk tabunga haji
dan satu-satunya yang dilakukan oleh koperasi. adapun kendala
yang dihadapi adalah adanya persaingan dengan perbankan syariah
yang eksistensi sudah lebih dulu daripada Kospin Cipta dana, dan
dari segi pemasaran yang dilakukan juga jauh lebih menjanjikan
pihak perbankan ketimbang koperasi dan mampu menarik minat
nasabah lebih banyak.
Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa strategi
pemasaran yang digunakan pada KOSPIN Cipta Dana Perumnas
adalah perusahaan lebih memfokuskan diri ke produk simpan
pinjam yang dimilikinya, sehingga dalam hal tersebut yang
membuat nasabah produk tabungan haji belum terlalu banyak dan
kalah eksistensinya dari phak perbankan.
Kata Kunci: Loyalitas, Costumer Service, Tabungan Haji,
Eksistensi, Perbankan.
ix
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................... I
ABSTRAK .............................................................................VIII
x
a. Loyalitas Pelanggan .......................................... 10
b. Nasabah ............................................................. 12
1. Pengertian Nasabah .................................... 12
2. Jenis-jenis Nasabah ..................................... 13
3. Sikap nasabah Koperasi ............................... 15
4. Presepsi nasabah Terhadap Koperasi .......... 16
5. Kepuasan Sebagai Faktor Loyalitas Nasabah ..
17
c. Produk ................................................................ 18
d. Tabungan ............................................................ 18
e. Haji ..................................................................... 19
f. Tabungan Haji .................................................... 19
g. Pemasaran.......................................................... 19
1. Konsep Produksi .......................................... 20
2. Konsep Produk ............................................ 20
3. Konsep Penjualan ......................................... 21
4. Konsep Kemasyarakatan ............................. 21
5. Konsep Pemasaran Hubungan ..................... 21
h. Pemasaran Syariah ............................................. 22
i. Etika dalam Pemasaran ...................................... 25
j. Perbedaan Pemasaran Syariah dan Pemasaran
Konvensional .................................................... 29
1. Konsep dan Filosofi dasar .......................... 29
2. Etika Pemasar .............................................. 29
3. Pendekatan terhadap Konsumen ................ 30
xi
4. Cara Pandang terhadap Pesaing ................. 30
5. Budaya Kerja dalam Institusi Bank Syariah. 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 31
C. Kerangka Berfikir ........................................................... 33
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 52
B. Saran ................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ekonomi yang sosialis itu masih sangat absurd untuk diterapkan di
Indonesia, maka Islam hadir sebagai penegah antara sistem ekonomi
kapitalis dan sitem ekonomi sosialis.
Faktor-faktor yang menyebabkan koperasi berkembang pesat
(potential of development) di antaranya adalah Indonesia memiliki
penduduk muslim terbesar di dunia 227 juta, Islamic banking
menggunakan pengembangan ekonomi yang pro terhadap sektor riil, dan
pengelolaan dana pemerintah yang banyak dikelola oleh bank syariah
(Maula, 2005, p.5-6). Dari penjelasan di atas juga terjadi pada KOSPIN
Cipta Dana Cabang Perumnas Cirebon yaitu koperasi itu juga
menawarkan produk tabungan haji guna untuk menarik minat masyarakat
sebagai nasabahnya secara maksimal.
Haji merupakan satu-satunya ritual yang bernilai suci dan sakral,
dimensinya mencakup aspek implementasi ruang vertikal dan horizontal.
Hampir semua agama mempunyai semua benda-benda yang secara pasti
menempati ruang yang disakralkan (Jaffar A. Shodiq, 2006, p.35).
mengemukakan, menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban
dan harus dilakukan oleh setiap muslim yang mampu (istitha‟ah)
mengerjakan sekali seumur hidup. Kemampuan yang harus dipenuhi
untuk melaksanakan ibadah haji dapat digolongkan dalam dua pengertian
di antaranya:
Pertama; Kemampuan personal (internal), harus dipenuhi oleh
masing-masing individu mencakup antara lain; kesehatan jasmani dan
rohani, kemampuan ekonomi yang cukup baik bagi dirinya maupun
keluarga yang ditinggalkan, dan didukung dengan pengetahuan agama,
khususnya tentang manasik haji.
Kedua; Kemampuan umum (eksternal), harus dipenuhi oleh
lingkungan negara dan pemerintah yang mencakup antara lain; peraturan
perundang undangan yang berlaku, keamanan dalam perjalanan, fasilitas
2
tranfortasi dan hubungan antara pemerintah Indonesia dengan kerajaan
Arab Saudi. Dengan terpenuhinya dua kemampuan tersebut, maka
perjalanan untuk ibadah haji baru dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Kewajiban melaksanakan ibadah haji adalah sekali seumur hidup
baik muslim laki-laki maupun perempuan yang mempunyai kemampuan
dari segi mental, finansial (keuangan) dan fisik. Artinya, setiap muslim
yang telah dapat dibebani tanggung jawab (telah dewasa/mukalaf), dengan
kekayaan yang cukup sehingga mampu mengadakan perjalanan pulang
pergi ke makkah, yang mana fisiknya pun kuat, maka diwajibkan untuk
melaksanakan rukun Islam ke lima itu sekali selama hidupnya. Adapun
orang yang dikatakan mampu dilihat dari segi finansial ialah orang yang
sanggup membiayai orang-orang yang menjadi tanggungannya yang harus
ia tinggalkan, dan ia bebas dari hutang sampai ia kembali dari menjalankan
ibadah haji tersebut.
Ibadah yang merupaka rukun Islam kelima adalah wajib
dilaksanakan oleh umat Islam yang memiliki kemampuan (istitha‟ah)
mengerjakannya. Makanya, di antara syarat wajib haji selain harus
beragama Islam, berkal, baligh, juga disyaratkan memiliki kemampuan
untuk melaksanakannya, baik kemampuan dalam sosial harta, fisik
maupun mental dan merdeka/bukan hamba sahaya (Kemenag RI, 2012,
p. 87).
Sejak KOSPIN Cipta Dana dengan Kementerian Agama kota
Cirebon bekerjasama jumlah nasabah pada produk tabungan haji lumayan
banyak peminatnya. Dari data Kementerian Agama Kota Cirebon
menunjukan bahwa produk tabungan haji KOSPIN Cipta Dana Cabang
Perumnas Cirebon memiliki nasabah yang lumayan dibandingakan
dengan koperasi-koperasi yang memiliki produk yang sama. Cipta Dana
cabang Perumnas ditunjuk untuk menyelenggarakan pendaftaran ibadah
haji kerjasama dengan kemenag kota Cirebon. Karena pendaftaran haji
3
terbanyak yang dilakukan masyarakat Perumnas adalah melalui KOSPIN
Cipta Dana Cabang Perumnas. Hal tersebut tentu menimbulkan
pertanyaan mengenai kesuksesan KOSPIN Cipta Dana Cabang perumnas
dalam menarik nasabah khususnya pada produk tabungan haji.
Dari awal berdirinya KOSPIN Cipta Dana Cabang Perumnas
sampai sekarang telah mengalami banyak perkembangan. Salah satunya
adalah produk tabungan haji yang sekarang ini masyarakat Perumnas dan
sekitarnya antusias untuk menjadi nasabah di KOSPIN Cipta Dana guna
pendaftaran haji. Dalam hal ini, KOSPIN Cipta Dana Cabang Perumnas
bekerjasama dengan Kementerian Agama Kota Cirebon untuk melayani
pendaftaran para calon jama’ah ibadah pada masyarakat perumnas dan
sekitarnya untuk mengikuti program yang tabungan ibadah haji yang
diadakan oleh KOSPIN Cipta Dana.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian dengan judul “Strategi Pemasaran Syariah Terhadap
Loyalitas Nasabah Produk Tabungan Haji di KOSPIN Cipta Dana
Cabang Perumnas”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifiksikan beberapa
masalah yang akan dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
1. Loyalitas nasabah terhadap produk tabungan haji KOSPIN Cipta Dana.
2. Strategi pemasaran produk tabungan haji KOSPIN Cipta Dana terhadap
masyarakat.
3. Hambatan produk tabungan haji KOSPIN Cipta Dana dalam menarik
minat nasbah.
4
C. PEMBATASAN MASALAH
Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan
menjadi terlalu luas, maka penulis perlu membatasinya. Adapun batasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagaai berikut.
1. Loyalitas nasabah terhadap produk tabungan haji.
2. Stategi pemasaran produk tabungan haji.
3. Hambatan produk tabungan haji.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana loyalitas nasabah terhadap produk tabungan haji di
KOSPIN Cipta Dana ?
2. Bagaimana strategi pemasaran produk tabungan haji KOSPIN Cipta
Dana terhadap nasabah ?
3. Hal-hal apa saja yang menjadi hambatan produk tabungan haji
KOSPIN Cipta Dana dalam menarik minat nasbah dan bagaimana
solusinya ?
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana minat nasabah terhadap produk tabungan
haji KOSPIN Cipta Dana.
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran produk tabungan haji
KOSPIN Cipta Dana terhadap nasabah.
3. Untuk mengetahui hambatan dan solusinya produk tabungan haji
KOSPIN Cipta Dana dalam menarik minat nasbah.
F. KEGUNAAN PENELITIAN
1. kegunaan Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori
tertentu disebut penelitian verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori
5
muncul jika suatu teori yang bersangkutan tidak bisa lagi menjelaskan
peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori
tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa
menolak atau mengukuhkan atau merevisi teori yang bersangkutan.
Demikianlah teori terus melalui penelitian, dan dengan
demikian ilmu pengetahuan terus berkembang tanpa batas. Itulah
sebabnya penelitian ditempatkan sebagai darma kedua setelah tridarma
perguruan tinggi sebagai lembaga yang mengelola ilmu pengetahuan.
Manfaat teroritis ini intinya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
baik secara konsep maupun secara teori sebagai hasil dari kegiatan
penelitian.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi Lembaga
• Orisinilitas karya tulis sarjana yang dikelurakan
lebih terjamin dan lebih terasa.
• Mutu sarjana yang diluluskan lebih tinggidan
handal.
• Kegiatan akademik dikampus akan lebih hidup
dan berbobot.
6
b. Bagi Mahasiswa
• Mendapat pengalaman meneliti dengan yang
berharga.
• Mendapat pembinaan diri menuju pribadi yang
berkualitas.
• Mempersembahkan hasil karya yang dapat
membanggakan.
c. Bagi Dosen Pembimbing
• Menambah penalaran ilmu khususnya
pengetahuan terapan.
• Menambah khasanah data dan informasi yang
terpercaya.
• Menambah tajam wawasan keilmuan dan
prestasi akademi.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. DESKRIPTIF TEORITIK
8
melakukan akad Ijarah dengan adanya pihak yang menyewakan (pihak
Pertama) dan pihak penyewa (Pihak kedua) telah melakukan ijab dan
qabul yang dilakukan dalam satu majelis.
9
sistem ini karena memberikan kemudahan bagi mereka juga
mengajarkan untuk rajin menabung dan menyambung silaturahim.
15% anggota merasa biasa saja terhadap sistem ini. 10% yang lainnya
kurang begitu suka dengan sistem jemput bola yang setiap hari
didatang oleh petugas marketing.
a. Loyalitas pelanggan
10
produk. Jika produk tidak mampu memuaskan pelanggan,
pelanggan adakn bereaksi dengan cara exit (pelanggan menyatakan
berhenti membeli merek atau produk) dan voice (pelanggan
menyatakan ketidakpuasan langsung pada perusahaan)
(Andreassen dalam Hasan, 2008).
11
2) Ikatan emosi atau emotional bonding, yaitu konsumen
dapat terpengaruh oleh sebuah produk yang memiliki daya
tarik tersendiri. Ikatan yang tercipta adalah ketika
konsumen merasakan ikatan yang kuat dengan konsumen
lain yang menggunakan produk atau jasa yang sama.
3) Kepercayaan atau trust, yaitu kemauan seseorang untuk
mempercayakan perusahaan atau sebuah merek untuk
melakukan atau menjalankan sebuah fungsi.
4) Kemudahan atau choice reduction and habit, yaitu
konsumen akan merasa nyaman dengan kualitas produk
ketika mereka mudah saat melakukan transaksi.
5) Pengalaman dengan perusahaan atau history with
company, yaitu sebuah pengalaman seseorang pada
perusahaan yang dapat membentuk perilaku. Ketika
mendapatkan pelayanan yang baik, maka konsumen akan
mengulangi melakukan transaksi pada perusahaan
tersebut. (2020, p.25)
b. Nasabah
1. Pengertian Nasabah
Menurut UU Perbankan No. 10 Th. 1998 nasabah
adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Sedangkan
menurut Kotler (1980) nasabah adalah semua orang dan rumah
tangga yang meberi atau menerima barang dan jasa bagi
konsumsi pribadi. (Muslehudun Muhammad, 2004, p.58)
Nasabah dalam sector ekonomi bisa disebut juga
konsumen, yaitu pengguna produk atau jasa. Definisi lain
mengemukakan bahwa nasabah adalah orang yang
memerlukan pelayanan, perhatian dan perlakuan. Orang ini
akan bereaksi secara cepat, efisian dengan kesepakatannya.
12
Sebagai konsumen, nasabah mempunyai peran besar dalam
pengenbangan dan kelangsungan hidup sebuah bank. Karena
itu nasabah adalah sisi lain dari kehidupan bank yang perlu
mendapat perhatian secara seksama. Bahkan beberapa ahli
mengatakan, nasabah adalah pengguna produk yang
memerlukan pelayanan, perhatian dan perlakuan yang baik
Alfred, 2006
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
a) Budaya (Culture)
b) Kelas Sosial (Social Class)
c) Kelompok Acuan (Reference Group)
d) Keluarga (Family)
2. Jenis-jenis Nasabah
Aktivitas berpikir dan menghasilkan sesuatu yang
bersifat rasional dan aktivitas merasa (emosi) dilakukan oleh
bagian otak yang berbeda. Walau begitu, keduanya bukan tanpa
ikatan atau interaksi. Perbedaan nasabah yang bertipe rasional
dengan yang bertipe emosional bukan dimaksudkan untuk
memebedakan secara dikotomis antara keduanya. Rasio atau
biasa dikenal deengan akal adalah tempat atau aktivitas
berpikir. Segala sesuatu yang rasional adalah segala sesuatu
yang dhaasilkan melalui aktivitas berpikir. Berpikir meliputi
aktivitas, antara lain, membuat analisis-sintesis, membuat
kesimpulan, analogi, membuat dedukasi dan sebagainya.
Kedua jenis nasabah tersebut diantaranya yaitu :
a) Nasabah Rasional Nasabah yang rasional adalah
nasabah yang menentukan pilihan terhadap bank
syariah melalui proses berpikir, melalui analisa, dan
membuat analogi, kesimpulan dan sebagainya serta
13
memperhatikan banyak aspek seperti segi keuntungan,
kepraktisan, manfaat, nilai ekonomis, terpenuhinya
kebutuhan dan kenyamanan. Nasabah rasional pada
umumnya lebih objektif, apa yang dikemukakan
bersifat logis bisa diterima secara objektif oleh orang
lain dan bersifat universal. Selain itu nasabah rasional
memberikan alasan bergabung dengan bank syariah
berdasasar pertimbangan praktis untuk kepentingan
hidup sehari atau berdasar pertimbnagan nilai
ekonomisnya, serta berdasar penilaaian secara factual
di lapangan.
b) .Nasabah Emosional Nasabah yang emosional bukan
berarti mengabaikan prosese berpikir dalam mengambil
keputusan, bukan pula berarti nasabah emosional itu
tidak rasional, namun tipe nasabah yang berpikir
berdasar (untik memenuhi) kebutuhan yang bersifat
pribadi. Nasabah emosional cenderung mengabaikan
(Alfred, 2006, p.103). Nasabah yang bertipe emosional
lebih benyak menggunakan hati dan perasaan dalam
menentukan suatu pilihan. Berkaitan dengan benak
syariah maka aspek yang menjadi dasar pertimbangan
nasabah tipe ini adalah pertimbangan yang
berkaitandengan ajaran agama. Nasabah tipe ini bisa
jadi tidak mengetahui banyak hal tentang bank syariah,
namun mempunyai keinginan menadi nasabha karena
factor agama seperti untuk menghindari riba, untuk
mendapat berkah atau sekedar karena ada label syariah.
14
3. Sikap Nasabah koperasi
Sikap nasabah terhadap koperasi tidak saja
memberikan gambaran tentang bagaimana sebenarnya
penilaian nasabah terhadap koperasi, dan apa yang
dirasakanya, namun pada akhir juga menyangkut segi
pemasaran, advertasi dan sapek-aspek lainya. Begitu
pentingnya analisis terhadap sikap nasabah, sehingga uraian
berikut, sikap nasabah tersebut akan dibahas dihubungkan
dengan aspek atau variable lainya. Secara garis besar, nasabah
ada yang favourable terhadap koperasi. Namun ada pula yang
unfavourable. ada nasabah yang mempunya sikap positif,
menganggap, menilai, dan merasakan koperasi sebagai
koperasi yang bagus, menyenangkan dan menguntungkan,
namun ada pula yang sebaliknya, yaitu berskap negatif
terhadap bank syariah. Sikap bisa terbentuk karena pengaruh
lembaga agama termasuk significant others.
Munculnya sikap positif terhadap koperasi, bisa
karana sugesti dari orang lain yang mempunyai karisma. Oleh
karena itu, nasabah bisa bergabung dengan koperasi karena
ajakan teman, orangtua, bisa pula karena lembaga keagamaan.
Pengalaman terhadap produk atau jasa yang ditawarkan bank
akan membentuk sikap, dan tidak adanya pengalaman terhadap
produk/jasa koperasi akan cenderung membentuk sikap
negatif.
Bila seseoarang belum pernah mengambil produk/jasa
koperasi, maka orang tersebut tidak akan mengenal apa dan
bagaimana produk tersebut, sehingga sangat mungkin
terbentuk sikap negatif. Pepatah mengatakan, tak kenal maka
tak sayang. Untuk itu, masyarakat perlu dikenalkan tentang
15
produk-produk yang ditawarkan bank syariah beserta
fasilitasnya, agar masyarakat mengenalnya. Pengenalan dan
penyebarluasan tentang bank syariah juga bisa dilakukan
secara tidak langsung melalui orang ketiga atau melalui
perantara orang yang sudah mengambil produk koperasi, atau
yang sudah menjadi nasabah. Cara ini hanya
kan berhasil bila nasabah sudah merasakan kepuasan atas
pelayanan dan produk koperasi. Ekspresi kepuasan nasabah
bisa terpancar dengan melakukan ajakan kepada orang lain.
Artinya, memberikan kepuasan kepada nasabah, melakuan
pelyanan optimal bisa merupakan salah satu bentuk promosi
dan salah satu cara perluasan jaringan kerja dan pelebaran
sayap.
4. Presepsi Nasabah terhadap koperasi
Kurangnya Informasi tentang koperasi yang bisa
diterima masyarakat, menimbulkan persepsi berbeda-beda
tentang koperasi. Ketidaktahuan ini membuat masyarakat tidak
tahu apa dan bagaimana sebenarnya koperasi tersebut.
Masyarakat kemungkinan tidak mengetahui apa sisi positif
yang dimiliki koperasi, kemudahan apa, serta fasilitas apa yang
bias dimanfaatkan serta bagaimana cara bertransaksinya.
Rendahnya informasi yang diterima masyarakat juga
menyebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
seluk-beluk koperasi hanya setengah-setengah dan tidak detil.
Hal ini mengakibatkan pemahaman yang rendah bahkan salah,
sehingga bisa menimbulkan persepsi yang menyesatkan. Hal
ini pernah diungkap dalam penelitian bersama sejumlah
universitas tentang beberapa peresepsi terhadap koperasi.
16
5. Kepuasan sebagai faktor loyalitas nasabah
Sebagai suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa,
koperasi memiliki nasabah tersendiri yang membutuhkan
pelayanan terbaik. Kotler (1980) menjelaskan, nasabah adalah
semua orang dan rumah tangga yang membeli atau menerima
barang dan jasa bagi konsumsi pribadi definisi yang lain
mengemukakan bahwa nasabah adalah orang yang
memerlukan pelayanan, perhatian, dan perlakuan. Orang ini
akan bereaksi secara cepat, efisien dengan kesepakatanya.
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh tersebut dapat
disimpulkan bahwa, nasabah koperasi adalah semua orang
yang memakai, menerima, dan membutuhkan pelayanan,
perhatian, serta perlakuan yang dipergunakan untuk keperluan
pribadi atau kelompok.
Kepuasan nasabah merupakan masalah yang sering kali
kurang diperhatikan oleh perusahaan. Padahal, kepuasan
nasabah sebenarnya memiliki tingkat kepentingan yang tinggi.
Kepuasan nasabah akan mempengaruhi perilaku pembelian
uang, serta loyalitas nasabah terhadap produk yang dihasilkan
oleh perusahaan. Oleh karena itu, perhatian perusahaan akan
kepuasan nasbah terhadap pelayann yang dibeikan, akan
menentukan hidup matinya perusahaan itu sendiri. Menurut
TJiptono (1997) tingkat kepuasan nasabah akan terbentuk dari
dua sisi. Sisi pertama adalah sisi dari perusahaan yang
diwujudkan dalam tujuan perusahaan dengan produk yang
dihasilkan dan nilai produk yang diciptakan bagi pelanggan.
Sisi yang kedua adalah sisi dari nasabah yang terwujud dari
kebutuhan dan keinginan nasabah serta harapan nasabah
terhadap produk yang diterima. Apabila sisi yang pertama itu
17
seseuai dengan sisi yang kedua maka nasabah akan merasa
puas. Semakin jauh kesenjangan antara tujuan penciptaan suatu
produk atau jasa dengan pemenuhan kebutuhan atau keinginan
konsumen, maka kepuasan konsumen rendah (Alfred,
2006:115).
c. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi
dan ide (Amstrong,2010).
Menyatakan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,
dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Fandi
Tjiptono, 2006).
d. Tabungan
Menurut Undang-Undang perbankan Nomor 21 tahun 2008
Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi
dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lainnya yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet dan giro atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu (Muslehuddin Muhammad,
2004, p.79).
18
e. Haji
Haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi.
Kata haji diambil dari etimologi Bahasa Arab dimana kata haji
mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja.
Menurut istilah syara’, haji ialah menuju ke baitullah dan tempat-
tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah
tertentu pula. (Jaffar A. Shodiq, 2006, p.6)
f. Tabungan Haji
Dalam hal ini berati tabungan haji merupakn tabungan
dalam rangka mempermudah masyarakat untuk menabung yang
nantinya akan digunakan oleh yang bersangkutan untuk
menunaikan ibadah haji. Pada perkembangannya setelah adanya
pembatasan/kuota jama’ah haji pada masing-masing negara
pengirim jama’ah, maka tabunga haji mempunyai hubungan
dengan Sintem Komputerisasi Terpadu (SISKOHAT), yaitu sstem
yang dirancang untuk alat control, penampungan data dan
pengolahan data dalam peaksanaan dan penyelenggaraan urusan
haji antara perbankan dengan Departemen Agama RI (Muslehudin
Muhammad, 2004, p. 61).
g. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses dan manjerial yang
membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau
segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa
mulai dari produsen sampai konsumen.
19
Perencanaan pemasaran lebih dititik beratkan pada
produk/pasar dan pengembangan strategi dan program pemasaran
yang terinci dengan baik agar dapat memperoleh sasaran/tujuan
produk dalam pasar. Dengan kata lain, rencana pemasaran
merupakan instrumen terpadu untuk mengarahkan dan memadukan
upaya pemasaran tersebut. Isi rencana pemasran paling sedikit
harus berisi rangkuman pimpinan, situasi pemasaran saat ini,
analisis peluang dan msalah, sasaran, strategi pemasaran, program
kegiatan, anggaran rugi laba, dan pngendalian.
1. Konsep Produksi
Konsep produksi memusatkan perhatian pada usaha-
usaha untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi.
Konsumen menyukai produk yang tersedia di banyak tempat
(terdistribusi secara luas) dan terjangkau oleh kemampuan
finansialnya.
2. Konsep Produk
Konsep produk dikembangkan atas dasar keinginan
konsumen, trealitas pasar, menunjukan bahwa konsumen
menyukai produk yang berkualitas dan prestise paling baik.\
20
3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan mengacu pada konsep good selling
servise, yaitu kemapuan melayani pelanggan dengan baik saat
dan purnajurnal, seller semacam ini membuka kesempatan
menjual di masa depan (dan sumber referensi).
4. Konsep Kemasyaraktan
Konsep ini meyakini bahwa tugas perusahaan adalah
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dan
mempertahankan serta mempertinggi kesejahteraan
masyarkat.
5. Konsep Pemasaran Hubungan
Pemasaran hubungan merupakan praktik membangun
hubungan jangka panjang yang memuaskan mitra-mitra
bisnis, misalnya pelanggan, pemasok penyalur, guna
mempertahankan preferensi dan bisnis jangka panjang. (Ali
Hasan, 2012, p.17)
21
penyalur, bank-bank tergantung pada nasabah dan peminjam atau
orang sekarang tergantung pada orang terdahulu dan ini akan
berlangsung secara terus-menerus. (Achyar Eldine, 2008)
h. Pemasaran syariah
Konsep dasar spiritualisasi marketing yakni tata cara oleh
cipta, rasa, hati, dan karsa (implementasi) yang dibimbing oleh
intergritas keimanan, ketakwaan, dan ketaatan pada syariat Allah
SWT. Jika iman, takwa, dan taat syariat ini semu, maka aktivitas
marekting yang dilakukan itu tidak ada sangkut pautnya dengan
syariat islam (Ali Hasan, 2010, p.12). Dalam Al-Qur,an dan Hadist
juga terdapat ajaran yang mengatur kehidupan bisnis (pemasaran)
seorang muslim diantaranya :
22
menempatkan kepitingan pelanggan dan berkelanjutan perusahaan
dilihat dari kepekaan terhadap perunbahan lingkungan mikro dan
makro seperti kebijakan dan peraturan pemerintah serta kekuatan
ekonomi makro seperti sosial budaya, demografi, hukum, politik,
dan teknologi.
23
mampu menghasilkan manfaat bagi orang banyak
saerta menjadikan Allah sebagai Backing aktivitas
ekonomi yang dilakukan. (Ali Hasan, 2010, p.17-18)
24
ditularkan kepada nasabah lainnya melalui mulut
ke mulut.
3. Memaksimumkan pilahan (ragam produk) dalam
arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank
sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.
4. Memaksimukan mutu hidup dengan memberikan
berbagai kemudahan kepada nasabah dan
menciptakan iklim yang efisien (Kasmir, 2010,
p.56)
i. Etika dalam pemasaran syariah
Etika merupakan kajian yang sangat penting dalam islam.
Rasulullah Saw. Diutus oleh Allah Swt. Salah satunya adalah
dalam rangka menyempurnakan etika, sehingga sosok Rasulullah
Saw.Sendiri adalah kepribadian yang syarat dengan etika.
Baik etika dalam hal perkataan maupun perbuatan
khususnya dalam hal bisnis. Meskipun Rasulullah Saw. Hidup
pada berapa abad yang lalu tetapi pada millennium ketiga inilah
persoalan etika baru marak diperhitungkan dan didiskusikan.
Dalam islam segala sesuatu atau sekecil apa pun terdapat
etika tersendiri dalam melakukannya. Rasulullah Saw.
Mengajarkan umatnya tentang bagaimana menjadi manusia yang
bertata karma. Semuanya sudah diatur sedemikian rupa sehingga
apapun yang dilakukan menjadi teratur, seimbang dan bersahaja.
Etika yang baik terlahir dari kebiasaan yang baik. Ada ungkapan
yang mengemukakan, “tidak semua kebiasaan itu benar, tetapi
yang benar itu harus dibiasakan”, termasuk kebiasaan sehari hari-
hari dalam berbisnis. Agama islam sangat menganjurkan untuk
membiasakan kebiasaan yang baik dan santun, karena dengan
kesantunan itulah maka pelaku bisnis akan memperoleh
25
keuntungan yang sangat banyak, baik keuntungan yang bersifat
jangka pendek seperti profit untuk mengukur keberhasilan
penjualan maupun profit yang bersifat jangka panjang yaitu
hubungan baik dengan para pihak yang berkepentingan.
Pelaku bisnis sangat mengharapkan profitabilitas, tetapi
pada sisi lain Islam memandang profitabilitas tidak hanya
menghasilkan untuk yang sifatnya materi semata tetapi juga
keberkahan dan memenuhi aturan yang ditetapkan Allah Swt.
Dengan etika maka Allah Swt. Akan memberikan keuntungan
ganda (dunia dan ukhrowi). Ismaeel dan Blaim (2012: 1091)
memberikan dukungan bahwa mekanisme dan aplikasi etika bisnis
Islam selalu berubah dari waktu ke waktu, tetapi konsep yang
mendasari sistem etika Islam adalah konstan karena berasal dari
sumber transendental ( yaitu wahyu Allah Swt). Dengan demikian,
apabila mengembangkan aplikasi etika bisnis Islam dalam
menjalankan bisnis maka harus tetap selaras dengan konsep
dasarnya.
Selama berabad-abad, paham yang terbangun di Negara
barat memisahkan antara Negara dan greja sehingga di masyarakat
barat agama adalah urusan pribadi.Bagi masyarakat, ekonomi
diserahkan pada mekanisme pasar. Akan tetapi, bagi penganut
postmodern telah menganjurkan perubahan selama beberapa
decade terakhir yaitu adanya reorientasi keterlibatan dimensi moral
dalam bisnis (Rice, 1999 dalam Haque et al, 2010) dan melalui
faham ini muncullah konsepsi awal tentang etika dan implikasinya
terhadap bisnis.
Konsepsi etika bisnis dalam islam telah melekat kepada
agama. Dalam islam, istilah “etika” berarti “ perintah Allah Swt.”
Yang berasal dari Al-Qur’an dan sunah. Dalam Al-Qur’an istilah
26
yang melekat dengan etika disebut juga dengan “khuluq”. Menurut
Beekun (1997 dalam Rizk, 2008) derivasi konsep ini mengacu pada
moral atau nilai-nilai positif yang berupa: khoir (kebaikan), birr
(kebajikan), qist (kesetaraan), ‘adl (keseimbangan dan keadilan),
haqq (kebenaran dan baik), ma’ruf (kebaikan, disepakati), dan
taqwa (kesalehan). Sunah mengacu pada pesan, instruksi, dan gaya
hidup Rasulullah Saw. Sebagai manifestasi dari pesan suci Allah
jika prilakunya menyimpang dari prinsip-prinsip moral dan etika
dalam Al-Qur’an, tetapi akan memperoleh berkah dan manfaat jika
mentaati prinsip-prinsip etika tersebut.
Beekun (1996) mengemukakan, factor penting yang
menentukan perilaku etis individu dalam islam antara lain
penafsiran hukum islam, factor organisasi dan factor individu
(mengembangkan moral, kepribadian, pengaruh keluarga, teman,
pengalaman hidup dan situasi). Sedangkan Rizk (2008) dan Haque
et al (2010) berpendapat, syariah yang merupakan aturan dalam
islam meliputi etika seorang muslim memiliki empat sumber: 1)
Al-Qur’an (pedoman) yang menerangkan perintah dan larangan
Allah) ; 2) sunah (segala tindakan, perkataan Nabi Muhammad
Saw. Yang dijabarkan oleh ulama); 3) Ijma (kesepakatan ulama
yang mengacu pada dua sumber utama); dan 4) Qiyas (analogi
ijtihad dari para ulama).
Islam mewajibkan orang memenuhi kebutuhan melalui
cara-cara yang tepat termasuk melalui pemasaran yang etis. Hal ini
telah diperkenalkan dan dilaksanakan oleh islam hamper 14 abad
yang lalu, jauh sebelum ahli pemasaran modern memandang
penting istilah tersebut (Rice, 1999 dalam Haque et al, 2010).
Rasulullah Saw. Memberikan teladan tentang perlakuan yang
27
manusiawi tanpa memperhatikan gender, ras, kepercayaan, warna,
kebiasaan, atau asal usul agama dan negara.
Islam mengharuskan perilaku yang tulus dan hormat
kepada hak-hak semua manusia. Oleh karena itu, islam mengajak
umat manusia untuk mengimplementasikn etika tidak hanya pada
tataran keimanan (ibadah) semata, tetapi juga digunakan landasan
rasional dalam bertindak dan berkata.
Banyak sekali literature yang mengupas tentang etika
bisnis, namun sejauh ini masih sangat sedikit paper yang mengulas
tentang etika bisnis dalam prespektif Islam (Abuznaid, 2009:278).
Banyak para ahli agama, pakar bisnis dan para ulama yang
mengemukakan tentang pentingnya etika. Hasan et al (2008) secara
umum mengemukakan, diskusi tentang etika dalam pemasaran
islam mengacu pada tiga karakteristik utama. Pertama, etika dalam
islam didasarkan pada Al-Qur’an, dengan demikian para eksekutif
pemasaran diberikan keluasan untuk menafsirkan sesuai dengan
kontekstualnya. Kedua, transendental nilai yang dimiliki oleh islam
sebagai aspek pembeda sehingga bersifat mutlak (kebenaran
ilahiyah) dan juga bersifat fleksibel (menyesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan peradaban manusia). Ketiga,
pendekatan dalam islam adalah memaksimalkan kemanfaatan dan
kemaslahatan umat dari pada memaksimalkan keuntungan. Ketiga
karakteristik tersebut menjadikan etika dalam bisnis islam
memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menebus hati nurani
manusia dan mampu memengaruhi perilaku para eksekutif
pemasaran.
28
j. Perbedaan pemasaran syariah dan pemasaran konvensional
Kasmir (2010, p.60) Berpendapat Bahwa Terdapat
beberapa hal yang menjadi pembeda antara pemasaran syariah dan
pemasaran konvensional :
1. Konsep dan Filosofi Dasar
Perbedaan mendasar antara pemasaran syariah dan
konvensional adalah dari filosofi yang melandasinya.
Pemasaran konvensional merupakan penasaran yang bebas
nilai dan tidak mendasar ketuhanan dalam setiap aktifitas
pemasarannya. Sehingga dalam pemasaran konvensional
dapat seorang pemasar memberikan janji-janji kosong hanya
sebagai pemikat konsumen untuk membeli produk yang
hanya mementingkan pencapaian target penjualan yang telah
ditetapkan perusahaan. Dalam pemasaran syariah, seorang
pemasar harus merasakan bahwasanya dalam setiap aktifitas
pemasarannya ia harus selalu diawasi oleh Allah SWT,
sehingga ia pun harus sangat berhati-hati dalam memasarkan
produk yang dijualnya dan tidak akan memberikan sesuatu
yang menyestkan bagi nasabahnya.
2. Etika Pemasar
Seorang pemasar syariah sangat memegang teguh
etika dalam melakukan pemasran kepada calon
konsumennya. Ia tidak akan meberikan janji bohong, atau
terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkannya dan
menceritakan dengan jujur produk yang ditawarkannya.
Dibandingkan dengan pemasar konvensional, ia cenderung
menggunakan segala macam cara demi mendapatkan
konsumen bahkan dengan cara yang tidak dibenarkan syariat
29
yang sewaktu-waktu menimbulkan kekecewaan dari
konsumen terhadap kualitas produknya.
30
5. Budaya kerja dalam institusi bank syariah
Perbankan syariah harus mempunyai budaya kerja
yang berbeda dari perbankan konvensional, sehingga mampu
menjadi suatu keunggulan yang dapat sebagai nilai tambah di
pandang masyarakat. Budaya kerja harus ditanamkan pada
sumber daya insani yang bekerja di perbankan syariah
haruslah berbudaya kerja yang meneladani sifat Rasulullah
SAW.
31
SISKOHAT dan mendapatkan porsi antrian calon jamaah serta
serta mengetahui tahun berapaakan berangkat.
2. Penelitian kedua. Tugas akhr yang disusun oleh Ady Jatmiko
2015 yang berjudul “Analisis Strategi Pemasran Produk
Tabungan Haji Ib Tapenas Hasanah pada Bank BNI Syariah
Semarang” jurusan D III Perbankan Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Penelitian tersebut memberika kesimpulan bahwa
stategi pemasaran di BNI Syariah Semarang menggunakan 4P
yaitu Product (produk), price (harga), place (tempat), dan
promotion (promosi) bukan 7P atau 11P. Dalam pengajuan
pembukuan rekening tabungan iB Tapenas Hasanah maka
calon nsabah harus memenuhi syarat-syaratnya yaitu mengisi
formulir, melapirkan identitas diri, melakukan setoran awal,
dan untuk anak dibawah 17 tahun menggunakan akta kelahiran.
Perkembangan produk tabungan iB Tapenas Hasanah selama 3
tahun mulai dari tahun 2013 sampai 2015 per bulan Agustus
mengalmi kenakan lebih dari 50% baikdari segi saldo tabungan
maupun jumlah nasabah produk tabungan iB Tapenas Hasanah.
3. Penelitian ketiga. Tugas akhir disusun oleh Safitri Nur Annisa
mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Salahtiga. Jurusan
Syariah, Program Studi Perbankan Syariah dengan judul
“Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Jemput Bola pada BMT
ANDA Salatiga” pada tahun 2013. Penelitian tersebut
memberikan kesimpulan yaitu, strategi pemasaran yang
dilakukan oleh BMT ANDA Salatiga adalah dengan
melakukan strategi promosi konvensional seperti brosur,
poster, spanduk, iklan, dll. Persepsi nasabah terhadap sistem
jemput bola pada KJKS BMT ANDA Salatiga, 75% nasabah
32
sangat menyukai sistem ini karena memberikan kemudahan
bagi mereka dan juga mengajarkan mereka untuk menabung
dan menyambung silahturahmi, 15% anggota merasa sangat
biasa saja terhadap sistem ini, 10% yang lainnya kurang begitu
suka dengan sistem jemput bola yang setiap harinya didatangi
oleh petugas marketing.
C. KERANGKA BERFIKIR
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
34
menggambarkan secara akurat dan sistematik mengenai populasi atau
bidang tertentu. Dalam penelitian ini meneliti tentang Strategi Pemasaran
Syariah Terhadap Loyalitas Nasabah Produk Tabungan Haji di KOSPIN
Cipta Dana Cabang Perumnas.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2019 – 15 juli
2019.
35
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
36
E. TEKNIK PENGOLAHAN DATA
37
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Data
38
Strategi Pemasaran Syariah Terhadap Loyalitas Nasabah Produk
Tabungan Haji.
Mei 2005 yang berpusat di Jl. Ir. Juanda Tengah Tani, No.99. Kota
39
KOSPIN Cipta Dana Juga pernah mendapatkan
B. Pembahasan
40
Produk tabungan haji ialah suatu produk yang dimiliki
41
koperasi. Dan itu nantinya akan otomatis terpotong untu dana
talangan ibadah haji tersebut. Dengan diberikan kemudahannya
kemudahannya kita selaku nasabah merasa berterimaksih
sudah dibantu, dan tidak ingin berpaling dke koperasi lain.”
(Saeful,2019)
42
dibantu dalam pembeiayaannya. Dalam penggantian dana
talangan porsi haji itupun hanya dengan potongan tabungan
yang sudah ditentukan oleh pihak koperasi.
2. Strategi Pemasaran Yang Digunakan Pada Produk
Tabungan Haji
Strategi pemasaran merupakan dasar tindakan yang
mengarah pada suatu kegiatan atau usaha pemasaran sebuah
perusahaan, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan
meski dalam kondisi persaingan dan lingkungan
pemasaran/pasar yang beruabah-ubah.
Tabungan haji merupakan sebuah produk yang
dimiliki oleh lembaga keuangan baik itu perbankan syariah
atau koperasi yang sudah memiliki ijin resmi dari departemen
agama dan sesuai dengan ketetapan undang-undang atau
syariat islam.
Ibu Devy Limansubroto selaku General Manager
KOSPIN Cipta Dana, pada tanggal 26 Juni 2019, Pukul 16.30
WIB. Memberikan keterangan seputar strategi pemasaran
produk tabungan haji sebagi berikut :
“Cukup dengan membooking seat ibadah haji sebesar
2,5 juta/orang, nasabah bisa langsung didaftrakan dengan
mendapatkan porsi haji yang diingikan. Dalam pembiayaan
porsi haji ini berlaku untuk semua kalangan. Karena semua
orang bisa melakukan ibadah haji. Dan kami juga memiliki
moto “Ibadah haji mudah bersama Kospin Cipta dana. Tentu
saja nasabah ditangani denag ramah, cepat dan aman.” Adapun
beberapa persyaratan yang diberika oleh kemetrian agama
nanti akan dijelaskan oleh costumer service”
“kami juga melakukan strategi khusus yang
digunakan adalah menawarkan ke perusahaan-perusahaan,
pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu, serta ke KBIH (walaupun
pegai sudah haji tetapi tabungan tersebut bisa diperuntukan
untuk keluarganya) serta karyawan yang Payroll di koperasi
Cipta Dan. kemudian target pasar produk tabungan haji dan
43
umrah dilihat dari pekerajaan mulai dari karywan swasta,
wiraswasta, dan dari semua jenis pekerjaan. Sedangkan target
pasar dilihat dari usia mulaikelahiran sampai yang tidak
dibatasi. Untuk melakukan kegiatan pemasaran koperasi
mempunyai strategi pemsaran tersendiri yaitu sebagai berikut :
1) Strategi produk
a) Mudah diingat dan dimengerti,
b) Terkesan modern,
c) Memiliki arti (dalam arti positif)
2) Strategi harga
Lebih jelas nanti ditanyakan di costumer service
3) Strategi tempat/distribusi
Kantor-kantor cabang yang terdapat diwilayah 3
Cirebon
4) Strategi Promosi
a) Mulut ke mulut
b) Poster
c) Social media”
“dalam penerapan pemasaran syariah, Kospin Cipta
Dana sudah cukup medapat kepercayaan dan kesetiaan nasabah
semakin meningkat setidaknya setiap tahun mengalami
peningkatan dan penambahan nasabah aktif/terdaftar di Kospin
Cipta Dana. Sehinga dengan secara tidak senagaj kita juga
melakukan pemasaran dengan cara mulut ke mulut melalui
kepercayaan masyarakat yang telah menjadi nasabah aktif dan
memeiliki kestiaan, kepercayaan, yang lebih terhadap koperasi
ini dan mampu menjaga eksistensi Kospin Cipta dana hingga
saat ini, sehingga koperasi ini mampu bersaing dengan
lembaga-lembaga keuangan lainnya, dan ingin dikenal lebih
oleh masyarakat luas di Cirebon khususnya bahkan sampai
keluar pulau sekalipun.”
44
1) Menjalin kerjasama dengan travel haji dan umrah,
institusi pemerintah, dan institusi lainnyauntuk setoran
awal haji.
2) Mengoptimalkan sinergi dengan koperasi-koperasi
atau dengan BMT lain melalui pemanfaatan dari
beberapa cabang yang ada di cirebon untuk melayani
pembukaan rekening tabungan haji
3) Penawaran program-program yang menarik oleh
kospin Cipta dana maupun kerjasama dengan mitra
travel haji dan umrah. Kami juga akan
memperluaspengenalan dan penawaran produk
tabungan haji dan umrah melalui event yang ada di
Kota Cirebon atau Kabupaten Cirebon.
Itulah cara-cara yang kami lakukan untuk menarik minat
nasabah dalam produk tabungan haji.”
45
bukan nasabah kospin cipta dana tidak tahu akan hal produk
tersebut. Dan penawaran melalui social media juga yang hanya
memberikan keterangan produk yang dimiliki dan tidak terlalu
rutin untuk memposting iklan terkait produk tabungan haji.
Malah postingan yang sering diposting adalah simpan-pinjam
atau gadai BPKB motor atau mobil. Yang menjadi kendala
adalah bagaimana cara menarik minat nasabah terhadap
nasabah ketika strategi promosi yang dilakukan hanya melalui
brosur atau stand banner yang tertera. Terkecuali dengan
nasabah yang sudah menjadi nasabah setia kospin cipta dana,
mereka mungkin tergiur untuk membuka rekening karena
mereka juga ingin mewujudkan mimpinya atau
membahagiakan orangtuanya dengan memberakatkannya
ibadah haji yang dalam islam itu rukun islam yang kelima.
Mungkin dengan cara tersebut mereka baru bisa menunaikan
ibadah haji, yaitu dengan cara membuka rekening tabungan haji
dengan bantuan pembiayaan porsi haji ditahun yang merekan
inginkan dengan jangka waktu yang terganggu. Agar
terwujudnya tabungan haji atau pembiayaan porsi haji ini bisa
berjalan dengan baik, saran penulis untuk pihak kospin cipta
dana yaitu: 1) menyediakan tenaga khusus yang paham akan
produk tabungan haji, 2) diberikan stand khusus dibagian
kantor agar nasabah bisa langsung bertanya-tanya terkait
produk tabungan ini, 3) dan iklan yang dimuat di sosial media
harus berisikan tentang semua produk yang dimiliki kospin
cipta dana agar generasi milenial juga mampu melakukan
promosi secara tidak langsung melalui media elektronik.
46
3. Hambatan Dan Solusi Produk Tabungan Haji Untuk
Menarik Minat Nasabah
Ibu Devy Limansubroto selaku General Manager
KOSPIN Cipta Dana, pada tanggal 26 Junii 2019, Pukul 16.30
WIB. Memberikan keterangan seputar hambatan dan solusi
produk tabungan haji dalam menarik minat nasabah sebagai
berikut :
“Cukup dengan Booking Seat ibadah haji sebesar 2,5
juta/orang, nasabah langsung didaftarkan dan mendapatkan
porsi Haji. Mungkin dari sini nasabah merasa keberatan
dikarenakan tidak semua memiliki dana sebesar itu walau
hanya untuk membooking. Sehingga banyak nasabah yang
tidak tergiur dengan adanya produk tabungan haji atau
pembiayaan porsi haji. Tapi kita juga tidak hanya berhenti
disitu karena kami juga memberika kemudahan kepada
nasabah untuk membuka rekening tabungan di kospin cipta
dana, sehingga apabila dana tersebut sudah ada bisa langsung
diambil untuk pembiayaan porsi haji yang dimiliki kospin cipta
dana.”
47
haji. 1) Lebih menyarankan kepada nasabah untuk menunaikan
ibadah umroh terlebih dahulu agar tabungan yang ditalangi itu
cukup, 2) Memberikan benefit ketika membuka rekening
tabungan haji, 3) Dipermudahkan segala urusan dan kebutuhan
untuk keberangkan ibadah haji/umrah. 4) Dan bisa diberikan
dana talangan apabila kebutuhan tabungan hampir sedikit lagi
hampir tercapai.”
48
membuka rekening tersebut atau yang hanya ingin bertanya-
tanya saja.”
49
rekening tabungan haji karena dari situ lah seberapa
terkenalnya produk tabungan haji yang dimiliki oleh Kospin
Cipta Dana.
Dan adapun solusinya yang harus dilakukan oleh pihak
koperasi tersebut terhadap rekening tabungan haji ialah. Yang
pertama, memberika kemudahan kepada nasabah untuk
membuka rekening tabungan haji di kospin cipta dana, dan
apabila dana tersebut sudah ada bisa langsung diambil untuk
pembiayaan porsi haji yang dimiliki kospin cipta dana.
Mungkin dengan kemudahan seperti ini masyarkat bisa tapi
hanya dengan kalangan tertentu saja seperti orang-orang yang
memiliki pendapatan perbulan atau pendapatan pasti sehingga
mereka bisa menyisikan uangnnya untuk menabung ditabungan
haji yang mereka miliki di koperasi tersebut. Sedangkan orang
yang tidak memiliki pendapat tetap atau pasti mereka akan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengumpulkannya apalagi untuk membooking seat iabadah
haji. Yang kedua, . 1) Lebih menyarankan kepada nasabah
untuk menunaikan ibadah umroh terlebih dahulu agar tabungan
yang ditalangi itu cukup, 2) Memberikan benefit ketika
membuka rekening tabungan haji, 3) Dipermudahkan segala
urusan dan kebutuhan untuk keberangkan ibadah haji/umrah. 4)
Dan bisa diberikan dana talangan apabila kebutuhan tabungan
hampir sedikit lagi hampir tercapai. Dengan adanya paparan
seperti ini masyarakat mungkin paham yang dijelaskan oleh
costumer service sehingga masyarkat juga akan sedikit tertarik
dengan produk tabungan tersebut. Yang ketiga, pemasaran
secara kekinian melalui iklan di Televisi lokal, menggunakan
sosial media, pamflet, dan bahkan harusnya menyediakan
50
karyawan khusus seperti marketing executuve yang khusus
menanwarkan produk tabunngan haji dengan cara datang
langsung ke nasabah (jemput bola). Dengan adanya pemasaran
tersebut melalui media televisi atau media sosial masyarakat
akan paham dan tahu bahwa koperasi mana saja yang memiliki
program tabungan haji, karena pada umunya produk tabungan
haji hanya dimiliki oleh perbankan syariah saja. Sehingga
eksistensi produk tabungan haji di perbankan lebih naik daun
ketimbang didunia koperasi. Belum lagi kemudahan dan
keamanan yang diberikan oleh pihak bank lebih menjanjikan
ketimbang dikoperasi walaupun dalam pandangannya sama-
sama dalam lembaga keuangan. Kemudian dengan adanya
marketinga executive masyarkat juga merasa terbantu dalam
penjelasan produk tersebut. Sehingga masyarakat atau nasabah
juga tidak perlu lagi jauh datang kekoperasi hanya untuk
menanyakan produk tersebut. Kemudian dengan mobilenya
marketing juga dapat mendatangi nasabah yang jauh sekalipun
dan dimanapun melalui media whatsapp. Dan pihak koperasi
juga dapat melakukan pembukaan rekening tabungan haji
melalui marketing tersebut hanya dengan sekali kunjungan.
Dimana dengan cara tersebut juga nasabah baru akan merasa
terbantu akan hal itu. Kemudian dengan seiiring berjalannya
waktu produk tersebut akan semakin terkenal dimasyarakat
luas bahkan mengalahkan produk tabungan haji yang dimiliki
oleh perbankan syariah di Indonesia.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan diatsa sebagaimana penulis
paparkan, maka penulis menarik beberpa kesimpulan :
1. Loyalitas Nasabah Produk Tabungan Haji
Loyalitas pelanggan merupakan perilaku yang terkait
dengan sebuah produk, termasuk kemungkinan
memperbaharui kontrak merek di masa yang akan datang,
berapa kemungkinan pelanggan mengubah dukungannya
terhadap merek, berapa keinginan pelanggan untuk
meningkatkan citra positif suatu produk. Jika produk tidak
mampu memuaskan pelanggan, pelanggan adakn bereaksi
dengan cara exit (pelanggan menyatakan berhenti membeli
merek atau produk) dan voice (pelanggan menyatakan
ketidakpuasan langsung pada perusahaan).
Bahwa Loyalitas nasabah Kospin Cipta Dana dapat
dilihat dari beberap produk unggulan yang dimiliki oleh pihak
kospin. Selain itu juga dapa dilihat bagaimana pelayanan yang
diberika oleh pihak koperasi yang membuat nasabah merasa
terbatu dengan adanya arahan costumer service yang dapat
meyakinkan nasabah dalam pembukaan rekening tabungan haji
dan produk-produk lainnya yang dimiliki Kospin Cipta Dana
ini. Dan pihak koperasi juiga yang beranikan diri untuk
memberika dana talangan porsi haji yang dimana nasabah
sudah mendekati tabungannya untuk pemberangkatan ibadah
52
haji. Dengan kelebihan itu nasabah yang menggunakan produk
itu sangat senang dan berterimaksih ketika sudah dibantu
dalam pembeiayaannya. Dalam penggantian dana talangan
porsi haji itupun hanya dengan potongan tabungan yang sudah
ditentukan oleh pihak koperasi.
2. Strategi Pemasaran Syariah yang Digunakan dalam Produk
Tabungan Haji
Penerapan pemasaran Syariah di Kospin Cipta Dana
Perumnas selain menerapkan teori dan konsep strategi
pemasaran konvensional, juga menerapkan pemasaran
syariah yang didalamnya menggunakan pemasaran syariah
yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, manusia,
dan proses. Pemasaran syariah itu sudah dilakukan oleh
pihak koperasi Kospin Cipta Dana perumnas demi untuk
meningkatnya minat nasabah tabungan haji tersebut.
Strategi pemasaran yang digunakan dalam
memasarkan produk tabungan haji pada Kospin cipta dana ini
sudah baik. Hanya saja dalam penerapan atau prakteknya hanya
mengadalkan costumer service yang menawarkan produk
tersebut, tidak menggunakan marketing khusus yang turun
langsung kelapangan untuk menawarkan produk tersebut.
Sehingga masyarakat awam yang notabene bukan nasabah
kospin cipta dana tidak tahu akan hal produk tersebut. Dan
penawaran melalui social media juga yang hanya memberikan
keterangan produk yang dimiliki dan tidak terlalu rutin untuk
memposting iklan terkait produk tabungan haji. Malah
postingan yang sering diposting adalah simpan-pinjam atau
gadai BPKB motor atau mobil. Yang menjadi kendala adalah
bagaimana cara menarik minat nasabah terhadap nasabah
53
ketika strategi promosi yang dilakukan hanya melalui brosur
atau stand banner yang tertera. Terkecuali dengan nasabah
yang sudah menjadi nasabah setia kospin cipta dana, mereka
mungkin tergiur untuk membuka rekening karena mereka juga
ingin mewujudkan mimpinya atau membahagiakan
orangtuanya dengan memberakatkannya ibadah haji yang
dalam islam itu rukun islam yang kelima. Mungkin dengan cara
tersebut mereka baru bisa menunaikan ibadah haji, yaitu
dengan cara membuka rekening tabungan haji dengan bantuan
pembiayaan porsi haji ditahun yang merekan inginkan dengan
jangka waktu yang terganggu. Agar terwujudnya tabungan haji
atau pembiayaan porsi haji ini bisa berjalan dengan baik, saran
penulis untuk pihak kospin cipta dana yaitu: 1) menyediakan
tenaga khusus yang paham akan produk tabungan haji, 2)
diberikan stand khusus dibagian kantor agar nasabah bisa
langsung bertanya-tanya terkait produk tabungan ini, 3) dan
iklan yang dimuat di sosial media harus berisikan tentang
semua produk yang dimiliki kospin cipta dana agar generasi
milenial juga mampu melakukan promosi secara tidak
langsung melalui media elektronik.
3. Hasil Penerapan Pemasaran Syariah terhadap Loyalitas
Nasabah Tabungan Haji
Dengan diberikan kemudahan-kemudahan,
pelayanan yang masimal, atau penawaran melalui media
sosial yang mudah orang untuk melihatnya, agar gampang
diterima oleh masyarkat luas dan dapat mengetahui produk-
produk yang dimilliki oleh Kospin Cipta Dana sehingga
produknya dapat meluas dan menarik lagi banyak nasabah
khususnya di produk tabungan Haji ini.
54
Kemudian dengan kemudahan yang diberikan
dengan cara diberikannya pembiayaan porsi haji ketika
tabungan nasabah sudah mendekati dengan untuk
pembookingan pembiayaan haji, nasabah akan merasa
terbantu oleh dengan hal itu dengan kelebihan yang dimiliki
oleh pihak koperasi itulah yang dapat menarik minat
nasabah. Dan mampu memikata hati nasabah agar tidak
pindah ke koperasi lainnya. Yang memiliki produk atau
kelebihan yang tidak dimiliki Kospin Cipta Dana perumnas.
B. Saran
Dari berbagai uraian yang telah dikemukakan diatas, ada
hal-hal yang perlu dipertimbangkan :
1. Menambahkan karyawan yang khusus dan paham memiliki
pengetahuan terkait dengan produk tabungan haji, sehingga
masyarakat yang ingin bertanya bisa langsung dijawab oleh
karyawan khusus. Dan membuat stand khusus dibagian
pojok kantor agar nasabah yang walk in bisa bertanya
langsung di stand khusus.
2. Memberikan pemasaran yang dibuat dimedia sosial tentang
produk tabungan haji sehingga masyarkat lain tahu tentang
produk tabungan haji yang dimiliki oleh kospin cipta dana.
3. Lebih sering juga menonjolkan produk tabunga haji agar
nasabah yang dimiliki bisa bertambah dari sekarang agar
minat nasabah juga lebih tertarik kembali ketimbang yang
sebelumnya.
55
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Buku
Fauzia, Ika Yunia. 2013. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Penelitian Ilmiah
Wawancara
WAWANCARA
Brosur Produk
Tabungan Haji
Promo Iklan Stand Banner
Produk Tabungan Haji
RIWAYAT HIDUP PENULIS